id
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan
Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti melakukan observasi dan
wawancara terkait proses pembelajaran yang dilakukan pada tanggal 7 sampai 15
Oktober 2022 di kelas V SDN 2 Tamanwinangun. Informasi yang didapatkan,
yaitu siswa tidak diberikan kesempatan untuk menemukan fakta dan konsep
sendiri sehingga pembelajaran menjadi kurang bermakna. Hal ini mengakibatkan
siswa kurang memaknai pembelajaran. Kondisi tersebut menyebabkan hasil
belajar IPA menjadi rendah dibuktikan dengan rata-rata nilai UTS 1 mata
pelajaran IPA sebanyak 24 anak, yaitu 62 dengan persentase ketuntasan hanya
mencapai 29,2% dari KKM yang ditetapkan sebesar 70.
Berdasarkan rendahnya hasil belajar IPA maka perlu adanya perbaikan
pada pembelajaran IPA kelas V. Sebelum dilaksanakan penelitian tindakan,
peneliti memberikan pretest kepada siswa kelas V SDN 2 Tamanwinangun.
Pretest pada siklus I pertemuan 1 tentang sifat benda padat, cair, dan gas,
sedangkan pretest pertemuan 2 tentang pengaruh kalor terhadap perubahan suhu
benda. Hasil pre test siklus I dapat dilihat pada tabel 4.1:
41
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
42
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa pada pertemuan 1 hanya 11 siswa dan 14 siswa
pada pertemuan 2 yang berhasil tuntas pretest dengan nilai ≥70. Untuk
meningkatkan hasil belajar IPA kelas V di SDN 2 Tamanwinangun tahun ajaran
2022/2023, peneliti akan melakukan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan
model guided inquiry based learning dengan media konkret yang diawali dari
siklus I.
B. Deskripsi Hasil Tindakan
1. Hasil Tindakan Siklus I
a. Perencanaan Tindakan Siklus I
Siklus I terdapat dua kali pertemuan. Perencanaan pada siklus I terdiri dari: (1)
mengurus perizinan penelitian, (2) merancang skenario pembelajaran, (3)
membuat RPP, (4) pada pertemuan 1 melakukan koordinasi dengan guru kelas
dan observer terkait pelaksanaan pembelajaran supaya sesuai rencana dan pada
pertemuan 2 disesuaikan dengan hasil refleksi pertemuan 1 supaya kegiatan
pembelajaran pertemuan 2 menjadi lebih baik dan optimal, (5) menyiapkan
instrumen penelitian, dan (6) menyiapkan alat dokumentasi kegiatan pembelajaran
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Terdapat dua kali pertemuan pada pelaksanaan tindakan siklus I.
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan langkah-
langkah model guided inquiry based learning dengan media konkret, yaitu: (1)
orientasi dan memperkenalkan media konkret yang akan digunakan, (2)
merumuskan masalah, (3) membuat hipotesis disertai menjelaskan penggunaan
media konkret, (4) mengumpulkan data disertai tanya jawab menggunakan media
konkret, (5) analisis data, serta (6) membuat kesimpulan. Di samping itu,
kegiatan pembelajaran terdiri dari kegiatan awal, inti, dan akhir.
Pertemuan I yang berlangsung di kelas V SDN 2 Tamanwinangun pada
hari Kamis, 26 Januari 2023 yang diikuti sebanyak 24 siswa, dan pertemuan II
yang berlangsung pada hari Senin, 30 Januari 2023 yang diikuti sebanyak 24
siswa. Materi yang diajarkan pada pertemuan I, yaitu bentuk dan sifat benda
padat, cair, dan gas, sedangkan pertemuan II, yaitu pengaruh kalor terhadap
perubahan suhu benda..
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
43
44
Tabel 4.2 Hasil Observasi Model Guided Inquiry Based Learning dengan
Media Konkret terhadap Guru dan Siswa pada Siklus I
Guru Siswa
Langkah Pert Pert Rata- Pert Pert Rata-
1 2 rata 1 2 rata
% % % % %
1. Orientasi dan 80,55 83,33 81,94 83,33 83,33 83,33
memperkenalkan media
konkret
2. Merumuskan masalah 79,16 81,25 80,20 81,25 83,33 82,29
3. Membuat hipotesis disertai 80,55 83,33 81,94 83,33 80,55 81,94
menjelaskan penggunaan
media konkret.
4. Mengumpulkan data 83,33 85,41 84,37 83,33 85,41 84,37
disertai tanya jawab
menggunakan media
konkret.
5. Analisis data 80,00 81,66 80,83 78,33 81,66 79,99
6. Membuat kesimpulan 80,55 83,33 81,94 80,55 80,55 80,55
Rata-rata 80,69 83,05 81,87 81,68 82,47 82,07
Keterangan:
A = Sangat baik (85%-100%)
B = Baik (75%-84%)
C = Cukup (65%-74%)
D = Kurang (55%-64%)
E = Gagal (≤54%)
45
46
Tabel 4.3 menunjukkan hasil penilaian afektif yang terdiri dari delapan sikap
ilmiah. Sikap yang paling ditunjukkan pada siklus I, yaitu peduli lingkungan
dengan rata-rata sebesar 87,49%. Sikap peduli lingkungan ditunjukkan pada saat
siswa mencoba menjaga kebersihan lingkungan kelas dan sekitarnya ketika
pembelajaran berlangsung.
b) Penilaian Psikomotor
Penilaian psikomotor dilakukan untuk mengetahui hasil belajar IPA pada ranah
psikomotor dengan mengamati empat komponen keterampilan. Hasil penilaian
psikomotor dapat dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.4 menunjukkan hasil penilaian psikomotor yang terdiri dari empat
komponen keterampilan, yaitu kemampuan melakukan percobaan dan
mempresentasikan hasil percobaan mendapatkan rata-rata persentase yang sama
sebesar 76,66% karena siswa cukup antusias dalam melakukan percobaan.
Kemampuan selanjutnya, yaitu mempersiapkan alat bahan dan mencatat hasil
percobaan mendapatkan persentase yang sama, yaitu 73,33%.
c) Penilaian Kognitif
Penilaian kognitif dilakukan untuk mengetahui hasil belajar pada ranah kognitif
dan hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.5
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
47
48
49
dan posttest pada tabel 4.6 menunjukkan peningkatan hasil belajar IPA ranah
kognitif siklus I pertemuan 1 dan 2.
50
Tabel 4.7 Perbandingan Persentase Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I dengan
Hasil Remidi.
Siklus 1
Nilai Pertemuan 1 Pertemuan 2 Keterangan
Posttest Remidi Posttest Remidi
90-100 4 4 4 4 Tuntas
80-89 6 6 4 4 Tuntas
70-79 6 14 10 16 Tuntas
60-69 6 - 5 - Belum Tuntas
50-59 1 - 1 - Belum Tuntas
<50 1 - - - Belum Tuntas
Persentase Tuntas
66,66% 100% 58,33% 100%
Tabel 4.7 menunjukkan hasil remidi pertemuan 1 dan 2 semua siswa sudah tuntas.
Siswa yang sebelumnya dibawah KKM lalu setelah remidi mencapai nilai
KKM=70 dan dinyatakan tuntas. Selanjutnya untuk siswa yang tuntas diberikan
pengayaan tentang materi bentuk dan sifat benda, serta pengaruh kalor terhadap
perubahan suhu benda.
3) Kendala dan Solusi Penerapan Model Guided Inquiry Based Learning dengan
Media Konkret
Berdasarkan hasil analisis dari pelaksanaan siklus I muncul beberapa kendala dan
solusi untuk mengatasinya pada proses pembelajaran model guided inquiry based
learning dengan media konkret. Kendala dan solusi dapat dilihat pada tabel 4.8.
51
52
tegas supaya siswa mau memperhatikan arahan yang diberikan guru, (5) guru
memberikan motivasi dan apresiasi supaya siswa antusias dalam diskusi dan
presentasi.
Berdasarkan hasil refleksi, pelaksanaan model guided inquiry based
learning dengan media konkret pada siklus I pertemuan 1 dan 2 sudah terlaksana
dengan cukup baik meskipun belum maksimal. Hal ini ditunjukkan dengan hasil
observasi terhadap guru dan siswa yang belum memenuhi indikator capaian
penelitian yang ditetapkan sebesar 85%, hasil belajar yang belum memenuhi
indikator capaian penelitian yang juga ditetapkan sebesar 85% dengan KKM=70,
dan masih terdapat kendala pada siklus I pertemuan 1 dan 2.
