Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

HUBUNGAN IPS DAN ILMU ILMU SOSIAL,FAKTA, KONSEP,


GENERALISASI IPS

Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah konsep dasar IPS SD yang diampu oleh
dosen :
Imam Malik,M.Pd

Kelompok 5:

1.Zulpatoni (E1E02310199)

2.Amanda Moza Salsabilla (E1E02310209)

3.Aulia Riadatussoliha (E1E02310214)

4.Baiq Asti Putri Rahman (E1E02310217)

5.Baiq Mutiara Nabila (E1E02310219)

BAB 1

Latar belakang, rumusan dan tujuan


A. LATAR BELAKANG

Ilmu-ilmu sosial mengkaji perilaku manusia yang berlangsung dalam proses kehidupan sehari-
hari dalam upaya menjelaskan mengapa manusia berperilaku seperti apa yang mereka lakukan.
Setiap ilmu sosial merupakan suatu disiplin ilmu tersendiri yang memiliki scope materi dan
metodologi tertentu, batang tubuh, atau struktur ilmu pengetahuan (body of knowledge atau
struktur of knowledge) tentang suatu bidang kajian. Setiap ilmu sosial seperti sejarah, geografi,
ekonomi, antropologi, sosiologi, psikologi sosial, ilmu politik dan pemerintahan, memandang
manusia dari sudut pandangnya masing-masing dan menggunakan metode kerja yang berbeda
untuk memperoleh struktur ilmunya.

Pengetahuan tentang tindakan atau perilaku manusia ini memberikan suatu pola dasar bagi
materi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

Dalam suatu struktur ilmu pengetahuan, termasuk di dalamnya ilmu sosial, tersusun dalam 3
(tiga) tingkatan materi, dimulai dari yang paling sempit sampai kepada yang paling luas, yaitu
fakta, konsep, dan generalisasi (Savage dan Armstrong dalam Fakih Samlawi dan Bunyamin
Maftuh, 1998:4).

B. RUMUSAN MASALAH

Permasalahan dalam makalah ini adalah:

1.Jelaskan hubungan ips dan ilmu ilmu sosial

2.Apa yang dimaksud dengan fakta, konsep, dan generalisasi?

3.Sejauhmana kedudukan fakta, konsep, dan generalisasi dalam IPS

4.Bagaimana model pembelajaran tentang fakta, konsep, dan generalisasi dalam IPS

C. TUJUAN

1. Mengetahui hubungan ips dan ilmu ilmu sosial


2.Mengetahui pengertian fakta, konsep, dan generalisasi.

3.Mengetahui sejauhmana kedudukan fakta, konsep, dan generalisasi dalam IPS.

4.Mengetahui tentang fakta, konsep, dan generalisasi dalam IPS.

BAB 2

Hasil dan Pembahasan

A.Hubungan IPS dan Ilmu Ilmu Sosial


Pengertian IPS Ilmu Pengetahuan Sosial adalah suatu bahan kajian yang terpadu yang
merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi dan modifikasi yang diorganisasikan dari
konsep-konsep dan keterampilan-keterampilan sejarah, geografi, sosiologi, antropologi, dan
ekonomi Menurut Abu Ahmadi IPS ialah bidang studi yang merupakan paduan (fusi) dari
sejumlah disiplin ilmu sosial. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
materi IPS diambil dari berbagai disiplin ilmu sosial seperti geografi, sejarah, sosiologi,
antropologi, psikologi sosial, ekonomi, ilmu politik, ilmu hukum, dan ilmu-ilmu sosial
lainnya yang dijadikan sebagai bahan baku bagi pelaksanaan program pendidikan dan
pengajaran di sekolah dasar dan menengah. Pendidikan IPS bertujuan untuk mendidik dan
memberi bekal kemampuan dasar agar dapat mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat,
kemampuan, dan lingkungannya serta berbagai bekal untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi. Pada ruang lingkup mata pelajaran IPS SD meliputi aspek-aspek sebagai
berikut: a. Manusia, tempat dan lingkungan. b. Waktu, keberlanjutan dan perubahan. c. Sistem
Sosial dan Budaya. d. Perilku Ekonomi dan Kesehjahteraan. Pengertian Ilmu-ilmu Sosial Ilmu
Sosial adalah kajian bidang ilmu yang mengupas hubungan manusia dan lingkungannya,
serta masyarakat dan interaksi didalamnya. Manusia berperan besar dalam perkembangan
ilmu sosial sehingga perlu pemahaman tentang keterkaitan antara manusia dengan ilmu
sosial agaar dapat mencapai taraf kehidupan yang lebih baik. Para ahli ilmu-ilmu sosial telah
memerinci sekitar 8 disiplin ilmu sosial yang mendukung untuk pengembangan program
social studies yang meliputi: antropologi, ekonomi, geografi, sejarah, filsafat, ilmu politik,
psikologi dan sosiologi. Pada hakikatnya, semua disiplin ilmu sosial tersebut memiliki objek
kajian yang sama yakni manusia.

