Anda di halaman 1dari 41

Felix Sapto Nugroho/LOKA 10

LK-11a: Penyusunan Proposal PTK

Halaman judul
PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA


MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK
(PROJECT BASED LEARNING)
PADA MATERI AKU MEMILIKI KEMAMPUAN
PELAJARAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI
KELAS VII A FASE D DI SMP NEGERI 08 SEKADAU HILIR
SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2023/2024

Disusun Oleh:
FELIX SAPTO NUGROHO
NIM. 23105066

SMP NEGERI 8 SEKADAU HILIR


Jln. Puskesmas Simpang Empat Kayu Lapis Desa Gonis Tekam
SEKADAU
KALIMANTAN BARAT

1
Kata Pengantar

Kata Pengantar

Puji dan syukur kepada Allah yang maha kasih, karena dengan cinta kasih-Nya, peneliti dapat Menyusun
Proposal Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA
MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING)
PADA MATERI AKU MEMILIKI KEMAMPUAN PELAJARAN AGAMA KATOLIK DAN
BUDI PEKERTI KELAS VII A FASE D DI SMP NEGERI 08 SEKADAU HILIR
SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2023/2024”
Adapun tujuan dilakukan penelitian Tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan hasil
pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti di SMP N 8 Sekadau Hilir

dan sebagai persyaratan kelulusan dalam Loka karya PPG Dal-Jab Gelombang 1.
Dalam penyusunan proposal PTK ini, tidak terlepas dari dorongan dan dukungan dari berbagai
pihak. Untuk itu saya mengucapkan terimaksih kepada:
1. Ketua LPTK PPG Dal-Jab STPKat Santo Fransiskus Asisi Semarang.
2. Ketua Panitia LPTK PPG Dal-Jab LPTK STPKat Santo Fransiskus Asisi Semarang.
3. Dosen Pembimbing dan Dosen Pamong PPG Dal-Jab LPTK STPKat Santo Fransiskus
Asisi Semarang.
4. Kepala SMPN 8 Sekadau Hilir yang memberi dukungan dalam melaksanakan Penelitian
Tindakan Kelas.
5. Rekan-rekan Mahasiswa Lokakarya Kelas 10 PPG LPTK STPKat Santo Fransiskus Asisi
Semarang.
Penyusunan laporan PTK ini tentu masih jauh dari yang diharapkan, oleh karena itu peneliti mengharapkan
kritikan, masukan dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan kualitas penelitian dan laporan PTK dimasa
yanga akan datang. Demikian kata pengantar, semoga PTK ini bermanfaat bagi pembaca khususnya bagi segenap
warga SMP.

Sekadau Hilir, 12 Juli 2023

Peneliti.

2
Daftar Isi
DAFTAR ISI
Halaman Judul ...................................................................................................................

Kata Pengantar ..................................................................................................................

Daftar Isi............................................................................................................................

BAB I : PENDAHULUAN ...............................................................................................

A. Latar Belakang Masalah .............................................................................

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah............................................................

C. Tujuan Penelitian ........................................................................................

D. Manfaat Penelitian ......................................................................................

BAB II : KERANGKA TEORI .........................................................................................

A. Landasan Teori ...........................................................................................

B. Model Project Based Learning ...................................................................

C. Penelitian Terdahulu...................................................................................

D. Hipotesis Penelitian ....................................................................................

BAB III : METODE PENELITIAN .................................................................................

A. Jenis Penelitian .............................................................................................

B. Variable Penelitian ........................................................................................

C. Populasi dan Sample ......................................................................................

D. Prosedur Penelitian ........................................................................................

E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................

F. Teknik Analisis .............................................................................................

G. Indikator Keberhasilan ………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................

LAMPIRAN ............................................................................................................

3
Bab I Pendahuluan.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu dan teknologi pada masa dewasa ini membawa perubahan besar

terhadap kehidupan manusia. Banyaknya tawaran-tawaran dunia modern sekarang ini tanpa

disadari membuat siswa mengalami kesulitan untuk memperdalam imannya juga dalam hal

berdoa. Dalam hal ini Darminta (2006:17) mengatakan:

Zaman sekarang ini banyak orang mengalami stres. Hidup dengan segala

kemajuannya menumbuhkan berbagai macam tawaran, karena hidup dikemudikan oleh gerak

halus, yang menumbuhkan kebutuhan-kebutuhan baru. Kalau orang mau up-to-date harus

punya ini dan punya itu. Kalau hidup mau terpandang harus punya peralatan ini dan itu.

Kenyataan hidup yang dialami para siswa dengan tawaran-tawaran kemajuan ilmu

dan teknologi sekarang ini sangat dirasakan dampaknya terutama pada siswa-siswi yang

sedang belajar. Siswa yang diharapkan dapat menjadi generasi penerus bangsa terbius oleh

tawaran dunia sehingga mengalami kesulitan mengatasi segala tantangan yang ada. Sebab

banyak siswa sekarang ini mudah terjebak dalam tawaran dunia yang begitu halus sehingga

mudah sekali masuk ke dalam budaya hedonis; “pengkonsumsi media”, obat-obatan

terlarang/narkoba, pergaulan bebas dan bahkan sampai pada tindak prilaku aborsi. Hadirnya

tawaran serta budaya instan itu membuat dampak yang begitu besar bagi perkembangan

pribadi dan rohani para siswa khususnya dalam perkembangan hidup doa dan imannya.

Dalam dinamika hidup siswa sekarang ini tidak sedikit siswa-siswi tidak mampu bertahan

dalam proses dan mudah menyerah terhadap tantangan dalam kenyataan hidupnya. Dalam

buku yang berjudul Gereja dan Politik Djiwandono (1999:23) mengatakan : Secara umum
4
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

5
(iptek) yang cepat dan semakin canggih sering dilihat sebagai tantangan bagi iman

keagamaan. Tantangan ini bisa dikhawatirkan menjadi tantangan utama kaum muda, yang

pada umumnya dianggap lebih rawan terhadap pengaruh luar dan tanggap pada perubahan dan

gagasan-gagasan baru sebagaimana yang terus-menerus ditawarkan oleh iptek. Terlebih lagi,

mereka biasanya cenderung menentang apa saja yang dilihatnya sebagai kolot, konservatif,

dan tradisonal sebagai mana yang ditawarkan oleh agama.

Kenyataan hidup siswa-siswi yang disebutkan itu menunjukan adanya kerapuhan dan

kelemahan yang merintangi usaha pencarian diri; identitas, pendewasaan, pembatinan nilai,

sehingga semakin menumbuhkan perasaan tidak tenang, pertanyaan yang membingungkan,

bahkan kesulitan untuk mengambil keputusan yang berkaitan dengan masa depannya.

Kesulitan untuk memilih, mengambil keputusan dan mengatasi tantangan-tantangan tersebut

juga dapat kita jumpai pada siswa SMP N 08 Sekadau Hilir sehingga motifasi hasil belajar

rendah, dalam hal ini peneliti membatasi penulisannya pada hasil belajar rendah. Untuk itu

peneliti menyadari pentingnya standar proses.

Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan

pelaksanaan pembelajaran untuk mencapai standar kompetensi lulusan. Yang diharapkan

mampu menjawab tantangan para siswa masa sekarang, sehingga mampu meningkatkan hasil

belajar. Hal ini menunjukan betapa pentingnya strategi pembelajaran yang diterapkan oleh

guru untuk mencapai mutu pendidikan. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005, Pasal 19,

ayat 1 dengan tegas mengatakan bahwa : Proses pembelajaran pada satuan pendidikan

diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta

didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas,

sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologi peserta didik.

6
Belajar merupakan suatu kegiatan aktif siswa dalam membangun pemahaman

terhadap suatu konsep. Pembelajaran merupakan suatu interaksi antara pembelajar, pengajar,

dan bahan- bahan ajar. Ketercapaian tujuan pembelajaran merupakan keberhasilan dalam

menyelanggarakan suatu pendidikan. Agar tercapai tujuan pembelajaran, perlu dicari langkah-

langkah yang dapat diterima,baik oleh pengajar maupun oleh pembelajar. Salah satu cara itu

adalah diterapkannya metode mengajar belajar yang menyenangkan, terarah dan dapat

dilaksanakan dengan tidak mengurangi esensi pembelajaran.

Dalam Keputusan Mentri Pendidikan, Kebudayaan, Riset Dan Teknologi Republik

Indonesia Nomor 56/M/2022 Tentang Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam Rangka

Pemulihan, menegaskan bahwa Konsep Merdeka Belajar mengedepankan kebebasan setiap

peserta didik untuk mengatur sendiri pilihan belajar mereka. Mengingat, kemampuan setiap

peserta didik berbeda-beda. Dalam hal ini, guru berperan sebagai pengerak agar para peserta

didik bisa terus semangat dan termotifasi untuk mengembangkan kemampuan dan

keahliannya tanpa ada paksaan. Itulah mengapa, pada Kurikulum Merdeka ini, pemerintah

membentuk sistem fase capaian pembelajaran untuk memetakkan kemampuan setiap peserta

didik.

Dizaman Digitalisasi ini, ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) menjadi prioritas

utama dalam bidang pembangunan di Indonesia, khususnya dalam bidang Pendidikan.

IPTEK menentukan maju atau tidaknya suatu bangsa dan sebagai salah satu tuntutan

perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang

standar Nasional Pendidikan yang berbunyi Pendidikan Nasional adalah Pendidikan yang

berdasarkan Pancasila dan undang-undang dasar Negara Repulblik Indonesia Tahun 1945

yang berakar pada nilai- nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap

tututan perubahan Zaman.


7
Sesuai dengan observasi awal, pada umumnya siswa kelas VII B SMPN 08 Sekadau

Hilir, mengalami hasil belajar yang rendah, ini disebabkan karena proses pembelajaran

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti dirasakan kurang menyentuh dimensi keaktifan

siswa. Para siswa sering hanya dijejali dengan pemberian tugas mencatat dan informasi satu

arah atau ceramah. Sehingga timbul kejenuhan dalam diri siswa. Akibatnya pembelajaran jadi

kurang bermakna dalam proses mengajar belajar.

Terkait dengan proses pembelajaran, guru sebagai pendidik dituntut berkompeten

dalam bidang pelajaran yang dipegangnya. Dalam hal ini, guru tidak lagi menjadi pemeran

utama dalam proses belajar mengajar, akan tetapi juga sebagai pembimbing karena peserta

didik dituntut lebih berperan aktif di dalam kelas. Tetapi dalam kenyataannya, selama ini

pembelajaran masih cenderung berpusat pada guru. Pembelajaran yang berpusat pada guru

mengakibatkan tidak berkembangnya ketrampilan berpikir kritis siswa, serta kurang

membangkitkan aktifitas belajar karena siswa belum dilibatkan dalam proses pembelajaran

secara maksimal.

Akibat dari pembelajaran seperti itu berpengaruh pada hasil belajar. Jika

memperhatikan data hasil belajar, diketahui belajar siswa pada kelas VII A mencapai kriteria

Layak 66,67%. Dari 18 siswa yang ada di kelas VII A siswa kriteria Berkembang/baru

berkembang hanya 12 orang sementara 6 orang 33,33% masih memperoleh nilai di bawah

kriteria baru berkembang.

Tabel 1. Hasil belajar.

Nilai Jumlah Anak Presentasi Kriteria


80 - 85 3 16,67 Layak
70 - 77 9 50 Berkembang
50 - 59 6 33,33 Baru Berkembang
Jumlah 18 100

8
Berdasarkan dari hasil belajar tersebut, peneliti mencoba menggunakan Pembelajaran

Berbasis Proyek (Project Based Learning) adalah kegiatan pembelajaran yang menggunakan

projek/kegiatan sebagai proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan

dan ketrampilan. Penekanan pembelajaran terletak pada aktifitas-aktifitas peserta didik untuk

menghasilkan produk dengan menerapkan ketrampilan meneliti, menganalisis, membuat,

sampai dengan mempresentasikan produk pembelajaran berdasarkan pengalaman nyata.

Produk yang dimaksud adalah hasil projek dalam bentuk disain, skema, karya tulis, karya

seni, karya teknologi/prakarya, dan lain-lain. Model pembelajaran ini memperkenalkan

peserta didik untuk bekerja secara mandiri maupun berkelompok dalam menghasilkan produk

nyata.

Adapun Langkah-langkah Pembelajaran berbasis Projek yang pertama adalah

(Penentuan projek), Guru Bersama dengan peserta didik menentukan tema/topik projek.

Langkah ke dua (Perencanaan Langkah-langkah penyelesaian projek), Guru memfasilitasi

Peserta didik untuk merancang Langkah-langkah kegiatan penyelesaian projek beserta

pengolahannya. Langkah ke tiga (Penyusunan jadwal pelaksanaan projek), Guru memberikan

pendampingan kepada peserta didik melakukan penjadwalan semua kegiatan yang telah

dirancangnya. Langkah ke empat ( penyelesaian projek dengan fasilitas dan monitoring guru),

Guru memfasilitasi dan memonitor peserta didik dalam melaksanakan rancangan projek yang

telah dibuat. Langkah ke lima (Penyusunan laporan dan presentasi/publikasi hasil projek),

Guru memfasilitasi Peserta didik untuk mempresentasikan dan mempublikasikan hasil karya.

Dan Langkah terakhir, Langkah ke enam (evaluasi proses dan hasil projek), Guru dan peserta

didik pada akhir proses pembelajaran melakukan fefleksi terhadap aktifitas dan hasil tugas

projek.
9
Berangkat dari pemaparan dan Langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek

(Project Based Learning), peneliti memilih model pembelajaran ini yang dianggap tepat untuk

meningkatkan hasil belajar pada materi Aku Memiliki Kemampuan pelajaran Agama Katolik

dan Budi Pekerti semester ganjil kelas VII A Tahun Pelajaran 2023/2024.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian, peneliti merumuskan beberapa permasalahan

yang menjadi fokus pembahasan penelitiannya. Berikut ini adalah beberapa permasalahan

tersebut:

1. Apakah Project Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Aku

Memiliki Kemampuan pelajaran Agama Katolik dan Budi Pekerti di kelas VII A di SMP

N 08 Sekadau Hilir pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2023/2024?

2. Bagaimanakah Project Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada

materi Aku Memiliki Kemampuan pelajaran Agama Katolik dan Budi Pekerti di kelas

VII A di SMPN 08 Sekadau Hilir pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2023/2024?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk meningkatkan hasil belajar pada materi Aku Memiliki Kemampuan pelajaran

Agama Katolik dan Budi Pekerti kelas VII A di SMPN 8 Sekadau Hilir Semester Ganjil

Tahun Pelajaran 2023/2024.

2. Untuk mengetahui bagaimana penerapan Project Based Learning dapat meningkatkan

hasil belajar siswa pada materi Aku Memiliki Kemampuan pelajaran Agama Katolik dan

Budi Pekerti pada kelas VII A di SMPN 8 Sekadau Hilir Semester ganjil 2023/2024.

10
D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat dipetik dari penelitian ini adalah:

1. Bagi Siswa

Meningkatnya hasil belajar siswa kelas VII A pada pelajaran Agama Katolik dan Budi

Pekerti pada materi Aku Memiliki Kemampuan di SMPN 8 Sekadau Hilir.

2. Bagi Guru

Sebagai bahan pembelajaran serta masukan dalam meningkatkan kualitas kelas, juga

menambah wawasan dalam mengembangkan kemampuan guru untuk menerapkan

Project Based Learning dalam pembelajaran Agama Katolik dan Budi Pekerti sehingga

dapat mengembangkan profesionalitas guru.

3. Bagi sekolah

Sebagai bahan masukan dalam Upaya meningkatkan kualitas Pendidikan melalui Project

Based Learning sebagai inovasi pembelajaran yang tepat khususnya dalam

meningkatkan hasil belajar pelajaran Agama Katolik dan Budi Pekerti.

11
BAB II

KERANGKA TEORI

A. Landasan Teori.

Landasan teori dalam penelitian ini memuat beberapa hal diantaranya:

1. Hasil Belajar.

Kegiatan akhir dalam pembelajaran adalah proses evaluasi yang bertujuan untuk

mengetahui hasil belajar yang telah diperoleh siswa. Sebelum melaksanakan penilaian,

seorang guru harus tahu apa yang harus dinilai serta bagaimana cara menilainya. Secara

sederhana, hasil belajar merupakan perubahan perilaku anak setelah melalui kegiatan

belajar. Sudjana (2012:22) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-

kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah menerima pengalaman belajarnya.

Hasil belajar dapat ditingkatkan melalui usaha dengan sadar, secara sitematis

mengarah kepada perubahan yang positif yang kemudian disebut dengan proses belajar.

Akhir dari proses belajar adalah perolehan suatu hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa di

kelas terkumpul dalam hasil belajar kelas. Hasil belajar Pendidikan Agama Katolik dari

interaksi belajar dan mengajar, ini merupakan salah satu contoh proses mengajar-belajar.

Jika dikaji lebih mendalam, maka hasil belajar dapat tertuang dalam taksonomi

Bloom, yakni dikelompokan dalam tiga ranah (domain) yaitu domain kognitif atau

kemampuan berpikir, domain afektif atau sikap, dan domain psikomotor atau

katrampilan. Sehubungan dengan itu, Gagne (dalam Sudjana, 2010: 22) mengembangkan

kemampuan hasil belajar menjadi lima macam antara lain; 1. Hasil belajar intelektual,

hasil belajar dari sistem lingsikolastik, 2. Strategi kognitif yaitu mengatur cara belajar dan

berfikir seseorang
12
dalam arti seluas-luasnya termaksud kemampuan memecahkan masalah, 3. Sikap dan

nilai, berhubungan dengan arah intensistas emosional dimiliki sesorang sebagaimana

disimpulkan dari kecenderungan bertingkah laku terhadap orang dan kejadian, 4.

Informasi verbal, pengetahuan dalam arti informasi dan fakta, dan 5. Ketrampilan

motoric yaitu, kecakapan yang berfungsi untuk lingkungan hidup serta mempresentasikan

konsep dan lambang. Kegiatan akhir dalam pembicaraan adalah proses evaluasi yang

bertujuan untuk mengetahui hasil belajar yang telah diperoleh siswa. Sebelum

melaksanakan penilaian, seorang guru harus tahu apa yang harus dinilai serta bagaimana

cara menilainya. Secara sederhana, hasil belajar merupakan perubahan perilaku anak

setelah melalui kegiatan belajar. Sudjana (2012:22) mengemukakan bahwa hasil belajar

adalah kemampuan- kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah menerima

pengalaman belajarnya. Anak yang berhasil dalam belajar adalah anak yang mencapai

tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional. Susanto (2013:5) berpendapat bahwa hasil

belajar siswa adalah kemampuan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah

yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi

pelajaran tertentu.

Maka untuk mengetahui hasil belajar yang diperoleh siswa dapat dilakukan

serangkaian tes yang dirancang sesuai dengan kebutuhan pengetahuan yang ingin diketahui

Bloom, dkk. (Sudjono, 2011:20) menyatakan bahwa hasil belajar dapat dikelompokan ke

dalam tiga domain, yaitu afektif, kognitif dan psikomotor. Setiap domain disusun menjadi

beberapa jenjang kemampuan, mulai dari hal yang sederhana sampai dengan hal yang

kompleks, mulai dari hal yang mudah sampai dengan hal yang sukar, dan dari hal yang

konkret sampai dengan hal yang abstrak.

13
Dalam konteks evaluasi hasil belajar, maka ketiga domain atau ranah itulah yang

harus dijadikan sasaran dalam setiap kegiatan evaluasi hasil belajar. Berdasarkan pendapat

para ahlidi atas, maka dapat peneliti simpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan

perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek perkembangan. Aspek

perkembangan hasil belajar tersebut tidak dilihat secara fragmentaris atau terpisah,

melainkan komprehensif meliputi aspek intelektual (kognitif), sikap (afektif), dan

ketrampilan (psikomotor).

2. Metode Pembelajaran

Menurut Ashar. (1993:95) metode adalah cara yang di dalam fungsinya merupakan

alat untuk mencapai tujuan. Ini berlaku bagi guru (metode mengajar), maupun bagi murid

(metode belajar). Semakin baik metode yang dipakai semakin efektif pencapaian tujuan.

Sedangkan Menurut Amri (2013: 113) metode belajar mengajar dapat diartikan

sebagai cara-cara yang dilakukan untuk menyampaikan atau menanamkan pengetahuan

kepada subjek didik, atau anak melalui sebuah kegiatan belajar mengajar, baik di sekolah,

rumah, kampus dan lain-lain. Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan. Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau

seperangkat indicator yang telah ditetapkan (Rusman, 2011:6).

