Anda di halaman 1dari 16

MEMPROMOSIKAN KEWIRAUSAHAAN PARIWISATA BERKELANJUTAN DI

MASYARAKAT LOKAL INDONESIA: TANTANGAN DAN PELUANG

Nama Penulis NIM

NAMA UNIVERSITAS

ABSTRAK

Pariwisata berkelanjutan menjadi isu penting dalam pengembangan ekonomi dan pelestarian lingkungan di
Indonesia. Masyarakat lokal memiliki peran kunci dalam mempromosikan kewirausahaan pariwisata
berkelanjutan untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk memahami
tantangan dan peluang yang dihadapi masyarakat lokal Indonesia dalam mempromosikan kewirausahaan
pariwisata berkelanjutan. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan melibatkan studi
kasus di beberapa lokasi pariwisata di Indonesia. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan
pemangku kepentingan utama, pengamatan partisipatif, dan analisis dokumen terkait. Penelitian ini juga
mengadopsi pendekatan triangulasi untuk meningkatkan keabsahan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
masyarakat lokal Indonesia menghadapi tantangan yang kompleks dalam mempromosikan kewirausahaan
pariwisata berkelanjutan. Tantangan tersebut meliputi kurangnya pemahaman tentang konsep pariwisata
berkelanjutan, kurangnya keterampilan wirausaha, kurangnya akses ke modal dan teknologi, dan keterbatasan
dukungan pemerintah dan lembaga terkait. Namun, penelitian ini juga mengidentifikasi sejumlah peluang yang
dapat dimanfaatkan oleh masyarakat lokal, termasuk kekayaan budaya dan alam Indonesia, meningkatnya minat
wisatawan terhadap pariwisata berkelanjutan, serta peran aktif organisasi non-pemerintah dan sektor swasta
dalam mempromosikan kewirausahaan pariwisata berkelanjutan.

Kata Kunci: kewirausahaan pariwisata, berkelanjutan, masyarakat lokal, tantangan, peluang.

ABSTRACT

Sustainable tourism is an important issue in economic development and environmental preservation in


Indonesia. Local communities have a key role in promoting sustainable tourism entrepreneurship to achieve
sustainable development goals. This research aims to understand the challenges and opportunities faced by
local Indonesian communities in promoting sustainable tourism entrepreneurship. The research method used is
descriptive qualitative involving case studies at several tourism locations in Indonesia. Data was collected
through in-depth interviews with key stakeholders, participatory observations and analysis of related
documents. This study also adopts a triangulation approach to increase the validity of the data. The results of
the study show that Indonesian local communities face complex challenges in promoting sustainable tourism
entrepreneurship. These challenges include a lack of understanding of the concept of sustainable tourism, a lack
of entrepreneurial skills, a lack of access to capital and technology, and limited government and related
institutional support. However, this research also identified a number of opportunities that could be exploited by
local communities, including Indonesia's cultural and natural riches, increasing tourist interest in sustainable
tourism, and the active role of non-governmental organizations and the private sector in promoting sustainable
tourism entrepreneurship.

Keywords: tourism entrepreneurship, sustainable, local communities, challenges, opportunities.


PENDAHULUAN

Pariwisata merupakan sektor penting dalam perekonomian Indonesia, memberikan


kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan
pendapatan devisa negara (Mussadad et al., 2019). Namun, pertumbuhan pariwisata yang
tidak terkendali dan kurang berkelanjutan dapat berdampak negatif pada lingkungan, budaya
lokal, dan masyarakat setempat. Oleh karena itu, penting untuk mempromosikan
kewirausahaan pariwisata berkelanjutan di masyarakat lokal Indonesia guna mencapai tujuan
pembangunan berkelanjutan secara menyeluruh.

Menurut (Meutia, 2019) masyarakat lokal Indonesia memiliki peran kunci dalam
pengembangan pariwisata berkelanjutan. Mereka adalah pelaku utama yang berinteraksi
langsung dengan wisatawan, memiliki pengetahuan lokal yang kaya tentang lingkungan,
budaya, dan warisan tradisional. Namun, masyarakat lokal sering kali menghadapi tantangan
dalam mengintegrasikan prinsip-prinsip keberlanjutan ke dalam kegiatan pariwisata mereka.

Salah satu tantangan yang dihadapi oleh masyarakat lokal adalah kurangnya
pemahaman tentang konsep pariwisata berkelanjutan dan manfaatnya dalam jangka panjang
(Huda, 2020). Banyak dari mereka masih memiliki pendekatan yang berorientasi pada
keuntungan jangka pendek, tanpa memperhatikan dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan
yang mungkin timbul dalam jangka panjang. Selain itu, keterbatasan pengetahuan dan
keterampilan wirausaha juga dapat menjadi hambatan dalam memulai dan mengelola usaha
pariwisata berkelanjutan.

Masyarakat lokal juga menghadapi kendala dalam akses ke modal dan teknologi.
Keterbatasan dana dan kredit yang tersedia sering kali menjadi penghalang bagi mereka
untuk memulai atau mengembangkan usaha pariwisata berkelanjutan. Selain itu, kekurangan
akses ke teknologi informasi dan komunikasi juga dapat membatasi kemampuan mereka
untuk memasarkan produk dan layanan pariwisata mereka secara efektif.

