Anda di halaman 1dari 13

KOLOKIUM

SEKOLAH BISNIS
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

NAMA : RAFI DHARMAWAN


NIM : K1501221079
PROGRAM STUDI : MANAJEMEN DAN BISNIS
JUDUL PENELITIAN : STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS PT.
KEBUN KREASI GRUP YANG
BERKELANJUTAN.
DOSEN PEMBIMBING : 1. DR. IR. IDQAN FAHMI, M.EC
2. DR. IR. SUFRIN HANNAN, MM.
KELOMPOK BIDANG : ILMU EKONOMI, MANAJEMEN, BISNIS DAN
KEBIJAKAN
HARI/TANGGAL : SELASA, 13 FEBRUARI 2024
WAKTU : 16.00 WIB
TEMPAT : SECARA DARING MELALUI ZOOM
1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Makanan dan minuman merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang
paling penting selain sandang dan papan. Untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya manusia harus memenuhi kebutuhan pokoknya. Dengan itu pula makanan
merupakan kebutuhan manusia yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia. Kebutuhan makanan akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan
penduduk yang semakin banyak, terutama didaerah perkotaan yang ramai
penduduk tentu saja kebutuhan akan makanan dan minuman semakin meningkat.
Peningkatan penduduk pun menjadi salah satu peluang untuk bisnis makanan yang
menjanjikan.

Sumber: Data Industri Research Tahun 2010 -2023


Gambar 1.1 Pertumbuhan tahunan sektor industri makanan dan minuman.
Berdasarkan Gambar 1.1 dapat dilihat dari grafik bahwa Pertumbuhan
tahunan sektor industri makanan dan minuman (year on year) sampai kuartal 3 2023
tumbuh positif hingga mencapai Rp.849.396 Miliar Rupiah. Kinerja pertumbuhan
yang positif ini melanjutkan kinerja tahun-tahun sebelumnya yang juga selalu
positif pada tahun 2022 Pertumbuhan PDB Industri makanan dan minuman sebesar
Rp.813.062 Miliar Rupiah. Kinerja pertumbuhan yang positif ini melanjutkan
kinerja tahun 2021 yang juga positif mencapai Rp.775.915 Miliar Rupiah. Data ini
menunjukkan bahwa ekonomi indonesia mulai tumbuh pasca pandemic covid-19
yang terjadi pada tahun 2020 di indonesia.
Salah satu tempat untuk memenuhi kebutuhan primer makanan yaitu antara
lain adalah Restoran. Restoran dan kafe merupakan pilihan masyarakat untuk
tempat bersosialisasi berbagai kalangan masyarakat dimana tempat berkumpul
bersama yang dimana pengungunjung pun berasal dari latar bekalang yang beragam
mulai kalangan pengusaha, pegawai, mahasiswa bahkan komunitas-komunitas
tertentu.
2500 2083
1843
2000
1500
1000 580 580
239 383
500
0
2018 2019 2020 2021 2022 2023

Sumber : Dinas Pariwisata Kota Tangerang Selatan ( Last Updated Agustus 2023 )
Gambar 1.2 Jumlah Restoran di Kota Tangerang Selatan
Berdasarkan Gambar 1.2 merupakan data jumlah restoran yang ada di kota
Tangerang Selatan terlihat perkembangan yang sangat signifikan dari tahun
ketahun, fenomena ini berhubungan dengan adanya peningkatan gaya hidup
masyarakat modern yang berubah dengan adanya kemudahan kemudahan teknologi
2