2. Hasil Tindakan Siklus II
Sebelum dilakukan tindakan, peneliti memberikan pretest pertemuan I yang
berlangsung pada hari Kamis tanggal 2 Februari 2023 dan pertemuan II yang
berlangsung pada hari Sabtu tanggal 4 Februari 2023. Materi pada siklus II
tentang perubahan wujud benda. Hasil pretest siklus II dapat dilihat pada tabel
4.9:
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Nilai Pre-test Siklus II
Siklus II
Nilai Pertemuan 1 Pertemuan 2 Keterangan
f % f %
90-100 - - 1 4,16 Tuntas
80-89 3 12,50 3 12,50 Tuntas
70-79 12 50,00 14 58,33 Tuntas
60-69 5 20,83 6 25,00 Belum Tuntas
50-59 4 16,66 - - -
<50 - - - -
Jumlah 24 100,00 24 100,00 -
Nilai Tertinggi 80 90 -
Nilai Terendah 50 60 -
Rata-rata 67,91 71,04 -
Siswa Tuntas 15 62,50 18 75,00 -
Siswa Belum Tuntas 9 37,50 6 25,00 -
Tabel 4.9 mengungkapkan, bahwa hanya 15 siswa yang berhasil tuntas pada
pretest pertemuan 1 dan 18 siswa yang tuntas pretest pada pertemuan 2, dengan
skor ≥70 dan persentase ketuntasan belum mencapai minimal 85%. Dengan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
53
demikian, peneliti mencoba meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SDN 2
Tamanwinangun tahun ajaran 2022/2023 melalui penerapan model guided inquiry
based learning dengan media konkret pada siklus II.
a. Perencanaan Tindakan Siklus II
Siklus II terdapat dua kali pertemuan. Perencanaan pada siklus II terdiri dari: (1)
merancang skenario pembelajaran, (2) membuat RPP, (3) melakukan koordinasi
dengan guru kelas dan observer terkait pelaksanaan pembelajaran disesuaikan
dengan hasil refleksi siklus I supaya kegiatan pembelajaran siklus II menjadi lebih
baik dan optimal, (4) menyiapkan instrumen penelitian, dan (5) menyiapkan alat
dokumentasi kegiatan pembelajaran.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Siklus II dilaksanakan sebanyak dua pertemuan dengan menerapkan
langkah-langkah sebagai berikut: yaitu: (1) orientasi dan memperkenalkan media
konkret yang akan digunakan, (2) merumuskan masalah, (3) membuat hipotesis
disertai menjelaskan penggunaan media konkret, (4) mengumpulkan data disertai
tanya jawab menggunakan media konkret, (5) analisis data, serta (6) membuat
kesimpulan. Di samping itu, kegiatan pembelajaran terdiri dari kegiatan awal, inti,
dan akhir.
Pertemuan I dilaksanakan pada hari Kamis, 2 Februari 2023, sedangkan
pertemuan II dilaksanakan pada hari Sabtu, 4 Februari 2023. Materi yang
diajarkan pada pertemuan I , yaitu perubahan wujud benda mencair, menguap, dan
membeku, sedangkan pertemuan II, yaitu perubahan wujud benda menyublim,
mengkristal, dan mengembun.
Kegiatan awal dilaksanakan selama 15 menit. Diawali oleh guru dengan
salam pembuka, berdoa, dan mengecek kehadiran siswa. Sebelum memulai
pembelajaran, siswa diberikan soal pretest. Kemudian, guru melaksanakan
langkah pertama, yaitu orientasi dan memperkenalkan media konkret yang akan
digunakan. Media konkret yang digunakan pada pertemuan 1, seperti lilin, air, dan
sendok, sedangkan pada pertemuan II, yaitu kapur barus, es batu, lilin, dan kaleng.
Kegiatan inti dilaksanakan selama 40 menit. Guru melaksanakan
beberapa langkah pembelajaran. Guru melaksanakan langkah kedua, yaitu guru
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
54
Tabel 4.10 Hasil Observasi Model Guided Inquiry Based Learning dengan Media
Konkret terhadap Guru dan Siswa pada Siklus II
Guru Siswa
Langkah Pert 1 Pert 2 Rata- Pert 1 Pert Rata-
rata 2 rata
% % % % %
1. Orientasi dan 86,11 87,50 86,80 86,11 86,11 86,11
memperkenalkan media
konkret
2. Merumuskan masalah 85,41 85,41 85,41 85,41 87,50 86,45
3. Membuat hipotesis disertai 83,33 86,11 84,72 86,11 88,88 87,49
menjelaskan penggunaan
media konkret.
4. Mengumpulkan data 87,50 89,58 88,53 85,41 91,66 88,53
disertai tanya jawab
menggunakan media
konkret.
5. Analisis data 85,55 86,66 86,10 83,33 85,00 84,16
6. Membuat kesimpulan 83,33 88,88 86,10 86,11 86,11 86,11
Rata-rata 85,11 87,36 86,23 85,41 87,33 86,37
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
55
Keterangan:
A = Sangat baik (85%-100%)
B = Baik (75%-84%)
C = Cukup (65%-74%)
D = Kurang (55%-64%)
E = Gagal (≤54%)
56
Tabel 4.11 menunjukkan hasil penilaian afektif yang terdiri dari delapan sikap
ilmiah. Sikap yang paling ditunjukkan di siklus II, yaitu terbuka dengan rata-rata,
yaitu 87,49%. Sikap terbuka ditunjukkan pada saat siswa menghargai pendapat
teman ketika berdiskusi.
b) Penilaian Psikomotor
Penilaian psikomotor dilakukan untuk mengetahui hasil belajar IPA pada ranah
psikomotor dengan mengamati empat komponen keterampilan. Hasil penilaian
psikomotor dapat dilihat pada tabel 4.12.
57
Tabel 4.12 menunjukkan hasil penilaian psikomotor yang terdiri dari empat
komponen keterampilan, yaitu kemampuan mempersiapkan alat bahan dan
mempresentasikan hasil percobaan mendapatkan rata-rata persentase yang sama
sebesar 86,66%. Kemampuan selanjutnya, yaitu melakukan percobaan
mendapatkan persentase sebesar 83,33%, sedangkan mencatat hasil percobaan
sebesar 79,99%.
c) Penilaian Kognitif
Penilaian kognitif dilakukan untuk mengetahui hasil belajar pada ranah kognitif
dan hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.13
58
d. Refleksi Siklus II
1) Penerapan Model Guided Inquiry Based Learning dengan Media Konkret
Pada penerapan model guided inquiry based learning dengan media
konkret dilaksanakan dengan enam langkah, yaitu (1) orientasi dan
memperkenalkan media konkret yang akan digunakan, (2) merumuskan masalah,
(3) membuat hipotesis disertai menjelaskan penggunaan media konkret, (4)
mengumpulkan data disertai tanya jawab menggunakan media konkret, (5)
analisis data, serta (6) membuat kesimpulan. Berdasarkan hasil observasi
terhadap guru pada pertemuan 1 dan 2 sudah termasuk dalam kategori sangat baik
karena rata-rata persentasenya sudah mencapai target persentase minimal 85%.
Namun, guru masih terdapat sedikit kendala pada langkah mengumpulkan data
disertai tanya jawab menggunakan media konkret karena pada pertemuan 1 siswa
sulit dikondisikan saat menggunakan media konkret karena beberapa siswa
bermain sendiri dengan media yang diberikan, sedangkan pada pertemuan 2 siswa
sulit untuk fokus karena beberapa siswa bermain sendiri sehingga mengganggu
teman yang lain.
Hasil observasi terhadap siswa yang didapatkan pada pertemuan 1 dan 2
sudah termasuk dalam kategori sangat baik karena rata-rata persentasenya sudah
mencapai target persentase minimal 85%. Hal ini menandakan, bahwa
pelaksanaan pembelajaran sudah dilakukan secara optimal. Siswa sudah lebih
berani terlibat aktif dalam diskusi untuk menganalisis data dan mempresentasikan
hasil diskusi walaupun masih diberikan stimulus oleh guru.
2) Peningkatan Hasil Belajar IPA (Afektif, Psikomotor, dan Kognitif)
Pada siklus II rata-rata persentase afektif sebesar 82,20% dan rata-rata persentase
psikomotor sebesar 83,33% sehingga hasil belajar IPA pada ranah afektif dan
psikomotor termasuk dalam kategori baik. Selanjutnya perbandingan hasil pretest
dan posttest siklus II pada tabel 4.14 menunjukkan, bahwa hasil belajar IPA pada
ranah kognitif siklus II juga meningkat.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
59
60
Tabel 4.15 menunjukkan hasil remidi pertemuan 1 dan 2 semua siswa sudah
tuntas. Siswa yang sebelumnya dibawah KKM lalu setelah remidi mencapai nilai
KKM=70 dan dinyatakan tuntas. Selanjutnya untuk siswa yang tuntas diberikan
pengayaan tentang materi pengaruh kalor terhadap perubahan wujud benda.
3) Kendala dan Solusi Penerapan Model Guided Inquiry Based Learning dengan
Media Konkret
Berdasarkan hasil analisis dari pelaksanaan siklus II muncul beberapa kendala dan
solusi untuk mengatasinya. Kendala dan solusi bisa dilihat pada tabel 4.16.
61
62
dan optimal, (4) menyiapkan instrumen penelitian, dan (5) menyiapkan alat
dokumentasi kegiatan pembelajaran.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus III
Siklus III dilaksanakan sebanyak satu kali pertemuan dengan menerapkan
langkah-langkah sebagai berikut, yaitu: (1) orientasi dan memperkenalkan media
konkret yang akan digunakan, (2) merumuskan masalah, (3) membuat hipotesis
disertai menjelaskan penggunaan media konkret, (4) mengumpulkan data disertai
tanya jawab menggunakan media konkret, (5) analisis data, serta (6) membuat
kesimpulan. Di samping itu, kegiatan pembelajaran terdiri dari kegiatan awal, inti,
dan akhir.
Siklus III dilaksanakan pada hari Sabtu, 11 Februari 2023 yang diikuti
sebanyak 24 siswa kelas V SDN 2 Tamanwinangun dengan materi yang diajarkan,
yaitu hantaran kalor pada benda.
Kegiatan awal dilaksanakan selama 15 menit. Diawali oleh guru dengan
salam pembuka, berdoa, dan mengecek kehadiran siswa. Sebelum memulai
pembelajaran, siswa diberikan soal pretest. Kemudian, guru melaksanakan
langkah pertama, yaitu orientasi dan memperkenalkan media konkret yang akan
digunakan. Media konkret yang digunakan pada siklus III, yaitu lilin, sendok, air,
dan kertas.
Kegiatan inti dilaksanakan selama 40 menit. Guru melaksanakan
beberapa langkah pembelajaran. Guru melaksanakan langkah kedua, yaitu guru
memberikan bimbingan kepada siswa untuk merumuskan masalah. Selanjutnya
langkah ketiga, yaitu membuat hipotesis disertai menjelaskan penggunaan media
konkret. Kemudian langkah keempat, yaitu mengumpulkan data disertai tanya
jawab menggunakan media konkret. Selanjutnya langkah kelima, yaitu analisis
data. Guru membimbing siswa untuk mencatat hasil percobaan dan
mencocokkannya dengan hipotesis yang sudah disusun. Kemudian langkah
terakhir membuat kesimpulan. Guru memberikan penguatan materi menggunakan
powerpoint, serta membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil percobaan dan
materi yang telah disampaikan guru.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
63
Tabel 4.18 Hasil Observasi Model Guided Inquiry Based Learning dengan Media
Konkret terhadap Guru dan Siswa pada Siklus III
Langkah Guru Siswa
% %
1. Orientasi dan memperkenalkan media konkret 91,66 90,27
2. Merumuskan masalah 93,75 93,75
3. Membuat hipotesis disertai menjelaskan penggunaan 94,44 91,66
media konkret.
4. Mengumpulkan data disertai tanya jawab 93,75 93,75
menggunakan media konkret.
5. Analisis data 91,66 88,33
6. Membuat kesimpulan 91,66 91,66
Rata-rata 92,82 91,57
Keterangan:
A = Sangat baik (85%-100%)
B = Baik (75%-84%)
C = Cukup (65%-74%)
D = Kurang (55%-64%)
E = Gagal (≤54%)
64
hantaran kalor pada benda telah mencapai persentase yang ditargetkan pada
penelitian ini, yaitu 85%.
2) Wawancara Penerapan Model Guided Inquiry Based Learning dengan Media
Konkret
Berdasarkan hasil wawancara terhadap guru dapat diketahui, bahwa
pembelajaran pada siklus III sudah dilaksanakan secara optimal karena
pembelajaran sudah mencerminkan pembelajaran dengan menerapkan model
guided inquiry based learning dengan media konkret sehingga guru tidak
mengalami kendala pada tindakan siklus III ini.
Hasil wawancara terhadap siswa diketahui, bahwa siswa merasa senang
dan antusias dalam penerapan model guided inquiry based learning dengan media
konkret. Siswa juga sudah paham untuk merumuskan masalah dan hipotesis, serta
sudah bisa menganalisis data dan membuat kesimpulan. Kemudian, siswa sudah
berani terlibat aktif dalam diskusi untuk menganalisis data dan mempresentasikan
hasil diskusi walaupun masih terdapat siswa yang belum berani untuk berpendapat
sehingga guru harus terus memberikan motivasi.
3) Hasil Belajar IPA
a) Penilaian Afektif
Penilaian afektif dilakukan untuk mengetahui hasil belajar IPA pada ranah afektif
dengan mengamati sikap ilmiah. Hasil penilaian afektif dapat dilihat pada tabel
4.19.
