Anda di halaman 1dari 24

IMPLEMENTASI SANGGAR RANDAI LERENG MARAPI DALAM

MELESTARIKAN PERSATUAN DI NAGARI PASIE LAWEH


KECAMATAN SUNGAI TARAB KABUPATEN TANAH DATAR

MUHAMMAD IQBAL
NPM. 20130005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN


KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN
HUMANIORA
UNIVERSITAS PGRI SUMATERA
BARAT PADANG
2024
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................


A. Latar Belakang ..................................................................................
B. Identifikasi Masalah ..................................................................................
C. Batasan Masalah ..................................................................................
D. Rumusan Masalah ..................................................................................
E. Tujuan Penelitian ..................................................................................
F. Manfaat Penelitian ..................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................

A. Landasan Teori ..................................................................................


A. Pengertian Randai ..................................................................................
B. Persatuan ..................................................................................
C. Penelitian Relavan ..................................................................................
D. Kerangka Berfikir ..................................................................................
BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................

A. Jenis Penelitian ..................................................................................


B. Informan Penelitian ..................................................................................
C. Waktu dan Tempat Penelitian....................................................................
D. Jenis Data ..................................................................................
Daftar Putaka ..................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2017

Tentang Pemajuan Kebudayaan, negara memajukan Kebudayaan Nasional

Indonesia di tengah peradaban dunia dan menjadikan kebudayaan sebagai

investasi untuk membangun masa depan dan peradaban bangsa demi terwujudnya

tujuan nasional sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945.Bahwa kesenian merupakan ekspresi budaya

yang mengandung nilai luhur yang memperhalus akal budi manusia yang bisa

membawa manusia ke arah perilaku arif dan bijaksana untuk menciptakan

kehidupan kesenian yang sehat dan berkepribadian serta menjadi unsur potensial

bagi perkembangan kesenian daerah diperlukan pelestarian dan pengembangan

terhadap kesenian yang hidup dan berkembang

Integrasi budaya lokal ke sekolah kurikulum juga berkontribusi pada

upaya melestarikan nilai-nilai lokal Indonesia yang sudah mulai memudar dan

ditinggalkan oleh siswa yang memiliki pemahaman yang buruk tentang nilai-nilai

budaya lokal (Uge, Neolaka, & Yasin, 2019).

Randai Minangkabau merupakan salah satu pertunjukan seni lokal

Indonesia yang berpotensi terintegrasi ke dalam metode Problem Based Learning.

Kesenian tradisional Randai berupa Pamenan Adaik (permainan seni) dirumuskan


pada unsur-unsur Ka'bah (cerita) dan dimainkan oleh Beberapa orang dalam

lingkaran. Cerita-cerita di Ka'bah dulu populer.Pesan edukasi dari Ka'bah

disampaikan dalam bentuk kalimat kiasan atau kata-kata samar (Arsih, Zubaidah,

Suwono, & Gofur, 2019).

Secara pedagogis, Randai dapat berfungsi sebagai media pembelajaran

bagi masyarakat Minangkabau. Beberapa nilai pendidikan Randai yang dapat

dimasukkan ke dalam model pembelajaran antara lain barundiang (bersedia

Bahas), Bulek Kato Dek Mufakaik, Bakarajosamo (Koperasi), Barani

Bapandapek (tegas), kaba (bercerita), garak malingka (bergerak dalam lingkaran)

dan dramatis tindakan kato nan ampek yang mencerminkan kesantunan dalam

berbicara (Arsih, Zubaidah, Suwono, & Gofur, 2019).

Integrasi nilai-nilai budaya Randai ke dalam PBL dengan demikian

menghasilkan model pembelajaran disebut RANDAI (Membaca, Menganalisis

masalah, Menceritakan solusi, Melakukan solusi, Menilai solusi dan Menerapkan

solusi). RANDAI model pembelajaran dibangun berdasarkan unsur-unsur drama

dan Ka'bah/cerita (Arsih et al., 2019).

Randai Minangkabau berasal dari permainan rakyat zaman tradisional

anak nagari. Menurut Navis (2015: 276), Randai menggambarkan kearifan lokal

masyarakat Minangkabau, melekat pada fisik sekaligus batin individu yang m


Membentuk keutuhan masyarakat bernagari. Nilai-nilai kesenian

tradisional dalam randai menjadi representasi norma dan kebiasaan yang berlaku

di masyarakat Minang; kesenian dianggap rancak (bagus, elok) apabila tidak

menyimpang dari norma adat, dan kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat

Minangkabau (Arzul, 2015: 108).

Kesenian tradisonal randai banyak dimainkan didaerah Sumatera Barat

khususnya di nagari Pasie Laweh kecamatan sungai tarab. Potensi wisata Tanah

Datar tak sekadar bentangan alam yang indah, salah satunya di Nagari Pasie

Laweh. Daerah yang jadi pusat Kerajaan Pagaruyuang dengan rumah gadangnya

ini juga punya potensi wisata budaya yang masih terkemas apik hingga zaman

milenial ini, salah satunya potensi wisata budaya.

Pemda setempat percaya bahwa turis akan senang jika itu dikelola dan

dikemas dengan baik. Potensi itu terus ditingkatkan. Anak muda di nagari Pasie

Laweh secara teratur berlatih randai sebagai bagian dari potensi budaya lokal.

Penulis tertarik untuk menyelidiki "peranan sanggar randai dalam melestarikan

kesenian di nagarai pasie laweh kecamatan sungai tarab kabupaten tanah datar"

berdasarkan fenomena di atas.

Kegiatan ini sejalan dengan program Pemerintah Kabupaten Tanah Datar,

"satu Nagari satu acara". Kami bersemangat untuk mewujudkan visi untuk

Kabupaten Tanah Datar yang madani berdasarkan adat basandi syara' syara'

basandi kitabullah. Sekarang kita sedang terlibat dalam kegiatan budaya yang
merupakan bagian dari kekayaan Kabupaten Tanah Datar.

Budaya alam minang kabau ada di Tanah Datar, sebuah pusek jalo yang

penuh dengan ikan. Sesuai dengan ciri khas anak muda Tanah Datar yang

mempertahankan adat istiadat, kami pasti akan bekerja sama dan mendukung

acara seni "Lereng Marapi" yang luar biasa di Nagari Pasie Lawe yang akan

menampilkan seni bela diri anak nagari dari berbagai aliran yang ada di

kenagarian Pasiel Laweh, contohnya tari piring di atas telur, tari piring di atas

piring pecah, tari gelombang, tari rantak, tari pasambahan, tari indang dan tari

luka, serta alua pasambahan dan randai magek manandin yang terkenal pada

tahun tujuh puhanan dan delapan puluhan.

Randai Magek Manandin bercerita tentang seorang pendekar dari Saniang

Baka, Solok yang meninggalkan tunangannya Subang Bagelang. Magek

Manandin pergi ke sayembara di Singkarak untuk menghentikan ketamakan Rajo

Duo Baleh. Dalam sayembara Magek Manandin kalah kelak. Seluruh hartanya

habis karena taruhan, bahkan bajunya pun tergadai. Sudah jatuh tertimpa tangga

pula, Magek juga dituduh oleh Mamaknya sendiri Rajo Kuaso mencuri kerbau.

Cerita Rakyat Saning Baka ini, sangat populer sekali di daerah sekitar

tepian Danau Singkarak ( Saning Baka, Paninggahan, Muaro Pinggai, Sumani,

Singkarak, Kacang, Kasiak, Daerah daerah tersebut berada di dua kecamatan

yakni, kecamatan Junjung Sirih ( Paninggahan & Muaro Pinggai ) Kecamatan X

Koto Singkarak ( Saning Baka, sumani, singkarak, kacang, kasiak ), 2 kecamatan

itu terletak di Kabupaten SOLOK Sumatera Barat. Ini dia ceritanya..


Dengan menunggangi kuda, Magek Manandin, pemuda gagah dari

Saniangbaka itu menuju Singkarak. Malam belum sempurna gelapnya. Derap

ladam di kaki kuda tunggangannya membahana dan terdengar sampai jauh. Hanya

dengan sebelah tangan Magek Manandin memegang tali kekang, sebelah tangan

lagi mengapit ayam jantan bernama Biriang Balang, bakal diadu di Singkarak.

Dengan percaya diri magek terus berkuda keluar dari kampung

Panitia akan mengundang langsung Bupati Tanah Datar, Camat Sungai

Tarab, dan orang-orang dari Kecamatan Sungai Tarab dan Nagari Pasie Laweh

untuk menghadiri pengukuhan sanggar seni Lereng Marapi.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata randai adalah

merandai. Arti lainnya dari randai adalah gerak tari dan silat yang dibawakan

oleh sekelompok orang yang berkeliling membentuk lingkaran sambil bernyanyi

dan bertepuk tangan, merupakan medium cerita kaba.

Sejarah Berdiri awalnya ialah pada zaman dahulu ada seorang Datuak

yang bernama DT. Mangso ia yang mendirikan sanggar lereng marapi yang

dibentuk sejak tahun 1965 bersama masyarakat ia menggadakan acara randai

setiap malam minggu dilapangan terbuka dan dimainkan membentuk lingkaran

yang dimainkan oleh perempuan dan laki-laki.


STRUKTUR ORGANISASI RANDAI LERENG MARAPI NAGARI PASIE LAWEH

KETUA

REZKI AGUS SAPUTRA

WAKIL KETUA

FEBRI HARIADI

SEKRETARIS
BENDAHARA
WINEF
EDLY MIARDI

Seksi

Perlengkapan
(sound system) Konsumsi Perlengkapan
(pakaian)
1.Hari hidayatul 1.Indri yani
2. Agung illahi 2. Annisa Adek candra
Berdasarkan fenomena diatas, maka peneliti melakukan penelitian yang

berjudul “Implementasi Sanggar Randai Lereng Marapi Dalam Melestarikan

Persatuan di Nagari Pasie Laweh Kecamatan Sungai Tarab Kabupaten

Tanah Datar”

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas maka dapat

didefinisikan beberapa permasalahan, antara lain :

1. Kesenian randai Lereng marapi dapat memudahkan masyarakat Nagari

Pasie Laweh Kecamatan Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar untuk

mendapatkan penghasilan.

2. Kesenian randai Lereng Marapi di Nagari Pasie Laweh Kecematan Sungai

Tarab Kabupaten Tanah Datar secara tidak langsung dapat mempererat tali

silaturahmi dan kerukunan hubungan sosial antarsesama masyarakat.

3. Kesenian randai Lereng Marapi masih dilestarikan di Nagari Pasie Laweh

Kecematan Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar meskipun sudah banyak

macam kesenian modern yang dapat digunakan dalam kesenian.

C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah di uraikan di atas, maka peneliti

membatasi masalah pada penelitian ini yaitu “Implementasi sanggar randai

Lereng Marapi dalam melestarikan Persatuan di nagarai pasie laweh kecamatan

sungai tarab kabupaten tanah datar”.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas maka dapat

didefinisikan beberapa permasalahan, antara lain :

1. Bagaimana peranan sanggar randai Lereng Marapidalam melestarikan

Persatuan di nagarai pasie laweh kecamatan sungai tarab kabupaten tanah

datar

2. Apa upaya sanggar randai Lereng Marapi di nagari pasie laweh kecamatan

sungai tarab kabupaten tanah datar dalam melestarikan persatuan randai

3. Bagaimana tanggapan masyarakat tentang keberadaan sanggar randai Lereng

Marapi dalam melestarikan persatuan di nagari pasie laweh kecamatan sungai

tarab kabupaten tanah datar

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka menjadi tujuan pada penelitian ini

adalah :

1. Untuk mengetahui peranan sanggar randai Lereng Marapi dalam melestarikan

persatuan di nagari pasie laweh kecamatan sungai tarab kabupaten tanah datar

2. Untuk mengetahui upaya sanggar randai Lereng Marapi di nagari pasie laweh

kecamatan sungai tarab kabupaten tanah datar dalam melestarikan persatuan

randai

3. Untuk mengetahui tanggapan masyarakat tentang keberadaan sanggar randai

Lereng Marapi dalam melestarikan persatuan di nagari pasie laweh

kecamatan sungai tarab kabupaten tanah datar


F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian tersebut, maka manfaat penelitian ini yaitu :

1. Manfaat Teoritis

1) Hasil penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat sebagai sumber referensi

untuk penelitian selanjutnya tentang peranan sanggar randai dalam

melestarikan persatuan di nagari pasie laweh kecamatan sungai tarab

kabupaten tanah datar

2) Hasil penelitian ini juga bermanfaat bagi pengembangan mata kuliah

sistem pemerintahan daerah

2. Manfaat Praktis

1) Untuk menambah pengetahuan mahasiswa Pendidikan Pancasila dan

kewarganegaraan tentang peranan randai dalam kesenian

2) Memberikan informasi kepada masyarakat terutama pada Masyarakat

peranan sanggar randai dalam melestarikan persatuan di nagarai pasie

laweh kecamatan sungai tarab kabupaten tanah datar


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Randai

Randai adalah gambaran identitas masyarakat Minangkabau yang sangat kuat

dengan falsafah, etika, dan pelajaran hidup orang Minang yang berpusat pada alam

semesta (Primadesi, 2013: 179). Randai menggambarkan kearifan lokal masyarakat

Minangkabau, melekat pada fisik sekaligus batin individu yang membentuk

keutuhan masyarakat bernagari. Nilai-nilai kesenian tradisional dalam randai

menjadi representasi norma dan kebiasaan yang berlaku di masyarakat Minang;

kesenian dianggap rancak (bagus, elok) apabila tidak menyimpang dari norma adat,

dan kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat Minangkabau (Arzul, 2015: 108).

Unsur dialog dalam randai, misalnya, menjadi satu unsur yang bermuatan nilai-nilai

karakter kerja sama komunikatif dan patut dipahami dan ditanamkan kepada

generasi muda (Arzul, 2015:113).

Randai adalah kebiasaan turun menurun sekelompok masyarakat berdasarkan

nilai budaya masyarakat bertingkah laku, baik dalam kehidupan yang bersifat

duniawi maupun hal-hal yang bersifat gaib atau keagamaan. Di dalam randai

di atur sebagaimana manusia berhubungan dengan manusia yang lain,

bagaimana manusia bertindak terhadap lingkunganya, bagaimana prilaku

manusia terhadap alam yang lain. Kemudian berkembang menjadi suatu

sistem memiliki pola dan norma yang sekaligus juga mengatur penggunaan
Randai Lereng Merapi di Nagari Pasie Laweh karena tradisi merupakan

kebiasaan yang turun temurun untuk generasi muda selanjutnya.

2. Persatuan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), persatuan memiliki makna sebagai

sebuah gabungan, ikatan yang terdiri dari beberapa bagian yang sudah bersatu.

Sedangkan kesatuan bermakna perihal satu, sifat tunggal, satuan. Dengan pengertian

tersebut berarti secara garis besar bahwa persatuan dan kesatuan berarti bersatunya

suatu bangsa untuk mencapai tujuan bersama demi tercapainya kemajuan dan

berkembangnya Negara tersebut, karena meskipun pemerintahan dan pemimpin

dalam suatu Negara tersebut berjalan dengan baik tapi tanpa adanya persatuan dan

kesatuan semua tidak akan berjalan dengan lancar. Pada masa sekarang ini persatuan

dan kesatuan dinegara Indonesia sedang terombangambing hal ini dikarenakan

banyaknya menyebar hoax di Negara Indonesia yang bertujuan untuk mengadu

domba bangsa sendiri.

B. Penelitian Relavan

Hasil pengamatan penulis dari berbagai kajian penelitian yang relevan dengan

topik penelitian yang dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu, diantaranya

penelitian yang dilakukan :

1. Indah Serli Okce 2021 Universitas Islam Riau Pekanbaru, dengan judul

skripsi :Pertunjukan Randai”Senandung Duo Nagari”(Randai Batino) di

Kecamatan Cerenti Kabupaten Kuantan Singngi Provinsi Riau.

Skripsi ini menjelaskan tentang Pertunjukan Randai”Senandung Duo


Nagari”(Randai Batino) di Kecamatan Cerenti Kabupaten Kuantan Singngi

Provinsi Riau.

Randai adalah salah satu kesenian tradisional yang terdapat di Kabupaten

Kuantan Singingi khususnya di Kecamatan Cerenti yang masih berdiri sampai

sekarang. Randai merupakan kesenian asal dari Sumatra Barat dan dimainkan

oleh masyarakat Kuantan dan menyebar di setiap daerah yang ada di

Kabupaten Kuantan Singingi. Pertunjukan Randai dimainkan pada malam hari

dan beranggotakan 20-30 pemain,yang dipertunjukan di lapangan terbuka.

2. Fanni Yansyukral 2012 Universitas Negeri Jakarta, dengan judul skripsi

“Fungsi Musik Dalam Seni Pertunjukan Randai Pada Minangkabau Art

Culture Heritage(MACh) di Taman Mini Indonesia Indah(TMII) Jakarta”.

Skripsi ini menjelaskan tentang “Fungsi Musik Dalam Seni Pertunjukan

Randai Pada Minangkabau Art Culture Heritage(MACh) di Taman Mini

Indonesia Indah(TMII) Jakarta”.

Kesimpulan dari Hasil Penelitian ini Sebagai Berikut:

1. Fungsi Musik Dalam Seni Pertunjukan Randai

2. Alat Musik Tradisional Yang Dimainkan Dalam Seni Pertunjukan Randai

3. Perkembangan Musik Yang Ada Pada Seni Pertunjukan Randai.

3. Zelfeni Wimra 2022 Universitas Islam Sunan Kalijaga Yogyakarta, dengan

judul skripsi ”Kearifan Sakato Sakiki Dalam Randai: Interlegalitas Dalil

Hukum Syar’I dan Pemajuan Kebudayaan Nasional”.

Skripsi ini menjelaskan tentang ”Kearifan Sakato Sakiki Dalam Randai:


Interlegalitas Dalil Hukum Syar’I dan Pemajuan Kebudayaan Nasional”.

Menyimpulkan bahwa kearifan sato sakiki dalam randai merupakan refleksi

dari integritas dalil hukum dalam bentuk koeksistensi hukum adat, hukum

syari’i, dan hukum negara.

4. Rentika Oktapiani 2016 Universitas Lampung Bandar Lampung, dengan judul

skripsi ” Hubungan Tingkat Pemahaman Konsep Persatuan dan Kesatuan

Terhadap Sikap Solidaritas Siswa SMK 2 Mei Bandar Lampung Tahun

Pelajara 2015/2016”.

Skripsi Ini Menjelaskan Tentang ” Hubungan Tingkat Pemahaman Konsep

Persatuan dan Kesatuan Terhadap Sikap Solidaritas Siswa SMK 2 Mei Bandar

Lampung Tahun Pelajara 2015/2016”.

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan maka

dapat ditarik kesimpulan:

1. Pemahaman materi konsep persatuan dan kesatuan siswa smk 2 mei

Bandar lampung tahun pelajaran 2015/2016.

2. Sikap solidaritas siswa smk 2 mei Bandar lampung tahun pelajaran

2015/2016.
C. Kerangka Berfikir

Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji Kesenian Randai Dari Implementasi

Melestarikan Perastuan Yang Ada Di Nagari Pasie Laweh Kecamatan Sungai

Tarab Kabupaten Tanah Datar.

Randai Lereng Marapi

Persatuan Nagari Pasie Laweh

Implementasi Sangar
Randai Lereng Marapi
Dalam Melestarikan
Persatuan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian

Penelitian Kualitatif, secara sederhana dapat dipahami sebagai jenis penelitian

yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik dan lebih pada

bagaimana peneliti memahami dan menafsirkan makna peristiwa, interaksi, maupun

tingkah subjek dalam situasi tertentu menurut perspektif penelitinya.

Penelitian Kualitatif meerupakan penelitian yang dimaksudkan untuk memahami

fenomena tertentu. Fenomena ini dapat berupa sesuatu hal yang dialami oleh subjek

penelitian seperti pelaku,persepsi,motivasi,tindakan dan sebagainya yang secara

holistik dideskripsikan dalam bentuk kata-kata yang mengambarkan kondisi apa

adanya. Data yang diperoleh tersebut diolah dengan menggunakan metode

kualitatif,dengan analisi data bersifat induktif/kualitatif. Hasil penelitisn ini lebih

menekankan makna daripada generalisasi.

Penelitian Kualitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal(angka)

yang diolah melalui metode statistika. Penelitian Kualitatif sifatnya mendasar dan

naturalistis atau bersifat kealamian. Serta tidak bisa dilakukan di laboratorium,

melainkan di lapangan. Oleh sebab itu, penelitian semacam ini sering disebut dengan

naturalistic inquiry, atau field study.


B. Informan Penelitian

Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi

tentang situasi dan kondisi latar penelitian yang dimanfaatkan, jadi terus mempunyai

banyak penagalaman tentang latar penelitian, menurut sugiyono (2016)

penentuan informan yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah

purposive sampling. Pada penelitian ini penentuan informan dipilih secara purposiv

sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan dan

tujuan tertentu. Pertimbangan tertentu yang dimaksud adalah memilih sumber data

atau ornag yang dianggap paling tau tentang apa yang di harapkan. Informan dalam

penelitian ini adalah Guru Randai Lereng Marapi, Anggota Randai Lereng Marapi.

C. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada semester genap 2024 dan Tempat penelitian yang

dilakukan peneliti yaitu di nagari pasie laweh kecamatan sungai tarab kabupaten

tanah datar

D. Jenis Data

Dalam suatu penelitian harus disebutkan dari mana data diperoleh sebagaimana

yang dinyatakan oleh (Arikunto 2002:129). Data adalah sekumpulan informasi,

fakta-fakta, atau simbol-simbol yang menerangkan tentang keadaan objek

penelitian. Sedangkan data yang sudah didapat akan dibagi menjadi dua macam

yaitu:
1. Data Primer

Data primer adalah data dimana diperoleh secara langsung dari obyek

penelitian (Sumarsono, 2004:69). Data primer dalam penelitian ini diperoleh

dengan wawancaradan observasi langsung kepada anggota kearifan lokal

batobo

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti

secara tidak langsung melalui media perantara (Indriantoro dan Supomo,

1999: 147). Data sekunder terkait dengan data yang diperoleh melalui data

dokumen untuk memperoleh data primer selama proses penelitian

berlangsung. Bentuk data sekunder yang peneliti dapatkan adalah dokumen

relevan yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan, yaitu dalam bentuk

laporan atau dokumen dari pihak-pihak yang berkaitan untuk menggambarkan

kondisi umum dan lokasi Nagari Pasie Laweh dan jurnal atau artikel yang

berkaitan dengan masalah yang akan diteliti oleh peneliti.

B. Metode Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data Peneliti perlu menggunakan metode yang

tepat, teknik dan alat pengumpulan data yang relevan, penggunaaan teknik dan

alat pengumpulan data yang tepat memungkinkan diperolehnya data yang

objektif. Dalam penelitianini ada beberapa, yaitu :


1. Observasi

Observasi merupakan suatuteknik pengumpulan data yang bertujuan

mengamati langsung objekpenelitian dan tehnik ini untuk menjelaskan dan

merinci gejala yang terjadi dilapangan. Adapun hal yang diobservasi

dilapangan adalah tentang Implementasi Sanggar Randai Lereng Marapi

Dalam Melestarikan Persatuan di Nagari Pasie Laweh Kecamatan Sungai

Tarab Kabupaten Tanah Datar.

2. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan untuk

memperoleh informasi yang diperoleh dari suatu sumber data secara terus

menerus melalui percakapan atau tanya jawab. Wawancara dalam penelitian

kualitatif bersifat mendalam karena adanya keinginan untuk menggali

informasi secara detail dan jelas. Wawancara dilakukan kepada anggota

Randai Lereng Marapi Nagari Pasie Laweh.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah daftar tulisan, gambar atau benda yg bisa dijadikan

bukti dalam penelitian. Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang

merupakan barang-barang tertulis. di dalam melaksanakan metode

dokumentasi di penelitian ini, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis

seperti buku-buku, majalah dan dokumen yg berkaitan dengan objek yang

akan diteliti. Metode dokumentasi dipergunakan untuk memperoleh data-

data tentang Lalu Implementasi Sanggar Randai Lereng Marapi Dalam


Melestarikan Persatuan di Nagari Pasie Laweh Kecamatan Sungai Tarab

Kabupaten Tanah Datar. dokumentasi yang dimaksud pada penelitian ini

berupa kegiatan Randai yang dilaksanakan di lapangan terbuka/lapangan.

C. Teknik Analisis Data

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk

memperoleh data yang diperlukan. Dalam penelitian ini metode yang

digunakan yaitu pengamatan langsung kelapangan dan pertanyaan teknik

yang peneliti gunakan untuk pengumpulan data yaitu dengan menyiapkan

rangkaian pertanyaan yang akan diajukan kepada informan, hasil observasi

dan hasil wawancara nantinya yang akan peneliti pilih untuk mendapatkan

data yang valid.

2. Reduksi Data

Mereduksi data adalah data yang diperoleh dari lapangan

jumlahnya cukup banyak, jadi perlu dicatat secara teliti dan rinci. Merekdusi

data berarti merangkum, memilih ide pokok dari penelitian, kemudian harus

memfokuskan pada hal yang penting. data yang penulis peroleh dari hasil

observasi, wawancara dan dokumentasi harus dikumpulkan dalam catatan

lapangan yang masih lengkap kemudian dengan reduksi inilah penulis

merangkum dan mengambil data yang pokok dan penting.


3. Penyajian Data

Dalam penyajian data dengan rangkaian kata atau hasil dari pernyataan

informan sesuai dengan turuan masalah yang telah ditetapkan berupa teks

naratif. peneliti menyusun secara sistematis data yang diperoleh dapat

menjelaskan dan menjawab masalah penelitian.

4. Penarikan Kesimpulan

Dari kegiatan sebelumnya langkah selanjutnya adalah menyimpulkan

data-data yang sudah diproses kedalam bentuk yang sesuai dengan pola

pemecahkan permasalahan yang dilakukan. Kesimpulan dalam penelitian

kualitatif menjadi inti dari jawaban rumusan masalah dan isinya merupakan

kristalisasi data lapangan yang berharga bagi praktik dan pengembangan

ilmu.

Sumber : Miles dan Michael Huberman. 2019. Analisis data kualitatif


DAFTAR PUSTAKA

BUKU
Moleong, Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja

Rosdakarya

Prayogi & Endang Danial (2018). Kearifan Lokal Budaya Minangkabau dan Seni

Pertujukan Tradisonal Randai. Jentera:Jurnal Kajian Sastra,7(2):145-160.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta

JURNAL
Arti Kata Randai Adalah Sedang Viral https://lambeturah.id/arti-kata-randai-adalah

Cerita Rakyat Saning Baka Magek Manandin.(2015).


https://suhefriandi.blogspot.com/2015/03/cerita-rakyat-saning-baka-magek-
manandin.html?m=1

Randai Magek Manandin diRanah Tarusan Kamang. (2015).


https://tarusankamang.wordpress.com/2015/07/17/randai-magek-manandin-di-
ranah-tarusan-kamang/

Jurnal Kearifan Lokal Budaya Minangkabau Dalam Seni Pertunjukan


file:///E:/
KEARIFAN_LOKAL_BUDAYA_MINANGKABAU_DALAM_SENI_PERT
U%20(1).pdf

Pengertian Randai Minangkabau (2019)


https://files.eric.ed.gov/fulltext/EJ1291233.pdf

Undang-Undang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2017


http://pemajuankebudayaan.id/wp-content/uploads/2019/06/UU-Nomor-5-
Tahun-2017-tentang-Pemajuan-Kebudayaan.pdf
Skripsi
Oktapiani Rentika 2016, dengan judul skripsi ” Hubungan Tingkat Pemahaman
Konsep Persatuan dan Kesatuan Terhadap Sikap Solidaritas Siswa SMK 2
Mei Bandar Lampung Tahun Pelajara 2015/2016”, Universitas Lampung
Bandar Lampung.

Serli Indah Okce 2021, dengan judul skripsi :Pertunjukan Randai”Senandung Duo
Nagari”(Randai Batino) di Kecamatan Cerenti Kabupaten Kuantan Singngi
Provinsi Riau, Universitas Islam Riau Pekanbaru.

Wimra Zelfeni 2022, dengan judul skripsi ”Kearifan Sakato Sakiki Dalam Randai:
Interlegalitas Dalil Hukum Syar’I dan Pemajuan Kebudayaan Nasional”,
Universitas Islam Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Yansyukral Fanni 2012, dengan judul skripsi “Fungsi Musik Dalam Seni Pertunjukan
Randai Pada Minangkabau Art Culture Heritage(MACh) di Taman Mini
Indonesia Indah(TMII) Jakarta”, Universitas Negeri Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai