Didik Harnowo
Joko Susilo Utomo
Editor:
Tri Sudaryono
Febria Cahya Indriani
UBIJALAR:
Dari Morfologi dan Pola Pertumbuhan
hingga Prospek Pengembangan
Editor:
Tri Sudaryono
Febria Cahya Indriani
Dilarang mengutip atau memperbanyak dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis
dari penulis. Isi diluar tanggung jawab Penerbit.
• Cetakan I: 2020
PRAKATA
v
vi
KATA PENGANTAR
vii
viii
KATA PENGANTAR
ix
x
DAFTAR ISI
PRAKATA ..................................................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................. vii
KATA PENGANTAR .................................................................. ix
DAFTAR ISI .................................................................................. xi
DAFTAR TABEL .......................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................... xv
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................... 1
BAB 2 MORFOLOGI DAN POLA PERTUMBUHAN ... 9
2.1. Morfologi tanaman ......................................... 9
2.2. Pola pertumbuhan tanaman ......................... 18
BAB 3 NILAI EKONOMI UBIJALAR ............................... 23
3.1. Kaitannya dengan kandungan zat gizi ....... 23
3.2. Kaitannya dengan produk pangan olahan .. 28
3.3. Kaitannya dengan keuntungan usahatani .. 29
3.4. Kaitannya dengan nilai perdagangan ......... 30
3.5. Kaitannya dengan diversifikasi pangan ..... 32
BAB 4 SISTEM PRODUKSI ............................................... 35
4.1. Syarat tumbuh dan musim tanam .............. 35
4.2. Teknik budidaya ubijalar .............................. 37
4.3. Hama/penyakit dan pengendaliannya ....... 49
4.4. Panen dan penanganan pascapanen .......... 71
BAB 5 PRODUK PANGAN OLAHAN ............................ 77
BAB 6 PROSPEK PENGEMBANGAN UBIJALAR ....... 87
6.1. Terkait produksi ubijalar (onfarm) .............. 87
6.2. Terkait pengembangan agroindustri produk
olahan .............................................................. 90
DAFTAR PUSTAKA ................................................................... 95
LAMPIRAN .................................................................................. 111
INDEKS ......................................................................................... 129
TENTANG PENULIS 1 ............................................................... 131
TENTANG PENULIS 2 ............................................................... 133
xi
xii
DAFTAR TABEL
xiii
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
Gambar 18. Ulat (a), serangga dewasa B. convolvuli (b),
daun melipat yang telah terbuka, terdapat
ulat dan kotoran di dalam lipatan daun (c),
dan gejala daun ubi jalar yang melipat (d) ....... 59
Gambar 19. Gejala bintik klorotik daun ubi jalar yang
dihisap oleh B. tabaci (a), gejala daun mengu-
ning di lapang (b), dan serangga dewasa B.
tabaci pada permukaan bawah daun (c) ........... 60
Gambar 20. Serangga dewasa sedang mengisap tangkai
daun (a), dan kelompok serangga dewasa pada
batang E. latifolia (b) ............................................. 61
Gambar 21. Larva uret/lundi (a) dan gejala kerusakan pada
umbi dan akar tanaman ubijalar akibat
serangan lundi (b) ................................................. 63
Gambar 22. Gejala kudis pada pucuk tanaman, ditandai
oleh daun mengeriting (a), gejala kudis pada
permukaan bawah daun (b), dan gejala kudis
pada batang dan tangkai daun (c) ..................... 65
Gambar 23. Gejala penyakit bercak daun P. batatas (a), dan
gejala serangan berat, mengakibatkan daun
menjadi kering dan rontok (b) ........................... 66
Gambar 24. Gejala serangan penyakit busuk batang, ba-
tang membusuk ditumbuhi miselia jamur ber-
warna putih (a) dan batang dan cabang tana-
man ubijalar berwarna coklat dan busuk (b) ... 67
Gambar 25. Gejala tanaman ubijalar terserang virus,
berupa bercak melingkar ungu (a), bercak
klorotik (b) dan mosaik pada daun (c) .............. 68
Gambar 26. Gejala serangan penyakit busuk lunak
R. Stolonifer ............................................................ 69
Gambar 27. Variasi gejala penyakit busuk hitam
(C. fimbriata) pada umbi ubijalar ....................... 70
Gambar 28. Contoh gejala penyakit busuk permukaan
(Surface Rot) oleh Fusarium sp. pada umbi
ubi jalar .................................................................. 71
xvi
Gambar 29. Panen ubijalar secara mekanis menggunakan
mesin/traktor ........................................................ 73
Gambar 30. Onde-Onde (A) dan Kue Mangkok (A dan B)
Ubijalar ................................................................... 79
Gambar 31. Ice Cream (A) dan kue Pukis (B) Ubijalar ........ 80
Gambar 32. Kue Lumpur (A) dan Donat (B) Ubijalar .......... 81
Gambar 33. Kue kering Sweet Potato Stick (A) dan Lidah
Kucing (B) .............................................................. 82
Gambar 34. Butter Cookies (A) dan kue Brownies Kukus
(B) Ubijalar ............................................................. 83
Gambar 35. Selai Ubijalar rasa nenas, anggur, dan mangga 84
Gambar 36. Es Puter Ubijalar Ungu (A), Mie Ubijalar
Orange (B), dan Mie Ubijalar Ungu (C) ............ 85
xvii
BAB 1.
PENDAHULUAN
Sumber: Ditjen Bina Produksi Tanaman Pangan (2002 dalam Utomo dan
Ginting, 2012), 1)Marlina dan Askar (2004) (%bb),
- = tidak ada data, 2)= varietas Pating 1,
3)= varietas Antin 3 (mg/100 g (bb), 4)= varietas Beta 2 ug/100 g (bb),
Provinsi Tahun
2014 2015 2016 2017 2018*
Aceh 903 793 527 613 418
Sumut 11.130 8.952 6.379 5.831 5.884
Sumbar 5.394 5.127 4.604 4.753 3.716
Riau 981 793 597 453 568
Jambi 2.945 2.511 1.672 1.604 1.245
Sumsel 2.112 1.459 1.247 954 951
Bengkulu 3.931 2.950 2.035 2.630 2.251
Lampung 4.309 2.958 2.441 1.866 2.111
Jabar 25.641 23.514 23.157 20.642 22.377
Jateng 9.053 7.076 7.274 5.870 6.348
Jatim 13.483 12.782 10.569 10.524 10.028
Banten 2.089 1.523 1.553 1.216 1.222
Bali 4.378 3.141 2.654 2.111 2.084
NTB 1.082 1.120 915 491 669
NTT 8.177 8.701 7.772 9.705 9.453
Kalbar 1.809 1.673 1.250 1.213 1.186
Kalteng 1.270 1.049 828 580 512
Kalsel 1.806 1.257 1.360 1.130 1.099
Kaltim 1.217 978 694 1.033 883
Sulut 3.945 2.657 2.750 1.845 2.212
Sulteng 1.832 1.533 1.107 1.287 1.215
Sulsel 5.082 4.717 4.433 4.009 2.873
Sultra 2.688 2.525 1.884 2.080 1.928
Sulbar 531 755 566 467 576
Maluku 1.660 1.899 2.261 761 2.041
Malut 3.649 2.118 1.656 1.991 1.880
Papua Barat 1.080 1.157 1.170 1.558 1.046
Papua 3.041 36.091 29.293 22.290 18.469
Indonesia 156.758 143.125 123.574 110.514 106.226
Sumber: Kementan (2018), dari data BPS 2014-2018.
Keterangan: *) Aram 1 (Hasil Rakor di Solo tanggal 25-27 Juli 2018).
Enam provinsi dengan areal panen rata-rata <300 ha/tahun (Kaltara, DIY,
Gorontalo, DKI Jakarta, Kep. Riau, dan Babel) tidak ditulis.
