Perikanan
Perikanan
E-ISSN : 2655-3201
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan subtrat yang dapat
mempengaruhi jumlah fekunditas ikan mas koki oranda (Carassius auratus Linnaeus), serta
untuk mengetahui pengaruh substrat yang berbeda terhadap daya tetas telur dan kelangsungan
hidup larva ikan mas koki oranda (Carassius auratus Linnaeus). Penelitian ini dilakukan pada
Bulan Juli bertempat di Laboratorium Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas
Asahan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 (lima)
perlakuan dan 5 (lima) kali pengulangan. Perlakuan pada penelitian ini meliputi A1 (eceng
gondok), A2 (kiambang), A3 (apu – apu), A4 (serat ijuk), dan A5 (tali rafia). Dari hasil
penelitian diperoleh bahwa Fekunditas tertinggi terdapat ada perlakuan A1 (Eceng Gondok)
dengan jumlah 3420 butir telur. Daya tetas tertinggi terdapat pada perlakuan A1 (eceng gondok)
yang mencapai 71,86%. Dan tingkat kelangsungan hidup larva tertinggi terdapat pada perlakuan
A1 (eceng gondok) sebesar 79,79%.
Kata kunci : Ikan mas koki oranda, Substrat, Fekunditas, Daya Tetas, Kelangsungan Hidup
ABSTRACT
This research aims to determine the influence of kind subtrates use that can affect the amount of
fecundity of the chef Oranda (Carassius auratus Linnaeus), as well as to know the influence of
different substrates on the power of egg incubator and continuity Live the larva of the Goldfish
Chef Oranda (Carassius auratus Linnaeus). The research was conducted in July in the water
cultivation Laboratory of the Faculty of Agriculture University of Asahan. This study uses a
Completely Randomized Design (CRD) with 5 treatment and 5 repetitions. The treatments in
this study include A1 (Eichornia crassipes), A2 (Salvinia molesta), A3 (Pistia stratiotes), A4
(fiber-palm), and A5 (Rafia rope). From the results of the study obtained that the highest
Fekundity there is the treatment A1 (Eichornia crassipes) with the amount of 3420 eggs. The
highest incubator power is at the treatment of A1 (Eichornia crassipes) which reaches 71,86%.
And the survival rate of the highest larva is at the treatment of A1 (Eichornia crassipes) by
79,79%.
Keywords: Carrasius auratus Linnaeus, Substrate, Fecundity, Hatching Rate, Survival Rate
Jurnal Pionir LPPM Universitas Asahan Vol. 6 No.2 Mei 2020 319
P-ISSN : 2549-3043
E-ISSN : 2655-3201
Jurnal Pionir LPPM Universitas Asahan Vol. 6 No.2 Mei 2020 320
P-ISSN : 2549-3043
E-ISSN : 2655-3201
Jurnal Pionir LPPM Universitas Asahan Vol. 6 No.2 Mei 2020 321
P-ISSN : 2549-3043
E-ISSN : 2655-3201
Perlakuan
Keterangan
A1 : Eceng Gondok
A2 : Kiambang
Perlakuan A3 : Apu - apu
Keterangan A4 : Serat Ijuk
A1 : Eceng Gondok A5 : Tali Rafia
A2 : Kiambang
A3 : Apu - apu Dapat dilihat bahwa tingkat
A4 : Serat Ijuk kelangsungan hidup larva ikan mas koki
A5 : Tali Rafia oranda (Carrasius auratus Linneaus) yang
tertinggi terletak pada perlakuan A1 (Eceng
Dapat dilihat bahwa persentase Gondok) dengan nilai persentase 48,46%,
penetasan telur ikan mas koki oranda diikuti oleh perlakuan A5 (Tali Rafia)
(Carrasius auratus Linneaus) tertinggi dengan nilai persentase 44,75%, lalu diikuti
terlihat pada perlakuan A1 (Eceng Gondok) oleh perlakuan A2 (Kiambang) dengan nilai
dengan nilai 56,57%, diikuti perlakuan A5 persentase 42,51%, kemudian diikuti oleh
(Tali Rafia) dengan nilai 54,30%, lalu A2 perlakuan A4 (Serat Ijuk) dengan nilai
(Kiambang) dengan nilai 54,28%, serta A4 persentase 41,42% dan untuk perlakuan
(Serat Ijuk) dengan nilai 49,02% dan terendah yaitu terdapat pada perlakuan A3
persentase penetasan telur terendah terletak (Apu-apu) dengan persentase 30,49%.