Perbedaan IPS dan Ilmu-ilmu Sosial Menurut Sumaatmadja (1986: 22), terdapat perbedaan yang
esensial antara ilmu-ilmu sosial (social sciences) dengan ilmu pengetahuan sosial (social
studies). Menurut Norman MazKenzie ilmu-ilmu sosial (socialsciences) dapat diartikan
sebagai semua bidang ilmu pengetahuan mengenai manusia dalam konteks sosialnya atau
sebagai anggota masyarakat. Menurut Setiawan (2015: 4), pendidikan IPS ialah suatu
program studi dan bukan disiplin ilmu tersendiri, sehingga tidak akan ditemukan baik dalam
nomenklatur filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu sosial (social sciences), maupun dalam ilmu
pendidikan. Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa ilmu-ilmu sosial berbeda
dengan ilmu pengetahuan sosial, beberapa perbedaan tersebut yaitu: a) Aspek kehidupan
manusia yang menjadi objek studi ilmu-ilmu sosial terpisah, misalnya sosiologi objek
studinya interaksi sosial, antropologi objek studinya kebudayaan, ekonomi objek studinya
kebutuhan manusia, geografi objek studinya ruang atau interelasi manusia dengan faktor
alam pada ruang, ilmu politik objek studinya kekuasaan, sejarah objek studinya waktu
atau riwayat masa lampau, psikologi sosial objek studinya proses mental manusia sebagai
makhluk sosial. Sedangkan, IPS bukan disiplin ilmu mandiri seperti ilmu-ilmu sosial lainnya.
IPS juga mengkaji manusia dalam konteks sosialnya, namun, IPS mengkaji aspek
kehidupan sosial manusia sebagai satu kebulatan atau unidimensional. b) Ilmu-ilmu sosial
(social sciences) lebih dipusatkan pada pengkajian ilmu murni. Kerangka kerja ilmu-ilmu
sosial lebih diarahkan kepada pengembangan teori dan prinsip ilmiahnya. Setiap disiplin
ilmu-ilmu sosial (sosiologi, antropologi, sejarah, geografi, ilmu politik, ekonomi, dan lain-
lain) berusaha untuk mengembangkan kajiannya sesuai dengan alur keilmuannya. Oleh
sebab itu, ilmu-ilmu sosial tidak menekankan aspek pendidikan, namun ilmu-ilmu sosial
dirumuskan sebagai disiplin akademik mengenai manusia dan konteks sosialnya yakni
berusaha mengetahui apa dan menjelaskan mengapa (to describe and to explain). Sedangkan
ilmu pengetahuan sosial (social studies) lebih menekankan pada aspek pendidikannya. Oleh
sebab itu, IPS disebut juga Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS). Materi IPS diambil dari
ilmuilmu sosial untuk kepentingan pendidikan dan pengajaran