informasi, maka dari itu seluruh perusahaan maupun Industri FnB harus dapat
menangkap perubahan tersebut menjadi peluang yang dapat menghasilkan
keuntungan. Setiap restoran memiliki strategi yang berbeda-beda untuk
mendapatkan pelanggan dan menjaga eksistensi agar bertahan di persaingan bisnis
di Kota Tangerang Selatan.
Salah satu pilihan restoran bagi masyarakat Kota Tangerang Selatan dan
sekitarnya yaitu Restoran Kebun Latte. Restoran Kebun Latte terletak di Jl. H.
Jamat No.12 A, Buaran, Kota Tangerang Selatan. Restoran ini menawarkan suasana
berbeda dibandingkan restoran lainya yaitu memiliki suasana perkebunan jati yang
asri dengan total luas 750m dengan variasi penjualan menu makanan dan minuman
yang beragam serta harga yang terjangkau.
Tabel 1.1 Data Respon Konsumen di bandingkan dengan usaha sejenis di
Kota Tangerang Selatan
Nama Restoran Rating Google Jumlah Ulasan Tahun Berdiri
Kebun Latte 4,4 3723 2019
Bukit Pelayangan 4,3 3018 2010
Remaja Kuring 4,4 3508 2012
bi coffee 4,5 2660 2019
9 lot 4,5 6578 2014
Sumber: Data Sekunder Dari Kebun Latte 2023
Berdasarkan Tabel 1.1 dijelaskan terdapat beberapa Restoran besar di
tangerang selatan pada tabel tersebut merupakan salah satunya, dari sample tersebut
menunjukkan bahwa Restoran Kebun latte masuk dalam restoran besar yang ada di
Kota Tangerang Selatan dibandingkan Restoran lainya yang sudah berdiri sejak
lama, Kebun Latte yang berdiri pada tahun 2019 terhitung dapat bersaing dengan
restoran besar lainya dengan Rating Google yang cukup baik 4,4 dengan jumlah
ulasan yang cukup banyak dibandingkan restoran sejenis dengan tahun berdiri yang
sama. Daya tarik utama Restoran Kebun latte jika ditinjau dari konsep tempat ini
memiliki Brand Value yang tidak dimiliki oleh tempat lain yaitu berkonsep outdoor
dengan suasana perkebunan jati yang asri.
Pada awal pembukaan restoran mendapat respon yang sangat positif dari
masyarakat sehingga di tahun 2019 selalu mencapai target namun saat pandemi
tahun 2020 terdapat penurunan namun saat New Normal kembali mencapai target
dikarenakan banyak customer yang ingin mengunjungi restoran berkonsep outdoor
dan kunjungan keluar kota belum diperbolehkan, selanjutnya pada tahun 2022
hingga saat ini mengalami penurunan yang cukup signifikan. Berikut ini adalah
grafik data penjualan periode tahun 2020-2023, sebagai berikut:
6.180.000.000
5.578.609.720

5.550.000.000

4.228.536.740

4.200.000.000
2.499.130.400
2.300.000.000
1.963.448.167

2020 2021 2022 2023 ( JAN -


Total Sales / Tahun Target SEPTEMBER )
3

Sumber: Data Skunder Dari Kebun Latte 2022


Gambar 1.3 Penjualan PT. Kebun Kreasi Grup Tahun 2020-2023
Pada Gambar 1.3 menunjukkan bahwa pendapatan pada tahun 2020 sebesar
Rp.1.963.448.167 tidak dapat memenuhi target yang sudah ditentukan oleh
perusahaan sebesar Rp. 2.300.000.000 pendapatan tersebut hanya mencapai 85%
dari target yang telah ditentukan karena pada saat tahun 2020 Restoran kebun latte
menerapkan Social Distancing (Pembatasan Sosial covid-19). Pada tahun 2021
melihat kenaikan pendapatan tahun sebelumnya Restoran Kebun Latte menaikan
target pendapatan tahun 2021 menjadi Rp. 5.550.000.000 yang sebelumnya
menginjak diangka Rp. 2.300.000.000. Pendapatan Restoran Kebun Latte
mendapatkan pemasukan yang besar pada tahun 2021 hingga mencapai Rp.
5.578.609.720 dengan pendapatan tersebut maka Restoran Kebun Latte berhasil
mencapai target. Namun penurunan pendapatan terjadi pada tahun 2022.
Pendapatan yang diraih Restoran Kebun Latte hanya mencapai Rp. 4.228.536.740
dengan presentase 68% dari target yang sudah ditentukan. Selanjutanya pada tahun
2023 sampai bulan september Restoran Kebunlatte total mendapatkan pendapatan
sebesar Rp.2.449.130.400 dengan target pertahun Rp. 4.200.000.000. Adanya
penurunan jumlah penjualan tersebut, maka perlu diteliti agar perusahaan dapat
mengambil langkah strategis dalam mempertahankan keberlanjutan bisnis PT.
Kebun Kreasi Grup khususnya Restoran Kebun Latte.
Tabel 1.2 Data Jenis Pendapatan Restoran Kebun Latte
(Dalam Miliar dan Juta)
Jenis Pendapatan 2021 2022 2023 (Jan-Sep)
Total Sales % Total Sales % Total Sales %
Dine In
(Kunjungan) 5.522.611,- 99,0% 4.176.978,- 98,8% 2.385.885,- 95,5%
Online
( Gofood ) 23.256,- 0,4% 16.713,- 0,4% 16.566,- 0,7%
Catering
(Pesanan Nasi box) 14.385,- 0,3% 12.755,- 0,3% 28.530,- 1,1%
Event Buffet
(Wedding) 18.357,- 0,3% 22.090,- 0,5% 52.651,- 2,1%
Event Festival
- - - -
(Open Booth) 15.498,- 0,6%
Sumber: Data Sekunder Dari Kebun Latte Tahun 2023
Terdapat beberapa pemasukan dari restoran yang dapat di kembangkan oleh
restoran yaitu pendapatan Dine in ( makan di tempat ), Online ( Take away melalui
E-commerce ), Pesanan Catering, Event ( Birthday party, Lamaran dan Wedding )
dan Event Festival . Tabel 1.2 menunjukkan bahwa Restoran kebun latte selama 3
tahun terakhir lebih dominan pada bisnis model dengan melayani di tempat ( Dine
In ). Sedangkan ada beberapa jenis pendapatan lain juga sangat menjanjikan untuk
dilakukan, tetapi belum berjalan secara maksimal pada Restoran Kebunlatte. Hal
ini ditunjukkan dengan pemasukan pendapatan dine in yang cukup signifikan tinggi
yaitu rata-rata berkisar diatas 95%, Jika dibandingkan jenis pendapatan lainya
selama periode 3 tahun berjalan yaitu tertinggi sebesar 2,1% dari total keseluruhan
pendapatan outlet.
Manajemen strategi merupakan serangkaian atau sekumpulan keputusan dan
tindakan untuk menciptakan keunggulan kompetitif dalam mencapai tujuan jangka
panjang (Robbins 2007). Setiap perusahaan dalam hal ini penyedia jasa wisata
4

