SMOKE DETECTOR
(diajukan untuk memenuhi tugas Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila)
Disusun Oleh:
Kelompok 3
Ketua : Nailah Nursyifa
Anggota : 1. Andra Ahimsa Ahmadinejad
2. Billy Alvaro Novansyah
3. Fitria Agustina
4. Jonathan Immanuel W.
5. Komara Purnama Subrata
6. Muhammad Aditya
7. Muhammad Irzam Zami
8. Nailah Nursyifa
9. Vanessa Sitompul
Kelas : XI-7
Telah diuji dan disahkan pada hari ini, … , tanggal …. bulan … tahun 2023.
Penguji, Fasilitator,
Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 44 Jakarta
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmatnya penulisan proposal ini
bisa kami selesaikan dengan hasil kerjasama kelompok kami.
Proposal ini kami susun sebagai upaya untuk memenuhi syarat Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila (P5). Selain itu, tujuan lain dari pembuatan proposal ini adalah untuk
menambah wawasan dan pengetahuan tentang rekayasa dan teknologi baik bagi pembaca
ataupun kami penulis proposal ini.
1. Daryanti, S.Pd.
2. Farhan Aji Nugroho, S.Pd
Yang telah memberikan tugas ini sehingga menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang sedang kami tekuni sekarang ini.
Di dalam pembuatan proposal ini banyak rintangan yang harus dihadapi kelompok kami,
mulai dari ada beberapa anggota kelompok yang jarang merespon pesan yang ada di grup,
dan ada sedikit yang kurang kerja sama dalam kelompok ini. Tetapi semua itu bisa teratasi
dengan bukti proposal ini bisa kami selesaikan dengan tepat waktu, walaupun pasti masih
banyak kekurangan
Kami menyadari, proposal yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu
kami butuh sekali kritik dan saran yang membangun untuk bisa menyempurnakan proposal
kami.
Kelompok 3
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................3
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................4
BAB I...................................................................................................................................................5
PENDAHULUAN..............................................................................................................................5
LANDASAN TEORI.........................................................................................................................8
TAHAPAN PELAKSANAAN........................................................................................................11
4
BAB I
PENDAHULUAN
Merokok adalah salah satu perilaku yang dapat kita jumpai dimana saja, walaupun
sudah banyak negara yang menetapkan peraturan mengenai merokok dan banyaknya
informasi terkait bahaya merokok, rokok tetap saja memiliki banyak penggemar. Prevelansi
merokok di Indonesia pada saat ini sangat tinggi di berbagai lapisan masyarakat, baik pada
laki-laki, perempuan, mulai dari anak-anak, remaja dan dewasa. Perilaku merokok sudah
dimulai pada masa anak-anak dan remaja. Jumlah perokok pada usia remaja saat ini terus
meningkat yang masih di bawah umur dan masih menempuh pendidikan sekolah atau pelajar.
Perilaku merokok merupakan masalah kesehatan yang serius di setiap belahan dunia.
Prevalensi perokok di Indonesia juga tidak pernah turun, hal tersebut menyebabkan Indonesia
menjadi negara dengan perokok terbanyak pertama di dunia (70,55%) disusul olah Myanmar
(70,2%) dan Bangladesh (60,6%) dan posisi ini adalah yang terbaru diunggah oleh World of
Statistics lewat platform Twitter pada tanggal 21 Agustus 2023. Dalam jangka waktu satu
dekade prevalensi merokok naik 7%. Survei terakhir dari Global Adult Tobacco Survey
(GATS) menunjukkan prevalensi perokok di Indonesia adalah 67% laki-laki, 4,5% perempuan
dan penduduk 36,1%. Seiring dengan prevalensi yang bertambah, penyakit yang terkait
dengan penggunaan tembakau dan perilaku merokok juga meningkat. Kebiasaan merokok
sebagai salah satu faktor risiko penyakit tidak menular (PTM) telah berkontribusi terhadap
kematian.