pada perlakuan A3 (Apu-apu) dengan nilai Hasil analisis variansi (ANOVA)
45,51%. menunjukkan bahwa Fhitung> Ftabel
Hasil analisis variansi (ANOVA) (1,770>2,87) H0 ditolak H1 diterima, yang
menunjukkan bahwa Fhitung> Ftabel berarti bahwa ada pengaruh nyata
(2,528>2,87) H0 ditolak H1 diterima, yang (siginifikan) pemberian substrat yang
berarti bahwa ada pengaruh nyata berbeda terhadap kelangsungan hidup ikan
(siginifikan) pemberian substrat yang mas koki oranda (Carrasius auratus
berbeda terhadap derajat penetasan ikan Linnaeus).
mas koki oranda (Carrasius auratus
Linnaeus), dapat dilihat pada Lampiran 2. 1. Kualitas Air
Pengukuran kualitas air yang
dilakukan selama penelitian meliputi
Jurnal Pionir LPPM Universitas Asahan Vol. 6 No.2 Mei 2020 323
P-ISSN : 2549-3043
E-ISSN : 2655-3201
pengukuran suhu, pH dan DO. Pengamatan diduga karena akar yang menjulur ke
kualitas air diambil pada saat proses bawah, rimbun, lentur, halus, dan
pemijahan, penetasan sampai ukuran larva. menggantung di dalam air memudahkan
Pengamatan kualitas air ini dilakukan pada induk untuk menempelkan telur-telurnya
waktu pagi dan sore hari. Dilakukan selama sehingga jumlah telur yang jatuh ke dasar
4 hari penelitian. akuarium dapat berkurang. Selain itu
Berdasarkan proses pengukuran substrat eceng gondok (E. crassipies) tidak
kualitas air menunjukkan bahwa kisaran menyebabkan terjadinya luka-luka pada
suhu pada seluruh perlakuan hampir sama tubuh induk ketika bergerak menempelkan
yaitu 25 – 30)0 C, begitu juga dengan DO telurnya pada substrat (Marbun, 2014).
4,50 – 6,24 ppm dan pH yakni berkisar 6,5 Menurut Kjakson dalam Fajrin
– 7,25. (2012) kebiasaan memijah ikan adalah ikan
jantan yang secara aktif mengejar ikan
Pembahasan betina dan membawa ikan betina kepada
1. Fekunditas substrat yang telah dibersihkan ikan jantan,
Persiapan pemijahan ikan mas koki kemudian ikan betina akan melemparkan
oranda (Carrasius auratus Linnaeus) telur kepada substrat yang sudah bersih dan
dilakukan pada sore hari. Mula – mula lebih padat, lalu ikan jantan mengeluarkan
induk jantan dimasukkan dahulu, beberapa sperma untuk membuahi telur yang sudah
menit kemudian menyusul induk betina. lengket di substrat.
Kemudian pada malam hari induk – induk Penggunaaan Kiambang pada
akan berkejar-kejaran dan diakhiri dengan perlakuan A2 sebagai substrat penempel
keluarnya telur dan dibuahi oleh induk telur memiliki fekunditas tertinggi kedua.
jantan. Keesokan harinya induk ikan mas Hal ini disebabkan karena substrat
koki oranda (Carrasius auratus Linnaeus) kiambang hampir mirip seperti substrat
harus dipindahkan, karena mereka akan eceng gondok. Dimana substrat ini juga
memakan telur – telur yang sudah dibuahi memiliki akar yang menjulai kebawah,
apabila indukan tersebut tidak dipindahkan. bertekstur halus, bersih dan lebar sehingga
Telur – telur ditetaskan dalam aquarium pada saat ikan melepaskan telur akan
dengan bantuan aerator untuk menambah menempel disubstrat, telur tersebut tidak
kandungan oksigen. mendapatkan tekanan fisik seperti melukai
Tingginya nilai fekunditas pada telurkan maupun induk ikan.
perlakuan A1 (Eceng Gondok) dikarenakan Pada perlakuan A4 (Serat ijuk)
akar yang menjulur ke dalam air akan memiliki fekunditas tertinggi ketiga.
memudahkan induk mas koki untuk Rendahnya jumlah telur yang ada di serat
menempelkan telurnya. Hal ini selanjutnya ijuk disebabkan karena substrat ini
di pertegas oleh Penyuluh Kelautan dan bertekstur sedikit keras, kasar sehingga
Perikanan (2011) bahwa tanaman eceng dapat mengakibatkan tekanan fisik seperti
gondok sangat disukai induk mas koki melukai telur maupun induk ikan saat
untuk melekatkan telurnya karena proses pemijahan.
perakarannya mudah bergerak, rimbun dan Penggunaan tali rafia memiliki
panjang menjuntai serta bersih dan lembut. fekunditas rendah dikarenakan substrat ini
Dengan demikian jumlah telur yang dapat sangat licin, sehingga induk mas koki sulit
menempel akan lebih banyak, sehingga untuk menempelkan telurnya pada substrat.
