Anda di halaman 1dari 12

“ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI

PERHOTELAN DI KABUPATEN BUNGO”


OLEH:

*) SUHERMAN, S.T., M.E.

*) Dosen Tetap STIE Muhammadiyah Jambi

Pendahuluan
Salah satu usaha untuk meningkatkan kesempatan kerja adalah melalui
pembangunan di sektor industri. Pembangunan di sektor industri merupakan
bagian dari usaha jangka panjang untuk memperbaiki struktur ekonomi yang tidak
seimbang. Dalam Undang-Undang Pokok Ketenagakerjaan No.4 tahun 1969
dinyatakan bahwa, tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan
pekerjaan, baik dalam maupun diluar hubungan kerja guna menghasilkan barang
dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Tenaga kerja menurut ketentuan
ini meliputi tenaga kerja yang bekerja di dalam maupun di luar hubungan kerja
dengan alat produksi utamanya dalam proses produksi adalah tenaga kerja sendiri
baik tenaga kerja fisik maupun tenaga kerja pikiran (Soeroto, 2006). Kesempatan
kerja menurut Simanjuntak (2005) mengemukakan bahwa besarnya permintaan
perusahaan akan tenaga kerja pada dasarnya permintaan masyarakat terhadap
barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan tersebut.
Sehubungan dengan upaya pelaksanaan pembangunan secara menyeluruh dan
mengglobal dimana segenap kemampuan modal dan potensi sumber daya alam
dan sumber daya lainnya perlu dimaksimalkan. Hal ini perlu ditunjang oleh
kebijaksanaan dan langkah-langkah yang tepat untuk meningkatkan kemampuan
yang lebih besar.
Pengembangan kepariwisataan diharapkan menjadi salah satu penghasil devisa
yang diandalkan di luar non migas. Oleh karena itu dalam rangka pengembangan
dunia kepariwisataan, perlu ditingkatkan upaya dalam bentuk industri
kepariwisataan, baik oleh pemerintah, semua jajaran terkait seperti Departemen
Seni dan Budaya, Dinas Pariwisata, dan Perusahaan Swasta yang bergerak
dibidang industri pariwisata. Untuk menunjang upaya tersebut dalam hal ini
melalui kerja sama dikalangan pemerintah dan swasta, maka berbagai
kebijaksanaan seperti promosi, mutu pelayanan, dan mutu obyek wisata melalui
kerja sama sektoral secara terpadu dilaksanakan upaya peningkatan jumlah
kunjungan wisatawan asing dan domestik dimana dampaknya diharapkan akan
memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha.
Kesempatan kerja menurut Payaman, (2000) mengemukakan bahwa
besarnya permintaan perusahaan akan tenaga kerja pada dasarnya permintaan

1
masyarakat terhadap barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan tersebut.
Sebagaimana telah dipaparkan di muka, kebutuhan tenaga kerja industri
pariwisata yang sangat menonjol adalah bidang perhotelan. Selain itu juga yang
paling rumit diatasi. Hal ini disebabkan oleh sifat pekerjaan yang menuntut
paduan pendidikan dan pengalaman.
Rata-rata lama menginap tamu asing dan domestik di Kabupaten Bungo
dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2012 mempunyai kecenderungan menurun,
kemudian pada tahun 2013 sampai 2014 mengalami kenaikan, dan pada tahun
2015 kembali turun. Salah satu faktor yang mempengaruhi penerimaan devisa
yang berasal dari wisatawan adalah besarnya pengeluaran mereka selama tinggal
di Kabupaten Bungo. Banyaknya kunjungan wisatawan di Kabupaten Bungo juga
sangat mempengaruhi rata-rata pengeluarannya. Sehingga secara tidak langsung
akan mempengaruhi penerimaan devisa. (BPS Kabupaten Bungo, 2016).
Kabupaten Bungo sebagai salah satu daerah pariwisata budaya maupun
pariwisata alam lainnya akan semakin membuka peluang pembangunan sarana
penunjang lainnya, seperti pembangunan hotel, rumah makan, dan pengembangan
transportasi dalam rangka pelayanan kepada para wisatawan. Pembangunan
tersebut diharapkan akan membuka “kesempatan kerja dan kesempatan berusaha
yang pada akhirnya mempengaruhi tingkat produktivitas dan pendapatan
masyarakat dalam kegiatan perekonomian khususnya pada bidang kepariwisataan.
Pengembangan pariwisata yang diprogramkan baik oleh pemerintah maupun oleh
swasta akan diarahkan kepada usaha untuk meningkatkan jumlah kunjungan
wisatawan mancanegara karena merupakan sumber devisa yang cukup signifikan.
Dengan meningkatnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke daerah secara
positif mempengaruhi tingkat kesempatan kerja khususnya dibidang pariwisata.
Oleh karena itu sektor patiwisata perlu didukung oleh beberapa indikator
penunjang, baik dibidang transportasi maupun dibidang akomodasi serta
pelayanan. Sehingga volume wisatawan yang berkunjung kedaerah- daerah
khususnya di Kabupaten Bungo semakin meningkat, yang pada akhirnya
bermuara pada penciptaan lapangan kerja dan kesempatan berusaha, serta dapat
pula mempengaruhi tingkat produktivitas masyarakat dalam kegiatan
perekonomian, khususnya pada bidang industri pariwisata.
Perumusan masalah Berkaitan dengan latar belakang yang telah dikemukakan
diatas, maka masalah pokok dalam penulisan ini adalah (1) Bagaimana
perkembangan penerimaan tenaga kerja, rata-rata lama menginap tamu asing dan
tamu domestik dan jumlah hotel pada industri perhotelan di Kabupaten Bungo (2)
Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penyerapan tenaga kerja pada industri
perhotelan di Kabupaten Bungo.

2
Hasil Penelitian Dan Pembahasan

Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Perhotelan

Secara makro, laju pertumbuhan kesempatan kerja dapat dikaitkan


dengan laju pertumbuhan ekonomi. Hubungan antara laju pertumbuhan
kesempatan kerja dengan pertumbuhan ekonomi dapat dijelaskan melalui
elastisitas kesempatan kerja. Jika elastisitas kesempatan kerja semakin tinggi
berarti laju pertumbuhan ekonomi mampu menciptakan kesempatan kerja yang
lebih luas.
Untuk Lebih jelasnya, berikut jumlah tenaga kerja yang terserap pada industri
perhotelan Kabupaten Bungo untuk tahun pengamatan 2007-2014 berikut ini:

Tahun Tenaga Kerja (Orang) Perkembangan ( % )

2007 159 -

2008 170 6,92

2009 206 21,18

2010 236 14,56

2011 237 0,42

2012 187 -21,10

2013 220 17,65

2014 255 15,91

2015 259 1,57

Rata-rata 214,33 6,35

Sumber : BPS Kabupaten Bungo, 2016

Dapat diketahui bahwa rata-rata jumlah tenaga kerja yang dapat diserap
oleh sektor perhotelan adalah sebanyak 214.33 orang sedang persentase
perkembangan pada tahun pengamatan 2007-2015 sebesar 6,35 %. Dan terjadi
penurunan pada tahun 2012 sebesar (-) 21,10 % hal ini disebabkan karena beban
kerja yang berlebihan dan terjadinya konflik nilai dimana terjadi ketidak sesuaian
antara prinsip pribadi dan kebutuhan kerja. Dan perkembangan tertinggi terjadi
pada tahun 2009 dimana perkembangan tenaga kerja pada Kabupaten Bungo
sebesar 21,18 %.

3
Perkembangan Rata – Rata lama Menginap Tamu Asing dan Tamu
Domestik.

Sektor hotel merupakan sektor usaha pariwisata yang memiliki


kontribusi dalam penciptaan penerimaan daerah. Lama menginap tamu asing dan
domestik di hotel di Kabupaten Bungo dengan tujuan wisata maupun bisnis
mengalami kondisi fluktuasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut
ini:

Tahun Rata – rata menginap Perkembangan ( % )


Tamu Asing & Tamu
Domestik

2007 4,59 -

2008 3,46 -24,62

2009 2,91 -15,90

2010 2,35 -19,24

2011 2,31 -1,70

2012 1,32 -42,77

2013 2,81 112,56

2014 8,32 196,09

2015 1,26 -84,86

Rata-rata 3,26 13,28

Sumber : BPS Kabupaten Bungo, 2016

Jumlah rata-rata menginap Tamu Asing & Tamu Domestik di


Hotel Kabupaten Bungo pada tahun pengamatan 2007-2015 sebesar 3,26
dengan persentase rata-rata perkembangan sebesar 13,28 %. Dan
perkembangan tertinggi terjadi pada tahun 2014 dimana perkembangan
tenaga kerja pada Kabupaten Bungo sebesar 196,09 %.

4
Perkembangan Jumlah Hotel
Perkembangan jumlah hotel di Kabupaten Bungo juga mengalami fluktuatif.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut ini:

Tahun Jumlah Hotel (Unit) Perkembangan ( % )


2007 16 -
2008 16 0,00
2009 17 6,25
2010 16 -5,88
2011 17 6,25
2012 17 0,00
2013 17 0,00
2014 17 0,00
2015 18 5,88
Rata-rata 16,78 1,39
Sumber : BPS Kabupaten Bungo, 2016
Dapat dilihat menunjukkan bahwa perkembangan jumlah hotel di
Kabupaten Bungo mengalami kecendrungan relatif tetap. Pada tahun 2010
jumlah hotel di Kabupaten Bungo mengalami penurunan, dan kembali naik
pada tahun berikutnya 2011. Secara rata-rata perkembangannya sebesar 1,39
%.

Hasil Persamaan Regresi


Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) -1.593 1.864 -.855 .426

Lama .057 .102 .189 .558 .597


Menginap

Jumlah Hotel 3.180 1.506 .716 2.111 .079

a. Dependent Variable: Tenaga Kerja

5
Dari tabel di atas kemudian dimasukkan dalam persamaan regresi
Y = -1.593 + 0.057 X1 + 3.180 X2
Dari persamaan regresi yang telah diperoleh maka dapat dibuat interpretasi
terhadap model ataupun hipotesa yang telah diambil sebelumnya. Adapun
hasil interpretasi adalah sebagai berikut:
1. Nilai konstanta (-) 1,593 berarti jika lama menginap tamu asing dan
tamu domestik dan jumlah hotel tidak berubah (0) maka besarnya
jumlah penyerapan tenaga kerja pada industri perhotelan berkurang
sebanyak 1,593 %.
2. Koefisien regresi lama menginap tamu asing dan tamu domestik
sebesar (+) 0,057. Koefisien tersebut mengindikasikan adanya
hubungan positif antara variabel Wisatawan terhadap penyerapan
tenaga kerja pada industri perhotelan, artinya apabila lama menginap
tamu asing dan tamu domestik meningkat sebesar 1 %, maka akan
meningkatkan jumlah penyerapan tenaga kerja pada industry
perhotelan yang diserap langsung sebesar (+) 0,057 %, dengan jumlah
hotel tetap.
3. Berdasarkan persamaan regresi linier berganda di atas diperoleh
koefisien regresi jumlah hotel sebesar (+) 3.180 Koefisien tersebut
mengindikasikan adanya hubungan positif antara variabel jumlah
hotel terhadap penyerapan tenaga kerja pada industry perhotelan,
Artinya apabila jumlah hotel meningkat sebesar 1 %, maka akan
meningkatkan jumlah penyerapan tenaga kerja di sub sektor
perhotelan sebesar (+) 3.180 %, dengan lama menginap tamu asing
dan tamu domestik tetap.

Goodness of Fit Test (Uji Kesesuaian)

Dari hasil uji signifikansi maka diperoleh data pada table berikut ini :
Hasil Uji Hipotesis

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate

1 .659a .434 .245 .06638

a. Predictors: (Constant), Jumlah Hotel, Lama Menginap


b. Dependent Variable: Tenaga Kerja

6
Dari tabel di atas diperoleh beberapa data yang diinterpretasikan dalam uji
signifikansi antara lain:
a. Koefisien Determinasi (R2)
Berdasarkan tampilan SPSS model summary diperoleh hasil bahwa
nilai R2 sebesar 0,659 hal ini berarti 65,9% variasi penyerapan tenaga
kerja pada industri perhotelan dapat dijelaskan oleh variasi dari kedua
variabel independen lama menginap tamu asing dan tamu domestik dan
jumlah hotel. Sedangkan sisanya sebesar 34,1% dijelaskan oleh sebab -
sebab lain diluar model.
b. T-test (Uji Parsial)
a. Variabel Lama Menginap Tamu Asing dan Tamu Domestik (X1)
Perumusan Hipotesis :
Ho : β1 = 0, Tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan antara
lama menginap tamu asing dan tamu domestik (X1) secara parsial
terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri perhotelan di
Kabupaten Bungo (Y)
Ha : β1 ≠ 0, Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara lama
menginap tamu asing dan tamu domestik (X1) secara parsial
terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri perhotelan di
Kabupaten Bungo (Y)
Berdasarkan Uji - t diperoleh hasil bahwa nilai t hitung sebesar
0.558 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,597 dan t tabelnya
1,859. Karena t hitung lebih kecil dari t tabel (0,558 < 1,859), maka
secara parsial variabel lama menginap tamu asing dan tamu
domestik tidak berpengaruh positif terhadap variabel dependen
penyerapan tenaga kerja pada industri perhotelan di Kabupaten
Bungo. Dengan demikian hipotesis Ho diterima.
Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa peningkatan atau
penurunan lama menginap tamu asing dan tamu domestik selama
periode penelitian tidak mempengaruhi penyerapan tenaga kerja
yang diserap langsung di bidang perhotelan dan signifikan.
b. Variabel Jumlah Hotel (X2)
Perumusan Hipotesis :
Ho : β1 = 0, Tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan antara
jumlah hotel (X2) secara parsial terhadap penyerapan tenaga kerja
di sub sektor perhotelan di Kabupaten Bungo (Y)

7
Ha : β1 ≠ 0, Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara
jumlah hotel (X2) secara parsial terhadap penyerapan tenaga kerja
di sub sektor perhotelan di Kabupaten Bungo (Y)
Berdasarkan Uji - t diperoleh hasil bahwa nilai t hitung
sebesar 2,111 dengan tingkat signifikansi 0,079. Karena t hitung
lebih kecil dari t tabel (2,111 > 1,859) dan maka secara parsial
variabel independen jumlah hotel berpengaruh positif dan
signifikan terhadap variable dependen penyerapan tenaga kerja
pada industri perhotelan. Dengan demikian hipotesis Ha diterima.
Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa peningkatan atau
penurunan jumlah hotel selama periode penelitian mempengaruhi
penyerapan tenaga kerja yang diserap langsung di bidang
perhotelan.
c. F-test (Uji Serempak)
d.
ANOVAa
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .020 2 .010 2.298 .182b

Residual .026 6 .004

Total .047 8

a. Dependent Variable: Tenaga Kerja


b. Predictors: (Constant), Jumlah Hotel, Lama Menginap

Perumusan Hipotesis :
Ho : β1 = 0, Tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan antara lama
menginap tamu asing dan tamu domestik dan jumlah hotel secara
simultan terhadap penyerapan tenaga kerja di sub sektor perhotelan di
Kabupaten Bungo (Y)
Ha : β1 ≠ 0, ada pengaruh yang positif dan signifikan antara lama
menginap tamu asing dan tamu domestik dan jumlah hotel secara
simultan terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri perhotelan di
Kabupaten Bungo (Y)
Berdasarkan Uji - F diperoleh pengaruh secara bersama - sama kedua
variabel independen lama menginap tamu asing dan tamu domestik dan

8
jumlah hotel terhadap variabel dependen penyerapan tenaga kerja pada
industri perhotelan sebagai berikut :
F-tabel = 2,298
F-hitung = 3,55
Kriteria Pengambilan Keputusan:
H0 diterima jika F-hitung < F-tabel
Ha diterima jika F-hitung > F-tabel
Keputusan;
Ho diterima, karena F-hitung < F-tabel yaitu 2,298 < 3,55. Ini berarti
bahwa variabel lama menginap tamu asing dan tamu domestik dan
jumlah hotel secara serempak tidak berpengaruh nyata terhadap variable
penyerapan tenaga kerja pada sub sektor perhotelan di Kabupaten
Bungo.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah
dikemukakan pada bab sebelumnya dapat diambil simpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil penelitian tahun 2007 - 2015, maka dapat diketahui
bahwa jumlah tenaga kerja bertambah rata-rata 6,35 %, rata –rata tamu
lama menginap tamu asing dan domestik bertambah rata-rata 13,28 %,
dan jumlah hotel bertambah rata-rata 1,39 %, jadi dapat disimpulkan
rata –rata tamu lama menginap tamu asing dan domestik dan jumlah
hotel merupakan faktor-faktor yang ikut mempengaruhi penyerapan
tenaga kerja.
2. Berdasarkan hasil pembahasan atas pengujian hipotesis mengenai
pengaruh rata –rata tamu lama menginap tamu asing dan domestik dan
jumlah hotel terhadap jumlah tenaga kerja yang diserap langsung di
bidang perhotelan dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel rata –
rata tamu lama menginap tamu asing dan domestik tidak berpengaruh
positif dan signifikan terhadap variabel penyerapan tenaga kerja yang
diserap langsung di bidang perhotelan di Kabupaten Bungo dimana t
hitung lebih kecil dari t tabel (0,558 < 1,859) dan jumlah hotel
berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel penyerapan tenaga
kerja yang diserap langsung di bidang perhotelan di Kabupaten Bungo
dimana t hitung lebih besar dari t tabel (2,111 > 1,859).
Saran
Adapun saran-saran yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini
untuk pihak-pihak yang berkepentingan dimasa mendatang demi pencapaian
manfaat yang optimal, dan pengembangan dari hasil penelitian berikut :
1. Melihat perkembangan penyerapan tenaga kerja, rata –rata tamu lama
menginap tamu asing dan domestik dan jumlah hotel pada industri

9
perhotelan di Kabupaten Bungo yang memiliki perkembangan rata-rata
tertinggi rata –rata tamu lama menginap tamu asing dan domestik, maka
Pemerintah Daerah diharapkan dapat meningkatkan upayanya
mempromosikan keunggulan daerah sebagai tujuan wisata sehingga tamu
asing dan tamu domestik akan semakin meningkat.
2. Setelah menganalisa pengaruh rata –rata tamu lama menginap tamu asing
dan domestik dan jumlah hotel terhadap terhadap penyerapan tenaga
kerja di Kabupaten Bungo, maka perlu adanya bantuan dan dukungan
pemerintah daerah seperti mempermudah izin dan menarik investor, agar
jumlah hotel di Kabupaten Bungo dapat bertambah, dikarenakan jumlah
hotel berpengaruh positif terhadap penyerapan tenaga kerja.

10
DAFTAR PUSTAKA

Afrida, 2003 : Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta : Ghalia Indonesia.


Biro Pusat Statistik: Kabupaten Bungo dalam Angka (beberapa edisi) BPS,
Kabupaten Bungo.
Boediono, 2002 Ekonomi Mikro, BPFE, Yogyakarta.
Darmadjati, R.S : Pengantar Pariwisata; Pradya Paramita, 2004.
Departemen PARTPOSTEL Republik Indonesia : Indonesia Tourism, Postard
Telecomucation, Jakarta
Ghofur, Abdul ; Pengaruh Fasilita Hotel terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di
Kecamatan Pacet, 2013.
Gujarati, Damodar. 2005. Basic Econometrics. Mc Graw Hill, New York
Hartono, Hari: Perkembangan Pariwisata, Kesempatan Kerja dan
Permasalahannya, Prisma No. 1, 2004.
Ida Austriana, Management Kepariwisataan, 2005
Khoiron Roni, 2011, Peran Strategis daerah transit dalam industri pariwisata
Middleton, 2009 : Produk – Produk Pariwisata
Mustika, Made Dwi Setyadhi, Investasi Swasta Sektor Pariwisata dan
Penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi Bali, 2007.
Pendit, Nyoman S: Pariwisata: Sebuah Analisis dan Informasi, Djambatan,
Jakarta, 2000.
Projogo, M.J: Pengantar Pariwisata Indonesia; Jakarta: Direktorat Jenderal
Pariwisata, 2006.
Rudi, Badrudin. 2001. “Menggali Sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) Daerah
Istimewa Yogyakarta

Sasongko Probo, Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Perhotelan dan


Restoran di Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto, 2013.
Simanjuntak, Payaman.J 2005,” Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia”.
Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
_____, Payaman J. 2000. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

11
Spilane, James DR: Ekonomi Pariwisata: Sejarah dan Prospeknya; Yogyakarta:
Kanisius, 2002
Soemarjan , Selo: Pariwisata dan Kebudayaan, 2004.
Soeroto. 2006. Strategi Pembangunan dan Perencanaan Kesempatan
Kerja.Yogyakarta: BPFE-Pers
Suparmoko, 2007 Penngantar Ekonomi Pembangunan”, BPTE- UGM,
Yogyakarta.
Undang- undang No.4, Tahun 1969: Pokok Ketenagakerjaan
Vicky hanggara, 2011, Pengertian Tingkat Hunian Hotel,
(http://vickyhanggara.blog.friendster.com/2011/pengertian-tingkat hunian
hotel/),diakses 2 Maret 2010.

Yoeti, Oka A. 2000. Ekonomi Pariwisata. Jakarta: Kompas

Youti, 2005: Pemasaran Pariwisata, Angkasa, Bandung.

12

Anda mungkin juga menyukai