Anda di halaman 1dari 64

LAPORAN

Meningkatkan Pemahaman Materi “Indonesiaku Kaya Budaya”


Pembelajaran IPS Siswa Kelas IV Melalui Model Pembelajaran Numbered
Heads Together (NHT) Dengan Media Video
di SD Negeri 1 Wonorejo Lawang Kab. Malang

Penelitian ini diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pemantapan


Kemampuan Profesional (PKP)

Di susun oleh:
Nama : Dwi Sari Kurniawati
NIM : 858866487
Email : sarifrenky@gmail.com
Sekolah : SDN 1 Wonorejo
Kecamatan Lawang
Kabupaten Malang

DOSEN PEMBIMBING :
Drs. TIKSNO WIDYATMOKO, M.A

UNIVERSITAS TERBUKA
JURUSAN BIDANG ILMU PGSD
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH (UPBJJ) MALANG
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
sehingga peneliti dapat melaksanakan tindakan perbaikan pembelajaran dalam usaha
peningkatan prestasi belajar siswa dan menyelesaikan laporan ini untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) dengan baik, lancar dan tepat pada
waktunya.
Laporan ini dapat terselesaikan berkat bantuan, bimbingan, pemberian motivasi dari
semua fihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan
penghargaan setinggi-tingginya kepada:
1. Drs. Tiksno Widyatmoko, M.A selaku supervisor I yang telah memberikan
bimbingan selama ini
2. Teman sejawat yang telah memberi bantuan, masukan dan dukungan dalam proses
pembelajaran.
3. Kepala SD Negeri 1 Wonorejo Lawang yang telah mengijinkan peneliti
melaksanakan perbaikan pembelajaran.
4. Rekan-rekan guru SD Negeri 1 Wonorejo Kecamatan Lawang Kabupaten Malang
yang banyak membantu pelaksanaan perbaikan pembelajaran.
5. Suami dan anak-anak tercinta yang selalu memberi motivasi.
6. Semua pihak yang telah membantu terselesainya laporan ini yang tidak dapat peneliti
sebutkan satu persatu.
Semoga dengan bantuan, bimbingan dan dorongan yang telah Bapak, Ibu serta teman-teman
berikan kepada peneliti dapat menjadi amal ibadah serta mendapat pahala yang setimpal dari
Allah SWT.

Malang, 10 Desember 2023

Dwi Sari Kurniawati


Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii
Abstrak .............................................................................................................................. iv
Lembar Pengesahan ........................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ................................................................................................. 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................................ 6
A. Pemahaman ............................................................................................................ 6
B. Pembelajaran IPS .................................................................................................... 6
C. Model Pembelajaran NHT ..................................................................................... 8
D. Video Pembelajaran ................................................................................................ 10
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN .................................................................... 12
A. Subjek Penelitian ................................................................................................... 12
B. Sumber Data .......................................................................................................... 12
C. Instrumen ............................................................................................................... 12
D. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................................ 12
E. Prosedur pengumpulan data ................................................................................... 13
F. Prosedur Analisis Data ........................................................................................... 13
G. Perencanaan dalam siklus ...................................................................................... 13
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................... 16
A. Pelaksanaan dan Pembahasan dalam siklus ........................................................... 16
1. Tahap perencanaan .......................................................................................... 16
2. Tahap pelaksanaan .......................................................................................... 19
3. Tahap pengamatan .......................................................................................... 20
4. Tahap refleksi .................................................................................................. 21
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 23
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 23
B. Saran ..................................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 25
LAMPIRAN .....................................................................................................................

ii
ABSTRAK
Sari, Dwi Kurniawati (2023). Meningkatkan Pemahaman Materi “Indonesiaku Kaya Budaya”
Pada Pembelajaran IPS Siswa Kelas IV Melalui Model Pembelajaran Numbered Heads
Together (NHT) Dengan Media Video di SD Negeri 1 Wonorejo Lawang Kab. Malang”.
Dosen Pembimbing: Drs. Tiksno Widyatmoko, M.A. Mata kuliah Pemantapan
Kemampuan Profesional (PKP). Pendidikan Guru Sekolah Dasar. UPBJJ- Universitas
Terbuka

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganalis keefektivan


penggunaan Model NHT dengan media video dalam meningkatan pemahaman materi
Indonesiaku kaya budaya di SD Negeri 1 Wonorejo Lawang Kab. Malang. Janis penelitian ini
adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus dan tediri dari empat tahapan yaitu
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Instrumen penelitian yang digunakan
oleh peneliti adalah lembar tes diagnostik dan lembar pretest. Sumber data dari penelitian ini
adalah 23 siswa dan data yang dianalisis adalah hasil pretest (sebelum penerapan model NHT
dengan media video) dan post test (setelah penerapan model NHT dengan media video).
Adapun hasil penelitian ini adalah peningkatan kemampuan pada pembelajaran IPS,
siswa memperoleh rata-rata kelas sebesar 53,75 poin dan tingkat ketuntasan belajar sebesar
16,67%. Pada Siklus I nilai rata-rata kelas sebesar 72,13 dan tingkat ketuntasan belajar sebesar
56,52%. Pada Siklus II diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 86,31 poin dan tingkat ketuntasan
belajar sebesar 95,65%. Sedangkan aktivitas siswa meningkat dari 56,52% (kategori sangat
buruk) pada siklus I menjadi 95,65% (kategori baik) pada siklus II. Metode

Kata kunci:, Number Head Together, Media Video, Indonesiaku

iii
LEMBAR PENGESAHAN

MENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI “INDONESIAKU KAYA BUDAYA”


PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN MEDIA VIDEO DI SD NEGERI
1 WONOREJO LAWANG KABUPATEN MALANG

Nama : DWI SARI KURNIAWATI

NIM : 858866487

Program Studi : S1 PGSD

Tempat Mengajar : SD NEGERI 1 WONOREJO LAWANG

Jumlah Pembelajaran : 2 Siklus

Tempat Penelitian : SD NEGERI 1 WONOREJO LAWANG

Tanggal Penelitian : Siklus 1. Jum’at, 17 November 2023

Siklus 2. Rabu, 22 November 2023

Menyetujui dan mengesahkan tugas akhir mata kuliah Pemantapan Kemampuan


Profesional (PKP) untuk bisa digunakan dalam kepentingan sebagaimana mestinya sesuai
dengan peraturan yang berlaku.

Mengetahui, Malang, 10 Desember 2023


Supervisor 1 Mahasiswa

Drs.Tiksno Widyatmoko,M.A. Dwi Sari Kurniawati


NIP. 19600625 198802 1 001 NIM: 858866487

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang tidak bisa lepas dari kehidupan
manusia. Pada era globalisasi yang semakin modern ini, pendidikan merupakan modal
yang harus kita miliki dalam menghadapi tuntutan zaman. Maju mundurnya suatu
bangsa dipengaruhi oleh faktor pendidikan. Jika pendidikan dalam suatu bangsa itu
baik, maka dapat mencetak sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas baik dalam
segi spiritual, intelegensi mapun keterampilan. Dilain sisi, pendidikan merupakan
proses yang penting dalam mencetak generasi bangsa selanjutnya. Apabila hasil dalam
proses suatu pendidikan gagal maka akan sulit dicapainya kemajuan suatu bangsa.

Dalam rangka meningkatkan pendidikan suatu bangsa, guru dan siswa


merupakan unsur yang sangat penting dalam mencapai suatu keberhasilan pendidikan.
Oleh sebab itu, dalam suatu proses pembelajaran antara guru dan siswa harus terjalin
komunikasi yang baik. Seperti halnya dalam metode pembelajaran yang digunakan
hendaknya dapat membangkitkan semangat siswa tanpa megesampingkan penguasaan
dan pemahaman materi yang disampaikan. Dalam suatu pembelajaran bukanlah
sekedar menyerap informasi dari guru, tetapi juga melibatkan berbagai aspek dalam
kegiatan dan proses belajar untuk mendapatkan mutu pendidikan yang berkualitas.
Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan dalam suatu
pembelajaran antara lain proses pembelajaran yang kurang menarik perhatian siswa,
karena masih menggunakan metode ceramah yang membuat rendahnya minat siswa
dalam mengikuti proses pembelajaran, serta model pembelajaran yang tidak efektif
dalam menanamkan konsep suatu materi sehingga menyebabkan hasil belajar siswa
menjadi rendah.

Permasalahan tersebut juga terjadi di SD Negeri 1 Wonorejo Lawang.


Kendala yang dihadapi dalam pembelajaran IPS kelas IV antara lain yaitu siswa
kurang aktif dan kurang antusias dalam pembelajaran IPS, hal ini dapat diketahui
dari: 1) Siswa sulit bila dikelompokkan dalam jumlah besar, karena rata- rata siswa
belum bisa kerja sama dalam kelompoknya, partisipasi dan tanggung jawab antar
anggota kelompok kurang, pembagian tugas tidak merata, dalam hal ini siswa yang
pandai lebih mendominasi kelompoknya, anggota yang lain hanya pasif, akibatnya

1
siswa menjadi bosan dan membuat keributan; 2) kegiatan diskusi baik kelas maupun
kelompok belum dapat berjalan dengan optimal, karena disini siswa yang pandai
saja yang aktif bertanya, sedang yang lain hanya diam sebagai pendengar, sehingga
menyebabkan kejenuhan akibatnya siswa ramai sendiri; 3) Guru masih
menerapkan model pembelajaran konvensional, yaitu guru menerangkan materi,
siswa mencatat kemudian mengerjakan tugas dan terakhir penilaian; 4 ) Masih
banyak siswa yang ramai sendiri ketika KBM sedang berlangsung sehingga
pembelajaran menjadi kurang bermakna. Hal ini tentu saja berpengaruh terhadap
hasil belajarsiswa dalam pembelajaran IPS.

Pembelajaran seperti ini masih kurang mengaktifkan siswa dalam


pembelajaran. Hal ini mengakibatkan kurang berhasilnya pembelajaran yang
ditunjukkan melalui hasil analisis data nilai yang diperoleh siswa saat semester 1,
yaitu pada mata pelajaran IPS, dari 23 siswa hanya 10 siswa yang mendapatkan
nilai diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70 , sedangkan sisanya 13
nilainya dibawah KKM. Hal ini ditunjukkan dengan nilai terendah 37 dan nilai
tertinggi 92 dengan nilai rata-rata kelas yang masih dibawah nilai KKM yaitu
sebesar 62,53.

Pembelajaran IPS di SD Negeri 1 Wonorejo kurang berkualitas, karena


indikator kualitas pembelajaran menurut Dikti (dalam Depdiknas, 2004:7) meliputi
perilaku guru, perilaku siswa, dan dampak belajar siswa, iklim pembelajaran,
materi pembelajaran, dan media pembelajaran. Sedangkan pada SD Negeri 1
Wonorejo Lawang terlihat bahwa siswa kurang aktif dan kurang antusias dalam
pembelajaran, serta adanya 60% siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM.
Maka dalam penelitian ini kami menetapkan kualitas pembelajaran yang akan
dikaji adalah aktivitas siswa, dan hasil belajar dalam pembelajaran IPS.

Berdasarkan permasalahan tersebut maka peneliti terdorong untuk


mengadakan Penelitian Tindakan Kelas dengan mengubah suasana pembelajaran
yang lebih kongkrit dan menyenangkan. Salah satu langkah yang dapat membuat
peserta didik aktif pada pembelajaran yaitu dengan menggunakan pendekatan
kooperatif. Pembelajaran kooperatif memiliki dampak positif terhadap siswa yang
mempunyai hasil belajarrendah dan dapat meningkatkan hasil belajar serta
penyimpanan materi pelajaran yang akan lebih lama. Salah satu pendekatan

2
kooperatif yang sesuai dengan karakteristik siswa SD agar dapat memotivasi siswa
untuk mengikuti pembelajaran serta dapat membantu guru menyampaikan materi
pembelajaran yang baik adalah model pembelajaran “Numbered Heads Together”.

