Anda di halaman 1dari 2

BAB II

2.3. MENGELOLA KONTRAK PENGADAAN BARANG ATAU JASA


PEMERINTAH

A. Pengertian

Perjanjian dalam Hukum Perdata, Kontrak disebut juga sebagai Perjanjian Tertulis. Perjanjian
menurut hukum Perdata diatur dalam Pasal 1313 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(KUHPerdata) yaitu: "Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan di mana satu orang atau lebih
mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih." Selain itu, dalam Pasal 1320
KUHPerdata dijelaskan mengenai syarat sah perjanjian:
1)sepakat mereka yang mengikatkan dirinya;
2)kecakapan untuk membuat suatu perikatan;
3)suatu hal tertentu;
4)suatu sebab yang halal.
Menurut International Trade Center (2010), Kontrak (contract) adalah sebuah perjanjian hukum
antara dua pihak atau lebih yang bermaksud untuk membuat suatu hubungan resmi yang berlaku
menurut hukum. Secara lebih populer dapat dikatakan bahwa kontrak adalah perjanjian secara
tertulis antara para pihak untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam mencapai tujuan.

B. Letratur dan Regulasi

Terdapat beberapa peraturan terkait Pengelolaan Kontrak Pengadaan


Barang/jasa Pemerintah, antara lain:
1. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas
Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.
2. Peraturan LKPP Nomor 9 Tahun 2018 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa melalui Penyedia.
3. Modul mengelola kontrak pengadaan barang atau jasa pemerintah
“CHRISTIAN GAMAS.net” Maret 2020
C. Pembahasan

1) Pengendalian Kontrak dalam Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah adalah


tindakan-tindakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk menjamin bahwa pengadaan barang
dan jasa pemerintah berjalan lancar dan berhasil sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.
Pengendalian kontrak mencakup berbagai aktivitas, mulai dari perencanaan dan penyusunan
dokumen kontrak hingga pengawasan pelaksanaan, pembayaran, dan pengujian produk.Prinsip
Pengendalian.
Kontrak dalam Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah meliputi:

I. Prinsip Akuntabilitas: Pemerintah memastikan bahwa pengadaan barang dan jasa


berlangsung dengan cara yang efisien dan efektif, dengan mempertimbangkan
kontraktor dan tahap pelaksanaan yang diinginkan.
II. Prinsip Transparansi: Pemerintah harus memastikan bahwa proses pengadaan
barang dan jasa terbuka dan mudah diakses. Pemerintah juga harus memastikan
bahwa tidak ada konflik kepentingan antara pemerintah dan pihak lain.
III. Prinsip Efisiensi: Pemerintah harus memastikan bahwa semua proses pengadaan
dilakukan secara efisien dengan menghindari tindakan yang tidak perlu dan
menghasilkan produk berkualitas yang dapat memenuhi kebutuhan.
IV. Prinsip Keadilan: Pemerintah harus memastikan bahwa proses pengadaan adil
untuk semua pihak yang terlibat, yaitu pemerintah, kontraktor, dan masyarakat.
V. Prinsip Tanggung Jawab: Pemerintah harus menjamin bahwa kontraktor
memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan kewajiban yang telah disepakati.
Pemerintah juga harus memastikan bahwa semua pihak yang terlibat di dalam
proses pengadaan menanggung risiko dan konsekuensinya.

Anda mungkin juga menyukai