Hubungan antara IPS dengan Ilmu-ilmu Sosial Ilmu-ilmu sosial merupakan dasar dari IPS. Akan
tetapi, tidak semua ilmuilmu sosial secara otomatis dapat menjadi bahan atau pokok bahasan
dalam IPS. Tingkat usia, jenjang pendidikan, dan perkembangan pengetahuan siswa sangat
menentukan materi-materi ilmu-ilmu sosial mana yang tepat menjadi bahan atau pokok bahasan
dalam IPS. Disiplin ilmu-ilmu sosial yang dikembangkan dalam social studies di Indonesia
meliputi ilmu ekonomi, sejarah, geografi, sosiologi, politik, hukum dan pendidikan
kewarganegaraan. Disiplin ilmu sosial yang dikembangkan dalam social studies di Amerika
Serikat lebih beragam bila dibandingkan dengan tradisi pengembangan IPS di Indonesia.
Disiplin ilmu sosial yang dikembangkan dalam social studies di Amerika Serikat meliputi
antropologi, arkeologi, ekonomi, geografi, sejarah, hukum, filsafat, ilmu politik, psikologi,
religi dan sosiologi. IPS ialah bidang studi yang merupakan paduan (fusi) dari sejumlah
mata pelajaran sosial dan IPS juga dikatakan sebagai suatu sarana mata pelajaran yang
menggunakan bagian-bagian tertentu dari ilmu-ilmu sosial oleh karena itu ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan seperti: a. Ilmu-ilmu sosial manakah yang dapat dipadukan, dan
mempunyai keterkaitan dalam proses pembelajaran b. Bagaimana cara memadukannya, sebab
tidak semua materi ilmu sosial dapat dipadukan c. Bagian-bagian apa sajakah yang perlu bagi
pembelajaran IPS

B.Fakta

Fakta dapat diartikan sebagai suatu informasi atau data yang ada/terjadi dalam kehidupan sehari-
hari dan dikumpulkan dan dikajin oleh para ahli ilmu sosial yang terjamin kebenarannya.
Walaupun demikian fakta memiliki kekuatan yang terbatas unutk menjelaskan suatu masalah.
Fakta menunjuk pada kondisi yang khusus dan keberlakuannya terbatas (kurang berlaku umum).
Di bawah ini dikemukakan beberapa contoh fakta sebagai berikut:

a) Penduduk Indonesia berkonsentrasi di Pulau Jawa, Bali, dan Madura.

b) Ikrar Sumpah Pemuda terjadi pada tanggal 28 Oktober 1928.

c) Gunung Galunggung meletus pada tahun 1982.

d) Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.

e) Bandung adalah Ibu Kota Propinsi Jawa Barat.

f) Orde Reformasi dimulai tahun 1998.

Pentingnya fakta dalam struktur susunan ilmu pengetahuan karena fakta dapat membentuk suatu
konsep dan generalisasi.
Menurut Savage dan Armstrong (1996:24) mengatakan bahwa: “Konsep tidak dapat dipelajari
dalam kekosongan, melainkan dicapai dalam suatu proses yang melibatkan fakta-fakta yang
khusus”. Dari beberapa fakta yang khusus dan saling berkaitan satu sama lain, maka dapat
membentuk suatu konsep atau pengertian. Karena begitu banyaknya fakta dalam kehidupan
sosial manusia, maka tidak mungkin seorang guru dapat mengajarkan semua fakta tersebut. Oleh
karena itu, guru harus memilih fakta yang dapat membantu para siswa untuk mampu memahami
konsep dan generalisasi.

Hubungan yang erat antara fakta dan konsep dapat dilihat pada ilustrasi berikut. Sebagai contoh:

Seorang anak berasal dari keluarga yang kurang mampu, sejak duduk di bangku Sekolah Dasar
sudah berjuang keras untuk menyelesaikan studinya.

Waktu di SD ia pernah berjualan es untuk menambah uang jajan yang diberikan oleh orang
tuanya yang tidak memenuhi kebutuhan sekolahnya. Di SLTP ia berjualan Koran dan di SLTA ia
pernah bekerja di suatu percetakan buku sehabis pulang sekolah. Sampai di Perguruan Tinggi ia
bekerja di sebuah perusahaan garment. Semua pekerjaan ia lakukan dengan serius dan tekun
sehingga dapat menyelesaikan studinya sampai menjadi seorang sarjana.