A B
Gambar 5. Bentuk kerangka/helaian daun (A) dan tipe-tipe
kedalaman cuping daun (B) ubijalar.
Sumber: Huaman (1992), digambar ulang.
Gambar 10. Efek sinergisme senyawa nutrisi dan komponen bioaktif pada
daun ubijalar bagi pencegahan penyakit dan peningkatan
kesehatan.
Sumber: Johnson dan Pace (2010).
bagai pakan ternak babi (Haloho, 2016). Sirait dan Simanihuruk (2010)
melaporkan bahwa daun, tangkai/batang, dan tepung daun merupakan
pakan ternak bermutu bagi ruminansia kecil. Berdasarkan hasil penelitian
Kebede et al. (2008) disimpulkan bahwa pemberian daun ubijalar segar
dapat menggantikan konsentrat hingga 50% dengan pertambahan bobot
hidup yang relatif sama pada kambing Arsi-Bale. Hasil penelitian lain
(Khalid et al., 2013) menunjukkan bahwa kambing Nubian yang diberi
pakan daun dan batang ubijalar segar menghasilkan bobot badan akhir
tertinggi, nyata secara statistik dibanding dengan kambing yang diberi
pakan batang sorghum atau pakan hijauan clitoria (Clitoria ternate).
Kambing yang diberi pakan daun dan batang ubijalar secara harian juga
menghasilkan susu terbanyak, serta kandungan protein susu, lemak susu,
dan padatan terlarut tertinggi dibandingkan dengan yang diberi dua jenis
pakan lainnya. Disimpulkan juga bahwa daun ubijalar memiliki potensi
besar untuk perbaikan dalam konsumsi protein nabati dan penyediaan
asam amino pada diet rendah serat untuk ternak ruminansia. Hal-hal yang
Kurang N Kurang P
Kurang K Kurang Ca
Tabel 10. Hasil ubijalar dan jagung serta LER dalam sistem
tumpangsari.
Inikator Hasil (t/ha)
Hasil (t/ha)
Monokultur
Ubijalar 35,8
Jagung 7,4
Tumpangsari (ubijalar + jagung)
Ubijalar 28,8
Jagung 6,2
Nilai hasil (Rp.. 000,--/ha)
Monokultur
Ubijalar 26.850
Jagung 11.470
Tumpangsari
Ubijalar 21.600
Jagung 9.610
Total tumpangsari 31.210
Efisiensi penggunaan lahan (LER) 1,64
Sumber: Wan (1982 dalam Wargiono et al., 2012).
48 UBIJALAR : Dari morfologi dan pola pertumbuhan hingga prospek
pengembangan
4.3. Hama/penyakit dan pengendaliannya.
Tungau berukuran sangat kecil dan sangat sulit dilihat dengan mata
telanjang karena panjang badan hanya sekitar 148-160 um dan tebal 46 um.
Tungau berwarna putih agak jingga (orange), berbentuk silindris dan
meruncing di bagian ujung abdomen (pantat). Serangan puru terjadi pada
daun, tangkai daun, dan batang. Berat ringannya serangan dapat dilihat
dari kepadatannya. Pada serangan yang parah, puru bisa saling tumpang
tindih sehingga membentuk segerombol puru dengan tiga sampai
empat puncak. Di lapangan, gejala serangan terlihat pada semua varietas
dan klon-klon harapan serta dapat terjadi pada berbagai umur tanaman
ubi jalar. Serangan hama tungau puru disajikan pada Gambar 17.
a b c
d
Gambar 18. Ulat (a), serangga dewasa B. convolvuli (b), daun
melipat yang telah terbuka, terdapat ulat dan ko-
toran di dalam lipatan daun (c), dan gejala daun
ubijalar yang melipat (d).
a b
Gambar 20. Serangga dewasa sedang mengisap tangkai
daun (a), dan kelompok serangga dewasa
pada batang E. latifolia (b).
