A. LATAR BELAKANG
Resusitasi bayi baru lahir merupakan prosedur yang diterapkan untuk bayi baru lahir (neonatus) yang
tidak dapat bernafas secara spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat setelah lahir.
Diperkirakan 10 % bayi baru lahir membutuhkan bantuan untuk bernafas pada saat lahir dan 1% saja
yang membutuhkan resusitasi yang ekstensif.
(Konsensus, 2010)
Kementrian kesehatan mempunyai Visi Indonesia Sehat tahun 2030 dimana angka kematian bayi
merupakan salah satu parameter dalam Goals 3 dalam SDGs yang akan diatasi. Angka kematian bayi
yang masih tinggi berdasarkan data kementrian kesehatan pada tahun 2015 sebanyak 33.278 menjadi
32007 pada tahun 2016. Target pemerintah untuk meningkatkan derajat kesehatan dengan
menurunkan angka kematian neonatal sebesar 12 per 1.000 kelahiran hidup. Upaya yang perlu
dilakukan untuk mengatasi permasahan tersebut perlu adanya peningkatan kompetensi petugas yang
memberikan asuhan langsung.
Penanganan resusitasi, pasca resusitasi pada neonatus yang mengalami asfiksia perinatal, sangat
kompleks yang membutuhkan monitoring ketat dan tindakan antisipasi yang cepat, karena bayi
beresiko mengalami disfungsi multi organ dan perubahan dalam kemampuan mempertahankan
homeostasis fisiologis. Salah satu acuan yang telah mempunyai bukti ilmiah yang kuat dalam
melaksanakan stabilisasi pasca resusitasi neonatus dikenal sebagai STABLE. STABLE merupakan
tindakan stabilisasi yang terfokus pada 6 dasar penanganan yang direkomendasikan oleh American
Academy of Pediatrics (AAP) yang bertujuan untuk meningkatkan keamanan pasien, baik dalam
manajemen, mencegah kemungkinan adanya kesalahan, serta mengurangi efek samping. Stabilisasi
neonatus yang tepat terbukti menurunkan tingkat morbiditas dan mortalitas.
Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Sesuai Visi- Misi RSIA Bunda Aliyah adalah menjadi rumah sakit pilihan dan rujukan dalam
pelayanan kesehatan ibu dan anak serta mampu bersaing di era globalisasi. Oleh sebab itu
KEPERAWATAN
rumah sakit dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang bermutu sesuai standar yang sudah
ditentukan. Proses resusitasi, pasca resusitasi dan periode rujukan / pemindahan pada neonatus
merupakan GOLDEN PERIOD yang memerlukan tenaga terampil untuk melakukannya. Berdasarkan
hal tersebut, maka RSIA Bunda Aliyah berupaya untuk meningkatkan kompetensi perawat khususnya
yang bertugas di ruang NICU dan IGD dengan mengadakanan Pelatihan “RESUSITASI
NEONATUS, STABILITATION AND SAFE TRANSPORTATION“ agar mampu memberikan
pelayanan keperawatan yang bermutu.
B. TUJUAN
a. Tujuan Umum :
Memberikan pengetahuan untuk mengajarkan prinsip Resusitasi neonatus, STABLE, dan Safe
Transportasion pada neonatus dan Meningkatkan mutu layanan rumah sakit dalam
melaksanakan asuhan keperawatan pada neonatus.
b. Tujuan Khusus :
1. Peserta mampu mengkaji pasien neonatus
2. Peserta mampu melakukan resusitasi neonatus
3. Peserta mampu mengoprasionalkan alat resusitator
4. Peserta mampu mengupayakan bayi à STABLE
5. Peserta mampu melakukan proses pemindahan ke unit atau RS lain sesuai prosedur
C. MANFAAT
a. Bagi Rumah Sakit :
1. Memiliki SDM yang handal dan berkualitas
2. Meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit
3. Menurunkan angka kematian neonatus
b. Bagi Peserta :
Meningkatkan pengetahuan dan kompetensi perawat dalam menghadapi kegawatan pada
neonatus di rumah sakit.
BAB II
RENCANA KEGIATAN
A. JENIS KEGIATAN
Seminar dan Workshop Resusitasi Neonatus, Stabilisation, Safe Transportation
B. SASARAN
Peserta : Perawat NICU & IGD
Jumlah : 60 orang
C. PELAKSANAAN
Hari/ tanggal : Rabu, 30 Januari 2019
Pukul : 08.00 – 16.00 WIB
Tempat : Auditorium RSIA Bunda Aliyah
D. MATERI
a. Materi Seminar
1. Pemeriksaan Fisik Neonatus
2. Resusitasi Neonatus
3. Stabilisation and safe transportation
4. Asuhan Keperawatan Bayi menggunakan Ventilator
5. Asuhan Keperawatan Pada Neonatus Gangguan Pernafasan
b. Materi Workshop
Nursing care of respiratory distress infants
E. METODE PELAKSANAAN
Ceramah dan Demonstrasi
F. PENGAJAR
1. Dr. Raden Lia, SpA
2. Dr. Marlene Adriani Sutanto
3. Ns. Merita Basril,SKep
G. JADWAL ACARA
17.00 - PENUTUPAN
Selesai
Lampiran I
SUSUNAN PANITIA
WORKING EXPERIENCES
MERITA BASRIL
PENGERTIAN
Ventilator adalah suatu alat bantu nafas / ventilasi mekanik yang dapat
memberikan tekanan posistif pada jalan nafas sampai ke alveoli paru melalui
jalan nafas buatan seperti ETT dan mempertahankan oksigenisasi
Mempertahankan pertukaran gas dengan meminimumkan : Kerusakan Paru
• Gangguan hemodinamik
• Fio2 60 mmhg
…PARAMETER VENTILASI
• N : 3,5 – 6 ml/kg
PeningkatanTI :
• Merekrut alveoli
• MAP O2
• Normal 0,3-0,5 ( <0,2 dan > 0,7 berbahaya)
rate :
•PacO2
•Minute Volume (N: 250-350 ml/mnt)
…PARAMETER VENTILASI
• SpO2 88-92 %
…PARAMETER VENTILASI
PEEP
•
ET
•
IT •
PIP •
• Flow
…
PARAMETER VENTILASI
•TV
•Rate
•PIP
•PEEP
PERUBAHAN SETTING VENTILATOR
BERDASARKAN PERUBAHANAGD
Parameter Ventilator
• FiO2 ≥ 50 %
• PIP 16 cm H2O sebesar pergerakan dada yang cukup
• PEEP 5 cm H2O
• IT 0,3 dtk (0,3-0 ,5dtk )
• I:E 1:1 to 1:2 Pantau:
• Sianosis
• Pengembanagandada
• Perfusi kapiler
• Suara nafas
• Bila oksigenasi buruk, tingkatkan FiO2 5% setiap menit sampai sianosis menghilang (saturasi 88-92 % )
• PeriksaAGD
5. Resiko infeksi
PENGKAJIAN
• Riwayat antenatal
• Fungsi pernafasan
LANJUTAN
• FotoThoraks
LANJUTAN
5. Gelisah
LANJUTAN
INTERVENSI
1. Kaji dan dokumentasikan kebersihan jalan nafas & keefektifan pemberian
oksigen
2. Auskultasi paru kanan & kiri untuk mementukan penghisapan lender
• 3. Desifisiensi surfaktan
• 4 . Nyeri
• 6. Penurunan energi
LANJUTAN
7. Takipnea > 60
9. Merintih
• 2. Gas darah arteri dan kesimbangan asam basa berada dalam batas normal
untuk usia gestasi
INTERVENSI
• 1. Pantau adanya pucat dan sianosis
• 12. Berikan obat anti nyeri untuk mengoptimalkan pola nafas (kolaborasi)
3. GANGGUAN PERTUKARAN GAS
1. PH darah abnormal
• 4. Sianosis
• 5. Penurunan karbondioksida
• 6. Hiperkapnia
• 7. Hipoksemia
• 8. Hipoksia
• 9. Nafas cuping hidung
• 10. Gelisah
• 11. Takikardia
LANJUTAN
• Tujuan & kriteria Hasil :
• Intervensi:
1. Kaji suara nafas, frekuensi nafas, kedalaman, dan usaha nafas dan produksi
sputum
KESIMPULAN
TERIMA KASIH
CURRICULUM VITAE
RIWAYAT PRIBADI
Nama : dr. RadenLiaMulyani, SpA
Jeniskelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Menikah
E-mail : l_mulyani@yahoo.com
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : S2
PENGALAMAN KERJA
DokterUmumKlinikCibuluh, Bogor (2002-2006)
DokterSpesialisAnak dan konselor laktasi di RSIA SamMarie Basra, Jakarta Timur (2010-
Sekarang)
PENGALAMAN ORGANISASI
Tim BantuanMedis FKUI
SenatMahasiswa FKUI
IkatanDokterAnak Indonesia
Raden Lia Mulyani, Djajadiman Gatot. Pendekatan Diagnosis pada Anak dengan Gangguan
Fungsi Trombosit (Poster). PIT IKA III IDAI. Yogyakarta, Mei 2007.
RESUSITASI NEONATUS
dr. R. Lia Mulyani, SpA
30 % kematian bayi di
Kenapa belajar resusitasi ? Indonesia disebabkan
asfiksia saat lahir (WHO,2007)
• Gawat janin
Bayi manakah • Prematur (UG < 37 mgg) atau yang mungkin
BBLR
memerlukan • Presentasi abnormal
resusitasi? • Proses persalinan sulit
• Anastesi umum
PERUBAHAN FISIOLOGIS
RESPIRASI
Sesaat setelah
Sebelum lahir
lahir
Fluid filled Air filled
Kebutuhan oksigen janin Cairan dalam paru–paru
dipenuhi melalui plasenta diserap, diganti dengan udara
PERUBAHAN FISIOLOGISRESPIRASI
PERUBAHAN FISIOLOGISSIRKULASI
SIRKULASI SIRKULASI
JANIN NEONATUS
PERIODE AWAL NEONATUS
Lahir
Adaptasi
Berhasil Gagal
Resusitasi
IMD
STABLE
Warm Transport
Rawat Gabung
Pink Sweet Rawat
NICU/SCN
TUJUAN RESUSITASI
Upayakan Bayi
Warm
Pink Sweet
T Thermoregulation
Airway
Breathing
Circulation
Drugs
PERSIAPAN SEBELUMRESUSITASI
IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO
NEONATUS
LINGKUNGAN
MENCEGAH PENULARAN
INFEKSI
IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO
NEONATUS
Faktor Risiko Antepartum Intrapartum Risk Factors Gestasi < 36
minggu atau > 41 SC cito
minggu Kelahiran dengan vakum atau
Preeklamsi atau eklamsiPerkiraan usia gestasi
forsepKelainan pesentasi
Hipertensi pada ibu
Kehamilan kembar Kondisi air ketubanPersalinan lama
Anemia janin Anastesi umum
Polihidramnion atau Kehamilan tunggal atau
kembarPemakaian narkotika 4 jam oligohidramnion sebelum
melahirkan Faktor risiko lainnya
Hidropfetalis Solusio plasenta
Makrosomia Perdarahan intrapartum
IUGR Ketuban hijau kental
Kelainan kongenital Gangguan denyut jantung janin
TIM RESUSITASI
1. Pimpinan Tim
2. Sirkulasi
• Di depan kepala bayi
• Kompetensi resusitasi neonatus
terbaik
• Ventilasi (airway dan breathing)
2. Asisten sirkulasi
• Di kanan bayi
• Sirkulasi bayi, mendengar denyut
jantung, mengatur kebutuhan PIP &
FiO2, kompresi dada, memasang
kateter umbilikal, resusitasi cairan
Suhu
• Hangat, terang dan luas
• Suhu ruangan resusitasi 24-26 °C
• Menjaga suhu tubuh bayi antara 36,5 - 37,5°C
• Infant warmer
• Kain, topi, dan selimut bayi yang kering dan hangat
• Plastik bening untuk membungkus bayi < 1500 gr atau < 28
minggu
• Inkubator transpor atau metode kangguru untuk memindahkan
bayi ke ruang rawat
ALAT & PERLENGKAPAN
RESUSITASI
Ventilasi Tekanan
Positive (VTP)
Pemantauan Sp O2
Apabila LDJ > 100 x/menit
dan target saturasi oksigen
sudah tercapai :
• Tanpa alat lanjutkan ke
perawatan observasi
• Dengan alat lanjutkan ke
perawatan paska resusitasi
VENTILASI TEKANAN POSITIF
Distress napas
Ventilasi Tekanan (takipnu, retraksi,
Positive (VTP) atau merintih)
Pemantauan Sp O2
Apabila LDJ > 100 x/menit
dan target saturasi oksigen Continuous Positive
sudah tercapai : Airway Pressure (CPAP)
• Tanpa alat lanjutkan ke PEEP 5-8 H2O
perawatan observasi
Pemantauan Sp O2
• Dengan alat lanjutkan ke
perawatan paska resusitasi
CPAP
Continuous Positive
Airway Pressure : udara
bertekanan yang
T-piece resuscitator mengalir terus menerus
Setting awal : 7 cmH2O
(5-8 cmH2O)
PEEP 7 CmH2O
30 detik kedua.....
Observasi pernapasan, laju denyut jantung (LDJ) dan tonus otot
Tidak bernapas/ megap-megap, Bernapas spontan dan atau LDJ < 100
x/menit
Oksigen 21%
(udara tekan) Oksigen 100 %
(oksigen Murni)
Tabel Konsentrasi Oksigen
Untuk Campuran Udara dan Oksigen
%
Udara Bertekanan / Oksigen 21% (liter/menit) Kons.
O2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
3 80% 68% 61% 55% 51% 47% 45% 43% 41% 39%
4 84% 74% 66% 61% 56% 52% 50% 47% 45% 44% 5 86% 77% 70% 65% 61%
57% 54% 51% 49% 47% 6 88% 80% 74% 68% 64% 61% 57% 54% 53% 51%
7 90% 82% 76% 71% 67% 64% 61% 58% 56% 54%
10 93% 87% 82% 77% 74% 70% 67% 65% 63% 61%
60 detik ketiga.....
Gagal CPAP
Bila LDJ tetap < 100 x/menit PEEP 8 H2O
FiO2 > 40%
Pengembangan dada adekuat ? Dengan distres napas
YA TIDAK Pertimbangkan intubasi
Dada mengembang adekuat, • Obstruksi jalan napas
namun LDJ < 60 x/menit • Kebocoran sungkup
• VTP (O2 100%) + kompresi • Tekanan puncak inspirasi cukup atau
dada (3 kompresi tiap 1 napas) tidak
• Pertimbangkan intubasi
• Observasi LDJ dan usaha napas Intubasi trakea dapat
tiap 30 detik dipertimbangkan pada
Bila dada tidak langkah ini apabila VTP
mengembang adekuat, tidak efektif atau telah
evaluasi : • Posisi kepala dilakukan selama 2 menit
KOMPRESI DADA
1. Pelaksana Kompresi
2. Pelaksana VTP
PEMBERIAN OBAT
DAN CAIRAN
INTRAVENA
• Jarang diberikan pada resusitasi
neonatus
• Pemberian ventilasi yang adekuat
paling penting dalam meningkatkan
denyut jantung
• Diberikan
melalui :
• Kateter vena umbilikal
• Vena perifer
• Jalur intraoseus •
Endotrakeal tube •
Jenis obat :
• Adrenalin
• Volume ekspander
Pemberian adrenalin
• Bicarbonat
• Naloxon
Pemberian volume
ekspander
Pita suara
Garis batas
pita suara
Esofagus
dibatasi hanya dalam 20
KESIMPULA
N
• Komponen
resusitasi
neonatus :
• Termoregulasi
• Airway
• Breathing
• Circulation
• Drug
• Diperlukan persiapan dan tim
resusitasi agar resusitasi berhasil
TERIMA
KASIH
CURRICULUM VITAE
PERSONAL DETAILS
FORMAL EDUCATION
ADDITIONAL INFORMATION
• Inkubator
Kendaraan dan • Oxygen transport
peralatan • Monitor/alat saturasi portable
T • TEMPERATURE
A • AIRWAY
B • BLOOD PRESSURE
L • LAB WORK
E • EMOTIONAL SUPPORT
SUGAR AND SAFE CARE
(KADAR GULA DARAH DAN PERAWATAN YANG AMAN)
Bayi sakit tidak dapat mentoleransi oral feeding PUASA
Pasang infus (perifer/umbilical), berikan dextrose containing
Pertahankan GDS > 50mg/dl
Beberapa bayi yang memiliki resiko tinggi hipoglikemia:
Prematur
KMK (Kecil Masa Kehamilan) / BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah)
BMK (Besar Masa Kehamilan)
Ibu dengan Diabetes Melitus
Bayi sakit
Obat-obatan yang diminum ibu selama kehamilan (Anti depresi, beta bloker, dll)