jumlah telur yang jatuh ke dasar akuarium Selain itu tali rafia juga bersifat magnet
dapat diminimalkan. Akar tanaman eceng yang dapat mengikat partikel atau pun
gondok cukup lentur dan lunak sehingga kotoran–kotoran yang terdapat pada
dapat mencegah benturan fisik dari telur akuarium. Inilah salah satu yang
berupa luka – luka telur maupun pada tubuh menyebabkan telur tidak terjadi
induk yang dipijahkan. pembuahan. Selain itu, induk ikan mas koki
Substrat penempel telur dengan merasa tidak nyaman dengan substrat yang
menggunakan eceng gondok (E. crassipies) terbuat dari bahan sintetis dan mengandung
memiliki nilai fertilitas tertinggi, hal ini zat kimia yang mengeluarkaan aroma
Jurnal Pionir LPPM Universitas Asahan Vol. 6 No.2 Mei 2020 324
P-ISSN : 2549-3043
E-ISSN : 2655-3201
menyengat yang tidak disukai oleh induk penetasannya hanya 50% dari jumlah telur
ikan. Zat kimia yang terdapat pada tali rafia yang menetas. Ini disebabkan karena telur –
juga dapat menghambat perkembangan telur tersebut tidak terbuahi dengan baik,
embrio pada masa inkubasi. (Anonim, mengingat jumlah rasio yang digunakan
2010) dalam (Wahyuningsih, 2012). dalam penelitian ini hanya 1 : 1.
Pada perlakuan A3 (Apu – apu) Pada perlakuan A1 (Eceng Gondok) telur
memiliki fekunditas yang paling rendah. yang dihasilkan oleh induk ikan mas koki
Disebabkan karena substrat ini memiliki banyak yang jatuh ke dasar aquarium,
akar yang pendek dan tidak menjulai sehingga telur tidak dapat terbuahi dengan
kebawah sehingga telur yang keluar tidak sempurna. Akibatnya perkembangan
dapat menempel pada substrat ini, dan telur embrio menjadi lemah dan telur tidak dapat
tersebut jatuh kedasar perairan. menetas.
Faktor lain yang mempengaruhi Pada perlakuan A5 (Tali Rafia) dan A2
tingginya fekunditas yaitu terletak pada (Kiambang) memiliki derajat penetasan
tekstur dan posisi substrat. Induk ikan hampir sama, hanya selisih 2% saja. Ini
betina lebih suka meletakkan telurnya di disebabkan karena banyaknya telur yang
substrat yang bertekstur halus, bersih dan terbuahi dari jumlah awal telur yang
terjulai kebawah (Marbun, 2014). menetas. Peluang telur yang lengket pada
Hasil pengamatan dan teori Fajrin tali rafia dan kiambang lebih tinggi terbuahi
(2012) dapat disimpulkan bahwa tinggi jika dibandingkan dengan perlakuan
rendahnya jumlah telur yang menempel lainnya.
pada substrat dipengaruhi oleh kebersihan Derajat penetasan pada perlakuan A4 (Serat
dan jumlah lembaran serabut tempat Ijuk) dan A3 (Apu – apu) memiliki derajat
menempel telur, semakin banyak substrat penetasan yang rendah, dikarenakan telur
semakin tinggi jumlah telur yang tidakk terbuahi dengan baik. Kemudian
menempel, selain itu juga dipengaruhi adanya hambatan dari substrat yang cukup
posisi substrat. Substrat yang terjulai ke rapat ketika akan membuahi sel telur.
bawah lebih disukai dan mudah di tempel Hambatan yang dimaksud adalah ketika
oleh telur. Ikan betina lebih banyak sperma di keluarkan oleh induk jantan,
meletakan telur pada substrat yang bersih maka sperma akan bergerak mencari telur
baik bersih secara alami maupun bersih akibat dorongan ekor sperma. Ketika
setelah di bersihkan oleh ikan jantan. pergerakan tersebut mendapat halangan
maka sperma tersebut akan membelokan
2. Derajat Penetasan (Hatching Rate) bahkan melemahkan tenaga untuk bergerak,
Derajat penetasan adalah persentase akibatnya sperma mati sebelum sempat
jumlah telur yang menetas dari telur yang membuahi telur (Marbun, 2014).
dibuahi. Menetas merupakan saat terakhir Menurut Marbun (2014) tinggi
masa inkubasi, yaitu hasil beberapa proses rendahnya derajat penetasan sangat
sehingga embrio keluar dari cangkangnya. ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya
Menurut Djajareja dkk (1977) warna telur persentase pembuahan, faktor lingkungan
dari ikan mas koki transparan dan sifatnya dan hama penyakit. Faktor pembuahan
demersal (terbenam didasar perairan). sangat ditentukan oleh sperma, semakin
Tingginya derajat penetasan pada banyak telur yang dibuahi sperma semakin
Perlakuan A1 (Eceng Gondok) dikarenakan tinggi daya tetasnya dan sebaliknya. Faktor
banyaknya telur yang terbuahi oleh sperma. lingkungan dipengaruhi oleh kualitas air, air
Telur yang telah dibuahi akan berkembang yang kurang oksigen dan asam juga akan
dan menetas dengan normal jika didukung mempengaruhi daya tetas telur. Begitu juga
oleh kondisi lingkungan yang baik, antara dengan hama penyakit berhubungan erat
lain kadar oksigen yang cukup, suhu yang dengan kualitas air. Air yang jelek
sesuai dan air yang bersih dan bebas dari menghambat pertumbuhan embrio dan akan
mikroorganisme yang dapat mematikan memudahkan patogen menyerang telur
telur. Jumlah telur yang dihasilkan pada tersebut.
perlakuan ini sangat banyak, tetapi derajat
Jurnal Pionir LPPM Universitas Asahan Vol. 6 No.2 Mei 2020 325
P-ISSN : 2549-3043
E-ISSN : 2655-3201
Jurnal Pionir LPPM Universitas Asahan Vol. 6 No.2 Mei 2020 327
P-ISSN : 2549-3043
E-ISSN : 2655-3201
Baku Kertas Seni. Prosiding Ekspose Hasil- reproduksi ikan kapiek (Puntius
Hasil Penelitian. schwanefeldi Bleeker) di Sungai
http://www.deptan.go.id/feati/teknologi/Gu Rangau, Riau, Sumatera. Jurnal
nawan.pdf [diakses pada 25 juni Matematika dan Sains. 7(1): 5-14.
2013]. Yusuf, Guntur. 2001. Proses Bioremediasi
Penyuluhan Perikanan dan Kelautan. 2011. Limbah Rumah Tangga Dalam Skala
Pembenihan Ikan Hias Maskoki Kecil Dengan Kemampuan Tanaman
(Carrasius auratus). Jakarta. Air Pada Sistem Simulasi. Tesis.
Plantamor. 2008. Kiapu (Pistia Institut Pertanian Bogor.
stratiotes L). Diakses Tanggal : 10 Zairin, J.R. 2005. Pemijahan Ikan Tawes
Mei 2018 dengan Sistem Imbas Menggunakan
Putra, R.M. Pulungan. C. Windarti. 2011. Ikan Mas Sebagai Pemicu. Jurnal
Diklat Biologi Perikanan. Fakultas Akuakultur Indonesia. Vol 4 (2).
Perikanan dan Ilmu Kelautan. Jurusan Budidaya Perairan. Fakultas
Universitas Riau. Pekan Baru Perikanan dan Ilmu Kelauta, Institut
Rizal DA. 2009. Studi Biologi Reproduksi Pertanian Bogor.
Ikan Singgiringan (Puntius
johorensis) di Daerah Aliran Sungai
Musi. Sumatera Selatan. Skripsi.
Departement Manajemen
Sumberdaya Perairan. Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut
Pertanian Bogor.
Riyanti. 2018. Pemijahan Ikan Sepat Siam
(Trichogaster pectoralisi) Dengan
Menggunakan Substrat Yang
Berbeda. Skripsi. Tidak Diterbitkan.
Fakultas Pertanian. Universitas
Asahan : Kisaran.
Syaifudin, M., O. Carman, dan K.
Sumantadinata. 2004. Keragaman
Tipe Sirip Pada Keturunan Ikan Mas
Koki Strain Lionhead. Jurnal
Akuakultur Ind. 3(3): 1-4. USDA.
2002. Classification Salvinia molesta
Michell.
http://plants.usda.gov/classification/output_
report.cgi?SAM05. Diakses 14
Desember 2011
Warjono J. 1990. Studi beberapa aspek
biologi reproduksi ikan betutu
(Oxyeleotris marmorata Bleeker) di
Sungai Cisadane Kabupaten
Tangerang dan di Waduk Saguling
Kabupaten Bandung, Jawa Barat
[skripsi]. Departemem Manajemen
Sumberdaya Perairan, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut
Pertanian Bogor.
Wikipedia. 2011. Kiambang.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kiamba
ng. Diakses14 Desember 2011.
Yustina dan Arnentis. 2002. Aspek
Jurnal Pionir LPPM Universitas Asahan Vol. 6 No.2 Mei 2020 328