Anda di halaman 1dari 20

KARYA TULIS ILMIAH

DESTINASI WISATA ALAM GUNUNG BROMO EAST JAVA


TENGGER SEMERU

Disusun:
Mesya Sarah Syakirah
0877 7377 1603
XI-1

MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA


DAAR EN-NISA ISLAMIC SCHOOL
2023

i
YAYASAN PENDIDIKAN AN NAHL 128

Daar En Nisa ISLAMIC SCHOOL


TERAKREDITASI A
Jl. Perdana Raya No. 30, Kedung Badak, Tanah Sareal, Kota Bogor Telp. 0251-7593420
NPSN : 69949664, e-mail: daarennisa@gmail.com

LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL KARYA ILMIAH

“DESTINASI WISATA ALAM GUNUNG BROMO EAST JAVA TENGGER


SEMERU”

Disusun untuk memenuhi syarat mengikuti Sumatif Ahir Semester

Tugas Karya Ilmiah Bahasa Indonesia Tahun Pelajaran 2023-2024

Disusun Oleh:

MESYA SARAH SYAKIRAH

0877 7377 1603

Guru Mata Pelajaran Wali Kelas

Yullia Farwati, M.Pd. Fatma Wijayanti, M.Pd.

Pengesahan
Kepala Daar En-Nisa Islamic School

Nidia Rosita, S.Si, M.Pd.

ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat melaksanakan perjalanan tour ke Gunung
Bromo dengan baik.
Laporan ini dibuat sebagai hasil pengalaman dan pembelajaran penulis selama
kunjungan ke tempat yang sangat istimewa ini.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan menjadi inspirasi
untuk kegiatan serupa di masa mendatang.
Kami ucapkan terima kasih sebanyak – banyaknya kepada seluruh pihak yang
membantu baik secara moral maupun materiil, yaitu kepada:
1. Pimpinan sekolah SMA Daar En-Nisa Islamic School, Ibu Dr. Apriana Dian,
M.Pd.
2. Ibu Nidia Rosita, S.Si, M.Pd, Ibu Yullia Farwati, M.Pd, Ibu Fatma Wijayanti,
M.Pd.
3. Seluruh Ibu Guru SMA Daar En-Nisa yang telah memotivasi Dalam pengerjaan
laporan perjalanan
4. Rekan-rekan seangkatan dan pihak lainnya yang tidak bisa disebutkan satu
persatu.
Penulis menyadari, tugas ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan penulis nantikan demi kesempurnaan tugas ini.

Bogor, 10 Agustus 2023

Penulis,
Mesya Sarah Syakirah

iii
ABSTRAK

DESTINASI WISATA ALAM GUNUNG BROMO EAST JAVA


TENGGER SEMERU
Mesya Sarah Syakirah SMA Daar En-Nisa Islamic School,
Kota Bogor, Jawa barat.

Jawa Timur memiliki banyak objek wisata unggulan. Salah satunya yaitu Gunung
Bromo dengan keindahan alamnya yang spektakuler yang sudah terkenal baik di
dalam negeri maupun mancanegara. Bromo merupakan gunung yang terdapat di
komplek Pegunungan Tengger. Daya tarik utama Gunung Bromo adalah statusnya
yang merupakan gunung aktif, kemudahannya untuk didaki serta fenomena kawah
Bromo di tengah kaldera. Gunung Bromo sendiri memiliki ketinggian 2.329 meter di
atas permukaan laut dan berada dalam empat wilayah kabupaten, yakni Kabupaten
Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Lumajang, dan Kabupaten Malang.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi potensi wisata alam Gunung
Bromo dan daya tarik wisatawan dalam rangka berwisata ke Gunung Bromo Tengger
Semeru, serta menyusun aktivitas menarik wisatawan dalam mengekplor kekayaan
alam bromo yang spektakuler. Data dikumpulkan melalui observasi di lapangan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa para wisatawan dimanjakan dengan suasana yang
sejuk serta pemandangan kekayaan alam Gunung Bromo yang luar biasa. Namun,
masih banyak masyarakat yang belum sadar akan pentingnya menjaga alam demi
keberlangsungan potensi ekowisata dalam berbagai kekayaan yang tersedia.
Menyusun rekomendasi untuk meningkatkan pengelolaan destinasi wisata Gunung
Bromo serta cangkupan saran berisi regulasi, tata kelola, dan praktik berkelanjutan
untuk menjaga keberlanjutan destinasi wisata alam Gunung Bromo, Jawa Timur.

Kata kunci : Potensi Wisata, Daya Tarik, Wisatawan, Gunung Bromo

iv
DAFTAR ISI

1. JUDUL
2. Lembar Pengesahan
3. Kata Pengantar
4. Abstrak
5. Daftar Isi
5. BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian
6. BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Pustaka
2.2 Kerangka Teori
2.2.1 Sejarah Gunung Bromo
2.2.2 Daya Tarik
2.2.3 Definisi Wisata
2.2.4 Definisi Wisatawan
7. BAB III METODELOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
3.2 Data Penelitian
3.3 Metode Pengumpulan Data
3.4 Tempat dan Waktu Penelitian
3.5 Prosedur Penelitian
8. BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
4.1 Pembahasan
9. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
10. DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Berisi foto dokumentasi dan wawancara jika ada

v
vi
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Wisata alam adalah tempat pariwisata yang memanfaatkan potensi sumber daya
alam. Secara garis besar, wisata alam merupakan kegiatan rekreasi dan pariwisata
yang memanfaatkan potensi alam untuk dinikmati keindahannya. Baik yang masih
alami atau sudah ada usaha budi daya, agar ada daya tarik wisata ke tempat tersebut.
Salah satu wisata yang masih alami tersebut terdapat di Jawa Timur yang merupakan
suatu daerah yang berada di Indonesia. Jawa Timur memiliki daya tarik wisata alam
sebanyak 475. Salah satu wisata alamnya yaitu Gunung Bromo. Gunung Bromo
merupakan gunung berapi aktif di Jawa Timur yang dijadikan wisata alam karna
potensi keindahan alamnya sebagai gunung berapi aktif. Gunung Bromo sendiri
memiliki ketinggian 2.329 meter di atas permukaan laut dan berada dalam empat
wilayah kabupaten, yakni Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten
Lumajang, dan Kabupaten Malang.
Puncak Penanjakan Gunung Bromo menjadi tempat terbaik untuk menyaksikan
matahari terbit atau biasa disebut sunrise. Wisatawan dapat melihat matahari terbit
dari Penanjakan Gunung Bromo dengan menyewa mobil jeep di sekitar wilayah
tersebut yang dikemudikan oleh masyarakat setempat dengan keberangkatan dari
tempat penginapan sekitar jam 3 pagi agar tidak tertinggal pemadangan matahari terbit
yang indah (Yoshiwafa 2018, hlm.1).
Nama "Bromo" berasal dari bahasa Jawa kuno yang berarti "Brama" atau Dewa
Pencipta dalam kepercayaan agama Hindu. Menurut mitologi setempat, Gunung
Bromo adalah tempat persembahan kepada dewa ini. Mitos lainnya mengisahkan
kisah cinta tragis antara seorang putri bernama Roro Anteng dan seorang pangeran
bernama Joko Seger. Mereka berdua menjadi gunung-gunung yang berdekatan,
termasuk Gunung Bromo yang dikenal sebagai hasil dari kutukan. Dilihat dari
sejarahnya, pada zaman dahulu kerajaan Majapahit banyak menerima serangan dari
berbagai daerah, hal tersebut membuat masyarakat pribumi kebingungan untuk
mencari tempat tinggal baru hingga akhirnya terbelah menjadi 2 wilayah. Wilayah
pertama terletak di Bali sedangkan wilayah yang kedua terletak di Gunung Bromo.
Kedua tempat tersebut memiliki satu kesamaan yaitu sama-sama beragama Hindu.
Nama “Tengger” berasal dari cerita Roro Anteng dan Joko Seger. Kata “teng” sendiri
merupakan akhiran nama dari Roro Anteng, sedangkan kata “ger” merupakan akhiran

