Anda di halaman 1dari 52

CAPAIAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMK Negeri 1 Adiwerna


Konsentrasi Keahlian : Teknik Pengelasan dan Fabrikasi Logam
Mata Pelajaran : Dasar-Dasar Teknik Pengelasan dan Fabrikasi Logam
Kelas / Fase : X/ E

Jumlah
No. Elemen Capaian Pembelajaran JP

1 Proses bisnis bidang Pada akhir fase E peserta didik mampu memahami 8
proses bisnis bidang pengelasan dan fabrikasi logam
pengelasan dan fabrikasi
secara menyeluruh pada berbagai industri dan
logam konstruksi, antara lain konstruksi baja, pemipaan, kapal,
pesawat udara dan lainnya, dan pengelolaan sumber
daya manusia dengan memperhatikan potensi dan
kearifan lokal.
2 Perkembangan teknologi di 8
bidangpengelasan dan Meliputi perkembangan teknologi di bidang pengelasan
fabrikasi logam dan fabrikasi logam pada berbagai bidang antara lain
pengelasan otomatis pada pembuatan pipa, pengelasan
pada perakitan kendaraan, pengelasan robotik, dan
konstruksi baja, konstruksi kapal, maupun pesawatudara.

3 Profesidankewirausahaan Meliputi profesi dan kewirausahaan (job-profile dan 8


(job-profile dan technopreneurship), serta peluang usaha di bidang di
technopreneurship),serta bidang di bidang pengelasan dan fabrikasi logam.
peluang usaha di bidang di
bidang pengelasan dan
fabrikasi logam

4 Keselamatan dan Pada akhir fase E, peserta didik mampu menerapkan 12


Kesehatan Kerja K3LH dan budaya kerja industri, antara lain: praktik-
Lingkungan Hidup praktik kerja yang aman, bahaya-bahaya di tempat kerja,
(K3LH) dan budaya prosedur- prosedur dalam keadaan darurat, dan
kerja industri. penerapan budaya kerja industri (Ringkas,
Rapi, Resik, Rawat, Rajin).
5 Gambar Teknik. Pada akhir fase E, peserta didik mampu menggambar 60
teknik dasar lingkup pengelasan, antara lain membuat
sketsa tangan, menginterpretasi detail sketsa tangan,
menginterpretasikan gambar teknik dan dasar gambar
bentangan, serta menerapkan simbol
las untuk pekerjaan pengelasan dan fabrikasilogam.

6 Penggunaan Pada akhir fase E, peserta didik mampu menggunakan 12


Perkakas Bengkel alat ukur, perkakas tangan, perkakas bertenaga,
(P2B) peralatan memotong mekanik, dan peralatan
memotong dengan
busur api.
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN

PROGRAM KEAHLIAN
TEKNIK PENGELASAN DAN FABRIKASI LOGAM

Bidang Keahlian : Teknologi Manufaktur dan Rekayasa


Mata Pelajaran : Dasar Dasar Teknik Pengelasan dan Fabrikasi Logam
FASE :E
Nama Guru : Eka Setyawati, S.Pd.T
Instansi : SMK N 1 Adiwerna
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN

Bidang Keahlian : Teknologi Manufaktur dan Rekayasa


Mata Pelajaran : Dasar Dasar Teknik Pengelasan dan Fabrikasi Logam
Fase :E

Nama Penyusun : Eka Setyawati, S.Pd.T.

Instansi : SMK Negeri 1 Adiwerna

Fase / Domain E
Capaian Akhir Fase E Pada akhir fase E, peserta didik mampu menerapkan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan hidup dalam menggunakan alat ukur dan
perkakas bengkel, dalam melakukan pengelasan dasar sesuai dengan renjana (passion) dan cita-cita (vision) yang membangkitkan imajinasi dan kreativitas
dalam menghasilkan produk kreatif baik dalam perancangan maupun pekerjaan serta dapat menciptakan bisnis bidang pengelasan dan fabrikasi logam dengan
memanfaatkan potensi dan kearifan lokal.
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN

Tahap 1 Tahap 3 Tahap 4


TP 1.1 TP 6.1 TP 7.1
TP 3.1
TP 2.1 TP 7.2
TP 3.2 TP 6.2
TP 2.2
TP 7.3

Tahap 6 Tahap 5
TP 8.1 TP 5.1

TP 8.2 TP 5.2
Elemen Capaian Pembelajaran Tujuan Pembelajaran Alur Tujuan Pembelajaran

1. Proses bisnis bidang Pada akhir fase E, peserta didik mampu 1.1. Memahami proses bisnis bidang pengelasan dan fabrikasi logam Tahap 1
pengelasan dan fabrikasi memahami proses bisnis bidang secara menyeluruh pada berbagai industri dan konstruksi. 1.1. Memahami proses bisnis bidang pengelasan dan fabrikasi logam secara

logam pengelasan dan fabrikasi logam secara 1.2. Menciptakan bisnis bidang pengelasan dan fabrikasi logam menyeluruh pada berbagai industri dan konstruksi.
menyeluruh pada berbagai industri dan dengan memanfaatkan potensi dan kearifan lokal. 3.1 Memahami profesi dan kewirausahaan (job-profile dan technopreneurship),
konstruksi, antara lain konstruksi baja, serta peluang usaha di bidang pengelasan dan fabrikasi logam.
pemipaan, kapal, pesawat udara dan 3.2 Memahami budaya dan karakter profesi kewirausahaan di bidang pengelasan
lainnya, dan pengelolaan sumber daya dan fabrikasi logam.
manusia dengan memperhatikan potensi Tahap 2
dan kearifan lokal. 4.1 Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan Hidup

2. Perkembangan Pada akhir fase E, peserta didik mampu 2.1. Memahami perkembangan teknologi di industri pengelasan (K3LH) di lingkungan kerjanya.

teknologi di memahami perkembangan teknologi dan fabrikasi logam pada berbagai bidang; 4.2 Menerapkan budaya kerja industri seperti 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat,

pengelasan dan fabrikasi logam pada 2.2. Menganalis perkembangan teknologi di dunia industri dan Rajin), dan etika kerja.
bidang pengelasan
berbagai bidang antara lain pengelasan dunia kerja serta isu-isu global terkait dengan pengelasan Tahap 3
dan
otomatis pada pembuatan pipa, dan fabrikasi logam pada berbagai bidang; 6.1 Memahami gambar teknik beserta simbol-simbol pada bidang pengelasan dan
fabrikasi logam
pengelasan pada perakitan kendaraan, fabrikasi logam.

pengelasan robotik, dan konstruksi baja, 6.2 Menerapkan gambar teknik pada gambar kerja untuk pekerjaan pengelasan dan

konstruksi kapal, maupun pesawat udara fabrikasi logam.

serta menganalisis isu-isu terkini terkait Tahap 4

bidang pengelasan dan fabrikasi logam. 7.1 Menerapkan penggunaan alat ukur.
Elemen Capaian Pembelajaran Tujuan Pembelajaran Alur Tujuan Pembelajaran

3. Profesi dan Pada akhir fase E, peserta didik mampu 3.1 Memahami profesi dan kewirausahaan (job-profile dan 7.2 Melakukan penggunaan perkakas bengkel.
kewirausahaan (job memahami profesi dan kewirausahaan technopreneurship), serta peluang usaha di bidang 7.3 Menerapkan penggunaan peralatan memotong mekanik, dan peralatan
profile dan (jobprofile dan technopreneurship), pengelasan dan fabrikasi logam. memotong dengan busur api.
technopreneurship), serta peluang usaha di bidang di bidang 3.2 Memahami budaya dan karakter profesi kewirausahaan di Tahap 5
serta peluang usaha pengelasan dan fabrikasi logam, untuk bidang pengelasan dan fabrikasi logam. 5.1 Memahami teknik dasar ilmu pengelasan dan fabrikasi logam.
di bidang di bidang membangun vision dan passion, dengan 5.2 Melakukan praktik dasar ilmu pengelasan dan fabrikasi logam.
pengelasan dan melaksanakan pembelajaran berbasis Tahap 6
fabrikasi logam proyek nyata sebagai simulasi proyek 8.1 Memahami spesifikasi dan prinsip kerja mesin SMAW
kewirausahaan. 8.2 Menerapkan pengelasan SMAW.

4. Keselamatan dan Pada akhir fase E, peserta didik mampu 4.1 Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Tahap 7

Kesehatan Kerja menerapkan K3LH dan budaya kerja Lingkungan Hidup (K3LH) di lingkungan kerjanya. 2.1. Memahami perkembangan teknologi di dunia industri dan dunia kerja serta

Lingkungan Hidup industri, antara lain: praktik-praktik 4.2 Menerapkan budaya kerja industri seperti 5R (Ringkas, isu-isu global terkait dengan pengelasan dan fabrikasi logam pada berbagai

(K3LH) dan budaya kerja yang aman, bahaya-bahaya di Rapi, Resik, Rawat, Rajin), dan etika kerja. bidang;

kerja industri tempat kerja, prosedur prosedur dalam 2.2. Menganalis perkembangan teknologi di dunia industri dan dunia kerja serta

keadaan darurat, dan penerapan budaya isu-isu global terkait dengan pengelasan dan fabrikasi logam pada berbagai

kerja industri seperti 5R (Ringkas, Rapi, bidang;

Resik, Rawat, Rajin), dan etika kerja. 1.2. Menciptakan bisnis bidang pengelasan dan fabrikasi logam dengan
memanfaatkan potensi dan kearifan lokal.
5. Teknik dasar pada Pada akhir fase E, peserta didik mampu 5.1 Memahami teknik dasar ilmu pengelasan dan fabrikasi
bidang teknologi mendeskripsikan proses pengelasan dan logam.
pengelasan dan fabrikasi logam yang diaplikasikan dalam 5.2 Melakukan praktik dasar ilmu pengelasan dan fabrikasi
fabrikasi logam industri dan konstruksi, antara lain logam.
pengenalan dan praktik dasar perkakas
tangan dan bertenaga, gambar teknik,
Elemen Capaian Pembelajaran Tujuan Pembelajaran Alur Tujuan Pembelajaran

pengelasan, CAD, dan sejenisnya melalui


praktik singkat.

6. Gambar Teknik Pada akhir fase E, peserta didik mampu 6.1 Memahami gambar teknik beserta simbol-simbol pada bidang
menggambar teknik dasar lingkup pengelasan dan fabrikasi logam.

pengelasan, antara lain membuat sketsa 6.2 Menerapkan gambar teknik pada gambar kerja untuk pekerjaan
tangan, menginterpretasi detail sketsa pengelasan dan fabrikasi logam.

tangan, menginterpretasikan gambar


teknik dan dasar gambar bentangan, serta
menerapkan simbol las untuk pekerjaan
pengelasan dan fabrikasi logam.

7. Penggunaan Pada akhir fase E, peserta didik mampu 7.1 Menerapkan penggunaan alat ukur.
Perkakas Bengkel menggunakan alat ukur, perkakas tangan, 7.2 Melakukan penggunaan perkakas bengkel.

perkakas bertenaga, peralatan memotong 7.3 Menerapkan penggunaan peralatan memotong mekanik, dan

mekanik, dan peralatan memotong dengan peralatan memotong dengan busur api.

busur api.

8. Pengelasan SMAW Pada akhir fase E, peserta didik mampu 8.1 Memahami spesifikasi dan prinsip kerja mesin SMAW
Dasar mengidentifikasi spesifikasi mesin 8.2 Menerapkan pengelasan SMAW.
SMAW, menyiapkan mesin SMAW,
menyiapkan bahan las, mengidentifikasi
elektroda SMAW, melaksanakan
MODUL AJAR

PROGRAM KEAHLIAN
TEKNIK PENGELASAN DAN FABRIKASI LOGAM

Bidang Keahlian : Teknologi Manufaktur dan Rekayasa


Mata Pelajaran : Dasar Dasar Teknik Pengelasan dan Fabrikasi Logam
FASE :E
Nama Guru : Eka Setyawati, S.Pd.T.
Instansi : SMK N 1 Adiwerna
Informasi Umum MODUL TAHAP 4
Mata Pelajaran : Dasar Dasar Teknik Pengelasan dan Fabrikasi Logam
FASE / Tingkat : E ( X SMK )
Nama Guru : Eka Setyawati
Instansi : SMK N 1 Adiwerna
Tahun disusun : 2023

Alokasi Waktu : 6 JP x 10 Pertemuan (@JP 45 Menit)

Elemen 7. Penggunaan perkakas bengkel

Tujuan pembelajaran 7.1 Menerapkan penggunaan alat ukur.

7.2 Melakukan penggunaan perkakas bengkel.

7.3 Menerapkan penggunaan peralatan memotong mekanik, dan


peralatan memotong dengan busur api.
Mandiri:
Profil Pelajar Pancasila
Modul ajar ini menekan pada kemandirian dalam belajar, sehingga
pesertadidik memiliki prakarsa atas pengembangan dirinya yang tercermin
dalam kemampuan untuk bertanggung jawab, memiliki rencana strategis,
melakukan tindakan dan merefleksikan proses dan hasil pengalamannya.
Bernalar Kritis:
Modul ajar ini mengarahkan peserta didik untuk berpikir secara objektif,
sistematik dan saintifik dengan mempertimbangkan berbagai aspek
berdasarkan data dan fakta yang mendukung,sehingga dapat membuat
keputusan yang tepat dan berkontribusi memecahkan masalah dalam
kehidupan, serta terbuka dengan penemuan baru.
Kreatif :
Modul ini mengarahkan peserta didik untuk mampu memodifikasi dan
menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat dan
berdampak bagilingkungan sekitar. Memiliki keluwesan berpikir dalam
mencari alternatif solusi permasalahan

Sarana dan Prasarana : Laptop, Jaringan internet, Media Pembelajaran (PPT + Hand Out)
Lembar kegiatan, Job sheet, work preparation, peralatan bengkel, APD

2
Model Pembelajaran
Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning), Project
Base Learning,

Referensi
 Buku Dasar Dasar Teknik Pengelasan dan Fabrikasi Logam
Sumber Bahan Ajar  Buku Teknologi pengelasan

Komponen Kompetensi
Tujuan Pembelajaran pertemuan 1- 3 :
Tujuan Pembelajaran
7.1 Menerapkan penggunaan alat ukur.

Eviden :
EVIDEN
7.1.1 Mendeskripsikan fungsi alat ukur pada pekerjaan dasar teknik
Indikator
Ketercapaian pengelasan dan fabrikasi logam
Pembelajaran
7.1.2 Menggunakan alat ukur pada pekerjaan dasar teknik pengelasan
dan fabrikasi logam

Tujuan Pembelajaran pertemuan 4-9 :

7.2 Melakukan penggunaan perkakas bengkel.

Eviden :
7.2.1 Memahami fungsi perkakas bengkel pekerjaan teknik pengelasan
dan fabrikasi logam
7.2.2 Menggunakan perkakas bengkel pada pekerjaan dasar teknik
pengelasan dan fabrikasi logam.

Tujuan Pembelajaran pertemuan 10 - 13 :

7.2 Menerapkan penggunaan peralatan memotong mekanik dan


peralatan memotong dengan busur api.
Eviden :
7.3.1. Memahami peralatan memotong logam

3
7.3.2. Memahami peralatan potong menggunakan busur api.
7.3.3. Melakukan pemotongan logam menggunakan peralatan
memotong mekanik dan busur api.

Pemahaman Bermakna Pengenalan dasar akan berbagai komponen teknik dasar pengelasan dan
fabrikasi logam merupakan pondasi pencapaian kompetensi yang
mumpuni.

Rubrik Asesmen

No Bukti (evidence) Perlu Cukup Baik Sangat Baik


Tujuan Bimbingan (61 - 70) (71 - 80) (81 - 100)
Pembelajaran (0 - 60)
Pertemuan 1 – 3
1 Mendeskripsikan Dengan bantuan Mampu Mampu Mampu
fungsi alat ukur mampu mendeskripsikan mendeskripsikan mendeskripsikan
pada pekerjaan mendeskripsikan fungsi alat ukur fungsi alat ukur fungsi alat ukur
dasar teknik fungsi alat ukur pada pekerjaan pada pekerjaan pada pekerjaan
pengelasan dan pada pekerjaan dasar teknik dasar teknik dasar teknik
fabrikasi logam dasar teknik pengelasan dan pengelasan dan pengelasan dan
pengelasan dan fabrikasi logam fabrikasi logam fabrikasi logam
fabrikasi logam secara mandiri secara mandiri secara mandiri
dengan 1 atau 2 tanpa kesalahan
kesalahan
2 Menggunakan alat Dengan bantuan Mampu Mampu Mampu
ukur pada mampu menggunakan alat menggunakan alat menggunakan alat
pekerjaan dasar menggunakan ukur pada ukur pada ukur pada
teknik pengelasan alat ukur pada pekerjaan dasar pekerjaan dasar pekerjaan dasar
dan fabrikasi logam pekerjaan dasar teknik pengelasan teknik pengelasan teknik pengelasan
teknik dan fabrikasi dan fabrikasi dan fabrikasi
pengelasan dan logam secara logam secara logam secara
fabrikasi logam mandiri mandiri dengan mandiri tanpa
sedikit kesalahan kesalahan
Pertemuan 4 – 9
3 Memahami fungsi Dengan bantuan Mampu Mampu Mampu
perkakas bengkel mampu memahami fungsi memahami fungsi memahami fungsi
pekerjaan teknik memahami perkakas bengkel perkakas bengkel perkakas bengkel
pengelasan dan fungsi perkakas pekerjaan teknik pekerjaan teknik pekerjaan teknik
fabrikasi logam dan bengkel pengelasan dan pengelasan dan pengelasan dan
fabrikasi logam. pekerjaan teknik fabrikasi logam fabrikasi logam fabrikasi logam
pengelasan dan dan fabrikasi dan fabrikasi dan fabrikasi
fabrikasi logam logam secara logam secara logam secara
dan fabrikasi mandiri mandiri dengan 1 mandiri tanpa
logam. atau 2 kesalahan kesalahan

4
4 Menggunakan Dengan bantuan Mampu Mampu Mampu
perkakas bengkel mampu menggunakan menggunakan menggunakan
pada pekerjaan menggunakan perkakas bengkel perkakas bengkel perkakas bengkel
dasar teknik perkakas bengkel pada pekerjaan pada pekerjaan pada pekerjaan
pengelasan pada pekerjaan dasar teknik dasar teknik dasar teknik
dasar teknik pengelasan secara pengelasan secara pengelasan secara
pengelasan mandiri mandiri dengan mandiri tanpa
sedikit kesalahan kesalahan
Pertemuan 10 – 13
5 Memahami Dengan bantuan Mampu Mampu Mampu
peralatan mampu memahami memahami memahami
memotong logam memahami peralatan peralatan peralatan
peralatan memotong logam memotong logam memotong logam
memotong logam secara mandiri secara mandiri secara mandiri
dengan 1 atau 2 tanpa kesalahan
kesalahan
6 Memahami Dengan bantuan Mampu Mampu Mampu
peralatan potong mampu memahami memahami memahami
menggunakan memahami peralatan potong peralatan potong peralatan potong
busur api. peralatan potong menggunakan menggunakan menggunakan
menggunakan busur api secara busur api secara busur api secara
busur api. mandiri mandiri dengan mandiri tanpa
sedikit kesalahan kesalahan
7 Melakukan Dengan bantuan Mampu Mampu Mampu
pemotongan logam mampu melakukan melakukan melakukan
menggunakan melakukan pemotongan pemotongan pemotongan
peralatan pemotongan logam logam logam
memotong mekanik logam menggunakan menggunakan menggunakan
dan busur api. menggunakan peralatan peralatan peralatan
peralatan memotong memotong memotong
memotong mekanik dan mekanik dan mekanik dan
mekanik dan busur api secara busur api secara busur api secara
busur api. mandiri mandiri dengan 1 mandiri tanpa
atau 2 kesalahan kesalahan

5
Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1-3

Tujuan Pembelajaran pertemuan 1 :

7.1 Menerapkan penggunaan alat ukur.

Eviden :
7.1.1 Mendeskripsikan fungsi alat ukur pada pekerjaan dasar teknik pengelasan dan fabrikasi
logam

7.1.2 Menggunakan alat ukur pada pekerjaan dasar teknik pengelasan dan fabrikasi logam
Kegiatan Waktu
Pendahuluan :
1. Doa Bersama
2. Presensi kehadiran
3. Kesepakatan (Aturan, Hak dan kewajiban guru dan siswa) proses
pembelajaran
4. Penjelasan bahwa selama 20 pertemuan pada semester 1, peserta didik
akan mengikuti pembelajaran secara teori dan praktek, dan materi hari ini
adalah kemampuan yang mendasari seluruh jenis kegiatan pembelajaran
di Teknik Fabrikasi Logam dan Manufaktur. Dengan demikian wajib
dikuasai peserta didik dan diminta untuk fokus dan menyiapkan catatan
apabila dibutuhkan.
5. Melakukan asesmen awal penguasaan kompetensi prasyarat yang
diperoleh dari dokumen asesmen pembelajaran sebelumnya dan/atau tes
lisan (tanya jawab).
6. Diskusi dan asesmen awal
Hasil asesmen ini digunakan untuk memetakan kompetensi siswa dan 45’
untuk pembelajaran berdiferensiasi.
7. Pembelajaran berdiferensiasi dilakukan sesuai hasil asesmen awal
penguasaan kompetensi KKTP. Apabila 100% peserta didik telah
menguasai kompetensi KKTP pembelajaran dapat dilanjutkan pada
tujuan pembelajaran berikutnya. Berikut adalah tabel hasil penggolongan
kelompok dan perlakuannya.

Rendah Sedang Tinggi


(menguasai < 30%) (menguasai 30%-60%) (menguasai 60%-
90%)
Pembelajaran runtut Pembelajaran dilakukan Pendalaman materi
sesuai rencana awal. pada materi yang belum atau tugas
dikuasai dan atau pengembangan.
pengayaan.

6
Pemberdayaan
sebagai “tutor
teman sebaya”
Media belajar Media belajar disesuaikan Media belajar
disesuaikan dengan dengan perbedaan gaya disesuaikan dengan
perbedaan gaya belajar belajar (video/tulisan/tugas) perbedaan gaya
(video/tulisan/tugas) serta penugasan disesuai belajar
serta penugasan minat. (video/tulisan/
disesuai minat. tugas) serta
penugasan disesuai
minat.
Guru sebagai sumber Guru berfungsi sebagai Guru berfungsi
utama pembelajaran. fasilitator dapat dibantu oleh sebagai fasilitator
“tutor teman sebaya” yang
telah menguasai materi (dari
kelompok tinggi).
Asesmen formatif Asesmen formatif Asesmen formatif
menggunakan ceklis menggunakan ceklis menggunakan
observasi: tindak observasi: tindak lanjut ceklis observasi:
lanjut pendampingan pendampingan oleh guru tindak lanjut oleh
oleh guru. dan atau “tutor teman guru dan atau
sebaya” dengan pengarahan “tutor teman
guru. sebaya”.

Pertanyaan pemantik :
Penguatan profil pelajar pancasila : BERNALAR KRITIS
- Apa yang kalian ketahui tentang pengukuran?
- Alat ukur apa saja yang pernah kalian temui di kehidupan sehari-hari ?
- Pernahkan kalian menggunakan alat ukur yang digunakan di bengkel seperti
jangka sorong, mikrometer dan lainnya?
Kegiatan Inti
Kegiatan ini mengacu pada hasil pemetaan kegiatan siswa dengan kemampuan
kompetensi normal, misalnya : kompetensi: kurang, baik, sangat baik. Maka
kegiatan pembelajaran ini digunakan untuk kelompok siswa dengan kompetensi
baik. Untuk siswa dengan kompetensi kurang dan sangat baik, akan diberi
perlakuan yang berbeda sesuai pembelajaran berdiferensiasi.
1. Pemaparan materi sebagai dasar pengertian menggunakan presentasi power 270’
point, video pembelajaran dan alat peraga.
2. Pengembangan informasi oleh siswa.
Penguatan profil pelajar pancasila : MANDIRI dan KREATIF
- Siswa diminta melakukan studi pustaka untuk mencari informasi
mengenai materi pertemuan dari berbagai sumber ( Buku cetak, Internet,
Jurnal penelitian dan dari sumber lainnya)

7
3. Dengan metode tanya jawab guru memberikan pertanyaan mengenai:
a. Alat ukur langsung dan tak langsung
b. Macam- macam alat ukur.
c. Perawatan alat ukur.
4. Pembuatan resume dan laporan hasil pembelajaran dan study pustaka.
5. Mengerjakan soal latihan

6. Melakukan asesmen akhir/sumatif untuk mengukur ketercapaian tujuan


pembelajaran.

Penutup.
1. Ringkasan pembelajaran
2. Refleksi pembelajaran.
45’
3. Apresiasi dan motivasi
4. Doa Penutup

8
Pertemuan 4

Tujuan Pembelajaran pertemuan 4:


7.2 Melakukan penggunaan perkakas bengkel.
Eviden :
7.2.1. Menunujukkan penggunaan perkakas bengkel pekerjaan teknik pengelasan dan fabrikasi
logam sesuai fungsinya

Kegiatan Waktu
Pendahuluan :
1. Doa Bersama
2. Presensi kehadiran
3. Kesepakatan ( Aturan, Hak dan kewajiban guru dan siswa) proses
pembelajaran
4. Penjelasan mengenai tujuan pembelajaran hari ini, dan materi hari ini adalah
kemampuan yang mendasari seluruh jenis kegiatan pembelajaran di Teknik
Fabrikasi Logam dan Manufaktur. Dengan demikian wajib dikuasai peserta
didik dan diminta untuk fokus dan menyiapkan catatan apabila dibutuhkan. 45’
5. Diskusi dan asesmen awal
Hasil diskusi ini digunakan sebagai pemetaan kompetensi awal.
Pertanyaan pemantik :
Penguatan Profil Pelajar Pancasila : BERNALAR KRITIS
- Apakah kamu tahu pengertian tentang alat perkakas?
- Apakah kamu pernah menggunakan alat perkakas?
- Bagaimana SOP dalam menggunakan alat perkakas tangan bertenaga?

Kegiatan Inti
Kegiatan ini mengacu pada hasil pemetaan kegiatan siswa dengan kemampuan
kompetensi normal, misalnya : kompetensi: kurang, baik, sangat baik. Maka
kegiatan pembelajaran ini digunakan untuk kelompok siswa dengan kompetensi
baik. Untuk siswa dengan kompetensi kurang dan sangat baik, akan diberi
270’
perlakuan yang berbeda sesuai pembelajaran berdiferensiasi.
1. Pemaparan materi sebagai dasar pengertian menggunakan presentasi
power point, video pembelajaran dan alat peraga.
2. Pengembangan informasi oleh siswa.

Penguatan Profil Pelajar Pancasila : MANDIRI dan KREATIF

9
- Siswa diminta melakukan study pustaka untuk mencari informasi
mengenai materi pertemuan dari berbagai sumber ( Buku cetak, Internet,
Jurnal penelitian dan dari sumber lainnya)
3. Dengan metode tanya jawab guru memberikan pertanyaan mengenai:

a. Pengertian alat perkakas bengkel.


b. Jenis dan fungsi alat perkakas bengkel.
c. Perawatan alat perkakas bengkel
4. Pembuatan resume dan laporan hasil pembelajaran dan studi pustaka.
5. Peserta didik diminta untuk mengerjakan soal latihan

6. Melakukan asesmen akhir/sumatif untuk mengukur ketercapaian tujuan


pembelajaran.

Penutup.

1. Ringkasan pembelajaran
2. Refleksi pembelajaran. 45’
3. Apresiasi dan motivasi
4. Doa Penutup

10
Pertemuan 5-9

Tujuan Pembelajaran pertemuan 5-9:

7.2 Melakukan penggunaan perkakas bengkel.


Eviden :

7.2.2. Menggunakan perkakas bengkel pada pekerjaan dasar teknik pengelasan dan fabrikasi
logam.

Waktu
Kegiatan
Pendahuluan : 45’
1. Doa Bersama
2. Presensi kehadiran
3. Pengecekan kesiapan APD di bengkel
4. Penjelasan mengenai tata tertib dan K3LH di bengkel
5. Diskusi dan asesmen awal
Hasil diskusi ini digunakan untuk pemetaan kompetensi awal siswa
sebagai dasar untuk pembelajaran berdiferensiasi
- Bagaimana langkah persiapan pemotongan logam?
- Apa fungsi APD pada proses perataan menggunakan kikir?
- Alat ukur jenis apa yang digunakan pada praktik perataan
menggunakan kikir ?

285’
Kegiatan Inti
Kegiatan ini mengacu pada hasil pemetaan kegiatan siswa dengan kemampuan
kompetensi normal, misalnya : kompetensi: kurang, baik, sangat baik. Maka
kegiatan pembelajaran ini digunakan untuk kelompok siswa dengan kompetensi
baik. Untuk siswa dengan kompetensi kurang dan sangat baik, akan diberi
perlakuan yang berbeda sesuai pembelajaran berdiferensiasi.

1. Pemaparan materi sebagai dasar praktek


2. Pemberian contoh dan peragaan
3. Praktek siswa
- Siswa belajar praktek dengan mengikuti hand out, modul dan work
preparation.
- Mengerjakan job sheet.
4. Dengan metode tanya jawab guru memberikan pertanyaan mengenai:
a. Proses pengukuran benda kerja.
b. Prosedur perataan logam menggunakan kikir baja.
5. Cleaning area bengkel.
6. Pembuatan resume dan laporan hasil praktek dan study pustaka.
7. Peserta didik diminta untuk mengerjakan asesmen
30’
Penutup.

11
1. Ringkasan pembelajaran
2. Refleksi pembelajaran
3. Apresiasi dan motivasi
4. Doa Penutup

12
Pertemuan 10 -11
Tujuan Pembelajaran pertemuan 10-11 :
7.3 Menerapkan penggunaan peralatan memotong mekanik, dan peralatan memotong dengan
busur api.
Eviden :
7.3.1. Menggunakan peralatan memotong mekanik.
7.3.2. Menggunakan peralatan potong menggunakan busur api.
Kegiatan Waktu
Pendahuluan :
1. Doa Bersama
2. Presensi kehadiran
3. Kesepakatan (Aturan, Hak dan kewajiban guru dan siswa) proses
pembelajaran
4. Penjelasan mengenai tujuan pembelajaran hari ini, dan materi hari ini adalah
kemampuan yang mendasari seluruh jenis kegiatan pembelajaran di Teknik
Fabrikasi Logam dan Manufaktur. Dengan demikian wajib dikuasai peserta
didik dan diminta untuk fokus dan menyiapkan catatan apabila dibutuhkan.
45’
5. Diskusi
Hasil diskusi ini digunakan untuk memetakan kompetensi awal siswa dan
digunakan sebagai dasar penerapan pembelajaran berdiferensiasi

Pertanyaan pemantik :
Penguatan profil pelajar pancasila : BERNALAR KRITIS
- Apakah kamu tahu bagaimana pipa besi diameter 1 meter di potong?
- Apakah kamu pernah melihat orang memotong besi bekas?

Kegiatan Inti
Kegiatan ini mengacu pada hasil pemetaan kegiatan siswa dengan kemampuan
kompetensi normal, misalnya : kompetensi: kurang, baik, sangat baik. Maka
kegiatan pembelajaran ini digunakan untuk kelompok siswa dengan kompetensi
baik. Untuk siswa dengan kompetensi kurang dan sangat baik, akan diberi 270’
perlakuan yang berbeda sesuai pembelajaran berdiferensiasi.

13
1. Pemaparan materi sebagai dasar pengertian menggunakan presentasi
power point, video pembelajaran dan alat peraga.
2. Pengembangan informasi oleh siswa.

3. Penguatan profil pelajar Pancasila : MANDIRI dan KREATIF


4. Siswa diminta melakukan study pustaka untuk mencari informasi
mengenai materi pertemuan dari berbagai sumber ( Buku cetak, Internet,
Jurnal penelitian dan dari sumber lainnya)
5. Dengan metode tanya jawab guru memberikan pertanyaan mengenai:

a. Jenis jenis alat pemotong logam


b. Prosedur pemotongan logam
6. Pembuatan resume dan laporan hasil pembelajaran dan study pustaka.
7. Peserta didik diminta untuk mengerjakan soal latihan

8. Melakukan asesmen akhir/sumatif untuk mengukur ketercapaian tujuan


pembelajaran.
Penutup.

1. Ringkasan pembelajaran
2. Refleksi pembelajaran. 45’
3. Apresiasi dan motivasi
4. Doa Penutup

14
Pertemuan 11-13
Tujuan Pembelajaran pertemuan 11-13 :
7.3 Menerapkan penggunaan peralatan memotong mekanik, dan peralatan memotong
dengan busur api.
Eviden :

6.3.3. Melakukan pemotongan logam menggunakan peralatan memotong mekanik dan busur
api.

Waktu
Kegiatan

Pendahuluan : 45’
1. Doa Bersama
2. Presensi kehadiran
3. Pengecekan kesiapan APD di bengkel
4. Penjelasan mengenai tata tertib dan K3LH di bengkel
5. Diskusi dan asesmen awal
Hasil diskusi ini digunakan sebagai pemetaan kompetensi awal siswa dan
digunakan sebagai dasar penerapan pembelajaran berdiferensiasi
- Bagaimana langkah persiapan pemotongan logam?
- Apa fungsi APD pada proses pemotongan logam?

Kegiatan Inti
285’
Kegiatan ini mengacu pada hasil pemetaan kegiatan siswa dengan kemampuan
kompetensi normal, misalnya : kompetensi: kurang, baik, sangat baik. Maka
kegiatan pembelajaran ini digunakan untuk kelompok siswa dengan kompetensi
baik. Untuk siswa dengan kompetensi kurang dan sangat baik, akan diberi
perlakuan yang berbeda sesuai pembelajaran berdiferensiasi.

1. Pemaaran materi sebagai dasar praktek


2. Pemberian contoh dan peragaan
3. Praktek siswa
4. Siswa belajar praktek dengan mengikuti hand out, modul dan work
preparation.
5. Mengerjakan job sheet.
6. Dengan metode tanya jawab guru memberikan pertanyaan mengenai:
a. SOP penggunaan APD pada saat pemotongan benda kerja.
b. Prosedur pemotongan benda kerja menggunakan busur api.
7. Cleaning area bengkel.
8. Pembuatan resume dan laporan hasil praktek dan studi pustaka.
9. Melakukan asesmen akhir/sumatif untuk mengukur ketercapaian tujuan
pembelajaran. Tindak lanjut dari hasil asesmen adalah sebagai berikut:

15
30’
Penutup.
1. Ringkasan pembelajaran
2. Refleksi pembelajaran
3. Apresiasi dan motivasi
4. Doa Penutup

16
ASESMEN

Asesmen Asesmen Awal


- Asesmen kompetensi awal

Asesmen Formatif - Proses

- Asesmen visual dan pengamatan kinerja

- Penilaian performa eksperimen

Asesmen Sumatif
- Tes Tertulis

Asesmen Awal (bila ada)


Lembar Asesmen
No Pertanyaan Jawaban
Coba amati lingkungan belajarmu saat ini, lalu pilih
1
emoji berikut yang mewakili perasaanmu.

Apakah kamu antusias untuk belajar tentang


2
penggunaan alat perkakas bengkel?

Apakah kamu memiliki cita cita untuk menjadi


3
seorang karyawan di perusahaan fabrikasi
yang terkenal ?

17
Lembar Asesmen awal

Informasi apa saja yang ingin digali? Pertanyaan kunci yang ingin ditanyakan

7.1 Menerapkan penggunaan alat ukur.


- Jelaskan jenis alat ukur!
- Jelaskan cara menggunakan alat ukur ( Mistar,
Jangka Sorong, dan Micrometer) !
- Jelaskan yang dimaksud dengan toleransi
ukuran !

7.2 Melakukan penggunaan perkakas bengkel.


- Apakah kamu tahu jenis jenis perkakas
bengkel?
- Sebutkan salah satu perkakas bengkel yang
pernah kamu gunakan !

7.3 Menerapkan penggunaan peralatan memotong - Bagaimana prosedur melakukan pemotongan


mekanik, dan peralatan memotong dengan logam dengan menggunakan peralatan
busur api. memotong mekanik?

18
Asesmen proses

Lembar asesmen proses


Dilakukan ketika proses pembelajaran berlangsung.
No Indikator Ya Tidak

1 Siswa dapat menjawab pertanyaan mengenai alat ukur

2 Siswa dapat menjelaskan macam jenis alat ukur

3 Siswa dapat memberikan contoh jenis alat perkakas bengkel.

4 Siswa menggunakan APD ketika di bengkel.

5 Siswa dapat menggunakan alat ukur dengan benar sesuai fungsinya

6 Siswa dapat menggunakan alat perkakas tangan dengan benar

7 Siswa dapat melakukan pekerjaan sesuai jobsheet.

8 Siswa dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu

9 Siswa mengembalikan alat yang digunakan pada saat praktek ke


tempat semula

10 Siswa melakukan cleaning area bengkel setelah praktik

19
Asesmen formatif

JOB SHEET PROJECT

1. Jobsheet Stamping

20
Asesmen Sumatif

SOAL TERTULIS
1. Jelaskan fungsi dari jangka sorong !

Jawab:

.........................................................................................................................................................

2. Jelaskan bagian-bagian dari jangka sorong dibawah ini!

Jawab:

.........................................................................................................................................................

3. Sebutkan macam-macam jangka sorong berdasarkan cara pembacaan hasil pengukuran !

Jawab:

.........................................................................................................................................................

4. Jelaskan cara menggunakan jangka sorong untuk pengukuran :

a. Diameter dalam

b. Diameter luar

c. Kedalaman lubang

Jawab:

.........................................................................................................................................................

5. Jelaskan fungsi dari mikrometer !


Jawab:

.........................................................................................................................................................

6. Jelaskan bagian-bagian dari mikrometer dibawah ini!

21
Jawab:

.........................................................................................................................................................

7. Sebutkan macam-macam mikrometer berdasarkan fungsinya !

Jawab:

.........................................................................................................................................................

8. Jelaskan cara menggunakan/membaca hasil pengukuran dengan menggunakan mikrometer


untuk gambar di bawah ini !

Jawab:

.........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................

22
Pengayaan dan Remidial
Remidial
Soal dikerjakan setelah mengalami menjalani pembelajaran ulang.
- Pengayaan diberikan kepada 1. Jelaskan apa yang dimaksud pengukuran !
peserta didik yang memiliki
nilai diatas rata-rata untuk 2. Jelaskan tentang pengukuran langsung!
mendapatkan tambahan materi 3. Sebutkan contoh alat ukur langsung dan tak langsung!
dan pengetahuan.
4. Jelaskan apa yang dimaksud pengukuran !
- Remidial diberikan kepada 5. Jelaskan perbedaan masing-masing mistar sesuai dengan
peserta didik yang memiliki kegunaannya !
nilai dibawah rata-rata untuk
mendapatkan ulang penjelasan 6. Jelaskan jenis-jenis alat perkakas bengkel!
terkait materi yang dibahas.

Pengayaan
1. Jelaskan prosedur memotong plat menggunakan gergaji manual !
2. Sebutkan kesalahan yang biasa terjadi ketika proses perataan benda
kerja menggunakan kikir !
3. Jelaskan prosedur pemotongan logam menggunakan busur api !

Refleksi Peserta Didik & Guru


- Apakah ada kendala pada kegiatan pembelajaran ?
- Apakah semua peserta didik aktif dalam kegiatan pembelajaran?
- Apa saja kesulitan peserta didik yang dapat diidentifikasi pada kegiatan pembelajaran?
- Apakah peserta didik yang memiliki kesulitan ketika berkegiatan dapat teratasi dengan baik?
- Apa level pencapaian rata-rata peserta didik dalam kegiatan pembelajaran ini?
- Apakah seluruh peserta didik dapat dianggap tuntas dalam pelaksanaan pembelajaran?
- Apa strategi agar seluruh siswa dapat menuntaskan kompetensi?

23
LAMPIRAN

LEMBAR KERJA HASIL PENGAMATAN SISWA (Format sesuai Kebutuhan masing-masing)


Nama : Tanggal :
Kelas / No : Tahap :

Tujuan pembelajaran Sedang Profil Pelajar


Kompeten Remidial Pengayaan
berkembang Pancasila

7.1 Menerapkan penggunaan


alat ukur.

7.2 Melakukan penggunaan


perkakas bengkel.

7.3 Menerapkan penggunaan


peralatan memotong
mekanik, dan peralatan
memotong dengan busur
api.

Catatan

24
26
BAHAN BACAAN

2.1 Alat Pemegang Benda

2.1.1 Ragum
Ragum atau ada juga yang menyebut tanggem, catok atau dalam bahasa inggrisnya disebut vise merupakan
alat utama pada kerja bangku yang berfungsi untuk memegang/menjepit benda kerja ketika dikerjakan dalam
proses kerja bangku.

Tuas Tangan

Ulir

Gambar 1.1 Ragum

1
Ragum tersedia dalam berbagai macam variasi dan ukuran sesuai dengan kebutuhan. Setidaknya berdasarkan
gerakannya ada tiga macam ragum yaitu: Ragum Biasa, Ragum Berputar, dan Ragum Universal.

2.1.2 Alat Pengukur

2.1.2.1 Mistar Ukur


Mistar ukur adalah alat ukur untuk mengetahui nilai panjang, lebar, tinggi/ketebalan, dan
kedalaman. Alat ini berbentuk pipih lurus dilengkapi dengan satuan ukuran metrik dan
imperial. Mistar dengan satuan metrik berbasis pada satuan milimeter dan setengah milimeter,
sedangkan mistar satuan imperial berbasis pada satuan inchi dengan pembagian 16, 32, atau
64 bagian. Jika dibagi dalam 16 bagian artinya harga satuan terkecil adalah 1/6", jika dibagi
dalam 32 bagian maka satuan terkecil sama dengan 1/32" sedangkan jika dibagi dalam 64
bagian berarti satuan terkecil adalah 1/64".
Mistar ukur terbuat dari logam (baja atau aluminium), plastik, formika, atau kayu. Untuk kerja
bangku umumnya terbuat dari baja.Satu sisi mistar diberi satuan ukuran metrik dan sisi lain
diberi satuan ukuran imperial, namun ada mistar yang hanya mencantumkan satu sistem
ukuran pada salah satu sisinya, misalnya hanya metrik atau imperial. Panjang mistar antara
10 cm
s.d. 1 meter, namun yang biasa digunakan di bengkel kerja bangku adalah mistar berskala ukur
ganda dengan panjang 30 cm atau 12" (1foot). Bila diperlukan yang lebih panjang, tersedia
pula mistar lipat dan mistar gulung (rol mistar).

Gambar 1.2
Model mistar baja berskala ganda (metrik dan imperial)

2
Tabel 1.1 Konversi imperial ke metrik

1/16" 1,6 mm
2/16" = 1/ 3,2 mm

3/16" 4,8 mm

4/16" = 1/ 6,35 mm

5/16" 8 mm

6/16" = 3/ 9,5 mm

7/16" 11,1 mm

8/16" = 1/ 12,7 mm

9/16" 14,3 mm

10/16" = 5/8" 15,9 mm

11/16" 17,5 mm

12/16" = 3/4" 19,05 mm

13/16" 20,6 mm

14/16" = 7/8" 22,2 mm

15/16" 23,8 mm

16/16" = 1" 25,4 mm

2.1.2.2 Mistar Lipat


Alat ukur ini dapat dilipat karena dilengkapi dengan sambungan pada setiap panjang tertentu,
lipatan ini dinamakan bilah ukur. Meteran dengan jarak lipatan 10 cm akan terdapat 10 bilah
ukur, sedangkan jarak lipatan 20 cm akan terdapat 5 bilah ukur.
Bahan meteran terbuat dari baja, aluminium, plastik, formika ataukayu.Sistem ukuran biasanya
dipakai ke duanya (metrik dan imperial) tetapi tidak menutup kemungkinan hanya
mencantumkan salah satu sistem ukuran.

3
Gambar 1.3 Mistar Lipat

2.1.2.3 Mistar Gulung (Rol Meter)


Dalam perkembangannya, meteran dibuat lebih panjang dari satu meter, bahkan ada yang
sampai 100 m. Meteran semacam ini terbuat dari bahan serat nylon, kain, kulit atau lembaran
plat baja tipis sehingga dapat digulung pada sebuah selubung, oleh karena itu dinamakan
mistar/meteran gulung. Panjang meteran gulung yang terbuat dari plat baja antara 2 s.d. 10 m,
meteran ini mempunyai konstruksi khusus yang dapat menggulung kembali secara otomatis,
sedangkan meteran gulung kain/kulit panjangnya bisa mencapai 100 m tetapi tidak dapat
menggulung secara otomatis.

Gambar 1.4 Mistar Gulung

4
2.1.2.4 Jangka Sorong
Jangka sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai seperseratus
milimeter.Umumnya terbuat dari baja tahan karat.Terdiri dari dua bagian, bagian diam
memuat skala ukur utama dalam sistem matrik dan imperial, dan bagian bergerak memuat
skala ukur pembagi.Pembacaan hasil pengukuran sangat bergantung pada keahlian dan
ketelitian pengguna maupun alat. Sebagian buatan terbaru sudah dilengkapi dengan display
digital. Pada versi analog, umumnya tingkat ketelitian adalah 0.05 mm (19 mm dalam skala
utama dibagi dalam 20 bagian dalam skala pembagi) untuk jangka sorong dibawah 30cm,
dan 0.01 untuk yang di atas 30 cm.

Gambar 1.5 Jangka Sorong

Keterangan Gambar:

1. Pengukur ukuran luar


2. Pengukur ukuran dalam
3. Pengukur ukuran kedalaman
4. Skala utama dalam Cm (metrik)
5. Skala utama dalam Inchi (imperial)
6. Skala geser (vernier/nonius) untuk sistem metrik
7. Skala geser (vernier/nonius) untuk sistem imperial
8. Kunci penahan balok geser

5
2.1.2.5 Busur Derajat (Protractor)
Busur derajat adalah alat yang dapat untuk mengukur dan membentuk sudut antara dua
bidang permukaan benda kerja yang saling bertemu.Protractor sederhana biasanya terdiri
dari cakram pipih separuh lingkaran berskalamulai dari 0o sampai dengan 180odan bilah
putar.

Bilah putar

Baut pengunci

Gambar 1.6 Busur Derajat (Protactor)

2.1.2.6 Pengukur Tinggi (Hight Gauge)


Height gauge adalah sebuah alat pengukuran yang berfungsi mengukur tinggi benda terhadap suatu bidang
acuan atau bisa juga untuk memberikan tanda goresan secara berulang terhadap benda kerja sebagai acuan
dalam proses pengerjaan selanjutnya (permesinan). Dengan adanya kemajuan teknologi pengukur tinggi juga
dikembangkan dari analog menjadi digital.

Gambar 1.7 Pengukur Tinggi (Hight Gauge)

6
2.1.2.7 Mistar Geser
Mistar geser terdiri dari dua bagian, bagian/bilahberskala ukur, skala ukur biasanya dalam metrik saja
sepanjang 20 Cm, sedangkan bagian yang lain (stoper) bertanda strip, dimana posisi strip tersebut berada,
disitulah besaranpengukuran diperoleh. Bagian lain adalah mur pengunci untuk mengunci/ mengikat kedua
bagian mistar setelah diperoleh ukuran yang diinginkan.

Stoper berstrip

Mur pengunci

Gambar 1.8 Mistar Geser

2.1.3 Penyiku
Penyiku atau siku-siku merupakan salah satu alat pada kerja bangku yang terbuat dari baja yang berfungsi
untuk memeriksa ketepatan sudut pada benda kerja.Umumnya penyiku memiliki besaran sudut 90o dan
135o.Ada jugapenyiku yang dapat distel (penyiku lipat), penyiku lipat bahkan sudah ada yang dilengkapi
dengan layar baca digital.

Gambar 1.9 Penyiku

7
2.1.3.1 Mal Radius
Mal radius umum diproduksi dalam bentuk set yang terdiri dari beberapa tingkat besaran radius (misalnya
R1 – 7 mm) baik untuk pemeriksaan radius luar maupun radius dalam. Mal radius dibuat dari pelat baja
perkakas.

Gambar 1.10 Mal Radius

2.1.3.2 Jangka Bengkok


Jangka bengkok adalah jangka yang kedua kakinya dibuat melengkung kedalam yang mana pangkal kedua
kakinya ada yang diikat secara sesak dengan sebuah poros (keling) dan ada yang pertemuan pangkal kedua
kakinya bertumpu pada sebuah poros dan di klem dengan sebuah pegas daun yang melingkar, untuk
penyetelan jarak kakinya menggunakan batang berulir dan mur yang dipasang merangkai kedua kakinya.
Jangka bengkok terbuat dari baja perkakas dan berfungsi sebagai mal atau untuk mengukur ukuran luar,
diantaranya ketebalan benda kerja, diameter luar benda-benda silindris, kesejajaran dua permukaan bidang
pada sebuah benda kerja.

Gambar 1.11 Jangka Bengkok


2.1.3.3 Jangka Kaki
Jangka kaki adalah jangka yang pada ujung kedua kakinya dibuat bengkok keluar yang mana pangkal kedua
kakinya ada yang diikat secara sesak dengan sebuah poros (keling) dan ada yang pertemuan pangkal kedua
kakinya bertumpu pada sebuah poros dan di klem dengan sebuah pegas daun yang melingkar, untuk
penyetelan jarak kakinya menggunakan batang berulir dan mur yang dipasang merangkai kedua kakinya.

8
Jangka kaki terbuatdari baja perkakas dan berfungsi sebagai mal atau untuk mengukur ukuran dalam,
diantaranya diameter lubang, diameter dalam dari pipa, atau celah pada benda kerja.

Gambar 1.12 Jangka Kaki


2.1.4 Alat Penanda

2.1.4.1 Penggores
Penggores adalah alat untuk membuat tanda atau garis pada permukaan benda kerja.Penggores umumnya
berbentuk batang silindris yang bagian ujungnya diruncingkan.Penggores dibuat dari bahan baja perkakas
dengan syarat harus lebih keras dari benda kerja yang dikerjakan supaya dapat meninggalkan bekas goresan
pada permukaan benda kerja. Model penggores bermacam-macam antara lain model ujung tunggal dan
model ujung ganda, ada yang berujung tetap dan ada yang ujungnya dapat diganti.

Gambar 1.13 Penggores

2.1.4.2 Penitik
Penitik pusat (center-punch) terbuat dari baja perkakas yang bagian badannya dibuat berbentuk batang segi
delapan atau dikartel agar tidak licin sewaktu dipegang, ujungnya lancip dengan sudut 90°. Penitik yang
bersudut 90° ini sebagai penitik pusat yang digunakan untuk menandai titik pusat lubang yang akan dibor.
Sedangkan untuk menandai garis yang akan dipotong dapat digunakan penitik garis (prick-punch), penitik
ini mempunyai sudut lancipnya 60°.

9
Gambar 1.14 Penitik
2.1.4.3 Jangka Tusuk
Jangka Tusuk adalah jangka yang pada ujung kedua kakinya dibuat runcing yang mana pangkal kedua
kakinya ada yang diikat secara sesak dengan sebuah poros (keling) dan ada yang pertemuan pangkal kedua
kakinya bertumpu pada sebuah poros dan di klem dengan sebuah pegas daun yang melingkar, untuk
penyetelan jarak kakinya menggunakan batang berulir dan mur yang dipasang merangkai kedua kakinya.
Jangka tusuk terbuat dari baja perkakas dan berfungsi sebagai mal ataupun untuk mengukur dan sekaligus
dapat digunakan sebagai alat penanda seperti untuk membuat lingkaran, garis lengkung atau busur, dan
membuat garis sejajar terhadap tepi benda kerja.

Gambar 1.15 Jangka Tusuk


2.1.4.4 Jangka Pincang (Hermaphrodite caliper)
Bentuk dari jangka pincang ialah kaki yang satu ujungnya sama dengan kaki pada jangka tusuk, sedangkan
yang satunya lagi sama bentuknya dengankaki jangka bengkok. Jangka pincang ini sangat banyak
digunakan pada pekerjaan melukis dan menandai seperti; untuk menarik garis sejajar, mencari titik
senter/pusat.Dengan demikian jangka ini sangat banyak digunakan pada bengkel kerja bangku maupun pada
bengkel kerja mesin. Konstruksi dari jangka ini hampir sama dengan jangka-jangka yang lainnya juga bahan
pembuatnya pun dari bahan yang sama.

10
Gambar 1.16 Jangka pincang
2.1.4.5 Stempel
Stempel digunakan untuk memberikan tanda dipermukaan benda kerja berupa huruf, angka, dan
tanda/simbol.Stempel berbentuk batang persegidan dibuat dari baja perkakas.Setiap batang memuat satu
tanda huruf,angka, atau simbol pada salah satu penampang ujungnya, sedangkan ujung yang lain rata.
Stempel tersedia dalam beberapa ukuran tinggi huruf, dan yang umum digunakan pada kerja bangku yaitu
ukuran 3,5 mm, 5 mm, dan 7mm. Stempel yang memuat huruf disebut stempel huruf (Letter Stamping),
stempel yang memuat angka disebut stempel angka (Number Stamping).

Gambar 1.17 Stempel Baja (Steel Stamping)

11
Rangkuman
Penggunaan alat harus sesuai dengan peruntukannya, karena penggunaan alat yang tidak sesuai dengan
peruntukannya dapat menimbulkan masalah yang bisa berakibat fatal baik terhadap pengguna, benda yang
dikerjakan, lingkungan sekitar maupun terhadap alat itu sendiri.
Peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan kerja bangku umumnya berupa alat-alat tangan (hand tools)
yang dapat dikelompokkan berdasarkan fungsinya yaitu sebagai alat pengikat/penjepit, alat pengukur dan
mal, alat penggambar dan penanda, alat pemotong, alat penyerut, alat pelubang, alat pengulir, alat pemukul,
dan yang tidak tergolong dalam alat tangan tetapi digunakan dalam kerja bangku yaitu mesin bor duduk/pilar.
Alat penjepit yang utama dalam kerja bangku adalah ragum.Ragum tersedia dalam berbagai macam variasi
dan ukuran sesuai dengan kebutuhan. Setidaknya berdasarkan gerakannya ada tiga macam ragum yaitu:
Ragum Biasa, Ragum Berputar, dan Ragum Universal.
Alat ukur dan mal terdiri dari: Mistar ukur berbentuk pipih lurus dilengkapi dengan satuan ukuran metrik
(milimeter) dan imperial (inchi). Mistar lipat, dapat dilipat karena dilengkapi dengan sambungan pada setiap
panjang tertentu, lipatan ini dinamakan bilah ukur. Meteran dengan jarak lipatan 10 cm akan terdapat 10
bilah ukur, sedangkan jarak lipatan 20 cm akan terdapat5 bilah ukur. Mistar gulung terbuat dari bahan serat
nylon, kain, kulit atau lembaran plat baja tipis sehingga dapat digulung pada sebuah selubung, olehkarena itu
dinamakan mistar/meteran gulung. Panjang meteran gulung yang terbuat dari plat baja antara 2 s.d. 10 m.
Jangka sorong terbuat dari baja tahan karat. Terdiri dari dua bagian, bagian diam memuat skala ukur utama
dalam sistem matrik dan imperial, dan bagian bergerak memuat skala ukur pembagi.Busur derajat untuk
mengukur dan membentuk sudut antara dua bidang permukaan benda kerja yang saling bertemu. Pengukur
tinggi untuk mengukur tinggi benda terhadap suatu bidang acuan atau bisa juga untuk memberikan tanda
goresan secara berulang terhadap benda kerja sebagai acuan dalam proses pengerjaan selanjutnya
(permesinan). Mistar geser terdiri dari dua bagian, bagian/bilahberskala ukur, skala ukur biasanya dalam

12
metrik saja sepanjang 20 Cm, sedangkan bagian yang lain (stoper) bertanda strip, dimana posisi strip tersebut
berada, disitulah besaran pengukurandiperoleh. Siku-siku merupakan salah satu alat pada kerja bangku yang
terbuat dari baja yang berfungsi untuk memeriksa ketepatan sudut pada benda kerja.Mal radius untuk
pemeriksaan radius luar maupun radius dalam.Jangka bengkok, jangka yang kedua kakinya dibuat
melengkung kedalam berfungsi sebagai mal atau untuk mengukur ukuran luar.Jangka kakipada ujung kedua
kakinya dibuat bengkok keluar berfungsi sebagai mal atau untuk mengukur ukuran dalam.
Alat penanda terdiri dari: Penggores, alat untuk membuat tanda pada permukaan benda kerja. Penggores
umumnya berbentuk batang silindris yang bagian ujungnya diruncingkan.Penggores dibuat dari bahan baja
perkakas dengan syarat harus lebih keras dari benda kerja yang dikerjakan. Penitik untuk membuat titik pada
benda kerja, sudut ujung 90° untuk penitik pusat, sudut ujung 60° untuk penitik garis. Jangka tusuk pada
ujung kedua kakinya dibuat runcing berfungsi sebagai mal ataupun untuk mengukur dan sekaligus dapat
digunakan sebagai alat penanda. Jangka pincang, kaki yang satu ujungnya runcing, sedangkan yang
lainnyasama bentuknya dengan kaki jangka bengkok, berfungsi untuk menarik garis sejajar, mencari titik
senter/pusat.Stempel digunakan untuk memberikan tanda dipermukaan benda kerja berupa huruf, angka, dan
tanda/simbol.

2.1.5 Alat Pemotong

2.1.5.1 Gergaji tangan


Gergaji tangan adalah perkakas tangan yang terdiri dari sengkang dan daun gergaji.Sengkang gergaji ada
yang tetap dan ada yang dapat diatur panjang pendeknya menyesuaikan panjang daun gergaji yang
digunakan.Sengkang gergaji berfungsi sebagai pemegang sekaligus penegang daun gergaji saat
digunakan.Daun gergaji berupa baja tipis bergigi tajam pada salah satu atau kedua sisinya yang digunakan
untuk memotong/mengikisbenda kerja.Daun gergaji adalah sangat keras karena terbuat dari baja perkakas
yang pada umumnya dari baja kecepatan tinggi (Hight Speed Steel/HSS).

Gambar 1.18 Gergaji Tangan

13
Gambar 1.19 Daun Gergaji
Daun gergaji khususnya gergaji untuk logam memiliki gigi-gigi yang lebih lembut dari pada gergaji untuk
kayu.Gigi-gigi daun gergaji untuk logam selalucondong kesatu arah dan diberi penyimpangan ke kanan
maupun kekiri untukmenghasilkan lebar hasil potongan melebihi tebal daun gergaji untuk menghindari
terjepitnya daun gergaji pada celah hasil pemotongan.Ada tiga model penyimpangan gigi gergaji dan setiap
model penyimpangan memiliki fungsinya masing-masing (lihat tabel 1.2).
Tabel 1.2 Penyimpangan Gigi Gergaji

2.1.5.2 Pahat
Pahat adalah alat pemotong yang terbuat dari baja perkakas non paduanatau baja paduan baik paduan
rendah maupun paduan tinggi.Ada beberapa macam pahat menurut fungsinya yaitu pahat datar, pahat alur,
pahat dam, pahat diamon, dan pahat setengah bulat atau pahat kuku.

14
Gambar 1.21 Macam-macam pahat

Pahat datar (flat chisel) dapat digunakan untuk memotong pelat, baut, dan paku keling, untuk meratakan
permukaan yang cembung, pembuatan lubang memanjang pasca pengeboran, dan untuk membuang bagian-
bagian yang tajam dari benda kerja.

Gambar 1.22 Pahat Datar

Pahat alur (cape chisel) berfungsi untuk membuat alur, misalnya alur-alur sempit dan alur minyak.

Gambar 1.23 Pahat Alur

Pahat dam (sloting chisel), untuk memotong/melubang bahan yang tebal ataumembuat celah atau sponeng,
umumnya diawali dengan pengeboran secara berderet. Berbeda dengan pahat yang lain, pahat dam ujungnya
tidak diruncingkan, melainkan berpenampang persegi dengan sisi-sisinya yang tajam.

15
Gambar 1.24 Pahat Dam

Pahat Diamond, digunakan untuk membersihkan sudut-sudut dalam,membuat


alur V, dan meralat permulaan pengeboran yang salah.

Gambar 1.25 Pahat Diamond


Pahat Kuku, digunakan untuk membuat alur cekung dan juga untuk meralatpermulaan pengeboran yang
salah

Gambar 1.26 Pahat Kuku

16
GLOSARIUM

Glosarium
Kalipers adalah instrumen pengukur yang presisi yang digunakan untuk membuat pengukuran yang akurat
hingga sampai tingkat ketelitian 0,02 mm. Secara fisik memiliki dua buah rahang yang satu bersifat tetap, dan
lainnya dapat digeser.
Rahang Tetap (Fixed Jaw) , adalah rahang pada kaliper yang mempunyai kedudukan yang tetap (tidak dapat
digeser)
Rahang Geser (Movable Jaw) , adalah rahang pada kaliper yang kedudukannya dapat digeser sesuai dengan
ukuran dari benda kerja yang diukur.
Measuring Surfaces for Outside Work, adalah cara pengukuran dimensi dari suatu benda kerja, dengan
mengukur bagian luar permukaannya. Contoh mengukur diameter bagian luar pipa.
Measuring Surfaces for Inside Work, adalah cara pengukuran dimensi dari suatu benda kerja, dengan
mengukur bagian dalam permukaannya. Contoh mengukur diameter bagian dalam pipa.
Skala Utama, adalah angka skala yang tertera pada batang utama kaliper
Skala Vernier, adalah angka skala yang tertera pada vernier yang tertera pada rahang gesesr
Sekrup Pengunci Rahang Geser, adalah sekrup pengunci dan pengendor ikatan antara batang rahang geser
dengan batang utamanya pada kaliper.
Perkakas Bor duduk : adalah alat untuk membuat lubang pada benda kerja
Perkakas Kerja Bangku : adalah berbagai perkakas sederhana yang digunakan sebagai sarana menangani
pekerjaan sederhan, seperti memotong, melipat, menyambung dengan mengguna-kan cara dilipat,
dipatri, dirivet/dikeling, dll.
Perkakas Las Asetilin : adalah alat penyambung logam melalui proses pelelehan logam dengan menggunakan
energi panas hasil pembakaran campuran gas asetilin dengan oksigen

17
DAFTAR PUSTAKA
1. Agus Ahyari, 1998, Manajemen Produksi: Perencanaan Sistem Produksi, BPFE: Yogyakarta.
2. Faostino Cordosa Gomes, 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia, ANDI OFFSET:
Yogyakarta.
3. Lalu Sumayang, 2003, Dasar-dasar Manajemen Produksi & Operasi, Salemba Empat: Jakarta.
4. MN Nasution, 2001, Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management), Ghalia
Indonesia: Jakarta.
5. Richardus Eko Indrajit dan Richardus Djokopranoto, 2002, Konsep Manajemen Supply Chain,
Grasindo: Jakarta.

6. Cristian Guilino, Fachkunde Bauschlosser-Stahlbauer-Schmelzschweisser.Verlag Handwerk


und Technik GmbH, Hamburg, 1986.
7. A. Gatot Bintoro. 2000. Dasar-dasar Pekerjaan Las. Penerbit Kanisius,Yogyakarta.
8. C. van Terheijden, dan Harun. 1971. Alat-alat Perkakas 2. PenerbitBinacipta, Bandung.
9. Department of Labor and Immigration, 1975. Turning Between Centres 1.Basic Trade Manual.
Australian Government Publishing Service,Canberra.
10. G. Takeshi Sato, dan N. Sugiarto H., 1996. Menggambar Mesin MenurutStandar ISO. PT.
Pradnya Paramita, Jakarta.
11. Kratfel. E., G. Drake, 1974. Modern Shop Procedures. Reston PublishingCompany, Inc.
Reston, Virginia.
12. Krar. S.F., J.W. Oswald, J.E.St. Amand., 1983. Machine Tool OperationsMcGraw Hill
International Editions.
13. Anni Faridah,dkk. Teknik Pembentukan Pelat-jilid 2. Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan,-Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan
Dasar dan Menengah-Departemen Pendidikan Nasional, 2008.

18

Anda mungkin juga menyukai