UBIJALAR : Dari morfologi dan pola pertumbuhan hingga prospek 61
pengembangan
7. Uret/Lundi (Anomala cuprea, A. rufocuprea, Maladera
japonica, dll.)
4. Virus.
Bahan:
Kulit: 2 kg pasta ubijalar ungu (umbi kukus yang dihaluskan), 250 g
tepung tapioka, 500 g tepung ketan, 200 g gula, ½ kg wijen, dan 300 ml
air hangat.
Isi: ½ kg kacang hijau (kupas kulit), 350 g gula pasir, dan ½ sdt garam.
Cara pembuatan:
Isi: (1) rendam kacang hijau kupas sekitar 60 menit, lalu kukus hingga
matang dan haluskan, (2) tambahkan gula pasir dan garam, aduk
hingga rata, dan (3) bentuk adonan menjadi bola-bola kecil.
Kulit: masukkan semua bahan, lalu tambahkan air secukupnya,
kemudian uleni hingga adonan kalis.
Onde-onde: (1) ambil adonan kulit, pipihkan dan isi dengan bol-bola
kacang hijau, bentuk menjadi bulatan (ukuran bulatan sesuai selera), (2)
lumuri bagian luar onde-onde dengan wijen, lalu goreng dengan api
kecil dan sesekali dibalik agar matangnya rata, dan (3) kalau sudah
mengapung di atas minyak, angkat onde-onde dan tiriskan.
A B B
Gambar 30. Onde-Onde (A) dan Kue Mangkok (A dan B) Ubijalar.
A B
Gambar 31. Ice Cream (A) dan kue Pukis (B) Ubijalar
Cara pembuatan: (1) campurkan pasta, tepung terigu, dan gula pasir,
(2) masukkan air santan dan telur yang sudah dikocok, lalu diaduk
sampai rata, (3) masukkan margarin yang telah dilelehkan dan
diamkan sekitar 30 menit, dan (4) panggang cetakan yang telah berisi
adonan (no. 3) dalam oven sampai matang.
Bahan: 150 g pasta ubijalar kuning (umbi kukus yang dihaluskan), 350
tepung terigu, 1 sdt ragi instan, 50 g gula pasir, 1 butir telur, dan 100 g
margarin.
A B
Gambar 32. Kue Lumpur (A) dan Donat (B) Ubijalar.
Bahan: 100 g pasta ubijalar ungu (umbi kukus yang dihaluskan), 250 g
tepung ketan, 50 g gula pasir, 2 butir telur, 50 g margarin, dan 20 ml air.
Cara pembuatan: (1) mixer telur dan gula, kemudian masukkan tepung
ketan, air, pasta ubi jalar ungu, margarin yang sudah dicairkan, dan
garam, lalu aduk hingga rata, dan (2) cetak adonan (bentuk seperti
stick), lalu goreng hingga matang.
Bahan: 125 g tepung ubijalar, 125 g tepung terigu, 200 g gula halus, 250
g margarin, 4 butir telur, dan ½ sdt vanili.
Cara pembuatan: (1) kocok margarin, gula halus, dan vanili hingga
lembut, (2) sambil dikocok, masukkan putih telur sedikit demi sedikit
sampai habis, (3) masukkan tepung ubijalar dan terigu ke dalam
adonan hingga tercampur rata, (4) masukkan adonan ke dalam plastik,
UBIJALAR : Dari morfologi dan pola pertumbuhan hingga prospek 81
pengembangan
potong bagian ujung plastik sebesar jari kelingking, (5) cetak adonan di
atas loyang dengan panjang sekitar 5 cm, dan (6) oven dengan suhu ±
150 oC hingga berwarna kuning kecoklatan. Visualisasi kue kering
Sweet Potato Chip dan Lidah Kucing disajikan pada Gambar 33.
A B
Gambar 33. Kue kering Sweet Potato Stick (A) dan
Lidah Kucing (B).
Bahan: 300 g tepung ubijalar, 100 g tepung terigu, 200 g gula halus,
200 g margarin, 4 butir kuning telur, ½ sdt vanili, dan 1 sdt soda
kue.
Cara pembuatan: (1) kocok margarin, gula halus, kuning telur, dan
vanili hingga lembut, (2) campurkan tepung terigu, tepung ubi
jalar, dan soda kue, masukkan sedikit demi sedikit ke dalam
adonan, aduk dengan menggunakan sendok hingg rata, (3) cetak
butter cookies sesuai selera dengan cetakan, kemudian olesi
permukaannya dengan kuning telur, dan (4) oven hingga matang
(berwarna kuning kecoklatan).
Cara pembuatan: (1) campurkan telur, gula, dan TBM, lalu kocok
hingga mengembang, (2) masukkan tepung terigu, tepung ubi
jalar, coklat, dan baking powder ke dalam adonan dan aduk
hingga rata, (3) tambahkan susu kental manis, coklat, dan
margarin yang sudah dilelehkan, lalu aduk hingga rata, (4) tuang
adonan ke dalam loyang yang sudah diolesi margarin, lalu taburi
dengan tepung terigu, dan (5) kukus selama 30 menit hingga
matang. Visualisasi Butter Cookies dan kue Brownis Kukus
ubijalar disajikan pada Gambar 34.
A B
Gambar 34. Butter Cookies (A) dan Kue Brownies
Kukus (B) Ubijalar.
Bahan utama: 500 g ubijalar ungu + 500 g anggur (untuk ras anggur),
500 g ubijalar kuning + 500 g nenas (untuk rasa nenas), dan 500 g ubi
jalar kuning/oranye + 500 g mangga (untuk rasa mangga).
Bahan tambahan: 500 ml air, 550 g gula pasir, 3 g asam sitrat, dan 2 g
pektin komersial.
Penyiapan botol kemasan: (1) cuci botol dan tutupnya hingga bersih,
(2) keringkan botol dan tutupnya di dalam oven pada suhu 100 oC
selama 2 jam, dan (3) botol yang sudah kering dan steril harus segera
digunakan.
Pasteurisasi: (1) botol yang telah berisi selai dikukus selama 20 menit di
dalam panci dengan keadaan tutup botol setengah terbuka; setelah 20
menit diangkat dan ditutup rapat-rapat, dan (2) untuk menggunaan
jangka panjang, selai sebaiknya disimpan dalam kulkas. Visualisasi
Selai ubijalar tiga rasa disajikan pada Gambar 35.
Cara pembuatan: (1) campurkan semua bahan, aduk hingga rata, (2)
bentuk campuran yang telah diaduk rata tersebut menjadi lembaran
dengan menggunakan alat penggiling mie/molen. Setelah permukaan
lembaran rata dan halus, cetak menjadi bentuk mie dengan
menggunakan alat penggiling mie/molen, (3) kukus selama 3 menit
dengan posisi menggantung tegak, dan (4) oven pada suhu 70 oC
selama 4 jam dengan posisi tegak, lalu keluarkan dari oven dan
dinginkan. Mie siap untuk dikemas. Visualisasi Es Puter Ubijalar Ungu
dan Mie Ubijalar disajikan pada Gambar 36.
A B C
Gambar 36. Es Puter Ubijalar Ungu (A), Mie Ubijalar Orange (B),
dan Mie Ubijalar Ungu (C).
adonan 76, 77, 78, 79, 80, 81 99, 102, 105, 118, 119, 120, 121,
alamiah 2 122, 123, 124, 125, 126, 127, 128,
antosianin 18, 23, 24, 25, 27, 32, 129, 130, 131, 132, 133, 134, 135
75, 90, 97, 132, 133, 135 hara 13, 18, 19, 34, 38, 39, 40, 41,
beban glikemik 25 45, 47, 56
Be-Bas 51, 53, 54, 102 hipertensi 90
antioksidan 24, 33, 34 imago 50, 53, 61
bercak 18, 56, 64, 65, 66, 67, 68, 69, inang 51, 57, 59, 61, 62
119, 120, 121, 122, 123, 125, 131, indek glikemik 25
132, 133, 134, 135 infeksi 66, 69
betakaroten 24, 26, 27, 75, 90, 119, insektisida 51, 53, 54, 60, 70
120, 121, 122, 123, 124, 125, 126, instar 58, 59, 62
127, 128, 129, 130, 131 jamur 63, 64, 65, 66
cendawan 51, 53, 59, 105 jantung 23, 25
diabetes 25, 90, 96, 97, 104 jaringan 12, 50, 58, 63, 67
diversifikasi 27, 30, 31, 32, 43, 88, karakter 9, 10, 13, 18
89, 93, 97, 98, 99, 101, 105, 106 katarak 23, 90
doughter tubers 13 klon 9, 10, 11, 14, 16, 18, 38, 39, 42,
ekologi 43 57, 59, 70, 71, 75, 94, 96, 105,
ekonomi 7, 26, 27, 28, 29, 31, 32, 107, 121, 122, 126, 127, 130, 132
85, 86, 87, 88, 89, 90, 93, 94, 95, komposisi 3, 32, 71
99, 104 krem 17, 50
elektron 23 larutan 13, 41, 53, 54, 66, 70
entomopatogen 51, 53, 105 larva 50, 52, 53, 54, 56, 58, 60, 62
eradikasi 67 lateral 12, 19, 20, 56
fisiologi 9 lemak 24, 26
genetik 19 lingkungan9, 10, 14, 18, 33, 41, 45,
gula 2, 18, 25, 76, 78, 79, 80, 81, 82, 51, 53
83, 97, 101, 119, 120, 121, 122, longitudinal 12, 20
123, 124, 125, 126, 127, 128, 129, meristem 12
130, 131, 132, 133, 134, 135 molekul 23, 24
hama 27, 35, 42, 43, 45, 46, 48, 49, morfologi 7, 9, 11, 13, 18, 101
50, 51, 55, 56, 57, 58, 61, 62, 70, morfologi tanaman 9, 10
UBIJALAR : Dari morfologi dan pola pertumbuhan hingga prospek 129
pengembangan
nabati 26, 51, 54, 60 tangkai 9, 10, 14, 16, 26, 57, 61, 64,
nimfa 53, 59, 60 118, 119, 121, 122, 123, 124, 125,
oksidan 23, 100 126, 131, 132, 133, 135
oksidasi 23 tapioka 76, 83
organ 9, 11, 14, 25, 41 tepung 1, 26, 27, 31, 53, 71, 73, 74,
pasta 76, 78, 79, 83, 91 75, 76, 77, 78, 79, 80, 81, 83, 86,
pati 1, 2, 4, 119, 120, 121, 122, 123, 89, 91, 94, 96, 100, 104, 106, 107
124, 125, 128, 129, 130, 131, 132, tungau 49, 57, 99
133, 134, 135 ubijalar 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10,
patogen 63, 70 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 20,
penggerek 51, 56, 102, 118 21, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30,
penuaan 23, 33, 90 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39,
penyerbukan 9 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48,
petiole 11, 14 49, 51, 52, 55, 57, 59, 60, 62, 63,
pigmen 4, 13, 14, 18 64, 65, 66, 67, 70, 71, 72, 73, 74,
populasi 19, 37, 51, 60, 70 75, 76, 77, 78, 79, 80, 81, 82, 83,
protein 1, 24, 26, 27, 119, 120, 121, 85, 86, 87, 88, 89, 90, 91, 92, 93,
122, 123, 124, 125, 126, 127, 130, 94, 95, 96, 97, 98, 99, 100, 101,
131, 132, 133, 134, 135 102, 103, 104, 105, 106, 107
R/C rasio 28, 43 usahatani 3, 6, 28, 43, 44, 46,
radikal bebas 23, 24, 100 72, 85, 87, 90, 98, 100, 105
rantai pemasaran 28
varietas 2, 9, 10, 11, 16, 18, 33,
reduktan 23
resep 76 36, 38, 43, 44, 57, 64, 66, 70,
ruas 9, 11, 13, 19, 37, 42, 119, 120, 71, 72, 74, 75, 85, 88, 94, 95,
121, 122, 123, 124, 127, 128, 129, 117, 118, 119, 120, 121, 122,
130, 132, 133, 135 123, 124, 125, 126, 127, 128,
seleksi 9, 56, 57 129, 130, 131, 132, 133, 134
spora 63, 64
vitamin 1, 23, 24, 25, 26, 32,
stek batang 11, 14, 36
sulur 9, 10, 13, 119, 120, 121, 122, 119, 120, 121, 122, 123, 124,
123, 124, 125, 126, 127, 128, 129, 132, 133, 134, 135
130, 131, 132, 133, 134, 135
Didik Harnowo, Prof. (Riset) Dr., M.S., Ir., lahir di Trenggalek, adalah
Peneliti Ahli Utama bidang Budidaya dan Produksi Tanaman pada Balai
Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi) Malang, Badan
Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian. Program Strata 1 dan Strata 2
ditempuh di IPB, Bogor. Program S3 (lulus 2004) ditempuh di UPM
(University Putra Malaysia) Kuala Lumpur.
Jabatan fungsional sebagai Peneliti Ahli Utama diraih pada tahun 2010 dan
hingga kini telah menghasilkan tidak kurang dari 110 karya tulis ilmiah.
Beberapa buku juga telah diterbitkan. Penghargaan sebagai Profesor Riset
dari LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) diperoleh melalui Orasi
Profesor Riset pada bulan Agustus 2017, dan memperoleh Penghargaan
Satyalencana Karya Satya XXX Tahun dari Presiden RI (Ir. H. Joko
Widodo) tertanggal 16 Maret 2018.
Joko Susilo Utomo, Ir, MP, PhD. lahir di Banyuwangi pada tanggal 23 Juli
1961. Telah menyelesaikan studi S1 pada Fakultas Teknologi Pertanian di
Universitas Gadjah Mada pada tahun 1986. Magister pertanian di
universitas yang sama pada tahun 1994 pada bidang yang sama.
Pendidikan S3 diselesaikan di University Putra Malaysia pada bidang
Food Science and Technology pada tahun 2009, dengan Judul Disertasi:
“Development of Restructured Sweet potato Frech Fries Type Product”.
Karir sebagai peneliti diawali semenjak tahun 1986 sebagai peneliti bidang
Pasca Panen pada Balai Penelitian Tanaman Pangan Malang, Badan
Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian. Berbagai karya tulis ilmiah
telah dihasilkan dan terpublikasi pada Jurnal ilmiah di dalam dan luar
negeri. Sebanyak 35 jurnal telah dihasilkan dan 10 diantaranya dipublikasi
pada jurnal internasional. Selain itu, beberapa karya tulis juga dipubli-
kasikan pada prosiding seminar dalam dan luar negeri. Beberapa buku
telah pula ditulis bersama dengan peneliti lingkup Kementerian Pertanian.
Selain karirnya sebagai peneliti, hingga kini penulis aktif mengajar di
beberapa Perguruan Tinggi di Malang pada bidang keahliannya.
Yang bertanda tangan di bawah ini, kami penulis KTI (Buku Ilmiah)
berjudul : “Ubijalar: Dari Morfologi dan Pola Pertumbuhan Hingga
Prospek Pengembangan” yang diterbitkan oleh Penerbit Nasional di luar
institusi Kementerian Pertanian, yakni Universitas Negeri Malang Press
(Anggota IKAPI No. 059/JTI/89) Tahun 2020, jumlah halaman 133,
dengan ini menyatakan bahwa kontributor penulisan KTI (Buku Ilmiah)
tersebut adalah sebagai berikut: