Latar Belakang
hampir selalu merupakan kegiatan ekonomi yang terbesar dalam jumlah dan
kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja. Sektor ini dapat tetap menjadi
seperti peningkatan batas plafon KUR, perpanjangan jangka waktu kredit , dan
menunda pembayaran angsuran pokok. Lebih dari 3,59 juta UMKM dengan total
nilai Rp285,17 triliun telah merasakan manfaat dari inisiatif ini per 31 Juli 2021.
Pemerintah juga menaikkan batas KUR dari Rp253 triliun menjadi Rp285 triliun
pada 2021.
dalam upaya pengembangan skala usahanya. Kegiatan Usaha Mikro, Kecil dan
Menegah (UMKM) merupakan salah satu bidang usaha yang dapat berkembang
persyaratan yang ringan dan mudah, prosedur sederhana, waktu perolehan yang
cepat dan ketetapan margin yang ringan (Dendawijaya, 2015). BRI berusaha
Pasar Panas di samping kebehasilan yang diharapkan dari penyaluran kredit usaha
faktor dari sisi nasabah. Pengembalian kredit bermasalah atau menunggak akan
Hal tersebut diduga karna jumlah pinjaman yang terlalu besar, semakin
besar jumlah pinjaman yang diberikan, maka akan semakin besar juga beban yang
ditanggung oleh nasabah dalam pelunasannya, serta akan semakin besar pula
Pada saat ini banyak UMKM yang mengalami penurunan omzet usaha hal
tersebut membuat para pelaku usaha kesulitan dalam pengembalian kredit usaha
rakyat (KUR). Menurut hasil survei BRI Unit Pasar Panas (2022) sekitar 69,02
penurunan omzet usaha pada tiga sektor, ketiga sektor tersebut ialah sektor Petani
Karet yang mengalami penurunan omzet usaha dari 103,93 milliar ditahun 2018
penurunan omzet usaha dari 18,19 milliar ditahun 2018 menjadi 17,85 milliar
ditahun 2022 dan sektor Peternakan yang mengalami penurunan omzet usaha dari
Berikut ini adalah jumlah pinjaman kredit usaha rakyat (KUR) Bri Unit
Tabel 2. Laporan Jumlah Pinjaman KUR di BRI Unit Pasar Panas Tahun 2020-
2022
Total Baki Debit Kredit
Tahun Total Debitur
(Rp. 000)
2020 883 15.860.127.591
2021 1.041 22.051.867.959
2022 1.135 29.218.009.309
Sumber: BRI Unit Pasar Panas, 2023 (diolah)
Jumlah Pinjaman Kredit Usaha Rakyat di BRI Unit Pasar Panas juga
disertai dengan sejumlah masalah. Pengembalian kredit yang tidak lancar menjadi
permasalahan yang perlu diselesaikan. Berdasarkan data kredit bermasalah pada
program KUR di BRI Unit Pasar Panas dari tahun 2020-2022, menunjukkan
masih cukup tingginya debitur yang gagal dalam membayar kewajibannya. Hal
Tabel 3. Laporan Data Pengembalian Tidak Lancar Kredit Usaha Rakyat di BRI
Unit Pasar Panas Tahun 2020-2022.
Total Jumlah Pinjaman
Tidak Tidak Lancar
Tahun Debitur Kredit
Lancar (Rp. 000)
(Rp. 000)
2020 883 250 15.860.127.591 638.850.728
2021 1.042 328 22.051.867.959 965.514.384
2022 1.135 384 29.218.009.309 1.114.074.373
Sumber: BRI Unit Pasar Panas, 2023 (diolah)
pada BRI Unit Pasar Panas yaitu omzet usaha dan jumlah pinjsmsn yang mana ini
semakin besar omzet yang dicapai pelaku UMKM, semakin mudah mereka dalam
Hadiyati (2020).
Menurunnya omzet usaha dan jumlah pinjaman yang terjadi pada nasabah
UMKM di BRI Unit Pasar Panas, menyebabkan pengembalian kredit yang tidak
lancar. Dalam menyalurkan kredit kepada nasabah, BRI Unit Pasar Panas harus
hati hati dalam penilaian dalam memberikan kredit untuk menghindari resiko
sumber pendapatan utama dan sumber resiko terbesar, oleh sebab itu bank harus
Omzet usaha menurut Triwibowo (2009) adalah pendapatan yang diterima oleh
pemilik usaha sebelum dikurangi oleh beban biaya. Omzet usaha menurut Samti
(2011) adalah rata-rata pendapatan debitur per bulan dan dapat juga ditambah dari
yang diukur dalam rupiah. Kaitan omzet usaha debitur terhadap 45 tingkat
membayar pinjaman pokok beserta bunga yang telah ditetapkan. Apabila pemilik
usaha menerima omzet yang besar maka pemilik usaha akan semakin giat dalam
mengembangkan usahanya dan untuk mendapatkan omzet yang lebih tinggi lagi.
Omzet merupakan total dari seluruh penjualan kotor yang diterima pemilik usaha
dari hasil jual barang atau jasa dan dapat digolongkan berdasarkan satuan waktu
kredit.
oleh debitur kepada bank untuk memenuhi kebutuhannya dan akan dikembalikan
beserta bunga pinjaman sebagai upah untuk bank sesuai dengan jangka waktu
pengembalian yang sudah ditentukan oleh kedua belah pihak. Menurut Kholmi
(2010), modal pinjaman sebagian kecil dibiayai dengan kredit perbankan 15,79%
pinjaman menurut Renggani (1998 adalah besarnya realisasi kredit yang diterima
nasabah (dalam satuan ribuan). Menurut Asih (2007), besarnya jumlah pinjaman
yang diberikan kepada pengusaha kecil yang menjadi mitra binaan maka akan
dana bukan hanya digunakan untuk bersifat produktif tetapi banyak yang
adalah apabila debitur sedang mengalami kesulitan keuangan, maka uang yang
penting terlebih dahulu. Semakin besar nilai pinjaman kredit yang diterima akan
memperbesar beban angsuran dan bunga yang harus dibayar debitur sehingga
dan Anna dan Dwi (2011) tidak berpengaruh signifikan. Sedangkan penelitian
yang dilakukan oleh Renggani (1998), Asih (2007), dan Agustania (2009)
Berdasarkan dengan apa yang dipaparkan diatas serta masih banyak nya
kasus pengembalian kredit tidak lancar yang dipengaruhi oleh omzet usaha dan
jumlah pinjaman yang terjadi di BRI Unit Pasar Panas, maka saya sebagai penulis
tertarik untuk melakukan penelitian yang lebih lanjut dengan judul “Pengaruh
Usaha Rakyat (KUR) (Studi Kasus BRI Unit Pasar Panas Cabang Tanjung
Tabalong)”.
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
ini bertujuan:
1. Untuk mengetahui pengaruh omzet usaha terhadap tingkat pengembalian
Kegunaan Penelitian
terutama bagi BRI Unit Pasar Panas sebagai masukan dan solusi untuk dapat
kredit usaha rakyat (KUR) oleh debitur serta dapat dijadikan sebagai salah