membutuhkan suatu strategi yang baik untuk bertahan ditengah era revolusi industri
4.0 bahkan 5.0. Menurut David (2011), Kemampuan perusahaan untuk dapat
bertahan dalam persaingan tidak hanya berfokus pada memaksimalkan laba bersih
dan membuat rasio keuangan yang baik tetapi melupakan apakah perusahaan dapat
menjalankan dan mewujudkan strategi dalam kurun waktu jangka panjang (Ciptani
2000). Perusahaan saat ini dituntut untuk selalu melakukan perubahan dan
perkembangan secara strategis agar dapat bertahan di dalam persaingan bisnis,
berkembang secara berkelanjutan dan mendapatkan pendapatan yang maksimal.
Perusahaan harus dapat mengantisipasi perubahan serta melakukan strategi
pengembangan dari segi model bisnis untuk meningkatkan daya saing dan
perusahaan bertahan secara berkelanjutan. Maka dari itu perlu adanya
pengembangan model bisnis yang tepat untuk digunakan dimasa yang akan datang
untuk menjaga keberlangsungan perusahaan.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
pokok masalah adalah bagaimana strategi pengembangan bisnis PT. Kebun Kreasi
Grup yang berkelanjutan ?
1. Bagaimana kondisi bisnis PT. Kebun Kreasi Grup saat ini ditinjau menggunakan
kanvas model bisnis berkelanjutan?
2. Bagaimana kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman, ditinjau dari elemen
kanvas model bisnis berkelanjutan yang ingin di kembangkan pada PT. Kebun
Kreasi Grup?
3. Rumusan model bisnis baru seperti apa yang dapat digunakan dalam
pengembangan bisnis PT. Kebun Kreasi Grup di masa yang akan datang?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dijelaskan diatas,maka
dapat ditentukan tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Menganalisis kondisi bisnis PT. Kebun Kreasi Grup ke dalam kanvas model
bisnis berkelanjutan.
2. Menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman ditinjau dari beberapa
elemen kanvas model bisnis berkelanjutan yang ingin dikembangkan pada PT.
Kebun Kreasi Grup.
3. Merumuskan model bisnis baru yang dapat digunakan sebagai strategi
pengembangan bisnis berkelanjutan PT. Kebun Kreasi Grup di masa yang akan
datang.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan,
diantaranya :
1. Manfaat teoritis
Bagi civitas akademika, Penelitian ini diharapkan dapat menambah
khazanah ilmu bagi pembaca serta dapat menjadikan penelitian ini sebagai acuan
dan perbandingan dalam melakukan studi di bidang manajemen strategik dan
perencanaan strategi pengembangan bisnis PT. Kebun Kreasi Grup yang
berkelanjutan.
2. Manfaat Praktis
Bagi PT. Kebun Kreasi Grup , Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
bahan pertimbangan perusahaan dalam rangka perancangan strategi dan
mengevaluasi perusahaan dalam usaha peningkatan kinerja perusahaan kearah
5

yang lebih baik.


Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan merupakan lapangan yakni dilakukan
dengan melakukan pengambilan data, survey dan wawancara kepada Perusahaan
PT. Kebun Kreasi Grup di Kota Tangerang Selatan. Selain itu pada penelitian ini
akan dilakukan pengambilan dengan cakupan pihak eksternal perusahaan antara
lain pelanggan perusahaan, pakar di bidang perhotelan dan restoran Kota Tangerang
Selatan, dan Kepala Seksi dinas pariwisata Kota Tangerang selatan. Dengan
cakupan ruang lingkup penelitian tersebut diharapkan dapat menghasilkan alternatif
model bisnis di masa depan yang berkelanjutan dan Implementasi strategi akan
dapat diterapkan secara maksimal pada bisnis PT. Kebun Kreasi Grup.

