Anda di halaman 1dari 7

Modal Sosial Dalam Demokrasi Politik

Pengantar
1. Indonesia telah bertransformasi menjadi negara yang lebih demokratis sejak kebebasan pers
meningkat secara signifikan.
2. Indonesia menghadapi berbagai tantangan yang dapat menurunkan kualitas demokratisasi
3. Institusi politik memiliki peran penting dalam mengelola konflik karena mereka cenderung
memanfaatkan identitas etnis dan agama dalam mobilisasi politik dan tawar-menawar politik
di wilayah konflik tersebut.
4. Pemerintah reformasi Indonesia dapat mencapai derajat masyarakat demokratis yang layak
dalam hal elemen-elemen dasar demokrasi, seperti hak-hak politik dan kebebasan sipil.
5. Kepercayaan merupakan salah satu nilai inti modal sosial yang secara langsung menentukan
sikap demokrasi dan kepentingan politik.
Kerangka Teoritis
1. Kepercayaan menjadi hal fundamental dalam legitimasi dan keberlanjutan sistem demokrasi.
Secara umum terdapat dua konsep mengenai perspektif dasar kepercayaan.
2. Kepercayaan budaya. Fukuyama meyakini kepercayaan sebagai nilai budaya yang didasarkan
pada “komunitas yang sudah ada sebelumnya dari norma dan nilai moral bersama. Selain itu,
kepercayaan budaya dibagi menjadi dua jenis: kepercayaan khusus dan kepercayaan umum.
Kepercayaan khusus hakikatnya terjadi dalam komunitas di mana seseorang hanya
mempercayai anggota keluarga, klan, atau kelompok yang sama dan cenderung
membahayakan konsolidasi demokrasi. Sedangkan kepercayaan umum bahwa seseorang
memberikan kepercayaan kepada orang asing, terutama orang yang berbeda dari dirinya
sendiri. Jenis kepercayaan ini menjadi variabel kunci dari modal sosial politik.
3. Kedua, kepercayaan bertendensi pada rasio. Kepercayaan juga dapat dilihat dari perspektif
rasionalitas yang menekankan alasan yang memadai untuk mempercayai seseorang atau
tidak. Perspektif ini juga menekankan peninjauan secara psikologis yang mengacu pada
korelasi kepercayaan kognitif dan kepercayaan afektif yang dibentuk melalui perasaan dan
pemikiran manusia.
4. Keduanya menjadi bahan kajian dalam dalam pendekatan kepercayaan politik yang menjadi
tujuan dari tulisan ini. Kepercayaan politik mengandung makna harapan dan evaluasi warga
negara terhadap institusi dan kepemimpinan politik untuk mengimplementasikan nilai-nilai
demokrasi.
5. Ada dua pendekatan teoritis dalam mengkaji konsep kepercayaan politik, yaitu pendekatan
budaya dan pendekatan institusional.
6. Pendekatan budaya meyakini terdapat hubungan antara kepercayaan, norma budaya dan
keyakinan masyarakat yang telah dimiliki bersama melalui sosialisasi di awal kehidupan
sehingga membentuk identitas yang mana pada akhirnya akan mempengaruhi persepsi dan
harapan masyarakat terhadap pemimpin dan institusi politik tertentu.
7. Pendekatan institusional meyakini pilihan rasional yang mengacu pada evaluasi kinerja
institusi politik sebagai penentu utama dalam tingkat kepercayaan. Dengan kata lain,
perspektif ini memandang kepercayaan politik sebagai kemampuan institusi politik untuk
berkinerja sebaik mungkin sesuai harapan warga negara yang mengacu pada nilai-nilai
demokratis.
Pola kepercayaan politik lembaga demokrasi indonesia (Indana)
1. Kepercayaan publik kepada Presiden
Diketahui secara luas bahwa Indonesia adalah negara demokrasi terbesar ketiga di
dunia setelah India dan Amerika Serikat dalam hal jumlah pemilih. Ada tantangan besar
untuk mempertahankan tingkat kepercayaan politik yang layak dalam sistem demokrasi
Indonesia sebagai rezim demokrasi baru. Ada perubahan politik besar di masa Reformasi
dibandingkan dengan semua rezim Indonesia sebelumnya. Dimana presiden dan wakil
presiden dipilih langsung oleh rakyat Indonesia pada Pemilu 2004. Di masa lalu, presiden
dan wakil presiden dipilih oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (Majelis
Permusyawaratan Rakyat) sebagai Parlemen Nasional. Meskipun ini adalah pertama kali
dilaksanakan, Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2004 berjalan aman, adil dan
demokratis. Perubahan positif ini sangat mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat
terhadap presiden seperti terlihat pada Tabel 1 berdasarkan pada Survei Barometer Asia
yang dilakukan pada 80 wilayah atau kabupaten di Indonesia pada tahun 2006 dimana
kepercayaan kepada Presiden merupakan tingkat kepercayaan tertinggi dibandingkan
dengan institusi lain dengan perolehan tujuh puluh enam persen.
