Halaman judul
PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Disusun Oleh:
FELIX SAPTO NUGROHO
NIM. 23105066
1
Kata Pengantar
Kata Pengantar
Puji dan syukur kepada Allah yang maha kasih, karena dengan cinta kasih-Nya, peneliti dapat Menyusun
Proposal Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA
MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING)
PADA MATERI AKU MEMILIKI KEMAMPUAN PELAJARAN AGAMA KATOLIK DAN
BUDI PEKERTI KELAS VII A FASE D DI SMP NEGERI 08 SEKADAU HILIR
SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2023/2024”
Adapun tujuan dilakukan penelitian Tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan hasil
pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti di SMP N 8 Sekadau Hilir
dan sebagai persyaratan kelulusan dalam Loka karya PPG Dal-Jab Gelombang 1.
Dalam penyusunan proposal PTK ini, tidak terlepas dari dorongan dan dukungan dari berbagai
pihak. Untuk itu saya mengucapkan terimaksih kepada:
1. Ketua LPTK PPG Dal-Jab STPKat Santo Fransiskus Asisi Semarang.
2. Ketua Panitia LPTK PPG Dal-Jab LPTK STPKat Santo Fransiskus Asisi Semarang.
3. Dosen Pembimbing dan Dosen Pamong PPG Dal-Jab LPTK STPKat Santo Fransiskus
Asisi Semarang.
4. Kepala SMPN 8 Sekadau Hilir yang memberi dukungan dalam melaksanakan Penelitian
Tindakan Kelas.
5. Rekan-rekan Mahasiswa Lokakarya Kelas 10 PPG LPTK STPKat Santo Fransiskus Asisi
Semarang.
Penyusunan laporan PTK ini tentu masih jauh dari yang diharapkan, oleh karena itu peneliti mengharapkan
kritikan, masukan dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan kualitas penelitian dan laporan PTK dimasa
yanga akan datang. Demikian kata pengantar, semoga PTK ini bermanfaat bagi pembaca khususnya bagi segenap
warga SMP.
Peneliti.
2
Daftar Isi
DAFTAR ISI
Halaman Judul ...................................................................................................................
Daftar Isi............................................................................................................................
C. Penelitian Terdahulu...................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
LAMPIRAN ............................................................................................................
3
Bab I Pendahuluan.
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu dan teknologi pada masa dewasa ini membawa perubahan besar
terhadap kehidupan manusia. Banyaknya tawaran-tawaran dunia modern sekarang ini tanpa
disadari membuat siswa mengalami kesulitan untuk memperdalam imannya juga dalam hal
Zaman sekarang ini banyak orang mengalami stres. Hidup dengan segala
kemajuannya menumbuhkan berbagai macam tawaran, karena hidup dikemudikan oleh gerak
halus, yang menumbuhkan kebutuhan-kebutuhan baru. Kalau orang mau up-to-date harus
punya ini dan punya itu. Kalau hidup mau terpandang harus punya peralatan ini dan itu.
Kenyataan hidup yang dialami para siswa dengan tawaran-tawaran kemajuan ilmu
dan teknologi sekarang ini sangat dirasakan dampaknya terutama pada siswa-siswi yang
sedang belajar. Siswa yang diharapkan dapat menjadi generasi penerus bangsa terbius oleh
tawaran dunia sehingga mengalami kesulitan mengatasi segala tantangan yang ada. Sebab
banyak siswa sekarang ini mudah terjebak dalam tawaran dunia yang begitu halus sehingga
terlarang/narkoba, pergaulan bebas dan bahkan sampai pada tindak prilaku aborsi. Hadirnya
tawaran serta budaya instan itu membuat dampak yang begitu besar bagi perkembangan
pribadi dan rohani para siswa khususnya dalam perkembangan hidup doa dan imannya.
Dalam dinamika hidup siswa sekarang ini tidak sedikit siswa-siswi tidak mampu bertahan
dalam proses dan mudah menyerah terhadap tantangan dalam kenyataan hidupnya. Dalam
buku yang berjudul Gereja dan Politik Djiwandono (1999:23) mengatakan : Secara umum
4
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
5
(iptek) yang cepat dan semakin canggih sering dilihat sebagai tantangan bagi iman
keagamaan. Tantangan ini bisa dikhawatirkan menjadi tantangan utama kaum muda, yang
pada umumnya dianggap lebih rawan terhadap pengaruh luar dan tanggap pada perubahan dan
gagasan-gagasan baru sebagaimana yang terus-menerus ditawarkan oleh iptek. Terlebih lagi,
mereka biasanya cenderung menentang apa saja yang dilihatnya sebagai kolot, konservatif,
Kenyataan hidup siswa-siswi yang disebutkan itu menunjukan adanya kerapuhan dan
kelemahan yang merintangi usaha pencarian diri; identitas, pendewasaan, pembatinan nilai,
bahkan kesulitan untuk mengambil keputusan yang berkaitan dengan masa depannya.