Selain tantangan internal, masyarakat lokal juga menghadapi tantangan eksternal


seperti keterbatasan dukungan pemerintah dan lembaga terkait. Kurangnya kebijakan yang
mendukung dan kurangnya koordinasi antara sektor publik, swasta, dan masyarakat sipil
dapat mempersulit upaya mempromosikan kewirausahaan pariwisata berkelanjutan. Dalam
beberapa kasus, kebijakan dan regulasi yang tidak konsisten atau tidak jelas juga dapat
menjadi penghambat bagi pengembangan pariwisata berkelanjutan di tingkat lokal.
Meskipun tantangan yang dihadapi masyarakat lokal Indonesia dalam
mempromosikan kewirausahaan pariwisata berkelanjutan sangat kompleks, namun terdapat
sejumlah peluang yang dapat dimanfaatkan. Indonesia memiliki kekayaan budaya dan alam
yang melimpah, seperti situs warisan dunia, taman nasional, dan keanekaragaman budaya
yang menarik minat wisatawan dari seluruh dunia (Ertien & Leily, 2021). Ketertarikan
wisatawan terhadap pariwisata berkelanjutan juga semakin meningkat, dengan permintaan
yang lebih besar akan pengalaman yang autentik dan bertanggung jawab secara sosial dan
lingkungan.

Peran aktif dari organisasi non-pemerintah dan sektor swasta dalam mendukung
pengembangan kewirausahaan pariwisata berkelanjutan. Organisasi non-pemerintah dapat
memberikan pelatihan, pendampingan, dan pembiayaan kepada masyarakat lokal untuk
memperkuat kapasitas mereka dalam mengelola usaha pariwisata berkelanjutan. Sementara
itu, sektor swasta dapat berperan sebagai mitra dalam pengembangan produk dan pasar
pariwisata berkelanjutan, serta memberikan akses ke pasar dan jaringan yang lebih luas
(Setiono et al., 2021).

Dalam konteks ini, penelitian ini bertujuan untuk memahami tantangan dan peluang
yang dihadapi masyarakat lokal Indonesia dalam mempromosikan kewirausahaan pariwisata
berkelanjutan. Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang tantangan yang dihadapi,
serta identifikasi peluang yang ada, langkah-langkah strategis dapat diambil untuk
mendorong partisipasi aktif masyarakat lokal dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan
di Indonesia.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif untuk memahami


tantangan dan peluang yang dihadapi masyarakat lokal Indonesia dalam mempromosikan
kewirausahaan pariwisata berkelanjutan. Pendekatan kualitatif digunakan karena penelitian
ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam dan kontekstual tentang
pengalaman, persepsi, dan pandangan subjektif dari responden.

Berikut adalah langkah-langkah yang diambil dalam metode penelitian ini:

1. Penentuan Lokasi Penelitian: Penelitian ini melibatkan beberapa lokasi pariwisata di


Indonesia yang mencakup variasi geografis, budaya, dan keberlanjutan pariwisata.
2. Pengumpulan Data
a. Wawancara Mendalam: Wawancara mendalam digunakan untuk mendapatkan
pemahaman yang komprehensif tentang pengalaman dan pandangan responden.
Wawancara akan direkam dan kemudian ditranskripsi untuk analisis lebih lanjut.
b. Observasi Partisipatif: Peneliti akan terlibat secara aktif dalam kegiatan masyarakat
lokal terkait pariwisata berkelanjutan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih
mendalam tentang praktik dan konteksnya.
c. Analisis Dokumen: Data juga akan dikumpulkan melalui analisis dokumen seperti
kebijakan pemerintah, laporan penelitian terkait, dan publikasi lainnya yang relevan
dengan pengembangan pariwisata berkelanjutan di Indonesia.
3. Analisis Data
a. Transkripsi dan Verifikasi: Wawancara yang direkam akan ditranskripsi dan
diperiksa kebenarannya untuk memastikan akurasi dan kesesuaian data.
b. Pengkodean: Data dari wawancara, observasi, dan analisis dokumen akan
dikodekan untuk mengidentifikasi tema dan pola yang muncul.
c. Analisis Tematik: Data akan dianalisis secara tematik, yaitu mengidentifikasi tema
utama, subtema, dan hubungan antara mereka. Pendekatan triangulasi akan digunakan
untuk memperkuat keabsahan temuan dengan membandingkan dan menghubungkan
data dari berbagai sumber.
4. Interpretasi dan Penyajian Data: Temuan penelitian akan diinterpretasikan dan
disajikan dalam bentuk naratif dan deskriptif yang informatif. Data akan digunakan
untuk menggambarkan tantangan dan peluang dalam mempromosikan kewirausahaan
pariwisata berkelanjutan di masyarakat lokal Indonesia.

Metode penelitian kualitatif deskriptif ini akan memberikan pemahaman mendalam


tentang pengalaman, persepsi, dan pandangan masyarakat lokal terkait kewirausahaan
pariwisata berkelanjutan. Dengan demikian, penelitian ini akan memberikan kontribusi
penting dalam memperluas pengetahuan tentang tantangan dan peluang dalam
mempromosikan kewirausahaan pariwisata berkelanjutan di Indonesia.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Tantangan dalam Mempromosikan Kewirausahaan Pariwisata Berkelanjutan

Mempromosikan kewirausahaan pariwisata berkelanjutan di masyarakat lokal


Indonesia dihadapkan pada sejumlah tantangan yang kompleks. Pemahaman dan penanganan
tantangan-tantangan ini menjadi kunci dalam mengembangkan dan memperluas sektor
pariwisata berkelanjutan di Indonesia. Dalam pembahasan ini, kita akan menjelajahi secara
mendalam beberapa tantangan utama yang dihadapi dalam mempromosikan kewirausahaan
pariwisata berkelanjutan di masyarakat lokal Indonesia (Wiharjokusumo, 2020).

a. Kurangnya pemahaman tentang konsep pariwisata berkelanjutan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat lokal Indonesia masih memiliki


pemahaman yang terbatas tentang konsep pariwisata berkelanjutan dan manfaatnya dalam
jangka panjang. Hal ini mengakibatkan fokus yang lebih besar pada keuntungan jangka
pendek daripada dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan yang berkelanju
tuan. Kurangnya pemahaman ini dapat menjadi hambatan dalam mengembangkan
kewirausahaan pariwisata berkelanjutan di masyarakat lokal Indonesia.

Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa keterampilan wirausaha yang
memadai menjadi faktor penting dalam mengelola usaha pariwisata berkelanjutan. Namun,
masyarakat lokal sering menghadapi keterbatasan dalam hal keterampilan seperti manajemen
usaha, pemasaran, keuangan, dan inovasi. Kurangnya keterampilan ini dapat mempengaruhi
kemampuan mereka dalam menciptakan dan memasarkan produk atau layanan pariwisata
berkelanjutan yang menarik bagi wisatawan. Oleh karena itu, perlu adanya program
pendidikan dan pelatihan yang khusus untuk meningkatkan keterampilan wirausaha di sektor
pariwisata berkelanjutan.

Akses terhadap modal dan teknologi juga menjadi isu kritis dalam mempromosikan
kewirausahaan pariwisata berkelanjutan. Masyarakat lokal sering menghadapi kendala dalam
memperoleh akses ke modal keuangan yang diperlukan untuk memulai atau mengembangkan
usaha pariwisata berkelanjutan. Selain itu, kurangnya akses terhadap teknologi informasi dan
komunikasi juga dapat membatasi kemampuan masyarakat lokal untuk memasarkan produk
dan layanan mereka secara efektif (Junaid et al., 2022).

Pemerintah dan lembaga terkait juga berperan penting dalam mempromosikan


kewirausahaan pariwisata berkelanjutan di masyarakat lokal. Namun, masih terdapat
tantangan dalam hal dukungan kebijakan dan koordinasi antara sektor publik dan swasta.
Kurangnya kebijakan yang jelas dan konsisten dapat menghambat pengembangan pariwisata
berkelanjutan di tingkat lokal, sementara kurangnya koordinasi antara pemangku kepentingan
dapat mengurangi efektivitas upaya mempromosikan kewirausahaan pariwisata
berkelanjutan.

Dalam menghadapi tantangan ini, penting untuk mengadopsi pendekatan yang


terintegrasi dan berkelanjutan. Program-program pendidikan dan pelatihan yang
komprehensif dapat membantu meningkatkan pemahaman dan keterampilan wirausaha di
masyarakat lokal. Selain itu, diperlukan kerjasama antara pemerintah, lembaga keuangan,
sektor swasta, dan masyarakat lokal untuk memperluas akses ke modal dan teknologi yang
diperlukan dalam mengembangkan usaha pariwisata berkelanjutan. Selain itu, perlu adanya
kebijakan yang mendukung dan kerangka kerja yang jelas, serta koordinasi yang lebih baik
antara pemangku kepentingan, untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi
pengembangan kewirausahaan pariwisata berkelanjutan.

Dalam kesimpulannya, mempromosikan kewirausahaan pariwisata berkelanjutan di


masyarakat lokal Indonesia menghadapi sejumlah tantangan. Pemahaman yang terbatas,
keterampilan wirausaha yang kurang, akses terbatas ke modal dan teknologi, serta dukungan
kebijakan dan koordinasi yang kurang, semuanya merupakan hambatan yang perlu diatasi.
Namun, dengan pendekatan yang terintegrasi dan kolaboratif antara berbagai pemangku
kepentingan, tantangan ini dapat diatasi, dan peluang dalam mengembangkan kewirausahaan
pariwisata berkelanjutan dapat dimanfaatkan secara optimal.

