Anda di halaman 1dari 73

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam tiga siklus. Siklus
pertama dan kedua terdiri dari dua pertemuan, sedangkan siklus ketiga
dilaksanakan dalam satu kali pertemuan. Sebelum melaksanakan tindakan,
peneliti melaksanakan pratindakan terlebih dahulu.

1. Deskripsi Pratindakan
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Tunjungseto, Kecamatan
Kutowinangun, Kabupaten Kebumen. SD Negeri Tunjungseto terletak di seberang
jalan raya utama lintas selatan, sekitar 7 km dari pusat kota kebumen. SD Negeri
Tunjungseto terletak pada sebidang tanah yang diapit oleh jalur perlintasan kereta
api (di sebelah utara SD) dan kendaraan berat yang melintas pada jalan raya utama
lintas selatan (yang berada pada sebelah selatan SD). Walaupun mudah dijangkau
karena letaknya yang strategis, namun lalu lintas yang cukup ramai terkadang
mengganggu keberlangsungan pembelajaran di SD Negeri Tunjungseto.
Kelas yang digunakan untuk penelitian ini adalah kelas III tahun ajaran
2017/2018 yang berjumlah 21 siswa terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 6 siswa
perempuan, dengan karakteristik dan kemampuan siswa yang berbeda-beda. Ada
yang memiliki kemampuan intelegensi tinggi, sedang, dan rendah. Ada yang
sudah lancar membaca, ada pula yang memiliki kendala dalam membaca dan
menulis serta kesulitaan dalam memahami pokok materi yang disampaikan guru
Sebelum melaksanakan penelitian tindakan, peneliti mengadakan observasi
awal. Dari hasil observasi awal diperoleh hasil bahwa pelaksanaan pembelajaran
IPS yang dilaksanakan oleh guru belum menunjukkan adanya proses belajar yang
maksimal karena kegiatan pembelajaran masih didominasi oleh penjelasan guru
dan belum didukung dengan media pembelajaran yang inovatif. Guru sudah
mengatur tempat duduk siswa dengan baik tetapi dalam kegiatan pembelajaran
siswa masih senang bermain dan mengganggu teman pada kelompok lain Guru

63
64

juga sudah melaksanakan kegiatan tanya jawab dan diskusi kelompok tetapi hanya
beberapa siswa yang aktif terlibat dalam kegiatan tersebut. Proses belajar yang
demikian berdampak pada hasil belajar siswa yang kurang optimal di dalam
pembelajaran IPS.
Secara lengkap daftar perolehan nilai pratindakan dapat dilihat pada tabel
distribusi frekuensi nilai pratindakan berikut:

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Nilai Pratindakan


Interval Frekuensi Ketuntasan Ketuntasan
Belajar (%)
85-94 2 9,52 Tuntas
75-84 6 28,57 Tuntas
65-74 4 19,05 Tuntas
55-64 7 33,33 Belum
45-54 2 9,52 Belum
Jumlah 21 100
Nilai tertinggi 89
Nilai terendah 52
Rata-rata nilai 69,71
Jumlah siswa tuntas 12 57,14
Jumlah siswa belum tuntas 9 42,86
(Data selengkapnya terdapat pada lampiran 1 halaman 140)

Berdasarkan tabel 4.1, dapat disimpulkan bahwa penguasaan


pembelajaran IPS pada siswa kelas III masih kurang. Terlihat dari pencapaian
siswa yang tuntas dengan KKM = 65 hanya 9 orang atau sebesar 57,14%
sedangkan siswa yang belum tuntas mencapai 42,86% atau sebanyak 15 siswa.
Adapun perolehan rata-rata nilai pratindakan yang diikuti oleh 21 siswa adalah
56,38 dengan nilai tertinggi 82 dan nilai terendah 29. Oleh karena itu, peneliti
mencoba melakukan tindakan untuk memperbaiki hasil pembelajaran IPS pada
siswa kelas III melalui sebuah pendekatan dan media yang inovatif yakni
pendekatan saintifik dengan media ular tangga. Rencana pelaksanaan tindakan
dimulai dari siklus I.
65

2. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus I


Pelaksanaan siklus 1 terdiri dari dua pertemuan. Setiap pertemuan
berlangsung selama kurang lebih 2x35 menit. Berikut ini penjabaran pelaksanaan
tindakan pada siklus I dengan alur yang sesuai prosedur yakni perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
a. Siklus I Pertemuan 1
1) Perencanaan
Kegiatan pembelajaran pada siklus I pertemuan I dilaksanakan
melalui 5 langkah pendekatan saintifik dengan media ular tangga secara
terurut. Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan 1 dilaksanakan pada
hari Jumat, tanggal 2 Februari 2018. Pada tahap ini peneliti menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang disusun berdasarkan silabus
KTSP kelas III semester 2 tahun ajaran 2017/2018. Materi pokok untuk
pertemuan pertama yaitu mendaftar berbagai jenis pekerjaan yang
dilakukan masyarakat sekitar, menjelaskan pengertian pekerjaan,
mengemukakan alasan seseorang harus bekerja.
Hal-halmyang peneliti lakukan dalam tahap perencanaan adalah
sebagai berikut: (1) melakukan izin penelitian kepada kepala sekolah dan
guru kelas III sekaligus menyepakati waktu penelitian dan mengikat kerja
sama menggunakan Memorandum of Understanding (MoU); (2)
menyusun silabus; (3) membuat skenario pembelajaran menggunakan
pendekatan saintifik dengan media ular tangga; (4) menyusun RPP sesuai
skenario; (5) konsultasi kepada dosen pembimbing 1 dan 2; (6)
menyiapkan sumber belajar dan media ular tangga yang berisi gambar
jenis-jenis pekerjaan yang ada dalam lingkungan masyarakat untuk
pertemuan pertama dan kedua; (7) menyiapkan lembar pretest, LKS, dan
lembar evaluasi; (8) menyiapkan lembar observasi dan pedoman
wawancara; (9) koordinasi dengan observer; (10) melakukan koordinasi
dan menyamakan persepsi mengenai penerapan pendekatan saintifik
dengan media ular tangga dalam pembelajaran IPS kepada guru kelas III;
66

(11) peneliti merencanakan siapa, mengapa, apa, kapan, dan bagaimana


pelaksanaan tindakan, pengamatan, hingga proses refleksi terjadi.
2) Pelaksanaan
Tindakan siklus I pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Jumat,
tanggal 2 Februari 2018 pukul 07.50-09.00 dengan jumlah siswa yang
hadir sebanyak 21. Peneliti melakukan kolaborasi dengan Ibu Putri
Muliyana selaku guru kelas III SD Negeri Tunjungseto dengan dibantu
oleh 3 observer dalam melaksanakan penelitian tindakan tentang
penerapan pendekatan saintifik dengan media ular tangga. Materi yang
disampaikan adalah berbagai jenis pekerjaan yang dilakukan masyarakat
sekitar, pengertian pekerjaan, dan alasan seseorang harus bekerja.
Pelaksanaan pembelajaran disesuaikan dengan skenario pembelajaran
menggunakan pendekatan saintifik dengan media ular tangga.
Kegiatan awal pembelajaran berlangsung selama 10 menit. Guru
mengucapkan salam, membimbing siswa untuk berdoa, mengecek
kehadiran siswa, menyampaikan acuan, dan melakukan apersepsi serta
motivasi. Apersepsi dilakukan oleh guru dengan bercerita. Cerita yang
diambil adalah cerita tentang percakapan antara guru, dokter, petani, dan
ulama sedangkan motivasi sebelum pembelajaran dilakukan dengan
menyanyi sebuah lagu yang berjudul guruku tersayang. Kemudian, guru
mengatur tempat duduk siswa secara berkelompok. Satu kelas dibagi
menjadi 4 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5 anak.
Kegiatan inti berlangsung selama 45 menit yang meliputi kegiatan
eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Tahap tersebut dilaksanakan
menggunakan penerapan langkah pendekatan saintifik dengan media ular
tangga.
Tahap kegiatan eksplorasi meliputi langkah pertama dan kedua.
Langkah pertama adalah kegiatan mengamati gambar jenis-jenis
pekerjaan pada media ular tangga. Guru melakukan kegiatan tanya jawab
secara kontekstual tentang pengertian pekerjaan beserta alasan seseorang
bekerja. Kemudian guru membagi media ular tangga pada setiap
67

kelompok dan menjelaskan teknik permainan media ular tangga serta


meminta siswa mengamati media ular tangga yang berisi gambar jenis-
jenis pekerjaan yang sering ditemui siswa. Kedua, siswa menanya
berdasarkan gambar pada media ular tangga. Guru membimbing siswa
untuk menanyakan hal terkait dengan gambar yang sedang diamati.

Gambar 4.1 Mengamati dan Menanya Media Ular Tangga pada Siklus I
Pertemuan 1

Tahap kegiatan elaborasi yakni langkah ketiga dan keempat. Pada


langkah ketiga, siswa mencoba memainkan media banner ular tangga.
Siswa dipandu oleh guru menemukan konsep berbagai jenis pekerjaan
melalui kuis pada media ular tangga. Masing-masing perwakilan
kelompok menjadi bidak dalam permainan tersebut dan bersiap pada
kotak start serta diberi kesempatan melempar dadu secara bergantian.
Bidak melangkah sesuai hasil lemparan dadu kemudian berhenti dan
mengambil kartu pertanyaan mengenai jenis pekerjaan pada masyarakat
sekitar yang akan dijawab anggota kelompoknya. Apabila anggota
kelompok bidak tidak dapat menjawab, pertanyaan tersebut dilempar
68

kepada kelompok lain. Penghitungan skor pemerolehan dihitung


berdasarkan jumlah jawaban yang dijawab dengan benar (poin 1) dan
bonus skor yang diberikan kepada kelompok yang pertama mencapai
kotak finish. Pemerolehan poin (skor) terbanyak adalah pemenang dari
permainan ular tangga. Kegiatan mencoba dengan ular tangga diakhiri
dengan refleksi dan apresiasi guru terhadap siswa yang terlibat dalam
permainan tersebut.
Langkah keempat adalah kegiatan menalar konsep jenis pekerjaan
pada media ular tangga dengan berdiskusi. Siswa melakukan kegiatan
menalar dengan mengerjakan lembar kerja siswa secara berkelompok.

Gambar 4.2 Mencoba Menemukan konsep berbagai jenis pekerjaan


melalui kuis pada media ular tangga

Tahap kegiatan konfirmasi meliputi langkah kelima yakni siswa


mengomunikasikan hasil diskusi dengan media ular tangga. Perwakilan
kelompok mempresentasikan hasil diskusi kemudian ditanggapi oleh
siswa dari kelompok lain secara bergantian.
69

Kegiatan akhir dilaksanakan selama 15 menit. Guru bersama-


sama dengan siswa menyimpulkan inti pembelajaran, melakukan refleksi,
dan memberi kesempatan siswa untuk bertanya serta mencatat hal
penting mengenai materi jenis-jenis pekerjaan. Setelah itu, siswa
mengerjakan soal evaluasi lalu guru mengakhiri pembelajaran tersebut
dengan dengan nilai moral dan salam.

3) Pengamatan

Lembar observasi guru digunakan untuk memperoleh data tentang


proses pembelajaran yang dilakukan guru sedangkan lembar observasi
siswa digunakan untuk memperoleh data tentang respon atau perilaku
siswa selama proses pembelajaran melalui penerapan pendekatan
saintifik dengan media ular tangga.
Hasil observasi terhadap guru dan siswa pada siklus 1 pertemuan
1 disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.2 Hasil Observasi terhadap Guru dan Siswa tentang Penerapan
Pendekatan Saintifik dengan Media Ular Tangga Siklus I
Pertemuan 1
Guru Siswa (%)
No Langkah-langkah (%)
1. Mengamati gambar jenis-jenis
pekerjaan pada media ular 3,07 76,67 3,20 80,00
tangga
2. Menanya berdasarkan gambar 2,94 73,61 3,00 75,00
pada ular tangga
3. Mencoba memainkan media 2,96 73,96 2,88 71,88
banner ular tangga
4. Menalar konsep jenis
pekerjaan pada media ular 3,42 85,42 3,33 83,33
tangga dengan berdiskusi
5. Mengomunikasikan hasil
diskusi dengan media ular 3,08 77,08 3,17 79,17
tangga
Rata-rata 3,09 77,35 3,12 77,88
(Data selengkapnya terdapat pada lampiran 16 halaman 187 dan lampiran
17 halaman 190)
70

Berdasarkan tabel 4.2, persentase hasil pengamatan mengenai


penerapan pendekatan saintifik dengan media ular tangga terhadap guru
sebesar 77,35% dan siswa sebesar 77,88%.
a) Observasi terhadap guru
Langkah mengamati gambar jenis-jenis pekerjaan pada media
ular tangga dimulai dari pembentukkan kelompok dan pembagian media
ular tangga beserta perlengkapan bidaknya oleh guru. Guru belum hafal
aturan dalam permainan ular tangga sehingga ketika penyampaian teknik
aturannya masih membaca teks. Hal ini yang membuat kesan monoton
dan berdampak pada perhatian siswa yang tidak sepenuhnya
memperhatikan guru. Kemudian guru menginstruksikan siswa untuk
memindahkan bidak sesuai dengan lemparan dadu lalu meminta siswa
untuk mengamati gambar jenis pekerjaan yang terdapat pada kotak
media ular tangga tersebut. Pada langkah menanya berdasarkan gambar
pada media ular tangga, guru masih kesulitan merangsang siswa untuk
bertanya. Pertanyaan didominasi oleh guru sedangkan siswa yang
menjawab pertanyaan. Guru sudah mengingatkan siswa untuk tertib,
tetapi guru belum menguasai kelas yang sedikit ramai. Guru sudah
menunjuk siswa untuk bertanya dan meminta siswa lain untuk
menanggapi pertanyaan temannya. Setelah itu, guru memberi penguatan
serta penegasan atas jawaban siswa. Pada langkah mencoba menemukan
konsep berbagai jenis pekerjaan melalui kuis pada media ular tangga,
guru memfasilitasi siswa untuk bermain ular tangga, mengarahkan
walaupun sambil membaca teks, mengapresiasi dan merefleksi
permainan serta menyimpulkan materi dari kegiatan mencoba dengan
baik. Akan tetapi, kegiatan berjalan kurang tertib, misalnya pada saat
berebut poin untuk menjawab pertanyaan. Pada langkah menalar konsep
jenis pekerjaan pada media ular tangga dengan berdiskusi, guru telah
menginstruksikan dan mengarahkan siswa dalam kegiatan menalar
dengan baik. Guru mengingatkan siswa supaya bekerja sama dan tertib
71

dalam berdiskusi. Akan tetapi, pelaksanaannya belum maksimal karena


ada kelompok yang tidak bekerja sama dengan baik. Pada langkah
mengomunikasikan hasil diskusi dengan media ular tangga, guru
menginstruksikan salah satu kelompok untuk mempresentasikan
kemudian memfasilitasi siswa dari kelompok lain untuk menanggapi
serta melakukan penyimpulan bersama terkait presentasi. Namun, guru
harus belum melakukan bimbingan secara maksimal saat kegiatan
menanggapi hasil presentasi.
b) Observasi terhadap siswa
Pada langkah mengamati gambar jenis-jenis pekerjaan pada
media ular tangga, siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai teknik
dalam permainan ular tangga dengan diikuti praktik memindahkan bidak
dan mengamati gambar yang ditunjuk oleh bidak. Akan tetapi, siswa
belum sepenuhnya memperhatikan penjelasan guru sehingga beberapa
siswa belum memahami aturan dalam permainan ular tangga. Pada
langkah menanya berdasarkan gambar pada media ular tangga, siswa
masih kesulitan dalam mengajukan pertanyaan sesuai dengan gambar
yang sedang diamati. Siswa sudah mencoba bertanya ketika ditunjuk
walaupun pertanyaan yang diajukan masih dalam tingkat kognisi yang
rendah. Pada langkah mencoba menemukan konsep berbagai jenis
pekerjaan melalui kuis pada media ular tangga, permainan sudah berjalan
dengan baik dan sesuai aturan walaupun ada beberapa bagian yang
berjalan kurang tertib. Adapun ketika melakukan permainan, siswa
belum memahami aturan atau teknik permainan secara mandiri sehingga
bergantung pada instruksi guru. Pada langkah menalar konsep jenis
pekerjaan pada media ular tangga dengan berdiskusi, siswa telah
melaksanakan kegiatan menalar dengan baik dan sesuai dengan petunjuk
diskusi walaupun masih ada kelompok yang belum dapat bekerja sama
dengan baik. Pada langkah mengomunikasikan hasil diskusi dengan
media ular tangga beberapa siswa sudah berani mempresentasikan hasil
diskusinya dengan baik. Pada akhir presentasi, guru bersama-sama
72

dengan siswa menyimpulkan materi. Berdasarkan paparan hasil observasi


terhadap guru dan siswa, disimpulkan bahwa pembelajaran yang
dilaksanakan cukup baik, sudah sesuai dengan skenario yang telah
direncanakan meskipun ada beberapa kegiatan yang belum dapat
dilakukan secara maksimal sehingga perlu perbaikan.
Peneliti juga melakukan wawancara terhadap guru dan siswa
dengan dibantu oleh 3 orang observer. Berdasarkan data hasil wawancara
terhadap guru, diperoleh kesimpulan bahwa pendekatan saintifik dengan
media ular tangga dinilai sebagai hal yang baru bagi guru sehingga guru
masih membutuhkan waktu untuk mempelajarinya. Berdasarkan
wawancara terhadap siswa mengenai kesan pembelajaran, penerapan
pendekatan saintifik dengan media ular tangga ini mampu memberikan
nuansa yang berbeda dari sebelumnya sehingga siswa antusias dan
merasa senang ketika mengikuti pembelajaran.
Pada akhir pembelajaran, dilaksanakan evaluasi untuk mengetahui
hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menerapkan
pendekatan saintifik dengan media ular tangga. Tabel nilai evaluasi
pembelajaran pada siklus I pertemuan 1 sebagai berikut.

Tabel 4.3. Nilai Hasil Siklus I Pertemuan 1


Nilai Frekuensi Persentase
Keterangan
(x) (f) (%)
95-100 2 9,52 Tuntas
90-94 0 0 Tuntas
85-89 3 14,29 Tuntas
80-84 4 19,05 Tuntas
75-79 8 38,10 Tuntas
70-74 3 14,29 Belum tuntas
65-69 1 4,76 Belum tuntas
Jumlah (Σ) 21 100
Rata-rata nilai 79,76
Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 67
Jumlah siswa tuntas 17 80,95
Jumlah siswa belum tuntas 4 19,05
(Data selengkapnya terdapat pada lampiran 14 halaman 174 )
73

Berdasarkan Tabel 4.3, diketahui bahwa nilai rata-rata kelas III


SD Negeri Tunjungseto yaitu 79,76 dari 21 siswa dengan rincian siswa
yang tuntas sejumlah 17 siswa (80,95%) dan yang belum tuntas sejumlah
4 siswa (19,05%) dengan nilai KKM=75. Nilai terendah adalah 67 yaitu
Revaldo Ananda Pradita dan nilai tertinggi adalah 100 diraih oleh 2 anak
yaitu Aprilia Nuraini dan Keysya Windiana Putri. Rata-rata nilai kelas
sudah cukup baik yakni 79,86. Namun, pembelajaran perlu ditingkatkan
kembali supaya nilai rata-rata kelas lebih memuaskan dan semua siswa
mencapai KKM 75.
4) Refleksi
Tahap refleksi ini bertujuan untuk mengkaji secara menyeluruh
mengenai tindakan yang telah dilaksanakan berdasarkan data observasi
dan wawancara, kemudian dievaluasi dan dijadikan acuan untuk
memperbaiki tindakan selanjutnya. Peneliti bersama guru dan observer
melakukan refleksi terhadap tindakan yang telah dilaksanakan pada
siklus I pertemuan 1 supaya permasalahan yang muncul selama
penelitian ini tidak terulang di pertemuan selanjutnya. Berikut ini uraian
refleksi pada siklus I pertemuan 1:
a) Langkah-langkah Penerapan Pendekatan Saintifik dengan Media
Ular Tangga
Berikut ini hasil refleksi terhadap langkah-langkah
pelaksanaan pembelajaran IPS tentang jenis-jenis pekerjaan melalui
penerapan pendekatan saintifik dengan media ular tangga pada siswa
kelas III SD Negeri Tunjungseto:
(1) Mengamati gambar jenis-jenis pekerjaan pada media ular tangga
Pada langkah ini, guru telah melakukan langkah pendekatan
kegiatan mengamati dengan membagikan media ular tangga
terlebih dahulu pada setiap kelompok dan meminta siswa
mengamati media ular tangga sesuai dengan kotak yang ditunjuk
oleh guru menggunakan lemparan dadu. Kegiatan ini belum
74

berjalan kurang tertib karena masing-masing siswa sibuk


bercerita mengenai gambar yang diamati. Ada pula kelompok
yang masih salah dalam menggerakkan bidak pada kotak media
ular tangga karena tidak memperhatikan penjelasan guru
mengenai aturan dalam permainan ular tangga.
(2) Menanya berdasarkan gambar pada media ular tangga
Langkah mengamati gambar pada media ular tangga
langsung diikuti dengan kegiatan menanya. Namun, hanya sedikit
siswa yang bertanya terkait gambar yang diamati. Pada langkah
menanya, siswa masih bertanya pada aspek kognitif tingkat
rendah yaitu tentang “apa” yang terdapat dalam gambar belum
merambah pada tingkat kognitif yang lebih tinggi yakni “siapa,
kapan, bagaimana, mengapa, di mana”. Guru pun kesulitan dalam
merangsang siswa untuk aktif bertanya sehingga dalam
pelaksanaan, pertanyaan didominasi oleh guru. Hal itu juga diakui
juga oleh guru bahwa guru belum maksimal dalam merangsang
siswa untuk bertanya. Pada pertemuan selanjutnya, guru akan
meminta setiap kelompok mencatat pertanyaan berdasarkan
gambar yang amati, minimal 2 pertanyaan. Untuk siswa yang
berani bertanya, guru akan memberi apresiasi dan motivasi
supaya siswa lain ikut termotivasi untuk bertanya.
(3) Mencoba menemukan konsep berbagai jenis pekerjaan melalui
kuis pada media ular tangga
Pada langkah ini, pelaksanaan kegiatan mencoba sudah
baik dan berjalan sesuai aturan. Akan tetapi, masing-masing
perwakilan siswa yang menjadi bidak ular tangga masih
bergantung kepada guru dalam mengingat aturan permainan,
menunggu instruksi dari guru untuk mengocok dadu, melangkah
menuju kotak lain, membaca kartu pertanyaan hingga meminta
anggota kelompok bidak untuk menjawab pertanyaan. Ketika
kegiatan mencoba, guru sedikit kesusahan karena belum hafal
75

aturan dalam permainan ular tangga sehingga masih memegang


teks yang disediakan peneliti. Anggota kelompok masing-masing
bidak antusias untuk berebut poin dalam menjawab pertanyaan
karena permainan bersifat kompetitif antar kelompok. Beberapa
siswa juga belum menaati aturan permainan, sebagian siswa
masih merebut pertanyaan yang sedang diajukan pada kelompok
lain. Ke depannya, guru akan meminta siswa memperhatikan dan
mematuhi aturan dalam permainan ular tangga. Guru juga akan
meminta salah satu siswa mencatat poin pemerolehan nilai antar
kelompok, meminta siswa mengatur jalannya permainan secara
mandiri, dan meminta bidak mengambil serta membaca kartu
pertanyaan sendiri tanpa bantuan guru.
(4) Menalar konsep jenis pekerjaan pada media ular tangga dengan
berdiskusi
Pada langkah ini, siswa melakukan diskusi secara
berkelompok dan guru telah membimbing siswa dalam kegiatan
mengarahkan proses diskusi sesuai dengan petunjuk diskusi.
Diskusi berjalan dengan lancar. Siswa cukup tenang ketika
berdiskusi, karena guru telah mengintruksikan pada ketua
kelompok untuk bertanggung jawab memimpin anggotanya
untuk bersikap dengan baik saat berdiskusi. Akan tetapi, masih
ada kelompok yang kurang kompak dalam mengerjakan soal
diskusi, yakni hanya mengandalkan siswa yang pintar saja
sehingga kurang adanya kerja sama yang baik dalam berdiskusi.
(5) Mengomunikasikan hasil diskusi dengan media ular tangga
Pada langkah ini, guru telah menginstruksikan salah satu
kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi dan
memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk
menanggapi hasil presentasi. Namun, kegiatan
mengomunikasikan perlu ditingkatkan lagi karena ada siswa
yang belum mendengarkan presentasi temannya. Siswa yang
76

presentasi juga kurang lantang sehingga tidak terdengar sampai


belakang kelas. Pada langkah mengomunikasikan hasil diskusi
dengan media ular tangga, siswa belum melaksanakan presentasi
dengan maksimal sehingga kedepannya perlu pendampingan
guru dalam presentasi maupun dalam menanggapi hasil
presentasi.
b) Peningkatan Pembelajaran IPS tentang Jenis-jenis Pekerjaan
Selain proses pembelajaran yang diamati menggunakan
lembar observasi, peneliti juga mengamati dampak dari
pembelajaran yakni hasil belajar IPS dengan membandingkan nilai
pra tindakan dan pasca tindakan. Perbandingan nilai pra tindakan
dengan nilai pasca tindakan Sikus I Pertemuan 1 siswa yang
disajikan pada tabel berikut.

Tabel 4.4 Perbandingan Pra Tindakan dan Nilai Hasil Tindakan


Siklus I Pertemuan 1
Siklus I
Nilai Pra tindakan
Pertemuan 1 Keterangan
(x)
f % f %
85-94 2 9,52 5 23,81 Tuntas
75-84 6 28,57 12 57,14 Tuntas
65-74 4 19,05 4 19,05 Tuntas
55-64 7 33,33 0 0 Belum
45-54 2 9,52 0 0 Belum
Jumlah siswa (Σ) 21 100 21 100
Rata-rata nilai 69,71 79,76
Nilai tertinggi 89 100
Nilai terendah 52 67
Siswa tuntas 12 57,14 17 80,95
Siswa belum tuntas 9 42,86 4 19,05
(Data selengkapnya terdapat pada lampiran 14 halaman 174)

Berdasarkan table 4.4, dapat disimpulkan bahwa penerapan


pendekatan saintifik dengan media ular tangga di dalam
pembelajaran mampu meningkatkan hasil belajar siswa menjadi
77

lebih baik. Dibuktikan dengan adanya peningkatan dari nilai pra


tindakan dan hasil tindakan pada Siklus I Pertemuan 1. Rata-rata
nilai siswa sebelum tindakan sebesar 56,38 dan rata-rata nilai siswa
setelah tindakan menjadi 79,76.
Tindak lanjut pada pembelajaran IPS Siklus I pertemuan 1
adalah pemberian tugas oleh guru untuk mengerjakan soal remedi
bagi 4 siswa yang remedi atau belum tuntas dan pemberian soal
pengayaan berupa tugas untuk mencatat materi pertemuan
selanjutnya bagi siswa yang mendapat nilai tuntas yakni 17 siswa.
Kegiatan tindak lanjut ini, dilakukan pada hari Jumat sesuai jadwal
IPS.
c) Kendala dan Solusi Penerapan Pendekatan Saintifik dengan Media
Ular Tangga pada Siklus I pertemuan 1
Ada beberapa hal yang menjadi kendala dalam proses
pembelajaran melalui penerapan pendekatan saintifik dengan media
ular tangga pada siklus I pertemuan 1 yaitu: (1) belum semua
kelompok hafal dengan aturan dalam permainan ular tangga; (2)
hanya sedikit siswa yang bertanya, pertanyaan didominasi oleh guru
sedangkan siswa lebih banyak menjawab; (3) kurangnya penguatan
positif dalam kegiatan menanya dan menjawab pertanyaan; (4)
pertanyaan yang diajukan siswa adalah pertanyaan dengan kognisi
tingkat rendah yakni hanya menanya tentang “apa yang terdapat
pada gambar” belum merambah pada pertanyaan “di mana, kapan,
siapa, mengapa, dan bagaimana”; (5) dalam kegiatan memainkan
banner ular tangga, siswa terlalu ramai berebut menjawab pertanyaan
yang diajukan bidak; (6) siswa belum mandiri, masih perlu
pendampingan dan instruksi guru dalam permainan ular tangga; (7)
kurangnya kerja sama dalam kegiatan diskusi; (8) ada siswa yang
belum sepenuhnya memperhatikan kelompok yang sedang
presentasi.
78

Kendala tersebut dapat diatasi dengan mencari solusi untuk


memperbaiki penerapan pendekatan saintifik dengan media ular
tangga di dalam pembelajaran. Adapun solusi dari kendala
penerapan pendekatan saintifik dengan media ular tangga pada siklus
I pertemuan 1 yakni: (1) guru membahas kembali aturan dalam
permainan ular tangga dengan disertai tanya jawab untuk
memastikan siswa paham; (2) guru membimbing siswa dalam
membuat pertanyaan dan meminta masing-masing kelompok
membuat 3 buah pertanyaan; (3) guru merangsang siswa agar berani
bertanya dengan memberi motivasi dan penguatan positif terhadap
siswa (4) guru meminta setiap kelompok untuk membuat pertanyaan
terkait “apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana” terkait
gambar pada media ular tangga (5) guru berusaha menertibkan siswa
dengan memberi apresiasi kepada siswa yang bersikap baik ketika
mengikuti kegiatan mencoba dengan media ular tangga; (6) guru
menambah poin positif untuk kelompok yang sudah paham teknik
permainan ular tangga; (7) guru mengingatkan pentingnya kerja
sama yang baik dalam berdiskusi; (8) guru memberi penguatan
positif terhadap siswa yang bersikap baik ketika mendengarkan
presentasi.
Berdasarkan uraian kendala dan solusi yang telah dijelaskan
di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran
melalui penerapan pendekatan saintifik dengan media ular tangga
pada siklus I pertemuan 1 belum maksimal. Oleh karena itu, peneliti
merencanakan pembelajaran pada siklus I pertemuan 2 dengan
harapan pembelajaran akan lebih meningkat dari sebelumnya.

b. Siklus I Pertemuan 2
1) Perencanaan
Pada tahap ini, peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran dengan materi pokok mengidentifikasi jenis-jenis
79

pekerjaan beserta tugasnya dan membedakan pekerjaan yang


menghasilkan jasa/barang. Hal-halmyang peneliti lakukan dalam tahap
perencanaan adalah sebagai berikut: (1) menentukan waktu penelitian
yakni pada hari Selasa, 6 Februari 2018; (2) menyusun RPP sesuai
skenario; (3) konsultasi kepada dosen pembimbing 1 dan 2; (4)
menyiapkan sumber belajar dan media ular tangga yang berisi gambar
jenis-jenis pekerjaan; (5) menyiapkan lembar pretest, LKS, dan lembar
evaluasi; (6) menyiapkan lembar observasi dan pedoman wawancara; (7)
melakukan koordinasi kepada guru kelas III terhadap pelaksaan
pendekatan saintifik dengan media ular tangga dalam pembelajaran IPS;
(8) peneliti merencanakan siapa, mengapa, apa, kapan, dan bagaimana
pelaksanaan tindakan, pengamatan, hingga proses refleksi terjadi.
2) Pelaksanaan
Tindakan siklus I pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Selasa, 6
Februari 2018 pukul 07.50-09.00 dengan jumlah siswa yang hadir
sebanyak 21. Peneliti melakukan kolaborasi dengan Ibu Putri Muliyana
selaku guru kelas III SD Negeri Tunjungseto dan dibantu oleh 3 observer
dalam melaksanaan penelitian. Pada siklus I pertemuan 2, spesifik materi
yang disampaikan adalah identifikasi berbagai jenis pekerjaan beserta
tugasnya dan perbedaan pekerjaan yang menggunakan jasa dan pekerjaan
yang menghasilkan barang.
Pelaksanaan pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan yakni kegiatan
awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Kegiatan awal berlangsung
selama 10 menit. Guru mengucapkan salam, berdoa, mengecek kehadiran
siswa, menyampaikan acuan, dan melakukan apersepsi serta motivasi.
Apersepsi dilakukan dengan bercerita tentang jasa seorang guru yang
telah mendidik siswa sedangkan motivasi sebelum pembelajaran
dilakukan dengan menyanyi sebuah lagu yang terima kasihku. Sebelum
kegiatan inti, guru merapikan dan mengatur tempat duduk siswa secara
berkelompok.
80

Kegiatan inti meliputi kegiatan eksplorasi, elaborasi dan


konfirmasi. Kegiatan inti berlangsung selama 45 menit. Tahap kegiatan
eksplorasi meliputi langkah pertama dan kedua. Pertama, kegiatan
mengamati gambar jenis-jenis pekerjaan pada media ular tangga. Siswa
dan guru melakukan kegiatan tanya jawab secara kontekstual mengenai
jenis pekerjaan di lingkungan sekitar siswa beserta tugasnya. Kemudian,
guru membagi media ular tangga pada setiap kelompok dan meminta
siswa untuk memperhatikan. Kedua, siswa melakukan kegiatan bertanya
berdasarkan gambar pada media ular tangga. Siwa menanyakan hal
terkait dengan gambar yang sedang diamati.

Gambar 4.3 Mengamati dan Menanya Media Ular Tangga pada Siklus I
Pertemuan 2

Tahap kegiatan elaborasi meliputi langkah ketiga dan keempat.


Langkah Ketiga adalah kegiatan mencoba menemukan konsep berbagai
jenis pekerjaan melalui kuis pada media ular tangga. Masing-masing
perwakilan kelompok menjadi bidak yang mengambil kartu pertanyaan
yang akan dijawab anggota kelompoknya. Kartu pertanyaan berisi
81

pertanyaan mengenai jenis pekerjaan pada masyarakat sekitar beserta


tugasnya. Jika anggota kelompok bidak dapat menjawab dengan benar,
kelompok bidak memperoleh poin 1 dan bidak berhak mengocok dadu
kembali. Apabila anggota kelompok bidak tidak dapat menjawab,
pertanyaan tersebut dilempar kepada kelompok lain. Penghitungan skor
pemerolehan dihitung berdasarkan jumlah jawaban yang dijawab dengan
benar (poin 1) dan bonus yang diperoleh kelompok (poin 3). Bonus
hanya diberikan kepada kelompok yang pertama mencapai kotak finish.
Pemerolehan poin (skor) terbanyak adalah pemenang dari permainan ular
tangga. Kegiatan mencoba dengan ular tangga diakhiri dengan refleksi
dan apresiasi guru terhadap siswa yang terlibat dalam permainan
tersebut.

Gambar 4.4 Mencoba Menemukan konsep berbagai jenis


pekerjaan melalui kuis pada media ular tangga
82

Langkah keempat adalah kegiatan menalar konsep jenis pekerjaan


pada media ular tangga dengan berdiskusi yakni mengerjakan soal LKS
secara berkelompok.
Tahap kegiatan konfirmasi diisi dengan langkah kelima. Langkah
Kelima adalah kegiatan mengomunikasikan hasil diskusi menggunakan
media ular tangga melalui kegiatan presentasi.
Kegiatan akhir dilaksanakan selama 15 menit. Guru bersama-
sama dengan siswa menyimpulkan inti pembelajaran, mencatat hal
penting serta bertanya mengenai hal yang kurang jelas seputar materi
yang telah dipelajari. Setelah itu, siswa mengerjakan soal evaluasi lalu
guru mengakhiri pembelajaran tersebut dengan nilai moral dan salam.

3) Pengamatan

Berikut ini hasil observasi guru dan siswa pada siklus 1


pertemuan 2:

Tabel 4.5 Hasil Observasi terhadap Guru dan Siswa tentang Penerapan
Pendekatan Saintifik dengan Media Ular Tangga Siklus I
Pertemuan 2
No Guru Siswa (%)
Langkah-langkah (%)
1. Mengamati gambar jenis-jenis 3,27 81,67 3,20 80,00
pekerjaan pada media ular
tangga
2. Menanya berdasarkan gambar 3,11 77,78 3,11 77,78
pada ular tangga
3. Mencoba memainkan media 3,04 76,04 3,04 76,04
banner ular tangga
4. Menalar konsep jenis 3,33 83,33 3,33 83,33
pekerjaan pada media ular
tangga dengan berdiskusi
5. Mengomunikasikan hasil 3,25 81,25 3,25 81,25
diskusi dengan media ular
tangga
Rata-rata 3,20 80,01 3,19 79,68
(Data selengkapnya terdapat pada lampiran 26 halaman 220 dan lampiran
27 halaman 223)
83

Berdasarkan tabel 4.5, hasil pengamatan observer terhadap guru


dan siswa mengenai penerapan pendekatan saintifik dengan media ular
tangga dapat dianalisis sebagai berikut:
a) Observasi terhadap guru
Kegiatan mengamati gambar jenis-jenis pekerjaan pada media
ular tangga dimulai dari pembentukkan kelompok dan pembagian media
ular tangga beserta perlengkapan bidaknya oleh guru. Guru sudah
menjelaskan teknik permainan ular tangga dengan disertai praktik
menggerakkan bidak oleh siswa. Guru juga mengingatkan siswa untuk
tertib ketika menggerakkan bidak bersama kelompoknya. Kemudian
guru membimbing siswa dalam memindahkan bidak sesuai dengan
lemparan dadu lalu meminta siswa untuk mengamati gambar jenis
pekerjaan yang terdapat pada kotak media ular tangga tersebut. Pada
langkah menanya berdasarkan gambar pada media ular tangga, guru
sudah berusaha merangsang siswa untuk bertanya. Sudah ada beberapa
siswa yang bertanya tetapi belum sepenuhnya tertib dan masih ditunjuk
oleh guru. Guru sudah meminta siswa lain untuk menanggapi
pertanyaan temannya, Setelah itu, guru memberi penguatan serta
penegasan atas jawaban siswa. Pada langkah mencoba menemukan
konsep berbagai jenis pekerjaan melalui kuis pada media ular tangga,
guru memfasilitasi siswa untuk bermain ular tangga, mengarahkan,
mengapresiasi dan merefleksi permainan serta menyimpulkan materi
dari kegiatan mencoba dengan baik. Pada langkah menalar konsep jenis
pekerjaan pada media ular tangga dengan berdiskusi, guru telah
menginstruksikan anggota kelompok untuk berdiskusi dengan tertib dan
bekerja sama dengan baik. Pada langkah mengomunikasikan hasil
diskusi dengan media ular tangga, guru menginstruksikan salah satu
kelompok untuk mempresentasikan kemudian memfasilitasi siswa dari
kelompok lain untuk menanggapi serta melakukan penyimpulan bersama
terkait presentasi.
84

b) Observasi terhadap siswa,


Pada langkah mengamati gambar jenis-jenis pekerjaan pada
media ular tangga, siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai teknik
dalam permainan ular tangga dengan diikuti praktik memindahkan bidak
dan mengamati gambar yang ditunjuk oleh bidak. Kegiatan belum
sepenuhnya tertib dan sebagian ada yang belum memahami aturan dalam
permainan ular tangga. Pada langkah menanya berdasarkan gambar pada
media ular tangga, siswa masih kesulitan dalam mengajukan pertanyaan
sesuai dengan gambar yang sedang diamati. Siswa sudah mencoba
bertanya ketika ditunjuk walaupun pertanyaan yang diajukan masih
dalam tingkat kognisi yang rendah. Pada langkah mencoba menemukan
konsep berbagai jenis pekerjaan melalui kuis pada media ular tangga,
permainan sudah berjalan dengan baik dan sesuai aturan walaupun ada
beberapa bagian yang berjalan kurang tertib. Adapun ketika melakukan
permainan, siswa belum memahami aturan atau teknik permainan secara
mandiri sehingga bergantung pada instruksi guru. Pada langkah menalar
konsep jenis pekerjaan pada media ular tangga dengan berdiskusi, siswa
telah melaksanakan kegiatan menalar dengan baik dan sesuai dengan
petunjuk diskusi walaupun masih ada kelompok yang belum dapat
bekerja sama dengan baik. Pada langkah mengomunikasikan hasil diskusi
dengan media ular tangga beberapa siswa sudah berani
mempresentasikan hasil diskusinya dengan baik namun, suaranya kurang
lantang. Adapun untuk menanggapi hasil presentasi kelompok yang
maju, siswa masih membutuhkan bimbingan dari guru. Pada akhir
presentasi, guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan materi.
Berdasarkan paparan hasil observasi terhadap guru dan siswa,
disimpulkan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan cukup baik, sudah
sesuai dengan skenario yang telah direncanakan meskipun ada beberapa
kegiatan yang belum dapat dilakukan secara maksimal sehingga perlu
perbaikan.
85

Peneliti juga melakukan wawancara terhadap guru dan siswa


dengan dibantu oleh 3 orang observer. Berdasarkan data hasil wawancara
terhadap guru, diperoleh kesimpulan bahwa langkah pembelajaran sudah
sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah direncanakan meskipun
dalam pelaksanaannya masih ada beberapa kegiatan yang belum
maksimal. Pada siklus 1 pertemuan 2, proses pelaksanaan pembelajaran
lebih baik dari pertemuan sebelumnya dan kendala yang muncul pada
pertemuan 1 sebagian tidak terulang pada pertemuan 2. Berdasarkan data
hasil wawancara terhadap siswa, siswa tidak merasa kesulitan memahami
materi jenis-jenis pekerjaan dan senang mengikuti pembelajaran
menggunakan pendekatan saintifik dengan media ular tangga.
Pada akhir pembelajaran, dilaksanakan evaluasi untuk mengetahui
hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menerapkan
pendekatan saintifik dengan media ular tangga. Tabel nilai evaluasi
pembelajaran pada siklus I pertemuan 2 sebagai berikut:

Tabel 4.6 Nilai Hasil Siklus I Pertemuan 2


Nilai Frekuensi Persentase
Keterangan
(x) (f) (%)
95-100 4 19,05 Tuntas
90-94 3 14,29 Tuntas
85-89 3 14,29 Tuntas
80-84 6 28,57 Tuntas
75-79 2 9,52 Tuntas
70-74 3 14,29 Belum tuntas
65-69 0 0 Belum tuntas
Jumlah (Σ) 21 100
Rata-rata nilai 83,57
Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 70
Jumlah siswa tuntas 18 85,71
Jumlah siswa belum tuntas 3 14,29
(Data selengkapnya terdapat pada lampiran 19 halaman 195)

Berdasarkan Tabel 4.6, diketahui bahwa nilai rata-rata kelas III


SD Negeri Tunjungseto yaitu 83,57 dari 21 siswa dengan rincian siswa
86

yang tuntas sejumlah 18 siswa (85,71%) dan yang belum tuntas sejumlah
3 siswa (14,29%) dengan nilai KKM=75. Nilai terendah adalah 70 yaitu
Sholekhudin dan nilai tertinggi adalah 100 diraih oleh 2 anak yaitu
Keysya Windiana Putri dan Ardi Surahman Putra.
4) Refleksi
Tahap refleksi ini bertujuan untuk mengkaji secara menyeluruh
mengenai tindakan yang telah dilaksanakan berdasarkan data observasi
dan wawancara, kemudian dievaluasi dan dijadikan acuan untuk
memperbaiki tindakan selanjutnya. Peneliti bersama guru dan observer
melakukan refleksi terhadap tindakan yang telah dilaksanakan pada siklus
I pertemuan 2 supaya permasalahan yang muncul selama penelitian ini
tidak terulang di pertemuan selanjutnya.
Berikut ini uraian refleksi pada siklus I pertemuan 2:
a) Langkah-langkah Penerapan Pendekatan Saintifik dengan Media Ular
Tangga
Berikut ini hasil refleksi terhadap langkah-langkah pelaksanaan
pembelajaran IPS tentang jenis-jenis pekerjaan melalui penerapan
pendekatan saintifik dengan media ular tangga pada siswa kelas III SD
Negeri Tunjungseto:
(1) Mengamati gambar jenis-jenis pekerjaan pada media ular tangga
Pada langkah ini, guru telah melakukan langkah pendekatan
saintifik dengan baik. Guru sudah membagikan media ular tangga
pada setiap kelompok dan meminta siswa mengamati media ular
tangga sesuai dengan kotak yang ditunjuk oleh guru menggunakan
lemparan dadu. Namun, kegiatan ini belum sepenuhnya berjalan
dengan tertib karena masih ada siswa yang tidak memperhatikan.
(2) Menanya berdasarkan gambar pada media ular tangga
Langkah mengamati gambar pada media ular tangga langsung
diikuti dengan kegiatan menanya. Guru menugaskan pada setiap
kelompok untuk membuat pertanyaan lalu menunjuk beberapa siswa
untuk bertanya terkait gambar yang diamati. Pertanyaan yang
87

diajukan adalah pertanyaan seputar “apa, siapa, dan di mana” dan


setiap siswa yang berhasil membuat pertanyaan dengan baik telah
diberi apresiasi oleh guru.
(3) Mencoba menemukan konsep berbagai jenis pekerjaan melalui kuis
pada media ular tangga
Pada langkah ini pelaksanaan kegiatan mencoba sudah baik
tetapi waktu pelaksaannya melebihi batas waktu yang telah ditentukan
karena menunggu salah satu kelompok mencapai garis finish. Bidak
sudah paham aturan dalam permainan ular tangga dan lebih mandiri
dari sebelumnya. Anggota kelompok masing-masing bidak antusias
untuk berebut poin dalam menjawab pertanyaan karena permainan
bersifat kompetitif antar kelompok. Namun, ada beberapa pertanyaan
yang dijawab dengan mudah oleh salah satu kelompok sehingga
kelompok tersebut berkali-kali melempar dadu dan menjawab
pertanyaan sehingga poin yang terkumpul terlalu banyak, tidak
seimbang dengan kelompok lain. Oleh karena itu, peneliti dan
observer menetapkan untuk perbaikan pada siklus selanjutnya,
pengocokan dadu dibatasi maksimal 2 kali. Jika sudah 2 kali
menjawab benar, giliran yang ke-3 disilakan kepada bidak yang lain.
(4) Menalar konsep jenis pekerjaan pada media ular tangga dengan
berdiskusi
Pada langkah ini, siswa melakukan diskusi secara berkelompok
dan guru telah membimbing siswa dalam kegiatan mengarahkan
proses diskusi sesuai dengan petunjuk diskusi. Diskusi berjalan
dengan dan kondusif karena guru telah mengintruksikan pada ketua
kelompok untuk bertanggung jawab memimpin anggotanya, Akan
tetapi, masih ada 2 kelompok yang terlalu lama mengerjakan karena
sibuk adanya perbedaan pendapat dalam satu kelompok.
(5) Mengomunikasikan hasil diskusi dengan media ular tangga
Pada langkah ini, guru telah menginstruksikan salah satu
kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya dan memberikan
88

kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi hasil presentasi.


Kelompok lain pun menanggapi presentasi kelompok yang maju
dengan tanggapan yang singkat (benar/salah). Namun, kegiatan
mengomunikasikan perlu ditingkatkan lagi karena ada siswa yang
belum mendengarkan presentasi temannya. Untuk perbaikan
selanjutnya, guru akan sering mengingatkan sikap siswa dan memberi
apresiasi kepada siswa yang sikapnya bagus dalam kegiatan ini.
b) Peningkatan Pembelajaran IPS tentang Jenis-jenis Pekerjaan
Selain proses pembelajaran yang diamati menggunakan lembar
observasi, peneliti juga mengamati dampak dari pembelajaran yakni hasil
belajar IPS dengan membandingkan nilai tindakan pada Siklus I
Pertemuan 1 dengan nilai tindakan pada Siklus I pertemuan 2.
Perbandingan nilai tindakan pada siklus I pertemuan 1 dengan
nilai tindakan pada siklus I pertemuan 2 disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.7 Perbandingan Nilai Hasil Tindakan Siklus I Pertemuan 1 dan


Siklus I Pertemuan 2
Siklus I Siklus I
Nilai
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Ket
(x)
f % f %
95-100 2 9,52 4 19,05 Tuntas
90-94 0 0 3 14,29 Tuntas
85-89 3 14,29 3 14,29 Tuntas
80-84 4 19,05 6 28,57 Belum
75-79 8 38,10 2 9,52 Belum
70-74 3 14,29 3 14,29 Belum
65-69 1 4,76 0 0 Belum
Jumlah siswa (Σ) 21 100 21 100
Rata-rata nilai 79,76 83,57
Nilai tertinggi 100 100
Nilai terendah 67 70
Siswa tuntas 17 80,95 18 85,71
Siswa belum tuntas 4 19,05 3 14,29
(Data selengkapnya terdapat pada lampiran 19 halaman 195)
89

Berdasarkan tabel 4.7, dapat disimpulkan bahwa penerapan


pendekatan saintifik dengan media ular tangga di dalam pembelajaran
mampu meningkatkan hasil belajar siswa di dalam pembelajaran IPS.
Dibuktikan dengan adanya rata-rata nilai pra tindakan sebesar 69,71
meningkat menjadi 79,76 pada Siklus I Pertemuan 1 dan 83,57 pada
siklus I Pertemuan 2. Pada siklus 1 pertemuan 1, masih ada 4 siswa yang
belum tuntas sedangkan pada Pertemuan 2, masih ada 3 siswa yang
belum tuntas mencapai KKM yang ditargetkan (KKM=75).
Tindak lanjut pada pembelajaran IPS pada Siklus 1 pertemuan 2
yaitu pemberian tugas oleh guru untuk mengerjakan soal remedi bagi
siswa yang belum tuntas dan memberikan soal pengayaan berupa tugas
untuk mencatat materi pertemuan selanjutnya untuk siswa yang sudah
tuntas. Kegiatan tindak lanjut ini, dilakukan pada hari Jumat sesuai
jadwal IPS.
c) Kendala dan Solusi Penerapan Pendekatan Saintifik dengan Media Ular
Tangga pada Siklus I pertemuan 2
Ada beberapa hal yang menjadi kendala dalam proses
pembelajaran melalui penerapan pendekatan saintifik dengan media ular
tangga pada siklus I pertemuan 2 yaitu: (1) kegiatan mengamati belum
sepenuhnya berjalan dengan tertib; (2) siswa belum kritis dalam membuat
pertanyaan, pertanyaan yang diajukan siswa hanya seputar apa, siapa, dan
di mana; (3) kegiatan mencoba melebihi batas waktu yang telah
ditentukan; (4) kurangnya kerja sama yang baik pada saat kegiatan
menalar, ada kelompok yang tidak mengumpulkan hasil diskusi tepat
waktu (5) ada beberapa siswa yang tidak mendengarkan saat temannya
presentasi.
Adapun solusi dari kendala penerapan pendekatan saintifik dengan
media ular tangga pada siklus I pertemuan 2 ini sebagai berikut: (1)
mengalihkan perhatian siswa melalui tepuk semangat dan meminta siswa
mengulang perkataan guru sebagai hukuman untuk siswa yang tidak
memperhatikan; (2) melatih siswa untuk membuat pertanyaan dari sebuah
90

paparan guru tentang suatu jenis pekerjaan dan kegiatan yang dilakukan
di dalamnya; (3) mengubah aturan permainan yakni membatasi
pengocokan dadu pada kelompok yang menjawab benar berkali-kali serta
menegaskan batas waktu dalam permainan; (4) mengingatkan dan
membimbing siswa untuk bekerja sama dengan baik, dan (5) menegur
siswa yang ribut dan memberi apresiasi positif terhadap siswa yang
bersikap baik saat kegiatan mengomunikasikan.
Berdasarkan uraian kendala dan solusi yang telah dijelaskan di
atas, maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran melalui
penerapan pendekatan saintifik dengan media ular tangga pada siklus I
pertemuan 2 belum maksimal. Oleh karena itu, peneliti merencanakan
pembelajaran pada siklus II pertemuan 1 dengan harapan pembelajaran
akan lebih meningkat dari siklus sebelumnya.
d) Analisis Penerapan Pendekatan Saintifik dengan Media Ular Tangga
Penerapan pendekatan saintifik dengan media ular tangga dalam
pembelajaran IPS tentang jenis-jenis pekerjaan melalui 5 langkah yaitu:
(1) mengamati gambar jenis-jenis pekerjaan pada media ular tangga, (2)
menanya berdasarkan gambar pada media ular tangga, (3) mencoba
menemukan konsep berbagai jenis pekerjaan melalui kuis pada media
ular tangga, (4) menalar konsep jenis pekerjaan pada media ular tangga
dengan berdiskusi, dan (5) mengomunikasikan hasil diskusi dengan
media ular tangga.
Penerapan pendekatan saintifik dengan media ular tangga pada
siklus 1 pertemuan 2 belum maksimal walaupun sudah ada peningkatan
dari pertemuan pertama. Secara umum, pelaksanaan pembelajaran sudah
cukup baik dengan hasil observasi kegiatan siswa maupun guru hampir
mencapai indikator yang diharapkan yakni 85%
Berikut ini data proses penerapan pembelajaran IPS menggunakan
pendekatan saintifik dengan media ular tangga yang dilakukan guru dan
siswa pada siklus I Pertemuan 2, dapat dilihat lebih jelas pada tabel
berikut:
91

Tabel 4.8 Analisis Hasil Observasi terhadap Guru dan Siswa dalam
Penerapan Pendekatan Saintifik dengan Media Ular Tangga
pada Siklus I Pertemuan 2
No Langkah-langkah Guru Siswa
1 2 1 2
1. Mengamati gambar jenis-jenis
pekerjaan pada media ular 3,07 3,27 3,20 3,20
tangga
2. Menanya berdasarkan gambar 2,94 3,11 3,00 3,11
pada media ular tangga
3. Mencoba menemukan konsep
berbagai jenis pekerjaan melalui 2,96 3,04 2,88 3,04
kuis pada media ular tangga
4. Menalar konsep jenis pekerjaan 3,33
pada media ular tangga dengan 3,42 3,33 3,33
berdiskusi
5. Mengomunikasikan hasil diskusi 3,08 3,25 3,17 3,25
dengan media ular tangga
Rata-rata 3,09 3,20 3,12 3,19
Persentase (%) 77,35 80,01 78,86 79,68
(Data selengkapnya terdapat pada lampiran dan halaman 16 hlm 187)

Berdasarkan tabel 4.8, dapat disimpulkan bahwa hasil skor


observasi guru dan siswa pada siklus 1 pertemuan 1 dan 2 belum
mencapai indikator kinerja yang ditargetkan, namun sudah mengalami
sedikit peningkatan. Hal tersebut dikarenakan pelaksanaan pembelajaran
menggunakan pendekatan saintifik dengan media ular tangga merupakan
hal yang baru bagi guru sehingga guru masih harus belajar dan
beradaptasi ketika melaksanakan pembelajaran sesuai langkah-langkah
pendekatan saintifik dengan media ular tangga. Siswa juga masih
mengenal hal baru terkait aturan dan teknik permainan ular tangga di
dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik. Pada pertemuan 2, guru
mulai belajar dari kesalahan pada pertemuan sebelumnya dan mulai
paham dengan penerapan pendekatan saintifik dengan media ular tangga.
Dokumentasi pembelajaran pada siklus I pertemuan 2 terdapat pada
lampiran 22 halaman 200.
92

e) Analisis Peningkatan Hasil Pembelajaran IPS tentang Jenis-jenis


Pekerjaan
Berdasarkan pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus I
pertemuan 1 dan 2, hasil belajar IPS tentang jenis-jenis pekerjaan pada
siswa kelas III SD Negeri Tunjungseto mengalami peningkatan seperti
yang tertera pada tabel berikut:

Tabel 4.9 Analisis Hasil Pembelajaran Siswa Siklus I


Frekuensi Persentase (%)
Pembanding
Pert 1 Pert 2 Pert 1 Pert 2 Ket
Jumlah (Σ) 21 21 100 100
Rata-rata nilai 79,76 83,57 Meningkat
Nilai tertinggi 100 100
Nilai terendah 67 70
Siswa tuntas 17 18 80,95 85,71
Belum tuntas 4 3 19,05 14,29
(Data selengkapnya terdapat pada lampiran 19 halaman 195)

Berdasarkan hasil pembelajaran siklus I pada tabel 4.9, dapat


diketahui bahwa pada hasil belajar siswa pada siklus 1 pertemuan 1
belum memenuhi indikator ketuntasan 85% sedangkan pada pertemuan 2
indikator ketuntasan belajar siswa 85% sudah tercapai. Penerapan
pendekatan saintifik dengan media ular tangga pada siklus 1 pertemuan 1
beserta materi pembelajaran yang disampaikan merupakan hal yang baru
dan belum maksimal dilaksanakan sehingga berpengaruh pada hasil
belajar siswa belum mencapai target yang diharapkan. Pada siklus 1
pertemuan 2, sudah terjadi peningkatan hasil belajar karena guru sudah
merefleksi kekurangan pembelajaran sebelumnya sehingga sudah ada
peningkatan kualitas proses pembelajaran yang lebih baik daripada
pertemuan sebelumnya. Materi pada siklus 1 pertemuan 2 juga lebih
mudah dan sedikit mengulang dari beberapa jenis pekerjaan yang sudah
dipelajari pada pertemuan 1. Pada siklus I pertemuan 1 dan 2 terdapat
kenaikan rata-rata nilai hasil evaluasi yaitu dari 79,76 menjadi 83,57.
93

2. Deskripsi Tindakan Siklus II


a. Pertemuan 1
1) Perencanaan
Perencanaan pada siklus II pertemuan 1 menekankan pada usaha
perbaikan dari tindakan pada siklus I pertemuan 2. Kegiatan perencanaan
yang dilakukan pada siklus II pertemuan 1 antara lain: (1) berkoordinasi
dengan guru mengenai waktu pelaksanaan dan langkah-langkah yang
perlu diperbaiki berdasarkan hasil refleksi pada pertemuan sebelumnya;
(2) membuat RPP siklus II pertemuan 1 (data selengkapnya terdapat pada
lampiran 23 halaman 201); (3) menghubungi teman sejawat untuk
menjadi observer; (4) menyiapkan media ular tangga tentang jenis
pekerjaan yang menghasilkan jasa sebagai sarana pendukung
pembelajaran; (5) mempersiapkan instrumen yang diperlukan dalam
penelitian berupa lembar evaluasi, lembar observasi, dan lembar
wawancara; serta (6) mempersiapkan alat dokumentasi.
2) Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan 1 pada hari Jumat, 16
Februari 2018. Pada siklus ini, siswa kelas III hadir semua berjumlah 21
siswa. Pelaksana tindakan dalam penelitian ini yaitu guru kelas III SD
Negeri Tunjungseto. Pada siklus II pertemuan 1, spesifik materi yang
disampaikan adalah identifikasi berbagai jenis pekerjaan beserta tugasnya
dan perbedaan pekerjaan yang menggunakan jasa dan pekerjaan yang
menghasilkan barang.
Pembelajaran berlangsung 70 menit yang dimulai pada pukul
09.15-10.25 WIB. Pada kegiatan awal, guru mengucapkan salam,
membimbing siswa untuk berdoa, mengecek kehadiran siswa, melakukan
apersepsi berupa cerita tentang seorang petani dan motivasi dengan tepuk
petani.
94

Gambar 4.5 Mengamati dan Menanya Media Ular Tangga pada Siklus II
Pertemuan 1

Kegiatan inti berlangsung selama 45 menit, dimulai dengan


kegiatan eksplorasi. Kegiatan eksplorasi meliputi langkah pertama dan
kedua. Pertama, berupa kegiatan mengamati gambar jenis-jenis
pekerjaan pada media ular tangga. Sebelumnya, guru melakukan
kegiatan tanya jawab secara kontekstual mengenai jenis pekerjaan yang
menghasilkan barang. Kemudian, guru membagi media ular tangga pada
setiap kelompok dan meminta siswa untuk memperhatikan media ular
tangga. Kedua, menanya berdasarkan gambar pada media ular tangga.
guru meminta siswa untuk menanyakan hal terkait dengan gambar yang
sedang diamati.
Kegiatan elaborasi meliputi langkah ketiga dan keempat. Ketiga,
mencoba menemukan konsep berbagai jenis pekerjaan melalui kuis pada
media ular tangga. Masing-masing perwakilan kelompok menjadi bidak
dalam permainan yang bersiap pada kotak start dan diberi kesempatan
melempar dadu secara bergantian serta mengambil kartu pertanyaan
yang akan dijawab anggota kelompoknya. Kartu pertanyaan berisi
95

pertanyaan mengenai jenis-jenis pekerjaan yang menghasilkan barang.


Jika anggota kelompok bidak dapat menjawab dengan benar, kelompok
bidak memperoleh poin 1 dan bidak berhak mengocok dadu kembali.
Apabila anggota kelompok bidak tidak dapat menjawab, pertanyaan
tersebut dilempar kepada kelompok lain. Penghitungan skor
pemerolehan dihitung berdasarkan jumlah jawaban yang dijawab dengan
benar (poin 1) dan bonus yang diperoleh kelompok (poin 3). Bonus
hanya diberikan kepada kelompok yang pertama mencapai kotak finish.
Pemerolehan poin (skor) terbanyak adalah pemenang dari permainan
ular tangga. Kegiatan mencoba dengan ular tangga diakhiri dengan
refleksi dan apresiasi guru terhadap siswa yang terlibat dalam permainan
tersebut.

Gambar 4.6 Mencoba Menemukan konsep berbagai jenis


pekerjaan melalui kuis pada media ular tangga

Keempat, kegiatan menalar konsep jenis pekerjaan pada media


ular tangga dengan berdiskusi yakni mengerjakan soal LKS secara
96

berkelompok. Kegiatan konfirmasi meliputi langkah kelima yakni


mempresentasikan hasil diskusi menggunakan media ular tangga.
Kegiatan akhir berlangsung selama 15 menit. Guru bersama-sama
dengan siswa menyimpulkan inti pembelajaran, merefleksinya kembali,
dan memberi kesempatan siswa untuk bertanya serta mencatat hal
penting mengenai materi jenis pekerjaan yang menghasilkan barang.
Setelah itu, siswa mengerjakan soal evaluasi lalu guru mengakhiri
pembelajaran tersebut dengan nilai moral dan salam.

3) Pengamatan

Berikut ini hasil observasi guru dan siswa tentang penerapan


pendekatan saintifik dengan media ulat tangga untuk meningkatkan
pembelajaran IPS tentang jenis-jenis pekerjaan pada siklus II pertemuan
1:

Tabel 4.10 Hasil Observasi terhadap Guru dan Siswa tentang Penerapan
Pendekatan Saintifik dengan Media Ular Tangga Siklus II
Pertemuan 1
Guru Siswa (%)
No Langkah-langkah (%)
1. Mengamati gambar jenis-jenis
pekerjaan pada media ular 3,40 85,00 3,40 85,00
tangga
2. Menanya berdasarkan gambar 3,39 84,72 3,44 86,11
pada media ular tangga
3. Mencoba menemukan konsep
berbagai jenis pekerjaan melalui 3,38 84,38 3,42 85,42
kuis pada media ular tangga
4. Menalar konsep jenis pekerjaan
pada media ular tangga dengan 3,42 85,42 3,50 87,50
berdiskusi
5. Mengomunikasikan hasil
diskusi dengan media ular 3,42 85,42 3,42 85,42
tangga
Rata-rata 3,40 84,99 3,44 85,89
(Data selengkapnya terdapat pada lampiran 26 dan 27 halaman 220)
97

Berdasarkan tabel 4.10, hasil pengamatan observer terhadap guru


dan siswa mengenai penerapan pendekatan saintifik dengan media ular
tangga dapat dianalisis sebagai berikut:
a) Observasi terhadap guru
Sebelum kegiatan mengamati, guru membagikan media ular
tangga dan perlengkapan bidaknya kemudian menjelaskan teknik
permainan ular tangga dengan disertai praktik menggerakkan bidak oleh
siswa. Guru juga mengingatkan siswa untuk tertib ketika menggerakkan
bidak bersama kelompoknya. Kemudian guru meminta siswa untuk
mengamati gambar jenis pekerjaan yang terdapat pada kotak media ular
tangga tersebut. Pada langkah menanya berdasarkan gambar pada media
ular tangga, guru sudah berusaha merangsang siswa untuk bertanya.
Guru sudah meminta siswa lain untuk menanggapi pertanyaan temannya
dan memberi penguatan serta penegasan atas jawaban siswa. Pada
langkah mencoba menemukan konsep berbagai jenis pekerjaan melalui
kuis pada media ular tangga, guru memfasilitasi siswa untuk bermain
ular tangga, mengarahkan, mengapresiasi dan merefleksi permainan
serta menyimpulkan materi dari kegiatan mencoba dengan baik. Pada
langkah menalar konsep jenis pekerjaan pada media ular tangga dengan
berdiskusi, guru telah menginstruksikan anggota kelompok untuk
berdiskusi dengan tertib dan bekerja sama dengan baik. Pada langkah
mengomunikasikan hasil diskusi dengan media ular tangga, guru
menginstruksikan salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil
diskusi dan memfasilitasi siswa dari kelompok lain untuk menanggapi
serta melakukan penyimpulan bersama terkait presentasi.
b) Observasi terhadap siswa
Pada langkah mengamati media ular tangga, masing-masing
kelompok menerima media ular tangga yang dibagikan guru. Kemudian
siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai teknik dalam permainan
ular tangga dengan diikuti praktik memindahkan bidak dan mengamati
gambar yang ditunjuk oleh bidak. Pada langkah menanya dengan media
98

ular tangga, beberapa siswa sudah mengajukan pertanyaan sesuai dengan


gambar yang sedang diamati dan menanggapi pertanyaan temannya. Pada
langkah mencoba memainkan ular tangga, permainan sudah berjalan
dengan baik dan sesuai aturan. Siswa sudah mulai melakukan permainan
secara mandiri sehingga tidak bergantung pada instruksi guru. Pada
langkah menalar konsep jenis pekerjaan pada media ular tangga dengan
berdiskusi, siswa telah melaksanakan kegiatan menalar dengan baik dan
sesuai dengan petunjuk diskusi. Pada langkah mengomunikasikan hasil
diskusi dengan media ular tangga beberapa siswa sudah berani
mempresentasikan hasil diskusinya dengan baik namun, suaranya kurang
lantang. Adapun untuk menanggapi hasil presentasi kelompok yang
maju, siswa masih membutuhkan bimbingan dari guru. Pada akhir
presentasi, guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan materi.
Berdasarkan paparan hasil observasi terhadap guru dan siswa,
disimpulkan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan sudah sesuai dengan
skenario yang telah direncanakan meskipun ada beberapa kegiatan yang
belum dapat dilakukan secara maksimal sehingga perlu perbaikan. Akan
tetapi, pembelajaran pada siklus II pertemuan 1 sudah lebih baik daripada
pertemuan sebelumnya.
Peneliti juga melakukan wawancara terhadap guru dan siswa.
Berdasarkan data hasil wawancara, diperoleh kesimpulan bahwa
pembelajaran sudah sesuai dengan langkah pembelajaran yang
direncanakan. Proses pembelajaran pada siklus II pertemuan 1 sudah
lebih baik dari pertemuan pada siklus I pertemuan 2 meskipun dalam
pelaksanaannya masih ada beberapa langkah kegiatan yang belum
maksimal sehingga perlu perbaikan. Siswa merasa senang mengikuti
pembelajaran IPS dengan media ular tangga. Apalagi pembelajaran
tersebut terintegrasi dengan sebuah permainan yang kompetitif sehingga
siswa asyik menikmati pembelajaran tanpa kejenuhan. Siswa sudah
mengikuti permainan dengan baik dan lebih mandiri dalam melakukan
permainan ular tangga. Akan tetapi, ada beberapa hal yang belum dapat
99

diikuti siswa dengan baik sehingga pertemuan selanjutnya diharapkan


lebih baik dari pembelajaran pada siklus ini.
Pada akhir pembelajaran, dilaksanakan evaluasi untuk mengetahui
hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menerapkan
pendekatan saintifik dengan media ular tangga.
Tabel nilai evaluasi pembelajaran pada siklus II pertemuan 1
sebagai berikut:

Tabel 4.11 Nilai Hasil Siklus II Pertemuan 1


Nilai Frekuensi Persentase
Keterangan
(x) (f) (%)
95-100 3 14,29 Tuntas
90-94 3 14,29 Tuntas
85-89 7 33,33 Tuntas
80-84 5 23,81 Tuntas
75-79 0 0 Tuntas
70-74 3 14,29 Belum tuntas
65-69 0 0 Belum tuntas
Jumlah (Σ) 21 100
Rata-rata nilai 85,90
Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 73
Jumlah siswa tuntas 18 85,71
Jumlah siswa belum tuntas 3 14,29
(Data selengkapnya terdapat pada lampiran 29 halaman 228)

Berdasarkan Tabel 4.11, diketahui bahwa nilai rata-rata kelas III


SD Negeri Tunjungseto yaitu 85,90 dari 21 siswa dengan rincian siswa
yang tuntas sejumlah 18 siswa (85,71%) dan yang belum tuntas sejumlah
3 siswa (14,29%) dengan nilai KKM=75. Nilai terendah adalah 73 yaitu
Sholekhudin, Revaldo, dan Dimas sedangkan nilai tertinggi adalah 100
diraih oleh 2 anak yaitu Keysya Windiana Putri dan Aprilia Nuraini.
4) Refleksi
Tahap refleksi ini bertujuan untuk merefleksi tindakan yang telah
dilaksanakan berdasarkan data observasi dan wawancara untuk memperbaiki
tindakan selanjutnya. Peneliti bersama guru dan observer melakukan refleksi
100

terhadap tindakan yang telah dilaksanakan pada siklus II pertemuan 1 supaya


permasalahan yang muncul selama penelitian ini tidak terulang di pertemuan
selanjutnya.
Berikut ini uraian refleksi pada siklus II pertemuan 1:
a) Langkah-langkah Penerapan Pendekatan Saintifik dengan Media Ular
Tangga
Berikut ini refleksi terhadap pelaksanaan pembelajaran IPS
tentang jenis-jenis pekerjaan melalui penerapan pendekatan saintifik
dengan media ular tangga pada siswa kelas III SD Negeri Tunjungseto
pada siklus II pertemuan 1:
(1) Mengamati gambar jenis-jenis pekerjaan pada media ular tangga
Pada langkah ini, guru telah melakukan langkah pendekatan
saintifik dengan baik. Guru sudah membagikan media ular tangga
pada setiap kelompok dan meminta siswa mengamati media ular
tangga sesuai dengan kotak yang ditunjuk oleh guru menggunakan
lemparan dadu. Namun, kegiatan ini belum sepenuhnya berjalan
dengan tertib karena masih ada siswa yang tidak memperhatikan.
(2) Menanya berdasarkan gambar pada media ular tangga
Langkah mengamati gambar pada media ular tangga langsung
diikuti dengan kegiatan menanya. Setiap kelompok membuat
pertanyaan terkait gambar yang diamati sehingga guru tinggal
meminta beberapa siswa untuk menyampaikan pertanyaannya.
Pertanyaan yang diajukan sudah merambah pada tingkat kognitif yang
lebih tinggi yakni “siapa dan di mana”. Guru sudah merangsang siswa
untuk bertanya dengan memberi contoh pertanyaan dan memberi
apresiasi kepada siswa yang bertanya.
(3) Mencoba menemukan konsep berbagai jenis pekerjaan melalui kuis
pada media ular tangga
Langkah kegiatan menemukan konsep berbagai jenis pekerjaan
melalui kuis pada media ular tangga berjalan dengan lancar. Bidak
sudah paham aturan dalam permainan ular tangga dan lebih mandiri
101

dari sebelumnya ketika permainan berlangsung. Akan tetapi, kartu


jawaban yang terdapat pada kartu pertanyaan belum digunakan secara
maksimal karena penegasan jawaban benar dan salah masih
bergantung pada guru. Antar kelompok bidak sudah menjawab
pertanyaan secara kompetitif namun siswa yang menjawab pertanyaan
belum merata. Hanya siswa tertentu yang mendominasi kegiatan
tersebut sehingga kedepannya guru berinisiatir untuk meminta bidak
menunjuk anggotanya untuk menjawab kartu pertanyaan secara
bergantian.
(4) Menalar konsep jenis pekerjaan pada media ular tangga dengan
berdiskusi
Pada langkah ini, siswa melakukan diskusi secara berkelompok
dan guru telah membimbing siswa dalam kegiatan mengarahkan
proses diskusi sesuai dengan petunjuk diskusi. Diskusi berjalan
dengan dan kondusif karena guru telah mengintruksikan pada ketua
kelompok untuk bertanggung jawab memimpin anggotanya, Akan
tetapi, masih ada 2 kelompok yang terlalu lama mengerjakan karena
sibuk adanya perbedaan pendapat dalam satu kelompok.
(5) Mengomunikasikan hasil diskusi dengan media ular tangga
Pada langkah ini, guru telah menginstruksikan salah satu
kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya dan memberikan
kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi hasil presentasi.
Kegiatan presentasi dan menanggapi hasil presentasi sudah berjalan
dengan lancar tetapi belum sepenuhnya tertib karena masih ada siswa
yang belum mendengarkan presentasi temannya. Untuk perbaikan
selanjutnya, guru akan memberi penguatan negatif yakni meminta
siswa yang tidak memperhatikan untuk mengulang hasil presentasi
dan mengapresiasi siswa yang memperhatikan temannya presentasi.
b) Peningkatan Pembelajaran IPS tentang Jenis-jenis Pekerjaan
Selain proses pembelajaran yang diamati menggunakan lembar
observasi, peneliti juga mengamati dampak dari pembelajaran yakni hasil
102

belajar IPS dengan membandingkan nilai tes tindakan sebelumnya pada


siklus I pertemuan 2 dengan nilai tindakan pada siklus II pertemuan 1.

Perbandingan nilai hasil tindakan siklus I Pertemuan 2 dan siklus II


pertemuan 1 disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.10 Perbandingan Hasil Tindakan Siklus I Pertemuan 2 dan Siklus


II Pertemuan 1
Siklus I Siklus II
Nilai
Pertemuan 2 Pertemuan 1 Ket
(x)
f % f %
95-100 4 19,05 3 14,29 Tuntas
90-94 3 14,29 3 14,29 Tuntas
85-89 3 14,29 7 33,33 Tuntas
80-84 6 28,57 5 23,81 Belum
75-79 2 9,52 0 0 Belum
70-74 3 14,29 3 14,29 Belum
65-69 0 0 0 0 Belum
Jumlah siswa (Σ) 21 100 21 100
Rata-rata nilai 83,57 85,90
Nilai tertinggi 100 100
Nilai terendah 70 73
Siswa tuntas 18 85,71 18 85,71
Siswa belum
3 14,29 1 14,29
tuntas
(Data selengkapnya terdapat pada lampiran 29 halaman 228)

Berdasarkan tabel 4.10, dapat disimpulkan bahwa penerapan


pendekatan saintifik dengan media ular tangga di dalam pembelajaran
mampu meningkatkan hasil belajar siswa di dalam pembelajaran IPS.
Dibuktikan dengan adanya rata-rata nilai pada Siklus I Pertemuan 2
sebesar 83,57 dan pada siklus II Pertemuan 1 sebesar 85,90. Baik pada
siklus 1 pertemuan 2 maupun siklus II pertemuan 1, masih ada 3 siswa
103

yang belum tuntas mencapai KKM =75 tetapi sudah ada kenaikan rata-
rata nilai siswa dari yang semula 83,57 menjadi 85,90.
Tindak lanjut pada pembelajaran IPS pada Siklus II pertemuan 1
yaitu pemberian tugas oleh guru untuk mengerjakan soal remedi bagi
siswa yang remedi dan memberikan soal pengayaan berupa tugas untuk
mencatat materi pertemuan selanjutnya untuk siswa yang sudah tuntas.
Kegiatan tindak lanjut ini, dilakukan pada hari Selasa sesuai jadwal IPS.
c) Kendala dan Solusi Penerapan Pendekatan Saintifik dengan Media Ular
Tangga pada Siklus II pertemuan 1
Ada beberapa hal yang menjadi kendala dalam proses
pembelajaran melalui penerapan pendekatan saintifik dengan media ular
tangga pada siklus II pertemuan 1 yaitu: (1) kegiatan mengamati belum
sepenuhnya berjalan dengan tertib karena masih ada siswa yang tidak
memperhatikan; (2) siswa belum kritis dalam membuat pertanyaan,
pertanyaan yang diajukan siswa hanya seputar apa, siapa, dan di mana;
(3) kartu jawaban yang terdapat pada kartu pertanyaan belum digunakan
secara maksimal karena penegasan jawaban benar dan salah masih
bergantung pada guru; (4) Antar kelompok bidak sudah menjawab
pertanyaan secara kompetitif namun siswa yang menjawab pertanyaan
belum merata ; (5) kurangnya kerja sama yang baik pada saat kegiatan
menalar, ada kelompok yang tidak mengumpulkan hasil diskusi tepat
waktu; (6) ada beberapa siswa yang tidak mendengarkan presentasi
temannya.
Kendala tersebut dapat diatasi dengan mencari solusi untuk
memperbaiki penerapan pendekatan saintifik dengan media ular tangga di
dalam pembelajaran. Adapun solusi dari kendala penerapan pendekatan
saintifik dengan media ular tangga pada siklus I pertemuan 2 ini sebagai
berikut: (1) meminta salah satu siswa mejelaskan aturan dalam permainan
ular tangga ; (2) membimbing siswa untuk bertanya seputar “mengapa
dan bagaimana” terkait gambar yang sedang diamati; (3) meminta bidak
untuk membaca kunci jawaban pada kartu pertanyaan; (4) meminta bidak
104

menunjuk anggotanya untuk menjawab kartu pertanyaan secara


bergantian; (5) memberi pengarahan agar siswa bekerja sama dan
mengerjakan diskusi tepat waktu; (6) meminta siswa yang tidak
memperhatikan untuk mengulang hasil presentasi dan mengapresiasi
siswa yang memperhatikan presentasi temannya.
Berdasarkan uraian kendala dan solusi yang telah dijelaskan di
atas, maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran melalui
penerapan pendekatan saintifik dengan media ular tangga pada siklus II
pertemuan 1 belum maksimal. Oleh karena itu, peneliti merencanakan
pembelajaran pada siklus II pertemuan 2 dengan harapan pembelajaran
akan lebih meningkat dari siklus sebelumnya.

b. Siklus II Pertemuan 2
1) Perencanaan
Pada tahap ini, peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran dengan materi pokok menyebutkan dan mengidentifikasi
jenis-jenis pekerjaan yang menghasilkan jasa. Hal-halmyang peneliti
lakukan dalam tahap perencanaan adalah sebagai berikut: (1)
menentukan waktu penelitian yakni pada hari Selasa, 20 Februari 2018;
(2) menyusun RPP sesuai skenario; (3) konsultasi kepada dosen
pembimbing 1 dan 2; (4) menyiapkan sumber belajar dan media ular
tangga yang berisi gambar jenis-jenis pekerjaan; (5) menyiapkan lembar
pretest, LKS, dan lembar evaluasi; (6) menyiapkan lembar observasi dan
pedoman wawancara; (7) melakukan koordinasi kepada guru kelas III
terhadap pelaksaan pendekatan saintifik dengan media ular tangga dalam
pembelajaran IPS; (8) peneliti merencanakan siapa, mengapa, apa, kapan,
dan bagaimana pelaksanaan tindakan, pengamatan, hingga proses refleksi
terjadi.
2) Pelaksanaan
Tindakan siklus II pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Selasa, 20
Februari 2018 pukul 07.50-09.00 dengan jumlah siswa yang hadir
105

sebanyak 21. Peneliti melakukan kolaborasi dengan Ibu Putri Muliyana


selaku guru kelas III SD Negeri Tunjungseto dan dibantu oleh 3 observer
dalam melaksanaan penelitian. Pada siklus II pertemuan 2, spesifik
materi yang disampaikan adalah menyebutkan dan mengidentifikasi
jenis-jenis pekerjaan yang menghasilkan jasa.
Kegiatan awal pembelajaran dimulai dari salam, berdoa,
mengecek kehadiran siswa, menyampaikan acuan, dan melakukan
apersepsi serta motivasi. Apersepsi dilakukan dengan tebak gaya
mengenai kegiatan yang dilakukan oleh seorang guru, dokter, dan
seterusnya sedangkan motivasi dilakukan dengan menyanyi lagu yang
terima kasihku.
Kegiatan inti dilaksanakan selama 45 menit, meliputi kegiatan
eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Kegiatan eksplorasi meliputi
langkah pertama dan kedua. Pertama, guru membagi media ular tangga
pada setiap kelompok dan meminta siswa untuk memperhatikan gambar
jenis-jenis pekerjaan pada media ular tangga.

Gambar 4.7 Mengamati dan Menanya Media Ular Tangga pada Siklus II
Pertemuan 2
106

Kedua, siswa diberi kesempatan menanya berdasarkan media ular


tangga yang sedang diamati.
Kegiatan elaborasi meliputi langkah ketiga dan keempat. Langkah
ketiga adalah kegiatan mencoba mencoba memainkan ular tangga. Siswa
dipandu oleh guru menemukan konsep berbagai jenis pekerjaan melalui
kuis pada media ular tangga. Masing-masing perwakilan kelompok
menjadi bidak dalam permainan. Bidak bersiap pada kotak start dan
diberi kesempatan melempar dadu secara bergantian kemudian
melangkah sesuai hasil lemparan dadu dan berhenti untuk mengambil
kartu pertanyaan yang akan dijawab anggota kelompoknya. Kartu
pertanyaan berisi pertanyaan mengenai jenis pekerjaan yang
menghasilkan jasa. Kegiatan ini berlangsung selama 30 menit.
Pemerolehan poin (skor) terbanyak adalah pemenang dari permainan ular
tangga. Kegiatan mencoba dengan ular tangga diakhiri dengan refleksi
dan apresiasi guru terhadap siswa yang terlibat dalam permainan
tersebut.

Gambar 4.8 Mencoba Menemukan konsep berbagai jenis pekerjaan


melalui kuis pada media ular tangga
107

Keempat, siswa melakukan kegiatan menalar konsep jenis


pekerjaan pada media ular tangga dengan berdiskusi. Kegiatan tersebut
dilakukan dengan berdiskusi dan mengerjakan soal LKS secara
berkelompok. Tahap kegiatan konfirmasi berisi langkah kelima yakni
kegiatan mengomunikasikan hasil diskusi dengan media ular tangga.
Kegiatan akhir dilaksanakan selama 15 menit. Guru bersama-
sama dengan siswa menyimpulkan inti pembelajaran, merefleksinya
kembali, memberi kesempatan siswa untuk bertanya, dan meminta siswa
mengerjakan soal evaluasi

3) Pengamatan

Berikut ini hasil observasi terhadap guru dan siswa tentang


penerapan pendekatan saintifik dengan media ulat tangga untuk
meningkatkan pembelajaran IPS tentang jenis-jenis pekerjaan pada siklus
II pertemuan 2:

Tabel 4.11 Hasil Observasi terhadap Guru dan siswa tentang Penerapan
Pendekatan Saintifik dengan Media Ular Tangga Siklus II
Pertemuan 2
Guru Siswa (%)
No Langkah-langkah (%)
1. Mengamati gambar jenis-jenis
pekerjaan pada media ular 3,53 88,33 3,47 86,67
tangga
2. Menanya berdasarkan gambar 3,44 86,11 3,50 87,50
pada media ular tangga
3. Mencoba menemukan konsep
berbagai jenis pekerjaan 3,54 88,54 3,54 88,54
melalui kuis pada media ular
tangga
4. Menalar konsep jenis
pekerjaan pada media ular 3,50 87,50 3,50 87,50
tangga dengan berdiskusi
5. Mengomunikasikan hasil
diskusi dengan media ular 3,58 89,58 3,58 89,58
tangga
Rata-rata 3,52 88,01 3,52 87,96
(Data selengkapnya terdapat pada lampiran 16 dan 17 halaman 187)
108

Berdasarkan tabel 4.11, hasil pengamatan observer terhadap guru


dan siswa mengenai penerapan pendekatan saintifik dengan media ular
tangga dapat dianalisis sebagai berikut:
a) Observasi terhadap guru
Guru membagi media ular tangga beserta perlengkapan bidaknya
pada setiap kelompok kemudian menjelaskan teknik permainan ular
tangga dengan disertai praktik menggerakkan bidak oleh siswa. Guru
menginstruksikan setiap kelompok untuk memindahkan bidak sesuai
dengan lemparan dadu lalu meminta siswa untuk mengamati gambar
jenis pekerjaan yang terdapat pada kotak media ular tangga tersebut.
Pada langkah menanya berdasarkan gambar pada media ular tangga,
guru meminta setiap kelompok untuk membuat pertanyaan seputar
“mengapa dan bagaimana” terkait gambar yang diamati dan
membimbing siswa yang masih kesulitan untuk bertanya. Setelah itu,
guru memberi penguatan serta penegasan atas jawaban siswa. Pada
langkah mencoba menemukan konsep berbagai jenis pekerjaan melalui
kuis pada media ular tangga, guru memfasilitasi siswa untuk bermain
ular tangga, mengarahkan, mengapresiasi dan merefleksi permainan
serta menyimpulkan materi dari kegiatan mencoba dengan baik. Pada
langkah menalar konsep jenis pekerjaan pada media ular tangga dengan
berdiskusi, guru telah menginstruksikan anggota kelompok untuk
berdiskusi dengan tertib dan bekerja sama dengan baik. Pada langkah
mengomunikasikan hasil diskusi dengan media ular tangga, guru
menginstruksikan salah satu kelompok untuk mempresentasikan
kemudian memfasilitasi siswa dari kelompok lain untuk menanggapi
serta melakukan penyimpulan bersama terkait presentasi.
b) Observasi terhadap siswa,
Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai teknik dalam
permainan ular tangga dengan diikuti praktik memindahkan bidak dan
mengamati gambar jenis-jenis pekerjaan pada media ular tangga yang
109

ditunjuk oleh bidak. Pada langkah menanya berdasarkan gambar pada


media ular tangga, siswa membuat pertanyaan seputar “mengapa dan
bagaimana” terkait gambar pada media ular tangga. Pada kegiatan
mencoba memainkan ular tangga, permainan sudah berjalan dengan baik
dan sesuai aturan. Adapun ketika melakukan permainan, siswa belum
memahami aturan atau teknik permainan secara mandiri sehingga
bergantung pada instruksi guru. Pada langkah menalar konsep jenis
pekerjaan pada media ular tangga dengan berdiskusi, siswa telah
melaksanakan kegiatan menalar dengan baik dan sesuai dengan petunjuk
diskusi. Pada langkah mengomunikasikan hasil diskusi dengan media
ular tangga, beberapa siswa sudah berani mempresentasikan hasil
diskusinya dengan baik walaupun hal yang disampaikan hanya kata-kata
sederhana. Pada akhir presentasi, guru bersama-sama dengan siswa
menyimpulkan materi. Berdasarkan paparan hasil observasi terhadap
guru dan siswa, disimpulkan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan
sudah baik dan sudah sesuai dengan skenario yang telah direncanakan,
meningkat cukup tinggi dari pertemuan sebelumnya meskipun ada
beberapa kegiatan yang belum dapat dilakukan secara maksimal sehingga
perlu perbaikan.
Peneliti juga melakukan wawancara terhadap guru dan siswa
dengan dibantu oleh 3 orang observer. Berdasarkan data hasil
wawancara, diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran melalui
pendekatan saintifik dengan media ular tangga sudah sesuai dengan
langkah pembelajaran yang telah direncanakan. Pembelajaran pada siklus
II pertemuan 2, guru sudah belajar dari kesalahan sebelumnya sehingga
skenario pembelajaran dapat terlaksana dengan lancar dan meningkat
lebih baik daripada pertemuan-pertemuan sebelumnya. Berdasarkan hasil
wawancara terhadap siswa pembelajaran pada siklus II pertemuan 2 lebih
mudah dilakukan karena siswa sudah paham aturan dalam permainan ular
tangga. Siswa merasa senang karena pembelajaran dilakukan sambil
110

bermain. Siswa juga tidak cepat bosan karena tertantang dengan soal-soal
yang dijawab secara kompetitif antar anggota kelompok.
Pada akhir pembelajaran, dilaksanakan evaluasi untuk mengetahui
hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menerapkan
pendekatan saintifik dengan media ular tangga.
Tabel nilai evaluasi pembelajaran pada siklus II pertemuan 2
sebagai berikut:

Tabel 4.12 Nilai Hasil Siklus II Pertemuan 2


Nilai Frekuensi Persentase
Keterangan
(x) (f) (%)
95-100 3 23,81 Tuntas
90-94 9 42,86 Tuntas
85-89 6 28,57 Tuntas
80-84 2 9,52 Tuntas
75-79 - - Tuntas
70-74 1 4,76 Belum tuntas
65-69 - - Belum tuntas
Jumlah (Σ) 21
Rata-rata nilai 90,10
Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 73
Jumlah siswa tuntas 20 95,24
Jumlah siswa belum tuntas 1 4,76
(Data selengkapnya terdapat pada lampiran 36 halaman 246)

Berdasarkan Tabel 4.12, diketahui bahwa nilai rata-rata kelas III


SD Negeri Tunjungseto yaitu 90.10 dari 21 siswa dengan rincian siswa
yang tuntas sejumlah 20 siswa (95,24%) dan yang belum tuntas sejumlah
1 siswa (4,76%) dengan nilai KKM=75. Nilai terendah adalah 73 yaitu
Sholekhudin dan nilai tertinggi adalah 100 diraih oleh 3 anak yaitu
Keysya Windiana Putri, Yanuar Arifin, dan Aprilia Nuraini.
4) Refleksi
Peneliti bersama guru dan observer melakukan refleksi terhadap
tindakan yang telah dilaksanakan pada siklus II pertemuan 2 untuk mengkaji
secara menyeluruh mengenai tindakan yang telah dilaksanakan berdasarkan
111

data observasi dan wawancara, kemudian dievaluasi dan dijadikan acuan


untuk memperbaiki tindakan selanjutnya sehingga permasalahan yang
muncul selama penelitian ini tidak terulang pada pertemuan selanjutnya.
Berikut ini uraian refleksi pada siklus II pertemuan 2:
a) Langkah-langkah Penerapan Pendekatan Saintifik dengan Media Ular
Tangga
Berikut ini hasil refleksi terhadap langkah-langkah pelaksanaan
pembelajaran IPS tentang jenis-jenis pekerjaan melalui penerapan
pendekatan saintifik dengan media ular tangga pada siswa kelas III SD
Negeri Tunjungseto:
(1) Mengamati gambar jenis-jenis pekerjaan pada media ular tangga
Guru telah melaksanakan langkah pendekatan saintifik dengan
baik. Guru sudah membagikan media ular tangga pada setiap
kelompok dan meminta siswa untuk mengamati media ular tangga
serta menjelaskan aturan dalam permainan ular tangga. Kegiatan ini
sudah berjalan dengan tertib.
(2) Menanya berdasarkan media ular tangga
Setelah mengamati media ular tangga yang berisi gambar
jenis-jenis pekerjaan, setiap kelompok membuat pertanyaan
“mengapa dan bagaimana” terkait gambar yang diamati dengan
bimbingan guru.
(3) Mencoba mencoba menemukan konsep berbagai jenis pekerjaan
melalui kuis pada media ular tangga
Langkah kegiatan mencoba memainkan ular tangga berjalan
dengan lancar. Bidak sudah paham aturan dalam permainan ular
tangga dan lebih mandiri dari sebelumnya ketika permainan
berlangsung.
(4) Menalar konsep jenis pekerjaan pada media ular tangga dengan
berdiskusi
Pada langkah ini, guru telah mengingatkan siswa untuk bekerja
sama dengan baik dan mengumpulkan hasil diskusi tepat waktu. Guru
112

juga membimbing siswa dalam kegiatan mengarahkan proses diskusi


sesuai dengan petunjuk diskusi. Diskusi berjalan dengan dan kondusif
karena guru telah mengintruksikan pada ketua kelompok untuk
bertanggung jawab memimpin anggotanya.
(5) Mengomunikasikan hasil diskusi dengan media ular tangga
Pada langkah ini, kegiatan presentasi hasil diskusi sudah
berjalan dengan lancar. Untuk beberapa siswa yang belum tertib, guru
memberi teguran untuk siswa yang tidak memperhatikan untuk
mengulang hasil presentasi.
b) Peningkatan Pembelajaran IPS tentang Jenis-jenis Pekerjaan
Perbandingan nilai tindakan sebelumnya pada Siklus II Pertemuan
1 dengan nilai tindakan pada Siklus II pertemuan 2 tersaji pada tabel
berikut:

Tabel 4.13 Perbandingan Hasil Tindakan Siklus II Pertemuan 1 dan


Siklus II Pertemuan 2
Siklus II Siklus II
Nilai
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Ket
(x)
f % f %
95-100 3 14,29 3 23,81 Tuntas
90-94 3 14,29 9 42,86 Tuntas
85-89 7 33,33 6 28,57 Tuntas
80-84 5 23,81 2 9,52 Belum
75-79 0 0 - - Belum
70-74 3 14,29 1 4,76 Belum
65-69 0 0 - - Belum
Jumlah siswa (Σ) 21 100 21
Rata-rata nilai 85,90 90,10
Nilai tertinggi 100 100
Nilai terendah 73 73
Siswa tuntas 18 85,71 20 95,24
Siswa belum tuntas 3 14,29 1 4,76
(Data selengkapnya terdapat pada lampiran 36 halaman 246)

Berdasarkan tabel 4.13, dapat disimpulkan bahwa penerapan


pendekatan saintifik dengan media ular tangga mampu meningkatkan hasil
113

belajar siswa di dalam pembelajaran IPS. Pada siklus II pertemuan 1,


siswa yang belum tuntas mencapai KKM=75 sebanyak 3 anak sedangkan
pada siklus II pertemuan 2 meningkat menjadi 1 anak yang belum tuntas
KKM. Rata-rata nilai siswa juga meningkat dari yang semula rata-rata
pada Siklus II Pertemuan 1 sebesar 87,24 meningkat menjadi 90,10 pada
siklus II Pertemuan 2.
Tindak lanjut pada pembelajaran IPS pada Siklus II pertemuan 2
yaitu pemberian tugas oleh guru untuk mengerjakan soal remedi bagi
siswa yang belum tuntas dan memberikan soal pengayaan berupa tugas
untuk mencatat materi pertemuan selanjutnya untuk siswa yang sudah
tuntas.
c) Kendala dan Solusi Penerapan Pendekatan Saintifik dengan Media Ular
Tangga pada Siklus II pertemuan 2
Ada beberapa hal yang menjadi kendala dalam proses
pembelajaran melalui penerapan pendekatan saintifik dengan media ular
tangga pada siklus II pertemuan 2 yaitu: (1) kegiatan mengamati belum
berjalan dengan tertib (2) siswa yang berkemampuan lebih rendah dari
teman-temannya belum mendapat kesempatan menjawab kartu pertanyaan,
(3) bidak belum mendapat kesempatan menjawab pertanyaan, (4) kegiatan
presentasi dan menanggapi hasil presentasi belum berjalan dengan tertib.
Kendala tersebut dapat diatasi dengan mencari solusi untuk
memperbaiki penerapan pendekatan saintifik dengan media ular tangga di
dalam pembelajaran. Adapun solusi dari kendala penerapan pendekatan
saintifik dengan media ular tangga pada siklus II pertemuan 2 ini sebagai
berikut: (1) guru mencatat nama-nama siswa yang berkemampuan kurang
untuk menjawab pertanyaan dari bidak, (2) bidak diberi kesempatan juga
untuk menjawab kartu pertanyaan yang diambilnya, (3) meminta ketua
masing-masing kelompok untuk bertanggung jawab terhadap anggotanya
dan memberi apresiasi terhadap kelompok yang paling tertib dan aktif
dalam menanggapi presentasi.
114

Berdasarkan uraian kendala dan solusi tersebut, dapat disimpulkan


bahwa pelaksanaan pembelajaran melalui penerapan pendekatan saintifik
dengan media ular tangga pada siklus II pertemuan 2 belum maksimal
sehingga peneliti merencanakan pembelajaran pada siklus III pertemuan 1.
c) Analisis Penerapan Pendekatan Saintifik dengan Media Ular Tangga
Penerapan pendekatan saintifik dengan media ular tangga dalam
pembelajaran IPS tentang jenis-jenis pekerjaan melalui 5 langkah yaitu:
(1) mengamati gambar jenis-jenis pekerjaan pada media ular tangga, (2)
menanya berdasarkan gambar pada media ular tangga, (3) mencoba
menemukan konsep berbagai jenis pekerjaan melalui kuis pada ular
tangga, (4) menalar konsep jenis pekerjaan pada media ular tangga dengan
berdiskusi, dan (5) mengomunikasikan hasil diskusi dengan media ular
tangga. Berikut ini data proses pembelajaran yang dilakukan guru dan
siswa pada siklus II pertemuan 2, dapat dilihat lebih jelas pada tabel 4.14 :

Tabel 4.14 Analisis Hasil Observasi terhadap Guru dan Siswa dalam
Penerapan Pendekatan Saintifik dengan Media Ular Tangga
pada Siklus II Pertemuan 2
No Langkah-langkah Guru Siswa
1 2 1 2
1. Mengamati gambar jenis- 3,40 3,47
3,40 3,53
jenis pekerjaan pada media
ular tangga
2. Menanya berdasarkan gambar
3,39 3,44 3,44 3,50
pada media ular tangga
3. Mencoba menemukan konsep
berbagai jenis pekerjaan
3,38 3,54 3,42 3,54
melalui kuis pada media ular
tangga
4. Menalar konsep jenis
pekerjaan pada media ular 3,42 3,50 3,50 3,50
tangga dengan berdiskusi
5. Mengomunikasikan hasil
diskusi dengan media ular 3,42 3,58 3,42 3,58
tangga
Rata-rata 3,40 3,52 3,44 3,52
Persentase (%) 84,99 88,01 85,89 87,96
(Data selengkapnya terdapat pada lampiran 26 dan 27 halaman 220 dan 223)
115

Berdasarkan tabel tersebut 4.14, dapat disimpulkan bahwa hasil


skor observasi guru dan siswa pada siklus II pertemuan 1 dan 2
pembelajaran sudah mengalami peningkatan. Pada pertemuan 2, guru
mulai belajar dari kesalahan pada pertemuan sebelumnya dan sudah paham
dengan penerapan pendekatan saintifik dengan media ular tangga.
Dokumentasi pembelajaran pada siklus II terdapat pada lampiran.
d) Analisis Peningkatan Hasil Pembelajaran IPS tentang Jenis-jenis
Pekerjaan
Berdasarkan pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus II
pertemuan 1 dan 2, hasil belajar IPS tentang jenis-jenis pekerjaan pada
siswa kelas III SD Negeri Tunjungseto mengalami peningkatan seperti
yang tertera pada tabel berikut:

Tabel 4.15 Analisis Hasil Pembelajaran Siswa Siklus II


Frekuensi Persentase (%)
Pembanding
Pert 1 Pert 2 Pert 1 Pert 2 Ket
Jumlah (Σ) 21 21 100 100
Rata-rata nilai 85,90 90,01 Meningkat
Nilai tertinggi 100 100
Nilai terendah 73 73
Siswa tuntas 18 20 85,71 95,24
Belum tuntas 3 1 14,29 4,76
(Data selengkapnya terdapat pada lampiran 29 halaman 228)

Berdasarkan hasil pembelajaran siklus II pada tabel 4.15, dapat


diketahui bahwa pada hasil belajar siswa pada siklus II pertemuan 1 dan
pertemuan 2 sudah baik dan memenuhi indikator ketuntasan 85%.
Penerapan pendekatan saintifik dengan media ular tangga pada siklus II
beserta materi pembelajaran yang disampaikan merupakan materi yang
mudah dipahami siswa karena guru dan peneliti sudah menyiapkan media
ular tangga yang di dalamnya memuat pengelompokkan jenis pekerjaan
yang menghasilkan barang maupun jasa dalam satu pertemuan. Dalam
penerapan pendekatan saintifik dengan media ular tangga, guru juga sudah
paham dengan skenario pembelajaran yang telah direncanakan sehingga
116

kualitas pembelajaran meningkat dari sebelumnya dan berdampak pada


peningkatan hasil belajar siswa meningkat dari yang semula rata-rata nilai
pada siklus II pertemuan 1 adalah 85,90 menjadi 90,01 pada siklus II
pertemuan 2.

3. Deskripsi Tindakan Siklus III


a. Pertemuan 1
1) Perencanaan
Perencanaan pada siklus III pertemuan 1 merupakan usaha
perbaikan dari tindakan pada siklus III pertemuan 1. Kegiatan
perencanaan yang dilakukan pada siklus III pertemuan 1 antara lain: (1)
berkoordinasi dengan guru mengenai waktu pelaksanaan dan langkah-
langkah yang perlu diperbaiki berdasarkan hasil refleksi pada pertemuan
sebelumnya; (2) membuat RPP siklus III pertemuan 2 ; (3) menghubungi
teman sejawat untuk menjadi observer; (4) menyiapkan media ular
tangga tentang pentingnya semangat kerja sebagai sarana pendukung
pembelajaran; (5) mempersiapkan instrumen yang diperlukan dalam
penelitian berupa lembar evaluasi, lembar observasi, dan lembar
wawancara; serta (6) mempersiapkan alat dokumentasi.
2) Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan siklus III pertemuan 1 pada hari Jumat, 23
Februari 2018. Pada siklus ini, jumlah siswa kelas III yang hadir 20
siswa. Penelitian ini bersifat kolaboratif dengan pelaksana tindakan
adalah guru kelas III SD Negeri Tunjungseto dengan dibantu peneliti
dan 3 orang observer. Pada siklus III pertemuan 1, materi yang
disampaikan adalah pentingnya semangat kerja, ciri-ciri semangat kerja,
dan akibat jika seseorang tidak memiliki semangat kerja.
Pembelajaran berlangsung 70 menit yang dimulai pada pukul
09.15-10.25 WIB. Kegiatan awal berlangsung 10 menit, kegiatan inti 45
menit, dan kegiatan akhir selama 15 menit. Pada kegiatan awal, guru
mengucapkan salam, membimbing siswa untuk berdoa, mengecek
117

kehadiran siswa, dan melakukan apersepsi berupa cerita tikus yang malas
dan tikus yang rajin serta motivasi berupa tepuk salut.

Gambar 4.9 Mengamati dan Menanya Media Ular Tangga pada Siklus
III Pertemuan 1

Kegiatan eksplorasi meliputi langkah pertama dan kedua.


Pertama, siswa melakukan kegiatan mengamati media ular tangga. Guru
membagi media ular tangga pada setiap kelompok dan meminta siswa
untuk memperhatikan. Kedua, siswa menanya berdasarkan media ular
tangga yang sedang diamati. Guru dan siswa juga melakukan tanya jawab
mengenai jenis pekerjaan orang tua siswa dan mengaitkannya dengan
pentingnya semangat kerja.
Kegiatan elaborasi meliputi langkah ketiga dan keempat. Langkah
ketiga yaitu kegiatan mencoba memainkan ular tangga. Masing-masing
perwakilan kelompok menjadi bidak dalam permainan dan bersiap pada
kotak start. Bidak diberi kesempatan melempar dadu secara bergantian
serta mengambil kartu pertanyaan yang akan dijawab anggota
118

kelompoknya. Kartu pertanyaan berisi pertanyaan mengenai tanggapan


siswa terhadap gambar yang sedang diamati.

Gambar 4.10 Mencoba dengan Media Ular Tangga

Kegiatan mencoba dengan ular tangga diakhiri dengan refleksi


dan apresiasi guru terhadap siswa yang terlibat dalam permainan
tersebut. Keempat, kegiatan menalar yakni mengerjakan soal LKS secara
berkelompok. Kegiatan konfirmasi berisi langkah kelima yakni kegiatan
mengomunikasikan hasil diskusi dengan media ular tangga.
Selanjutnya adalah kegiatan akhir. Guru bersama-sama dengan
siswa menyimpulkan inti pembelajaran, merefleksinya kembali, dan
memberi kesempatan siswa untuk bertanya serta mencatat hal penting
mengenai pentingnya semangat kerja, ciri semangat kerja, dan akibat jika
tidak memiliki semangat kerja. Setelah itu, siswa mengerjakan soal
evaluasi lalu guru mengakhiri pembelajaran tersebut dengan nilai moral
dan salam.
119

5) Pengamatan

Lembar observasi guru digunakan untuk memperoleh data tentang


proses pembelajaran yang dilakukan guru sedangkan lembar observasi
siswa digunakan untuk memperoleh data tentang respon atau perilaku
siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
Berikut ini hasil observasi guru dan siswa pada siklus III
pertemuan 1:

Tabel 4.16 Hasil Observasi terhadap Guru dan Siswa tentang Penerapan
Pendekatan Saintifik dengan Media Ular Tangga Siklus III
Pertemuan 1
Guru Siswa (%)
No Langkah-langkah (%)
1. Mengamati gambar jenis-jenis
pekerjaan pada media ular 3,53 88,33 3,47 86,67
tangga
2. Menanya berdasarkan gambar
3,67 91,67 3,61 90,28
pada media ular tangga
3. Mencoba menemukan konsep
berbagai jenis pekerjaan
3,67 91,67 3,67 91,67
melalui kuis pada media ular
tangga
4. Menalar konsep jenis
pekerjaan pada media ular 3,67 91,67 3,75 93,75
tangga dengan berdiskusi
5. Mengomunikasikan hasil
diskusi dengan media ular 3,58 89,58 3,58 89,58
tangga
Rata-rata 3,62 90,58 3,62 90,39
(Data selengkapnya terdapat pada lampiran 34 halaman 242)

Berdasarkan tabel 4.16, hasil pengamatan observer terhadap guru


dan siswa mengenai penerapan pendekatan saintifik dengan media ular
tangga dapat dianalisis sebagai berikut:
a) Observasi terhadap guru
Guru membagi media ular tangga beserta perlengkapan bidaknya
pada setiap kelompok kemudian meminta salah satu siswa untuk
menjelaskan aturan dalam permainan ular tangga dengan diikuti praktik
120

memindahkan bidak sesuai dengan lemparan dadu. Setelah itu, guru


meminta siswa untuk mengamati gambar pada kotak media ular tangga
yang berkaitan dengan semangat kerja, ciri, dan akibat tidak memiliki
semangat kerja. Pada langkah menanya berdasarkan gambar pada media
ular tangga, guru meminta setiap kelompok untuk membuat pertanyaan
terkait gambar yang diamati. Pada langkah mencoba memainkan ular
tangga, guru memfasilitasi siswa untuk bermain ular tangga dan
memberi arahan, apresiasi serta refleksi terhadap permainan serta materi
dari kegiatan mencoba. Pada langkah menalar konsep jenis pekerjaan
pada media ular tangga dengan berdiskusi, guru telah menginstruksikan
anggota kelompok untuk berdiskusi dengan tertib dan bekerja sama
dengan baik. Pada langkah mengomunikasikan hasil diskusi dengan
media ular tangga, guru menginstruksikan salah satu kelompok untuk
mempresentasikan kemudian memfasilitasi siswa dari kelompok lain
untuk menanggapi dan melakukan penyimpulan bersama terkait
presentasi.
b) Observasi terhadap siswa,
Pada langkah mengamati gambar pada media ular tangga, siswa
mendapatkan set permainan ular tangga. Kemudian, salah satu siswa
menjelaskan teknik dalam permainan ular tangga dengan diikuti praktik
memindahkan bidak dan mengamati gambar pada media ular tangga yang
ditunjuk oleh bidak. Pada langkah menanya berdasarkan gambar pada
media ular tangga, siswa membuat pertanyaan terkait gambar pada media
ular tangga. Pada kegiatan mencoba memainkan ular tangga, permainan
sudah berjalan dengan baik dan sesuai aturan. Pada langkah menalar
konsep jenis pekerjaan pada media ular tangga dengan berdiskusi, siswa
telah melaksanakan kegiatan menalar dengan baik dan sesuai dengan
petunjuk diskusi. Pada langkah mengomunikasikan hasil diskusi dengan
media ular tangga, siswa sudah berani mempresentasikan dan
menanggapi hasil presentasi dengan baik. Berdasarkan paparan hasil
observasi terhadap guru dan siswa, disimpulkan bahwa pembelajaran
121

yang dilaksanakan sudah baik dan sudah sesuai dengan skenario yang
telah direncanakan, meningkat cukup tinggi dari pertemuan sebelumnya
meskipun ada beberapa kegiatan yang belum dapat dilakukan secara
maksimal.
Peneliti juga melakukan wawancara terhadap guru dan siswa.
Berdasarkan data hasil wawancara, diperoleh kesimpulan bahwa guru
sudah belajar dari kesalahan sebelumnya sehingga skenario pembelajaran
dapat terlaksana dengan lancar dan lebih baik daripada siklus
sebelumnya. Berdasarkan hasil wawancara terhadap siswa pembelajaran
pada siklus III pertemuan 1 lebih mudah dilakukan karena siswa sudah
paham aturan dalam permainan ular tangga. Siswa merasa senang karena
pembelajaran IPS dilakukan sambil bermain. Siswa juga tidak cepat
bosan karena tertantang dengan soal-soal kuis yang dijawab secara
kompetitif antar anggota kelompok.
Pada akhir pembelajaran, dilaksanakan evaluasi untuk mengetahui
hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menerapkan
pendekatan saintifik dengan media ular tangga. Tabel nilai evaluasi
pembelajaran pada siklus III pertemuan 1 sebagai berikut:

Tabel 4.17 Nilai Hasil Siklus III Pertemuan 1


Nilai Frekuensi Persentase
Keterangan
(x) (f) (%)
95-100 5 25 Tuntas
90-94 9 45 Tuntas
85-89 5 25 Tuntas
80-84 1 5 Tuntas
75-79 - - Tuntas
70-74 - - Belum tuntas
65-69 - - Belum tuntas
Jumlah (Σ) 20
Rata-rata nilai 90,75
Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 75
Jumlah siswa tuntas 20 100
Jumlah siswa belum tuntas - -
(Data selengkapnya terdapat pada lampiran 36 halaman 248)
122

Berdasarkan Tabel 4.12, diketahui bahwa nilai rata-rata kelas III


SD Negeri Tunjungseto yaitu 90,75 dari 20 siswa dengan siswa tuntas
mencapai KKM=75 sebesar 100%. Nilai terendah adalah 80 yaitu Dimas
Aditya Putra dan nilai tertinggi adalah 100 diraih oleh 5 anak yaitu Ardi
Surahman Putra, Aulia Sofie Salsabila, Bima Pranata, Reihan Nanda
Prasetya dan Aprilia Nuraini.
5) Refleksi
Tahap refleksi ini bertujuan untuk mengkaji secara menyeluruh
mengenai tindakan yang telah dilaksanakan berdasarkan data observasi dan
wawancara, kemudian dievaluasi dan dijadikan acuan untuk memperbaiki
tindakan selanjutnya. Berikut ini uraian refleksi pada siklus III pertemuan 1:
a) Langkah-langkah Penerapan Pendekatan Saintifik dengan Media Ular
Tangga
Berikut ini hasil refleksi terhadap langkah-langkah pelaksanaan
pembelajaran IPS tentang jenis-jenis pekerjaan melalui penerapan
pendekatan saintifik dengan media ular tangga pada siswa kelas III SD
Negeri Tunjungseto:
(1) Mengamati gambar tentang semangat kerja pada media ular tangga
Guru telah melaksanakan langkah pendekatan saintifik dengan
baik. Guru sudah membagikan media ular tangga pada setiap
kelompok dan meminta siswa untuk mengamati media ular tangga
serta menjelaskan aturan dalam permainan ular tangga. Kegiatan ini
belum sepenuhnya berjalan dengan tertib.
(2) Menanya berdasarkan gambar pada media ular tangga
Setelah kegiatan mengamati media ular tangga, siswa
melakukan kegiatan menanya terkait gambar yang diamati ditanggapi
oleh siswa lain.
(3) Mencoba memainkan ular tangga
Langkah kegiatan mencoba memainkan ular tangga berjalan
dengan lancar. Bidak sudah paham aturan dalam permainan ular
123

tangga dan lebih mandiri dari sebelumnya. Bidak diberi kesempatan


mengambil kartu pertanyaan yang dijawab secara kompetitif oleh
antar anggota kelompok secara bergantian.
(4) Menalar konsep jenis pekerjaan pada media ular tangga dengan
berdiskusi
Pada langkah ini, diskusi sudah berjalan dengan kondusif. Siswa
bekerja sama dengan baik, mengumpulkan hasil diskusi tepat waktu,
dan mengerjakan diskusi sesuai dengan petunjuk diskusi.
(5) Mengomunikasikan hasil diskusi dengan media ular tangga
Pada langkah ini, kegiatan presentasi dan menanggapi hasil
diskusi sudah berjalan dengan lancar. Kegiatan belum sepenuhnya
tertib. Ada beberapa siswa yang bermain dengan temannya walaupun
sudah ditegur oleh guru.
b) Peningkatan Pembelajaran IPS tentang Jenis-jenis Pekerjaan
Berikut ini perbandingan nilai hasil tindakan siklus II pertemuan 2
dan siklus III pertemuan 1 disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.18 Perbandingan Hasil Tindakan Siklus II Pertemuan 2 dan


Siklus III Pertemuan 1
Siklus II Siklus III
Nilai
Pertemuan 2 Pertemuan 1 Ket
(x)
f % f %
95-100 3 23,81 5 25 Tuntas
90-94 9 42,86 9 45 Tuntas
85-89 6 28,57 5 25 Tuntas
80-84 2 9,52 1 5 Belum
75-79 - - - - Belum
70-74 1 4,76 - - Belum
65-69 - - - - Belum
Jumlah siswa (Σ) 21 100 20
Rata-rata nilai 90,10 90,75
Nilai tertinggi 100 100
Nilai terendah 73 75
Siswa tuntas 20 95,24 20 100
Siswa belum tuntas 1 4,76 - -
(Data selengkapnya terdapat pada lampiran 36 halaman 248)
124

Berdasarkan tabel 4.13, dapat disimpulkan bahwa penerapan


pendekatan saintifik dengan media ular tangga pada siklus III pertemuan I
mampu meningkatkan hasil belajar siswa di dalam pembelajaran IPS
dengan siswa tuntas mencapai KKM yang ditargetkan (KKM=75) sebesar
100% dan rata-rata pada pertemuan sebelumnya 90,10 meningkat menjadi
90,75 pada siklus III Pertemuan 1.
c) Kendala dan Solusi Penerapan Pendekatan Saintifik dengan Media Ular
Tangga pada Siklus III pertemuan 1
Ada beberapa hal yang menjadi kendala dalam proses
pembelajaran melalui penerapan pendekatan saintifik dengan media ular
tangga pada siklus III pertemuan 1 yaitu pada kegiatan mengamati gambar
pada media ular tangga, siswa belum sepenuhnya berjalan dengan tertib.
Kendala tersebut dapat diatasi dengan mencari solusi untuk
memperbaiki penerapan pendekatan saintifik dengan media ular tangga di
dalam pembelajaran. Adapun solusi dari kendala penerapan pendekatan
saintifik dengan media ular tangga pada siklus III pertemuan 1 adalah
mengatur, menguasai, memperhatikan, dan melakukan ice breaking agar
pelaksanaan pembelajaran menjadi kondusif.
Berdasarkan uraian kendala dan solusi yang telah dijelaskan di
atas, maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran melalui
penerapan pendekatan saintifik dengan media ular tangga pada siklus III
pertemuan 1 sudah baik dan mencapai target yang diharapkan. Materi yang
disampaikan juga sudah mencapai target yang diinginkan. Dengan
demikian, peneliti mengakhiri penelitian ini sampai siklus III pertemuan 1.

5. Perbandingan Hasil Tindakan Siklus I, II, dan III


a. Observasi terhadap Guru, Siswa, dan Hasil Belajar Siswa Tiap Siklus
Dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pendekatan
saintifik dengan media ular tangga tiap siklus menghasilkan data yang
berbeda, yang terlihat dari proses dan hasil. Hasil pembelajaran tiap siklus
125

akan dibandingkan agar dapat dianalisis oleh peneliti, apakah meningkat


atau menurun.
Analisis pelaksanaan pada siklus I sampai siklus III yang
dilaksanakan guru dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.19 Analisis Observasi terhadap Guru tentang Penerapan


Pendekatan Saintifik dengan Media Ular Tangga pada Siklus I
sampai Siklus III
Siklus Rata-
No Langkah-Langkah
I II III rata
1. Mengamati gambar jenis-jenis 79,17 86,67 88,33 84,72
pekerjaan pada media ular
tangga
2. Menanya berdasarkan gambar 75,69 85,42 91,67 84,26
pada media ular tangga
3. Mencoba menemukan konsep 75,00 86,46 91,67 84,38
berbagai jenis pekerjaan
melalui kuis pada media ular
tangga
4. Menalar konsep jenis 84,38 86,46 91,67 87,50
pekerjaan pada media ular
tangga dengan berdiskusi
5. Mengomunikasikan hasil 79,17 87,50 89,58 85,42
diskusi dengan media ular
tangga
Rata-rata 78,68 86,50 90,58 85,25

Berdasarkan tabel 4.19, dapat dilihat dengan jelas bahwa persentase


pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan menerapkan pendekatan
saintifik dengan media ular tangga mengalami peningkatan dari tiap
siklusnya. Langkah mengamati gambar pada media ular tangga pada siklus
I, II, dan III yaitu 79,17, 86,67, dan 88,33 dengan rata-rata 84,72. Langkah
menanya berdasarkan gambar pada media ular tangga pada siklus I,II, dan
III yaitu 75,69, 85,42, dan 91,67 dengan rata-rata 84,26. Langkah mencoba
memainkan ular tangga pada siklus I, II, dan III yaitu 75,00, 86,46, dan
91,67 dengan rata-rata 84,38. Langkah menalar konsep jenis pekerjaan pada
media ular tangga dengan berdiskusi pada siklus I, II, dan III yaitu 84,38,
126

86,46, dan 91,67 dengan rata-rata 87,50. Langkah mengomunikasikan pada


siklus I, II, dan III yaitu 79,17, 87,50, dan 89,58 dengan rata-rata 85,42.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa rata-rata
persentase observasi terhadap guru pada siklus I,II, dan III yaitu 78,68%,
86,50%, dan 90,58%. Rata-rata persentase tersebut sudah bagus dan telah
mencapai indikator kinerja yang ditargetkan yakni 85%.
Analisis tindakan pada siklus I sampai siklus III menggunakan
pendekatan saintifik dengan media ular tangga juga meliputi kegiatan siswa.
Berikut ini merupakan hasil analisis respon siswa pada siklus I, II, dan III.

Tabel 4.20 Analisis Observasi terhadap Siswa tentang Penerapan


Pendekatan Saintifik dengan Media Ular Tangga pada Siklus I
sampai Siklus III
Siklus Rata-
No Langkah-Langkah
I II III rata
1. Mengamati gambar jenis-jenis 80,00 85,83 86,67 84,17
pekerjaan pada media ular
tangga
2. Menanya berdasarkan gambar 76,39 86,81 90,28 84,49
pada media ular tangga
3. Mencoba menemukan konsep 73,96 86,98 91,67 84,20
berbagai jenis pekerjaan
melalui kuis pada media ular
tangga
4. Menalar konsep jenis 83,33 87,50 93,75 88,19
pekerjaan pada media ular
tangga dengan berdiskusi
5. Mengomunikasikan hasil 80,21 87,50 89,58 85,76
diskusi dengan media ular
tangga
Rata-rata 78,78 86,92 90,39 85,36

Berdasarkan pada tabel 4.35, dapat dilihat dengan jelas bahwa


persentase pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dengan menerapkan
pendekatan saintifik dengan media ular tangga mengalami peningkatan dari
tiap siklusnya. Langkah mengamati gambar pada media ular tangga pada
siklus I, II, dan III yaitu 80,00, 85,83, dan 86,67 dengan rata-rata 84,17.
Langkah menanya berdasarkan media ular tangga pada siklus I, II, dan III
127

yaitu 76,39, 86,81, dan 90,28 dengan rata-rata 84,49. Langkah mencoba
memainkan ular tangga pada siklus I, II, dan III yaitu 73,96, 86,98, dan
91,67 dengan rata-ratanya yaitu 84,20. Langkah menalar konsep jenis
pekerjaan pada media ular tangga dengan berdiskusi pada siklus I, II, dan III
yaitu 83,33, 87,50, dan 93,75 dengan rata-ratanya yaitu 88,19. Langkah
mengomunikasikan pada siklus I, II, dan III yaitu 80,21, 87,50, dan 89,58
dengan rata-ratanya yaitu 85,76. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat
disimpulkan bahwa rata-rata persentase observasi terhadap siswa pada siklus
I, II, dan III yaitu 78,78, 86,92, dan 90,39. Rata-rata persentase tersebut
sudah bagus dan telah mencapai indikator kinerja yang ditargetkan yakni
85%.
Hasil belajar siswa meningkat dari siklus I hingga siklus III. Secara
umum, hasil belajar siswa pada siklus I, II, dan III tersaji dalam tabel
berikut ini:

Tabel 4.21 Rekapitulasi Hasil Tindakan Siklus I, II, dan III


Siklus I Siklus II Siklus III
Hasil Tindakan
Pert 1 Pert 2 Pert 1 Pert 2 Pert 1
Jumlah siswa (Σ) 21 21 21 21 20
Rata-rata nilai 79,76 83,57 85,90 90,10 90,75
Nilai tertinggi 100 100 100 100 100
Nilai terendah 67 70 73 73 75
Jumlah siswa tuntas 17 18 18 20 20
Jumlah siswa belum
4 3 3 1 -
tuntas

Berdasarkan tabel 4.21, rata-rata nilai hasil tindakan siklus I hingga


siklus III mengalami kenaikan secara bertahap pada rata-rata nilai siswa,
jumlah ketuntasan siswa, dan nilai terendah yang diperoleh siswa. Pada
siklus I pertemuan 1 rata-rata nilai siswa semula adalah 79,76 naik menjadi
83,57 pada pertemuan 2. Pada siklus II pertemuan 1 rata-ratanya 85,90
mengalami kenaikan pada pertemuan selanjutnya menjadi 90,10 dan 90,75
pada siklus III. Siswa yang tidak tuntas juga mengalami penurunan atau
128

dengan kata lain mengalami peningkatan jumlah siswa yang tuntas


mencapai KKM=75.
Mengacu pada tabel 4.19, 4.20, dan 4.21, rata-rata langkah
pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik dengan media ular tangga
yang dilaksanakan guru dan siswa beserta hasil belajar siswa pada siklus I,
II, dan III dapat disajikan dalam bentuk diagram perbandingan.
Berikut ini diagram perbandingan presentase hasil observasi guru
dan siswa serta hasil belajar tiap siklus:

Perbandingan Persentase Hasil Observasi Guru, Siswa, dan


Hasil Belajar Siswa Tiap Siklus

92
90
90.43 88
86
88
84 Guru
90.39 82 Siswa
81.67 86.92 80 Hasil
78
78.78 90.58 76
86.5
78.68 74
72
Siklus I Siklus II Siklus III

Gambar 4.11. Diagram Perbandingan Penerapan Pendekatan saintifik


dengan media ular tangga pada siklus I, II, dan III

Berdasarkan gambar 4.1 di atas, terlihat bahwa ada peningkatan


perolehan persentase pelaksanaan pembelajaran dan hasil belajar siswa
melalui penerapan pendekatan saintifik dengan media ular tangga yang
terjadi tiap siklus.
Analisis hasil observasi terhadap guru dan siswa tersebut dapat
disimpulkan bahwa pada siklus I persentase perolehan guru sebesar 78,68%
dan siswa sebesar 78,78%. Pada siklus II persentase perolehan guru sebesar
129

86,50% dan siswa sebesar 86,92%. Pada siklus III persentase perolehan
guru sebesar 90,58% dan siswa 90,39.
Selain itu, nilai rata-rata siswa dari siklus I sampai siklus III terus
mengalami kenaikan. Pada siklus I nilai rata-rata siswa sebesar 81,67,
kemudian pada siklus II naik menjadi 88,00, dan pada siklus III naik lagi
menjadi 90,43.
b. Kendala dan Solusi Penerapan Pendekatan Saintifik dengan Media
Ular Tangga
Kendala yang ditemui selama pembelajaran pada siklus I, antara
lain: (1) kegiatan mengamati belum sepenuhnya berjalan dengan tertib; (2)
siswa belum kritis dalam membuat pertanyaan, pertanyaan yang diajukan
siswa hanya seputar apa, siapa, dan di mana; (3) siswa belum mandiri,
masih perlu pendampingan dan instruksi guru dalam permainan ular tangga
(4) kurangnya kerja sama yang baik pada saat kegiatan menalar, ada
kelompok yang tidak mengumpulkan hasil diskusi tepat waktu (5) ada
beberapa siswa yang tidak memperhatikan kelompok yang sedang
presentasi.
Kendala yang ditemui pada siklus II antara lain: 1) kegiatan
mengamati belum berjalan dengan tertib (2) siswa yang berkemampuan
lebih rendah dari teman-temannya belum mendapat kesempatan menjawab
kartu pertanyaan, (3) bidak belum mendapat kesempatan menjawab
pertanyaan, (4) kegiatan presentasi dan menanggapi hasil presentasi belum
berjalan dengan tertib.
Kendala pada siklus III antara lain: (1) kegiatan mengamati belum
sepenuhnya berjalan dengan tertib (2) kegiatan presentasi dan menanggapi
hasil presentasi belum berjalan dengan tertib.
Adapun solusi untuk mengatasi kendala secara umum pada siklus I,
II, dan III antara lain: (1) Meminta ketua masing-masing kelompok untuk
bertanggung jawab terhadap anggotanya; (2) Guru membimbing siswa
dalam membuat pertanyaan; (3) Memfasilitasi dan memberikan bimbingan
terhadap pelaksanaan kegiatan mencoba; (4) Mengingatkan siswa untuk
130

bekerja sama dengan baik; dan (5) Memberi apresiasi terhadap kelompok
yang paling tertib dan aktif dalam menanggapi presentasi.

B. Pembahasan
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka pembahasan dalam
penelitian ini sebagai berikut:
1. Langkah-langkah Penerapan Pedekatan Saintifik dengan Media Ular
Tangga
Penelitian ini dilakukan selama tiga siklus dengan lima kali pertemuan.
Pembelajaran yang dilakukan pada setiap pertemuan menerapkan pendekatan
saintifik dengan media ular tangga. Pendekatan saintifik adalah pendekatan
pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa melalui tahapan keterampilan
proses mengamati, mengklasifikasi, meramalkan, menjelaskan, dan
menyimpulkan agar siswa secara aktif mengonstruksi konsep, hukum atau
prinsip tertentu (Daryanto, 2014: 51). Langkah pendekatan saintifik yaitu: (1)
mengamati, (2) menanya, (3) mencoba/mengumpulkan informasi, (4)
menalar/mengasosiasi, dan (5) mengomunikasikan (Hosnan, 2014: 37). Ular
tangga merupakan media permainan edukatif yang dimainkan menggunakan
bidak, dadu, dan papan kotak-kotak yang bergambar ular tangga. Dadu adalah
alat untuk mengundi sedangkan bidak adalah alat yang dijalankan dalam papan
ular tangga sesuai undian dadu (Husna, 2009: 145). Peneliti melakukan
langkah sesuai dengan langkah pendekatan saintifik dan memodifikasi langkah
tersebut menggunakan media ular tangga sebagai pendukung pembelajaran IPS
dengan langkah-langkah berikut ini: (a) mengamati gambar jenis-jenis
pekerjaan pada media ular tangga, (b) menanya berdasarkan gambar pada
media ular tangga, (c) mencoba menemukan konsep berbagai jenis pekerjaan
melalui kuis pada media ular tangga, (d) menalar konsep jenis pekerjaan pada
media ular tangga dengan berdiskusi, dan (e) mengomunikasikan hasil diskusi
dengan media ular tangga.
Dari lima langkah tersebut diuraikan menjadi beberapa kegiatan yang
dilakukan, yaitu:
131

a. Mengamati gambar jenis-jenis pekerjaan pada media ular tangga


Pada langkah ini, guru membagikan media ular tangga kemudian
meminta siswa memperhatikan gambar-gambar jenis pekerjaan yang
terdapat pada media ular tangga.
b. Menanya berdasarkan gambar pada media ular tangga
Pada langkah ini, guru melakukan tanya jawab secara kontekstual
terkait materi yang sedang dipelajari kemudian memberikan kesempatan
kepada siswa yang ingin bertanya lebih lanjut mengenai gambar yang
sedang diamati.
c. Mencoba memainkan ular tangga
Pada langkah ini, guru menginstruksikan masing-masing kelompok
untuk menjadi bidak dalam permainan ular tangga. Bidak berdiri pada kotak
start kemudian melempar dadu secara bergantian dan melangkah sesuai
dengan jumlah dadu yang muncul. Ketika bidak berhenti, bidak akan
mengambil kartu pertanyaan yang wajib dijawab oleh anggota
kelompoknya. Jika anggota kelompok bidak tidak dapat menjawab
pertanyaan, pertanyaan tersebut dilempar kepada anggota kelompok bidak
yang lain. Pemenang permainan ditentukan oleh pemerolehan skor tertinggi
kelompok yang menjawab dengan benar dijumlahkan dengan skor bonus
bidak yang mencapai finish terlebih dahulu.
d. Menalar konsep jenis pekerjaan pada media ular tangga dengan berdiskusi
Pada langkah ini, guru membagikan lembar kerja siswa lengkap
dengan media ular tangganya kepada siswa kemudian siswa mengerjakan
LKS secara berkelompok. Guru berperan serta dalam kegiatan mengarahkan
dan mendampingi siswa dalam berdiskusi.

e. Mengomunikasikan hasil diskusi dengan media ular tangga


Pada langkah ini, siswa secara berkelompok diberi kesempatan oleh
guru untuk menyampaikan hasil diskusinya. Selanjutnya guru mengarahkan
siswa untuk menanggapi hasil diskusi.
132

Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan selama 2 kali pertemuan.


Materi pada pertemuan 1 adalah berbagai jenis pekerjaan yang dilakukan
masyarakat sekitar, pengertian pekerjaan, dan alasan seseorang harus bekerja
sedangkan materi pertemuan 2 yaitu jenis pekerjaan beserta tugasnya dan
perbedaan jenis pekerjaan yang menghasilkan jasa atau barang. Persentase rata-
rata yang diperoleh guru yakni 78,68% dan siswa yakni 78,78%. Pelaksanaan
siklus I secara keseluruhan telah sesuai dengan skenario yang direncanakan,
namun belum maksimal karena masih terdapat beberapa langkah pembelajaran
yang belum mencapai indikator yang telah ditentukan. Terdapat beberapa
kendala yang harus dibenahi, sehingga penelitian dilanjutkan ke siklus II.
Pembelajaran pada siklus II dilaksanakan berdasarkan hasil refleksi
siklus I dan berlangsung selama 2 kali pertemuan. Materi pada pertemuan 1
yaitu jenis pekerjaan yang menghasilkan barang sedangkan materi pertemuan 2
lebih memfokuskan jenis pekerjaan yang menghasilkan jasa. Hasil penelitian
pada siklus II menunjukkan bahwa adanya peningkatan kualitas proses dan
hasil belajar. Persentase rata-rata yang diperoleh saat observasi pelaksanaan
pembelajaran terhadap guru meningkat yakni 86,5% dan siswa 86,92%. Secara
keseluruhan pembelajaran yang dilakukan telah sesuai dengan skenario yang
direncanakan, sudah lebih baik daripada siklus sebelumnya namun masih ada
beberapa langkah pembelajaran yang belum memenuhi indikator yang telah
ditentukan. Terdapat beberapa kendala yang harus dibenahi, sehingga
penelitian dilanjutkan ke siklus III.
Pembelajaran pada siklus III dilaksanakan berdasarkan hasil refleksi
siklus II dan berlangsung selama 1 kali pertemuan. Materi pada siklus III
pertemuan 1 yaitu pentingnya semangat kerja, ciri-ciri seseorang yang
memiliki semangat kerja serta akibat jika seseorang tidak memiliki semangat
kerja. Hasil penelitian pada siklus III menunjukkan bahwa adanya peningkatan
persentase rata-rata proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru sebesar
90,58% dan siswa menjadi 90,39%. Secara keseluruhan pembelajaran yang
dilakukan telah sesuai dengan skenario yang direncanakan dan kendala yang
ada tidak terlalu berpengaruh negatif bagi langkah pembelajaran yang telah
133

dilaksanakan serta proses maupun hasil belajar menunjukkan ketercapaian


indikator yang ditargetkan., sehingga peneliti mencukupkan tindakan karena
persentase proses pembelajaran
2. Peningkatan Pembelajaran IPS tentang Jenis-jenis Pekerjaan
Penerapan pendekatan saintifik dengan media ular tangga terbukti
mampu memberikan dampak positif terhadap pembelajaran IPS tentang jenis-
jenis pekerjaan. Peningkatan pembelajaran tersebut dapat diketahui dari
ketuntasan nilai hasil belajar dan hasil observasi proses pembelajaran terhadap
guru dan siswa. Penelitian oleh Farida, dkk (2015:1) mengungkapkan bahwa
pendekatan saintifik yang diaplikasikan dalam pembelajaran IPS mampu
meningkatan hasil belajar dan kekreatifan siswa pada setiap siklusnya.
Wardana dan Choirun (2017:1) menyatakan hal yang serupa bahwa
implementasi pendekatan saintifik mampu meningkatkan prestasi belajar pada
akhir siklus.
Proses belajar melalui penerapan pendekatan saintifik yang
dikolaborasikan menggunakan media ular tangga akan menambah
kebermaknaan siswa dalam menyerap pesan-pesan pembelajaran. Penelitian
yang dilakukan oleh Afandi (2015:1) telah membuktikan bahwa implementasi
pembelajaran IPS menggunakan media ular tangga di SD Yapita Surabaya
mampu meningkatkan proses pembelajaran berupa keaktifan, motivasi serta
hasil belajar siswa hingga 66,7% dan 70%. Oleh karena itu, terbukti bahwa
pendekatan saintifik dengan media ular tangga dapat meningkatkan kualitas
proses dan hasil belajar siswa.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data bahwa terjadi peningkatan
hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS tentang jenis-jenis pekerjaan pada
siswa kelas III SD Negeri Tunjungseto tahun ajaran 2017/2018 melalui
penerapan pendekatan saintifik dengan media ular tangga yaitu pada siklus I
persentase jumlah siswa yang tuntas KKM, yaitu ≥ 75 pada siklus I sebesar
83,33% dengan perolehan rata-rata nilai yaitu 81,67. Selanjutnya setelah
dilaksanakan siklus II persentase jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥ 75
meningkat menjadi 90,48% dengan perolehan rata-rata nilai siklus II yaitu
134

88,00. Pada siklus III persentase jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥ 75
yaitu 100% dengan perolehan rata-rata nilai meningkat menjadi 90,75. Dengan
demikian, hasil tersebut sudah mencapai indikator kinerja penelitian yaitu
sebesar 85% sehingga penelitian dicukupkan pada siklus III. Berdasarkan
uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan pembelajaran
IPS tentang jenis-jenis pekerjaan melalui penerapan pendekatan saintifik
dengan media ular tangga pada siswa kelas III SD Negeri Tunjungseto tahun
ajaran 2017/2018.
3. Kendala dan Solusi Penerapan Pendekatan Saintifik dengan Media Ular
Tangga dalam Peningkatan Pembelajaran IPS
Penerapan pembelajaran saintifik dengan media ular tangga merupakan
hal yang baru bagi guru dan siswa. Secara umum, kendala yang muncul di
antaranya: (1) kegiatan mengamati belum sepenuhnya berjalan dengan tertib;
(2) siswa masih kesulitan dalam membuat pertanyaan; (3) siswa belum
mandiri, masih perlu pendampingan dan instruksi guru dalam permainan ular
tangga; (4) kurangnya kerja sama yang baik pada saat kegiatan menalar, ada
kelompok yang tidak mengumpulkan hasil diskusi tepat waktu; (5) ada
beberapa siswa yang tidak memperhatikan kelompok yang sedang presentasi..
Secara umum, solusi dari kendala di atas antara lain: (1) mengatur,
menguasai dan memperhatikan siswa di kelas agar pelaksanaan pembelajaran
menjadi tertib; (2) merangsang siswa untuk bertanya, membimbing siswa
dalam membuat pertanyaan; (3) membimbing siswa dalam pelaksanaan
kegiatan mencoba memainkan ular tangga; (4) memberikan pengarahan agar
siswa bekerja sama dengan baik, memberikan motivasi kepada siswa saat siswa
mulai bosan atau guru memberikan permainan kecil atau tepuk agar semangat;
(5) memberi apresiasi terhadap kelompok yang paling tertib dan aktif dalam
menanggapi presentasi. Dari beberapa kendala dan solusi tersebut, ada kendala
yang paling menonjol yakni beberapa siswa belum sepenuhnya tertib dalam
kegiatan mengamati gambar pada media ular tangga. Solusi dari kendala
tersebut yaitu guru melakukan ice breaking, mengingatkan, dan memotivasi
siswa agar menaati aturan dalam permainan maupun dalam langkah
135

pembelajaran secara keseluruhan. Berdasarkan uraian kendala dan solusi serta


kekurangan dan kelebihan tersebut diharapkan menjadi pertimbangan terhadap
pelaksanaan penelitian yang akan datang supaya pelaksanaan pembelajaran
dengan penerapan pendekatan saintifik dengan media ular tangga lebih
maksimal.

Anda mungkin juga menyukai