Menurut Kurt Lewin, perilaku merokok merupakan fungsi dari lingkungan dan
individu. Artinya, perilaku merokok selain disebabkan faktor-faktor dari dalam diri, juga
disebabkan faktor lingkungan. Artinya, perilakuk merokok selain disebabkan dari faktor
lingkungan juga disebabkan oleh faktor diri atau kepribadian. Faktor lingkungan dapat
disebabkan karena orang tua atau teman sebaya yang merokok. Ketika orang-orang
terdekatnya merupakan perokok aktif, maka remaja akan lebih mudah untuk merokok, karena
orang tua atau teman sudah menjadi modeling dbagi remaja tersebut. Kenakalan seorang
pelajar yang dialami diluar sekolah ternyata dibawa kedalam lingkungan sekolah. Banyak
kasus tersebut yang muncul tetapi sampai saat ini belum ada pencegahan yang dilakukan oleh
5
pihak sekolah, pihak sekolah hanya akan memberi sanksi kepada pelajar tersebut yang
ketahuan merokok di lingkungan sekolah tanpa memberi tindakan pencegahan yang
seharusnya dilakukan. Smoke Detector adalah alat yang berfungsi untuk mendeteksi
segumpalan asap yang berada disuatu ruangan tertutup, agar kita mengetahui keberadaan asap
yang timbul disuatu ruangan tersebut. Smoke Detector dirancang atas dasar perilaku pelajar
yang melanggar aturan sekolah, pelanggaran tersebut berupa merokok di area sekolah
terutama di area toilet laki laki. Smoke Detector akan aktif saat kemunculan asap. Cara kerja
Smoke Detector adalah dengan menangkap sinyal adanya segumpalan asap yang berada
diarea sekitar Smoke Detector, maka sensor yang terdapat pada Smoke Detector akan
berbunyi seperti alarm yang akan ditempatkan di ruang guru, ruang kepala sekolah, ruang bk
dan lainnya. Alarm tersebut menunjukan bahwa adanya sumber asap yang terdapat diarea
sekitar Smoke Detector, sehingga pihak sekolah langsung bisa menuju lokasi untuk
menangkap basah pelajar yang sedang merokok.
Berdasarkan dari latar belakang kami, rumusan masalah yang kami pilih adalah, diantaranya:
1. Apa penyebab utama banyaknya siswa yang melanggar peraturan sekolah dengan
merokok di dalam toilet?
2. Bagaimana dampak dari perilaku merokok di dalam toilet terhadap lingkungan
sekolah dan kesehatan siswa?
3. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi siswa untuk memilih merokok di dalam toilet
daripada di tempat lain?
4. Bagaimana efektivitas peraturan sekolah yang ada dalam mencegah siswa merokok di
dalam toilet?
5. Apa kendala utama yang dihadapi sekolah dalam mengawasi dan mencegah siswa
merokok di dalam toilet?
6. Bagaimana peran teknologi dan inovasi dalam mengatasi masalah perilaku merokok
di dalam toilet, seperti alat pendeteksi rokok yang diusulkan oleh kelompok kami?
7. Bagaimana cara alat pendeteksi rokok yang diusulkan dapat membantu sekolah
mengurangi jumlah siswa yang merokok di dalam toilet?
6
8. Apa potensi hambatan yang mungkin dihadapi dalam pengembangan dan
implementasi alat pendeteksi rokok ini di lingkungan sekolah?
1. Agar Siswa Siswi SMAN 44 Jakarta tidak merokok di area lingkungan sekolah
2. Agar guru-guru dapat mengetahui jika ada murid SMAN 44 Jakarta yang sedang
merokok di area lingkungan sekolah
3. Agar mengurangi angka perokok aktif di kalangan siswa siswi SMAN 44 Jakarta
4. Untuk mendeteksi adanya asap yang disebabkan adanya sesuatu yang terbakar
5. Mencegah terjadinya kebakaran yang menimbulkan kerusakan yang parah
Sekolah SMA N 44 merupakan tempat menuntut ilmu bagi para pelajar. Di sekolah
SMA N 44 pasti memiliki peraturan dan juga tata tertib yang harus di patuhi oleh seluruh
siswa siswinya, tidak sedikit dari siswa yang masih melanggar aturan dan juga tata tertib
sekolah. Seperti, pergi ke kantin di saat jam pelajaran, membuly, dan masih banyak lagi.
Tetapi pelanggaran terberat yaitu ketika ada seorang siswa yang ketahuan meroko di
lingkungan SMA N 44. Biasanya tempat siswa yang suka sering terjadi pelanggaran tersebut
ialah dikamar mandi sekolah, untuk itu kami ingin membuat produk yaitu sebuah alat yang
dapat mendeteksi asap rokok guna untuk mendeteksi siswa yang suka melanggar aturan
seperti merokok di lingkungan sekitaran SMA N 44.
7
BAB II
LANDASAN TEORI
Kita telah meneliti tentang Pola Tingah Laku para perokok pelajar. Penelitian yang kita
gunakan bersifat deskriptif dan mengungkap karakteristik remaja yang tidak merokok,
maupun yang merokok. Serta faktor-faktor yang mempengaruhi mereka, serta tindakan
pencegahan terhadap merokok di keluarga dan pergaulan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa lingkungan memiliki peran penting dalam mencegah remaja merokok.
Alasan siswa merokok bervariasi. Pengaruh teman, rasa ingin tahu, mencari identitas, iklan &
media, tekanan emosional, pengaruh keluarga, rasa kebiasaan.
II.3 Penanggulangan
8
Peraturan Sekolah: Sekolah dapat memperkuat kebijakan anti-rokok dengan melarang
merokok di lingkungan sekolah dan memberikan sanksi yang tegas bagi siswa yang
melanggar aturan ini.
Dukungan Psikologis: Menciptakan lingkungan di mana remaja merasa nyaman
berbicara tentang tekanan dan tantangan yang mereka hadapi. Dukungan psikologis
dapat membantu mereka menemukan cara-cara alternatif untuk mengatasi stres dan
emosi negatif.
Peran Model: Membawa orang yang sudah merasakan dampak buruk merokok untuk
berbicara kepada siswa. Pengalaman pribadi ini dapat memberikan dampak yang kuat
dan mengilhami remaja untuk menghindari merokok.
Akses Terbatas: Mengurangi akses remaja terhadap produk tembakau dengan
memberlakukan peraturan yang membatasi penjualan rokok kepada mereka yang
belum mencapai usia legal.
Kurikulum Kesehatan: Memasukkan informasi tentang risiko rokok ke dalam
kurikulum kesehatan di sekolah.
Program Pemberian Dukungan Membuat program atau kelompok dukungan untuk
siswa yang ingin berhenti merokok. Memberikan informasi, dukungan, dan strategi
untuk mengatasi keinginan merokok dapat membantu mereka keluar dari kebiasaan
tersebut.
Pemahaman Mengenai Identitas Membantu remaja membangun identitas yang kuat
dan positif, sehingga mereka tidak merasa perlu merokok untuk mencari identitas atau
merasa diterima dalam kelompok.
Kami membuat alat smoke detector untuk membantu siswa SMAN 44 Jakarta untuk ti
merokok di area lingkup sekolah, serta membantu membiasakan siswa SMAN 44 untuk
menghilangkan kebiasaan mereka merokok. Apa itu smoke detector?
Smoke detector adalah alat yang bisa mendeteksi asap. Ada dua cara utama kerjanya:
Metode Ionisasi: Alat ini punya bahan yang bisa membuat udara jadi bermuatan
listrik. Kalau ada asap masuk, muatan listrik ini terganggu, dan alarm berbunyi.
9
Metode Fotoelektrik: Alat ini punya cahaya dan sensor. Kalau ada asap masuk, cahaya
terpantul dan sensor merasakannya, lalu alarm berbunyi.
Smoke detector biasanya pakai baterai atau listrik. Alat ini penting buat awalnya memberi
tahu kita kalau ada kebakaran. Ingat untuk tes dan jaga alatnya agar tetap berfungsi dengan
baik.
10
BAB III
TAHAPAN PELAKSANAAN
Sebelum kami memulai projek ini, ada beberapa hal yang perlu kami lakukan untuk
merancang desain produk, diantaranya:
Dalam pembuatan dan pencarian materi proposal ini, dilakukan oleh Kelompok 3.
Setelah itu proposal diprint oleh Vanessa. Dan kami mempresentasikan hasil proposal
sementara kepada guru fasilitator atau guru pembimbing. Lalu dilakukanlah revisi proposal
dan pembuatan PPT oleh kelompok 3. Dalam perencanaan dan rancangan produk akan
dilakukan bersama-sama dalam kelompok 3.
Proposal kami buat sebelum merealisasikan produk. Kami memulai pada tanggal 23
Agustus 2023. Kami sedang menempuh tahap pembuatan proposal, kami meminta bimbingan
kepada guru fasilitator kami. Mulai dari latar belakang, langkah-langkah, perencanaan, dan
lain sebagainya yang kami buat dalam proposal ini.
Penentuan tugas tema dan judul project pada tanggal 16 Agustus 2023. Kemudian,
kami membuat proposal pada tanggal 23 Agustus 2023.
11
5). Pembimbingan Terhadap Guru Pembimbing
Kami melakukan bimbingan kepada Bapak Aji dan Ibu Daryanti dengan ini membuat
proposal kami menjadi lebih baik dan tetera.
Untuk persiapan alat dan bahan untuk membuat produk smoke detector, kami akan
membuat dalam bentuk blue print alat yang kami gunakan adalah aplikasi magicplan.
Untuk pembuatan smoke detector yang merupakan pelacak murid yang merokok di
sekolah, lebih tepatnya akan dialokasikan di kamar mandi laki-laki. Karena sistem masih nya
cukup sulit jadi kelompok kami membuatnya dalam bentuk nuklir.
Sesuai dengan ide rancangan desain yang akan kami buat, hasil akhir dari projek ini
akan berbentuk blue print. Dimana, hal ini membuat kelompok kami tidak memerlukan
banyak biaya dalam pembuatan projek ini. Maka dari itu, biaya yang kami perlukan dalam
pembuatan projek dengan tema Berekayasa dan Berteknologi hanya dibutuhkan untuk
mencetak hasil proposal projek ini.
Pemasukan:
Pengeluaran:
12
III.3 Analisis Swot
I. Strength (Keunggulan)
a) Produk ini memiliki keunggulan karena merupakan solusi inovatif dan belum ada
produk serupa di pasar.
b) Produk ini dapat membantu meningkatkan kesadaran tentang bahaya merokok,
terutama di lingkungan sekolah.
c) Dengan adanya alat ini, sekolah dapat lebih efektif dalam melakukan pengawasan
terhadap murid yang merokok di toilet sekolah.
13
No. Nama Kegiatan Waktu Pelaksanaan
1. Penentuan Tugas, Tema & Judul Projek 9 Agustus 2023
2. Pembuatan Proposal 23-30 Agustus 2023
3. Presentasi Hasil Proposal 6 September 2023
4.
5.
6.
CEO
Nailah Nursyifa
Pembuatan produk smoke detector ini di jalankan oleh 9 orang, yang di ketuai oleh
Nailah Nursyifa dan beranggotakan Vanessa Sitompul, Muhammad Irzam Zami, Andra
Ahimsa Ahmadinejad, Muhammad Aditya, Billy Alvaro Novansyah, Jonathan Immanuel W,
Komara Purnama Subrata, Fitria Agustina.
Job Description
a. CEO
• Memimpin perusahaan
14
b. Bagian Produksi
Bagian Keuangan
• Membuat pembukuan
Bagian Administrasi
• Menginput data.
15
DAFTAR PUSTAKA
EMC HealtCare.2020.Masih Remaja Sudah Mulai Merokok, ini Dampak dan Bahayanya
https://www.emc.id/id/care-plus/masih-remaja-sudah-mulai-merokok-ini-dampak-dan-
bahayanya di akses pada 22 Agustus 2023 pukul 20.01 WIB
Kementrian Kesehatan.2021.Bahaya dan Efek Pada Pajanan Rokok Anak Dan Remaja
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1336/bahaya-dan-efek-pada-pajanan-rokok--anak-
dan-remaja di akses pada 20 Agustus 2023 pukul 13.24 WIB
16