Fakta di atas tampak saling berkaitan dan membentuk suatu gagasan atau konsep tentang cita-
cita. Suatu cita-cita tidak dapat tercapai tanpa adanya perjuangan dan pengorbanan. Siapa pun
yang ingin mencapai cita-citanya ia harus berjuang dan berkorban apakah itu pengorbanan
waktu, tenaga, pikiran, dan perasaan. Sebenarnya dari ilustrasi di atas terdapat tiga konsep
perjuangan, pengorbanan, dan cita-cita. Atau dengan kata lain suatu cita-cita akan tercapai bila
disertai perjuangan dan pengorbanan.

Dari contoh di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa beberapa fakta yang saling berkaitan
dapat membentuk suatu konsep.

Contoh lain dari beberapa fakta yang saling berkaitan untuk membentuk konsep adalah sebagai
berikut:
Indonesia selama tiga setengah abad dijajah oleh bangsa Belanda. Sejak tahun 1908 bangsa
Indonesia mulai berjuang untuk melawan penjajahan yang dikenal dengan hari Kebangkitan
Nasional. Dengan melalui perjalanan yang panjang dengan pengorbanan tang tidak sedikit,
bangsa Indonesia menyatakan bebas dari penjajahan pada tanggal 17 Agustus 1945. Setelah 17
Agustus 1945 bangsa Indonesia terus berjuang untuk mempertahankan kemerdekaannya. Setelah
merdeka bangsa Indonesia merasa kedudukannya sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
Oleh karena itu, bangsa Indonesia ingin menentukan nasib dan masa depannya sendiri.

Fakta-fakta tersebut di atas tampak saling berhubungan untuk membentuk suatu konsep atau
gagasan berupa kemerdekaan. Suatu bangsa dan Negara yang ingin merdeka berani berkorban
untuk memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaannya, bebas menentukan nasibnya
sendiri, kedudukan sederajat dengan bangsa lain. Jika siswa membaca keadaan suatu bangsa lain
seperti itu, maka dalam pikirannya akan terbentuk suatu pengertian atau konsep tentang
“kemerdekaan”.

Dari beberapa contoh dan ilustrasi di atas dapat dikatakan bahwa fakta merupakan suatu kejadian
atau peristiwa yang pernah terjadi atau pernah ada dan memberikan informasi yang bermakna
bagi manusia, sehingga dapat membentuk sebuah konsep.

C. Konsep

Terdapat dua makna yang dapat ditangkap bila mendengar istilah atau kata “konsep”. Untuk
membedakan kedua makna tentang kata konsep dapat dicontohkan dengan dua kalimat berikut:

Pertama: Mahasiswa PPL itu belum selesai membuat konsep laporan praktek mengajar.

Kedua: Saya belum mengerti tentang konsep IPS yang diterangkan oleh dosen.

Pengertian atau makna kata konsep pada kalimat pertama berarti “rancangan” atau draff.
Sedangkan pengertian atau makna kata konsep pada kalimat kedua berarti gagasan atau ide,
pokok-pokok pikiran dalam pelajaran IPS.

Yang akan dijelaskan dalam uraian berikut ini adalah pengertian konsep pada kalimat kedua.
Konsep secara sederhana dapat diartikan sebagai penamaan (pemberian label) untuk sesuatu
yang membantu seseorang mengenal, mengerti, dan memahami tentang sesuatu tersebut.
Konsep adalah suatu kesepakatan bersama untuk penamaan sesuatu dan merupakan alat
intelektual yang membantu kegiatan berpikir dan memecahkan masalah. Apabila diperoleh
sejumlah informasi misalnya; ada sebuah benda yang dibuat dari kayu, memiliki empat buah
kaki, ada bidang datar di atas kaki tersebut yang dipergunakan untuk menulis; maka dengan
kemampuan mental kita, informasi atau fakta tersebut kita sederhanakan dengan cara memberi
nama atau label yaitu “meja tulis”.

Menurut S. Hamid Husen (1995) mengemukakan bahwa: “Konsep adalah pengabstraksian dari
sejumlah benda yang memiliki karakteristik yang sama”. Setiap benda yang memiliki roda 4
buah terbuat dari besi dan kayu, memiliki bensin, berjalan di darat dan dipakai untuk angkutan
penumpang dan barang, maka benda-benda yang memiliki karakteristik seperti itu dinamakan
atau diabstraksian sebagai “mobil”.