1
nama dari Joko Seger. Selain itu banyak yang mengatakan bahwa Gunung Bromo
dianggap gunung yang suci. Namun berbeda dengan masyarakat hindu sendiri yang
menyebut Gunung Bromo dengan nama Gunung Brahma (Yoshiwafa 2018, hlm.1).
Terlepas dari sejarah gunung bromo tersebut diatas, Gunung Bromo telah menjadi
daya tarik utama bagi para wisatawan dari seluruh dunia. Kombinasi antara
pemandangan alam yang menakjubkan, kawah yang berapi aktif, dan budaya yang
kaya memberikan pengalaman unik bagi siapa pun yang mengunjungi tempat ini.
Pemandangan matahari terbit dari dekat Gunung Penanjakan di sekitar Bromo
menjadi daya tarik utama, dengan langit yang berubah-ubah menjadi warna-warna
cantik yang memukau. Dengan pesona alam Gunung Bromo yang indah, para
wisatawan dapat berfoto-foto dengan segala keindahannya. Wisawatan juga dapat
melihat suasana matahari terbit, mendaki, bahkan wisatawan pun dapat mengelilingi
Lautan Pasir Berbisik Bromo menggunakan jeep.

1.2. RUMUSAN MASALAH


1. Daya tarik apa yang membuat wisatawan ingin mengunjungi wisata alam
Gunung Bromo?
2. Kegiatan apa yang biasanya dilakukan wisatawan ketika berlibur mengunjungi
Gunung Bromo di Jawa Timur?
3. Mengapa gunung bromo disebut sebagai “Gunung Suci”?

1.3. TUJUAN PENELITIAN


1. Menyebutkan daya tarik para wisatawan dalam rangka berwisata ke Gunung
Bromo Tengger Semeru.
2. Menjelaskan kegiatan yang biasa dilakukan dan diadakan dalam rangka
berwisata ke Gunung Bromo Tengger Semeru.
3. Menjelaskan makna gunung bromo sebagai “Gunung Suci” dan arti didalamnya.

1.4. MANFAAT PENILITIAN


1. Dapat mengetahui segala aktivitas menarik saat berwisata ke Gunung Bromo
Tengger Semeru
2. Dapat mengetahui segala informasi asal mula terbentuknya gunung bromo
3. Dapat mengenal salah satu wisata yang masih alami di Jawa Timur

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORITIS

2.1. TINJAUAN PUSTAKA


Penelitian Terdahulu
Penulisan Karya Ilmiah ini, penulis meneliti dan menggali informasi dari
peneliti-peneliti sebelumnya sebagai bahan perbandingan, baik mengenai
kekurangan atau kelebihan yang sudah ada. Selain itu, peneliti juga menggali
informasi dari beberapa buku-buku maupun skripsi dan paper dalam rangka
mendapatkan teori yang berkaitan dengan judul yang digunakan sebagai
landasan teori ilmiah.
Berikut referensi yang penulis gunakan sebagai acuan.

1. Karya tulis ilmiah yang ditulis oleh Mohammad Bagas Adilarif dengan judul
“Pengaruh Daya Tarik Wisata, Lokasi, dan Harga Terhadap Keputusan
Berkunjung Wisatawan Pada Taman Nasional Bromo Tengger Semeru”.

Karya Tulis Ilmiah ini berisi penelitian dan daya tarik wisata alam Gunung
Bromo yang menjadi destinasi wisata alam yang memanfaatkan kekayaan
alamnya yang indah, serta Lokasi dan Harga yang cukup menarik perhatian
para wisatawan.