3. Fase Kurikulum Merdeka SMP

Pada fase D Kurikulum Merdeka ini berlaku untuk kelas VII, VIII dan IX. Namun

demikian, struktur kurikulum serta beban belajar dibagi ke dalam 2 kelompok, yaitu

kelompok kelas VII- VIII serta kelompok kelas IX. Kedua kelompok memiliki mata
14
pelajaran yang

15
sama, hanya alokasi waktu beberapa mata pelajaran berbeda. Capaian Pembelajaran pada

akhir fase D, peserta didik menyadari dan mensyukuri diri sebagai Citra Allah, sebagai laki-

laki atau perempuan, yang memiliki kemampuan dan keterbatasan, untuk mengembangkan

diri melalui peran keluarga, sekolah, teman, masyarakat dan Gereja dengan meneladani

pribadi Yesus Kristus, sehingga terpanggil untuk mengungkapkan imannya dalam kehidupan

mengereja (melalui kebiasaan doa, perayaan sakramen dan terlibat secara aktif di dalam

kehidupan mengereja); serta mewujudkan imannya dalam hidup bermasyarakat

(melaksanakan hak dan kewajiban, bersikap toleran, dan menhormati martabat manusia).

4. Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning).

Pembelajaran berbasis Proyek adalah kegiatan pembelajaran yang mengunakan

project/kegiatan sebagai proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap,

pengetahuan dan ketrampilan. Penekanan pembelajaran terletak pada aktifitas-aktifitas

peserta didik untuk menghasilkan produk dengan menerapkan ketrampilan meneliti,

menganalisis, membuat, sampai dengan mempresentasikan produk pembelajaran

berdasarkan pengalaman nyata. Produk yang dimaksud adalah hasil proyek dalam bentuk

disain, skema, karya tulis, karya seni, karya teknologi/prakarya, dan lain-lain. Pendekatan ini

memperkenalkan peserta didik untuk bekerja secara mandiri maupun berkelompok dalam

menghasilkan produk nyata.

5. Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

Agama terutama bukanlah soal mengetahui mana yang benar atau yang salah. Tidak

ada gunanya mengetahui “kebenaran”, tetapi tidak melakukannya, seperti dikatakan oleh

Santo Yakobus: “ Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa

perbuatan-perbuatan adalah mati” (Yakobus 2:26).


16
Selaras dengan itu, Pendidikan agama Katolik secara khusus bertujuan membangun

dan membimbing peserta didik agar tumbuh berkembang mencapai kepribadian utuh yang

semakin mencerminkan diri mereka sebagai gambar Allah, sebab demikianlah “ Allah

menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia”

(Kejadian 1:27). Sebagai makluk yang diciptakan seturut gambar Allah, manusia perlu

mengembangkan sifat cinta kasih dan takut akan Allah, memiliki kecerdasan, ketrampilan,

pekerti luhur, memelihara lingkungan, serta ikut bertanggung jawab dalam pembangunan

masyarakat, bangsa dan negara. (Sigit DK: 2013).

6. Aku Memiliki Kemampuan.

Tidak semua orang dapat dengan mudah mengetahui dan menyadari berbagai

kemampuan yang ada dalam dirinya. Sebaliknya menemukan kekurangan dan kelemahan

diri seringkali lebih mudah disbanding menemukan kemampuan atau kelebihan. Hal ini

disebabkan oleh kesalahan persepsi. Seolah-olah kemampuan itu baru disebut kemampuan

bila nyata dalam prestasi yang bisa dilihat oleh orang lain.

Sesungguhnya setiap orang memiliki banyak kemampuan. Ada kemampuan yang bisa

dilihat dari prestasi yang diperoleh, kebiasaan yang dilakukan. Tapi ada juga kemempuan

yang masih tersembunyi, yang belum digali dan dilatih, sehingga belum Nampak.

Mereka yang sudah mampu menemukan dan menyadari kemampuannyasejak dini

akan memiliki kepercayaan diri yang kuat dan dapat mengarahkan cita-cita mereka sesuai

dengan kemampuannya itu. Sesungguhnya pengamatan akan kemampuan bisa dilakukan

dengan cara mencermati kemampuan-kemampuan yang menonjol, kebiasaan yang paling

disukai, minat yang ditekuni yang selama ini baik yang langsung disadari maupun yang

dikatakan orang lain.


17
Iman Kristiani menegaskan bahwa sejak awal diciptakan setiap manusia dibekali oleh

Allah dengan berbagai kemampuan. Bekal itu diciptakan setiap manusia dibekali oleh Allah

dengan berbagai kemampuan. Bekal itu diberikan supaya manusia dapat hidup dan

berkembang menuju kesempurnaannya. Setiap orang diberi kemampuan yang berbeda satu

terhadap yang lain. Sebab dengan perbedaan tersebut manusia dapat saling membantu dan

bekerja sama dalam mengembangkan diri. Kemampuan yang telah dianugerahkan Allah itu

perlu disadari dan dikembangkan dengan sikap yang bertanggung jawab, agar dapat berguna

bagi diri sendiri dan dalam membantu sesame. Panggilan mereka untuk mengembangkan

kemampuan itu merupakan keinginan Allah sendiri. Karena pada saatnya kelak, manusia

akan diminta pertanggungjawaban terhadap kemampuan yang sudah Allah berikan,

sebagaimana tergambar dalam perumpamaan talenta (bdk.Mat 25:14-30).

B. Penelitian Terdahulu

Berdasar pada masalah yang telah dirumuskan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

melalui Project Based Learning dapat menciptakan kondisi belajar yang aktif, kreatif dan

menyenangkan. Maka tujuan akhir yang mau di capai, baik oleh guru dan siswa dapat

berhasil. Meningkatnya hasil belajar siswa tidak terlepas dari peran guru sebagai fasilitator

dalam proses pembelajaran.

Dalam Penelitian terdahulu metode ini digunakan oleh “Yanuar Eko Saputra”,

berdasarkan pembahasan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Perekayasaan Sistem

Kontrol dengan menerapkan model Project Based Learning (pjbl) bahwasannya hasil belajar

siswa mengalami peningkatan sehingga menjawab rumusan masalah yang kedua yaitu

dengan menerapkan model pembelajaran Project based learning (pjbl) dapat meningkatkan

keaktifan
18
siswa XII EI 3 dalam pembelajaran Perekayasaan sistem control sekaligus menjawab tujuan

penelitian yang kedua yaitu terjadi peningkatan hasil belajar Perekayasaan Sistem Kontrol

siswa kelas XII EI 3 SMKN 3 Wonosari menggunakan model pembelajaran project based

Learning (pjbl). (eprints.uny.ac.id/46183/1/12502244002_Yanuar%20Eko%20Saputra.pdf).

Berdasar teori penelitian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa menggunakan

model Project Based Learning dapat meningkatkan Hasil Belajar siswa Kelas VII A SMP N

8 Sekadau Hilir pada materi Aku Memilik Kemampuan pada mata pelajaran Pendidikan

Agama Katolik dan Budi Pekerti Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2023/2024.

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan paparan teori penelitian, jika model Project Based Learning diterapkan

pada materi Aku Memiliki Kemampuan, Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2023/2024 di kelas VII A SMP N 8 Sekadau Hilir

Kabupaten Sekadau, maka akan meningkat.

19
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian Tindakan kelas (classroom action research).

Penelitian Tindakan dalam bidang Pendidikan yang dilaksanakan dalam Kawasan kelas

dengan tujuan memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Secara singkat

penelitian Tindakan kelas dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk penelaahan penelitian

yang bersifat reflektif dengan melakukan Tindakan-tindakan tertentu agar dapat

memperbaiki dan meningkatkan prakti-praktik pembelajaran di kelas secara lebih

professional. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus dengan pembagian materi sebagai

berikut ini.

Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

SIKLUS MATERI JAM PELAJARAN HARI/TANGGAL

Siklus 1 Aku Memiliki Kemampuan 3 jp Jumat 21 Juli 2023

Siklus 2 Kemampuanku Terbatas 3 jp Senin 31 Juli 2023

Waktu peneliti gunakan dalam penelitian selama 3 bulan, yaitu mulai bulan Juli -

September 2023. Waktu dari perencanaan sampai penulisan laporan hasil penelitian tersebut

dilakukan pada semester I tahun pelajaran 2023/2024. Waktu untuk melaksanakan tindakan

pada bulan Juli. (siklus I tanggal 21 Juli 2023 dan siklus II tanggal 31 Juli 2023). Adapun

rentang waktu tersebut dimulai dari tahap persiapan hingga penyusunan laporan hasil

penelitian dengan rincian waktu sebagai berikut:

20
Tabel 3.1 Kegiatan siklus I dan siklus II.

Juli Agustus September Oktober


No Kegiatan Minggu
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan kegiatan 6 7

2 Perencanaan Siklus 8 9
Penyusunan Modul
Ajar, Penyusunan
Instrumen.
3 Pelaksanaan tindakan 21 31
siklus I dan Observasi I
4 Evaluasi dan Refleksi.

B. Variabel Penelitian

S. Margono (1997) menyatakan bahwa variable adalah sebuah konsep yang

memiliki variasi nilai. Artinya variable ini sudah pasti punya sifat yang beragam dan

merujuk pada karakteristik yang berbeda antara satu variable dengan yang lainnya.

Dalam Penelitian Tindakan kelas terdapat beberapa variable yang di teliti, pada

bagian ini ditentukan variable-variable penelitian yang dijadikan focus utama untuk

menjawab permasalahan yang dihadapi. Variable tersebut dapat berupa variable dalam

penelitian adalah:

1. Hasil Belajar Siswa

2. Media

3. Model Project Based Learning.

21
C. Populasi dan Sampel

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kels VII A SMPN 08 Sekadau Hilir

tahun ajaran 2023/2024 dengan jumlah 18 siswa yang terdiri dari 6 siswa perempuan dan

12 siswa laki-laki. Tempat penelitian ini dilaksanakan di SMPN 08, Jalan Simpang

Empat Kayu Lapis Desa Gonis Tekam Sekadau hilir, Sekadau – Kalimantan Barat.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas yang terbagi atas siklus-

siklus. Proses penelitian tindakan kelas ini direncanakan berlangsung dalam dua siklus. Setiap

siklus meliputi (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) Observasi, (4) Refleksi

(Arikunto, 2006:16) Adapun model dapat digambarkan sebagai berikut:

Perencanaan→Pelaksanaan→Pengamatan→Refleksi (siklus I)

Perencanaan→Pelaksanaan→Pengamatan→Refleksi (siklus II)

Gambar1. Model penelitian tindakan kelas (Arikunto,2006:16

Pembelajaran Agama Katolik dan Budi Pekerti di kelas VII A SMP 8 Sekadau Hilir

dirancang mengunakan Project Based Learning pada materi Aku Memiliki Kemampuan

Adapun langkah-langkah setiap siklus dijabarkan sebagai berikut:

1. Siklus 1

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini, disusun peneliti. Pembelajaran dibuat seperti

biasa dilakukan oleh guru dan siswa. Dalam proses pembelajaran, peneliti

melakukan apersepsi dalam tatap muka di kelas kepada siswa untuk mengetahui

informasi awal hasil belajar dalam pelajaran Agama Katolik dan budi Pekerti.

22
Pada akhir

23
pembelajaran siswa diberi tes berupa soal untuk mengetahui kemampuan siswa

dalam memahami materi sehingga terlihat jelas gambaran hasil belajar siswa

tersebut.

Kegiatan pratindakan ini akan menjadi dasar perencanaan kegiatan

pembelajaran siklus I, Adapun rencana yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Peneliti bersama observer, menyamakan persepsi dan berdiskusi dalam

pembelajaran Project Based Learning.

2) Merancang pelaksanaan pembelajaran Aku Memiliki Kemampuan dengan

menggunakan Project Based Learning.

3) Menyiapkan skenario pelaksanaan tindakan kelas pada siklus I

4) Menyiapkan bahan pelajaran dan intrumen yang akan digunakan sebelum dan

selama tindakan. Intrument tersebut berupa lembar pengamatan, lembar

penilaian terhadap hasil belajar siswa dan alat untuk mendokumentasikan

kegiatan.

b. Pelaksanaan Tindakan

Tahap ini merupakan realisasi dari rencana yang sudah dirancang

sebelumnya. Tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus I adalah pembelajaran

Aku Memiliki Kemampuan sebagai berikut:

1) Pada tahap pembelajaran siswa diberikan apersepsi untuk mengungkapkan

gambaran materi. Guru kemudian menjelaskan tujuan pembelajaran pada

pertemuan tersebut.

2) Pada tahap selanjutnya guru menjelaskan materi tentang Aku Memiliki

Kemampuan.

24
3) Dengan melihat teks yang disediakan dengan menggunakan Project Based

Learning kemudian mengerjakan test soal pada lembaran kerja siswa.

c. Observasi atau Pengamatan

Pada tahap ini kegiatan peneliti dipusatkan pada proses dan hasil

pembelajaran. Observasi bertujuan mengamati hasil sharing/diskusi siswa tentang

Aku Memiliki Kemampuan di kelas. Oleh karena itu peneliti mengamati sharing

siswa pada materi Aku Memiliki Kemampuan sebelum dan sesudah diberikan

model Project Based Learning.

d. Refleksi

Pada tahap ini peneliti bersama observer mendiskusikan dan menganalisis

masalah serta kendala dalam tindakan siklus pertama. Tujuan refleksi mengkaji

segala hal yang terjadi pada tahap tindakan dan digunakan sebagai bahan masukan

dalam menetapkan langkah selanjutnya.

