Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM PENGAMATAN EMBRIO WHOLEMOUNT AYAM 72

DAN 96 JAM

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui dan mengamati struktur dari
embrio ayam wholemount selama 72 dan 96 jam serta untuk mengamati
perkembangan dari embrio ayam tersebut.

BAB 2
METODOLOGI

2.1 Alat dan Bahan


Alat-alat yang digunakan pada pengamatan embrio ayam wholemount 72 dan 96 jam
yaitu teropong, inkubator, gunting, kertas saring, pinset, gelas bedah cekung, dan juga
perekat entellan. Sedangkan, bahan-bahan yang digunakan pada pengamatan embrio
ayam wholemount 72 dan 96 jam yaitu telur ayam, garam fisiologis, larutan bouine,
etanol 70%, eosin 1%, etanol 80%, etanol 90%, etanol 100%, dan juga xilol.

2.2 Cara Kerja


1. Telur diteropong untuk melihat posisi titik embrio.
2. Tandai bagian yang berembrio dengan pensil.
3. Telur diinkubasi di dalam inkubator dengan suhu 36°C selama 72 dan 96 jam.
4. Teropong telur untuk melihat apakah embrio berkembang.
5. Gunting cangkang pada bagian yang telah ditandai.
6. Tempelkan cincin kertas saring mengelilingi embrio.
7. Gunting selaput embrio di sekeliling luar cincin kertas saring.
8. Angkat embrio dengan pinset.
9. Cuci dengan garam fisiologis.
10. Fiksasi dengan larutan Bouine selama 30 menit.
11. Cuci dengan etanol 70%.
12. Warnai dengan eosin 1% dalam etanol 70% selama lima menit.
13. Cuci dengan etanol 70%. Lalu, didehidrasi dengan etanol 80%, 95%, dan 100%
selama masing-masing 10 menit.
14. Jernihkan dengan xylol selama 2 x 10 menit.
15. Letakkan embrio pada gelas benda cekung dan tutup dengan gelas penutup dengan
perekat entellan.
BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
3.1.1 Pengamatan Preparat Embrio 72 Jam

Embrio Ayam Umur 72 Jam

3.1.2 Pengamatan Preparat Embrio 96 Jam


Embrio Ayam Umur 96 Jam
3.2 Pembahasan
3.2.1 Pembahasan Pengamatan Preparat Embrio 72 Jam
Pada hasil pengamatan pada embrio ayam yang berusia 72 jam, terlihat ada sebanyak
17 bagian yang terlihat yaitu, telensafanol, kelenjar pineal, diensefanol, mesensefalon,
isthmus, metensefalon, myelensefalon, duktus endolimfatik, vesikel auditori, fleksur servikal,
pucuk sayap, portal kaudal intestinal, pucuk ekor, arteri vitelline, sinus venosus, bulbus
cordis, dan juga ventrikel.
Pada embrio ayam 72 jam sudah mulai terbentuk organ-organ pasti dan juga organ
bakal mulai terlihat jelas dan terdapat adanya ± 51 pasang somit (Catherine, 2021). Pada usia
72 jam, embrio akan mengalami pelekukan servikal, sehingga daerah rhombencephalon yang
berada di sebelah dorsal dan telencephalon akan mendekati perkembangan jantung.
Kemudian lipatan kepala akan semakin berkembang ke arah posterior, sedangkan pada
amniotic tail fold akan berkembang ke arah anterior, dan lateral body fold akan semakin
menutup. Lalu akan terjadi penebalan mesoderm yang nantinya akan berkembang menjadi
wing bud atau pucuk sayap yang merupakan orimordia sayap.
Pada kedua sisi embrio ayam akan terbentuk dua bubung yang menandakan
pembentukan kaki pada penetasan pada 72 jam. Perkembangan selanjutnya akan membentuk
tunas kaki yang jelas yang kemudian akan berangsur diferensiasi dari bagian belakang dan
depan kaki, tulang rawan, tulang, dan juga otot.
3.2.2 Pembahasan Pengamatan Preparat Embrio 96 Jam
Berdasarkan hasil gambar pengamatan embrio ayam yang berusia 96 jam, terlihat
adanya struktur sebanyak 13 bagian yaitu, myelensefalon, metensefalon, kapsul otio,
mesensefalon, mata, diensefalon, telensefalon, allantois, hati, pucuk sayap, sumsum tulang
belakang, tunas kaku, dan juga ekor.
Pada embrio 96 jam telah terbentuk sistem urogenital dan sistem pencernaan, sistem
urogenital merupakan sistem organ dari sistem reproduksi dan sistem kemih. Bagian-bagian
genitalia akan berpisah dari bakal ginjal pada mesomere, sistem genital sendiri merupakan
suatu rangkaian pembentukan gonad yang berasal dari mesonefros. Pada selaput embrio janin
ayam memiliki kandungan berupa lantois, kantung yolk, amnion, dan juga serosa.
Pada usia 96 jam, lengkungan tubuh yang ada pada embrio sudah terlihat sangat jelas,
lalu terlihat juga kuntum ekor yang berada di dekat kepala. Archus visceral pada bagian
maxilla mulai memanjang, lipatan visceral muncul, dan bagian dorsal membelah dengan
jelas.
BAB 4
KESIMPULAN
Pada praktikum ini, dapat ditarik kesimpulan, yaitu:
1. Pada embrio 72 jam terlihat ada sebanyak 17 bagian yang terlihat yaitu, telensafanol,
kelenjar pineal, diensefanol, mesensefalon, isthmus, metensefalon, myelensefalon,
duktus endolimfatik, vesikel auditori, fleksur servikal, pucuk sayap, portal kaudal
intestinal, pucuk ekor, arteri vitelline, sinus venosus, bulbus cordis, dan juga
ventrikel.

2. Pada embrio ayam yang berusia 96 jam, terlihat adanya struktur sebanyak 13 bagian
yaitu, myelensefalon, metensefalon, kapsul otio, mesensefalon, mata, diensefalon,
telensefalon, allantois, hati, pucuk sayap, sumsum tulang belakang, tunas kaku, dan
juga ekor.
DAFTAR PUSTAKA
Zulfa, Catherine Septianora. (2021). Pengaruh Perbedaan Masa Inkubasi terhadap
Perkembangan Embrio Gallus gallus domesticus. Padang: Universitas Negeri Padang.

Anda mungkin juga menyukai