2. Karya tulis ilmiah yang ditulis oleh Kurnia Maulidi Noviantoro dengan judul
“Evaluasi Potensi Wisata Bromo-Madakaripura Sebagai Ekowisata Dalam
Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Sekitar”

Karya Tulis Ilmiah ini berisi penelitian dan pengembangan obyek wisata
Gunung Bromo-Madakaripura dalam meningkatkan perekonomian
Masyarakat.

3
2.2. KERANGKA TEORI
2.2.1. SEJARAH GUNUNG BROMO
Dilihat dari sejarahnya, pada zaman dahulu kerajaan Majapahit banyak
menerima serangan dari berbagai daerah, hal tersebut membuat masyarakat
pribumi kebingungan untuk mencari tempat tinggal baru hingga akhirnya terbelah
menjadi 2 wilayah. Wilayah pertama terletak di Bali sedangkan wilayah yang kedua
terletak di Gunung Bromo. Kedua tempat tersebut memiliki satu kesamaan yaitu
sama-sama beragama Hindu. Nama “Tengger” berasal dari cerita Roro Anteng dan
Joko Seger. Kata “teng” sendiri merupakanakhiran nama dari Roro Anteng,
sedangkan kata “ger” merupakan akhiran nama dari Joko Seger. Selain itu banyak
yang mengatakan bahwa Gunung Bromo dianggap gunung yang suci. Namun
berbeda dengan masyarakat hindu sendiri yang menyebut Gunung Bromo dengan
nama Gunung Brahma (Yoshiwafa 2018, hlm.1).
2.2.2. DAYA TARIK
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 tahun 2009, Daya
Tarik Wisata dijelaskan sebagai segala sesuatu yang memiliki keunikan,
kemudahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan
hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau kunjungan wisatawan.
Suatu daerah tujuan wisata pada umumnya memiliki sejumlah potensi daya
tarik, berupa daya tarik alam, budaya, dan buatan. Dalam Undang-Undang No. 10
Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, dimana pembangunan destinasi pariwisata
antara lain pemberdayaan kepada masyarakat, pembangunan daya tarik wisata,
pembangunan prasarana, penyediaan fasilitas umum, serta pembangunan fasilitas
pariwisata secara terpadu dan berkesinambungan. (“Daya Tarik Wisata Terhadap
Kepuasan Wisatawan Objek Wisata Benteng Rotterdam Kota Makassar”).
Di kawasan Gunung Bromo terdapat beberapa obyek wisata diantaranya
sebagai berikut;
1. Puncak Penanjakan Gunung Bromo, menjadi tempat terbaik untuk
menyaksikan matahari terbit atau biasa disebut sunrise. Wisatawan dapat
melihat matahari terbit dari Penanjakan Gunung Bromo dengan menyewa mobil
jeep di sekitar wilayah tersebut yang dikemudikan oleh masyarakat setempat
dengan keberangkatan dari tempat penginapan sekitar jam 3 pagi agar tidak
tertinggal pemadangan matahari terbit yang indah (Yoshiwafa 2018, hlm.1).
Ketinggian Gunung Bromo yang mencapai 2.392 m dari permukaan laut tidak
hanya untuk menampilkan keindahan matahari, namun wisatawan juga dapat
melihat kawah Gunung Bromo yang berasap serta memandang ke bawah untuk
melihat lautan pasir dengan pura di bagian tengah (Menurut artikel 2017,
hlm.1).
2. Pasir Berbisik, Pasir Berbisik merupakan pasir yang tersebar di kawasan
Bromo. Pasir berbisik tercipta dari hasil erupsi gunung lautan pasir yang ada di
sekitar Gunung Bromo. Julukan pasir berbisik berasal dari fenomena ketika
angin bertiup lalu butiran-butiran pasir beterbangan dan terdengar seperti
bisikan di telinga setiap orang yang melewatinya. (“PERANCANGAN MOTIF

4
DEKORATIF PASIR BERBISIK PADA BUSANA READY TO WEAR”).
Berkeliling di lautan pasir berbisik menggunakan jeep dengan suhu yang sejuk

2.2.3. DEFINISI WISATA


Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi,
pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang
dikunjungi dalam jangka waktu sementara. (“PARIWISATA ADALAH PISAU
BERMATA 2”).
Definisi wisata menurut para ahli;
– World Tourism Organization (WTO) menyebut pengertian wisata adalah
aktivitas seseorang yang melakukan sebuah perjalanan dan tinggal selama
beberapa saat di tempat yang bukan tempat tinggalnya.
– Pengertian wisata menurut Koen Meyers (2009) adalah sebuah kegiatan yang
berupa perjalanan sementara waktu yang dilakukan seseorang di luar tempat
tinggalnya. Orang yang melakukan liburan ingin memenuhi rasa ingin tahunya
mengenai tempat yang dituju, menghabiskan waktu liburan, atau aktivitas
menghabiskan kekayaan.
– Robert McIntosh mengatakan pengertian pariwisata adalah gabungan dari
interaksi antara pemerintah selaku tuan rumah pariwisata, bisnis, dan wisatawan.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa wisata merupakan Kegiatan perjalanan yang
dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat
tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan
daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara”. Wisata
megandung empat unsur, yaitu kegiatan perjalanan, dilakukan secara sukarela,
bersifat sementara, perjalanan itu seleruhnya atau sebagian bertujuan untuk
menikmati obyek dan daya tarik wisata.
2.2.4. DEFINISI WISATAWAN
Wisatawan (tourism) diartikan oleh World Tourism Organization (2012) sebagai
berikut “a person who travels to destinations outside his/her residence and working
place, and stays for at least 24 hours for the purpose of leisure or business”
(pengunjung sementara yang paling sedikit tinggal selama 24 jam di negara yang
dikunjunginya dengan tujuan perjalanan). Sedangkan menurut Spillen (1994:21),
wisatawan adalah setiap orang yang bepergian dari tempat tinggalnya untuk
berkunjung ke tempat yang lain dengan menikmati perjalanan dari kunjungan itu.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia wisatawan adalah orang yang
berwisata, pelancong, turis.

5
1. Jenis-Jenis Wisatawan, adapun jenis jenis wisatawan berdasarkan sifat
perjalanan dan lokasi di mana perjalanan itu dilakukan, dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
a. Foreign Tourist (wisatawaan asing) orang yang melakukan perjalanan wisata,
yang datang memasuki suatu Negara lain yang bukan merupakan Negara
dimana ia biasanya tinggal. Wisatawan asing disebut juga wisatawan
mancanegara atau disingkat wisman.
b. Domestic Foreigm Tourist (Wisatan Asing Domestik) orang asing yang
berdiam atau bertempat tinggal disuatu negaa karena tugas, dan melakukan
perjalanan wisata diwilayah Negara dimana ia tinggal. Misalnya, staff kedutaan
Belanda yang mendapat cuti tahunan, tetapi ia tidak pulang ke belanda, tetapi
melakukan perjalanan wisata di Indonesia (tempat ia tinggal)
d. Indegenius Foreign Tourist (Wisatawan Pribumi Asli) warga Negara suatu
Negara tertentu, yang karena tugasnya atau jabatannya berada diluar negeri.
Pulang ke Negara asalnya dan melakukan perjalanan wisata diwilayah
negaranya sendiri. Misalnya, warga Negara Perancis yang bertugas sebagai
konsultan di perusahaan asing di Indonesia, ketika liburan ia kembali ke
Perancis dan melakukan perjalanan wisata disana. Jenis wisata ini merupakan
kebalikan dari Domestic Fpreign Tourist.
e. Transit Tourist (wisatawan transit) wisatawan yang sedang melakukan
perjalanan ke suatu Negara tertentu yang terpaksa singgah pada suatu
pelabuhan/airport/stasiun bukan atas kemauannya sendiri.
f. Business Tourist (wisatawan bisnis) orang yang melakukan perjalanan untuk
tujuan bisnis bukan wisata tetapi perjalanan wisata akan dilakukan setelah
tujuannya yang utama selesai. (“Pariwisata dan Wisatawan”).