2. Siklus II

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini, disusun peneliti. Pembelajaran dibuat seperti

biasa dilakukan oleh guru dan siswa. Dalam proses pembelajaran, peneliti

melakukan apersepsi dalam tatap muka di kelas kepada siswa untuk mengetahui

informasi awal hasil belajar dalam pelajaran Agama Katolik dan budi Pekerti. Pada

akhir pembelajaran siswa diberi tes berupa soal untuk mengetahui kemampuan

siswa dalam memahami materi sehingga terlihat jelas gambaran hasil belajar siswa

tersebut.

25
Kegiatan pembelajaran pada siklus I akan menjadi dasar perencanaan

kegiatan Pembelajaran siklus II. Adapun rencana yang dilakukan adalah sebagai

berikut:

1) Peneliti bersama observer menyamakan persepsi dan berdiskusi dalam

pembelajaran Project Based Learning.

2) Merancang pelaksanaan pembelajaran Kemampuanku Terbatas dengan

menggunakan Project Based Laerning

3) Menyiapkan skenario pelaksanaan tindakan kelas pada siklus II

4) Menyiapkan bahan pelajaran dan Instrument yang akan digunakan sebelum dan

selama tindakan. Instrument tersebut berupa lembar pengamatan, lembar

penilaian terhadap hasil belajar siswa dan alat untuk mendokumentasikan

kegiatan.

b. Pelaksanaan Tindakan

Tahap ini merupakan realisasi dari rencana yang sudah dirancang

sebelumnya. Tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus II adalah pembelajaran

Kemampuanku Terbatas sebagai berikut:

1) Pada tahap pembelajaran siswa diberikan apersepsi untuk mengungkapkan

gambaran materi. Guru kemudian menjelaskan tujuan pembelajaran pada

pertemuan tersebut.

2) Pada tahap selanjutnya guru menjelaskan materi tentang Kemampuanku

Terbatas.

3) Dengan melihat teks/ gambar dan bersharing sesuai Project Based Learning,

kemudian siswa mengerjakan test soal pada lembaran kerja siswa.

c. Observasi atau Pengamatan


26
Pada tahap ini dipusatkan pada proses hasil pembelajaran. Observasi

bertujuan mengamati hasil belajar siswa tentang Kemampuanku Terbatas di kelas.

Peneliti mengamati hasil belajar siswa pada materi Kemampuanku Terbatas

sebelum dan sesudah dengan menggunakan Project Based Learning.

d. Refleksi

Pada tahap ini peneliti dengan observer mendiskusikan dan menganalisis

masalah serta kendala dalam tindakan siklus kedua. Tujuan refleksi mengkaji segala

hal yang terjadi pada tahap tindakan dan digunakan sebagai bahan masukan dalam

menetapkan langkah selanjutnya.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk mengumpulkan data

penelitian. Untuk memperoleh data yang benar dan akurat dalam penelitian ini, maka peneliti

menggunakan beberapa teknik yakni tes dan non tes.

1. Teknik Tes

Teknik tes adalah teknik yang digunakan sebagai alat pengukuran berupa

pertannyaan, perintah dan petunjuk kepada tester untuk mendapatkan respon sesuai

dengan petunjuk itu. Tes menurut Sudjana (2012: 35) pada umumnya digunakan untuk

menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan

dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai tujuan pendidikan dan pengajaran. Teknik

tes ini akan menghasilkan data yang bersifat kuantitatif berupa nilai-nilai siswa untuk

mengetahui hasil belajar domain kognitif siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama

Katolik dan Budi Pekerti melalui Project Based Learning.

2. Teknik Non tes

27
Teknik ini digunakan untuk memperoleh data kualitatif, yaitu data yang berupa

kata atau catatan-catatan. Selanjutnya, data kualitatif akan ditransformasikan ke data

kuantitatif dengan pemberian skala penilaian. Jumlah dari skala penelitian akan

dikembalikan ke dalam data kualitatif dengan cara menggolongkan hasil tersebut ke

dalam kategori pada setiap instrument yang telah ditentukan oleh peneliti.

Poerwanti (2008: 1-34) mengemukakan bahwa teknik non tes digunakan untuk

mengobservasi atau mengamati kegiatan siswa dan guru selama proses pembelajaran

berlangsung. Teknik non tes digunakan sebagai pelengkap dan digunakan sebagai

pertimbangan tambahan dalam pengambilan keputusan penentuan hasil belajar, teknik

ini dapat bersifat lebih menyeluruh pada semua aspek kehidupan anak.

F. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data adalah alat bantu penelitian dalam menggunakan metode

pengumpulan data. Alat utama dan alat kunci dari penelitian ini adalah kehadiran peneliti di

dalam kelas. Namun terdapat alat pengumpulan data lain yang menjadi pendukung kelancaran

penelitian, yaitu sebagai berikut:

1. Observasi (pengamatan)

Observasi dalam penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan setiap siklus.

Observasi merupakan suatu pengamatan langsung terhadap siswa dengan memperhatikan

tingkah lakunya (Slameto, 1986: 108) Lembar pengamatan guru digunakan oleh observer

pada waktu guru melaksanakan proses pembelajaran.

28
2. Tes

Bentuk tes yang peneliti pilih untuk pengumpulan data adalah tes tertulis bentuk

uraian dan pilihan ganda. Tes bentuk uraian merupakan tes dengan kegiatan menguraikan

jawaban pertanyaan secara jelas dan lengkap. Sedangkan tes pilihan ganda merupakan

bentuk soal yang jawabannya dapat dipilih dari beberapa kemungkinan jawaban yang

telah disediakan. Adapun dari kedua tes tersebut bertujuan untuk mendapatkan data

tentang motifasi belajar siswa yang tergambar dalam hasil belajar siswa.

3. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang nilai rata-rata mata

pelajaran Pendidikan Agama katolik dan Budi Pekerti siswa kelas VII A pada ulangan

harian Tahun Pelajaran 2023/2024, buku atau materi pelajaran PAK dan daftar siswa.

Rekaman kegiatan berupa foto untuk digunakan mendokumentasikan data tentang

yang terjadi dalam pembelajaran (Zainal Aqib, 2011:157). Setiap kegiatan yang terjadi di

kelas baik yang dilakukan oleh guru, siswa, maupun peneliti didokumentasikan dengan

foto. Alat elektronik ini dapat membantu peneliti dalam mendeskripsikan kegiatan selama

penelitian tindakan kelas.

G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Hal ini

sesuai dengan pendapat Madya (2007:123-124) menyatakan, untuk menganalisis hasil dari

penelitian tindakan digunakan teknik deskriptif kualitatif data terkumpul dalam penelitian ini

berupa hasil tes, observasi dan dokumentasi kegiatan. Kegiatan dianalisis secara deskriptif

29
kualitatif hal tersebut bertujuan untuk mendeskripsikan perubahan-perubahan yang terlihat

dalam tindakan.

Teknik analisis data dibagi menjadi dua yaitu analisi proses tindakan dan hasil

tindakan. Analisis data ini mencakup keduannya dan dilakukan secara terus menerus selama

penelitian berlangsung. Analisis data proses diambil pada waktu pelaksanaan pembelajaran

Aku Memiliki Kemampuan.

H. Indikator Keberhasilan

Dalam penelitian ini kriteria dalam keberhasilan terbagi menjadi dalam dua aspek,

yaitu: keberhasilan proses dan keberhasilan produk. Sesuai dengan karakteristik penelitian

tindakan, keberhasilan penelitian tindakan ditandai dengan adanya perubahan menuju arah

perbaikan.

1. Indikator keberhasilan proses dapat dilihat dari beberapa hal yaitu:

a. Proses pembelajaran dilaksanakan dengan menarik dan menyenangkan.

b. Siswa terlibat aktif dan merespon guru dalam pembelajaran PAK

c. Siswa berkonsentrasi dan memperhatikan guru dalam mengikuti pembelajaran.

d. Siswa memiliki minat saat mengikuti pembelajaran

e. Siswa memiliki motifasi dan semangat dalam proses pembelajaran.

2. Indikator keberhasilan; sebagai indikator atau tolak ukur keberhasilan dalam penerapan

model Project Based Learning pada materi Aku Memiliki Kemampuan , dapat dilihat dari

keberhasilan dalam memotifasi belajar. Tindakan dikatakan berhasil apabila 70% dari

seluruh jumlah siswa telah mendapatkan nilai di atas rata-rata KKTP setelah diobservasi

dan dites.

30
DAFTAR PUSTAKA

Darminta,J.,(1987). Ciri-ciri Khas Pendidikan Pada Lembaga Pendidikan Yesuit.Yogyakarta:

Kanisius.

,(2005). Hakikat Dasar Pendidikan Agama Kristiani (PAK). Diktat Kuliah.Unpublised

pp. 4.39-40.

Shelton, Charles, M (1988a). Menuju Kedewasaan Kristen. Yoyakarta: Kanisius

, ( 1988b). Moralitas Kaum Muda. Yogyakarta : Kanisius.

Soedjati Djiwandono J. (1999). Gereja dan Politik Yogyakarta :

Kanisius. Suwarno, (1992). Pengantar Umum Pendidikan. Jakarta:

Rinneka Cipta.

Sudiarja. (2007) Jurnal Spiritualitas Ignasian. Pusat Studi Ignasian: Pengantar.

Suparno & Purwantini (2007) Hibah: Pengembangan Model-model Pembelajaran Berbasis

Pedagogi Ignasian. Jurnal Spritualitas Ignasian. hal 20-21.

Suparwito, (2007) Spiritualitas Ignasian jurnal kerohanian Dalam Dunia Pendidikan

vol.10.No.02.

Tangdilintin, Philip. (1984). Pembinaan Generasi Muda: Visi dan Latihan, Jakarta :Obor

Materi Bimbingan Teknis Fasilitator dan Intruktur Kurikulum 2013 (2017). Hal 44-45.

31
LK -11b: Penyusunan Intrumen PTK

KUESIONER MOTIFASI BELAJAR SISWA KELAS

(KUESIONER MOTIFASI DIAGNOSTIK)

Nama Siswa :

Nama Sekolah :

Petunjuk Pengisian :

1. Pada angket terdapat 10 pertanyaan yang berkaitan dengan motifasi belajar pada

siswa kelas ….

2. Berilah tanda silang (x) pada kolom yang sudah disediakan, sesuai dengan jawaban Anda.

Ada empat jawaban pertanyaan yang tersedia yaitu:

1. SS : Sangat Setuju

2. S : Setuju

3. TS : Tidak setuju

4. STS : Sangat Tidak Setuju

Pilihlah jawaban dengan jujur dan

tepat!

No Indikator SS S TS STS

1. Saya selalu merasa senang setiap berangkat sekolah

2. Saya merasa senang dalam mempelajari materi yang diberikan guru

3. Saya menyukai semua mata pelajaran yang ada di sekolah

4. Saya hanya menyukai mata pelajaran tertentu saja

5. Saya selalu memperhatikan saat guru sedang menjelaskan

6. Saya sangat bersemangat memperhatikan penjelasan di mata pelajaran yang saya sukai

7. Saya akan bertanya pada guru jika merasa belum memahami materi tertentu

8. Saya bersemangat mengerjakan PR dan Latihan soal yang diberikan

9. Saya akan belajar dengan giat untuk ulangan

32
10. Saya memanfaatkan waktu luang untuk mempelajari kembali materi yang tidak dimengerti

INTRUMEN PENGAMATAN AKTIFITAS GURU PADA PROSES

PEMBELAJARAN PPL SIKLUS 1

Intrumen Pengamatan/Lembar Pengamatan Proses

Pembelajaran Mata Pelajaran :

Kelas :

Sekolah :

Hari/Tanggal :

Nama Peneliti/Guru :

Petunjuk Pengisian:

Amati aktifitas peneliti/guru dalam melaksanakan prose pembelajaran, dan isilah

Intrumen/Lembar pengamatan ini dengan prosedur sebagai berikut:

1. Amatilah setiap aktifitas peneliti/guru sesuai dengan komponen kegiatan dan

berilah tanda ceklist (√) pada kolom nilai 0, 1 atau 2.

2. Setelah melakukan kegiatan pengamatan, dan seluruh komponen kegiatan sudah

diberi nilai, kemudian jumlahkan skor per kolom nilai dan jumlahkan skor perolehan

serta hitung capaian dari semua komponen kegiatan dalam (%) dengan rumus

seperti yang tertera pada keterangan table dibawah ini.

Isilah baris komentar/saran jika ada kegiatan yang dilakukan dianggap kurang

33
No KOMPONEN YANG DIAMATI NILAI KOMENTAR

1. TAHAPAN PENDAHULUAN

1. Membuka dengan doa

2. Menyanyikan lagu wajib

3. Memberi salam pada siswa

4. Mengabsen siswa

5. Melaksanakan Apersepsi

6. Memberi motifasi

2. TAHAPAN KEGIATAN INTI

1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tujuan

2. Menerapkan model PAIKEM

3. Menggunakan Alat peraga

4. Mengelola kelas dengan baik

5. Memberi kesempatan siswa bertanya

6. Menjawab pertanyaan siswa dengan tepat

7. Melaksanakan bimbingan

3. TAHAPAN PENUTUP

1. Memberi penghargaan pada siswa yang menjawab soal dengan benar

2. Menarik kesimpulan

3. Melakukan tindak lanjut

4. Mengajak siswa menutup pelajarn dengan doa

Skor maksimal 34

Skor perolehan

Capaian (%)

Komentar/Sarana: …………………………

…………….2023

Observer/Pengamat

…………………..

NIP.

34
INTRUMEN PENGAMATAN

AKTIFITAS SISWA PADA PROSES PEMBELAJARAN

PPL SIKLUS 1

Mata Pelajaran :

Kelas :

Sekolah :

Hari/Tanggal :

Nama Peneliti/Guru :

Petunjuk Pengisian:

Amati aktifitas siswa dalam proses pembelajaran, dan isilah Intrumen/Lembar

pengamatan ini dengan prosedur sebagai berikut:

1. Amatilah setiapaktifitas siswa sesuai dengan komponen kegiatan dan berilah tanda

ceklist (√) pada kolom hasil; Baik, Cukup, Kurang.

2. Setelah melakukan kegiatan pengamatan, dan seluruh komponen kegiatan sudah

diberi nilai, kemudian jumlahkan skor per kolom nilai dan jumlahkan skor perolehan

serta hitung capaian dari semua komponen kegiatan dalam (%) dengan rumus

seperti yang tertera pada keterangan dibawah table ini.

3. Isilah baris komentar/saran jika ada kegiatan yang dilakukan dianggap kurang

baik/kurang lengkap.

35
NO Aktifitas yang diamati Skor Hasil Ket

maksimal B C K

1. Mengerjakan tugas kelompok secara aktif 3

2. Berlatih melakukan Kerjasama (berada dalam tugas, mengambil giliran, bertanya, 3

mendengarkan secara aktif, memberikan dan menghargai)

3. Aktif dalam kegiatan diskusi kelas 3

- Seluruh perhatian diarahkan pada materi presentasi

- Mengikuti kegiatan diskusi/presentasi secara aktif 3

- Pertanyaan yang diajukan relevan dengan tema yang didiskusikan 3

- Menjawab pendapat/tanggapan yang argumentative 3

- Menghargai saran dan pendapat sesama teman peserta presentasi 3

Jumlah Skor 24

Total Skor perolehan

Capaian (%)

Keterangan:

Nilai 3 : Baik

Nilai 2 : Cukup

Nilai 1 : Kurang

Capaian (%) = (Total Skor Perolehan : 24) x 100%

Komentar/Saran: ………………

…,…2023

Observer/Pengamat

…………………..

NIP

36
HASIL OBSERVASI AKTIFITAS SISWA

Pelajaran :

Kelas VII

Alokasi Waktu : 3 JP x 1 Pertemuan

NO Aktifitas Siswa yang diamati Skor

4 3 2 1

1. Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru

2. Aktif mengamati peragaan/demontrasi

3. Tekun berlatih/praktik secara individu

4. Tekun berlatih/praktik secara individu

5. Aktif mengikuti tes praktik yang ditugaskan guru

Jumlah Skor maksimal ……..

Jumlah Skor perolehan …….

Capaian % ……%

…..,……2023

Pengamat

…………………

NIP

37
INTRUMEN PENGAMATAN AKTIVITAS GURU PADA PROSES

PEMBELAJARAN

PPL SIKLUS 2

Intrumen Pengamatan/Lembar Pengamatan Proses

Pembelajaran Mata Pelajaran :

Kelas :

Sekolah :

Hari/Tanggal :

Nama Peneliti/Guru :

Petunjuk Pengisian:

Amati aktifitas peneliti/ guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, dan isilah

Intrumen/Lembar pengamatan ini dengan prosedur sebagai berikut:

1. Amatilah setiap aktifitas peneliti/guru sesuai dengan kegiatan dan berilah tanda cklist

(√) pada kolom nilai 0, 1, dan 2.

2. Setelah melakukan kegiatan pengamatan, dan seluruh komponen kegiatan sudah

diberi nilai, kemudian jumlahkan skor per kolom nilai dan jumlahkan skor perolehan

serta hitung capaian dari semua komponen kegiatan dalam (%) dengan rumus

seperti yang tertera pada keterangan dibawah table ini.

Isilah baris komentar/saran jika ada kegiatan yang dilakukan dianggap kurang.

38
NO KOMPONEN YANG DIAMATI NILAI KOMENTAR

0 1 2

1. TAHAP PENDAHULUAN

1. Membuka dengan doa

2. Menyanyikan lagu wajib

3. Memberi salam pada siswa

4. Mengabsen siswa

5. Melaksanakan Apersepsi

6. Memberi motifasi

2. TAHAP KEGIATAN INTI

1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tujuan

2. Menerapkan model PAIKEM

3. Menggunakan alat peraga

4. Mengelola kelas dengan baik

5. Memberikan kesempatan siswa bertanya

6. Menjawab pertanyaan siswa dengan tepat

7. Melaksanakan bimbingan

3.

1. Memberi penghargaan pada siswa yang menjawab soal dengan benar

2. Menarik kesimpulan

3. Melakukan tindak lanjut

4. Mengajak siswa doa penutup pelajaran

Skor Maksimal 34

Skor perolehan

Capaian (%)

Komentar/Saran: ………

…..,……2023

Observer/Pengamat

……………….

NIP.

39
INTRUMEN PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA PADA PROSES

PEMBELAJARAN

PPL SIKLUS 2

Mata Pelajaran :

Kelas :

Sekolah :

Hari/Tanggal :

Nama Peneliti/Guru :

Petunjuk Pengisisian:

Amati aktifitas siswa dalam proses pembelajaran dan isilah Intrumen/Lembar

pengamatan ini dengan prosedur sebagai berikut:

1. Amatilah setiap aktivitas siswa sesuai dengan komponen kegiatan dan

berilah tanda ceklist (√) pada kolom hasil; Baik, Cukup atau Kurang.

2. Setelah melakukan kegiatan pengamatan, dan seluruh komponen kegiatan sudah

diberi nilai, kemudian jumlahkan skor per kolom nilai dan jumlahkan skor

perolehan serta hitung capaian dari semua komponen kegiatan dalam (%)

dengan rumus seperti yang tertera pada keterangan dibawah table ini.

3. Isilah baris komentar/saran jika ada kegiatan yang dilakukan dianggap kurang

baik/kurang lengkap.

40
No Aktifitas yang diamati Skor maksimal Hasil Keterangan

B C K

1. Mengerjakan tugas kelompok secara aktif 3

2. Berlatih melakukan Kerjasama (berada dalam tugas, mengambil giliran, bertanya, 3

mendengarkan secara aktif, memberikan dan menghargai)

3. Aktif dalam kegiatan diskusi kelas 3

- Seluruh perhatian diarahkan pada materi presentasi

- Mengikuti kegiatan diskusi/presentasi secara aktif 3

- Pertanyaan yang diajukan relevan dengan tema yang didiskusikan 3

- Menjawab pertanyaan sesuai dengan masud dan tujuan pertanyaan 3

yang diberikan

- Memberikan pendapat/tanggapan yang argumentatif 3

- Menghargai saran dan pendapat sesame teman peserta presentasi 3

Jumlah skor 24

Total Skor perolehan

Capaian (%)

Keterangan

Nilai 3: Baik

Nilai 2: Cukup

Nilai 1: Kurang

Capaian (%) = (Total Skor Perolehan : 24) x 100%

Komentar /Saran : ………..

…….,…….2023

Observer/Pengamat

………………….

NIP

41

Anda mungkin juga menyukai