b. Keterbatasan keterampilan wirausaha

Keterampilan wirausaha yang memadai menjadi faktor penting dalam mengelola


usaha pariwisata berkelanjutan. Namun, masyarakat lokal Indonesia sering menghadapi
keterbatasan dalam hal keterampilan wirausaha yang diperlukan untuk mengembangkan dan
mengelola usaha pariwisata secara berkelanjutan (Suryawati, 2018). Keterampilan seperti
manajemen usaha, pemasaran, keuangan, pengembangan produk, dan inovasi sering kali
kurang dikembangkan. Keterbatasan ini dapat mempengaruhi kemampuan masyarakat lokal
untuk menciptakan pengalaman pariwisata berkelanjutan yang menarik bagi wisatawan. Oleh
karena itu, program pelatihan dan pengembangan keterampilan wirausaha perlu diperkuat
untuk memberdayakan masyarakat lokal dan meningkatkan kapasitas mereka dalam
mengelola usaha pariwisata berkelanjutan.
c. Keterbatasan akses ke modal dan teknologi

Masalah akses terhadap modal dan teknologi juga menjadi tantangan dalam
mempromosikan kewirausahaan pariwisata berkelanjutan di masyarakat lokal Indonesia.
Masyarakat lokal sering menghadapi kesulitan dalam memperoleh akses ke modal keuangan
yang diperlukan untuk memulai atau mengembangkan usaha pariwisata. Kurangnya akses ke
kredit atau pembiayaan yang terjangkau menyulitkan pengembangan usaha pariwisata
berkelanjutan. Selain itu, akses terhadap teknologi informasi dan komunikasi juga menjadi
masalah bagi masyarakat lokal yang ingin memasarkan produk dan layanan mereka secara
efektif.

Dalam mengatasi tantangan ini, diperlukan upaya untuk memperluas akses


masyarakat lokal ke modal dan teknologi. Salah satu langkah yang dapat diambil adalah
melalui kolaborasi antara pemerintah, lembaga keuangan, dan sektor swasta dalam
menyediakan pendanaan dan program bantuan keuangan khusus untuk sektor pariwisata
berkelanjutan. Program-program ini dapat memberikan akses yang lebih mudah dan
terjangkau ke modal yang diperlukan bagi masyarakat lokal (Rahmat, 2021).

Penting untuk meningkatkan akses masyarakat lokal terhadap teknologi informasi dan
komunikasi. Penggunaan platform digital dan media sosial dapat menjadi alat yang efektif
dalam mempromosikan usaha pariwisata berkelanjutan dan menjangkau pasar yang lebih
luas. Pelatihan dan pendampingan dalam pemanfaatan teknologi juga perlu disediakan agar
masyarakat lokal dapat memanfaatkannya secara efektif.

d. Kurangnya dukungan pemerintah dan lembaga terkait

Tantangan lain dalam mempromosikan kewirausahaan pariwisata berkelanjutan


adalah kurangnya dukungan yang memadai dari pemerintah dan lembaga terkait. Kurangnya
kebijakan yang mendukung dan kerangka kerja yang jelas dapat menghambat perkembangan
pariwisata berkelanjutan di tingkat lokal. Koordinasi yang lemah antara sektor publik dan
swasta juga dapat menjadi penghalang dalam menghadapi tantangan dan memanfaatkan
peluang yang ada.

Pemerintah perlu mendorong kebijakan yang memperkuat sektor pariwisata


berkelanjutan, seperti pengembangan infrastruktur yang ramah lingkungan, pengaturan yang
jelas terkait izin usaha pariwisata berkelanjutan, insentif fiskal, dan perlindungan terhadap
warisan budaya dan alam. Selain itu, penting untuk meningkatkan koordinasi antara
pemerintah, lembaga terkait, dan masyarakat sipil dalam merancang dan melaksanakan
inisiatif pariwisata berkelanjutan. Kerjasama yang kuat antara semua pemangku kepentingan
akan memastikan keselarasan dan kesinambungan dalam pengembangan kewirausahaan
pariwisata berkelanjutan.

Dalam menghadapi tantangan ini, penting juga untuk mengambil pendekatan yang
holistik dan berkelanjutan. Penyelesaian satu tantangan dapat berdampak pada penyelesaian
tantangan lainnya. Misalnya, dengan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang
pariwisata berkelanjutan melalui edukasi, akan memberikan dasar yang kuat untuk
pengembangan keterampilan wirausaha. Begitu pula, dukungan pemerintah yang kuat dapat
menciptakan lingkungan yang kondusif bagi akses ke modal dan teknologi.

Mempromosikan kewirausahaan pariwisata berkelanjutan di masyarakat lokal


Indonesia menghadapi tantangan yang signifikan. Namun, dengan upaya kolaboratif antara
pemerintah, lembaga terkait, sektor swasta, dan masyarakat lokal, tantangan-tantangan ini
dapat diatasi. Peningkatan pemahaman tentang konsep pariwisata berkelanjutan,
pengembangan keterampilan wirausaha, perluasan akses ke modal dan teknologi, serta
dukungan pemerintah yang memadai akan menjadi langkah penting dalam mempromosikan
kewirausahaan pariwisata berkelanjutan di masyarakat lokal Indonesia.

Penting juga untuk membangun kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat lokal
dalam upaya mempromosikan pariwisata berkelanjutan (Sutaguna & Ariani, 2017).
Melibatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan, pengembangan program, dan
pelaksanaan kegiatan pariwisata berkelanjutan dapat meningkatkan rasa memiliki dan
tanggung jawab mereka terhadap lingkungan dan budaya setempat.

Pembangunan kemitraan antara masyarakat lokal, organisasi non-pemerintah, sektor


swasta, dan lembaga pendidikan juga dapat menjadi solusi yang efektif dalam menghadapi
tantangan dalam mempromosikan kewirausahaan pariwisata berkelanjutan. Kemitraan ini
dapat membantu dalam peningkatan kapasitas masyarakat lokal, pemberian bantuan teknis
dan keuangan, serta pengembangan program pendidikan dan pelatihan yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat.

Selain itu, penting untuk memanfaatkan peluang yang ada dalam mengembangkan
kewirausahaan pariwisata berkelanjutan. Indonesia memiliki kekayaan budaya dan alam yang
melimpah, yang dapat menjadi daya tarik utama bagi wisatawan yang sadar akan
keberlanjutan. Pengembangan produk dan layanan pariwisata yang berbasis pada kekayaan
budaya dan alam tersebut dapat menjadi sumber daya ekonomi yang berkelanjutan bagi
masyarakat lokal.

Dalam menghadapi tantangan dalam mempromosikan kewirausahaan pariwisata


berkelanjutan, penting untuk mengadopsi pendekatan yang komprehensif dan berkelanjutan.
Langkah-langkah strategis yang terintegrasi, termasuk edukasi dan pelatihan, akses ke modal
dan teknologi, dukungan pemerintah, partisipasi masyarakat lokal, dan kemitraan antar-
stakeholder, akan menjadi kunci keberhasilan dalam memajukan sektor pariwisata
berkelanjutan di Indonesia (Wardhani et al., 2021).

Upaya mempromosikan kewirausahaan pariwisata berkelanjutan di masyarakat lokal


Indonesia akan berdampak positif pada pembangunan berkelanjutan secara menyeluruh.
Selain memberikan manfaat ekonomi, pariwisata berkelanjutan juga dapat meningkatkan
kualitas lingkungan, memperkuat kelestarian budaya, dan memberdayakan masyarakat lokal.
Dengan memperhatikan tantangan dan memanfaatkan peluang yang ada, Indonesia dapat
menjadi tujuan wisata yang berkelanjutan dan berdaya saing tinggi, sementara masyarakat
lokal juga akan mendapatkan manfaat yang signifikan dari perkembangan pariwisata
berkelanjutan.

2. Peluang dalam Mempromosikan Kewirausahaan Pariwisata Berkelanjutan

Peluang dalam mempromosikan kewirausahaan pariwisata berkelanjutan di


masyarakat lokal Indonesia sangatlah besar (Kusuma, 2022). Pariwisata berkelanjutan telah
menjadi tren global yang semakin mendapatkan perhatian, dan Indonesia sebagai salah satu
destinasi pariwisata utama memiliki potensi yang melimpah untuk mengembangkan sektor ini
secara berkelanjutan. Berikut adalah pembahasan yang mendalam mengenai peluang dalam
mempromosikan kewirausahaan pariwisata berkelanjutan:

1. Kekayaan alam dan budaya Indonesia


Indonesia memiliki kekayaan alam dan budaya yang luar biasa. Dari pantai
yang indah, hutan tropis yang luas, gunung-gunung megah, hingga keanekaragaman
budaya dan warisan sejarah yang kaya, Indonesia menawarkan berbagai potensi
pariwisata yang menarik. Peluang besar terletak pada pengembangan kewirausahaan
pariwisata berkelanjutan yang didasarkan pada pemanfaatan kekayaan alam dan
budaya ini. Pengembangan produk dan layanan pariwisata yang menghormati dan
melibatkan masyarakat lokal serta menjaga kelestarian lingkungan akan memberikan
manfaat ekonomi jangka panjang bagi masyarakat.
2. Permintaan wisatawan yang berkelanjutan
Terdapat permintaan yang semakin meningkat dari wisatawan yang sadar akan
keberlanjutan. Wisatawan saat ini cenderung mencari pengalaman pariwisata yang
ramah lingkungan, sosial, dan ekonomi. Mereka ingin terlibat dalam kegiatan yang
mendukung konservasi alam, menjaga keanekaragaman budaya, serta memberikan
manfaat langsung kepada masyarakat lokal. Ini menciptakan peluang bagi wirausaha
pariwisata untuk mengembangkan produk dan layanan yang memenuhi harapan
wisatawan berkelanjutan, seperti paket tur ekowisata, homestay yang melibatkan
masyarakat lokal, atau pengembangan produk-produk kerajinan berkelanjutan.
3. Teknologi dan inovasi
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi memberikan peluang baru
dalam mempromosikan kewirausahaan pariwisata berkelanjutan. Platform digital dan
media sosial dapat digunakan untuk memasarkan produk dan layanan pariwisata
berkelanjutan secara lebih luas dan efektif. Penggunaan teknologi juga dapat
membantu dalam pengelolaan pariwisata berkelanjutan, seperti penggunaan aplikasi
untuk pemantauan lingkungan, manajemen sumber daya, atau pemasaran online.
Inovasi teknologi, seperti penggunaan energi terbarukan atau teknologi hijau dalam
infrastruktur pariwisata, juga dapat menciptakan peluang baru dalam pengembangan
kewirausahaan pariwisata berkelanjutan.