Dapat ditarik kesimpulan bahwa wisatawan merupakan sekelompok


orang/individu yang bertujuan untuk melakukan perjalanan ke sebuah tempat
dalam jangka waktu tertentu. Seseorang yang melakukan perjalanan ke suatu
tempat dengan tujuan untuk berekreasi, berbisnis, bekerja, ataupun hanya
sekedar singgah ke suatu tempat yang tidak memiliki tujuan apapun.

6
BAB III
METODELOGI PENELITIAN

3.1. JENIS PENELITIAN


Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.
Pendekatan kualitatif adalah suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan orang-orang dan perilaku yang dapat
diamati.

3.2. DATA PENELITIAN


Data penelitian ini terdiri atas dua jenis, yaitu data primer dan data skunder.
Sumber data primer merupakan sumber data yang diperoleh secara langsung dari
lapangan. Sumber data primer penelitian ini meliputi observasi di Gunung Bromo
Tengger Semeru. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari hasil
penelitian yang dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Sumber data sekunder
yang dimaksud berupa artikel ilmiah, jurnal dan buku.

3.3. TEKNIK PENGUMPULAN DATA


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah
sebagai berikut:

Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan suatu tektnik atau cara
mengumpulkan data dengan melakukan pengamatan langsung pada
suatu kegiatan yang sedang berlangsung.

Dokumentasi
Pentingnya metode dokumentasi dalam penelitian ini adalah
untuk menguatkan data-data yang diperoleh dari hasil wawancara dan
observasi. Metode dokumentasi merupakan metode pengumpulan
catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan,
gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.

7
Metode dokumentasi menjadi metode pelengkap bagi penelitian
kualitatif. Dengan metode ini, peneliti mengumpulkan data dari dokumen
yang sudah ada, sehingga peneliti dapat memperoleh catatan-catatan
yang berhubungan dengan penelitian seperti: gambaran umum desa,
data demografi desa, catatan-catatan, foto-foto dan sebagainya. Metode
dokumentasi ini dilakukan untuk mendapatkan data-data yang belum di
dapatkan melalui metode observasi dan wawancara.

3.4. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN


1. Tempat penelitian
Dilaksanakan di Gunung Bromo Tengger Semeru, Jawa Timur.
2. Waktu penelitian
Dilaksanakan pada Ahad, tanggal 23 bulan Juli tahun 2023.

Penelitian ini juga mengguankan studi literatur selain turun ke lapangan


dan bertemu dengan responden. Data-data yang dibutuhkan dalam penelitian
dapat diperoleh dari berbagai macam sumber yakni dari berbagai artikel dan
jurnal baik nasional maupun internasional.

3.5. PROSEDUR PENELITIAN


Pada penelitian ini, peneliti melakukan langkah-langkah yang akan
dijalankan melalui tiga tahap yaitu:

1. Tahap deskripsi atau tahap orientasi. Pada tahap ini,


peneliti mendeskripsikan apa yang dilihat, didengar dan dirasakan.
Peneliti baru mendata sepintas tentang informasi yang diperolehnya.
2. Tahap reduksi. Pada tahap ini, peneliti mereduksi segala informasi yang
diperoleh pada tahap pertama untuk memfokuskan pada masalah
tertentu.
3. Tahap seleksi. Pada tahap ini, peneliti menguraikan fokus yang telah
ditetapkan menjadi lebih rinci kemudian melakukan analisis secara
mendalam tentang fokus masalah. Hasilnya adalah tema yang
dikonstruksi berdasarkan data yang diperoleh menjadi suatu
pengetahuan, hipotesis, bahkan teori baru.