juga dapat kita jumpai pada siswa SMP N 08 Sekadau Hilir sehingga motifasi hasil belajar
rendah, dalam hal ini peneliti membatasi penulisannya pada hasil belajar rendah. Untuk itu
mampu menjawab tantangan para siswa masa sekarang, sehingga mampu meningkatkan hasil
belajar. Hal ini menunjukan betapa pentingnya strategi pembelajaran yang diterapkan oleh
guru untuk mencapai mutu pendidikan. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005, Pasal 19,
ayat 1 dengan tegas mengatakan bahwa : Proses pembelajaran pada satuan pendidikan
didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas,
sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologi peserta didik.
6
Belajar merupakan suatu kegiatan aktif siswa dalam membangun pemahaman
terhadap suatu konsep. Pembelajaran merupakan suatu interaksi antara pembelajar, pengajar,
dan bahan- bahan ajar. Ketercapaian tujuan pembelajaran merupakan keberhasilan dalam
menyelanggarakan suatu pendidikan. Agar tercapai tujuan pembelajaran, perlu dicari langkah-
langkah yang dapat diterima,baik oleh pengajar maupun oleh pembelajar. Salah satu cara itu
adalah diterapkannya metode mengajar belajar yang menyenangkan, terarah dan dapat
peserta didik untuk mengatur sendiri pilihan belajar mereka. Mengingat, kemampuan setiap
peserta didik berbeda-beda. Dalam hal ini, guru berperan sebagai pengerak agar para peserta
didik bisa terus semangat dan termotifasi untuk mengembangkan kemampuan dan
keahliannya tanpa ada paksaan. Itulah mengapa, pada Kurikulum Merdeka ini, pemerintah
membentuk sistem fase capaian pembelajaran untuk memetakkan kemampuan setiap peserta
didik.
Dizaman Digitalisasi ini, ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) menjadi prioritas
IPTEK menentukan maju atau tidaknya suatu bangsa dan sebagai salah satu tuntutan
perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
standar Nasional Pendidikan yang berbunyi Pendidikan Nasional adalah Pendidikan yang
berdasarkan Pancasila dan undang-undang dasar Negara Repulblik Indonesia Tahun 1945
yang berakar pada nilai- nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap
Hilir, mengalami hasil belajar yang rendah, ini disebabkan karena proses pembelajaran
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti dirasakan kurang menyentuh dimensi keaktifan
siswa. Para siswa sering hanya dijejali dengan pemberian tugas mencatat dan informasi satu
arah atau ceramah. Sehingga timbul kejenuhan dalam diri siswa. Akibatnya pembelajaran jadi
dalam bidang pelajaran yang dipegangnya. Dalam hal ini, guru tidak lagi menjadi pemeran
utama dalam proses belajar mengajar, akan tetapi juga sebagai pembimbing karena peserta
didik dituntut lebih berperan aktif di dalam kelas. Tetapi dalam kenyataannya, selama ini
pembelajaran masih cenderung berpusat pada guru. Pembelajaran yang berpusat pada guru
membangkitkan aktifitas belajar karena siswa belum dilibatkan dalam proses pembelajaran
secara maksimal.
Akibat dari pembelajaran seperti itu berpengaruh pada hasil belajar. Jika
memperhatikan data hasil belajar, diketahui belajar siswa pada kelas VII A mencapai kriteria
Layak 66,67%. Dari 18 siswa yang ada di kelas VII A siswa kriteria Berkembang/baru
berkembang hanya 12 orang sementara 6 orang 33,33% masih memperoleh nilai di bawah
8
Berdasarkan dari hasil belajar tersebut, peneliti mencoba menggunakan Pembelajaran
Berbasis Proyek (Project Based Learning) adalah kegiatan pembelajaran yang menggunakan
dan ketrampilan. Penekanan pembelajaran terletak pada aktifitas-aktifitas peserta didik untuk
Produk yang dimaksud adalah hasil projek dalam bentuk disain, skema, karya tulis, karya
peserta didik untuk bekerja secara mandiri maupun berkelompok dalam menghasilkan produk
nyata.