65
Tabel 4.19 menunjukkan hasil penilaian afektif yang terdiri dari delapan sikap
ilmiah. Sikap yang mendapat persentase 91,66%, yaitu peduli lingkungan,
tanggung jawab, dan jujur. Sikap yang mendapat persentase 87,50% yaitu, sikap
ingin tahu dan berpikir kritis. Sikap yang mendapatkan persentase 83,33%, yaitu
sikap terbuka, tekun, dan teliti. Dengan demikian, rata-rata persentase penilaian
afektif, yaitu sebesar 87,50% sehingga hasil belajar ranah afektif dapat dikatakan
sudah sangat baik dan tetap diperlukan motivasi dan stimulus dari guru untuk
mempertahankan dan meningkatkan hasil belajar ranah afektif.
b) Penilaian Psikomotor
Penilaian psikomotor dilakukan untuk mengetahui hasil belajar IPA pada ranah
psikomotor dengan mengamati empat komponen keterampilan. Hasil penilaian
psikomotor dapat dilihat pada tabel 4.20.
Tabel 4.20 menunjukkan hasil penilaian psikomotor yang terdiri dari empat
komponen keterampilan. Komponen keterampilan yang mendapatkan persentase
93,33% yaitu kemampuan melakukan percobaan dan mencatat hasil percobaan,
sedangkan yang mendapatkan persentase 86,66%, yaitu kemampuan
mempersiapkan alat bahan dan kemampuan mempresentasikan hasil percobaan.
Dengan demikian, rata-rata persentase penilaian psikomotor, yaitu 90,00%
sehingga hasil belajar ranah psikomotor dapat dikatakan sudah sangat baik dan
tetap diperlukan motivasi dan stimulus dari guru untuk mempertahankan dan
meningkatkan hasil belajar ranah psikomotor.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
66
c) Penilaian Kognitif
Penilaian kognitif dilakukan untuk mengetahui hasil belajar pada ranah kognitif
dan hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.21
Tabel 4.21 menunjukkan hasil belajar ranah kognitif siklus III persentase
ketuntasan, yaitu sebesar 91,66%, sedangkan persentase siswa belum tuntas
sebesar 8,33%.
Berdasarkan hasil posttest dinyatakan, bahwa hasil belajar kognitif siklus III
persentase ketuntasan sebesar 91,66% sehingga sudah mencapai persentase yang
ditargetkan, yaitu minimal 85%.
d. Refleksi Siklus III
1) Penerapan Model Guided Inquiry Based Learning dengan Media Konkret
Penerapan model guided inquiry based learning dengan media konkret
dilaksanakan dengan enam langkah, yaitu (1) orientasi dan memperkenalkan
media konkret yang akan digunakan, (2) merumuskan masalah, (3) membuat
hipotesis disertai menjelaskan penggunaan media konkret, (4) mengumpulkan
data disertai tanya jawab menggunakan media konkret, (5) analisis data, serta (6)
membuat kesimpulan. Berdasarkan hasil observasi terhadap guru pada siklus III
rata-rata persentase penerapan model guided inquiry based learning dengan media
konkret sebesar 92,82% sehingga sudah mencapai persentase yang ditargetkan,
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
67
yaitu minimal 85%. Hal ini didukung dengan hasil wawancara terhadap guru,
bahwa pembelajaran pada siklus III sudah dilaksanakan secara optimal karena
pembelajaran sudah mencerminkan pembelajaran dengan menerapkan model
guided inquiry based learning dengan media konkret sehingga guru tidak
mengalami kendala pada tindakan siklus III ini.
2) Peningkatan Hasil Belajar IPA (Afektif, Psikomotor, dan Kognitif)
Hasil belajar IPA pada ranah afektif dan psikomotor pada siklus III sudah sangat
baik karena untuk persentase rata-rata afektif sebesar 87,50% dan psikomotor
sebesar 90,00%. Selanjutnya peningkatan hasil belajar IPA pada ranah kognitif
pada siklus III dapat dilihat berdasarkan perbandingan hasil pretest dan post-test
pada tabel 4.22
Tabel 4.22 Peningkatan Persentase Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus III
Nilai Siklus III Keterangan
Pretest Posttest
90-100 5 10 Tuntas
80-89 7 9 Tuntas
70-79 7 3 Tuntas
60-69 3 2 Belum Tuntas
50-59 2 - Belum Tuntas
<50 - -
Persentase Tuntas 79,16 91,66 -
68
3) Kendala dan Solusi Penerapan Model Guided Inquiry Based Learning dengan
Media Konkret
Berdasarkan hasil analisis dari pelaksanaan siklus III muncul kendala dan
solusi untuk mengatasinya. Tabel 4.23 menunjukkan kendala dan solusi siklus III.