8
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. HASIL PENELITIAN


4.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
a. Gunung Bromo
Salah satu atraksi utama di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
adalah Gunung Bromo itu sendiri. Dengan ketinggian sekitar 2.329 meter
di atas permukaan laut, Gunung Bromo adalah salah satu gunung berapi
yang paling terkenal di Indonesia. Pesona gunung ini terletak pada
kaldera yang luas dan pemandangan alam sekitarnya yang
menakjubkan. Pengunjung dapat naik ke puncak gunung atau
melihatnya dari jarak dekat untuk mengagumi keindahan alam Gunung
Bromo.
b. Laut Pasir Bromo
Di sekitar Gunung Bromo terdapat Laut Pasir Bromo, sebuah padang
pasir luas yang memberikan pengalaman unik. Pasir berwarna cokelat
keemasan yang membentang sejauh mata memandang menciptakan
pemandangan indah. Banyak pengunjung memilih naik kuda atau
berjalan kaki melalui Laut Pasir untuk mencapai kawah Bromo. Rasakan
sensasi angin yang sejuk dan pasir halus di antara jari-jari kaki, saat
menjelajahi keajaiban alam ini.

4.2. PEMBAHASAN
4.2.1. Daya Tarik Wisata Alam
Destinasi wisata alam Gunung Bromo Tengger Semeru memiliki daya tarik
yang unik dan menarik minat wisatawan baik dari dalam negeri maupun
mancanegara. Beberapa daya tarik utama meliputi:
1. Keindahan Lanskap Alam
Gunung Bromo Tengger Semeru menawarkan pemandangan alam yang
memukau, termasuk dataran pasir lautan dan lautan asap dari kawah Bromo
yang aktif. Keindahan alam yang menakjubkan ini menjadi daya tarik utama
bagi pengunjung.

9
2. Keberagaman Ekosistem
Destinasi ini juga kaya akan keberagaman ekosistem. Mulai dari hutan
pegunungan hingga padang rumput, pengunjung dapat menikmati keindahan
alam yang beragam dan melihat flora dan fauna yang unik di setiap
ketinggian.
3. Pengelolaan Wisata
Pengelolaan destinasi wisata alam Gunung Bromo Tengger Semeru menjadi
faktor kunci dalam menjaga keberlanjutan dan kelestarian alam.

4.2.2. Aktivitas Wisata Gunung Bromo


Di kawasan Gunung Bromo terdapat beberapa obyek wisata diantaranya sebagai
berikut;
1. Puncak Penanjakan Gunung Bromo, menjadi tempat terbaik untuk
menyaksikan matahari terbit atau biasa disebut sunrise. Wisatawan dapat
melihat matahari terbit dari Penanjakan Gunung Bromo dengan menyewa mobil
jeep di sekitar wilayah tersebut yang dikemudikan oleh masyarakat setempat
dengan keberangkatan dari tempat penginapan sekitar jam 3 pagi agar tidak
tertinggal pemadangan matahari terbit yang indah (Yoshiwafa 2018, hlm.1).
Ketinggian Gunung Bromo yang mencapai 2.392 m dari permukaan laut tidak
hanya untuk menampilkan keindahan matahari, namun wisatawan juga dapat
melihat kawah Gunung Bromo yang berasap serta memandang ke bawah untuk
melihat lautan pasir dengan pura di bagian tengah (Menurut artikel 2017,
hlm.1).
2. Pasir Berbisik, Pasir Berbisik merupakan pasir yang tersebar di kawasan
Bromo. Pasir berbisik tercipta dari hasil erupsi gunung lautan pasir yang ada di
sekitar Gunung Bromo. Julukan pasir berbisik berasal dari fenomena ketika
angin bertiup lalu butiran-butiran pasir beterbangan dan terdengar seperti
bisikan di telinga setiap orang yang melewatinya. (“PERANCANGAN MOTIF
DEKORATIF PASIR BERBISIK PADA BUSANA READY TO WEAR”).
Berkeliling di lautan pasir berbisik menggunakan jeep dengan suhu yang sejuk.

4.2.3. Gunung Bromo sebagai “Gunung Suci”


Dilihat dari sejarahnya, pada zaman dahulu kerajaan Majapahit banyak
menerima serangan dari berbagai daerah, hal tersebut membuat masyarakat
pribumi kebingungan untuk mencari tempat tinggal baru hingga akhirnya terbelah
menjadi 2 wilayah. Wilayah pertama terletak di Bali sedangkan wilayah yang kedua
terletak di Gunung Bromo. Kedua tempat tersebut memiliki satu kesamaan yaitu
sama-sama beragama Hindu. Nama “Tengger” berasal dari cerita Roro Anteng dan
Joko Seger. Kata “teng” sendiri merupakanakhiran nama dari Roro Anteng,

10
sedangkan kata “ger” merupakan akhiran nama dari Joko Seger. Selain itu banyak
yang mengatakan bahwa Gunung Bromo dianggap gunung yang suci. Namun
berbeda dengan masyarakat hindu sendiri yang menyebut Gunung Bromo dengan
nama Gunung Brahma (Yoshiwafa 2018, hlm.1).

11
BAB V
PENUTUP

5.1. KESIMPULAN

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif yang bertujuan untuk


mendeskripsikan strategi daya tarik wisatawan dalam berwisata ke Gunung Bromo,
Jawa Timur dalam meningkatkan jumlah pengunjung dan membangun citra positif
dalam menjaga kelestarian alam. Data diperoleh dengan melakukan penelitian
secara langsung serta mencari informasi melalui media teknologi digital mengenai
keindahan gunung bromo yang spektakuler.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa Gunung Bromo


Tengger Semeru merupakan destinasi wisata alam yang menakjubkan, namun juga
memerlukan perhatian serius dalam hal pelestarian lingkungan dan pengembangan
infrastruktur. Dengan tindakan yang tepat, kawasan ini dapat terus dinikmati oleh
generasi mendatang sambil tetap menjaga kelestarian alamnya.

5.2. SARAN

Adapun saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut:

1. Pemerintah

Saran yang dapat diberikan untuk pemerintah Cemoro Lawang, Desa


Ngadisari, Kec. Sukapura, Kabupaten Probolinggo,Prop, Jawa Timur adalah
agar lebih memperhatikan sarana dan prasarana penunjang wisata yang
ada pada kawasan wisata Gunung Bromo, diharapkan pemerintah juga
dapat mengalokasikan dana dalam pemberdayaan kawasan wisata pada
daerah daerah terpencil.

2. Penelitian Selanjutnya

Saran yang dapat diberikan pada penelitian selanjutnya yaitu dapat


menggali data yang dibutuhkan dan agar dapat bisa membuat
perencanaan dalam mengembangkan kawasan wisata Gunung Bromo
Tengger Semeru kedapannya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Sumber penelitian serta referensi jurnal “Destinasi Wisata Alam Gunung Bromo”
sebagai berikut :

Tesalonika, A. (2021) Destinasi Wisata Alam Gunung Bromo di Jawa Timur.


http://journal.starki.id/index.php/forum/article/view/653/368

Noviantoro, K. (2020) Evaluasi Potensi Wisata Bromo-Madakaripura Seabagai


Ekowisata Dalam Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Sekitar.
file:///D:/Downloads/312-Article%20Text-743-1-10-20200312%20(1).pdf

Website “Gunung Bromo, Destinasi Wisata yang Spektakuler” diakses pada 23 Juni
2023. https://www.jurnalflores.co.id/travel/7769239706/gunung-bromo-destinasi-
wisata-yang-spektakuler

NK. Riani (2021) Pariwisata Adalah Pisau Bermata Dua. file:///D:/Downloads/923-


Article%20Text-2335-1-10-20211003%20(3).pdf

13
Adapun lampiran berupa foto-foto dokumentasi saat observasi langsung di lapangan:

14

Anda mungkin juga menyukai