(Penentuan projek), Guru Bersama dengan peserta didik menentukan tema/topik projek.
pendampingan kepada peserta didik melakukan penjadwalan semua kegiatan yang telah
dirancangnya. Langkah ke empat ( penyelesaian projek dengan fasilitas dan monitoring guru),
Guru memfasilitasi dan memonitor peserta didik dalam melaksanakan rancangan projek yang
telah dibuat. Langkah ke lima (Penyusunan laporan dan presentasi/publikasi hasil projek),
Guru memfasilitasi Peserta didik untuk mempresentasikan dan mempublikasikan hasil karya.
Dan Langkah terakhir, Langkah ke enam (evaluasi proses dan hasil projek), Guru dan peserta
didik pada akhir proses pembelajaran melakukan fefleksi terhadap aktifitas dan hasil tugas
projek.
9
Berangkat dari pemaparan dan Langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek
(Project Based Learning), peneliti memilih model pembelajaran ini yang dianggap tepat untuk
meningkatkan hasil belajar pada materi Aku Memiliki Kemampuan pelajaran Agama Katolik
dan Budi Pekerti semester ganjil kelas VII A Tahun Pelajaran 2023/2024.
B. Rumusan Masalah
yang menjadi fokus pembahasan penelitiannya. Berikut ini adalah beberapa permasalahan
tersebut:
1. Apakah Project Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Aku
Memiliki Kemampuan pelajaran Agama Katolik dan Budi Pekerti di kelas VII A di SMP
2. Bagaimanakah Project Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada
materi Aku Memiliki Kemampuan pelajaran Agama Katolik dan Budi Pekerti di kelas
VII A di SMPN 08 Sekadau Hilir pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2023/2024?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk meningkatkan hasil belajar pada materi Aku Memiliki Kemampuan pelajaran
Agama Katolik dan Budi Pekerti kelas VII A di SMPN 8 Sekadau Hilir Semester Ganjil
hasil belajar siswa pada materi Aku Memiliki Kemampuan pelajaran Agama Katolik dan
Budi Pekerti pada kelas VII A di SMPN 8 Sekadau Hilir Semester ganjil 2023/2024.
10
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa
Meningkatnya hasil belajar siswa kelas VII A pada pelajaran Agama Katolik dan Budi
2. Bagi Guru
Sebagai bahan pembelajaran serta masukan dalam meningkatkan kualitas kelas, juga
Project Based Learning dalam pembelajaran Agama Katolik dan Budi Pekerti sehingga
3. Bagi sekolah
Sebagai bahan masukan dalam Upaya meningkatkan kualitas Pendidikan melalui Project
11
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Landasan Teori.
1. Hasil Belajar.
Kegiatan akhir dalam pembelajaran adalah proses evaluasi yang bertujuan untuk
mengetahui hasil belajar yang telah diperoleh siswa. Sebelum melaksanakan penilaian,
seorang guru harus tahu apa yang harus dinilai serta bagaimana cara menilainya. Secara
sederhana, hasil belajar merupakan perubahan perilaku anak setelah melalui kegiatan
Hasil belajar dapat ditingkatkan melalui usaha dengan sadar, secara sitematis
mengarah kepada perubahan yang positif yang kemudian disebut dengan proses belajar.
Akhir dari proses belajar adalah perolehan suatu hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa di
kelas terkumpul dalam hasil belajar kelas. Hasil belajar Pendidikan Agama Katolik dari
interaksi belajar dan mengajar, ini merupakan salah satu contoh proses mengajar-belajar.
Jika dikaji lebih mendalam, maka hasil belajar dapat tertuang dalam taksonomi
Bloom, yakni dikelompokan dalam tiga ranah (domain) yaitu domain kognitif atau
kemampuan berpikir, domain afektif atau sikap, dan domain psikomotor atau
katrampilan. Sehubungan dengan itu, Gagne (dalam Sudjana, 2010: 22) mengembangkan
kemampuan hasil belajar menjadi lima macam antara lain; 1. Hasil belajar intelektual,
hasil belajar dari sistem lingsikolastik, 2. Strategi kognitif yaitu mengatur cara belajar dan
berfikir seseorang
12
dalam arti seluas-luasnya termaksud kemampuan memecahkan masalah, 3. Sikap dan
Informasi verbal, pengetahuan dalam arti informasi dan fakta, dan 5. Ketrampilan
motoric yaitu, kecakapan yang berfungsi untuk lingkungan hidup serta mempresentasikan
konsep dan lambang. Kegiatan akhir dalam pembicaraan adalah proses evaluasi yang
bertujuan untuk mengetahui hasil belajar yang telah diperoleh siswa. Sebelum
melaksanakan penilaian, seorang guru harus tahu apa yang harus dinilai serta bagaimana
cara menilainya. Secara sederhana, hasil belajar merupakan perubahan perilaku anak
setelah melalui kegiatan belajar. Sudjana (2012:22) mengemukakan bahwa hasil belajar
pengalaman belajarnya. Anak yang berhasil dalam belajar adalah anak yang mencapai
tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional. Susanto (2013:5) berpendapat bahwa hasil
belajar siswa adalah kemampuan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah
yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi
pelajaran tertentu.
