Anda di halaman 1dari 1

BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Menurut Permenkes RI No. 47 Tahun 2018, kegawatdaruratan adalah kondisi klinis yang
memerlukan intervensi medis segera untuk mempertahankan nyawa dan menghindari
kecacatan. Menurut Permenkes RI No. 47 Tahun 2018, Instalasi Gawat Darurat adalah
area pelayanan rumah sakit yang memberikan pengobatan awal (bagi pasien yang datang
langsung ke rumah sakit) atau lanjutan (bagi pasien yang dirujuk dari fasilitas kesehatan
lain) untuk penyakit atau luka yang bisa membahayakan hidup mereka. Jumlah pasien
yang menghadiri ruang gawat darurat meningkat setiap tahun. Semua ruang gawat darurat
di rumah sakit di seluruh dunia mengalami peningkatan sekitar 30% (Bashkin et al.,
2015). Di Indonesia, terdapat 4.402.205 pasien yang mengunjungi IGD, yaitu sebesar
13,3% dari seluruh kunjungan rumah sakit. (Kundiman, Kumaat, & Kiling, 2019)
Layanan perawatan untuk pasien darurat, atau mereka yang tiba-tiba berada dalam situasi
serius dan dapat meninggal atau menjadi cacat tanpa perhatian medis segera, termasuk
dalam layanan perawatan darurat. Keluarga pasien akan merasa cemas dengan keadaan
sulit saat mereka menunggu di ruang triase. Musliha, 2010).
Sesuai Permenkes RI No. 47 Tahun 2018, tanggap darurat ini berdasarkan prioritas ABC
yaitu Airways, Breathing, dan Circulation. Keluarga pasien yang datang ke IGD biasanya
menunjukkan tingkat kecemasan dan stress yang tinggi di lokasi triase ini. (Dicle & Firat,
2016).

Anda mungkin juga menyukai