Anda di halaman 1dari 7

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia

(Indonesian Hotel and Restaurant Association)

Jakarta 29 Juli 2021


Nomor : 166/BPP-PHRI.XVII/07/2021
Lampiran : -
Perihal : Permohonan Untuk Mendapatkan Stimulus/Relaksasi Serta
Permohonan Untuk Dapat Difasilitasi Pertemuan Dengan
Kementerian/Lembaga Terkait Dari Stimulus Yang Diharapkan.

Kepada Yth.,
Bapak Dr. H. Sandiaga Salahuddin Uno, B.B.A., MBA.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Di
Tempat

Dengan hormat,
Bersama surat ini kami mengajukan permohonan kepada Bapak Menteri Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif agar dapat diberikan stimulus/relaksasi serta difasilitasi untuk
bertemu dengan Kementerian/Lembaga terkait yang memiliki kewenangan guna
membahas usulan stimulus/relaksasi terkait permasalahan sektor usaha Hotel dan
Restoran.

Sebagai laporan perkembangan sektor usaha Hotel dan Restoran, bahwa situasi
semester 1 (satu) tahun 2021 masih di level bertahan. Perubahan kebijakan dalam
membatasi mobilitas orang menjadi permasalahan utama sektor usaha Hotel dan
Restoran sulit untuk dapat tumbuh dan masuk ke level recovery.

59.30 60.01 58.95 58.84 60.19 59.75


56.21 57.10 57.43
51.91 53.86 52.04
58.58 59.39
56.73 56.77
52.88 53.90 52.57 54.14 53.52
51.47 52.44
49.17 49.22 43.53
40.14 40.79
36.07 37.48
34.63 31.97 32.93
30.35 32.40 32.24 32.12
28.07
19.70
12.67 14.45

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

2018 2019 2020 2021

Halaman 1 dari 7
HOTEL GRAND SAHID JAYA
Shopping Arcade No.04-05, Jl. Jend. Sudirman 86, Jakarta 10220 - Indonesia
Telp. (62-21) 5714262, 5704444 ext: 1818, Fax. (62-21) 5714266
Email: bppphri@phrionline.com | Website: www.phrionline.com
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia
(Indonesian Hotel and Restaurant Association)

Grafik 1. Occupancy Hotel 2018-2021 (y-t-d)


Berdasarkan grafik 1 diatas menunjukkan bahwa bulan Januari dan Februari tahun 2021
jika dibandingkan dengan bulan yang sama di tahun 2020, maka tingkat Occupancy Hotel
masih berkisar dibawah 17%, kemudian pada bulan Maret sampai dengan Mei tahun 2021
terjadi pertumbuhan jika dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun 2020.
Pertumbuhan tersebut terjadi dikarenakan pada bulan Maret sampai dengan Mei tahun
2020 masih diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), sementara pada
bulan yang sama di tahun 2021 menerapkan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan
Masyarakat (PPKM) skala mikro. PHRI masih meyakinkan bahwa bulan Juni tahun 2021
masih terjadi pertumbuhan walupun sedikit, namun pada bulan Juli occupancy Hotel akan
kembali mengalami tekanan sebagai dampak dari diberlakukannya PPKM Darurat.
Prediksi tekanan occupancy bulan Jul1 2021 dapat berlanjut pada bulan Agustus tahun
2021, khususnya daerah yang menerapkan PPKM dengan level 4 dan 3.

Kondisi occupancy yang rendah dimasa pandemi COVID-19 terhitung sejak bulan Maret
2020 sampai saat ini juga disertai penurunan.

65.00 57.13
53.70 55.70 53.80
53.08 52.69 51.73 53.00
55.00

45.00
34.30
35.00

25.00
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Grafik 2. Occupancy Hotel 2012-2020 (y-o-y)

Berdasarkan grafik 2. diatas dapat terlihat bahwa occupancy Hotel tahun 2020 adalah
sebesar 34.30% atau dengan kata lain masih dibawah 19.5% jika dibandingkan tahun
2019. Kondisi occupancy rate yang rendah ini juga disertai dengan Average Room Rate
yang rata-rata turun berkisar antara 30-40% bervariatif secara nasional. Dampak dari
rendahnya occupancy rate dan turunya Average Room Rate (ARR) adalah semakin
sulitnya sektor usaha Hotel untuk mengatur arus kas perusahaan guna dapat bertahan

Halaman 2 dari 7
HOTEL GRAND SAHID JAYA
Shopping Arcade No.04-05, Jl. Jend. Sudirman 86, Jakarta 10220 - Indonesia
Telp. (62-21) 5714262, 5704444 ext: 1818, Fax. (62-21) 5714266
Email: bppphri@phrionline.com | Website: www.phrionline.com
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia
(Indonesian Hotel and Restaurant Association)

agar tetap dapat menjalankan usaha dan bahkan sulit untuk dapat menyisihkan dana
cadangan guna mengantisipasi adanya kebijakan pembatasan mobilitas orang manakala
kasus COVID-19 meningkat, seperti adanya kebijakan PPKM Darurat. Kinerja Hotel dan
Restoran saat ini adalah lebih besar pengeluaran daripada pendapatan.

Kondisi yang terjadi pada sektor usaha Hotel juga terjadi pada sektor usaha Restoran.
Mayoritas tumbuhnya usaha Restoran adalah disebabkan adanya aktifitas dan/atau
kegiatan di sekitar lingkungan Restoran, baik aktifitas perkantoran, aktifitas di pusat
perbelanjaan, aktifitas dilingkungan perumahan dan lain sebagainya.

Pembatasan jam operasional, maksimun pengunjung yang boleh makan ditempat (dine
in) dan bahkan kebijakan Work from Home (WFH) serta sekolah daring berdampak
terhadap penurunan jumlah konsumen serta pendapatan Restoran. Penjualan makan
ditempat tidak serta merta dapat digantikan menjadi pesan antar (delivery). Kebijakan
PPKM Darurat menurunkan kembali pendapatan Restoran sebesar 90% yang sempat
mulai tumbuh setelah adanya pelonggaran kebijakan Pemerintah terkait pelonggaran
PSBB dan jam operasional makan ditempat.

Berdasarkan permasalahan yang ami sampaikan diatas, maka kami mengharapkan


bantuan dari Pemerintah agar sektor usaha Hotel dan Restoran dapat tetap bertahan
ditengah permintaan (demand) yang sangat rendah akibat adanya kebijakan pembatasan
mobilitas orang. Adapun usulan stimulus/relaksasi yang kami harapkan adalah sebagai
berikut:
1. Kementerian Dalam Negeri
Pajak Hotel dan Restoran selama ini memiliki kontribusi besar terhadap
Pendapatan Asli Daerah (PAD) di berbagai daerah, minimal di seluruh Ibukota
Provinsi. Adapun harapan kami terhadap Pemerintah Daerah antara lain adalah:
a. Penghapusan sementara kewajiban pembayaran, denda/sangsi
keterlambatan pembayaran:
i. Pajak Bumi dan Bangunan,
ii. Pajak Reklame,

Halaman 3 dari 7
HOTEL GRAND SAHID JAYA
Shopping Arcade No.04-05, Jl. Jend. Sudirman 86, Jakarta 10220 - Indonesia
Telp. (62-21) 5714262, 5704444 ext: 1818, Fax. (62-21) 5714266
Email: bppphri@phrionline.com | Website: www.phrionline.com
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia
(Indonesian Hotel and Restaurant Association)

iii. Pajak Penerangan Jalan.


b. Diskon dan Penundaan pembayaran Pajak Hotel dan Restoran yang
sudah dipungut sampai dengan bulan Juli 2021 tanpa adanya sangsi dan
denda keterlambatan pembayaran.

2. Kementerian Ketenagakerjaan
Keterkaitan adanya program Pemerintah dalam memberikan Bantuan Langsung
Tunai (BLT) kepada Tenaga Kerja, maka kami mengharapkan untuk sekktor usaha
Hotel dan Restoran dapat dibuat dengan syarat atau kriteria sebagai berikut:
a. Menggunakan data BPJS Ketenagakerjaan bulan Januari 2020. Adapun
alasannya adalah sebagai berikut:
i. Agar BLT dapat menyentuh kepada karyawan yang statusnya
dirumahkan dan atau sudah tidak bekerja lagi sebagai akibat
pandemi COVID-19,
ii. Saat ini banyak perusahaan yang sudah tidak sanggup
membayarkan BPJS Ketenagakerjaan karena kesulitan keuangan.
b. BLT kepada karyawan yang statusnya masih bekerja adalah merupakan
subsidi gaji, sehingga dapat mengurangi beban perusahaan.

3. Kementerian Keuangan
a. Diskon PPh 21 dan PPh 25 berdasarkan PMK 82/2021 diperpanjang
sampai akhir tahun 2022.
b. PPh 25 dibayarkan pada akhir tahun jika perusahaan mencatat
keuntungan, sehingga perusahaan tidak perlu mencicil setiap bulannya,
c. Penghapusan PPn sampai akhir tahun 2022 pada sektor usaha Hotel dan
Restoran, baik untuk pembelian barang kebutuhan operasional maupun
biaya sewa tempat usaha.
d. Menerbitkan Surat Edaran agar Pemerintah memberhentikan semua Audit
pajak pada sektor usaha Hotel dan Restoran, sehingga sektor usaha Hotel
dan Restoran dapat focus kepada penyelamatan karyawan dan
keberlangsungan operasional perusahaan.

Halaman 4 dari 7
HOTEL GRAND SAHID JAYA
Shopping Arcade No.04-05, Jl. Jend. Sudirman 86, Jakarta 10220 - Indonesia
Telp. (62-21) 5714262, 5704444 ext: 1818, Fax. (62-21) 5714266
Email: bppphri@phrionline.com | Website: www.phrionline.com
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia
(Indonesian Hotel and Restaurant Association)

e. Sesuai dengan adanya PMK 40/2010 tentang Tata Cara Penghitungan,


Pemungutan, Penyetoran dan Pelaporan PPn atas Pemanfaatan Barang
Kena Pajak Berwujud dan/atau Jasa Kena Pajak dari Luar Daerah Pabean,
maka kami mengharapkan:
i. Membebaskan sektor usaha Hotel terhadap semua pajak yang
timbul atas Online Travel Agent (OTA) Luar Negeri.
ii. Pemerintah mendorong agar semua OTA Luar Negeri memiliki
Badan Hukum di Indonesia agar tidak memberatkan tarif pajak
yang dibebankan ke sektor usaha Hotel.

4. Otoritas Jasa Keuangan (OJK)


a. Perpanjangan masa berlaku POJK 48/2020.
b. OJK melakukan pengawasan terhadap seluruh perbankan agar kebijakan
yang sudah ditetapkan Pemerintah terkait masalah Perbankan
diberlakukan sama di seluruh Bank.
c. Penghentian sementara pembayaran bunga.
d. Pinjaman berjalan (Existing LOAN):
i. Suku bunga dasar harus rendah (karena tidak ada kemampuan),
antara 4-6 percent (termasuk bagian bunga yang di deferred)
ii. OJK memberikan kelonggaran bagi nasabah yang mengalami
restrukturisasi untuk mendapatkan tambahan kredit (baik untuk
ekspansi ataupun modal kerja) tanpa memberikan penalty berupa
catatan “*” (bintang) yang berarti debitur tersebut tidak bisa
mendapatkan tambahan kredit.
e. Modal Kerja:
i. Peruntukan modal kerja adalah untuk opex selama 6 (enam) bulan
kedepan, termasuk maintenance, perbaikan, refurbishment,
inventory, piutang dan lain-lain yang berhubungan dengan kegiatan
operasional.
ii. Besar modal kerja yang diharapkan adalah 6-12 bulan kali rata-rata
omzet bulanan tahun 2019.

Halaman 5 dari 7
HOTEL GRAND SAHID JAYA
Shopping Arcade No.04-05, Jl. Jend. Sudirman 86, Jakarta 10220 - Indonesia
Telp. (62-21) 5714262, 5704444 ext: 1818, Fax. (62-21) 5714266
Email: bppphri@phrionline.com | Website: www.phrionline.com
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia
(Indonesian Hotel and Restaurant Association)

iii. Suku bunga yang diharapkan adalah 1-3 % per tahun, tidak seperti
saat ini bahwa Bank Himbara masih menawarkan pinjaman dengan
bunga yang tinggi, yaitu 13.5%.
iv. Jangka waktu pengembalian adalah 5 tahun termasuk grace period
selama 2 tahun.
v. Pemerintah memberikan penjaminan.
vi. Modal Kerja tambahan sulit diberikan oleh Bank karena tidak ada
Jaminan dan kondisi ekonomi yang belum menentu. Untuk itu
solusinya adalah Pemerintah memberikan jaminan kepada Bank
untuk semua nasabah, baik besar atau kecil. Mekanisme jaminan
untuk perusahaan besar atau corporate bisa dilakukan dengan
convertible bond dengan coupon cost lebih murah dari Bank cost
f. Supaya semua pengusaha mendapatkan manfaat fasilitas PEN yang
sama, OJK akan memberikan pinalty kepada Bank yang memberikan
bunga Credit lebih dari 2% diatas BI Reverse Repo Rate.
g. Melonggarkan aturan dasar pemberian kredit untuk bidang hotel dan
restoran yaitu terkait cash flow, prospek bisnis dan resiko.

5. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral


Memberikan stimulus/relaksasi yang berhubungan dengan Perusahaan Listrik
Negara. Adapun yang diharapkan adalah:
a. Menghilangkan abodemen/biaya minimum penggunaan listrik,
b. Memberikan diskon tarif listrik selama
c. Memberi ruang kepada pelaku usaha Hotel dan Restoran yang merupakan
pelanggan premium PLN untuk dapat kembali menjadi pelanggan biasa
dengan diizinkan untuk membatalkan kontrak pelanggan premium,
sehingga tarif listrik dan biaya abodemennya sesuai dengan pelanggan
normal.
d. Bagi pelaku usaha hotel dan restoran yang menurunkan daya sementara
karena alasan efisiensi, maka pada saat menaikkan daya listrik kembali
tidak dipungut biaya.

Halaman 6 dari 7
HOTEL GRAND SAHID JAYA
Shopping Arcade No.04-05, Jl. Jend. Sudirman 86, Jakarta 10220 - Indonesia
Telp. (62-21) 5714262, 5704444 ext: 1818, Fax. (62-21) 5714266
Email: bppphri@phrionline.com | Website: www.phrionline.com
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia
(Indonesian Hotel and Restaurant Association)

Berdasarkan usulan kami diatas, maka kami berharap Bapak Menteri Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif dapat memfasilitasi pertemuan dengan:
1. Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi
2. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
3. Kementerian Dalam Negeri
4. Kementerian Keuangan
5. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
6. Kementerian Ketenagakerjaan
7. Otoritas Jasa Keuangan

Besar harapan kami Bapak Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dapat merealisasikan
permohonan kami ini agar sektor usaha Hotel dan Restoran dapat terus bertahan dimana
kebijakan Pemerintah terhadap mobilitas orang yang selalu berubah karena adanya
pandemi COVID-19 dan berdampak kepada hilangnya permintaan (demand) pada sektor
usaha Hotel dan Restoran yang pada akhirnya sektor usaha Hotel dan Restoran
menghadapi situasi pengeluaran menjadi lebih besar dari pendapatan.

Demikian surat permohonan ini kami sampaikan, atas pertimbangan dan kerjasamanya
kami ucapkan banyak terima kasih.

Hormat kami,
PERHIMPUNAN HOTEL DAN RESTORAN INDONESIA
BADAN PIMPINAN PUSAT

Hariyadi BS Sukamdani Maulana Yusran


KETUA UMUM SEKRETARIS JENDERAL

Tembusan:
1. Ketua BPD PHRI se-Indonesia

Halaman 7 dari 7
HOTEL GRAND SAHID JAYA
Shopping Arcade No.04-05, Jl. Jend. Sudirman 86, Jakarta 10220 - Indonesia
Telp. (62-21) 5714262, 5704444 ext: 1818, Fax. (62-21) 5714266
Email: bppphri@phrionline.com | Website: www.phrionline.com

Anda mungkin juga menyukai