PROPOSAL
A. Latar Belakang
Data dari badan kesehatan dunia (WHO) didapatkan bahwa sekitar 99% kematian ibu
terjadi di negara berkembang. Dapat diketahui bahwa dari 95.866 persalinan terdapat 67
kematian ibu. Jumlah kematian diluar rumah sakit sangat tinggi yaitu sekitar 73,3% dan di
dalam rumah sakit 26,7%. Berdasarkan evaluasi Millennium Development Goals (MDGs) pada
tahun 2015, kasus kematian ibu dan bayi baru lahir di Indonesia masih pada posisi 305 per 100.000
kelahiran. Padahal target yang dicanangkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) adalah 102 per
100.000 kelahiran. Angka kematian ibu di tahun 2015 berjumlah 4.999 kasus, sedangkan di
tahun 2016 menjadi 4.912 kasus. Di tahun 2017 (semester 1) angkanya menurun lagi
menjadi 1712 kasus. Selama tiga tahun, angka kematian ibu melahirkan menurun sekitar
3287 kasus. Angka kematian bayi juga juga menurun. Di tahun 2015, angka kematian bayi
sebanyak 33.278 kasus, di tahun 2016 angkanya menjadi 32.007, dan di 2017 (semester I)
menjadi 10.294 kasus ( KeMenkes RI 2017). Sedangkan berdasarkan sumber dari BPS
Provinsi Jatim tahun 2016 AKI di Jawa Timur adalah 23,60 per 100.000 kelahiran
sedangkan di Bangkalan AKI masih masih tinggi yaitu 48,90 per 100.000 kelahiran .Salah
satu program MDG’s adalah menurunkan angka kematian ibu dan bayi sehingga Kementrian
Kesehatan RI mengupayakan penurunan AKI dan AKB sebagai program prioritas.
Dapat diketahui bahwa 95% penyebab kematian ibu adalah komplikasi obstetri yang
sering tak dapat diperkirakan sebelumnya. Penyebab langsung kematian ibu di Indonesia
yang dikenal dengan “Trias Klasik” adalah perdarahan, infeksi dan eklampsia. Mengingat
lebih dari 14 juta kasus pertolongan dalam kehamilan setiap tahunnya terdapat 128.000
(seratus dua puluh delapan ribu) wanita mengalami perdarahan sampai meninggal. Maka
kebijaksanaan Kementrian Kesehatan mengupayakan agar setiap persalinan ditolong atau
minimal didampingi bidan dan pelayanan obstetri sedekat mungkin kepada semua ibu hamil.
Berdasarkan data dan fakta di atas dapat diketahui besarnya peran bidan di
masyarakat ataupun Rumah Sakit, terlebih di daerah perifer, maka perlu kiranya bidan bisa
menjadi lebih profesional dalam memberikan asuhan kebidanan dan berpikiran futuristik
dalam menghadapi setiap kasus, khususnya kasus kegawatdaruratan maternal maupun
neonatal.
Adapun untuk memenuhi kriteria sumber daya manusia yang diharapkan dalam latar
belakang tersebut di atas, Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Cabang Bangkalan Madura
memandang perlu menyelenggarakan pelatihan Petolongan Pertama Gawat Darurat Obstetri
Ginekologi (PPGDON) atau dapat disebut juga sebagai pelatihan Basic Maternal Neonatal
Resuscitation (BMNR), dengan maksud agar peserta pelatihan memiliki pengetahuan dan
ketrampilan penanganan kasus kegawatdaruratan Ibu hamil maupun bayi.
Sasaran yang tepat untuk menyiapkan sumber daya manusia tersebut adalah Bidan
Pelaksana pada institusi pelayanan kesehatan, dan atau Bidan praktik mandiri untuk
mengikuti kegiatan pelatihan Petolongan Pertama Gawat Darurat Obstetri Ginekologi
(PPGDON) atau dapat disebut juga sebagai pelatihan Basic Maternal Neonatal Resuscitation
(BMNR).
B. Tujuan
Setelah mengikuti pelatihan, diharapkan peserta dapat :
1. Melakukan dengan benar cara menyiapkan dan menggunakan resusitasi Neonatus,
sungkup pada boneka. ( Airway Breathing Management )
2. Menyiapkan dan Melaksanakan dengan benar obat resusitasi neonatus, terapi cairan, IV
Line, V. Umbilikalis
3. Melaksanakan basic Life Support pada Ibu hamil Guidelines 2010
4. Melaksanakan Kompresi dada pada Bayi Guidelines 2010, serta menyiapkan dan
membantu Intubasi Endotracheal pada bayi
5. Melaksanakan langkah awal resusitasi Neonatus
6. Melaksanakan penanganan pada HPP
7. Melaksanakan pemasangan kondom kateter
8. Melaksanakan Partograph dan tatalaksana penyuntikan MgSO4
9. Melaksanakan penanganan distosia bahu
10. Melaksanakan Episiotomi dan Heating Perineum.
E. Lama Pelatihan
1. Pelaksanaan pelatihan akan dilasanakan selama 3 (tiga) hari berturut-turut
2. Dimulai pukul 08.00 – 20.00 wib
E. Metode Pelatihan
1. Kuliah / Ceramah Tanya Jawab
2. Audio Visual
3. Praktik skill station
4. Diskusi Skenario
F. Evaluasi
1. Ujian Pre Test dan Post Test
2. Ujian Praktik dan Resusitasi Maternal Neonatal
Hari : 2
Hari : 3
G. Alokasi Biaya
1. Biaya pelatihan untuk setiap peserta sebesar Rp. 1,807.000,- (satu juta delapan ratus tujuh
ribu rupiah),
2. Biaya tersebut sudah termasuk :
a. Pengadaan Buku Panduan
b. Akreditasi SKP IBI Jawa Timur
c. Pengadaan dan Pemeliharaan alat praktikum
d. Pengadaan Sertifikat
e. Jasa Instruktur / Narasumber
f. Training kit / Tas
H. Instruktur / Narasumber
1. Dokter Spesialis Obgyn
2. Dokter Spesialis Anak
3. Instruktur & Narasumber Perawat Spesialis Anak
4. Instruktur & Narasumber Bidan Ahli
5. Instruktur & Narasumber Perawat PPGD
SUSUNAN PANITIA
Panitia PPGDON
Ketua
Sekretaris
Mengetahui,
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
SYARIFAH AMBAMI RATO EBU
KABUPATEN BANGKALAN