2. Kepercayaan publik kepada Pemerintah Nasional
Selain itu, enam puluh delapan persen warga Indonesia juga sangat percaya
kepada Pemerintah Nasional, yang berarti pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono
(SBY) mendapat dukungan politik yang besar. Tingginya tingkat kepercayaan publik
terhadap pemerintah nasional terutama merupakan hasil dari proses di mana presiden
memilih menteri negara dari berbagai kelompok. Para menteri tidak hanya politisi tetapi
juga dipilih dari kalangan profesional dan cendekiawan dalam jumlah yang berimbang.
3. Kepercayaan publik kepada Pemerintah Daerah
Kemudian tren kepercayaan publik pada tingkat pemerintah daerah ini juga
menunjukkan tingkat kepercayaan yang tinggi yaitu tujuh puluh lima koma dua persen
sebagaimana tercantum pada Tabel 1. Fakta ini mencerminkan perkembangan politik
lokal yang positif di Indonesia di seluruh nusantara. Keadaan ini, baik pada tingkat
pemilihan umum nasional maupun lokal secara langsung, mendukung konsep bahwa
tingkat kepercayaan politik dalam sistem demokrasi ditentukan oleh keterlibatan warga
politik, khususnya dalam memilih pemimpin public mereka.
Warga negara Indonesia memiliki kepercayaan yang lemah terhadap partai politik. Terlihat
dalam tabel yang menunjukkan bahwa 55,7% responden memiliki tingkat kepercayaan yang
rendah. Hal ini disebabkan oleh kurangnya kapasitas partai politik dalam mengelola lembaga dan
konstituennya. Yang mana Harapan masyarakat terhadap partai politik, terutama partai politik
baru, memiliki harapan yang tinggi untuk mengubah sistem politik lama yang otoriter menjadi
sistem yang lebih demokratis.
Sayangnya, sebagian besar partai politik di Indonesia tidak dikelola dengan baik untuk
memperkuat hubungan timbal balik mereka dengan masyarakat, seperti dalam hal
mengidentifikasi pemenuhan kebutuhan rakyat dengan cara yang tepat. Selain itu, partai politik
hampir tidak bisa memastikan demokrasi internal karena peran pimpinan partai cenderung lebih
personal dan cenderung berperan sebagai pusat otoritas partai. Akibatnya, para pemimpin partai
cenderung memanfaatkan partai politik sebagai instrumen pribadi atau faksi untuk mendapatkan
kekuasaan. Kondisi tersebut merupakan cerminan lemahnya institusionalisasi politik yang biasa
terjadi di negara-negara demokrasi baru.
Menariknya, tingkat kepercayaan yang rendah terhadap partai politik tidak berpengaruh
signifikan terhadap tingkat kepercayaan publik terhadap parlemen. Terlihat dalam tabel yang
menunjukkan bahwa 61,1% responden percaya pada lembaga legislative. Hal tersebut mungkin
merujuk pada dua penjelasan yang berbeda:
Pertama, kepercayaan pada parlemen dalam beberapa kasus lebih tinggi di negara demokrasi
baru, dan bahkan di rezim otoriter. Ini tidak berarti bahwa orang benar-benar mempercayai
lembaga legislatif tetapi responden hanya mengharapkan nilai yang lebih tinggi pada lembaga itu
untuk apa yang seharusnya dilakukan daripada apa yang dilakukannya.
Kedua, mungkin sebagian masyarakat mempercayai parlemen dalam hal perspektif
kelembagaan. Sejak parlemen, khususnya parlemen nasional, telah membuat beberapa kebijakan
untuk mengubah struktur politik Indonesia menjadi lebih demokratis. Dengan kata lain,
responden menilai parlemen secara umum sebagai lembaga tinggi daripada sebagai lembaga
yang terdiri dari partai politik yang cenderung tidak mereka percayai.
Mengikuti organisasi peradilan, telah terjadi banyak reformasi di kepolisian dan lembaga
pengadilan selama era Reformasi. Dalam pemerintahan militer, organisasi kepolisian merupakan
bagian dari institusi militer. Sejak era Reformasi, institusi kepolisian telah mengalami
transformasi dari sistem militeristik menuju sistem sipil dan lebih mementingkan peran
utamanya sebagai pengayom dan pelayan masyarakat. Selain itu, lembaga peradilan juga telah
berubah secara signifikan melalui pembentukan badan-badan khusus, seperti Komisi Yudisial,
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, dan Pengadilan Hak Asasi Manusia, untuk memastikan
program reformasi peradilan. Reformasi pengadilan Indonesia juga telah diubah dalam
memperkuat independensi pengadilan, mengurangi korupsi, kolusi, dan nepotisme, dan
mendorong hubungan timbal balik antara pengadilan dan lembaga demokrasi lainnya, seperti
media dan organisasi masyarakat sipil. Melalui Semua program reformasi dalam organisasi
peradilan ini dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat seperti yang terlihat pada
Tabel.
Selanjutnya, LSM dan pers (surat kabar) adalah organisasi non-negara yang memiliki peran
penting dalam mendorong gerakan reformasi Indonesia sejak tahun 1998. Jumlah media (koran,
TV, radio, majalah) meningkat secara signifikan selama periode Reformasi karena Rezim baru
tidak mengontrol media seperti yang terjadi pada masa pemerintahan militer. Sejak berakhirnya
pemerintahan militer, jumlah bantuan internasional telah meningkat untuk mendukung organisasi
masyarakat sipil untuk memastikan perkembangan demokrasi di Indonesia. Hasilnya, LSM dan
media Indonesia telah berhasil mendorong pembangunan demokrasi melalui mempengaruhi
kebijakan publik dalam melindungi hak asasi manusia dan memberdayakan warga negara. Oleh
karena itu, tidak heran jika responden memercayai kedua organisasi tersebut.
Jadi transformasi politik di awal era Reformasi telah memberikan kontribusi yang besar terhadap
kepercayaan politik yang kuat terhadap lembaga-lembaga demokrasi Indonesia, kecuali kepada
partai politik.
Determinasi kepercayaan politik indonesia
a. Pendekatan budaya
Dalam riset ini melakukan kajian dengan model tiga variabel, dimana masing-masing
variabel memiliki tingkat kepercayaan masing-masing terhadap politik sebagai berikut :
❖ Model pertama, yaitu variabel demografi dan Pendidikan dengan melihat sejauh mana
usia, jenis gender, serta Pendidikan. Dalam hasil riset tersebut menggambarkan bahwa
gender merupakan variabel paling signifikan dalam mempercayai politik, khususnya
perempuan Indonesia masih cenderung percaya pada institusi politik. Sedangkan variabel
usia mempengaruhi tapi tidak signifikan. Dan variable yang paling tidak mempengaruhi
terhadap rasa kepercayaan politik adalah Pendidikan.
❖ Model kedua, yaitu variable agama dan religiositas. Kedua variabel ini memiliki peran
tinggi terhadap tingkat kepercayaan politik yang cukup signifikan. Sebagaimana pada
pemilu Jokowi periode ini bahwasanya agama menjadi salah satu isu krusial yang
dijadikan senjata politik, seperti menggandeng tokoh agama. Data juga menunjukkan
bahwa orang yang mengaku lebih religius memiliki dampak yang lebih signifikan dalam
kepercayaan politik daripada orang yang mengaku kurang religious,
❖ Model ketiga, yaitu variabel identitas wilayah dan status sosial. Dimana identitas wilayah
(pedesaan) masih menjadi variabel yang signifikan dalam kepercayaan terhadap politik,
dimana masyarakat yang tinggal di desa cenderung lebih percaya diri terhadap lembaga
demokrasi daripada masyarakat perkotaan. Sedangkan, status sosial tidak berpengaruh
sama sekali terhadap kepercayaan politik.
Kesimpulan, variabel Pendidikan dan status sosial memiliki jumlah yang tidak signifikan
sama sekali atau tidak berpengaruh. Sedangkan variabel lain cukup signifikan dalam
menciptakan kepercayaan politik yang diperkuat dengan kombinasi variable agama,
religiositas, dan wilayah (pedesaan).
b. Pendekatan kelembagaan
Determinan berikutnya pada riset ini ditinjau dari pendekatan kelembagaan dibagi menjadi
tiga model sumber utama yaitu layanan publik, pembangunan politik, dan peningkatan
ekonomi yang masing-masing terdiri dari beberapa variabel sebagai berikut :
❖ Model pertama, kinerja pelayanan public dibagi menjadi tiga varibel yaitu kemanan,
Kesehatan, dan Pendidikan. Dimana pelayanan keamanan yang dikonstruksi yaitu pihak
kepolisian dan layanan Kesehatan memiliki pengaruh signifikan terhadap kepercayaan
politik. Sedangkan pelayanan Pendidikan lagi-lagi sama sekali tidak berpengaruh
terhadap kepercayaan politik.