69
70
demikian, hasil refleksi pada setiap pertemuan selalu digunakan sebagai perbaikan
untuk tindakan selanjutnya supaya pembelajaran menjadi lebih optimal dan
persentase ketepatan guru dan kesungguhan siswa dapat meningkat secara
signifikan.
b. Peningkatan Hasil Belajar IPA dari Siklus I sampai Siklus III (Afektif,
Psikomotor, dan Kognitif)
Hasil belajar IPA mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III.
Hasil belajar ranah afektif pada siklus I rata-rata persentase sebesar 76,55%, pada
siklus II mengalami peningkatan menjadi 82,80% dan pada siklus III menjadi
87,50%. Hasil belajar ranah psikomotor juga mengalami peningkatan dari siklus I
rata-rata persentase sebesar 76,66%, pada siklus II sebesar 83,33% dan siklus III
menjadi 90,00%. Hasil belajar ranah kognitif juga mengalami peningkatan dari
siklus I sampai siklus III dan dapat dilihat di tabel 4.25
Berdasarkan tabel 4.25 dapat disimpulkan, bahwa hasil belajar IPA pada
ranah kognitif mengalami peningkatan dari siklus I pertemuan 1 rata-rata
ketuntasan sebesar 66,66% lalu meningkat pada pertemuan 2 menjadi 75,62%,
pada siklus II pertemuan 1 meningkat menjadi 80,00%, dan pada pertemuan 2
menjadi 87,50%, serta pada siklus III menjadi 91,66%.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
71
Tabel 4.26 Kendala dan Solusi pada Siklus I, II, dan III
Kendala Solusi
Siklus a) Siswa sulit dikondisikan. a) Guru dapat lebih tegas supaya
I siswa tertib dan mudah diatur
b) Siswa masih kebingungan b) Guru mengarahkan siswa untuk
pada langkah merumuskan memperhatikan penjelasan guru
masalah dan hipotesis. terkait cara merumuskan masalah
dan hipotesis.
c) Siswa masih banyak c) Guru memberikan motivasi
bergantung pada guru saat kepada siswa untuk berani
menganalisis data dan menganalisis dan membuat
membuat kesimpulan kesimpulan sendiri.
d) Siswa sulit fokus untuk d) Guru dapat lebih tegas supaya
memperhatikan setiap siswa mau memperhatikan arahan
arahan yang diberikan yang diberikan guru
e) Siswa belum berani aktif e) Guru memberikan motivasi dan
dalam diskusi untuk apresiasi supaya siswa antusias
menganalisis data dan dalam diskusi dan presentasi.
mempresentasikan hasil
diskusi
Siklus a) Siswa susah dikondisikan a) Guru lebih tegas dan
II dalam penggunaan media memperhatikan siswa pada saat
konkret. menggunakan media
b) Siswa kurang b) Guru lebih tegas dan memberikan
memperhatikan pelajaran. ice breaking supaya siswa fokus.
Siklus a) Masih terdapat beberapa a) Guru harus selalu memberikan
III siswa yang belum berani motivasi
untuk menyatakan pendapat
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
72
C. Pembahasan
1. Penerapan Model Guided Inquiry Based Learning dengan Media
Konkret.
Penerapan model guided inquiry based learning dengan media konkret,
yaitu penggabungan langkah-langkah model guided inquiry based learning
dengan penggunaan media konkret dalam kegiatan pembelajaran. Langkah-
langkah penerapan model guided inquiry based learning dari siklus I sampai
siklus III menggunakan pendapat dari Rahman (2020, 145), yaitu: (a) orientasi,
(b) merumuskan masalah, (c) merumuskan hipotesis, (d) mengumpulkan data, (e)
analisis data, (f) membuat kesimpulan. Penggunaan media konkret dalam
penerapan langkah model guided inquiry based learning karena menurut Asyhar
(2011, 55) kelebihan media konkret, yaitu siswa dapat belajar secara langsung
sehingga pembelajaran menjadi lebih nyata dan waktu ingatan lebih lama. Dengan
demikian, langkah-langkah pembelajaran model guided inquiry based learning
dengan media konkret sebagai berikut:
a. Orientasi dan memperkenalkan media konkret yang akan digunakan, pada
langkah ini guru mengantarkan siswa ke suatu fenomena yang nantinya siswa
bisa menemukan masalah, serta memperkenalkan media konkret yang akan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
73
digunakan. Hal ini didukung dengan pendapat Kumala (2016, 47) inquiry
adalah strategi untuk membuat siswa supaya bisa menyelidiki permasalahan
sehingga diperlukan pengantaran fenomena untuk siswa bisa menemukan
masalah.
b. Merumuskan masalah, pada langkah ini guru memberikan dorongan kepada
siswa untuk mengajukan pertanyaan untuk dijawab dalam penelitian. Hal ini
didukung pendapat Suprapto, Tjahjono, dan Suroso (2018, 217) tahap
merumuskan masalah akan memunculkan pertanyaan-pertanyaan yang akan
dijawab dalam penelitian.
c. Membuat hipotesis disertai menjelaskan penggunaan media konkret, pada
langkah ini guru memandu siswa untuk merumuskan berbagai prediksi
jawaban dari masalah yang telah dirumuskan dan menjelaskan tentang
penggunaan media konkret dalam melakukan percobaan. Hal ini didukung
pendapat Wahyudi, dkk. (2018, 28) melalui bimbingan guru siswa dapat
membuat hipotesis untuk memperkirakan jawaban dari pertanyaan yang
dirumuskan.
d. Mengumpulkan data disertai tanya jawab menggunakan media konkret, pada
langkah ini guru membimbing siswa melaksanakan penyelidikan untuk
mencari jawaban terkait permasalahan dan melakukan tanya jawab antara
guru dan siswa dengan media konkret. Hal ini sesuai dengan pendapat
Rahman (2020, 145) inquiry, yaitu proses belajar yang melibatkan
kemampuan siswa dalam menemukan jawaban sendiri dari suatu masalah
dengan bimbingan guru.
e. Analisis data, pada langkah ini data yang telah didapatkan dianalisis siswa
untuk menguji kebenaran hipotesis. Hal ini didukung pendapat Riyadi,
Prayitno, dan Marjono (2015, 91) melalui menganalisis data, siswa dapat
memiliki keterampilan untuk menganalisis hasil percobaan untuk mencari
jawaban yang sesuai dengan hipotesis.
f. Membuat kesimpulan, pada langkah ini siswa merumuskan kesimpulan dari
hasil kegiatan penyelidikan yang telah dilakukan. Hal ini didukung pendapat
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
74
75
Hasil pretest yang didapatkan dari siklus I sampai siklus III menunjukkan
persentase ketuntasan hasil belajar siswa masih rendah, yaitu pada siklus I sebesar
45,83%, siklus II sebesar 68,75%, dan siklus III sebesar 79,16%. Oleh karena itu,
dilaksanakan tindakan dengan menerapkan model guided inquiry based learning
dengan media konkret untuk memperbaiki data hasil pretest. Selanjutnya, untuk
mengetahui kemampuan akhir siswa dilakukan posttest dengan hasil peningkatan
ketuntasan hasil belajar pada siklus I sebesar 74,78%, siklus II sebesar 80,62%,
dan siklus III sebesar 91,66%. Persentase hasil belajar ranah afektif dan
psikomotor juga meningkat, yaitu pada ranah afektif persentase siklus I = 76,55%,
siklus II = 82,80%, siklus III = 87,50%. Pada ranah psikomotor persentase siklus I
= 76,66%, siklus II = 83,33% , siklus III = 90,00%. Dengan demikian, hasil
belajar ranah afektif, psikomotor, dan kognitif mengalami peningkatan yang
signifikan. Hal ini, karena di setiap pertemuan selalu dilakukan kegiatan refleksi
dengan mendiskusikan bersama guru terkait solusi untuk menumbuhkan semangat
dan antusias siswa supaya mereka menjadi terarah dan fokus dalam mengikuti
pembelajaran sehingga hasil belajar pun dapat meningkat secara signifikan.
Berdasarkan hasil pretest dan posttest dari siklus I sampai III dapat
dikatakan, bahwa hasil belajar IPA tentang pengaruh kalor terhadap perubahan
suhu dan wujud benda mengalami peningkatan melalui penerapan model guided
inquiry based learning dengan media konkret. Hal tersebut, sesuai dengan hasil
penelitian sebelumnya oleh Sari, Wiyasa, dan Ganing (2018, 104) yang berjudul
“Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbantuan Media Konkret
terhadap Kompetensi Pengetahuan IPA” yang membuktikan, bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan kompetensi pengetahuan IPA yang diajarkan melalui
model guided inquiry based learning dengan media konkret. Peningkatan
persentase ketuntasan belajar IPA pada penelitian ini juga sesuai dengan pendapat
Berie, dkk. (2022, 1), bahwa pembelajaran yang menggunakan model inquiry
akan membuat pembelajaran menjadi bermakna dan membangun pengetahuan
siswa secara aktif. Menurut Shoimin (2014, 86) model guided inquiry based
learning adalah salah satu jenis dari model inquiry yang memiliki kelebihan dapat
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
76