TINJAUAN PUSTAKA
Strategi
David dan David (2016), menyatakan strategi adalah suatu tindakan
potensial yang membutuhkan keputusan manajemen puncak dan sumber daya
perusahaan yang besar, serta memiliki konsekuensi multifungsi atau multidimensi
dan membutuhkan pertimbangan, baik faktor internal maupun eksternal yang
dihadapi oleh perusahaan. Pearce dan Robinson (2016) mendefinisikan manajemen
strategis (strategic manajement) sebagai rangkaian keputusan dan tindakan yang
menghasilkan formulasi dan implementasi rencana untuk mencapai tujuan
perusahaan. David (2011) juga menjelaskan tiga tahapan perumusan strategi yaitu:
1) tahap masukan, 2) tahap analisis, dan 3) tahap pengambilan keputusan.
Berdasarkan teori-teori tersebut, organisasi publik/pemerintahan juga dapat
mengimplementasikan konsep manajemen strategis dalam pelaksanaan tugas dan
fungsi organisasinya.
Manajemen Strategi
Manajerial yang dikenal sebagai manajemen strategis berdampak pada
keberhasilan jangka panjang organisasi. Selain itu, pemantauan lingkungan,
pembuatan strategi dikenal sebagai perencanaan jangka panjang atau perencanaan
strategis, pelaksanaan strategi, penilaian, dan pengendalian semuanya termasuk
dalam manajemen strategis. Dengan mempelajari kekuatan dan kelemahan
perusahaan, manajemen strategis berfokus pada menemukan dan menganalisis
peluang dan ancaman lingkungan (Amaliah et al. 2019).
Kebijakan bisnis menekankan integrasi yang efektif dari berbagai aktivitas
fungsional di dalam organisasi dan lebih menekankan pada manajemen umum.
Pemanfaatan terbaik sumber daya perusahaan adalah fokus mendasar dari
kebijakan bisnis. Kebijakan bisnis lebih menekankan pada penciptaan prinsip-
prinsip umum yang dapat diterapkan untuk lebih berhasil mencapai tujuan dan
sasaran bisnis. Manajemen strategis adalah disiplin ilmu yang menggabungkan
strategi bisnis, faktor eksternal, dan faktor internal (Shaliha et al. 2022).
Strategi Keberlanjutan
Keberlanjutan sebagai strategi bisnis memerlukan pertimbangan norma, nilai,
praktik sosial dan budaya yang berlaku dan berubah (Shen et al. 2020). Strategi
keberlanjutan bergantung pada faktor sosial budaya, ekonomi dan lingkungan.
Pemangku kepentingan proyek mendapat manfaat yang berbeda di sepanjang
berbagai tahap siklus hidupnya. Kasus bisnis untuk keberlanjutan menetapkan
manfaat bisnis untuk pembangunan berkelanjutan dan penghijauan operasi hotel.
6

Manfaatnya termasuk penghematan biaya, keunggulan kompetitif, loyalitas


karyawan, retensi pelanggan, kepatuhan terhadap peraturan, dan manajemen risiko
(Shen et al. 2020).
Keberlanjutan dalam bisnis umumnya dibenarkan dalam hal:
1. Peningkatan margin keuntungan melalui penghematan utilitas.
2. Peningkatan pendapatan melalui pemenuhan preferensi konsumen dan
pengurangan risiko reputasi.
3. Strategi investasi berorientasi masa depan.
4. Perlindungan terhadap risiko peraturan dan manfaat dari insentif peraturan.
5. Peningkatan validasi dan nilai melalui sertifikasi bangunan berkelanjutan; dan
pasokan energi jangka panjang.
Konsep Green Practices Restaurant
Green Practices di restoran adalah usaha sebuah restoran menerapkan praktik-
praktik yang ditujukan secara efektif untuk mengurangi masalah sosial dan
lingkungan yang timbul baik secara langsung atau tidak langsung dari kegiatan
operasionalnya. Menurut Lorenzini (1994) Penerapan green practices membuat
suatu restoran memiliki struktur desain yang baru dan telah direnovasi dan disusun
untuk dapat dioperasikan dan secara ramah lingkungan dan memiliki output kerja
yang hemat sumberdaya dan energi.
Analisis Faktor Eksternal
David dan David ( 2015 ) menyatakan bahwa suatu organisasi kinerjanya
sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal. Faktor-faktor tersebut perlu diidentifikasi
melalui sebuah analisis Industry foresight dan Analisis porter’s five forces. Istilah
industry foresight pertama kali dicetuskan oleh Hamel dan Prahalad (1994) Ketika
membahas mengenai kemampuan perusahaan dalam melihat masa depan
industrinya. Industry foresight merupakan kemampuan berfikir sistematis tentang
masa depan di suatu industri berdasarkan kecenderungan perubahan teknologi,
regulasi, sosial ekonomi, demografi, gaya hidup, dan faktor-faktor makro lain yang
mempengaruhinya. Sedangkan Analisis porter’s five forces proses analisis eksternal
dengan memperhatikan lima kekuatan yaitu tingkat persaingan industri, daya tawar
pembeli, daya tawar pemasok, ancaman pendatang baru dan ancaman produk
subtitusi. Analisis porter’s five forces dapat memudahkan perusahaan atau
organisasi dalam memahami implikasi strategis (Porter 2008).
Analisis Faktor Internal
Analisis ini berfokus pada identifikasi kekuatan dan kelemahan yang ada di
dalam perusahaan, untuk mengetahui faktor internal perusahaan menggunakan
analisis Value Chain Analysis (VCA). Pearce dan Robinson (2016) mengungkapkan
dalam rantai nilai utama terdapat lima aktivitas yang harus diketahui, yaitu:
a. Pengadaan logistik dalam perusahaan Aktivitas ini berkaitan dengan perolehan
bahan bakar, energi, bahan baku, suku cadang, barang dagangan, dan
perlengkapan lainnya dari pemasok; penerimaan, penyimpanan, dan distribusi
input dari pemasok; inspeksi; dan manajemen persediaan.
b. Operasi Aktivitas ini berkaitan dengan konversi input menjadi bentuk suatu
produk akhir (produksi, perakitan, pengemasan, pemeliharaan peralatan, operasi
fasilitas, penjaminan mutu, perlindungan lingkungan).
7

c. Pengadan logistik luar perusahaan Aktivitas ini berkaitan dengan distribusi fisik
dan produk kepada pembeli (penyimpanan barang jadi, pemrosesan pesanan,
pengepakan pesanan, pengiriman, operasi kendaraan pengiriman).
d. Pemasaran dan penjualan Aktivitas ini berkaitan dengan upaya tenaga penjualan,
iklan dan promosi, riset dan perencanaan pasar serta dukungan bagi
agen/disributor.
e. Layanan Aktivitas ini berkaitan dengan penyediaan bantuan bagi pembeli, seperti
instalasi, pengiriman suku cadang, pemeliharaan dan perbaikan, bantuan teknis,
dan penanganan terhadap pertanyaan dan keluhan pembeli.
Business model canvas for sustainability (BMCS)
Fichter dan Tiemann (2015) menyatakan alat yang ada akan digunakan untuk
tujuan yang berbeda dan dalam konteks yang berbeda. Dengan BMCS, tujuan
mereka adalah untuk mengintegrasikan keberlanjutan di jantung model bisnis.
Menurut Fichter dan Tiemann (2015), model bisnis tidak boleh dianalisis secara
terpisah dari lingkungannya. Terutama situasi persaingan dan perspektif pemangku
kepentingan harus diintegrasikan secara langsung dalam pengembangan model
bisnis karena relevansinya bagi keberhasilan implementasinya. Diketahui bahwa
Tiemann menerapkan konsep yang digunakan oleh Osterwalder dan Pigneur (2010)
sebelumnya, dan dikembangkan. Hal yang membedakan adalah visi, misi,
competitors dan stakeholder yang berkaitan. Sepuluh element bisnis model kanvas
berkelanjutan yaitu terdiri dari : Visi/misi model bisnis, Value Proposition,
Customers, Competitors, Stakeholders, Revenue Model, Key activities, Key
resources, Key partnership, Cost structure.
Analisis SWOT
Dalam mendesain kanvas model bisnis, terdapat tiga langkah yang sebaiknya
dilakukan oleh staf perusahaan dari tingkatan maupun fungsi yang berbeda yaitu
memetakan model bisnis, melakukan analisis SWOT, dan membuat prototipe
model bisnis (Osterwalder et al. 2010). SWOT adalah akronim dari strengths
(kekuatan), weaknesses (kelemahan), opportunities (peluang), dan threats
(ancaman), dimana SWOT dijadikan sebagai suatu model dalam menganalisis suatu
organisasi yang berorientasi pada profit dan nonprofit dengan tujuan utama untuk
mengetahui keadaan organisasi tersebut secara lebih komprehensif (Fahmi 2015).
Blue Ocean Strategy
Kim & Mauborgne (2005) menyatakan bahwa strategi blue ocean merupakan
upaya sebuah bisnis untuk keluar dari persaingan yang sangat ketat (strategi red
ocean), dengan cara menciptakan ruang pasar baru yang belum atau tidak disadari
oleh para kompetitor. Alih-alih memberikan tawaran produk dengan fitur yang
sama dengan kompetitor, perusahaan yang menjalankan strategi blue ocean ini
mampu membuat produk yang sama sekali berbeda.
Analytical Hierarchy Process (AHP)
Sebuah pendekatan yang disebut AHP memperhatikan unsur-unsur irasional
termasuk persepsi, preferensi, pengalaman, dan intuisi. Masalah yang rumit atau
tidak terstruktur dapat dibagi menjadi masalah yang lebih kecil dan kemudian
mengatur masalah yang lebih kecil ke dalam hierarki berkat adanya hirarki, yang
merupakan hierarki fungsional dengan masukan sebagian besar dari persepsi
manusia (Kusrini dan Gole 2007).
8

Penelitian Terdahulu
Penelitian ini menggunakan rujukan penelitian terdahulu yang berasal dari
penelitian yang sejenis dengan lingkup industri yang sejenis di bidang industri
pariwisata ataupun relevansi terkait metode penelitian.
Prianti (2022) mengkaji penelitian ini menggunakan model kanvas dalam
merumuskan strategi pengembangan usaha pada bisnis Saung Angklung Udjo
sebagai pariwisata Budaya. Latar belakang penelitian ini didasarkan karena
menghilangnya kepedulian masyarakat terhadap budaya dan persaingan bisnis.
Penelitian ini menggunakan analisis BMC, SWOT, Industry Foresight dan Blue
Ocean Strategy. Zahid (2020) melakukan penelitian mengenai strategi
pengembangan bisnis pada usaha jasa wisata edukasi sekolah Sentul Fresh. Pada
penelitian ini digunakan Kanvas Model Bisnis untuk pemetaan kondisi saat ini,
analisis SWOT untuk menentukan poin prioritas setiap elemen dan kerangka kerja
empat langkah dari Blue Ocean Strategy untuk merancang model bisnis baru.
Anggraeni (2023) melakukan penelitian terkait strategi bisnis berkelanjutan
pada Hotel Selarong Bogor. Penelitian ini memberikan strategi penguatan promosi
Hotel Selarong yang berkelanjutan dengan konsep “Green Hotel” dan memperbaiki
serta menambah fasilitas untuk meningkatkan posisi perusahaan dimata konsumen.
Saifullah (2022) melakukan penelitian ini mengenai strategi pengembangan
komoditas kopi excelsa di Kabupaten Jombang Provinsi Jawa Timur. Dalam
penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan diantaranya melakukan
identifikasi mengenai faktor peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan yang
bersifat strategis dengan menggunakan analisis SWOT, serta di tunjang
pengambilan keputusan menggunakan AHP.
Wardiman (2021) melakukan penelitian terkait dengan industri perhotelan
di Kota Bandung. Perumusan blue ocean strategy untuk Grand Malabar Hotel
diawali dengan menggunakan tiga prinsip awal blue ocean untuk menciptakan
manfaat bagi konsumen, menciptakan ruang pasar baru, dan meningkatkan
permintaan. Kemudian dilanjutkan dengan analisis terhadap kepuasan konsumen
dengan metode Importance Performance Analysis (IPA) dan kerangka kerja empat
langkah serta ERRC-Grid.
Kerangka Penelitian
Kerangka pemikiran penulisan tesis ini dimulai dari mengidentifikasi kanvas
model bisnis eksisting perusahaan saat ini menggunakan Business model canvas
for sustainability (BMCS), Selanjutnya melakukan imfortance performance
analysis ( IPA ) untuk menganalisis bisnis model yang bermasalah dan ingin di
kembangkan oleh perusahaan, Setelah itu menganalisis lingkungan internal dan
eksternal perusahaan. Setelah itu dilakukan analisis SWOT untuk mengetahui
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan dan analisis Blue Ocean
Strategy untuk mengetahui strategi alternatif. Analisis SWOT dan Blue Ocean
Strategy menghasilkan rumusan alternatif strategi yang nantinya akan
diimplementasikan di perusahaan. Hasil dari rumusan alternatif strategi tersebut
selanjutnya akan diurutkan sesuai dengan prioritas perusahaan dengan Metode
Analytical Hierarchy Process (AHP). Hasil akhir merancang pada penelitian ini
yang akan menjadi rujukan diimplementasikan di perusahaan ditampilkan pada
Gambar 2.2.
9

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Penelitian


METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada PT. Kebun Kreasi Grup yang beralamat di
JL. H. Jamat No.12 LA, Buaran, Serpong, Kota Tangerang Selatan. Penelitian dan
Pengambilan data dilakukan pada bulan Agustus 2023 – Maret 2024.
Jenis dan Sumber data
1. Data primer
Menurut Sekaran (2011), data primer merupakan data yang didapatkan
dengan menggunakan hasil wawancara individu, dan kelompok (organisasi).
Data primer yang diambil dalam penelitian ini Merupakan data yang diperoleh
langsung hasil wawancara yang dilakukan kepada beberapa narasumber yang
telah ditetapkan Komisaris, Manajer, Staff PT. Kebun Kreasi Grup, Pelanggan,
Pakar ahli di bidang hotel dan restoran ( Ketua PHRI Kota Tangerang Selatan
) dan Kepala seksi dinas pariwisata Kota Tangerang Selatan.
2. Data sekunder
Merupakan data yang di peroleh dari media atau pihak lain, serta dari
10

dokumen-dokumen dan studi literatur terkait. Data sekunder dapat menunjang


untuk data primer.
Metode Penentuan Responden
Penentuan responden dilakukan dengan cara sengaja (purposive sampling)
dengan pertimbangan bahwa responden tersebut merupakan pihak yang paling
mengetahui kondisi perusahaan, mampu memberikan informasi, serta pakar
dibidang yang terkait dengan penelitian. Dengan demikian, peneliti memiliki
wewenang untuk mengidentifikasi dan memilih pakar berdasarkan pengetahuan
khusus dan berpengalaman dengan bidang yang diteliti (Palinkas et al. 2015).
Terdapat 2 (dua) macam responden dalam penelitian ini, yaitu pihak internal PT.
Kebun Kreasi Grup dan pihak eksternal yang berasal dari luar perusahan PT. Kebun
Kreasi Grup. Berikut penjelasan terkait data responden internal dan eksternal pada
Tabel 3.1
Tabel 3.1 Daftar Nama Responden
No Jabatan atau Bagian Jumlah
1 Responden Internal Perusahaan
a Komisaris Utama 1 Orang
b Manajer Operasional 1 Orang
c Kepala Divisi Produksi 1 Orang
d Kepala Divisi Server 1 Orang
e Staff Digital Marketing 1 Orang
f Staff Keuangan 1 Orang
2 Responden Eksternal Perusahaan
a Mantan Karyawan 1 Orang
b Kepala Seksi Destinasi Pariwisata Dinas 1 Orang
Pariwisata Kota Tangerang Selatan
c Ketua PHRI Kota Tangerang Selatan 1 Orang
d Anggota Organisasi PHRI 2 Orang
e Pelanggan Loyal 5 Orang

Metode Pengumpulan Data


Penelitian ini menggunakan metode pengamatan langsung, observasi,
wawancara mendalam, focus group discussion (FGD) dan kuisioner dari responden
yang terlibat. Selain itu penelitian ini menggunakan data sekunder laporan
keuangan perusahaan, kajian literatur yang relevan dengan penelitian, dokumen
eksternal seperti laporan dinas pariwisata Kota Tangerang Selatan, situs ( website )
yang kredibel, artikel dan peraturan atau kebijakan perundang – undangan, surat
keputusan milik lembaga pemerintahan.
Metode Pengolahan dan Analisis Data
Penelitian ini menggunakan konsep formulasi strategi yang dikemukakan
oleh David (2011) yaitu perumusan strategi terbagi menjadi tiga tahapan yaitu:
tahap masukan (input stage) , tahap analisis pencocokan (matching stage), dan tahap
pengambilan keputusan (decision stage). Tahap input awal analisis penelitian ini
menganalisis bisnis model perusahaan yang saat ini berjalan menggunakan
menggunakan Business model canvas for sustainability BMCS, imfortance
performance analysis ( IPA ) digunakan untuk menganalisis bisnis model yang
bermasalah dan ingin dikembangkan oleh perusahaan, Analisis eksternal
perusahaan menggunakan Industry Foresight untuk menganalisis lingkungan
11

industri, selain itu menggunakan analisis Porter’s 5 Forces untuk menganalisis


lingkungan eksternal perusahaan. Selanjutnya analisis internal perusahaan
menggunakan analisis Value Chain Analysis untuk menganalisis lingkungan
internal perusahaan. Selanjutnya, hasil dari kedua identifikasi tersebut dilakukan
evaluasi menggunakan analisis evaluasi faktor eksternal (EFE) dan analisis faktor
internal (IFE). Selanjutnya dari hasil identifikasi lingkungan eksternal dan internal
perusahaan tersebut dilakukan tahapan pencocokan dilakukan dengan
merurumuskan rumusan strategi alternatif dan model bisnis alternatif melalui
analisis SWOT ( Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) dan Blue Ocean
Strategy. Selanjutnya tahap terakhir pengambilan keputusan dilakukan untuk
menjawab tujuan penelitian yang terakhir yaitu menentukan strategi prioritas bisnis
melalui analisis Analytical Hierarchy Process sehingga muncul model bisnis
berkelanjutan yang baru sebagai rujukan untuk perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA
Amaliah, Najib M, Jahroh S. 2019. Sustainability analysis of KPBS Pangalengan
milk processing business unit using flourishing business canvas method.
Jurnal Manajemen and Agribisnis 16(2): 160.
Anggraeni AS. 2023. Strategi Bisnis Berkelanjutan pada Hotel Selarong Bogor.
[tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Ciptani. 2000. Balanced scorecard sebagai pengukuran kinerja masa depan: suatu
pengantar. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. 1(1): 21-35. doi:
https://jurnalakuntansi.petra.ac.id/index.php/aku/article/view/15665
Coes. 2014. Critically Assessing the strengths and limitations of the business model
canvas. [tesis]. Netherlands (NL): University of Twente.
Data Pertumbuhan industri makanan dan minuman. 2023 Diakses 21 September
2023 dari : https://www.dataindustri.com/produk/data-pertumbuhan-industri
makanan-dan-minuman/
David. 2009. Manajemen Strategis Konsep. Edisi 12. Jakarta (ID): Salemba Empat.
David. 2011. Strategic Management: Concepts and Cases. Edition 13. London
(UK): Pearson Education.
David FR, David FR (2015), Strategic Management : A Competitive Advantage
Apporach, Concepts, and Cases, Edisi ke-15, New Jersey: Pearson Education
David, David. 2016. Strategic Management: A Competitive Advantage Approach,
Concept & Cases. 15th Edition. New Jersey (US): Pearson Education, Inc
Fahmi . 2015. Manajemen Strategis Teori dan Aplikasi. Volume ke-1. Bandung 79
(ID): Alfabeta.
Fichter K, Tielmann I. 2015. Das Konzept “Sustainable Business Canvas” Zur
Unterstützung Nachhaltigkeitsorientierter Geschäftsentwicklung. January: 1
24.
Fichter K, Tiemann I. 2015. Developing business models with the Sustainable
Business Canvas. BCarl von Ossietzky University of Oldenburg.
Hamel G, Prahalad CK. 1994. Competing for the Future. Boston: Harvard Business
School Press.
Kim, Mauborgne. 2005. Blue Ocean Strategy: How to Create Uncontested Market
Space and Make Competition Irrelevant. Boston (US): Harvard Business
School Pr.
12

Lorenzini, B. (1994). The green restaurant, part II: systems and service. Restaurant
and Institutions, 104(11), 119-136.
Mahdi AF. 2018. Business Model canvas perusahaan pengolah rumput laut. [tesis].
Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Osterwalder, Pigneur. 2010. Business Model Generation. Jakarta (ID): Elex Media
Komputindo.
Palinkas, L.A., et al. (2015) Purposeful Sampling for Qualitative Data Collection
and Analysis in Mixed Method Implementation Research. Administration and
Policy in Mental Health and Mental Health Services Research, 42, 533-544.
Pearce & Robinson. 2013, Manajemen strategis: formulasi, implementasi, dan
pengendalian, Salemba Empat, Jakarta
Pearce, Robinson. 2016. Manajemen Strategis: Formulasi, Implementasi dan
Pengendalian. Edisi ke-12. Sari NP, penerjemah. Jakarta (ID): Salemba
Empat. Terjemahan dari: Strategic Manajement: Formulation,
Implementation, and Control, 12th ed
Porter. 2008. The Five Competitive Forces That Shape Strategy. Harvard Business
Review.
Prianti. 2022. Pengembangan usaha bisnis saungan Angklung Udjo sebagai
pariwisata budaya di Kota Bandung. [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian
Bogor.
Robbins. 2007. Perilaku Organisasi. Jakarta (ID): PT. Indeks.
Saifullah. 2022. Strategi pengembangan komoditas Kopi Excelsa di Kabupaten
Jombang Provinsi Jawa Timur. [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Sekaran . 2011. Research Methods for Busines. A John Wiley and Sons, Ltd
Shaliha, Jahroh , Johar . 2022. Strategi Pengembangan Agribisnis Lada Putih di
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Jurnal Pendidikan Tambusai
6(2):13718–13724.
Shen, Q., Pan, Y., & Feng, Y. (2023). Identifying and assessing the multiple
effects of informal environmental regulation on carbon emissions in China.
Environmental Research, 237(P2), 116931.
Supriyadi (2021) Analisis strategi usaha kedai kopi menggunakan business model
canvass dan 360o business model innovation. [tesis]. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.
Utami CW, Susanto H, Sumaji YMP, Septina F, Nurdin M. 2020. Analyzing Blue
Ocean Strategy (BOSS) on the innovative performance in eco-friendly
tourism services in Indonesia. International Research Association for Talent
Development and Excellent. 1(1): 1-28
Wardiman IG. 2021. Perumusan Strategi Bersaing pada Grand Malabar. [tesis].
Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Zahid. Analisis pengembangan bisnis pada usaha jasa wisata edukasi Sekolah
Sentul Fresh. [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Anda mungkin juga menyukai