Maka untuk mengetahui hasil belajar yang diperoleh siswa dapat dilakukan
serangkaian tes yang dirancang sesuai dengan kebutuhan pengetahuan yang ingin diketahui
Bloom, dkk. (Sudjono, 2011:20) menyatakan bahwa hasil belajar dapat dikelompokan ke
dalam tiga domain, yaitu afektif, kognitif dan psikomotor. Setiap domain disusun menjadi
beberapa jenjang kemampuan, mulai dari hal yang sederhana sampai dengan hal yang
kompleks, mulai dari hal yang mudah sampai dengan hal yang sukar, dan dari hal yang
13
Dalam konteks evaluasi hasil belajar, maka ketiga domain atau ranah itulah yang
harus dijadikan sasaran dalam setiap kegiatan evaluasi hasil belajar. Berdasarkan pendapat
para ahlidi atas, maka dapat peneliti simpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan
perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek perkembangan. Aspek
perkembangan hasil belajar tersebut tidak dilihat secara fragmentaris atau terpisah,
ketrampilan (psikomotor).
2. Metode Pembelajaran
Menurut Ashar. (1993:95) metode adalah cara yang di dalam fungsinya merupakan
alat untuk mencapai tujuan. Ini berlaku bagi guru (metode mengajar), maupun bagi murid
(metode belajar). Semakin baik metode yang dipakai semakin efektif pencapaian tujuan.
Sedangkan Menurut Amri (2013: 113) metode belajar mengajar dapat diartikan
kepada subjek didik, atau anak melalui sebuah kegiatan belajar mengajar, baik di sekolah,
rumah, kampus dan lain-lain. Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau
Pada fase D Kurikulum Merdeka ini berlaku untuk kelas VII, VIII dan IX. Namun
demikian, struktur kurikulum serta beban belajar dibagi ke dalam 2 kelompok, yaitu
kelompok kelas VII- VIII serta kelompok kelas IX. Kedua kelompok memiliki mata
14
pelajaran yang
15
sama, hanya alokasi waktu beberapa mata pelajaran berbeda. Capaian Pembelajaran pada
akhir fase D, peserta didik menyadari dan mensyukuri diri sebagai Citra Allah, sebagai laki-
laki atau perempuan, yang memiliki kemampuan dan keterbatasan, untuk mengembangkan
diri melalui peran keluarga, sekolah, teman, masyarakat dan Gereja dengan meneladani
pribadi Yesus Kristus, sehingga terpanggil untuk mengungkapkan imannya dalam kehidupan
mengereja (melalui kebiasaan doa, perayaan sakramen dan terlibat secara aktif di dalam
(melaksanakan hak dan kewajiban, bersikap toleran, dan menhormati martabat manusia).
berdasarkan pengalaman nyata. Produk yang dimaksud adalah hasil proyek dalam bentuk
disain, skema, karya tulis, karya seni, karya teknologi/prakarya, dan lain-lain. Pendekatan ini
memperkenalkan peserta didik untuk bekerja secara mandiri maupun berkelompok dalam
Agama terutama bukanlah soal mengetahui mana yang benar atau yang salah. Tidak
ada gunanya mengetahui “kebenaran”, tetapi tidak melakukannya, seperti dikatakan oleh
Santo Yakobus: “ Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa
dan membimbing peserta didik agar tumbuh berkembang mencapai kepribadian utuh yang
semakin mencerminkan diri mereka sebagai gambar Allah, sebab demikianlah “ Allah
menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia”
(Kejadian 1:27). Sebagai makluk yang diciptakan seturut gambar Allah, manusia perlu
mengembangkan sifat cinta kasih dan takut akan Allah, memiliki kecerdasan, ketrampilan,
pekerti luhur, memelihara lingkungan, serta ikut bertanggung jawab dalam pembangunan
Tidak semua orang dapat dengan mudah mengetahui dan menyadari berbagai
kemampuan yang ada dalam dirinya. Sebaliknya menemukan kekurangan dan kelemahan
diri seringkali lebih mudah disbanding menemukan kemampuan atau kelebihan. Hal ini
disebabkan oleh kesalahan persepsi. Seolah-olah kemampuan itu baru disebut kemampuan
bila nyata dalam prestasi yang bisa dilihat oleh orang lain.