Meningkatkan kesadaran masyarakat lokal tentang pentingnya pariwisata


berkelanjutan menjadi peluang strategis dalam mempromosikan kewirausahaan pariwisata
berkelanjutan. Edukasi yang efektif tentang manfaat jangka panjang dari pariwisata
berkelanjutan dapat membantu mengubah persepsi dan sikap masyarakat terhadap industri
pariwisata. Melalui program edukasi dan kampanye kesadaran, masyarakat lokal dapat
diberdayakan untuk mengambil peran aktif dalam mengembangkan usaha pariwisata
berkelanjutan dan melindungi sumber daya alam dan budaya yang dimiliki (Arsvendo et al.,
2022).

Salah satu kendala yang dihadapi oleh masyarakat lokal dalam mengembangkan
usaha pariwisata berkelanjutan adalah akses terbatas ke modal dan dukungan finansial.
Namun, terdapat peluang dalam meningkatkan akses ini melalui berbagai mekanisme, seperti
program pinjaman mikro, dana investasi sosial, atau kerjasama dengan lembaga keuangan
yang peduli dengan pariwisata berkelanjutan (Berliandaldo et al., 2022). Dukungan finansial
yang memadai dapat membantu masyarakat lokal dalam memulai atau mengembangkan
usaha pariwisata berkelanjutan, sehingga menciptakan peluang ekonomi yang berkelanjutan
bagi mereka.

Pemerintah memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan yang kondusif


bagi pengembangan kewirausahaan pariwisata berkelanjutan. Dalam hal ini, peluang terletak
pada pengembangan kebijakan yang mendukung pariwisata berkelanjutan, seperti insentif
fiskal, peraturan lingkungan yang ketat, atau program bantuan teknis dan pelatihan. Selain
itu, pemerintah juga dapat memainkan peran sebagai fasilitator dan penghubung antara
berbagai pemangku kepentingan, serta mempromosikan kemitraan dan kolaborasi yang saling
menguntungkan (Feriyadin & Rinuastuti, 2021).

Terdapat banyak peluang dalam mempromosikan kewirausahaan pariwisata


berkelanjutan di masyarakat lokal Indonesia. Kekayaan alam dan budaya yang melimpah,
permintaan wisatawan yang berkelanjutan, perkembangan teknologi, kemitraan dan
kolaborasi, peningkatan kesadaran dan edukasi, akses ke modal dan dukungan finansial, serta
peran pemerintah yang proaktif, semuanya merupakan peluang yang dapat dimanfaatkan.
Dengan mengambil langkah-langkah yang tepat dan melibatkan berbagai pemangku
kepentingan, kewirausahaan pariwisata berkelanjutan dapat menjadi motor penggerak
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, melindungi lingkungan alam, dan memberikan
manfaat sosial bagi masyarakat lokal Indonesia.

Untuk mengoptimalkan peluang ini, langkah-langkah berikut dapat diambil:

1. Pengembangan produk dan layanan berkelanjutan: Wirausaha pariwisata perlu


mengembangkan produk dan layanan yang sesuai dengan prinsip-prinsip pariwisata
berkelanjutan. Hal ini dapat mencakup penggunaan bahan baku lokal, praktek ramah
lingkungan, integrasi budaya lokal, dan partisipasi masyarakat dalam proses
pengembangan dan manajemen pariwisata. Dengan menyediakan pengalaman yang
unik dan berkelanjutan, wirausaha dapat menarik minat wisatawan yang peduli
dengan keberlanjutan.
2. Pemasaran dan promosi yang berfokus pada keberlanjutan: Wirausaha pariwisata
berkelanjutan perlu memasarkan diri mereka sebagai destinasi yang memprioritaskan
praktik-praktik berkelanjutan. Hal ini dapat dilakukan melalui kampanye pemasaran
yang menyoroti keindahan alam, keanekaragaman budaya, serta upaya perlindungan
lingkungan dan kesejahteraan masyarakat lokal. Dalam era digital, penggunaan media
sosial dan platform online dapat menjadi alat yang efektif untuk mempromosikan
nilai-nilai pariwisata berkelanjutan kepada audiens global.
3. Pengembangan keterampilan dan kapasitas: Meningkatkan keterampilan wirausaha
lokal dalam mengelola bisnis pariwisata berkelanjutan sangat penting. Program
pendidikan dan pelatihan yang fokus pada manajemen usaha, keterampilan
pemasaran, keuangan, dan keberlanjutan dapat membantu masyarakat lokal untuk
mengembangkan usaha mereka dengan cara yang berkelanjutan. Kolaborasi antara
lembaga pendidikan, pemerintah, dan sektor swasta dapat mendukung penyediaan
pelatihan dan bimbingan yang relevan.
4. Kemitraan dengan lembaga keuangan dan investor: Akses terhadap modal dan
dukungan finansial merupakan hal yang krusial dalam mengembangkan
kewirausahaan pariwisata berkelanjutan. Wirausaha perlu menjalin kemitraan dengan
lembaga keuangan dan investor yang memiliki fokus pada pariwisata berkelanjutan.
Ini bisa mencakup program pinjaman mikro atau investasi sosial yang mendukung
upaya pengembangan pariwisata berkelanjutan di tingkat lokal.
5. Kerjasama antarstakeholder: Kerjasama yang kuat dan terkoordinasi antara
pemerintah, sektor swasta, lembaga akademik, masyarakat lokal, dan organisasi non-
pemerintah sangat penting. Sinergi ini dapat menghasilkan kebijakan yang
mendukung pariwisata berkelanjutan, berbagi sumber daya, pengetahuan, dan
pengalaman, serta memperkuat jejaring dalam mempromosikan kewirausahaan
pariwisata berkelanjutan di masyarakat lokal Indonesia.
6. Penerapan teknologi dan inovasi: Teknologi dan inovasi memiliki peran penting
dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan. Penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi dapat memfasilitasi manajemen pariwisata yang efisien, termasuk
pemantauan lingkungan, manajemen sumber daya, dan pemasaran. Selain itu, inovasi
teknologi hijau juga dapat mempercepat transisi menuju pariwisata berkelanjutan
dengan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
7. Peningkatan kesadaran masyarakat: Meningkatkan kesadaran masyarakat lokal
tentang manfaat jangka panjang dari pariwisata berkelanjutan sangat penting. Melalui
kampanye edukasi dan partisipasi masyarakat, dapat dibangun kesadaran akan
pentingnya pelestarian alam, pelestarian budaya, dan dampak positif ekonomi yang
dihasilkan dari pariwisata berkelanjutan. Dengan meningkatkan kesadaran ini,
masyarakat lokal akan lebih terlibat dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan
dan melihatnya sebagai peluang untuk meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri.

Dalam kesimpulan, mempromosikan kewirausahaan pariwisata berkelanjutan di


masyarakat lokal Indonesia menawarkan peluang yang signifikan. Dengan memanfaatkan
kekayaan alam dan budaya, permintaan wisatawan yang berkelanjutan, teknologi dan inovasi,
kemitraan, edukasi, akses ke modal dan dukungan finansial, serta peran pemerintah yang
proaktif, pelaku pariwisata dapat menciptakan usaha yang memberikan manfaat ekonomi,
sosial, dan lingkungan yang berkelanjutan. Dengan sinergi dan kolaborasi yang kuat,
Indonesia dapat menjadi contoh dalam pengembangan kewirausahaan pariwisata
berkelanjutan yang dapat diadopsi oleh negara-negara lain di dunia.

B. Pembahasan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa meskipun terdapat tantangan yang dihadapi
dalam mempromosikan kewirausahaan pariwisata berkelanjutan di masyarakat lokal
Indonesia, terdapat juga peluang yang dapat dimanfaatkan. Untuk mengatasi tantangan
tersebut, beberapa langkah strategis dapat diambil:

a. Pendidikan dan pelatihan: Peningkatan pemahaman tentang konsep pariwisata


berkelanjutan dan peningkatan keterampilan wirausaha perlu menjadi fokus utama.
Melalui program pendidikan dan pelatihan yang tepat, masyarakat lokal dapat
memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengembangkan
usaha pariwisata berkelanjutan.
b. Akses ke modal dan teknologi: Upaya perlu dilakukan untuk memperluas akses
masyarakat lokal ke modal dan teknologi. Ini dapat dilakukan melalui pemberian
bantuan keuangan, kemitraan dengan lembaga keuangan, serta pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi dalam memasarkan produk dan layanan pariwisata.
c. Dukungan kebijakan dan koordinasi: Penting bagi pemerintah dan lembaga terkait
untuk menyusun kebijakan yang mendukung pengembangan pariwisata berkelanjutan
di tingkat lokal. Koordinasi antara sektor publik, swasta, dan masyarakat sipil juga
perlu ditingkatkan untuk memastikan sinergi dan kerjasama dalam upaya
mempromosikan kewirausahaan pariwisata berkelanjutan.

Dengan mengatasi tantangan dan memanfaatkan peluang yang ada, masyarakat lokal
Indonesia dapat memainkan peran yang lebih besar dalam mempromosikan kewirausahaan
pariwisata berkelanjutan, yang pada gilirannya akan berdampak positif pada pembangunan
berkelanjutan secara menyeluruh.

PENUTUP

Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa mempromosikan kewirausahaan


pariwisata berkelanjutan di masyarakat lokal Indonesia adalah suatu langkah yang penting
dan strategis dalam menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang yang ada. Meskipun
masih ada tantangan seperti pemahaman yang terbatas dan fokus pada keuntungan jangka
pendek, namun dengan memanfaatkan kekayaan alam dan budaya Indonesia, permintaan
wisatawan yang berkelanjutan, teknologi dan inovasi, kemitraan, edukasi, akses ke modal,
dan peran pemerintah yang aktif, pariwisata berkelanjutan dapat menjadi sumber
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, melindungi lingkungan alam, serta memberikan
manfaat sosial bagi masyarakat lokal.

Untuk mengoptimalkan potensi ini, diperlukan upaya kolaboratif dari berbagai pihak,
termasuk pemerintah, sektor swasta, lembaga akademik, masyarakat lokal, dan organisasi
non-pemerintah. Dengan membangun kesadaran, meningkatkan keterampilan, dan
menciptakan lingkungan yang kondusif, Indonesia dapat menjadi pemimpin dalam
mempromosikan kewirausahaan pariwisata berkelanjutan. Dengan demikian, langkah-
langkah ini tidak hanya akan memberikan manfaat ekonomi jangka pendek, tetapi juga akan
meninggalkan warisan berkelanjutan yang berharga bagi generasi mendatang.
DAFTAR PUSTAKA

Arsvendo, D., Khotimah, K., & Fitrianto, A. R. (2022). Pengembangan Wisata Religi Sebagai
Pariwisata Berkelanjutan di Kota Pasuruan. Jurnal Master Pariwisata (JUMPA),
9(2018), 97. https://doi.org/10.24843/jumpa.2022.v09.i01.p05

Berliandaldo, M., Wijaya Holman Fasa, A., & Andriani, D. (2022). Implikasi Peran
Destination Management Organization (Dmo) – Destination Governance (Dg) Dalam
Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan. Jurnal Kepariwisataan, 21(2), 113–129.
https://doi.org/10.52352/jpar.v21i2.845

Ertien, R. N., & Leily, S. R. (2021). Tantangan dan Peluang Pariwisata Berbasis Masyarakat
di Desa Tamansari dalam Era Normal Baru Opportunities and Challenges For
Community-Based Tourism in Tamansari Village in The New Normal Era. Jurnal
Masyarakat Indonesia, 47(1), 91–104.

Feriyadin, S. A., & Rinuastuti, B. H. (2021). PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL


DESA SETANGGOR. Jurnal Magister Manajemen Unram, 10(1), 1–12.

Huda, R. (2020). Pengembangan Ekonomi Lokal Melalui Sektor Pariwisata di Desa Serang,
Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga. Aspirasi: Jurnal Masalah-Masalah
Sosial, 11(2), 157–170. https://doi.org/10.46807/aspirasi.v11i2.1470

Junaid, I., Dewi, W. O., Said, A., & Hanafi, H. (2022). Pengembangan Desa Wisata
Berkelanjutan: Studi Kasus di Desa Paccekke, Kabupaten Barru, Indonesia. Journal of
Regional and Rural Development Planning, 6(3), 287–301.
https://doi.org/10.29244/jp2wd.2022.6.3.287-301

Kusuma, I. A. (2022). STRATEGI AGRESIF MELALUI PENGAYAAN MEDIA SOSIAL


DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PROMOSI DI DESA WISATA
SARONGGE KABUPATEN CIANJUR Indria. International Journal of Tourism and
Education, 7(2), 3264–3268. https://doi.org/10.1093/oseo/instance.00208803

Meutia, I. F. (2019). PERANAN MASYARAKAT LOKAL DALAM MEWUJUDKAN


PARIWISATA BERKELANJUTAN DI PROVINSI LAMPUNG. Prosding Seminar
Nasional, 8(8), vii–239.

Mussadad, A. A., Rahayu, O. Y., Pratama, E., Supraptiningsih, & Wahyuni, E. (2019).
Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan Di Indonesia. Dinamika Administrasi: Jurnal
Ilmu Administrasi Dan Manajemen, 2(1), 73–93.

Rahmat, K. D. (2021). Pelestarian Cagar Budaya Melalui Pemanfaatan Pariwisata


Berkelanjutan. Jurnal Pariwisata Terapan, 5(1), 26. https://doi.org/10.22146/jpt.58505

Setiono, S. T., Afrizal, T., Supriyono, E., Wendra, R. M., & Nurfitriani, A. (2021).
Implementasi Pengelolaan Pariwisata Berkelanjutan Di Kota Semarang. Perspektif,
10(1), 26–35. https://doi.org/10.31289/perspektif.v10i1.3943

Suryawati, I. G. A. A. (2018). Strategi Pengembangan Pariwisata Bali Berkelanjutan


Menghadapi Pasar Bebas Asean (Afta). Jurnal Mitra Manajemen, 2(6), 680–692.
https://doi.org/10.52160/ejmm.v2i6.171

Sutaguna, I. N. T., & Ariani, N. M. (2017). Strategi Meningkatkan Penjualan Makanan Menu
Ala Carte Pada Restoran Warung Bali Di Desa Wisata Sangeh Badung. In Udayana
tourism callforpaper & seminar.

Wardhani, W. K., Titisari, K. H., & Suhendro, S. (2021). Pengaruh Profitabilitas, Struktur
Modal, Ukuran Perusahaan, Dan Good Corporate Governance terhadap Nilai
Perusahaan. Ekonomis: Journal of Economics and Business, 5(1), 37.
https://doi.org/10.33087/ekonomis.v5i1.264

Wiharjokusumo, P. (2020). Kebijakan Perencanaan Dan Pembangunan Desa Ekowisata Dan


Pariwisata Di Indonesia. Jurnal Ilmiah Akomodasi Agung, 7(2).
https://doi.org/10.51827/jiaa.v7i2.50

Anda mungkin juga menyukai