NHT adalah model pembelajaran yang dikembangkan untuk melibatkan


lebih banyak peserta didik dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu
pekerjaan dan memantau pemahaman mereka erhadap isi pelajaran tersebut sebagai
gantinya mengajukan pertanyaaan kepada seluruh kelas. Di dalam model
pembelajaran NHT dimana peserta didik akan dibagi kedalam kelompok dengan
tiap anak mendapatkan nomor. Kemudian guru memberikan tugas untuk dikerjakan
masing-masing kelompok. Tiap-tiap kelompok mendiskusikan jawaban yang
benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/ mengetahui
jawabannya. Guru memanggil salah satu nomor peserta didik untuk melaporkan
hasil kerja sama mereka. Teman-teman yang lain menanggapi hasil laporan tersebut
dan guru melanjutkan nomor yang lain. NHT dapat menggali keaktifan siswa
dengan kesiapan dalam menjawab pertanyaan, menumbuhkan jiwa kreatif serta
kritis siswa dalam diskusi kelompok yang menyenangkan, motivasi siswa dalam
mengerjakan soal, dan rasa ingin tahu siswa, model pembelajaran yang
menyenangkan sehingga berdampak positif pada hasil belajar siswa. Dengan NHT
guru juga mempunyai variasi model pembelajaran baru tidak hanya sekedar
ceramah dan mampu menarik motivasi siswa dalam belajar sehingga menciptakan
situasi belajar mengajar yang kondusif.

Selain menggunakan model pembelajaran yang inovatif, penggunaan media


audio-visual dalam pembelajaran IPS dianggap paling tepat untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran IPS karena media tersebut mampu menjalin kelogisan
keseluruhan program yang dapat membangun rasa berkelanjutan, sambung-
menyambung dan kemudian menuntun pada kesimpulan atau rangkuman (Aksara,
2014). Salah satu media audio visual yang dapat digunakan adalah video
pembelajaran. Media video dapat digunakan sebagai alat bantu mengajar pada
berbagai bidang studi. Hal itu disebabkan oleh kemampuan video memanipulasi
kondisi waktu dan ruang (Hamdani, 2011: 254) dengan memanfaatkan media video
pembelajaran dalam pelaksanaan pembelajaran melalui pendekatan kooperatif tipe
NHT guru juga akan terbantu dalam hal menarik perhatian siswa serta menampilkan
pesan yang memotivasi siswa.

3
Mengacu pada uraian latar belakang masalah diatas maka peneliti ingin
melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Meningkatan Pemahaman Materi
“ Indonesiaku Kaya Budaya” pada Pembelajaran IPS siswa kelas IV SD Negeri 1
Wonorejo Lawang melalui model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT)
dengan media video”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan masalah penelitian
sebagai berikut;
“Apakah penerapan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dengan
media Video Pembelajaran dapat meningkatkan Pemahaman Materi “ Indonesiaku
Kaya Budaya” pada Pembelajaran IPS siswa kelas IV SD Negeri 1 Wonorejo
Lawang?”
Adapun rumusan masalah tersebut dapat dirinci sebagai berikut :

Bagaiamana peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan NHT dengan media
Video Pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas IV SD
Negeri Wonorejo 1 Lawang?
C. Tujuan Penelitian
Sehubungan dengan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas
maka tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah:
Meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 1 Wonorejo Lawang dalam
pembelajaran IPS melalui model pembelajaran NHT dengan media Video
Pembelajaran.
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada:

1. Siswa
a. Meningkatkan pemahaman siswa dalam materi Indonesia kaya budaya
b. Meningkatkan hasil belajar siswa
c. Siswa lebih termotivasi untuk belajar IPAS materi Indonesia kaya budaya
2. Guru
a. Memperbaiki tindakan dalam kegiatan pembelajaran khususnya materi Indonesia
kaya budaya.
b. Mengembangkan potensi pembelajaran

4
3. Guru lain (Teman guru sejawat)
a. sebagai pengetahuan baru yang dapat dijadikan solusi dalam pemilihan model
pembelajaran yang tepat pada materi Indonesia kaya budaya
b. Sebagai wawasan yang dapat dijadikan mmodel pembelajaran ketika nanti akan
mengajar di materi yang sama.
4. Sekolah/Lembaga
• Sebagai sarana untuk kepentingan akreditasi sekolah

5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pemahaman
Pengertian pemahaman menurut Daryanto (2017) kemampuan Pemahaman
dapat dibagi menjadi tiga yaitu: 1. Menerjemahkan (Translation), 2. Menginterpretasi
(Interpretation), 3. Mengekstrapolasi (Extrapolation). Dengan pengetahuan, seseorang
belum tentu memahamisesuatu yang dimaksud secara mendalam, hanya sekedar
mengetahui tanpa bisa menangkap pemahaman, seseorang yang memiliki pemahaman
tidak hanya bisa menghapal sesuatu yang dipelajari, tetapi juga mempunyai
kemampuan untuk menangkap makna dari sesuatu yang dipelajari dan mampu
memahami konsep dari pelajaran tersebut. Peserta didik bisa dikatakan memahami
suatu konsep, apabila dia mampu mengutarakan atau menejelaskan kembali sebuah
informasi yang telah didapatnya (Deliany, 2019).
B. Pembelajaran IPS
Menurut Rodiyana (2019) memaparkan bahwa: “IPS sebagai salah satu bidang
yang memiliki tujuan membekali siswa untuk mengembangkan penalarannya di
samping aspek nilai dan moral, banyak memuat materi sosial dan bersifat hafalan
sehingga pengetahuan dan informasi yang diterima siswa sebatas produk hafalan”.
Namun berbeda dengan yang dipaparkan oleh (Hidayana & Prasetyo, 2019)
bawasannya pendidikan IPS adalah sebagai salah satu bidang yang kaitannya dengan
kenyataan sosial perlu dikembangkannya proses pembelajaran yang lebih humanis pada
pengembangan dari tujuan pembentuan sebagai warga negara yang baik (good
citizenship), dimana penegembangan sosial dan cara berfikir reflektif inquiry.
Menurut Hopeman, Dkk (2022) “pada tingkat sekolah dasar pembelajaran IPS
merupan salah satu bagian dari 5 mata pelajaran yang ada pada pembelajaran tematik”.
Namun pada kurikulum merdeka saat ini dimana pembelajaran IPS menjadi mata
pelajaran IPAS (ilmu pengetahuan alam dan sosial). Dimana tujuan pembelajaran IPS
adalah sebagai sarana untuk mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik agar
mereka peka terhadap masalah-masalah sosial yang terjadi pada masyrakat, memiliki
sikap yang positif terhadap perbaikan dari segala ketimpangan yang telah terjadi serta
bisa menjadi pribadi yang terampil dalam menghadapi setiap masalah yang terjadi
dalam kehidupan sehari-hari (Prasetyaningtias, dkk 2021).
Dalam buku IPAS kemendikbud ristek karangan Indonesia (Fitri dkk, 2021)
Materi Indonesiaku Kaya Budaya adalah salah satu tema yang ada pada pembelajaran
6
IPAS kelas IV pada Bab 6. Dimana pada bab ini terdapat dua topik yaitu; keragaman
budaya dan kearifan lokal didaerah masing-masing, dan keragaman budaya di. Pada
bab ini, Peserta didik diharapkan mengetahui manfaat dan pelestarian keragaman
budaya di Indonesia. Dari pemahaman ini peserta didik diharapkan mampu menerapkan
nilai-nilai toleransi terhadap perbedaan dan keragaman yang ada dilingkungannya.
Peserta didik juga dapat menupayakan pelestarian kebudayaan dalam kehidupan sehari-
hari.
Pada materi ini, terdapat penguatan materi Pendidikan karakter pada
kebhinekaan global. Dimana pada bab ini pula akan banyak kegiatan yang melibatkan
peserta didik dalam kegiatan berdiskusi dalam kelompok besar dan kecil, serta
pengerjaan tugas dalam bentuk kelompok. Hal ini diharapkan agar siswa bisa melatih
sikap menyimak, menghargai orang lain saat diskusi. Serta peserta didik dapat
melakukan kegiatan bersama sama secara kolaboratif, gotong royong dalam
memcahkan masalah dalam kelompok dengan berbagai alternative sehingga dapat
meningkatkan kreativitas.
Menurut Mizaniya & Rokhimawan (2021) memaparkan bahwa hasil belajar
peserta didik yang baik menunjukkan jika pada proses pembelajaran berjalan secara
baik, sehingga kualitas pada pendidikan bisa terlihat jelas didalam hasil belajar peserta
didik”. Seorang siswa dinyatakan lulus apabila hasil belajar siswa tersebut sudah
memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal (Ferry, 2019). Realita yang ada banyak
faktor yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan dalam suatu pembelajaran
antara lain proses pembelajaran yang kurang menarik perhatian siswa, karena masih
menggunakan metode ceramah yang membuat rendahnya minat siswa dalam mengikuti
proses pembelajaran, serta model pembelajaran yang tidak efektif dalam menanamkan
konsep suatu materi sehingga menyebabkan hasil belajar siswa menjadi rendah
(Maisyarah, 2020).
Permasalahan tersebut juga terjadi pada SD Negeri 1 Wonorejo Lawang.
Kendala yang dihadapi dalam pembelajaran IPS kelas IV antara lain; siswa yang
kurang aktif dan antusias dalam proses pembelajaran IPS, hal ini dapat diketahui
dari: 1) Siswa sulit apabila dikelompokkan dalam jumlah besar, karena rata- rata
peserta didik belum bisa kerja sama dalam kelompoknya, partisipasi dan tanggung
jawab antar anggota kelompok juga kurang, pembagian tugas yang tidak merata,
dalam hal ini siswa yang pandai lebih mendominasi kelompoknya, sehingga
anggota yang lain hanya bersikap pasif, akibatnya peserta didik lain menjadi bosan
7
dan membuat keributan; 2) kegiatan diskusi baik kelas maupun kelompok belum
dapat berjalan dengan optimal, karena bawasannya siswa yang pandai saja yang
aktif bertanya, sedang yang lain hanya diam sebagai pendengar, sehingga
menyebabkan kejenuhan akibatnya siswa menjadi ramai sendiri; 3) Guru masih
menerapkan model pembelajaran konvensional, yaitu guru menerangkan materi,
kemudian mengerjakan tugas dan terakhir penilaian; 4 ) Masih banyak siswa yang
ramai sendiri ketika kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung sehingga
pembelajaran menjadi kurang bermakna. Hal ini tentu saja berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS.
C. Model Pembelajaran NHT
Model pembelajaran koooperatif NHT adalah suatu model
pembelajaran kooperatif bawasannya peserta didik secara individu dan
kelompok ditekankan untuk memahami serta bertanggung jawab materi yang sedang
dipelajari, sehingga peserta didik harus berperan secara aktif dalam
proses pembelajaran yang berdampak kepada meningkatnya hasil belajar peserta didik
(Septaryanto, 2019). NHT adalah model pembelajaran yang lebih mengutamakan
keaktifan para siswa didalam mencari, mengolah, serta melaporkan hasil informasi dari
berbagi sumber yang kemudian dipresentasikan di depan kelas (Mandasari &
Ramadhani 2019). Pada teknik ini juga memberikan kesempatan kepada peserta didik
agar bisa saling bertukar pendapat untuk menemukan jawaban yang paling tepat. Pada
teknik NHT ini juga mendorong peserta didik untuk saling bekerja sama dalam
menyelesaikan tugas secara berkelompok.
Menurut Amalia (2020) model pembelajaran NHT yaitu, pembelajaran
kooperatif yang dilakukan dengan melibatkan para peserta untuk saling berinteraksi
serta berfikir secara Bersama-sama, sehingga setiap peserta didik dapat berperan aktif
dalam penguasaan materi dengan cara menggunakan nomor pada kepala masing-
masing peserta didik sebagai identitas yang memudahkan guru untuk mengeksplor
semua aktifitas siswa dalam mencari, mengolah, serta melaporkan informasi dari
berbagai sumber yang akhirnya akan dipresentasikan. Menurut Hamdani (2010 :89)
Pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah metode belajar dengan cara setiap siswa
diberi nomor dan dibuat suatu kelompok, kemudian secara acak, guru memanggil
nomor dari siswa. Lie (2010: 59) menyatakan bahwa model pembelajaran kepala
bernomor (Numbered Heads) dikembangkan oleh Spencer Kagan. Karena model ini
memberikan kesempatan siswa untuk saling membagikan ide-ide dan
8
mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu, model ini juga mendorong
siswa untuk meningkatkan semangat kerja sama mereka. Menurut Trianto (2010: 82)
langkah-langkah yang digunakan dalam pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah:
1. Fase 1: Penomoran (Numbering) Dalam fase ini guru membagi siswa kedalam
kelompok 3-5 orang dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor sehingga
tiap siswa memiliki nomor yang berbeda.

2. Fase 2: Mengajukan Pertanyaan (Questoining) Guru mengajukan pertanyaan kepada


siswa. Pertanyaan dapat bervariasi dari yang bersifat spesifik hingga yang bersifat
umum.

3.Fase 3: Berfikir Bersama (Heads Together) Siswa menyatukan pendapatnya terhadap


jawaban dari pertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui
jawaban tim.

4. Fase 4: Pemberian Jawaban (Answering) Guru memanggil satu nomor tertentu,


kemudian siswa yang nomornya sesuai dengan yang dipanggil oleh guru
mengacungkan tangannya dan mencoba menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.

Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam model NHT adalah:

a. Siswa dibagi dalam beberapa kelompoknyang terdiri dari 4 ± 5 orang.


b. Tiap anggota diberi nomor
c. Guru memberikan masalah/pertanyaan kepada siswa.
d. Siswa diberi waktu berfikir dan bekerja.
e. Siswa duduk secara berhadap-hadapan.
f. Setiap siswa memberi pendapat dalam kelompok.
g. Guru berkeliling kelas membimbing siswa saat bekerja kelompok.
h. Kelompok menentukan jawaban dari hasil diskusi.
i. Guru memanggil nomor siswa untuk memberi jawaban dari pertanyaan yang telah
diberikan.
j. Guru memberi penghargaan kepada anggota kelompok yang berhasil menjawab
pertanyaan dengan baik.

9
D. Video Pembelajaran
Menurut (Astutik, 2020) pengertian secara umum media pembelajaran adalah
suatu alat yang digunakan untuk membantu proses pembelajaran, dan dapat diartikan
sebuah media pembelajaran adalah segala peralatan yang bisa digunakan untuk
menumbuhkan rangsangan yang baik kemampuan maupun ketrampilan dari peserta
didik suatu proses pembelajaran bisa terwujud. Video pembelajaran adalah sebuah
media yang dirancang dengan sistematis yang berpedoman terhadap kurikulum yang
berlaku serta dalam pengembangannya prinsip-prinsip yang diaplikasikan adalah
prinsip pembelajaran sehingga pada program tersebut peserta didik dapat mencermati
materi pelajaran dengan cara yang mudah dan menarik (Fahri, 2020). Di era digital,
video pembelajaran merupakan salah satu hal yang sangat membantu guru dalam
menjelaskan materi pembelajaran di kelas. Dalam hal ini video menjadi media yang
menarik minat siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas, khusunya pada
materi IPS tentang keraagaman budaya di Indonesia. Contohnya untuk melihat berbagai
macam rumah adat yang ada di nusantara peserta tidak perlu menuju tempat dimana
asal rumah adat tersebut. Guru cukup menampilkannya pada screen melalui video.
Menurut Rahmawati & Karlimah (2021) Terjadi banyak perubahan pada era
revolusi 4.0 dimana perangkat pembelajaran menjadi berbasis digital, kemudian banyak
media pembejaran juga dikemas dengan digital, oleh sebab itu banyak star up
pendiidikan yang berbasis dengan digital yang ada di Indonesia menghadirkan Inovasi
pada Pendidikan dengan memfasilitasi sumber belajar yang berupa video pembelajaran
dengan tersedianya website ataupun aplikasi yang menyediakan jasa pembelajaran
yang berbasis dengan digital.
Media video juga perlu diperhatikan dari segi audio maupun visualnya,
mengapa demikian karena pada audio serta visual pada video sangat berperan penting
terhadap jalannya proses penangkapan materi kepada peserta didik. Menurut Rahman
(2020) Video merupakan media elektronik yang mampu menggabungkan teknologi
audio dan visual secara bersama sehingga menghasilkan suatu tayangan yang dinamis
dan menarik. Sedangkan Video pembelajaran adalah media untuk mentransfer
pengetahuan serta dapat digunakan sebagai bagian dari proses belajar, dilain sisi juga
lebih interaktif dan lebih spesifik dari sebuah buku dan berusaha untuk mengajar
dengan contoh dan memberikan informasi untuk menyelesaikan tugas tertentu.
Video pembelajaran adalah media untuk mentransfer pengetahuan dan dapat
digunakan sebagai bagian dari proses belajar. Lebih interaktif dan lebih spesifik dari
10
sebuah buku atau kuliah, tutorial berusaha untuk mengajar dengan contoh dan
memberikan informasi untuk menyelesaikan tugas tertentu. Menurut Riyana (2007)
media video pembelajaran adalah media yang menyajikan audio dan visual yang berisi
pesan-pesan pembelajaran baik yang berisi konsep, prinsip, prosedur, teori aplikasi
pengetahuan untuk membantu pemahaman terhadap suatu materi pembelajaran. Video
merupakan bahan pembelajaran tampak dengar (audio visual) yang dapat digunakan
untuk menyampaikan pesan-pesan/materi pelajaran.

11
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Subjek Penelitian
Subjek pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri 1 Wonorejo
Lawang, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malng yang berjumlah 23 siswa. Peneliti
memilih kelas tersebut sebagai subjek penelitian dikarenakan hampir seluruh siswa
dalam kelas tersebut mengalami permasalahan yang sama ketika pembelajaran IPAS
pada materi Indonsesiaku kaya budaya. Dari 23 siswa hanya 3 siswa yang
mendapatkan nilai diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70, sedangkan
sisanya 20 nilainya dibawah KKM. Hal ini ditunjukkan dengan nilai terendah 27 dan
nilai tertinggi 80 dengan nilai rata-rata kelas yang masih dibawah nilai KKM yaitu
sebesar 55,04.

B. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah lembar jawaban dari siswa yang
diperoleh dari data berupa pre-test dan post-test. Nilai pre-test disini diberikan ketika siswa
belum mendapatkan pembelajaran IPAS dengan model pembelajaran NHT dengan media
video dan post-test dilakukan setelah siswa mendapatkan pembelajaran model NHT
dengan media video disini didapatkan dengan memberikan tes soal tentang indonesiaku
kaya budaya yang telah dipersiapkan guru setelah guru menyajikan video tentang budaya-
budaya yang ada di Indonesia untuk dikerjakan siswa pada hari tersebut. Tentunya
pengambilan nilai post-test tersebut dilakukan setelah model pembelajaran NHT dengan
media video dilaksanakan.

C. Instrumen
Instrumen dalam penelitian ini adalah lembar tes yang dibuat langsung oleh
peneliti sebagai guru kelas yang mengampu di kelas tersebut untuk mendapatkan nilai dari
siswa. Lembar tes ini terdiri dari 15 soal essay singkat dan khusus diberikan kepada siswa
untuk meningkatkan hasil belajar IPS dalam materi Indonesiaku kaya budaya. Siswa akan
diperintahkan menyelesaikan soal essay yang sudah ditentukan oleh guru.

D. Tempat dan Waktu Penelitian


Dalam penelitian ini, peneliti memilih tempat di Sekolah SD Negeri 1 Wonorejo
Lawang, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang yang berada di Provinsi Jawa Timur.

12
Peneliti memilih tempat tersebut karena peneliti telah menjadi Guru Kelas IV di sekolah
tersebut dan sedikit banyak telah mengetahui karakter, kelemahan, serta kelebihan siswa
di sekolah tersebut. Peneliti memilih waktu di setiap hari Rabu dan Jumat selama dua
minggu yang artinya satu kali dalam seminggu. Pembagian jadwal tersebut termasuk
kedalam tahap perencanaan, lalu pelaksanaan dan refleksi akan dilakukan di minggu
pertama sedangkan tahap evaluasi dilakukan melalui lembar tes di minggu kedua.

E. Prosedur Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini peneliti melakukan beberapa langkah untuk mendapatkan
data berupa nilai. Langkah-langkah dalam mendapatkan nilai tersebut yaitu dengan (1)
memberikan tes (membagikan lembar kerja peserta didik dari 10 soal dimana siswa
diwajibkan menyelesaikan soal tersebut di sekolah), (2) mengumpulkan hasil tes
(dilakukan setelah tes dilakukan), (3) mengoreksi hasil tes (melihat jawaban dan
menentukan benar salahnya dari jawaban siswa), (4) menilai hasil tes (memberikan
penilaian sesuai dengan jawaban siswa), (5) memasukkan nilai kedalam tabel penilaian
untuk mempermudah peneliti dalam mengetahui peningkatan hasil belajar IPAS pada
materi Indonesiaku kaya budaya, dan yang terakhir adalah (6) melakukan prosedur analisis
data.

F. Prosedur Analisis Data


Prosedur analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan membandingkan
hasil tes atau nilai sebelum dan sesudah model pembelajaran NHT dengan media video
dilaksanakan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPAS siswa
kelas IV SD Negeri 1 Wonorejo Lawang, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang
khususnya dalam materi Indonesiaku kaya budaya yang dianggap sulit oleh sebagain besar
siswa di sekolah tersebut.

G. Perencanaan dalam Siklus


Permasalahan dan hambatan yang timbul dari adanya pembelajaran IPAS pada
materi Indonesiaku kaya budaya ini membawa peneliti kepada perencanaan siklus.
Perencanaan siklus ini bertujuan untuk mengatasi masalah siswa dalam materi Indonesiaku
kaya budaya pada mata pelajaran IPAS. Siklus yang direncanakan oleh peneliti adalah dua
siklus yang akan dilaksanakan dengan langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas yaitu
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Jika siklus pertama tidak berhasil,
13
maka akan dilaksanakan siklus kedua. Berikut ini merupakan alur siklus yang
direncanakan.

PERENCANAAN

REFLEKSI SIKLUS I PELAKSANAAN

PENGAMATAN

PERENCANAAN

REFLEKSI SIKLUS II PELAKSANAAN

PENGAMATAN

Dilanjutkan jika masih diperlukan

Tahapan-tahapan dalam siklus tersebut adalah sebagai berikut.

1. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan adalah tahap awal yang dilakukan oleh peneliti dalam hal
ini guru untuk mempersiapkan segala hal yang diperlukan dalam Pemantapan
Kemampuan Profesional yaitu identifikasi masalah, analisis masalah, perumusan
masalah, dan hipotesis tindakan sebagai bentuk formulasi solusi. Tahap perencanaan
dalam penelitian ini dilakukan dengan menyiapkan konsep materi keragaman budaya
dan kearifan lokal yang akan diberikan kepada siswa, menyiapkan latihan soal,
memeriksa langsung pekerjaan siswa, jika ada kesalahan dalam pengerjaan tugas
langsung akan dikembalikan umtuk diperbaiki dan diperiksa kembali. Tiga kali
mengalami kesalahan dalam pengerjaan guru melakukan pendekatan kepada siswa
dan menanyakan tentang kesulitan-kesulitan yang dihadapi.
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini, peneliti melaksanakan perencanaan yang sudah disiapkan.
Tahap pelaksanaan ini dimulai dengan melaksanakan pembelajaran IPAS
menggunakan model pembelajaran NHT dengan media video sebagai sarana untuk
menyampaikan materi Indonesiaku kaya budaya kepada siswa. Dimulai dengan
penyajian konsep dasar keragaman budaya. Dimana guru mengingatkan kembali
kepada siswa bahwa budaya di Indonesia itu sangat banyak dan bermacam-macam.
Selanjutnya guru menuliskan bentuk soal isian dan guru mengingatkan materi

14
Indonesia kaya budaya yang sudah pernah didapatkan. Dalam tahap ini dilakukan
perbaikan dengan berpedoman pada perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnya.
3. Tahap Pengamatan
Menurut Hasanah (2017), observasi diartikan sebagai proses pengamatan
secara sistematis dari kegiatan manusia dan pengaturan fisik pada kegiatan tersebut
berlangsung secara berkelanjutan dari aktivitas yang bersifat alami untuk memperoleh
fakta. Dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan teknik observasi langsung.
Observasi langsung adalah pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap objek
di tempat kejadian atau berlangsungnya peristiwa, sehingga observasi berada bersama
objek yang diselidiki. Observasi digunakan untuk mengamati aktivitas siswa dan guru
dalam proses pembelajaran. Tahap pengamatan ini peneliti menggunakan lembar
observasi sebagai pedoman untuk memantau aktivitas penelitian karena peneliti
membutuhkan lembar observasi berupa lembar tes sebagai sarana untuk memantau
aktivitas pembelajaran pada siswa.
4. Tahap Refleksi
Pada tahap ini peneliti berkumpul dengan pegamat untuk berdiskusi
membahas hasil pembelajaran. Jika ditemukan kelebihan dan kelemahan maka akan
dilakukan suatu tindakan perbaikan pembelajaran dan langkah-langkah yang
dilakukan antara lain: mengumpulkan semua data yang diperoleh dalam proses
pembelajaran, akan diketahui jelas kejadian-kejadian yang menghambat dan akan
didiskusikan faktor penyebabnya, merencanakan kembali tindakan perbaikan untuk
siklus berikutnya jikan dipandang perlu dengan tujuan untuk mendapatkan umpan
balik yang akurat.
Menurut Niken (2019:25) tahapan analisis data dalam tahap refleksi ini
dilakukan dalam tiga tahap yaitu reduksi data, paparan data, dan kesimpulan. Reduksi
data disini adalah proses penyederhanaan data menjadi informasi yang bermakna,
paparan data untuk memaparkan data lebih terperinci lagi dalam bentuk konsep atau
narasi, dan kesimpulan adalah pengambilan inti sari dari setiap kegiatan penelitian
yang telah terjadi dalam bentuk kalimat atau paragraf yang singkat, padat, serta jelas.

15
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini, peneliti akan membahas berbagai hasil yang telah didapatkan oleh peneliti selama
penelitian berlangsung. Berikut ini merupakan penjelasan terperincinya.

A. Pelaksanaan dalam Siklus


Pada tahap pelaksanaan ini terdiri dari empat tahap sebagai rangkaian dari Penelitian Tindakan
Kelas yang telah dilakukan oleh peneliti untuk meningkatkan nilai yang diperoleh siswa dalam
Mata Pelajaran Ipas materi Indonesia Kaya Budaya.
1. Tahap perencanaan
Tahap perencanaan ini mengupas tuntas segala rencana peneliti dalam
melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian ini dilaksanakan hari rabu dan
jumat dimulai pertangal 17 November 2023 pada mata pelajaran IPAS materi
Indonesiaku kaya budaya kelas IV tahun pelajaran 2023/2024 di Sekolah SD Negeri 1
Wonorejo, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang. Peneliti memulai tahapan ini
dengan siklus 1 dimana para siswa Kelas IV Sekolah SD Negeri 1 Wonorejo
mendapatkan ceramah dan penjelasan melalui gambar dengan cara sederhana. Dari 23
siswa, ada 10 siswa yang mengalami kesulitan. Kesulitan tersebut rata-rata
dikarenakan belum menguasai materi serta kurangnya membaca sehingga kesulitan
dalam mengetahui kebudayaan yang ada di Indonesia.
Tabel 1. Data Rentang Nilai Siklus I

Nilai Frekuensi

31-40 1

41-50 5

51-60 -

61-70 4
71-80 -

81-90 13
Jumlah Siswa 23

16
RENTANG NILAI SIKLUS I
14 13

12
FREKUENSI

10

6 5
4
4

2 1
0 0
0
31-40 41-50 51-60 61-70 71-80 81-90

NILAI

Gambar 1. Diagram Rentang Nilai Siklus I

Sebanyak 10 siswa yang mengalami kesulitan tersebut rata-rata mendapatkan nilai 40


sampai 47 dalam mata pelajaran IPAS pada materi Indonesia kaya budaya. Dengan KKM IPAS
yaitu 70, maka nilai tersebut masih terbilang sangat jauh dari harapan dan keinginan peneliti.
Sedangkan untuk 13 siswa yang lain mendapatkan nilai sebesar 68 hingga 87. Untuk
meningkatkan nilai dari 13 siswa tersebut, peneliti menerapkan siklus 1 dengan menggunakan
model pembelajaran NHT dengan media video, alasan menggunakan model pembelajaran ini
karena dengan metode ini menekankan kegiatannya pada kemampuan berkelompok siswa,
sehingga siswa dapat menggali potensi dirinya dan mengembangkan kemampuannya secara
maksimal, siswa ditintut banyak berdiskusi dengan kelompok agar siswa tersebut dapat
mengerti dan memahami materi kebudayaan yang ada di Indonesia. Tahap perencanaan dalam
penelitian ini dilakukan dengan menyiapkan gambar materi kebudayaan di Indonesia yang
akan diberikan kepada siswa. , jika ada kesulitan dalam pengerjaan tugas langsung akan
dibimbing dalam kelompok untuk diperbaiki dan diperiksa kembali. Jika masih mengalami
kesulitan dalam pengerjaan guru melakukan pendekatan kepada siswa dan menanyakan
tentang kesulitan-kesulitan yang dihadapi.
Setelah selesai pada tahap Siklus Pertama maka peneliti melanjutkan ke Siklus 2.
Siklus 2 pada tahap ini perlu dilaksanakan karena hasil tes pada Siklus Pertama Tahap Refleksi
perolehan nilai siswa masih jauh dari nilai yang diharapkan dimana peneliti berharap setiap
siswa mendapatkan nilai melampaui KKM. Dari awal sebelum diterapkannya model
pembelajaran NHT ini nilai siswa rata-rata 56. Setelah dilakukan siklus 21 siswa tersebut
mendapatkan nilai rata-rata 73. Nilai ini masih belum memenuhi KKM untuk keseluruhan
siswa dengan nilai 70. Untuk itu peneliti melakukan siklus kedua dan nilai rata-rata siswa naik
menjadi 86. Adanya kegagalan pada siklus 1 disebabkan kurangnya pemahaman siswa dalam

17
memahami materi dengan media gambar. Oleh sebab itu pada siklus 2 media di ganti dengan
media video. Setelah dilakukan perbaikan pada Siklus 2, Tahap Perencanaan selesai, maka
dilanjutkan ke tahap berikutnya yaitu Siklus 2 Tahap Pelaksanaan.

Tabel 2. Data Rentang Nilai Siswa Siklus II

Nilai Frekuensi

41-50 1

51-60 -

61-70 -

71-80 8

81-90 2

91-100 12

Jumlah Siswa 23

RENTANG NILAI SIKLUS II


14

12
12
10
FREKUENSI

8
8
6

2
1 0 0 2
0
41-50 51-60 61-70 71-80 81-90 91-100

NILAI

Gambar 2. Diagram Rentang Nilai Siklus II

Hal ini merujuk pada model pembelajaran NHT. Pada dasarnya model merupakan pola
umum perilaku pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Pembelajaran adalah segala upaya yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses
belajar pada diri siswa, secara implisit pada sebuah kegiatan untuk memilih
18
menetapkan dan mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang
diinginkan (Junaeidi, 2019).
Menurut Sundari (2015) mengungkapkan bahawa model pembelajaran
merupakan seperangkat materi dan prosedur pembelajaran atas dasar landasan teoretis
tertentu untuk tujuan pembelajaran tertentu.
Model pembelajaran NHT adalah model pembelajaran secara berkelompok.
Pada metode ini dibagi memjadi beberapa fase. Fase 1: Penomoran (Numbering)
Dalam fase ini guru membagi siswa kedalam kelompok 3-5 orang dan kepada setiap
anggota kelompok diberi nomor sehingga tiap siswa memiliki nomor yang berbeda.
Fase 2: Mengajukan Pertanyaan (Questoining) Guru mengajukan pertanyaan kepada
siswa. Pertanyaan dapat bervariasi dari yang bersifat spesifik hingga yang bersifat
umum. Fase 3: Berfikir Bersama (Heads Together) Siswa menyatukan pendapatnya
terhadap jawaban dari pertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya
mengetahui jawaban tim. Fase 4: Pemberian Jawaban (Answering) Guru memanggil
satu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai dengan yang dipanggil
oleh guru mengacungkan tangannya dan mencoba menjawab pertanyaan untuk seluruh
kelas.
2. Tahap Pelaksanaan
Penyampaian materi Indonesia kaya budaya menggunakan model pembelajaran NHT
ini dilaksanakan selama dua kali pertemuan. Di awal peneliti melakukan tanya jawab dengan
siswa untuk mengetahui seberapa luas pengetahuan siswa tentang kebudayaan di Indonesia.
Dari sini siswa sudah mulai terpancing untuk mengingat apa saja kebudayaan yang ada di
Indonesia. Kemudian peneliti menjelaskan keragaman yang apa saja yang ada di Indonesia.
Setelah itu peneliti melakukan evaluasi menggunakan lembar tes dimana peneliti menyiapkan
15 soal materi Indonesia kaya budaya. Pada siklus pertama ini siswa Kelas IV di SD Negeri 1
Wonorejo mampu menjawab 7-10 soal yang diberikan oleh peneliti. Namun dari 10 siswa yang
mengalami kesulitan memahami materi Indonesia kaya budaya tersebut mendapatkan nilai 47
hanya 5 anak atau (22%) dan 4 anak atau (17%) memperoleh nilai 67 dan 12 anak dari
mendapatkan nilai 87 atau (61%) yang berarti mereka bisa menjawab benar 13 soal. Meskipun
demikian, peneliti tetap akan membimbing siswa yang mengalami kesalahan sampai nilai
mencapai sempurna sesuai dengan model pembelajaran NHT.

Pada pertemuan kedua peneliti menggunakan media video pada pemamaparan materi
Indonesia kaya budaya. Pengubahan media video pada pertemuan pertama karena kendala yang
dialami pada pertemuan pertama siswa belum secara maksimal memahami materi. Maka
peneliti dirasa perlu mengganti media untuk memahamkan materi kebudayaan Indonesia

19
kepada siswa. Kemudian siswa dibagi dalam beberapa kelompoknyang terdiri dari 5 ± 6
orang. Tiap anggota diberi nomor. Guru memberikan masalah/pertanyaan kepada
siswa. Siswa diberi waktu berfikir dan bekerja. Siswa duduk secara berhadap-hadapan.
Setiap siswa memberi pendapat dalam kelompok. Guru berkeliling kelas membimbing
siswa saat bekerja kelompok. Kelompok menentukan jawaban dari hasil diskusi. Guru
memanggil nomor siswa untuk memberi jawaban dari pertanyaan yang telah diberikan.
Guru memberi penghargaan kepada anggota kelompok yang berhasil menjawab
pertanyaan dengan baik.
Hal tersebut sesuai dengan prinsip dasar metode NHT NHT adalah metode
belajar dengan cara setiap siswa diberi nomor dan dibuat suatu kelompok, kemudian
secara acak, guru memanggil nomor dari siswa. Lie (2010: 59) menyatakan bahwa
model pembelajaran kepala bernomor (Numbered Heads) dikembangkan oleh Spencer
Kagan. Karena model ini memberikan kesempatan siswa untuk saling membagikan
ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat.
Dari hasil evaluasi lembar tes tersebut perolehan nilai siswa masih ada yang
mendapatkan nilai di bawah KKM dari 10 siswa yang mengalami kesulitan. Untuk itu peneliti
melakukan tahapan selanjutnya yaitu siklus II dimana peneliti sedikit mengubah dari media
yang awal nya media gambar menjadi media video pada siklus II. Pada media video materi
lebih menarik daninovatif, sehingga peserta didik lebih antusias dalam pembelajaran pada
materi keanekaragaman budaya Indonesia. Peneliti secara langsung melibatkan siswa dengan
meminta siswa untuk memperhatikan secara seksasama video pada screen, kemudian setalah
menyelesaikan melihat video, guru memberikan LKPD kepada kelompok. Selanjtnya
kelompok berdiskusi untuk menyelesaikan tugas yang ada pada LKPD, setelah menyelesaikan
tugas kelompok guru memanggil no secara acak agar siswa setiap kelompok maju kedepan
dan menjelaskan hasil diskusi kelompok.
Setelah itu peneliti melakukan evaluasi untuk memastikan pemahaman siswa tersebut
dengan memberikan 15 soal tentang keragaman kebudayaan Indonesia. Ketika dikumpulkan
dan dilakukan penilaian, dari 23 siswa 22 sudah mencapai rentang nilai 80-100.

3. Tahap Pengamatan
Dalam proses ini, peneliti menyadari bahwa hambatan yang dialami siswa SD Negeri
1 Wonorejo khususnya 10 siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi Indonesia
kaya budaya bersusun dikarenakan adanya kurangnya pemahaman jenis tentang budaya-
budaya yang ada di Indonesia. Sehingga siswa masih bingung apa saja jenis-nis keragamanan
budaya yang ada. Dari permasalahan tersebut peneliti memilih model pembelajaran NHT

20
dengan media video untuk memberikan kemudahan pada siswa untuk meningkatkan dan
menambah wawasan tentang keberagaman yang ada di Indonesia. Selain itu, melalui model
pembelajaran NHT dengan media video ini, peneliti berharap siswa dapat dengan mudah
mengetahui berbagai jenis kebudayaan yang ada di Indonesia. (Heruman, 2014: 4). Anak harus
memahami makna dari topik yang sedang dipelajari, memahami simbol tertulis, dan yang
diucapkan. Memperbanyak melihat melalui video ataupun membaca merupakan jalan yang
efektif.
Pada siklus 1, siswa hanya mendengarkan pemaparan materi melalui gambar-gambar
dari peneliti. Pada siklus 1 tidak mengalami peningkatan nilai yang signifikan. Pada akhirnya
peneliti memutuskan untuk beranjak pada siklus 2 dimana peneliti mengganti media gambar
menjadi video agar lebih menarik. Pada siklus 2, nilai dari 10 siswa yang mengalami kesulitan
tersebut menunjukkan peningkatan bahkan ada yang melampaui nilai KKM yaitu rentang nilai
dari 80-100.
Pada tahap pengamatan ini, peneliti juga meminta bantuan dari rekan sejawat untuk
melakukan pengamatan agar tercipta penilaian yang obyektif dan sesuai. Pengamatan oleh
rekan sejawat tersebut dilakukan mulai dari kesiapan RPP, bahan ajar, dan cara penyampaian
materi dari peneliti kepada siswa. Dari siklus 1, rekan sejawat sebagai pengamat menemukan
bahwa siswa mengalami kebosanan dari media yang hanya berupa gambar. Terlihat dari saat
interaksi tanya jawab dengan peneliti sehingga respon siswa hanya sebagian saja saat tanya
jawab dengan peneliti. Dari pengamatan teman sejawat tersebut munculah penggantian media
gambar menjadi media video pada materi Indonesia kaya budaya yang dilakukan pada siklus
2. Dengan mengajak siswa ikut berperan aktif dalam kelompok saat berdiskusi setelah melihat
materi pada video.
4. Tahap Refleksi
Pada tahap ini, peneliti melakukan siklus 1 dan siklus 2 untuk memantabkan tujuan
peneliti yaitu meningkatkan nilai siswa dalam materi Indonesia kaya budaya. Dalam hal ini
karakteristik siswa juga turut andil dalam keberhasilan serta kegagalan siklus 1 dan siklus 2.
Dalam siklus 1 mengalami kegagalan dikarenakan ada beberapa siswa yang mempunyai
karakteristik menyukai pembelajaran dengan video yang menarik sedangkan siklus pertama
peneliti hanya menjelaskan dengan media gambar. Kemudian siswa mengerjakan LKPD
secara berkelompok dan selanjutnya mengerjakan latihan soal. Pada siklus 2, media peneliti
mengguunakan video sehingga siswa antusias. Model merupakan pola umum perilaku
pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Hal tersebut sesuai
Kurniawati (2021) dalam pembelajaran yang direncanakan haruslah efektif dan efesien
sehingga tujuan pembelajaran tercapai dan diterima dengan baik oleh peserta didik
sehingga tujuan nasional pendidik mampu dicapai dengan baik.

21
Dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di awal, peneliti menjelaskan
berbagai macam jenis keberagaman budaya di Indonesia. Pada siklus 2, siswa mendapatkan
peningkatan nilai sampai ada yang melampaui nilai KKM. Pada siklus 2, setelah adanya
perubahan media dan dalam penyampaian model pembelajaran NHT dari 10 siswa yang
mengalami kesulitan dalam memahami materi Indonesia kaya budaya dengan rentang nilai 80-
100, dengan KKM 70. Dari peningkatan nilai yang telah diperoleh siswa maka peneliti
menghentikan siklus ini dan menyatakan bahwa penerapan model pembelajaran NHT di SD
Negeri 1 Wonorejo telah berjalan dengan lancar dan berhasil.

22
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa
kelas IV SD Negeri 1 Wonorejo Lawang. Proses pembelajaran IPS dengan menggunakan
model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dilakukan melalui tahapan: (1)
penomoran; (2) mengajukan pertanyaan; (3) berpikir bersama; (4) menjawab, dan (5)
penghargaan kelompok. Penggunaan model pembelajaran tersebut berdampak baik pada
proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar pada
pratindakan diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 53,75 dengan ketuntasan belajar sebesar
16,67%. Pada siklus I diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 72,40 dengan ketuntasan belajar
sebesar 70,83%. Pada siklus II diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 91,15 dengan ketuntasan
belajar 95,83%. Sementara aktivitas siswa meningkat dari 53,47% atau kategori sangat kurang
pada siklus I menjadi 82,12% atau kategori baik pada siklus II.

B. SARAN
Setelah melaksanakan penelitian dan melihat hasil yang didapatkan, maka disarankan
untuk:
1. Bagi Siswa
▪ Peneliti berharap supaya semua siswa lebih semangat dan giat berlatih di sekolah
dalam pembelajaran mata pelajaran apapun dnegan menggunakan metode atau
model pembelajaran yang diberikan guru.
▪ Peneliti juga menyarankan kepada siswa supaya belajar mandiri di rumah untuk
melatih kemampuan, memperdalam materi serta mempertajam daya ingat baik
dalam mata pelajaran IPAS maupun mata pelajaran yang lain.
2. Bagi guru lain:
▪ Saran untuk guru lain supaya lebih aktif dalam mencari dan menerapkan model,
metode serta media kreatif untuk diaplikasikn kepada siswa supaya dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Peneliti
▪ Peneliti berharap supaya lebih semangat untuk mengidentifikasi karakteristik siswa.
Karena berdasarkan hal tersebut, guru dapat menganalisa media ataupun model
pembelajaran yang sesuai dengan karateristik serta gaya belajar siswa dalam
mencapai tujuan pembelajaran.

23
4. Bagi Sekolah
▪ Sebagai referensi data pendukung seandainya sekolah menyiapkan data untuk
dokemen akreditasi sekolah.
5. Diri sendiri
▪ Berlatih melakukan PTK serta belajar memahami permasalahan pembelajaran
dikelas.
6. Bagi Peneliti Selanjutnya
▪ Peneliti berharap bahwa peneliti selanjutnya dapat mengembangkan metode,
model pembelajaran lain untuk menyampaikan materi Indonesia kaya budaya
kepada siswa khususnya siswa dengan keterbatasannya yang secara tidak langsung
sulit memahami materi IPAS. Selain mengembangkan metode, peneliti juga
berharap agar peneliti selanjutnya dapat memperbaiki metode NHT dalam materi
Indonesia kaya budaya ini.

24
DAFTAR PUSTAKA
Aksara, B., & Cipta, R. (2014). Arsyad, Azhar. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali
Pers Biseri, Hasan. 2014.“Meningkatkan Minat Belajar Matematika Siswa Melalui
Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learning Dengan Menciptakan Ruang Yang
Kondusif Untuk Membangun Sugesti Siswa”. Jurnal. Program Studi Pendidikan
Matematika, STKIP PGRI Sidoarjo (Vol: 2, No: 1, 2014). Jurnal. Universitas
Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol, 2(1).
Amalia, F (2020). Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT). Program Studi
Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri
Metro.
Astutik, S. (2020). Penggunaan Media Video Pembelajaran Dan Power Point Dalam Mata
Pelajaran Tik Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Gurah. In Science, Engineering, Education,
and Development Studies (SEEDS): Conference Series (Vol. 4, No. 2).
Daryato. 2017. Pengertian Pemahaman. http://www.jejakpendidikan.com/2017/12/pengertian-
pemahaman.html
Deliany, N., Hidayat, A., & Nurhayati, Y. (2019). Penerapan multimedia interaktif untuk
meningkatkan pemahaman konsep IPA peserta didik di sekolah dasar. Educare, 90-97.
Fahri, M. U. (2020). Pemanfaatan video sebagai media pembelajaran.
Fitri, A., Rasa, A. A., Kusumawardhani, A., Nursya’bani, K. K., Fatimah, K., & Setianingsih,
N. I. (2021). Buku Panduan Guru Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial. Kementrian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia.
Ferry, D., & Kamil, D. (2019). Peningkatan hasil belajar biologi siswa melalui penerapan
media video animasi tiga dimensi (3D). Pedagogi Hayati, 3(2), 1-11.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia
Junaedi, I. (2019). Proses pembelajaran yang efektif. JISAMAR (Journal of Information
System, Applied, Management, Accounting and Research), 3(2), 19-25.
Menurut Hasanah (2017), observasi diartikan sebagai proses pengamatan secara sistematis dari
kegiatan manusia dan pengaturan fisik pada kegiatan tersebut berlangsung secara
berkelanjutan dari aktivitas yang bersifat alami untuk memperoleh fakta
Hidayana, A.F & Prasetyo, H. (2019). Rasionalisasi IPS (Pengertian, Rasionalisasi, dan
Kompetensi IPS). Progam Pasca Sarjana prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah fakultas
Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan universitas Islam Negeri Yogyakarta.

25
Hopeman, T.A., Hidayah Nur., Anggraeni, W.A (2022). Hakikat, Tujuan dan Karakateristik
Pembelajaran IPS yang Bermakna Pada Peserta Didik Sekolah Dasar. Jurnal Kiprah
Pendidikan, 1(3), Halaman, 141-149.
Kurniawati, W. (2021). Desain Perencanaan Pembelajaran. JURNAL AN-NUR: Kajian Ilmu-
Ilmu Pendidikan dan Keislaman, 7(01), 1-10.
Lie, A. 2010. Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang
kelas. Jakarta: Grasindo
Maisyarah, R. (2020). Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Berbasis Problem
Based Learning Berbantuan Geogebra untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Kreatif dan Disposisi Matematis Siswa (Doctoral dissertation, UNIMED).
Mandasari, E. & Ramadhani, S. (2019). Modifikasi model pembelajaran numbered heads
together (NHT) dengan strategi pembelajaran tugas dan paksa. Prosiding Seminar
Nasional Pendidikan KALUNI, Vol. 2, 275-286. Jakarta: LPPM Universitas
Indraprasta PGRI.
Mizaniya, M., & Rokhimawan, M. A. (2021). Peningkatan hasil belajar matematika dengan
model pembelajaran Numbered Heads Together. Mitra PGMI: Jurnal Kependidikan
MI, 7 (1), 67-86. Prasetyaningtias, F.D., Sholeh, M., Sulaswari, M., Wijayanti, T.
(2021). Model Experimental Learning Pada Pembelajran IPS di Sekolah Dasar. Pasca
Sarjana Universitas Negeri Semarang.
Niken, dkk. 2020. PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Klaten: Lakeisha.
Rahmawati, A.G & Karlimah (2021). Analisis Video Pembelajaran Matematika Dalam Upaya
Peningkatan Penyelesaian masalah bilangan pecahan siswa SD. Jurnal Pembelajaran
Matematika Inovatif, Vol. 4, No.5.
Rahman, F (2020). Video Sebagai Media Komunikasi. Program Studi Desain Komunikasi
VisualFakultas Seni dan Desain, Universitas Negeri Makassar.
Ryana, C (2007). Pengertian Video Pembelajaran dan karakteristiknya. https://an-
nur.ac.id/pengertian-video-pembelajaran-dan-karakteristiknya/
Septaryanto, J (2019). Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatiftipe TGT (teams game
tournaments) Pada Mata Pelajaran IPS untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V di
Uptd SDN Banyoneng laok 03 Geger Bangkalan. STKIP PGRI Bangkalan, Vol 3, Nomor
2
Sundari, H. (2015). Model-model pembelajaran dan pemerolehan bahasa kedua/asing. Jurnal
Pujangga, 1(2), 106-117.

26
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan
Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.

27
LAMPIRAN
FORMAT REFLEKSI AWAL UNTUK MENEMUKAN MASALAH DALAM PKP
No Hari/Tanggal Identifikasi Masalah Penyebab Solusi
1 Senin,16 Okt Sebagian besar siswa 1. Pelajaran dilakukan 1. Guru menggunakan
2023 kelas IV SDN 1 Lawang pada jam terakhir media video
Kab Malang mengalami siang hari 2. Guru harus berani
kesulitan dalam 2. Siswa tidak terbiasa menggunakan
pelajaran IPAS materi belajar berkelompok variasi metode
Indonesia Kaya Budaya 3. Guru tidak pembelajaran yang
(hanya 4 dari 23 siswa menggunakan media lebih menarik siswa
yang memperoleh nilai pembelajaran dalam belajar di
diatas KKM, 70) 4. Guru menggunakan kelas
metode konvensional 3. Guru membentuk
kelompok belajar
dalam kelas
2 Rabu, 18 Sebagian besar siswa 1. Malas dan tidak 1. Melakukan
Oktober 2023 kelas IV SDN 1 Malang terbiasa membaca pembiasaan
Kab Lawang mengalami 2. Tidak bisa memahami membaca 15 menit
kesulitan dalam materi di awal
pelajaran Bahasa 3. Guru tidak pembelajaran.
Indonesia materi menggunakan media 2. Guru mengajak
membaca dengan pembelajaran mencari ide pokok
pemahaman (hanya 8 4. Guru menggunakan pada setiap bacaan
dari 20 siswa yang metode konvensional agar siswa bisa
memperoleh nilai diatas mengerti dan tidak
KKM, 78) membaca terlalu
Panjang.
3. Mencari metode dan
media yang lebih
inovatif
Masalah yang Penyebab Alasan Pemilihan Rencana Solusi
dipilih Masalah
Sebagian besar siswa 1. Pelajaran dilakukan 1. Guru lebih menguasai Guru akan menerapkan
kelas IV SDN 1 pada jam terakhir di mata pelajaran IPAS metode (Numbered
Lawang Kab Malang siang hari dibandingkan dengan Head Together) karena
mengalami kesulitan 2. Siswa tidak terbiasa mata pelajaran lainnya model pembelajaran
dalam pelajaran belajar berkelompok 2. Paling banyak jumlah kooperatif ini memacu
IPAS materi 3. Guru tidak siswa yang belum kerjasama siswa melalui
Indonesia Kaya menggunakan media mencapai minimal belajar dalam kelompok
Budaya (hanya 5 dari pembelajaran batas KKM dibanding yang anggotanya
23 siswa yang 4. Guru menggunakan dengan mata pelajaran beragam untuk
memperoleh nilai metode konvensional lain menguasai keterampilan
3. Guru telah yang sedang dipelajari.
diatas KKM, 70)
menemukan metode
yang tepat untuk
peningkatan hasil
belajar siswa

Rumusan Masalah Tujuan Perbaikan Pembelajaran


Bagaimana penerapan model pembelajaran Meningkatkan pemahaman materi IPS materi Indonesia
Numbered Heads Together (NHT) dengan Kaya Budaya menggunakan metode NHT oleh siswa
media Video pembelajaran dapat meningkatkan kelas IV SD Negeri 1 Wonorejo Kab. Malang
pemahaman materi IPS pada siswa kelas IV SD
Negeri Wonorejo 1 Lawang.
SIKLUS 1
MODUL AJAR KURIKULUM MERDEKA 2023
IPAS SD KELAS 4

INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS MODUL
Penyusun : Dwi Sari Kurniawati, S.Pd
Instansi : SDN 1 Wonorejo
Tahun Penyusunan : Tahun 2023
Sekolah : SD Negeri 1 Wonorejo
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Fase / Kelas : B/4
BAB 6 : Indonesiaku Kaya Budaya
Topik : Kekayaan Budaya Indonesia
Alokasi Waktu : 4 JP
B. KOMPETENSI AWAL
• Mendeskripsikan keragaman budaya dan kearifan lokal di daerahnya masing-
masing.
• Mengetahui manfaat dan pelestarian keragaman budaya di Indonesia.
C. CAPAIAN PEMBELAJARAN
• Peserta didik dapat meningkat pemahamannya dalam materi Indonesia Kaya
Budaya dalam pembelajaran IPS melalui model pembelajaran Numbered
Heads Together (NHT) dengan media gambar.

D. PROFIL PELAJAR PANCASILA


1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia,
2) Berkebinekaan global,
3) Bergotong-royong,
4) Mandiri,
5) Bernalar kritis, dan
6) Kreatif.
E. SARANA DAN PRASARANA

• Sumber Belajar: (Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi


Republik Indonesia, 2021 Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial untuk SD Kelas IV,
Penulis: Amalia Fitri, dkk dan Internet), Lembar kerja peserta didik

Pengenalan Tema
• Buku Guru bagian Ide Pengajaran
• Persiapan lokasi: Lingkungan sekitar sekolah

Topik: Kekayaan Budaya Indonesia


• Lembar informasi kebudayaan Indonesia
E. TARGET PESERTA DIDIK
❖ Peserta didik reguler/tipikal: umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami
materi ajar.
❖ Peserta didik dengan pencapaian tinggi: mencerna dan memahami dengan cepat, mampu
mencapai keterampilan berfikir aras tinggi (HOTS), dan memiliki keterampilan
memimpin
F. MODEL PEMBELAJARAN
❖ Pembelajaran Tatap Muka
KOMPONEN INTI
A. TUJUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
1. Melalui pengamatan gambar pembelajaran, siswa dapat mengidentifikasi
berbagaikeragaman budaya yang ada di Indonesia.
2. Melalui pengamatan gambar pembelajaran, siswa dapat mengetahui faktor
yangmenyebabkan keberagaman di Indonesia.
3. Melalui pengamatan gambar pembelajaran, siswa dapat menerapkan sikap
menghargaikeberagaman di lingkungannya.
Karakter yang Diharapkan :
• Kerjasama
• Partisipasi
• Tekun
• Tanggung jawab
• Peduli
B. MATERI PEMBELAJARAN
Indonesia Kaya Akan Budaya

C. PEMAHAMAN BERMAKNA
Topik Pengenalan tema
Meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan aktivitas yang berkaitan dengan tema
pembelajaran sebagai perkenalan, menyampaikan apa yang ingin dan akan dipelajari di bab
ini. dan membuat rencana belajar.

Topik
Meningkatkan kemampuan siswa dalam mengidentifikasi berbagai keragaman budaya
yang ada di Indonesia. Siswa dapat mengetahui faktor yang menyebabkan keberagaman di
Indonesia. Siswa dapat menerapkan sikap menghargai keberagaman di lingkungannya.

D. PERTANYAAN PEMANTIK
Pengenalan Topik Bab 4
1. Di manakah daerah tempat tinggal kalian berada?
2. Apakah nama provinsi daerah tempat tinggal kalian?
3. Bagaimanakah sebuah daerah mengalami perkembangan?

Topik : kekayaan Budaya Indonesia


1. Bagaimana kehidupan masyarakat di daerah tempat tinggalku?
2. Apa pengaruh kondisi geografis terhadap mata pencaharian penduduknya?
3. Apa pengaruh masyarakat pendatang terhadap kehidupan masyarakat di daerah tempat
tinggalku?
4. Bagaimana sikap yang baik menghadapi kehadiran masyarakat pendatang?
E. METODE dan MODEL PEMBELAJARAN
Metode : Ceramah, tanya jawab, diskusi
Model : Numbered Heads Together (NHT)
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Topik : Kekayaan Budaya Indonesia
1. Kegiatan Awal (5 menit)
a. Guru mengkondisikan kelas, salam, berdoa, dan presensi.
b. Guru memberikan motivasi dengan menyanyikan lagu
Dari Sabang Sampai
Merauke
Dari sabang sampai merauke
Berjajar pulau pulau
Sambung menyambung menjadi
satu
Itulah indonesia
Indonesia tanah airku
Aku berjanji padamu
Menjunjung tanah airku
Tanah airku Indonesia

c. Apersepsi
- Guru melakukan apersepsi melalui kegiatan tanya Jawab. Guru
bertanya, “Apakah dasar Negara Indonesia?”
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
- Guru menyampaikan cakupan materi dan uraian kegiatan pembelajaran
secara singkat.
2. Kegiatan Inti (45 menit)
a. Eksplorasi
- Guru menampilkan beberapa gambar pembelajaran tentang Kekayaan
BudayaIndonesia.
- Siswa memperhatikan gambar-gamabr tentang Kekayaan Budaya
Indonesia yang ditampilkan guru
- Guru melakukan tanya jawab berkaitan dengan gambar pembelajaran
tentang Kekayaan Budaya Indonesia.
b. Elaborasi
- Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok. Tiap kelompok terdiri
dari 3-5 anak dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 -
5.
- Guru membagikan Lembar Kerja tentang apa saja Kekayaan Budaya yang
ada di Indonesia untuk dikerjakan siswa secara berkelompok.
- Siswa mengerjakan secara kelompok dan meyakinkan tiap anggota dalam
kelompok mengetahui jawaban kelompok.
c. Konfirmasi
- Guru memanggil salah satu nomor dalam kelompok dan siswa yang
merasa nomornya terpanggil mengacungkan jarinya dan menyampaikan
hasil diskusinya, kemudian guru memanggil nomor dalam kelompok lain
untuk menanggapi jawaban temannya. Demikian seterusnya.
- Guru mengkonfirmasi hasil diskusi siswa.
- Kelompok yang paling banyak menjawab pertanyaan dengan benar akan
mendapatkan penghargaan dari guru.

3. Kegiatan Penutup (20 menit)


- Guru dan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran.
- Siswa mengerjakan soal evaluasi.
- Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa.
- Guru memberi penguatan dan motivasi.
- Guru memberikan umpan balik
- Guru menyampaikan refleksi.
- Guru memberikan tindak lanjut.
- Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari di pertemuan
selanjutnya.
G. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR
1) MEDIA PEMBELAJARAN
Gambar keanekaragaman budaya Indonesia

2) SUMBER BELAJAR SISWA


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik Indonesia, 2021
Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial untuk SD Kelas IV, Penulis: Amalia Fitri,dkk dan
Internet.

H. ASESMEN / PENILAIAN
1. Prosedur Tes
a. Tes Awal : Pre test
b. Tes Proses : Lembar Kerja siswa dalam kelompok
c. Tes Akhir : Post test
2. Jenis Tes
a. Tes Tulis : Jawaban singkat
b. Tes Lisan : Presentasi Kelompok

Mengetahui Lawang, 2023


Kepala Sekolah Guru Kelas IV

NINING SULISTYANI P, S.E.,M.Pd Dwi Sari Kurniawati, S.Pd


NIP. 1975051620140820001 NIP -

\
SIKLUS 2
MODUL AJAR KURIKULUM MERDEKA 2023 IPAS
SD KELAS 4

INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS MODUL
Penyusun : Dwi Sari Kurniawati, S.Pd
Instansi : SDN 1 Wonorejo
Tahun Penyusunan : Tahun 2022
Jenjang Sekolah : SD
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS)
Fase / Kelas : B/4
BAB 6 : Indonesiaku Kaya Budaya
Topik : Kekayaan Budaya Indonesia
Alokasi Waktu : 4 JP
B. KOMPETENSI AWAL
• Mendeskripsikan keragaman budaya dan kearifan lokal di daerahnya masing-
masing.
• Mengetahui manfaat dan pelestarian keragaman budaya di Indonesia.
C. CAPAIAN PEMBELAJARAN
• Peserta didik dapat meningkat pemahamannya dalam materi Indonesia Kaya
Budaya dalam pembelajaran IPS melalui model pembelajaran Numbered
Heads Together (NHT) dengan media Video.
D. PROFIL PELAJAR PANCASILA
1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia,
2) Berkebinekaan global,
3) Bergotong-royong,
4) Mandiri,
5) Bernalar kritis, dan
6) Kreatif.
E. SARANA DAN PRASARANA

• Sumber Belajar: (Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi


Republik Indonesia, 2021 Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial untuk SD Kelas IV,
Penulis: Amalia Fitri, dkk dan Internet), Lembar kerja peserta didik

Pengenalan Tema
• Buku Guru bagian Ide Pengajaran
• Persiapan lokasi: Lingkungan sekitar sekolah

Topik: Kekayaan Budaya Indonesia


• Lembar informasi kebudayaan Indonesia
A. TARGET PESERTA DIDIK
• Peserta didik reguler/tipikal: umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan
memahami materi ajar.
• Peserta didik dengan pencapaian tinggi: mencerna dan memahami dengan cepat, mampu
• mencapai keterampilan berfikir aras tinggi (HOTS), dan memiliki keterampilan
memimpin
F. MODEL PEMBELAJARAN
❖ Pembelajaran Tatap Muka
KOMPONEN INTI
A. TUJUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
1. Melalui pengamatan video pembelajaran, siswa dapat mengidentifikasi berbagai
keragaman budaya yang ada di Indonesia.
2. Melalui pengamatan video pembelajaran, siswa dapat mengetahui faktor yang
menyebabkan keberagaman di Indonesia.
3. Melalui pengamatan video pembelajaran, siswa dapat menerapkan sikap menghargai
keberagaman di lingkungannya.
Karakter yang Diharapkan :
• Kerjasama
• Partisipasi
• Tekun
• Tanggung jawab
• Peduli
B. MATERI PEMBELAJARAN
Indonesia Kaya Akan Budaya

C. PEMAHAMAN BERMAKNA
Topik Pengenalan tema
Meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan aktivitas yang berkaitan dengan tema
pembelajaran sebagai perkenalan., menyampaikan apa yang ingin dan akan dipelajari di bab
ini. dan membuat rencana belajar.

Topik
Meningkatkan kemampuan siswa dalam mengidentifikasi berbagai keragaman budaya
yang ada di Indonesia. Siswa dapat mengetahui faktor yang menyebabkan keberagaman di
Indonesia. Siswa dapat menerapkan sikap menghargai keberagaman di lingkungannya.

D. PERTANYAAN PEMANTIK
Pengenalan Topik Bab 4
1. Di manakah daerah tempat tinggal kalian berada?
2. Apakah nama provinsi daerah tempat tinggal kalian?
3. Bagaimanakah sebuah daerah mengalami perkembangan?

Topik : kekayaan Budaya Indonesia


1. Bagaimana kehidupan masyarakat di daerah tempat tinggalku?
2. Apa pengaruh kondisi geografis terhadap mata pencaharian penduduknya?
3. Apa pengaruh masyarakat pendatang terhadap kehidupan masyarakat di daerah tempat
tinggalku?
4. Bagaimana sikap yang baik menghadapi kehadiran masyarakat pendatang?
E. METODE DAN MODEL PEMBELAJARAN
Metode : Ceramah, tanya jawab, diskusi
Model : Numbered Heads Together (NHT)
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Topik : Kekayaan Budaya Indonesia
1. Kegiatan Awal (5 menit)
a. Guru mengkondisikan kelas, salam, berdoa, dan presensi.
b. Guru memberikan motivasi dengan menyanyikan lagu
Hee yamko Rambe Yamko
Aronawa kombe
Hee Yamko Rambe Yamko
Aronawa Kombe
Temino Kibe Kubano Ko Bombe Ko
Yuma No Bungo Awe Ade
Temino Kibe Kubano Ko Bombe Ko
Yuma No Bungo Awe Ade
Hongke Hongke, Hongke Riro
Hongke Jombe, Jombe Riro
Hongke Hongke, Hongke Riro
Hongke Jombe, Jombe Riro
c. Apersepsi
- Guru melakukan apersepsi melalui kegiatan tanya Jawab. Guru
bertanya, “Apakah yang disebut budaya?”
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
- Guru menyampaikan cakupan materi dan uraian kegiatan pembelajaran
secara singkat.
2. Kegiatan Inti (45 menit)
a. Eksplorasi
- Guru menampilkan media video pembelajaran tentang Kekayaan Budaya
Indonesia.
- Siswa memperhatikan video pembelajaran tentang Kekayaan Budaya
Indonesia yang ditampilkan guru
- Guru melakukan tanya jawab berkaitan dengan isi dari video pembelajaran
tentang Kekayaan Budaya Indonesia.
b. Elaborasi
- Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok. Tiapkelompok terdiri
dari 3-5 anak dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 -
5.
- Guru membagikan Lembar Kerja tentang apa saja Kekayaan Budaya yang
ada di Indonesia untuk dikerjakan siswa secara berkelompok.
- Siswa mengerjakan secara kelompok dan meyakinkan tiap anggota dalam
kelompok mengetahui jawaban kelompok.
c. Konfirmasi
- Guru memanggil salah satu nomor dalam kelompok dan siswa yang
merasa nomornya terpanggil mengacungkan jarinya dan menyampaikan
hasil diskusinya, kemudian guru memanggil nomor dalam kelompok lain
untuk menanggapi jawaban temannya. Demikian seterusnya.
- Guru mengkonfirmasi hasil diskusi siswa.
- Kelompok yang paling banyak menjawab pertanyaan dengan benar akan
mendapatkan penghargaan dari guru.

3. Kegiatan Penutup (20 menit)


- Guru dan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran.
- Siswa mengerjakan soal evaluasi.
- Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa.
- Guru memberi penguatan dan motivasi.
- Guru memberikan umpan balik
- Guru menyampaikan refleksi.
- Guru memberikan tindak lanjut.
- Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari di pertemuan
selanjutnya.
G. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR
1) MEDIA PEMBELAJARAN
Video pembelajaran

2) SUMBER BELAJAR SISWA


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik Indonesia, 2021
Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial untuk SD Kelas IV, Penulis: Amalia Fitri,dkk dan
Internet.
H. ASESMEN / PENILAIAN
1. Prosedur Tes
a. Tes Awal : Pre test
b. Tes Proses : Lembar Kerja siswa dalam kelompok
c. Tes Akhir : Post test
2. Jenis Tes
a. Tes Tulis : Jawaban singkat
b. Tes Lisan : Presentasi Kelompok

Mengetahui Lawang, 2023


Kepala Sekolah Guru Kelas IV

NINING SULISTYANI P, S.E.,M.Pd Dwi Sari Kurniawati, S.Pd


NIP. 1975051620140820001 NIP -
LAMPIRAN DOKUMENTASI VOTO PEMBELAJARAN

SIKLUS 1 DAN SIKLUS 2


HASIL TES

NO NAMA NILAI PRETEST NILAI SIKLUS 1 NILAI SIKLUS 2


1 AISYAH AYU OKTAFIANI 60 67 87
2 ALISA NURUL HABIBA 67 87 93
3 ALYA SYIFA STANIYAH 60 87 93
4 ANANDA SINTA AMALIA 47 47 80
5 ANGELINA FIRDASARI 60 87 93
6 ANINDITA KEYSA ZAHRA 27 47 80
7 AUFA ZAHRA ATHILA PUTRI 47 67 80
8 BASTIAN FAREL DIANDRA ARIZQI 67 87 93
9 CLARISA DWI CAYANTI EVRILIA 47 47 80
10 DEWI PUTRI AGUSTIN 47 67 80
11 M. RAFLI ARDIANSYAH PUTRA W 47 67 80
12 MEYLINDA JELITA KURNIASARI 60 87 80
13 MUHAMMAD BAGUS PRATAMA 47 47 80
14 MUHAMMAD FARHAN ALBANNAH 47 87 87
15 MUHAMMAD FARHAN HAFIZT H F 27 40 47
16 MUHAMMAD YOGA PRATAMA 47 47 80
17 NADHIFA RAMADHANI 80 87 100
18 NADIA DESKA DWI PRATIWI 73 87 100
19 PRASETIA AHMAD ZAKI 60 87 100
20 PUTRI RENITA 47 87 93
21 SALSABIL SALWA FATHINATUZ 80 87 100
22 TIRTA AHMAD DIAS ANGGA PUTRA 67 87 93
23 ZAKIYA FEBRI 60 87 93
JURNAL PEMBIMBINGAN PKP SEMESTER 2023/22024 (2023.2)

Nama mahasiswa : Dwi Sari Kurniawati


NIM : 858866487
Tempat Mengajar : SD NEGERI 1 WONOREJO
: Meningkatkan pemahaman materi IPS materi Indonesia
Kaya Budaya menggunakan metode NHT oleh siswa
Judul Perbaikan Pembelajaran kelas IV SD Negeri 1 Wonorejo Kab. Malang

Kegiatan Hasil/Komentar Tindak Lanjut Bukti


No Hari/Tanggal
Pembimbungan Pembimbingan
1 Minggu, 15 Konsultasi Hasil ldentifikasi Memperbaiki
Okt 2023 tentang Identifikasi harus diuraikan identifikasi
masalah yang masalah yang masalah yang
ditemukan dihadapi dan ditemukan
harus lebih dari
satu

2 Minggu, 22 Eksplorasi Lanjutkan Melakukan


Okt 2023 penyebab masalah eksplorasi di
kelas

3 Rabu, 25 Okt Penentuan Tentukan 1 Menentukan 1


2023 penyebab masalah penyebab dari beberapa
(melalui grup WA) masalah yang penyebab
paling banyak masalah
dialami oleh
siswa
4 Minggu, 29 Eksplorasi alternatif Uraikan hasil Mendetailkan
Okt 2023 solusi eksplorasinya uraian

5 Senin, 30 Okt Penentuan solusi Uraikan solusi Mendetailkan


2023 (melalui grup WA) yang uraian
dilaksanakan

6 Minggu, 5 Pembuatan rencana Tuliskan secara Mendetailkan


Nov 2023 aksi 1 detail rencana uraian
yang akan
dilakukan
7 Rabu, 8 Nov Evaluasi Perbaiki beberapa Melakukan
2023 penyusunan rencana hal yang menjadi perbaikan
aksi 1 dan penekanan
perancangan
rencana aksi 2
(melalui grup WA)

8 Minggu, 12 Pembuatan rencana Tuliskan secara Mendetailkan


Nov 2023 aksi 2 detail rencana uraian
yang akan
dilakukan

9 Rabu, 15 Nov Pembuatan rencana Tuliskan secara Mendetailkan


2023 evaluasi (melalui detail rencana uraian
grup WA) yang akan
dilakukan
10 Minggu, 19 Pelaksanaan praktik Laksanakan Mendalami isi
Nov 2023 pembelajaran dengan mengacu RPP dengan
kepada RPP baik dan cermat
11 Senin, 20 Nov Refleksi praktik Diskusikan Melakukan
2023 pembelajaran dengan diskusi dengan
(melalui grup WA) supervisor dan supervisor dan
teman sejawat observer sebagai
yang diminta upaya perbaikan
menjadi observer
dan buatkan
catatan terhadap
hal-hal yang
perlu dilakukan
perbaikan
12 Minggu,26 Rencana tindak Rumuskan secara Merumuskan
Nov 2023 lanjut jelas rencana rencana tindak
tindak lanjut yang lanjut ke depan
akan dilakukan
ke depan
13 Minggu, 3 Penyusunan laporan Perhatikan kaidah Menyelesaikan
Des 2023 penulisan laporan laporan PKP
karya ilmiah PKP
dengan baik dan
benar
ALAT PENILAIAN KEMAMPUAN GURU (APKG 1)
(APKG 1 – P 1/P2)
LEMBAR PENILAIAN
KEMAMPUAN MERENCANAKAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

NAMA GURU/MAHASISWA : DWI SARI KURNIAWATI


NIM : 858866487
TEMPAT MENGAJAR : SD NEGERI 1 WONOREJO
KELAS : IV
MATA PELAJARAN/TEMA : IPS
WAKTU ( JAM ) : JUM'AT, 07.00-09.10
HARI,TANGGAL : 17 NOVEMBER 2023
UPBJJ-UT : MALANG
PETUNJUK

Baca dengan cermat rencana perbaikan pembelajaran yang akan


digunakan oleh guru/mahasiswa ketika mengajar. Kemudian, nilailah semua
aspek yang terdapat dalam rencana tersebut dengan menggunakan butir
penilaian dibawah ini

1 Menentukan bahan perbaikan


pembelajaran dan merumuskan
tujuan/indikator perbaikan 1 2 3 4 5
pembelajaran
1.1 Menggunakan bahan perbaikan
pembelajaran yang sesuai dengan
kurikulum dan masalah yang
diperbaiki
1.2 Merumuskan tujuan khusus/
indikator perbaikan pembelajaran
Rata-rata butir 1 = A

2 Mengembangkan dan mengorgani-


sasikan materi, media (alat bantu
pembelajaran), dan sumber belajar
2.1 Mengembangkan dan
mengorganisasikan materi
pembelajaran
2.2 Mengembangkan jaringan tema dan
menentukan tema (khusus u/pembel tematik)
2.3 Memilih sumber belajar

2.4 Menentukan dan mengembangkan


alat bantu perbaikan pembelajaran

Rata-rata butir 2 = B
3 Merencanakan skenario perbaikan
pembelajaran
3.1 Menentukan jenis kegiatan
perbaikan pembelajaran
3.2 Menyusun langkah-langkah
perbaikan pembelajaran
3.3 Menentukan alokasi waktu
perbaikan pembelajaran
3.4 Menentukan cara-cara memotivasi
siswa
3.5 Menyiapkan pembelajaran

Rata-rata butir 3 = C
4 Merancang pengelolaan kelas
perbaikan pembelajaran
4.1 Menentukan penataan ruang dan
fasilitas belajar
4.2 Menentukan cara-cara
pengorganisasian siswa agar siswa
dapat berpartisipasi dalam
perbaikan pembelajaran Rata-rata butir 4 = D
5 Merencanakan prosedur, jenis, dan
menyiapkan alat penilaian perbaikan
pembelajaran
5.1 Menentukan prosedur jenis
penilaian
5.2 Membuat alat-alat penilaian dan
kunci jawaban

Rata-rata butir 5 = E
6 Tampilan dokumen rencana perbaikan
pembelajaran
6.1 Kebersihan dan kerapian

6.2 Penggunaan bahasa tulis

Rata-rata butir 6 = F
Nilai APKG 1 = R
A+B+C+D+E+F
R= =
6

LAWANG, 17 NOVEMBER 2023


Penilai 1 / Penilai 2 *

Drs.Tiksno Widyatmoko,M.A.
NIP. 19600625 198802 1 001
No.HP 081233220660
ALAT PENILAIAN KEMAMPUAN GURU (APKG 2)
( APKG 2 - P 1/P2 )

LEMBAR PENILAIAN KEMAMPUAN MELAKSANAKAN


PERBAIKAN PEMBELAJARAN
NAMA GURU/MAHASISWA : DWI SARI KURNIAWATI
NIM : 858866487
TEMPAT MENGAJAR/UJIAN : SD NEGERI 1 WONOREJO
KELAS : IV
MATA PELAJARAN/TEMA : IPS
WAKTU : 07.00-09.10
HARI/TANGGAL : RABU, 22 NOVEMBER 2023
UPBJJ-UT : MALANG

PETUNJUK

1 Amatilah dengan cermat pembelajaran yang sedang berlangsung


2 Pusatkanlah perhatian anda pada kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran serta dampaknya pada diri siswa
3 Nilailah kemampuan guru tersebut dengan menggunakan butir-butir
penilaian berikut
4 Khusus untuk butir 5, yaitu mendemonstrasikan kemampuan khusus
dalam pembelajaran, pilihlah salah satu butir penilaian yang sesuai
dengan mata pelajaran yang sedang diajarkan
5 Nilaiah semua aspek kemampuan guru

1 Mengelola ruang dan fasilitas 1 2 3 4 5


pembelajaran
1.1 Menata fasilitas dan sumber belajar

1.2 Melaksanakan tugas rutin kelas

Rata-rata butir 1 =
2 Melaksanakan kegiatan perbaikan
pembelajaran
2.1 Memulai pembelajaran

2.2 Melaksanakan pembelajaran yang


sesuai dengan tujuan, siswa, situasi
dan lingkungan
2.3 Menggunakan alat bantu (media) pem
belajaran yang sesuai dengan tujuan
siswa, situasi, dan lingkungan
2.4 Melaksanakan pembelajaran dalam
urutan yang logis

2.5 Melaksanakan perbaikan


pembelajaran secara individual,
kelompok atau klasikal
2.6 Mengelola waktu pembelajaran
secara efisien
Rata-rata butir 2 =
3 Mengelola interaksi kelas
3.1 Memberi petunjuk dan penjelasan yang
berkaitan dengan isi pembelajaran
3.2 Menangani pertanyaan dan respon
siswa
3.3 Menggunakan ekspresi lisan, tulisan
isyarat, dan gerak badan
3.4 Memicu dan memelihara ketertiban
siswa
3.5 Memantapkan penguasaan materi
pembelajaran
Rata-rata butir 3 =
4 Bersikap terbuka dan luwes serta
membantu mengembangkan sikap
positif siswa terhadap belajar
4.1 Menunjukkan sikap ramah, luwes,
terbuka, penuh pengertian, dan sabar
kepada siswa
4.2 Menunjukkan kegairahan dalam
mengajar
4.3 Mengembangkan hubungan antar
pribadi yang sehat dan serasi
4.4 Membantu siswa menyadari kelebihan
dan kekurangannya
4.5 Membantu siswa menumbuhkan
kepercayaan diri
Rata-rata butir 4 =
5 Mendemonstrasikan kemampuan
khusus dalam perbaikan pembelajaran
mata pelajaran tertentu
a.Bahasa Indonesia
5.1 Mendemonstrasikan penguasaan
materi Bahasa Indonesia
5.2 Mengembangkan kemampuan
siswa untuk berkomunikasi dan
bernalar
5.3 Memberikan latihan ketrampilan
berbahasa
5.4 Peka terhadap kesalahan
penggunaan istilah teknis

5.5. Memupuk kegemaran membaca

Rata-rata butir 5.a =


b Matematika
5.1 Menanamkan konsep matematika
melalui metode bervariasi yang
sesuai dengan karakter materi
5.2 Menguasai simbol-simbol
matematika
5.3 Memberikan latihan matematika
dalam kehidupan sehari-hari
5.4 Menguasai materi matematika

Rata-rata butir 5.b =E


c IPA
5.1 Membimbing siswa membuktikan
konsep IPA melalui pengalaman
langsung terhadap obyek yang
dipelajari
5.2 Meningkatkan keterlibatan siswa
melalui pengalaman belajar dengan
berbagai kegiatan
5.3 Menggunakan istilah yang tepat
pada setiap langkah pembelajaran
5.4 Terampil dalam melakukan
percobaan IPA serta tepat dalam
memilih alat peraga IPA
5.5 Menerapkan konsep IPA dalam
kehidupan sehari-hari
5.6 Menampilkan penguasaan IPA

Rata-rata butir 5.c = E


d IPS
5.1 Menerapkan metode bervariasi
dalam pembelajaran IPS
5.2 Menggunakan media/alat bantu
dalam pembelajaran IPS
5.3 Meningkatkan keterlibatan siswa
dalam proses pemebelajaran IPS
5.4 Ketepatan menggunakan istilah-istilah/
konsep IPS dalam pembelajaran IPS
5.5. Menerapkan Konsep IPS terpadu
dalam kehidupan Sehari-hari
Rata-rata butir 5.d = E
e PPKn
5.1 Menggunakan metode dan alat
bantu dalam pembelajaran
Pendidikan kewarganegaraan
5.2 Meningkatkan keterlibatan siswa
dalam proses pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan
5.3 Ketepatan penggunaan istilah-istilah
khusus dan konsep dalam
Pendidikan Kewarganegaraan
5.4 Menunjukkan penguasaan materi
Pendidikan Kewarganegaraan
5.5 Menerapkan konsep Pendidikan
Kewarganegaraan dalam kehidupan
sehari-hari Rata-rata butir 5.e = E
6 Melaksanakan penilaian proses dan
hasil belajar
6.1 Melaksanakan penilaian selama
proses pembelajaran
6.2 Melaksanakan penilaian pada akhir
pembelajaran
Rata-rata butir 6 = F

7 Kesan umum pelaksanaan pembelajaran 1 2 3 4 5


7.1 Keefektifan proses pembelajaran

7.2 Penggunaan bahasa Indonesia lisan

7.3 Peka terhadap kesalahan berbahasa


siswa
7.4 Penampilan guru dalam
pembelajaran
Rata-rata butir 7 = G

Nilai APKG 2 PKP PGSD = Y

A+B+C+D+E+F+G
Y= =
7

LAWANG, 22 NOVEMBER 2023


Penilai 1 / Penilai 2 *

Drs.Tiksno Widyatmoko,M.A.
NIP. 19600625 198802 1 001
No.HP 081233220660

Anda mungkin juga menyukai