Sesungguhnya setiap orang memiliki banyak kemampuan. Ada kemampuan yang bisa
dilihat dari prestasi yang diperoleh, kebiasaan yang dilakukan. Tapi ada juga kemempuan
yang masih tersembunyi, yang belum digali dan dilatih, sehingga belum Nampak.
akan memiliki kepercayaan diri yang kuat dan dapat mengarahkan cita-cita mereka sesuai
disukai, minat yang ditekuni yang selama ini baik yang langsung disadari maupun yang
Allah dengan berbagai kemampuan. Bekal itu diciptakan setiap manusia dibekali oleh Allah
dengan berbagai kemampuan. Bekal itu diberikan supaya manusia dapat hidup dan
berkembang menuju kesempurnaannya. Setiap orang diberi kemampuan yang berbeda satu
terhadap yang lain. Sebab dengan perbedaan tersebut manusia dapat saling membantu dan
bekerja sama dalam mengembangkan diri. Kemampuan yang telah dianugerahkan Allah itu
perlu disadari dan dikembangkan dengan sikap yang bertanggung jawab, agar dapat berguna
bagi diri sendiri dan dalam membantu sesame. Panggilan mereka untuk mengembangkan
kemampuan itu merupakan keinginan Allah sendiri. Karena pada saatnya kelak, manusia
B. Penelitian Terdahulu
Berdasar pada masalah yang telah dirumuskan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
melalui Project Based Learning dapat menciptakan kondisi belajar yang aktif, kreatif dan
menyenangkan. Maka tujuan akhir yang mau di capai, baik oleh guru dan siswa dapat
berhasil. Meningkatnya hasil belajar siswa tidak terlepas dari peran guru sebagai fasilitator
Dalam Penelitian terdahulu metode ini digunakan oleh “Yanuar Eko Saputra”,
Kontrol dengan menerapkan model Project Based Learning (pjbl) bahwasannya hasil belajar
siswa mengalami peningkatan sehingga menjawab rumusan masalah yang kedua yaitu
dengan menerapkan model pembelajaran Project based learning (pjbl) dapat meningkatkan
keaktifan
18
siswa XII EI 3 dalam pembelajaran Perekayasaan sistem control sekaligus menjawab tujuan
penelitian yang kedua yaitu terjadi peningkatan hasil belajar Perekayasaan Sistem Kontrol
siswa kelas XII EI 3 SMKN 3 Wonosari menggunakan model pembelajaran project based
model Project Based Learning dapat meningkatkan Hasil Belajar siswa Kelas VII A SMP N
8 Sekadau Hilir pada materi Aku Memilik Kemampuan pada mata pelajaran Pendidikan
Agama Katolik dan Budi Pekerti Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2023/2024.
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan paparan teori penelitian, jika model Project Based Learning diterapkan
pada materi Aku Memiliki Kemampuan, Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2023/2024 di kelas VII A SMP N 8 Sekadau Hilir
19
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian Tindakan dalam bidang Pendidikan yang dilaksanakan dalam Kawasan kelas
penelitian Tindakan kelas dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk penelaahan penelitian
professional. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus dengan pembagian materi sebagai
berikut ini.
Waktu peneliti gunakan dalam penelitian selama 3 bulan, yaitu mulai bulan Juli -
September 2023. Waktu dari perencanaan sampai penulisan laporan hasil penelitian tersebut
dilakukan pada semester I tahun pelajaran 2023/2024. Waktu untuk melaksanakan tindakan
pada bulan Juli. (siklus I tanggal 21 Juli 2023 dan siklus II tanggal 31 Juli 2023). Adapun
rentang waktu tersebut dimulai dari tahap persiapan hingga penyusunan laporan hasil
20
Tabel 3.1 Kegiatan siklus I dan siklus II.
2 Perencanaan Siklus 8 9
Penyusunan Modul
Ajar, Penyusunan
Instrumen.
3 Pelaksanaan tindakan 21 31
siklus I dan Observasi I
4 Evaluasi dan Refleksi.
B. Variabel Penelitian
memiliki variasi nilai. Artinya variable ini sudah pasti punya sifat yang beragam dan
merujuk pada karakteristik yang berbeda antara satu variable dengan yang lainnya.
Dalam Penelitian Tindakan kelas terdapat beberapa variable yang di teliti, pada
bagian ini ditentukan variable-variable penelitian yang dijadikan focus utama untuk
menjawab permasalahan yang dihadapi. Variable tersebut dapat berupa variable dalam
penelitian adalah:
2. Media
21
C. Populasi dan Sampel
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kels VII A SMPN 08 Sekadau Hilir
tahun ajaran 2023/2024 dengan jumlah 18 siswa yang terdiri dari 6 siswa perempuan dan
12 siswa laki-laki. Tempat penelitian ini dilaksanakan di SMPN 08, Jalan Simpang
Empat Kayu Lapis Desa Gonis Tekam Sekadau hilir, Sekadau – Kalimantan Barat.
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas yang terbagi atas siklus-
siklus. Proses penelitian tindakan kelas ini direncanakan berlangsung dalam dua siklus. Setiap
siklus meliputi (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) Observasi, (4) Refleksi
Perencanaan→Pelaksanaan→Pengamatan→Refleksi (siklus I)
Pembelajaran Agama Katolik dan Budi Pekerti di kelas VII A SMP 8 Sekadau Hilir
dirancang mengunakan Project Based Learning pada materi Aku Memiliki Kemampuan
1. Siklus 1
a. Perencanaan
biasa dilakukan oleh guru dan siswa. Dalam proses pembelajaran, peneliti
melakukan apersepsi dalam tatap muka di kelas kepada siswa untuk mengetahui
informasi awal hasil belajar dalam pelajaran Agama Katolik dan budi Pekerti.
22
Pada akhir
23
pembelajaran siswa diberi tes berupa soal untuk mengetahui kemampuan siswa
dalam memahami materi sehingga terlihat jelas gambaran hasil belajar siswa
tersebut.
4) Menyiapkan bahan pelajaran dan intrumen yang akan digunakan sebelum dan
kegiatan.
b. Pelaksanaan Tindakan
pertemuan tersebut.
Kemampuan.
24
3) Dengan melihat teks yang disediakan dengan menggunakan Project Based
Pada tahap ini kegiatan peneliti dipusatkan pada proses dan hasil
Aku Memiliki Kemampuan di kelas. Oleh karena itu peneliti mengamati sharing
siswa pada materi Aku Memiliki Kemampuan sebelum dan sesudah diberikan
d. Refleksi
masalah serta kendala dalam tindakan siklus pertama. Tujuan refleksi mengkaji
segala hal yang terjadi pada tahap tindakan dan digunakan sebagai bahan masukan
2. Siklus II
a. Perencanaan
biasa dilakukan oleh guru dan siswa. Dalam proses pembelajaran, peneliti
melakukan apersepsi dalam tatap muka di kelas kepada siswa untuk mengetahui
informasi awal hasil belajar dalam pelajaran Agama Katolik dan budi Pekerti. Pada
akhir pembelajaran siswa diberi tes berupa soal untuk mengetahui kemampuan
siswa dalam memahami materi sehingga terlihat jelas gambaran hasil belajar siswa
tersebut.
25
Kegiatan pembelajaran pada siklus I akan menjadi dasar perencanaan
kegiatan Pembelajaran siklus II. Adapun rencana yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
4) Menyiapkan bahan pelajaran dan Instrument yang akan digunakan sebelum dan
kegiatan.
b. Pelaksanaan Tindakan
pertemuan tersebut.
Terbatas.
3) Dengan melihat teks/ gambar dan bersharing sesuai Project Based Learning,
d. Refleksi
masalah serta kendala dalam tindakan siklus kedua. Tujuan refleksi mengkaji segala
hal yang terjadi pada tahap tindakan dan digunakan sebagai bahan masukan dalam
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk mengumpulkan data
penelitian. Untuk memperoleh data yang benar dan akurat dalam penelitian ini, maka peneliti
1. Teknik Tes
Teknik tes adalah teknik yang digunakan sebagai alat pengukuran berupa
pertannyaan, perintah dan petunjuk kepada tester untuk mendapatkan respon sesuai
dengan petunjuk itu. Tes menurut Sudjana (2012: 35) pada umumnya digunakan untuk
menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan
dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai tujuan pendidikan dan pengajaran. Teknik
tes ini akan menghasilkan data yang bersifat kuantitatif berupa nilai-nilai siswa untuk
mengetahui hasil belajar domain kognitif siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama
27
Teknik ini digunakan untuk memperoleh data kualitatif, yaitu data yang berupa
kuantitatif dengan pemberian skala penilaian. Jumlah dari skala penelitian akan
dalam kategori pada setiap instrument yang telah ditentukan oleh peneliti.
Poerwanti (2008: 1-34) mengemukakan bahwa teknik non tes digunakan untuk
mengobservasi atau mengamati kegiatan siswa dan guru selama proses pembelajaran
berlangsung. Teknik non tes digunakan sebagai pelengkap dan digunakan sebagai
ini dapat bersifat lebih menyeluruh pada semua aspek kehidupan anak.
Alat pengumpulan data adalah alat bantu penelitian dalam menggunakan metode
pengumpulan data. Alat utama dan alat kunci dari penelitian ini adalah kehadiran peneliti di
dalam kelas. Namun terdapat alat pengumpulan data lain yang menjadi pendukung kelancaran
1. Observasi (pengamatan)
tingkah lakunya (Slameto, 1986: 108) Lembar pengamatan guru digunakan oleh observer
28
2. Tes
Bentuk tes yang peneliti pilih untuk pengumpulan data adalah tes tertulis bentuk
uraian dan pilihan ganda. Tes bentuk uraian merupakan tes dengan kegiatan menguraikan
jawaban pertanyaan secara jelas dan lengkap. Sedangkan tes pilihan ganda merupakan
bentuk soal yang jawabannya dapat dipilih dari beberapa kemungkinan jawaban yang
telah disediakan. Adapun dari kedua tes tersebut bertujuan untuk mendapatkan data
tentang motifasi belajar siswa yang tergambar dalam hasil belajar siswa.
3. Dokumentasi
pelajaran Pendidikan Agama katolik dan Budi Pekerti siswa kelas VII A pada ulangan
harian Tahun Pelajaran 2023/2024, buku atau materi pelajaran PAK dan daftar siswa.
yang terjadi dalam pembelajaran (Zainal Aqib, 2011:157). Setiap kegiatan yang terjadi di
kelas baik yang dilakukan oleh guru, siswa, maupun peneliti didokumentasikan dengan
foto. Alat elektronik ini dapat membantu peneliti dalam mendeskripsikan kegiatan selama
Analisis data dilakukan dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Hal ini
sesuai dengan pendapat Madya (2007:123-124) menyatakan, untuk menganalisis hasil dari
penelitian tindakan digunakan teknik deskriptif kualitatif data terkumpul dalam penelitian ini
berupa hasil tes, observasi dan dokumentasi kegiatan. Kegiatan dianalisis secara deskriptif
29
kualitatif hal tersebut bertujuan untuk mendeskripsikan perubahan-perubahan yang terlihat
dalam tindakan.
Teknik analisis data dibagi menjadi dua yaitu analisi proses tindakan dan hasil
tindakan. Analisis data ini mencakup keduannya dan dilakukan secara terus menerus selama
penelitian berlangsung. Analisis data proses diambil pada waktu pelaksanaan pembelajaran
H. Indikator Keberhasilan
Dalam penelitian ini kriteria dalam keberhasilan terbagi menjadi dalam dua aspek,
yaitu: keberhasilan proses dan keberhasilan produk. Sesuai dengan karakteristik penelitian
tindakan, keberhasilan penelitian tindakan ditandai dengan adanya perubahan menuju arah
perbaikan.
2. Indikator keberhasilan; sebagai indikator atau tolak ukur keberhasilan dalam penerapan
model Project Based Learning pada materi Aku Memiliki Kemampuan , dapat dilihat dari
keberhasilan dalam memotifasi belajar. Tindakan dikatakan berhasil apabila 70% dari
seluruh jumlah siswa telah mendapatkan nilai di atas rata-rata KKTP setelah diobservasi
dan dites.
30
DAFTAR PUSTAKA
Kanisius.
pp. 4.39-40.
Rinneka Cipta.
vol.10.No.02.
Tangdilintin, Philip. (1984). Pembinaan Generasi Muda: Visi dan Latihan, Jakarta :Obor
Materi Bimbingan Teknis Fasilitator dan Intruktur Kurikulum 2013 (2017). Hal 44-45.
31
LK -11b: Penyusunan Intrumen PTK
Nama Siswa :
Nama Sekolah :
Petunjuk Pengisian :
1. Pada angket terdapat 10 pertanyaan yang berkaitan dengan motifasi belajar pada
siswa kelas ….
2. Berilah tanda silang (x) pada kolom yang sudah disediakan, sesuai dengan jawaban Anda.
1. SS : Sangat Setuju
2. S : Setuju
3. TS : Tidak setuju
tepat!
