Anda di halaman 1dari 24

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN KERJA PRAKTEK


Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya
Provinsi Lampung
Proyek Pembangunan Mapolda Lampung di
Jl. Terusan Ryacudu, Kec. Jati Agung,
Kab. Lampung Selatan.

Laporan ini telah diperiksa dan disetujui

Pada tanggal : 1 Agustus 2020

Oleh:

Koordinator KP, Dosen Pembimbing KP,

Ir. Eko Purwono, MS.Arch.S Rabita Akbari Sitompul, S.T., M.Ars.L


NIP. 195305221979031002 NRK. 1991060320201251
LAPORAN KERJA PRAKTEK

Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya


Provinsi Lampung
Proyek Pembangunan Mapolda Lampung
Lokasi: Kec. Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung.

Disusun sebagai salah satu syarat mata kuliah Kerja Praktik

Kevin Daffa Dafena / 24116014

Program Studi Arsitektur


Jurusan Teknologi Inftrastruktur dan Kewilayahan
Institut Teknologi Sumatera
2022

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan karunia-Nya
saya dapat menyelesaikan laporan kerja praktik pada proyek pembangunan gedung
Mapolda Lampung.

Kegiatan kerja praktik ini dimaksudkan sebagai kegiatan yang wajib ditempuh oleh
mahasiswa arsitektur Institut Teknologi Sumatera. Kerja praktik ini diharapkan
dapat memberikan pengalaman kerja kepada mahasiswa, serta mahasiswa dapat
melihat langsung dunia kerja yang sesungguhnya. Selain itu, mahasiswa diharapkan
dapat memperoleh banyak ilmu yang tidak didapatkan selama diperkuliahan pada
saat kerja praktik ini, terutama ilmu lapangan.

Dengan surat pengantar dari Prodi Arsitektur ITERA dan surat persetujuan dari
Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya Provinsi Lampung.
maka saya dapat melaksanakan kegiatan kerja praktik di proyek gedung Mapolda
Lampung, Kec. Way Huwi, Lampung Selatan, Lampung selama 3 bulan, terhitung
mulai tanggal 22 Juli 2020 sampai dengan tanggal 22 Oktober 2020.

Terimakasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses
pelaksanaan kerja praktik ini, diantaranya:

1. Bapak. Ir. Eko Purwono, M.S.A.S. selaku koordinator KP Arsitektur ITERA

2. Ibu. Rabita Akbari Sitompul, S.T., M.Sc. selaku dosen pembimbing KP

3. Bapak Thomas Edwin Ali H,, S.T., S.E., M.M. selaku Kepala Dinas
Perumahan, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya

4. Bapak Toni Ferdinansyah, S.T., M.T. selaku Kepala Bidang Kawasan


Permukiman Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya
5. Bapak Sarbini, S.T., M.T. selaku Kepala Seksi Kawasan Permukiman Dinas
Perumahan, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya

6. Bapak Taufiq Rusdi, S.T. selaku Kontraktor Pelaksana Kegiatan

7. Bapak Wawan, S.T. selaku Kontraktor Pelaksana Kegiatan


Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan. Semoga laporan
ini dapat bermanfaat.

Bandar Lampung, November 2022

Kevin Daffa Dafena / 24116014


DAFTAR ISI

DAFTAR LAMPIRAN ....................................Error! Bookmark not defined.


DAFTAR GAMBAR ................................................................................................8
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................9
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................10
1.1 Sejarah Perusahaan .....................................................................................10
1.2 Visi dan Misi...............................................................................................11
1.3 Struktur Organisasi .....................................................................................12
1.3.1 Deskripsi Tugas Struktur Organisasi dalam Perusahaan ................13
1.3.2 Peran Mahasiswa Praktik Selama Menjalani Kerja Praktek (KP) ..13
BAB II PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK ....................................................15
BAB III ....................................................................................................................22
3.1 Manfaat Kerja Praktik.................................................................................22
3.2 Penerapan Ilmu dalam Kegiatan Kerja Praktik ..........................................22
BAB IV ....................................................................................................................23
PENUTUP...............................................................................................................23
4.1 Kesimpulan .................................................................................................23
4.2`Kendala dan Saran......................................................................................23
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.3 Struktur Organisasi .............................................................................3

Gambar 2.2.1 Pengawasan uji kuat-tekan beton dan pengambilan sampel............7

Gambar 2.2.2 Pengawasan mutu beton ..................................................................8

Gambar 2.2.3 Pembuatan pondasi gerbang Mapolda.............................................8

Gambar 2.2.4 Pengawasan pemasangan dinding bangunan...................................9

Gambar 2.2.5-1 Pembuatan pondasi gerbang Mapolda .........................................10

Gambar 2.2.5-2 Pembuatan pondasi bangunan pendukung ...................................10

Gambar 2.2.6-1 Pembuatan dan pemasangan rangka secondary skin....................11

Gambar 2.2.6-2 Secondary skin bangunan .............................................................11

Gambar 2.3.2 Pemasangan scaffolding ..................................................................12

Gambar 2.3.3 Pemasangan Jaring ..........................................................................12


DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Sejarah Perusahaan

Terbentuknya Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya


berdasarkan PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 4
TAHUN 2019 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT
DAERAH PROVINSI LAMPUNG.

Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya berawal dari Dinas
Perumahan dan Kawasan Permukiman, dan pada saat terbitnya perda Nomor 4
tahun 2019 cakupan tugas Dinas menjadi lebih luas, dengan bergabungnya penataan
ruang yang semula berada pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang. Begitu pula Bidang Cipta Karya yang semula berada pada dinas CK dan
psda sekarang menjadi kewenangan dari Dinas Dinas Perumahan, Kawasan
Permukiman dan Cipta Karya.

Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya merupakan unsur


Pelaksana Urusan Pemerintahan bidang Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman serta bidang Pertanahan yang menjadi kewenangan daerah. Dinas
Perumahan, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya dipimpin oleh Kepala Dinas
yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui
Sekretaris Daerah. Dinas ini mempunyai tugas menyelenggarakan sebagian urusan
Pemerintahan Provinsi di bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
berdasarkan asas otonomi yang menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi, tugas
dekonsentrasi dan pembantuan serta tugas lain sesuai dengan kebijakan yang
ditetapkan Gubernur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
1.2 Visi dan Misi

Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya Provinsi Lampung


memiliki visi dan misi sebagai berikut :

Visi :
“RAKYAT LAMPUNG BERJAYA”
(Aman, Berbudaya, Maju dan Bersaing, Sejahtera)
Misi :
1. Menciptakan kegiatan yang religious (agamis) berbudaya, aman, dan
damai

2. Mewujudkan “Good Governance” untuk meningkatkan kualitas dan


pemerataan pelayanan publik

3. Mengembangkan infrastruktur guna meningkatkan efisiensi produksi dan


konektivitas wilayah

4. Mewujudkan pembangunan daerah yang berkelanjutan untuk


kesejahteraan bersama
1.3 Struktur Organisasi

Gambar 1.3 Struktur Organisasi


1.3.1 Deskripsi Tugas Struktur Organisasi dalam Perusahaan
Dalam struktur organisasinya, Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya
Provinsi Lampung memiliki anggota yang bertanggungjawab dalam tugas dan keahliannya
masing-masing.
• Kepala Dinas
Kepala dinas mempunyai tugas untuk melaksanakan urusan pemerintahan daerah
di bidang tersebut yang berdasarkan kewenangan, asas otonomi dan tugas
pembantuan, perumusan kebijakan teknis, penyelenggaraan urusan pemerintahan
dan pelayanan umum, serta pembinaan pelaksanaan tugas yang berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
• Kepala Bidang
Kepala bidang memiliki fungsi untuk merumuskan kebijakan teknis,
menyelenggarakan pelayanan umum, melakukan pembinaan teknis, pelaporan, dan
evaluasi dibidang tersebut.
• Kepala Seksi
Kepala seksi memiliki fungsi untuk menyusun rencana teknik di bidang tersebut,
pelaksanaan rencana teknis, menyusun rencana dan program di bidang tersebut,
melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan (kepala dinas/kepala bidang)
yang sesuai dengan bidangnya, melaporkan dan mempertanggungjawabkan atas
pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada atasan sesuai dengan standar yang
ditetapkan.

1.3.2 Peran Mahasiswa Praktik Selama Menjalani Kerja Praktek (KP)


Pada kerja praktik ini Mahasiswa praktik berperan sebagai Pengawas Pelaksana Kegiatan
yang dibimbing oleh Bapak Taufiq Rusdi, S.T.. selaku Kontraktor Pelaksana Kegiatan.
Adapun tugas- tugas yang kami lakukan adalah :
1. Tugas Utama
a. Pengecekan Uji Kuat-Tekan Beton dan Pengambilan Sampel Beton
b. Pengawasan Mutu Beton
c. Pengawasan Pembuatan Kolom Bangunan
d. Pengawasan Pemasangan Dinding Bangunan
e. Pengawasan Pembuatan Pondasi Gerbang Mapolda
f. Pengawasan Pembuatan dan Pemasangan Rangka Secondary Skin Bangunan
2. Tugas Tambahan
a. Membantu Pengawasan Pemasangan Scaffolding
b. Membantu Pengawasan Pemasangan Jaring
c. Print Gambar Kerja
BAB II
PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK

2.1. Penjelasan Logbook

Pelaksanaan kegiatan kerja praktik ini dimulai dari tanggal 22 Juli s.d 22 Oktober
2020 di bagian Pengawas Pelaksana Kegiatan gedung Mapolda Lampung.
Kegiatan dilakukan mulai pukul 08:00 AM s.d 17:00 PM. Adapun uraian
pelaksanaan kegiatan kerja praktik adalah sebagai berikut :

2.2. Tugas Utama

Tugas utama terdiri dari beberapa tugas dibidang Pengawas Pelaksana Kegiatan
yaitu melaksanakan tugas-tugas koordinasi dan pengendalian seluruh kegiatan
teknis pembangunan tahap pelaksanaan, guna meminimalisir kesalahan yang ada di
lapangan yang dapat mengakibatkan pembongkaran dan pengulangan pekerjaan
yang tidak perlu karena kesalahan gambar ataupun mutu pekerjaan yang tidak
memenuhi ketentuan.

2.2.1 Pengawasan Uji Kuat-Tekan Beton dan Pengambilan Sampel Beton


Pengujian beton dan pengambilan sampel beton merupakan metode yang digunakan
untuk menentukan kualitas dan kelayakan beton pada bangunan. Pada bangunan
besar dan bertingkat (lebih dari 3 lantai) biasanya struktur bangunan harus diuji
terlebih dahulu sebelum melakukan proses pemasangan dinding, hal ini bertujuan
agar mengetahui tingkat keamanan bangunan. Bila terdapat bagian struktur pada
bangunan yang tidak lolos uji maka bagian tersebut harus ditambah material
penguat beton hingga bagian struktur tersebut layak, hal ini bertujuan agar umur
bangunan dapat bertahan lama. Pengujian Kuat-Tekan Beton ini menggunakan jasa
profesional, dan sampel nya akan diuji di laboratorium.
Gambar 2.2.1 Pengawasan uji kuat-tekan beton dan pengambilan sampel beton

2.2.2 Pengawasan Mutu Beton


Pengawasan mutu beton merupakan metode yang digunakan untuk menentukan
kekerasan/kekakuan beton dari campuran beton segar (yang belum keras) untuk
menentukan tingkat workability nya. Pengawasan mutu beton ini dapat dilakukan
di laboratorium ataupun di lapangan (biasanya ketika ready mix sampai, diuji setiap
kedatangan). Jika pembuatan beton ini dilakukan di tempat, maka komposisi bahan
pembuatannya harus seimbang dan dilakukan dengan perbandingan (bukan asal-
asalan). Campuran beton yang terlalu cair akan menyebabkan mutu beton rendah,
penyusutan beton saat beton tersebut telah jadi (keras), dan lama mengering.
Sebaliknya, jika campuran beton yang terlalu kering menyebabkan adukan
betonnya tidak merata, beton terlalu cepat kering sebelum proses pengecoran, sulit
untuk dicetak, bahkan beton mudah retak pada saat beton tersebut telah selesai
dibuat (keras). Pengawasan mutu beton ini dapat dilakukan di laboratorium ataupun
di lapangan (biasanya ketika ready mix sampai, diuji setiap kedatangan).
Gambar 2.2.2 Pengawasan mutu beton

2.2.3 Pengawasan Pembuatan Kolom Bangunan


Pada saat pembuatan kolom bangunan ini terbagi menjadi 2 jenis kolom, yaitu
kolom utama (untuk gerbang, bangunan pendukung) dan kolom praktis (untuk
bangunan utama dan pendukung).
1 Kolom Utama (untuk gerbang, bangunan pendukung) :
Pembuatan kolom utama ini digunakan untuk gerbang mapolda dan bangunan
pendukung (Pos keamanan, Pos Jaga). Untuk kolom gerbang mapolda
berukuran 50x50cm dengan tinggi 6 meter. Sedangkan untuk kolom utama
bangunan pedukungnya menggunakan kolom berukuran 25x25cm dengan
tinggi kolom 4 meter.
2 Kolom Praktis (untuk bangunan utama dan pendukung) :
Pada kolom praktis ini menggunakan ukuran 15x15cm dengan tinggi 4 meter.
Pemasangan cincin kolom praktis ini harus berjarak 10-15cm.

Gambar 2.2.3 Pembuatan pondasi gerbang Mapolda


2.2.4 Pengawasan Pemasangan Dinding Bangunan
Pada saat proses pemasangan dinding pada bangunan ini juga harus memerlukan
pengawasan, hal dilakukan agar dinding tersebut nantinya lurus dari atas kebawah,
tidak bergelombang, dan tidak terlalu tebal. Sebelum melakukan pemasangan
dinding bagian kolom harus di lot terlebih dahulu, kemudian pada bagian yang akan
dipasang dinding ditandai (ditarik lurus) dengan benang. Untuk jarak ketebalan
semen diantara bata berkisar 2-4cm agar sambungan tersebut kuat. Sedangkan untuk
ketebalan plaster dinding berkisar 1-1,5cm, dan untuk ketebalan aciannya sekisar
2mm.

Gambar 2.2.4 Pengawasan pemasangan dinding banguna n


2.2.5 Pengawasan Pembuatan Pondasi Gerbang Mapolda dan Pondasi
Bangunan Pendukung
Saat pembuatan pondasi gerbang ini juga perlu diawasi. Pengawasan pembuatan
pondasi gerbang ini dilakukan dari pematokan peletakan pondasi agar letak pondasi
gerbang ini sesuai gambar rancangan, dan nantinya gerbang ini tidak terlalu
maju/mundur. Saat proses pondasi juga harus diperhatikan, mulai dari ukuran
pondasi, ketinggian pondasi, pemasangan batu pondasi, dll.

Gambar 2.2.5-1 Pembuatan pondasi gerbang Mapolda

Gambar 2.2.5-2 Pembuatan pondasi bangunan pendukung

2.2.6 Pengawasan Pembuatan dan Pemasangan Rangka Secondary Skin


Bangunan
Pengawasan pembuatan rangka secondary skin bangunan ini dengan cara mengecek
sambungan las-lasan nya, pembuatan dudukan baut, pembolongan pengunci
dudukan baut dan mur, serta pengecatannya. Pada sambungan las-lasannya harus
dilas semua bagian (bukan pertitik), pembuatan dudukan bautnya pun harus
diperhatikan kepresisiannya (kelurusan dan letak dudukannya) hal ini agar saat
pemasangan secondary skin nya tinggal plug n play. Pengecatannya pun juga harus
bermutu, dengan cara diberi flinkote dahulu sebelum di cat, agar nantinya rangka
tersebut tidak mudah berkarat yang dapat merusak estetika cat dinding.
Untuk pemasangannya, rangka tersebut di bor langsung ke struktur bangunan.

Gambar 2.2.6-1 Pembuatan dan pemasangan rangka secondary skin

Gambar 2.2.6-2 Secondary skin bangunan

2.3 Tugas Tambahan


Tugas tambahan pada saat kerja praktik ini merupakan tugas yang tidak terlalu
rumit yang dapat memper-safety pekerja dan mempercepat proses pembangunan.
Adapun tugas tambahan yang dilakukan antara lain :

2.3.1 Print Gambar Kerja


Penge-print-an gambar kerja ini merupakan pekerjaan awal yang dilakukan
sebelum memulai pembangunan. Gambar kerja ini merupakan modul para pekerja
agar mereka tahu apa yang akan mereka kerjakan. Gambar kerja ini nantinya akan
diberikan kepada pekerja bangunan, dan juga akan dipajang di pos jaga
pembangunan gedung.
2.3.2 Membantu Pengawasan Pemasangan Scaffolding
Saat sebelum pengujian dan pengambilan sampel beton, pemasangan dinding
(plaster, aci), pemasangan scaffolding dilakukan terlebih dahulu. Hal ini berguna
saat proses pengujian beton dan pengambilan sampel beton, serta pemasangan
dinding. Pemasangan scaffolding ini harus dilakukan ditempat yang rigid dan rata,
saat pemasangan pun harus teliti ditiap sambungannya, dicek kembali, dan tidak
boleh terburu-buru agar tidak mencelakai penggunanya nantinya.

Gambar 2.3.2 Pemasanga n scaffolding

2.3.3 Membantu Pengawasan Pemasangan Jaring


Pengawasan pemasangan jaring ini diperlukan untuk mengecek ikatan jaringnya,
supaya jaring ini tidak copot terkena angin dan hujan. Penggunaan jaring ini
diperlukan saat memplaster tembok, agar saat pengkamrotan semen, semen yang
terlempar dan memantul tidak mental ke jalan.

Gambar 2.3.3 Pemasangan Jaring


BAB III

HASIL PEMBELAJARAN

3.1 Manfaat Kerja Praktik

Setelah selesai melaksanakan kegiatan kerja praktik ini banyak sekali manfaat yang
saya dapatkan, adapun manfaat yang saya peroleh selama kegiatan kerja praktik ini
adalah :
a. Mengetahui tata cara melamar pekerjaan secara langsung, mulai dari proses
persiapan berkas, pelamaran, penerimaan, kerja, resign, dll
b. Mendapatkan ilmu yang tidak didapatkan saat perkuliahan, seperti ilmu
konstruksi bangunan, ilmu pondasi bangunan, perakitan dan pemasangan
kolom, pengecoran dak beton, pemasangan dinding, pemasangan atap
bangunan, dll
c. Mendapatkan ilmu baru yang tidak didapatkan saat perkuliahan, tentang
material dan peralatan yang digunakan dalam pembuatan bangunan besar
d. Mendapatkan pengalaman kerja di bidang konstruksi.
e. Belajar memanajemen waktu saat kerja, seperti jam waktu masuk, istirahat, pulang
kerja
f. Belajar tata cara berinteraksi yang baik dan benar, baik dengan atasan, rekan
kerja, maupun pekerja bangunan
g. Belajar tegas, seperti memberitahu/menegur jika ada pekerja bangunan yang
kerjanya malas/ngeyel/asal-asalan

3.2 Penerapan Ilmu dalam Kegiatan Kerja Praktik

Selama melaksanakan kerja praktik, saya (Praktikan) berperan sebagai pengawas


pelaksana kegiatan yang masih dalam tahap konstruksi. Praktikan merupakan
mahasiswa prodi arsitektur yang mana tidak mendapatkan ilmu konstruksi
bangunan secara detail (pemasangan pondasi, pembesian, pengecoran, dll yang
diterapkan dalam kegiatan kerja praktik ini). Sehingga saat melaksanakan kerja
praktik ini justru praktikan yang banyak belajar dan mendapatkan ilmu yang tidak
didapatkan diperkuliahan.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari pelaksanaan kerja praktik yang telah saya laksanakan di gedung Mapolda
Lampung dapat disimpulkan bahwa kegiatan kerja praktik ini sangat berguna bagi
mahasiswa arsitektur, hal ini dikarenakan selama proses pembelajaran
(diperkuliahan), mahasiswa arsitektur tidak mendapatkan pembelajaran tentang
struktur bangunan secara detail, hal ini dapat membuat mahasiswa arsitekur ini
tidak paham tentang struktur bangunan nantinya. Dengan adanya mata kuliah kerja
praktik ini mahasiswa dilatih secara langsung untuk bekerja secara professional
(mulai dari pelamaran, penerimaan, kerja, resign, dll).

Saat pelaksanaan kerja praktik mahasiswa dapat belajar, mempraktikan, serta


membandingkan secara langsung antara yang dikerjakan di rancangan dan yang di
lapangan, yang mana terkadang terdapat perbedaan antara rancangan dan
pengerjaannya, mahasiswa dituntut untuk paham keduanya (bukan hanya sekedar
paham teori saja). Kegiatan ini dapat digunakan untuk memperluas pengetahuan
bagi mahasiswa kerja praktik.

4.2`Kendala dan Saran


• Kendala dari Institut Teknologi Sumatera
1. Tidak terdapat buku panduan tata cara kegiatan kerja praktik, yang
memuat prosedur pelaksanaan kerja praktik, syarat dan ketentuan,
administrasi laporan kerja praktik.
2. sedikitnya sosialisasi tentang pelaksanaan kerja praktik dan kurangnya
pembekalan mahasiswa sebelum pelaksanaan kerja praktik (tidak
seperti pembekalan KKN).
• Kendala dari Perusahaan
1. Sempat terjadi keterlambatan kedatangan material bangunan pada awal
pelaksanaan kegiatan, sehingga memperlambat pekerjaan bangunan.
• Kendala dari Mahasiswa
1. Minimnya pengetahuan yang dimiliki praktikan terhadap pekerjaan
konstruksi bangunan yang sedang berlangsung dikarenakan latar
belakang praktikan yang merupakan mahasiswa prodi
arsitekturMinimnya pengetahuan yang dimiliki praktikan terhadap
bahan bangunan

4.2.1 Saran
Adapun saran menurut saya yang dapat saya berikan setelah saya menyelsaikan kerja
praktik ini adalah, untuk durasi kerja praktik ini sebaiknya diperpanjang, sebab waktu
kerja praktik yang diberikan oleh ITERA hanya berdurasi 2 bulan. Hal ini
dikarenakan saat proses pengerjaan bangunan sangat lama, jika waktu yang diberikan
hanya 2 bulan saya rasa itu terasa sebentar untuk pengerjaan bangunan, terkadang
hanya 1 pengerjaan memerlukan waktu yang lama (pondasi, cor, pemasangan
dinding, dll) hal ini mengakibatkan praktikan hanya mendapatkan ilmu yang kurang
banyak saat melaksanakan kerja praktik.

Anda mungkin juga menyukai