Anda di halaman 1dari 6

Unlocking Perspectives: Investigating Student

Attitudes Toward the Necessity of Critical


Thinking in Mathematics Education

Abstrak
Masalah utama :
Jenis penelitian :
Instrument yang digunakan
Teknik analisis data
Hasil keseluruhan
Kesimpulan akhir
Implikasi hasil penelitian

Pendahuluan
Keadaan sekarang kemampuan berpikir kritis
mahasiswa pada pembelajaran matematika
Keadaan sekarang kemampuan berpikir kritis mahasiswa dalam pembelajaran matematika di
Indonesia menjadi perhatian utama dalam konteks penelitian pendidikan. Secara umum,
pengembangan kemampuan berpikir kritis dianggap sebagai aspek integral dalam pembelajaran
matematika, namun, tantangan terkait dengan pencapaian tingkat kemampuan ini di kalangan
mahasiswa masih menjadi permasalahan yang perlu mendalam pengkajian. Dalam beberapa
penelitian terkini, terdapat indikasi bahwa sebagian mahasiswa di Indonesia mengalami kendala
dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis, khususnya dalam konteks mata pelajaran
matematika. Faktor-faktor seperti kurangnya penerapan metode pembelajaran yang mendorong
berpikir kritis, kurangnya sumber daya pendukung, dan peran kurikulum yang belum sepenuhnya
mendukung pengembangan kemampuan tersebut mungkin berkontribusi pada kondisi ini
(Sulistyaningsih & Firdaus, 2020; Purwanto, 2019). Selain itu, peran teknologi dalam pembelajaran
matematika juga dapat menjadi pertimbangan dalam mengevaluasi kemampuan berpikir kritis
mahasiswa. Perubahan dinamika pembelajaran matematika dengan integrasi teknologi memerlukan
peninjauan terhadap sejauh mana mahasiswa mampu mengaplikasikan kemampuan berpikir kritis
mereka dalam konteks digital. Dengan menggambarkan keadaan saat ini, penelitian ini diharapkan
dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang faktor-faktor yang memengaruhi
kemampuan berpikir kritis mahasiswa dalam pembelajaran matematika di Indonesia. Referensi
seperti penelitian oleh Sulistyaningsih dan Firdaus (2020) serta Purwanto (2019) dapat memberikan
pemahaman konseptual dan kontekstual yang diperlukan untuk merinci latar belakang masalah ini.
Masalah terkait perlunya kemampuan berpikir kritis mahasiswa dalam pembelajaran
matematika di Indonesia menjadi pokok perhatian dalam konteks penelitian pendidikan. Seiring
dengan perkembangan globalisasi dan tuntutan akan keterampilan abad ke-21, kemampuan berpikir
kritis dianggap sebagai kunci penting dalam menghadapi tantangan kompleks di dunia nyata. Dalam
konteks pembelajaran matematika, kemampuan berpikir kritis tidak hanya memungkinkan mahasiswa
untuk memahami konsep matematika dengan lebih mendalam tetapi juga membekali mereka dengan
keterampilan analitis yang esensial untuk memecahkan masalah dan membuat keputusan yang
informatif. Tantangannya terletak pada kenyataan bahwa sebagian mahasiswa di Indonesia mungkin
menghadapi kesulitan dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis mereka dalam
pembelajaran matematika. Faktor-faktor seperti metode pengajaran yang kurang mendukung,
keterbatasan sumber daya, dan kecenderungan kurikulum yang lebih menekankan pada hafalan
daripada pemahaman konseptual dapat menjadi hambatan. Terlebih lagi, dalam era digital ini,
mahasiswa perlu memiliki kemampuan berpikir kritis untuk menghadapi perubahan paradigma
pembelajaran matematika yang semakin melibatkan teknologi. Ketidakmampuan mengembangkan
kemampuan berpikir kritis dalam pembelajaran matematika dapat mengakibatkan mahasiswa hanya
mampu menguasai materi secara mekanis tanpa memahami konsep secara menyeluruh. Hal ini dapat
berdampak pada ketidaksiapan mereka menghadapi permasalahan matematika dalam konteks dunia
nyata yang seringkali membutuhkan pemikiran kritis dan solusi kreatif. Oleh karena itu, penelitian ini
akan memberikan kontribusi penting untuk mengeksplorasi faktor-faktor yang mempengaruhi
kemampuan berpikir kritis mahasiswa dalam pembelajaran matematika di Indonesia, dengan tujuan
akhir meningkatkan kualitas pendidikan matematika dan kesiapan mahasiswa menghadapi tuntutan
masa depan.
Salah satu solusi yang dapat diusulkan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis
mahasiswa dalam pembelajaran matematika adalah dengan mendalam memahami persepsi mereka
terhadap pentingnya kemampuan berpikir kritis. Memahami pandangan dan sikap mahasiswa
terhadap relevansi dan manfaat kemampuan berpikir kritis dapat memberikan wawasan yang
berharga untuk merancang strategi pengajaran yang lebih efektif dan kontekstual.

Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif.
Penelitian ini akan melibatkan 25 mahasiswa Tadris Matematika di IAIN Kerinci sebagai sampel.
Pengumpulan data dilakukan melalui penggunaan instrumen berupa angket untuk menilai persepsi
mahasiswa mengenai pentingnya kemampuan berpikir kritis dalam konteks pendidikan matematika.
Instrumen ini difokuskan pada 5 indikator yang relevan dengan kemampuan berpikir kritis mahasiswa.
Setiap indikator dirancang untuk mengukur aspek-aspek kritis yang diperlukan dalam memahami dan
menyelesaikan masalah matematika.
Kisi kisi
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif. Pendekatan ini
memungkinkan peneliti untuk menggambarkan secara rinci hasil-hasil yang diperoleh dari angket,
memberikan gambaran mendalam tentang persepsi mahasiswa terhadap pentingnya kemampuan
berpikir kritis dalam konteks pembelajaran matematika. Analisis deskriptif akan mencakup
perhitungan rata-rata, median, dan deviasi standar dari setiap indikator yang dievaluasi.

Hasil dan Pembahasan


Hasil
Kemampuan berpikir kritis penting untuk merespon tantangan kompleks di dunia nyata.
Hasil penelitian menunjukkan perbedaan pendapat di antara mahasiswa mengenai
pentingnya kemampuan berpikir kritis dalam merespon tantangan kompleks di dunia nyata. Sebanyak
40% mahasiswa menyatakan ketidaksetujuan terhadap pernyataan tersebut, sementara 60% lainnya
setuju. Hasil ini tergambar pada tabel 1 berikut ini.

Tabel 1. Hubungan Keterampilan Berpikir Kritis Degnan Dunia Nyata


Pernyataan1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 10 40.0 40.0 40.0
3 15 60.0 60.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Peran Kemampuan berpikir Kritis dalam Memecahankan Masalah Matematika

Tabel 2. Berpikir Kritis Membantu Memecahkan Masalah Matematika


Pernyataan2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 15 60.0 60.0 60.0
2 7 28.0 28.0 88.0
4 3 12.0 12.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

Kemampuan Berpikir Kritis Menentukan Pengambilan Keputusan

Tabel 3. awbdandal dasbdajdb jas


Pertanyaan3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 3 12.0 12.0 12.0
2 16 64.0 64.0 76.0
3 6 24.0 24.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

1. Saya merasa yakin bahwa kemampuan berpikir kritis akan memberi saya keunggulan
dalam karier saya.

Tabel 4. Keyakinan Berpikir Kritis Sebagai Keunggulan


Pertnyataan4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 3 12.0 12.0 12.0
2 5 20.0 20.0 32.0
3 10 40.0 40.0 72.0
4 7 28.0 28.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

2. Pengembangan kemampuan berpikir kritis seharusnya menjadi fokus utama dalam


pendidikan.
Pernyataan5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 14 56.0 56.0 56.0
2 5 20.0 20.0 76.0
3 3 12.0 12.0 88.0
4 3 12.0 12.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

3. Mahasiswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis cenderung lebih berhasil dalam
studi mereka.

4. Kemampuan berpikir kritis memainkan peran penting dalam mengembangkan


keterampilan kepemimpinan.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa 32 % Mahasiswa sangat setuju bahwa


kemampuan berpikir kritis memiliki peran penting dalam mengembangan keterampilan
kepemimpinan, 24% mahasiswa hanya setuju, 24% tidak setuju, sementara itu 20%
mahasiswa sangat tidak setuju.
5. Saya yakin bahwa penerapan kemampuan berpikir kritis akan membantu saya
menjadi pembelajar sepanjang hayat.
6. Pendidikan seharusnya lebih menekankan pada pengembangan kemampuan berpikir
kritis daripada sekadar menghafal fakta.
7. Siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis dapat lebih baik beradaptasi dengan
perubahan di lingkungan kerja.

Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan perbedaan pendapat di antara mahasiswa mengenai pentingnya
kemampuan berpikir kritis dalam merespon tantangan kompleks di dunia nyata, dimana sebanyak
40% mahasiswa menyatakan ketidaksetujuan terhadap pernyataan tersebut, sementara 60% lainnya
setuju. Beberapa penelitian mendukung pandangan bahwa kemampuan berpikir kritis memiliki peran
krusial dalam mempersiapkan mahasiswa untuk menghadapi dunia nyata. Stefanou, C. R.,
Perencevich, K. C., DiCintio, M., & Turner, J. C. (2004) menekankan bahwa pengembangan
kemampuan berpikir kritis di lingkungan pendidikan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam
menyelesaikan masalah kompleks. Lebih lanjut, McPeck (2010) menggambarkan bahwa berpikir kritis
melibatkan analisis, evaluasi, dan konstruksi argumen, yang merupakan keterampilan esensial dalam
menanggapi tantangan dunia nyata. Namun, pandangan yang berbeda dari sebagian mahasiswa juga
bisa mencerminkan kebutuhan untuk pendekatan yang lebih kontekstual dalam pengajaran berpikir
kritis. Menurut Bailin (2002), beberapa siswa mungkin menganggap bahwa kemampuan berpikir kritis
tidak langsung relevan dengan tantangan yang mereka hadapi, sehingga perlu adanya pendekatan
yang menunjukkan keterkaitan antara konsep akademis dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam konteks ini, penting bagi lembaga pendidikan untuk merancang kurikulum dan strategi
pengajaran yang memfasilitasi pengembangan kemampuan berpikir kritis dengan memberikan contoh
konkret relevan dalam kehidupan nyata. Hal ini sejalan dengan penelitian oleh Ennis (2011), yang
menekankan perlunya menyertakan konteks nyata dalam pengajaran berpikir kritis agar mahasiswa
dapat melihat nilai praktis dari keterampilan tersebut. Sebagai kesimpulan, hasil penelitian menyoroti
perbedaan pandangan di kalangan mahasiswa mengenai pentingnya kemampuan berpikir kritis.
Dalam mendukung hasil tersebut, literatur menunjukkan bahwa pengembangan kemampuan berpikir
kritis memiliki dampak positif pada kemampuan siswa dalam menghadapi tantangan kompleks di
dunia nyata. Meskipun demikian, adanya pandangan yang berbeda juga menunjukkan perlunya
pendekatan kontekstual dalam pengajaran berpikir kritis, dengan memasukkan contoh konkret yang
relevan dalam kehidupan sehari-hari mahasiswa.
Paragarf 2
Paragraf 3

Paragraf 6
Hasil penelitian menunjukkan variasi signifikan dalam persepsi mahasiswa terkait hubungan
antara kemampuan berpikir kritis dan pengembangan keterampilan kepemimpinan. Sebagian besar
responden (32%) menyatakan sangat setuju bahwa kemampuan berpikir kritis memiliki peran penting
dalam mengembangkan keterampilan kepemimpinan. Temuan ini sejalan dengan pandangan
beberapa penelitian yang menekankan pentingnya kemampuan berpikir kritis dalam membentuk
pemimpin yang efektif (Nugraha & Hasanah, 2021; Oktariani & Ekadiansyah, 2020). Meskipun
demikian, 24% mahasiswa hanya setuju, sementara 24% lainnya tidak setuju, dan 20% sangat tidak
setuju.Penting untuk memahami perbedaan persepsi ini, mengidentifikasi faktor-faktor yang mungkin
memengaruhi pandangan mahasiswa, dan merespon secara kontekstual. Misalnya, beberapa
mahasiswa yang tidak setuju mungkin melihat kepemimpinan sebagai keterampilan yang lebih terkait
dengan aspek praktis atau interpersonal daripada dengan kemampuan berpikir kritis. Oleh karena itu,
pendekatan pengajaran yang mengintegrasikan kedua aspek ini dapat menjadi solusi yang efektif
untuk memenuhi kebutuhan beragam mahasiswa. Dalam kesimpulannya, hasil penelitian
menunjukkan bahwa persepsi mahasiswa tentang hubungan antara kemampuan berpikir kritis dan
keterampilan kepemimpinan bervariasi. Penting bagi lembaga pendidikan untuk merespons temuan
ini dengan menyelidiki lebih lanjut faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi pandangan mahasiswa
dan merancang strategi pengajaran yang dapat mengintegrasikan kemampuan berpikir kritis dalam
pengembangan keterampilan kepemimpinan. Referensi terkait seperti karya-karya Misra (2015) dan
(Hasanah, 2019) dapat memberikan landasan teoritis yang lebih mendalam untuk mendukung
pemahaman ini.

Kesimpulan
Hasil penelitian ini memberikan gambaran yang menarik terkait persepsi mahasiswa mengenai
pentingnya kemampuan berpikir kritis dalam menghadapi tantangan kompleks di dunia nyata.
Ditemukan bahwa terdapat perbedaan pendapat signifikan, di mana 40% mahasiswa menyatakan
ketidaksetujuan, sementara 60% setuju dengan pernyataan tersebut. Beberapa penelitian
menegaskan bahwa kemampuan berpikir kritis memiliki peran krusial dalam mempersiapkan
mahasiswa menghadapi dunia nyata, dengan penekanan pada analisis, evaluasi, dan konstruksi
argumen (Stefanou et al., 2004; McPeck, 2010). Meski demikian, adanya pandangan berbeda dari
sebagian mahasiswa juga menunjukkan perlunya pendekatan pengajaran yang lebih kontekstual.
Beberapa mahasiswa mungkin merasa sulit melihat relevansi langsung antara kemampuan berpikir
kritis dengan tantangan yang mereka hadapi sehari-hari. Oleh karena itu, lembaga pendidikan perlu
merancang strategi pengajaran yang mengintegrasikan contoh konkret dan relevan dalam
kehidupan nyata untuk meningkatkan pemahaman dan penerapan kemampuan berpikir kritis
mahasiswa. Kesimpulannya, pengembangan kemampuan berpikir kritis tetap memiliki dampak
positif, namun perlu adanya penyesuaian dalam pendekatan pengajaran untuk mengatasi
perbedaan pandangan ini.

Referensi
Hasanah, E. (2019). Menanamkan jiwa kepemimpinan dalam pembelajaran ekonomi. Tajdidukasi:
Jurnal Penelitian Dan Kajian Pendidikan Islam, 9(1), 1.
https://doi.org/10.47736/tajdidukasi.v9i1.12
Nugraha, M. T., & Hasanah, A. (2021). Membentuk Karaktek Kepemimpinan pada Peserta Didik
Melalui Pendekatan Pembelajaran Deep Learning. Al-Hikmah : Junral Pendidikan Dan
Pendidikan Agama Islam, 3(1), 15–23.
Oktariani, O., & Ekadiansyah, E. (2020). Peran Literasi dalam Pengembangan Kemampuan Berpikir
Kritis. Jurnal Penelitian Pendidikan, Psikologi Dan Kesehatan (J-P3K), 1(1), 23–33.
https://doi.org/10.51849/j-p3k.v1i1.11

Pola Paragraf untuk Pembahasan


Hasil singkat. Dibandingkan dengan penelitian lain (1). Dibandingkan
dengan penelitian lain (2). Berikan Asumsi Peneliti. Dukungan Asumsi
dengan Referensi. Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai