DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS NANGA PINOH
Jalan Rawat Inap KM. 1 Dusun Serundung Permai, Desa Tanjung Niaga, Kecamatan Nanga Pinoh, Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat
Kode Pos 79672 Telepon/WA : (0568) 21043 / 0821-5596-5636, email: ngpinohpuskesmascc@gmail.com
LAPORAN
TENTANG
MIDWIFERY EMERGENCY COURSE ( LATIHAN PENATAKAKSANAAN
KEGAWATDARURATAN OBSTETRI DAN NEONATAL)
UPTD PUSKESMAS NANGA PINOH
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Gambaran Umum
Angka Kematian Ibu di Indonesia adalah yang tertinggi diantara Negara di
kawasan Asia Tenggara. Di Indonesia Angka Kematian Ibu masih 359/100.000 dan
Angka Kematian Bayi 33/1000 kelahiran hidup. Perdarahan pasca persalinan
merupakan komplikasi yang sangat mengancam keselamatan jiwa seorang ibu.
Sehingga latihan penatalaksanaan kegawat daruratan obstetric dan neonatal sangat
diperlukan untuk meningkatkan kompetensi para petugas kesehatan primer dalam
keadaan emergensi (gawat darurat). Di samping itu juga kegiatan ini bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan dalam menentukan diagnosa suatu masalah (asesmen
awal dengan cepat). Petugas pelayanan primer juga diharapkan memiliki keterampilan
untuk stabilisasi ibu, memperbaiki kemampuan petugas kesehatan primer dalam
merancang untuk merujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang terdekat yang mampu
menangani lebih lanjut komplikasi yang terjadi.
2. Landasan Hukum
a. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
b. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 47 tahun 2018 tentang
Pelayanan Kegawatdaruratan
c. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 34 Tahun 2022 tentang
Akreditasi Pusat Kesehatan Mayarakat, Klinik, Laboratorium Kesehatan, Unit
Transfusi, Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan Praktik Mandiri Dokter Gigi
4. Manual Plasenta
- Manual plasenta dilakukan jika plasenta tidak lahir setelah 30 menit bayi lahir atau
jika terdapat sisa plasenta. Tatalaksana manual plasenta dilakukan dengan
memasukkan tangan kedalam uterus mengikuti jalannya tali pusat dan dimasukkan
kedalam rongga uterus sampai insersio talu pusat, mencari pinggir plasenta yang
telah lepas, melepaskan plesenta dari uterus, melakukan penyisiran dari plasenta
yang telah terlepas menggunakan pinggir tangan, setelah plasenta dirasa sudah
terlepas semua keluarkan plasenta seluruhnya. Kemudia melakukan eksplorasi untuk
memeriksa adanya perporasi atau jaringan plasenta yang tertinggal. Perhatikan
keadaan umum pasien, kontraksi uterus dan perdarahan. Berikan antibiotic sesuai
advice dokter.
5. Resusitasi BBL
- Prinsip resusitasi yang barhasil yaitu : Menilai dengan benar, mengambil keputusan
dengan tepat, melakukan tindakan dengan tepat dan cepat, mengevaluasi / menilai
hasil tindakan. Penilaian awal yaitu tanyakan apakah bayi cukup bulan, apakah bayi
bernafas atau menangis, apakah tonus otot aktif. Langkah awal yaitu : Berikan
kehangatan, bila diperlukan, bersihkan lendir dan jalan nafas, keringkan dan
rangsang taktil, atur posisi kembali. Jika bayi tidak bernafas atau bernafas megap-
megap segera lakukan VTP. Prekuensi jantung dinilai saat VTP dimulai.
- Indikasi VTP jika bayi tidak bernafas/apnu atau jika bayi megap-megap atau
frekuansi jantung dibawah 100x/menit setelah Langkah awal (penilaian frekuensi
jantung yang pertama dilakukan setelah 15 detik diberikan VTP). Jika ada indikasi
VTP harus sudah dimulai dalam 1 menit setelah bayi lahir sedangkan apabila bayi
bernafas spontan namun mengalami distress nafas, berikan tekanan positif
berkelanjukan pada jalan nafas. VTP diberikan 20-30 kali selama 30 detik.
- Jika setelah diberikan VTP frekuensi jantung masih di bawah 60x/menit maka
dilakukan kompresi dada + VTP, kompresi dada dilakukan selama 60 detik dengan
perbandingan 3 : 1 untuk memberikan kompresi dada 90 kali dan ventilasi 30 kali,
total 120 kegiatan dalam 1 menit jika setelah dilakukan VTP dan kompresi dada
frekuensi jantung masih dibawah 60 dpm pertimbangkan pemberian obat dan cairan
intravena.
Pembuat Laporan,
Kurniawati, A.Md.Keb
NIP. 19880908 201704 2 004
Dokumentasi Kegiatan