No Indikator SS S TS STS
6. Saya sangat bersemangat memperhatikan penjelasan di mata pelajaran yang saya sukai
7. Saya akan bertanya pada guru jika merasa belum memahami materi tertentu
32
10. Saya memanfaatkan waktu luang untuk mempelajari kembali materi yang tidak dimengerti
Kelas :
Sekolah :
Hari/Tanggal :
Nama Peneliti/Guru :
Petunjuk Pengisian:
diberi nilai, kemudian jumlahkan skor per kolom nilai dan jumlahkan skor perolehan
serta hitung capaian dari semua komponen kegiatan dalam (%) dengan rumus
Isilah baris komentar/saran jika ada kegiatan yang dilakukan dianggap kurang
33
No KOMPONEN YANG DIAMATI NILAI KOMENTAR
1. TAHAPAN PENDAHULUAN
4. Mengabsen siswa
5. Melaksanakan Apersepsi
6. Memberi motifasi
7. Melaksanakan bimbingan
3. TAHAPAN PENUTUP
2. Menarik kesimpulan
Skor maksimal 34
Skor perolehan
Capaian (%)
Komentar/Sarana: …………………………
…………….2023
Observer/Pengamat
…………………..
NIP.
34
INTRUMEN PENGAMATAN
PPL SIKLUS 1
Mata Pelajaran :
Kelas :
Sekolah :
Hari/Tanggal :
Nama Peneliti/Guru :
Petunjuk Pengisian:
1. Amatilah setiapaktifitas siswa sesuai dengan komponen kegiatan dan berilah tanda
diberi nilai, kemudian jumlahkan skor per kolom nilai dan jumlahkan skor perolehan
serta hitung capaian dari semua komponen kegiatan dalam (%) dengan rumus
3. Isilah baris komentar/saran jika ada kegiatan yang dilakukan dianggap kurang
baik/kurang lengkap.
35
NO Aktifitas yang diamati Skor Hasil Ket
maksimal B C K
Jumlah Skor 24
Capaian (%)
Keterangan:
Nilai 3 : Baik
Nilai 2 : Cukup
Nilai 1 : Kurang
Komentar/Saran: ………………
…,…2023
Observer/Pengamat
…………………..
NIP
36
HASIL OBSERVASI AKTIFITAS SISWA
Pelajaran :
Kelas VII
4 3 2 1
Capaian % ……%
…..,……2023
Pengamat
…………………
NIP
37
INTRUMEN PENGAMATAN AKTIVITAS GURU PADA PROSES
PEMBELAJARAN
PPL SIKLUS 2
Kelas :
Sekolah :
Hari/Tanggal :
Nama Peneliti/Guru :
Petunjuk Pengisian:
Amati aktifitas peneliti/ guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, dan isilah
1. Amatilah setiap aktifitas peneliti/guru sesuai dengan kegiatan dan berilah tanda cklist
diberi nilai, kemudian jumlahkan skor per kolom nilai dan jumlahkan skor perolehan
serta hitung capaian dari semua komponen kegiatan dalam (%) dengan rumus
Isilah baris komentar/saran jika ada kegiatan yang dilakukan dianggap kurang.
38
NO KOMPONEN YANG DIAMATI NILAI KOMENTAR
0 1 2
1. TAHAP PENDAHULUAN
4. Mengabsen siswa
5. Melaksanakan Apersepsi
6. Memberi motifasi
7. Melaksanakan bimbingan
3.
2. Menarik kesimpulan
Skor Maksimal 34
Skor perolehan
Capaian (%)
Komentar/Saran: ………
…..,……2023
Observer/Pengamat
……………….
NIP.
39
INTRUMEN PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA PADA PROSES
PEMBELAJARAN
PPL SIKLUS 2
Mata Pelajaran :
Kelas :
Sekolah :
Hari/Tanggal :
Nama Peneliti/Guru :
Petunjuk Pengisisian:
berilah tanda ceklist (√) pada kolom hasil; Baik, Cukup atau Kurang.
diberi nilai, kemudian jumlahkan skor per kolom nilai dan jumlahkan skor
perolehan serta hitung capaian dari semua komponen kegiatan dalam (%)
dengan rumus seperti yang tertera pada keterangan dibawah table ini.
3. Isilah baris komentar/saran jika ada kegiatan yang dilakukan dianggap kurang
baik/kurang lengkap.
40
No Aktifitas yang diamati Skor maksimal Hasil Keterangan
B C K
yang diberikan
Jumlah skor 24
Capaian (%)
Keterangan
Nilai 3: Baik
Nilai 2: Cukup
Nilai 1: Kurang
…….,…….2023
Observer/Pengamat
………………….
NIP
41