FAKTOR PENGHAMBAT KOMUNIKASI PADA SEKTOR PARIWISATA LOKAL
DALAM MENGHADAPI REVENGE TOURISM (WISATA BALAS DENDAM)
Natalia Syafitri Br. Marpaung NIM : 237045016
Adelina Sri Mustika Br. Bangun NIM : 237045017 Andre Genesa Harahap NIM : 237045035
MAGISTER ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2024 PENDAHULUAN Beberapa dekade terakhir sektor pariwisata di Indonesia mengalami pertumbuhan secara terus menerus sehingga dapat berhasil memberikan devisa kepada negara. Maka dari itu pariwisata dapat mendukung dan mempengaruhi sektor ekonomi hingga sektor budaya di dalam kawasan atau suatu daerah untuk berkembang. Pariwisata modern berkesinambungan dengan pengembangan sektor ekonomi dan ranah komunikasi karena semakin banyak destinasi baru yang muncul. Dinamika tersebut mengubah sektor pariwisata menjadi pendorong yang utama dalam kemajuan ekonomi, sosial dan budaya pada suatu negara khususnya berbagai kawasan di Indonesia. Hal ini tentunya menjadi pemicu “revenge tourism”, yang kemudian akan terus meningkat. Hal tersebut harus diberikan makna Opportunity tentunya, untuk menangkap peluang pasar yang lebih banyak lagi, dikarenakan adanya balas dendam penduduk Indonesia terhadap kegiatan wisata, dimana sekarang dikenal dengan istilah “healing”, yang bermakna berwisata karena penduduk sudah terbebas dari pandemi. Revenge Tourism di Indonesia sebenarnya telah terjadi sejak masa liburan Lebaran tahun 2022. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya arus mudik antar kota di beberapa wilayah dibandingkan tahun sebelumnya. Perizinan melakukan perjalanan jauh secara berbondong-bondong ini didukung oleh tingkat vaksinasi booster COVID-19 yang sudah menjangkau mayoritas masyarakat dan menjadi salah satu persyaratan mudik. Salah satu teori etika pariwisata menyoroti pentingnya etika dalam mengelola destinasi pariwisata. Etika melibatkan kebijakan yang memastikan keberlanjutan lingkungan, perlindungan hak asasi manusia, dan partisipasi masyarakat dalam pengambilan Keputusan. Kemudian teori membahas perilaku etis wisatawan selama perjalanan. Etika wisatawan melibatkan menghormati budaya lokal, mengurangi dampak lingkungan, dan berinteraksi dengan rasa hormat terhadap masyarakat setempat. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian kepustakaan (library research), yaitu serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data. Penelitian kepustakaan (library research) ialah penelitian yang mengunakan cara untuk mendapatkan data informasi dengan menempatkan fasilitas yang ada di perpustakaan, seperti buku, majalah, dokumen, catatan kisah-kisah Sejarah. Atau penelitian kepustakaan murni yang terkait dengan obyek penelitian. HASIL PEMBAHASAN Berdasarkan pembahasan yang telah dirangkum diatas, Dalam menghadapi fenomena revenge tourism, sektor pariwisata lokal menghadapi beberapa faktor penghambat dalam komunikasi. Berikut adalah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi komunikasi di sektor pariwisata:
1. Kurangnya konektivitas, pelayanan dasar, dan infrastruktur untuk melayani
wisatawan. 2. Kompleksitas dan ketidakpastian investasi dan iklim bisnis. 3. Kebersihan dan kesehatan (hygiene and sanitation). 4. Terjadinya bencana alam yang mengakibatkan ditutupnya pintu masuk ke lokasi. 5. Kurangnya penerbangan langsung dari target pasar ke destinasi wisata. 6. Kurang baiknya amenitas di destinasi wisata. 7. Jauhnya jarak antar obyek wisata. 8. Kurangnya pemandu wisata berbahasa asing, khususnya selain bahasa Inggris. HASIL PEMBAHASAN Dalam menghadapi fenomena revenge tourism, sektor pariwisata lokal menghadapi beberapa faktor penghambat dalam komunikasi, berfokus pada aspek yang paling banyak diperbincangkan dalam pembahasan diatas yaitu terkait SDM rendah :
1. Keterbatasan Kualifikasi dan Kompetensi SDM.
2. Kurangnya Pemandu Wisata Berbahasa Asing. 3. Kurangnya Pengetahuan tentang Produk Pariwisata Lokal. 4. Kurangnya Kesadaran tentang Etika dan Etos Kerja. 5. Kurangnya Keterampilan Komunikasi dan Interpersonal. KESIMPULAN Berdasarkan pemaparan dan penjelasan dari hasil dan pembahasan, peneliti dapat menyimpulkan bahwa dalam menghadapi fenomena revenge tourism, sektor pariwisata lokal menghadapi beberapa faktor yang dapat mempengaruhi komunikasi di sektor pariwisata yaitu terkait SDM rendah seperti Keterbatasan Kualifikasi dan Kompetensi SDM, Kurangnya Pemandu Wisata Berbahasa Asing, Kurangnya Pengetahuan tentang Produk Pariwisata Lokal dan Kurangnya Keterampilan Komunikasi dan Interpersonal. Terima Kasih