❖ Model kedua, pembangunan politik yang dibagi menjadi tiga variabel yaitu perbaikan
politik, kepuasan demokrasi dan kesesuaian demokrasi. Dimana semua variable ini
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepercayaan politik di lembaga demokratis.
Hal tersebut menunjukan bahwa masyarakat Indonesia puas dengan politik di era
reformasi yang mempengaruhi kepercayaan terhadap demokrasi
❖ Model ketiga, peningkatan ekonomi yang menyangkut dua variabel yaitu penilaian
masyarakat terhadap kondisi ekonomi saat ini dan perbaikan ekonomi pada masa
reformasi. Dimana semua variable tersebut juga memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap kepercayaan politik di banding kinerja pelayanan public.
Kesimpulan, semua data menunjukan pengaruh yang cukup signifikan terhadap kepercayaan
politik kecuali Pendidikan. Dimana variabel pembangunan demokrasi yang memiliki angka
tertinggi dalam pengaruh kepercayan politik. Serta secara umum ketiga model kelembagaan
menunjukan korelasi yang tinggi dalam kepercayan politik.
Penentu kepercayaan politik indonesia
Sebagai penentu kepercayaan politik indonesia, maka menggabungkan dari pendekatan budaya
dan pendekatan kelembagaan. Pada bagian penentu kepercayaan politik indonesia, semua
determinan dalam pendekatan budaya dan pendekatan kelembagaan digabungkan. Hasilnya
menunjukkan bahwa kepercayaan politik di Indonesia terutama dipengaruhi oleh pendekatan
kelembagaan yaitu demokrasi dan kinerja ekonomi, tetapi disamping itu penentu kepercayaan
politik indonesia juga dipengaruhi oleh pendekatan budaya yaitu menggunakan variabel agama
dan tingkat religiusitas.
Kesimpulan
● Kepercayaan merupakan elemen dasar modal sosial yang mempengaruhi perkembangan
demokrasi di Indonesia
Proses transformasi Indonesia dari rezim militer otoriter menuju sistem demokrasi itu disertai
dengan berbagai konflik sosial yang cenderung membahayakan kepercayaan warga negara
terhadap lembaga pemerintahan. Oleh karena itu, modal sosial salah satunya trust atau
kepercayaan diperlukan politik pada organisasi demokrasi untuk memahami kemajuan proses
pembangunan politik di awal periode Reformasi. Ada sebuah data dari Barometer Asia 2006,
yang menunjukkan tren kepercayaan politik Indonesia sudah cukup baik di mana sebagian
besar masyarakat Indonesia memiliki kepercayaan yang tinggi terhadap sebagian besar
lembaga demokrasi, kecuali pada partai politik. Meskipun rendahnya kepercayaan terhadap
partai politik umumnya terjadi baik di negara maju maupun negara berkembang, namun,
partai politik adalah elemen penting dari demokrasi dan secara langsung mempengaruhi
konsolidasi demokrasi di rezim baru.
● Teori kepercayaan politik yang ditentukan oleh perspektif budaya dan institusional
digunakan untuk mengkaji kepercayaan politik Indonesia pada institusi demokrasi.
Hasil teori tersebut mendukung sebuah asumsi bahwa kepercayaan politik Indonesia sangat
ditentukan oleh pencapaian kelembagaan, khususnya kinerja pembangunan ekonomi dan
demokrasi. Ketika semua faktor penentu digabungkan, perkembangan politik dan ekonomi
masih berdampak tinggi pada tingkat kepercayaan. Namun, agama dan tingkat peribadatan
juga cenderung mempengaruhi tingkat kepercayaan politik terhadap institusi demokrasi.
Maka dari itu, masyarakat Indonesia cenderung memiliki kepercayaan politik berdasarkan
kepercayaan rasional (kognitif) daripada kepercayaan afektif. Namun demikian, faktor agama
masih memiliki pengaruh bahkan pada tingkat yang sangat terbatas.

Anda mungkin juga menyukai