Selanjutnya More dalam Skell (1995:30) bahwa: “Konsep itu adalah sesuatu yang tersimpan
dalam benak atau pikiran manusia berupa sebuah ide atau sebuah gagasan”. Sedangkan Parker
menyatakan bahwa: “Konsep itu adalah gagasan-gagasan tentang sesuatu”. Konsep dapat
dikatakan sebagai gagasan yang ada melalui contoh-contoh. Dari contoh di atas menggambarkan
bahwa seseorang harus terlibat dalam proses berpikir, karena ia sedang memikirkan tentang
contoh-contoh konsep. Proses berpikir itu sering disebut dengan istilah “konseptualisasi”, yaitu
suatu yang terus menerus yang berlangsung apabila seseorang sedang memikirkan contoh-contoh
baru dari suatu konsep. Oleh karena itu, kesan mental (mental image) dari seseorang tentang
suatu konsep akan berbeda karena tergantung kepada latar belakang pengetahuan, ilmu yang
dimiliki dan budaya orang melakukan konseptualisasi.

Konsep dapat dinyatakan dalam sejumlah bentuk konkrit atau abstrak, luas atau sempit, satu kata
atau frase. Beberapa konsep yang bersifat konkrit misalnya; manusia, gunung, lautan, daratan,
rumah, Negara, barang konsumsi, pakaian, pabrik, dan sebagainya.

Kata-kata tersebut di atas merupakan benda-benda konkrit yang dapat dilihat, diraba, dan
dirasakan. Sementara itu konsep yang bersifat abstrak adalah; demokrasi, kejujuran, kesetiaan,
keadilan, kebebasan, tanggung jawab, hak, pertimbangan, sistem hukum, dann lain-lain.

Terdapat beberapa konsep yang begitu luas dan atau abstrak sehingga sulit untuk dirumuskan.
Oleh karena itu harus diuraikan agar dapat dipahami, misalnya saja konsep tentang kebudayaan,
kasih sayang, dan lain-lain. Sementara itu ada konsep yang sangat sempit, mudah dipahami,
dapat dilihat dan dirasakan dan penggunaannya pun terbatas, misal; “rumah”. Konsep dapat pula
terdiri dari satu kata, misalnya “kerja”, namun bisa pula berupa frase seperti pembagian kerja,
lapangan kerja dan lain-lain.

Konsep begitu penting bagi manusia, karena konsep dapat membantu seseorang untuk
mengorganisasikan informasi atau data yang mereka hadapi. Konsep dapat menempatkan
informasi dalam kategori-kategori atau kelompok-kelompok dan mempertimbangkan hubungan
antar data. Dalam menentukan kerangka konseptual, seseorang perlu memiliki sifat keterbukaan
untuk menempatkan informasi baru yang sedang dihadapi. Berbeda dengan fakta yang terbatas
pada situasi khusus, konsep mempunyai penerapan yang luas dan dapat multi interpretasi
(banyak penafsiran).

Konsep dapat diperoleh seseorang dengan harus mengenal, memahami, dan merumuskan data-
data yang menjadi ciri/atribut dari suatu konsep. Pengalaman sebelumnya sangat diperlukan
untuk menghadapi bermacam konsep dalam situasi yang berbeda.

Konsep dapat berupa sejumlah fakta yang memiliki keterkaitan dengan makna atau definisi yang
ditentukan. Konsep diberi label atau nama berupa kata-kata. Karakteristik atau ciri-ciri konsep
disebut atribut, misalnya konsep tentang “sepeda motor” dapat dijelaskan dengan atribut berikut:
(1) Kendaraan beroda dua, (2) digerakkan dengan mesin, (3) berbahan bakar bensin. Dalam
ilmu-ilmu sosial banyak konsep yang sulit dimaknai karena konsep tersebut bersifat abstrak,
seperti demokrasi, kebudayaan, keadilan, kesetiaan, dan lain-lain.

3. Generalsasi

Generalisasi berasal dari kata “general” yang berarti umum atau menyeluruh. Oleh karena itu,
generalisasi merupakan pengambilan kesimpulan secara umum dari suatu gejala informasi yang
kita terima yang didukung oleh data dan fakta yang ada.

Fakih Samlawi (1998:9) mengemukakan bahwa: “Generalisasi merupakan sejumlah konsep yang
memiliki karakteristik dan makna. Generalisasi adalah pernyataan tentang hubungan diantara
konsep. Generalisasi mengungkapkan sejumlah besar informasi”. Kebenaran suatu generalisasi
ditentukan oleh rujukan pembuktian. Beberapa generalisasi yang kita terima hari ini, mungkin
pada masa yang akan datang harus diperbaiki, sehingga diperlukan bukti-bukti yang baru pula.

Savage dan Armstrong (1996:26) dalam menyatakan: “Ketika angka pengangguran di suatu
negara meningkat, maka kejahatan dan kriminal pun meningkat pula.”

Dari generalisasi di atas terdapat berupa konsep yaitu: konsep pengangguran, konsep negara,
konsep kejahatan, dan konsep kriminal. Para siswa sangat perlu memahami konsep-konsep
tersebut sebelum ia dapat menangkap makna dari generalisasi di atas.

Generalisasi merupakan pernyataan tentang hubungan antara konsep yang mengungkapkan


sejumlah besar informasi. Dengan demikian, generalisasi berisi beberapa atau banyak konsep.

Struktur Ilmu Pengetahuan teridir dari fakta, konsep, dan generalisasi. Dari pernyataan itu, jelas
bahwa Ilmu Pengetahuan tidak akan terbentuk secara teoritis apabila tidak didukung oleh
generalisasi, maka sudah tentu materi ilmu pengetahuan sosial tidak terbentuk sesuai dengan
struktur ilmu yang ada.

Fakta akan bermakna bila terkait dengan konsep, konsep pun baru bermakna bila terkait dengan
bentuk generalisasi, dan generalisasi merupakan simpulan-simpulan implementasi yang akan
membentuk teori ilmu pengetahuan.

Keterkaitan dan kedudukan atau peranan generalisasi dalam IPS sudah diawali sejak
pengumpulan fakta atau data, membentuk suatu konsep dan akhirnya membuat suatu
generalisasi. Dengan demikian antara fakta, konsep, dan generalisasi merupakan suatu rangkaian
keseluruhan (sistem) yang satu sama lain tidak dapat dipisahkan dalam rangka membentuk suatu
teori ilmu pengetahuan termasuk IPS

BAB 3
ANALISIS

Berikut beberapa contoh konkret tentang hubungan antara Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan
beberapa cabang ilmu sosial lainnya:

1.Sosiologi dan Antropologi: Dalam IPS, sosiologi dan antropologi sering digunakan untuk
memahami struktur sosial dan budaya masyarakat. Misalnya, sebuah penelitian sosiologi dapat
menganalisis dampak urbanisasi pada struktur keluarga, sementara antropologi dapat mengkaji
tradisi budaya dalam masyarakat tertentu.

2.Ekonomi: Ekonomi adalah bagian penting dari IPS yang mempelajari perilaku ekonomi
masyarakat. Contohnya, analisis ekonomi dapat digunakan untuk memahami implikasi sosial
dari kebijakan ekonomi tertentu, seperti dampak krisis ekonomi pada tingkat pengangguran.

3.Ilmu Politik: IPS dan ilmu politik berkaitan erat dalam memahami sistem politik, pemilihan
umum, kebijakan publik, dan isu-isu politik lainnya. Penelitian ilmu politik sering digunakan
untuk membahas perubahan politik dan dampaknya pada masyarakat.

4.Sejarah: Studi sejarah dalam IPS membantu dalam memahami bagaimana peristiwa masa lalu
telah membentuk masyarakat saat ini. Sejarawan sering menyelidiki perubahan sosial, perang,
revolusi, dan perkembangan politik dalam kerangka konteks sejarah.

5.Psikologi: Ilmu psikologi digunakan dalam IPS untuk menganalisis perilaku individu dalam
konteks sosial. Misalnya, psikologi sosial mempelajari bagaimana individu mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh kelompok sosialnya.

6.Geografi: Geografi membantu memahami pengaruh faktor geografis seperti lokasi geografis,
iklim, dan lingkungan alam terhadap pola migrasi, perkembangan kota, dan gejala-gejala sosial
lainnya.

BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Dengan demikian, IPS berperan penting dalam membantu kita memahami ilmu-ilmu sosial
lainnya, memahami konsep-konsep, mengelola fakta-fakta sosial, dan membuat generalisasi yang
berguna dalam menggambarkan masyarakat dan fenomena sosial.IPS tidak hanya membantu kita
memahami ilmu sosial secara lebih mendalam, tetapi juga membekali kita dengan keterampilan
analisis dan pemahaman yang sangat berharga dalam menghadapi berbagai masalah sosial dalam
kehidupan sehari-hari.IPS memainkan peran kunci dalam membantu kita memahami,
menganalisis, dan mengatasi berbagai aspek masyarakat dan fenomena sosial yang kompleks
dalam skala lokal, nasional, dan global.IPS adalah bidang studi yang luas dan kompleks yang
membantu kita mengungkap kompleksitas masyarakat dan ilmu sosial secara lebih mendalam
serta memungkinkan kita untuk membuat keputusan yang lebih baik dalam berbagai aspek
kehidupan sosial dan budaya.IPS terus berkembang dan mengintegrasikan berbagai aspek ilmu
sosial untuk memberikan wawasan yang lebih dalam tentang masyarakat dan fenomena sosial
yang kompleks. Ilmu ini memainkan peran penting dalam membentuk pandangan kita tentang
dunia dan membantu kita mengatasi tantangan sosial kontemporer.

B.Saran
1. Eksplorasi yang Lebih Dalam:Jika Anda tertarik dalam bidang IPS atau ilmu sosial,
pertimbangkan untuk melakukan penelitian lebih lanjut atau mengambil kursus yang relevan. Ini
akan membantu Anda memahami aspek-aspek yang lebih spesifik dalam ilmu sosial.

2. Pengembangan Keterampilan Analisis: Ilmu Pengetahuan Sosial menekankan analisis kritis.


Kembangkan keterampilan ini dengan membaca lebih banyak literatur, mengikuti berita, dan
terlibat dalam diskusi yang melibatkan berbagai pandangan.

3. Berpartisipasi dalam Diskusi Masyarakat: Terlibatlah dalam diskusi dan perdebatan tentang
masalah sosial dan politik. Ini akan membantu Anda menerapkan pemahaman Anda tentang IPS
dalam konteks dunia nyata.

4. Keterlibatan dalam Kebijakan Sosial: Jika Anda memiliki minat dalam pengembangan
kebijakan sosial, pertimbangkan untuk berkontribusi dalam organisasi atau proyek yang
berkaitan dengan isu-isu sosial yang Anda pedulikan.

5. Memperhatikan Aspek Global: Dalam dunia yang semakin terhubung, memahami dampak
peristiwa global pada masyarakat adalah penting. Luangkan waktu untuk memahami isu-isu
internasional dan hubungannya dengan IPS.

6. Jangan Lupakan Aspek Etika: Saat menjalani penelitian dan analisis dalam IPS, selalu
pertimbangkan aspek etika. Pertimbangkan dampak dari temuan Anda dan berpikir tentang
bagaimana Anda dapat berkontribusi pada perubahan sosial yang positif.

7. Kolaborasi Interdisipliner: Jangan ragu untuk berkolaborasi dengan ahli dari disiplin ilmu
sosial lainnya. Kerjasama interdisipliner dapat menghasilkan pemahaman yang lebih dalam
tentang masalah-masalah sosial yang kompleks.

8. Belajar Sejarah: Mengerti sejarah adalah kunci untuk memahami banyak konsep dalam IPS.
Bacalah tentang sejarah masyarakat dan peristiwa sosial yang memengaruhi dunia saat ini.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.studocu.com/id/n/42704684?sid=01693627437

https://pgsdday.blogspot.com/2017/12/fakta-konsep-dan-generalisasi.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai