Anda di halaman 1dari 14

PERNIK Jurnal PAUD, VOL 2 NO.

1 September 2019

MENINGKATKAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN MELALUI


KEGIATAN BERKEBUN KELOMPOK B DI RA PERWANIDA 4
JAKABARING PALEMBANG

Annisa Dwi Marietta1, Dr. Evia Darmawani, M.Pd. Kons2,


Romadona Noverina, S.Pd., M.Si3

Email : annisadm1998@gmail.com1, evia.syamsuddin@gmail.com2,


romadonanoverina71@gmail.com3

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatan karakter peduli lingkungan melalui kegiatan berkebun
pada anak kelompok B RA Perwanida 4 Jakabaring Palembang. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) dengan metode pengumpulan data observasi dan dokumentasi. Waktu pelaksanaan penelitian ini
adalah bulan Juli-Agustus 2019. Yang diteliti dalam penelitian ini adalah anak kelompok B3 berjumlah 17
Orang. Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan data deskriptif dengan analisis refleksi. Penelitian
ini menunjukkan bahwa karakter anak peduli terhadap lingkungan di RA Perwanida 4 Jakabaring Palembang
dilakukan melalui kegiatan berkebun, aspek penilaian yang dapat dilihat yaitu kepedulian, sikap, dan tindakan
(perbuatan). Dalam ketiga aspek tersebut dilakukan 2 siklus, Siklus I terdiri dari 4 kali pertemuan, dan Siklus II
terdiri dari 4 kali pertemuan. Sebelum memasuki siklus I ada tahap pra tindakan. Pra tindakan dilakukan untuk
tahap awal, siklus I tahap permulaan, dan siklus II tahap perubahan. Hasil penelitian ini menunjukkan dari tahap
pra tindakan, Siklus I ke Siklus II selalu mengalami peningkatan. Kegiatan berkebun merupakan dimana anak
dapat melakukan kegiatan secara langsung dengan tanaman dan tumbuhan di lingkungan sekolah, melalui
kegiatan berkebun, dengan dilakukan kegiatan menanam sayur bayam pada siklus I, dan menanam sayur katu
pada siklus II. Dapat dilihat dari hasil penelitian bahwa dari tahap pra tindakan yang memiliki ketuntasan 0%,
siklus I mengalami kenaikan 17%, dan siklus II mengalami kenaikan 77%, nilai ketuntasan ini dilihat dari
pertemuan 1-4.

Kata kunci: Karakter, Peduli Lingkungan Dan Kegiatan Berkebun.

PENDAHULUAN dianjurkan belajar seraya bermain, dimana


Pendidikan anak usia dini dalam usia ini anak tidak boleh dituntut
merupakan suatu pendidikan awal untuk harus bisa melainkan paling tidak tahap
mencapai atau meraih masa keemasan pengenalan terlebih dahulu, sehingga pada
(golden age) / dimana pada masa ini anak usia selanjutnya anak tidak akan
mulai peka terhadap lingkungan, hal ini merasakan titik jenuh atau kebosanan
bisa dibilang sebagai suatu upaya dalam belajar. Dalam penyelenggaraan
pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak PAUD tersebut, salah satu tujuan umum
lahir sampai usia enam tahun. Kegiatan ini adalah “Pembentukan Karakter”.
dapat dilakukan melalui pemberian Pendidikan karakter yang
rangsangan atau stimulus dalam rangka orientasinya untuk membekali
membantu pertumbuhan dan pengetahuan, pemahaman, penghayatan
perkembangan jasmani dan rohaninya. dan pengalaman nilai-nilai keutamaan
Di samping itu, pendidikan anak dalam hidup (living values) kepada peserta
usia dini lebih mengedepankan dan didik juga mendesak dilakukan. Nilai-nilai

52
PERNIK Jurnal PAUD, VOL 2 NO.1 September 2019

tersebut meliputi kasih sayang dan empati, asing dia akan berteriak, berlari, meloncat-
kerjasama, keberanian, tolong menolong, loncat ketakutan dan meninggalkan tempat
kesabaran, tanggung jawab, tenggang rasa, tersebut. Banyak terdapat di lingkungan
harga diri, dan kemandirian. sekolah itu memiliki tanaman yang
Salah satu upaya menanamkan berawa, didalam tanaman itu terkadang
karakter pada Anak Usia Dini, melalui ada ulat yang menjadi faktor utama anak
peduli lingkungan bagi anak, melalui merasa takut, serta ulat itu kadang hinggap
kegiatan pembelajaran berkebun. di tangannya.
Berkebun merupakan suatu kegiatan yang Hal ini ditunjukkan dari 17 anak,
dilakukan di alam terbuka atau di luar belum ada anak yang telah mampu
kelas caranya dengan mengajak anak, menunjukkan karakter peduli lingkungan
antara lain bercocok tanam, mengenal melalui kegiatan berkebun. Karakter anak
tumbuh-tumbuhan, dan cara merawat terlihat pada saat kegiatan itu, ada
tanaman dengan baik. Di samping itu beberapa anak yang antusias pada saat
melalui berkebun ada nilai edukatifnya, diajak ke kebun dengan aktivitas menanam
seperti anak akan mengerti arti menghargai berbagai tumbuh-tumbuhan, ada juga anak
makhluk hidup dan lainnya. Tumbuh- yang merasa takut, bosan, histeris, serta
tumbuhan yang harus dijaga begitu juga marah ketika melihat hal yang dianggap
dengan kelestarian lingkungannya dan aneh baginya. Ketika menemukan anak
membantu anak-anak dalam yang antusias pada saat kegiatan berkebun,
mengkoordinasikan kemampuan gerak ia akan menampakkan mimik muka
melalui aktivitas di alam bebas. bahagia, dan anak yang tidak mempunyai
Berdasarkan hasil pembelajaran rasa antusias pada saat kegiatan berkebun
selama ini baik yang dilakukan dewan itu, ia akan sedih, cemberut, diam dan
guru dan bekerja sama dengan orang tua marah. Hasil wawancara dengan tenaga
anak didik di kelas maupun diluar kelas B pendidik di RA Perwanida 4 Jakabaring
RA Perwanida 4 Jakabaring Palembang, Palembang, terdapat guru yang
perilaku anak didik yang menunjukkan mengatakan bahwa ada beberapa anak
karakter peduli lingkungan masih belum yang antusias pada saat kegiatan
berkembang sesuai yang diharapkan, pembelajaran berkebun tetapi untuk
diantaranya; rentan sekali merasa takut dan mempraktekkan dan melatih anak merawat
ragu, jijik memegang sesuatu yang ada di tanaman dan lingkungan melalui kegiatan
kebun. Pada saat ia bertemu dengan benda berkebun itu sendiri belum meningkat

53
PERNIK Jurnal PAUD, VOL 2 NO.1 September 2019

dengan baik maka dari itu tergantung Setiyani (2013) menyebutkan


penanaman dari karakter peduli peduli lingkungan berarti “mengindahkan
lingkungan anak didik itu sendiri. atau menghiraukan lingkungan yang ada di
Berdasarkan latar belakang, maka lingkungan sekitarnya. Kegiatan tersebut
rumusan masalah dalam penelitian adalah seperti berkebun, bercocok tanam,
“Bagaimana cara meningkatkan karakter melestarikan lingkungan alam bebas dan
peduli lingkungan melalui kegiatan lain sebagainya”.
berkebun pada anak kelompok B di RA Berdasarkan pendapat para ahli di
Perwanida 4 Jakabaring Palembang. atas dapat disimpulkan, karakter peduli
Penelitian ini bertujuan untuk lingkungan adalah nilai yang berupa sikap
mengetahui cara meningkatkan karakter dan perilaku seseorang dalam berupaya
peduli lingkungan melalui kegiatan mencegah kerusakan pada lingkungan
berkebun pada anak kelompok B di RA alam sekitar kita dan mencegah kerusakan
Perwanida 4 Jakabaring Palembang. lingkungan itu terjadi.

KAJIAN TEORITIK B. Cara Pembelajaran Berkebun di


PAUD
A. Peduli Lingkungan Pada Anak Usia
Menurut Musfiroh (2010: 8.32)
Dini
Kemendikbud (2013) menjelaskan menyatakan sebagai berikut:
peduli lingkungan adalah “nilai yang Kegiatan ini dapat dilakukan di TPA, KB,
didasarkan pada sikap dan perilaku yang dan TK dengan cara-cara berikut:
penuh perhatian dan rasa sayang terhadap 1) Siapkan beberapa kotak media tanam
keadaan yang ada di lingkungan sekitarnya ukuran sedang hingga besar yang satu
dengan cara memperhatikan, mengamati, sisinya berupa kaca.
dan mencintai lingkungan”. 2) Masukkan tanah gembur sebagai media
Menurut Hadi Nur (2014: 477) tanam kira-kira 10 cm, beri air
menyatakan sebagai berikut bahwa: secukupnya.
Kepedulian lingkungan adalah suatu cara 3) Masukkan biji jagung, biji kacang
manusia dalam melestarikan lingkungan panjang, biji kedelai, biji kacang hijau,
agar tidak terganggu/diganggu oleh pada media 1, biji cabe, biji tomat,
manusia lain yang tidak bertanggung semangka, kecipir, dan padi pada
jawab. media 2, dan biji rambutan, biji

54
PERNIK Jurnal PAUD, VOL 2 NO.1 September 2019

mangga, biji jambu air, biji durian, dan METODOLOGI PENELITIAN


biji salak pada media 3. Penelitian yang dilakukan oleh
4) Ajak anak-anak mengamati seksama peneliti adalah penelitian tindakan kelas
setiap perubahan yang terjadi pada biji karena penelitian ini ingin memperbaiki
dan tunas dari hari ke hari. pembelajaran anak untuk implementasi
5) Teruslah mengamati, menyirami, pada teori yang dikumpulkan, hal ini
bertanya jawab dengan anak, dan berpedoman dengan;
pindahkan ke media lain untuk Menurut Wardhani (2013:1.4)
tanaman besar, seperti tunas mangga, mengatakan : Penelitian Tindakan Kelas
rambutan, durian, dan salak. (PTK) adalah “Penelitian yang dilakukan
6) Jika Proyek berhasil, lakukan proyek oleh guru di dalam kelasnya sendiri
dengan tanaman lain pada semester melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk
berikutnya. memperbaiki kinerjanya sebagai guru,
Menurut Asmawati (2014: 4.29) sehingga hasil belajar siswa menjadi
menjelaskan beberapa peralatan berkebun meningkat”.
yang disarankan: Mertler (2014: 4) menjelaskan
1) beberapa perlengkapan untuk berkebun. sebagai berikut: Penelitian tindakan
2) gerobak tangan. didefinisikan sebagai penyelidikan
3) benih atau biji-bijian. sistematis yang dilakukan oleh para guru,
4) kantong kotor dan bersih. administrator, konselor, atau orang lain
5) fasilitas air. dengan satu kepentingan tertentu dalam
6) tempat menyiram bunga. proses mengajar dan belajar atau
7) tali dan kayu untuk memberi tanda lingkungan dengan tujuan mengumpulkan
jalan. informasi tentang bagaimana sekolah
Berdasarkan beberapa pendapat di mereka belajar.
atas dapat disimpulkan cara pembelajaran Zainal (2017: 13) menjelaskan
berkebun itu, jika ingin memilih sebagai berikut: PTK merupakan
perlengkapan berkebun yang dibutuhkan Penelitian yang dilakukan oleh guru di
dapat disesuaikan dari ketersediaan alat kelas (sekolah) tempat ia mengajar dengan
disekolah yang bersifat aman bagi anak tekanan pola penyempurnaan atau
usia dini. peningkatan proses dan praktis
pembelajaran. Model penelitian yang
digunakan ialah Model Kemmis dan

55
PERNIK Jurnal PAUD, VOL 2 NO.1 September 2019

Taggart dengan 2 siklus, setiap siklus pembelajaran anak didik pada saat
dilakukan empat kali pertemuan dan dalam pembelajaran berlangsung.
satu siklus terdiri dari empat komponen Model dan desain yang digunakan
yaitu: Perencanaan, Tindakan, Observasi dalam penelitian tindakan kelas ini adalah
dan Refleksi. model Kemmis & Mc Taggart, yang terdiri
Berdasarkan pendapat para ahli dari empat komponen dalam satu siklus
diatas dapat disimpulkan, Penelitian yakni: perencanaan, tindakan, observasi,
tindakan kelas (PTK) adalah penelitian dan refleksi.
yang dilakukan guru yang sudah
memegang kelas sendiri untuk mengetahui
ada/tidak adanya peningkatan proses

Tabel 3.1. Model Spiral Kemmis & Mc Taggart

Prosedur penelitian yang dilakukan karakter peduli lingkungan anak RA


dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Perwanida 4 Jakabaring Palembang.
ini adalah bentuk Kemmis dan Mc Taggart Teknik pengumpulan data dalam
(2012) yang terdiri dari beberapa siklus menanamkan karakter peduli lingkungan
dan masing-masing siklus terdiri dari melalui kegiatan berkebun menggunakan
beberapa tindakan. Siklus dihentikan teknik sebagai berikut: Observasi,
apabila melalui kegiatan berkebun yang wawancara, dan dokumentasi.
dilakukan telah berhasil meningkatkan
1) Observasi yang sedang berlangsung dan
Menurut Wina Sanjaya (2009: 86) mencatatnya dengan alat observasi
mengemukakan bahwa, observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau
merupakan teknik mengumpulkan data diteliti. Anak menunjukkan sikap
dengan cara mengamati setiap kejadian antusias dalam kegiatan dengan mimik

56
PERNIK Jurnal PAUD, VOL 2 NO.1 September 2019

muka, senang, gembira, percaya diri, Analisis data yang digunakan


serta mampu bekerjasama. Ada pula dalam penelitian tindakan kelas ini adalah
anak yang menunjukkan sikap tidak data deskriptif dengan analisis refleksi.
antusias dalam kegiatan ini dengan Analisis deskriptif untuk memberikan
mimik muka takut, sedih, serta diam. deskripsi mengenai objek penelitian
2) Dokumentasi berdasarkan hasil data observasi yang
Menurut Wahyudin dan Agustin diperoleh peneliti dengaan kriteria
(2011: 61) dokumentasi adalah keberhasilan yang telah di tetapkan. Hal
pengambilan data yang diperoleh ini dilakukan dengan cara membandingkan
melalui dokumen-dokumen. Penelitian frekuensi munculnya indikator sikap
ini dokumentasi digunakan untuk peduli lingkungan pada anak sebelum dan
memperoleh data anak sebelum dan sesudah dilakukan tindakan pemberian
sesudah melakukan pembelajaran. pembelajaran kegiatan berkebun.
Dokumentasi dapat berupa berbentuk Sasaran tindakan persentase
tulisan atau gambar, video, dan lain- perubahan sikap peduli lingkungan
lain. dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
Keterangan:
P = Angka prestasi
F = Frekuensi nilai siswa
N = Jumlah anak dalam 1 kelas

P=F X 100 %
N

HASIL DAN PEMBAHASAN memasuki siklus I dan II, ada tahap pra
A. Hasil tindakan. Dimana masa pra tindakan ini
Penelitian yang telah dilakukan sudah dapat melihat tingkat kecapaian
adalah jenis Penelitian Tindakan Kelas anak, tetapi masa ini dilakukan satu kali
(PTK). Penelitian ini terdiri dari dua saja pada saat observasi. Setelah itu kita
siklus, siklus I dan siklus II masing-masing masuk ke siklus I. Siklus I adalah suatu
terdiri dari perencanaan, tindakan dan penelitian yang dilihat dari tahap awal
observasi, serta refleksi. Sebelum sebelum memasuki siklus II. Siklus II

57
PERNIK Jurnal PAUD, VOL 2 NO.1 September 2019

adalah perubahan dari siklus I secara Refleksi yang akan dilakukan adalah
keseluruhan karakter peduli lingkungan melakukan kegiatan menyiapkan dan
anak mengalami peningkatan. Pada memperkenalkan jenis tanaman untuk
pelaksanaan siklus I penelitian berjalan berkebun. Pada siklus ini telah terjadi
dengan maksimal. Sebagai anak sudah penignkatan dibandingkan dengan kondisi
mengetahui cara berkebun dan beberapa pra tindakan. Kondisi pra tindakan
anak antuasias dan senang menanam karakter peduli lingkungan anak yang
tanaman melalui kegiatan berkebun ini. tuntas 0% (tidak ada anak), yang tidak
Pada masa tahap pra tindakan tuntas 100% (17 anak). Pada siklus I
tersebut dimaksudkan bahwa di tahap ini karakter peduli lingkungan anak yang
kita bisa melihat ketercapaian anak yang tuntas 17% (3 anak), dan yang tidak
sudah bisa terlihat tetapi belum semuanya. tuntas 83% (14 anak). Dari hasil
Ada yang belum memasuki fase penelitian dapat dilihat siklus I belum
pencapaian beberapa siklus yang memenuhi indikator keberhasilan yaitu
dilakukan, baru melihat di aspek penilaian 75%, maka dari peneliti harus melakukan
awal anak saja. Setelah fase ini sudah penelitian selanjutnya ke siklus II.
terlihat, baru memasuki tahap siklus I. Permasalahan ini biasanya disebabkan
Pada siklus I ada beberapa anak saja yang oleh anak ketika berada di area berkebun
kurang antuasi menanam tanaman dengan itu anak merasa jijik, takut serta menangis
kegiatan berkebun. Anak hanya sebagai ketika melihat hal-hal yang dianggap anak
yang melakukan kegiatan berkebun dan itu aneh apalagi anak kota biasanya jarang
mengganggu temannya yang sedang sekali bermain langsung ke daerah kebun
melakukan kegiatan berkebun di halaman atau daerah yang sering ditanami
sekolah. Dan ada anak yang sibuk dengan tanaman.
kegiatannya sendiri. Oleh karena itu, Selanjutnya, kita melakukan ke siklus
setelah penelitian siklus I selesai II. Bahwa pada siklus II ini memperbaiki
dilakukan peneliti melakukan refleksi pembelajaran pada siklus I untuk melihat
terhadap hasil yang telah diperoleh. peningkatan karakter peduli lingkungan
Refleksi ini berfungsi untuk melihat hasil yang terjadi pada anak didik, jika di
dan pelaksanaan pada siklus pertama siklus I belum mengalami peningkatan.
dengan lebih menentukan strategi dalam Ketika di siklus II sudah dapat dilihat
melakukan kegiatan berkebun. perkembangan serta peningkatan karakter

58
PERNIK Jurnal PAUD, VOL 2 NO.1 September 2019

peduli lingkungan anak didik kelompok seperti kondisi awal, belum ada
B. peningkatan sama sekali. Pertemuan 2
Pada tindakan siklus II, kegiatan sudah ada peningkatan sedikit mempunyai
berkebun masih seperti siklus I hanya kriteria tuntas 6% (1 anak) dan tidak
yang membedakan kalau di siklus I tuntas 94% (16 anak). Pertemuan 3,
menanam sayur bayam di polibek, menaik sedikit kembali kriteria tuntas
sedangkan di siklus II menanam sayur 11% (2 anak) dan tidak tuntas 89% (15
katu langsung ke kebun, selanjutnya anak). Pertemuan ke 4 meningkat kembali
peneliti memberikan perlengkapan untuk kriteria tuntas 17% (3 anak) dan kriteria
berkebun, lalu peneliti mencontohkan tidak tuntas 83% (14 anak). setelah semua
kepada anak didik cara menanam dengan di perhitungkan jumlah nilai akhir dan
baik. Kegiatan yang dilakukan pada siklus presentasenya bahwa penelitian yang
II ini tidak jauh berbeda dengan siklus I, dilakukan di siklus I belum mendekat
namun pada siklus II cara menanamnya kriteria keberhasilan 70%, maka perlu
saja dan jenis tanaman juga yang berbeda. diadakan siklus II.
Pada siklus II karakter peduli lingkungan Pada siklus II, dapat dijelaskan
anak yang tuntas 77% (13 anak), dan yang kriteria tuntas dan tidak tuntas dari
tidak tuntas 24% (4 anak). Karakter masing-masing pertemuan dari siklus
peduli lingkungan melalui kegiatan tersebut. Pertemuan 1, setelah dilakukan
berkebun telah mengalami peningkatan siklus I bahwa di siklus II memiliki
sesuai dengan indikator keberhasilan. persentase tuntas 23% (4 anak), dan tidak
Berdasarkan penelitian siklus I dapat tuntas 77% (13 anak). Pertemuan 2,
dijelaskan keberhasilan peningkatan setelah dilakukan siklus I bahwa di siklus
karakter peduli lingkungan anak melalui II memperoleh persentase tuntas 35% (6
kegiatan berkebun ditinjau dari indikator anak). Pertemuan 3, setelah dilakukan
pembelajaran, pembelajaran pada siklus I siklus I bahwa di siklus II memperoleh
sudah berjalan dengan baik dan berhasil persentase tuntas 41% (7 anak) dan tidak
dari setiap aspek dan setiap kali tuntas 59% (10 anak). Pertemuan 4,
pertemuannya, untuk kondisi awal (pra setelah dilakukan siklus I bahwa di siklus
tindakan) memiliki kriteria tuntas 0% II memperoleh persentase tuntas 77% (13
(tidak ada anak) dan tidak tuntas 100% anak) dan tidak tuntas 23% (4 anak).
(17 anak). Ketika dilakukan untuk siklus Berdasarkan hasil dari penelitian yang
I, Pertemuan 1. hasil tindakan sama dilakukan dari siklus I sampai ke 2,

59
PERNIK Jurnal PAUD, VOL 2 NO.1 September 2019

pertemuan 1 sampai 4 selalu adanya pelaksanaan siklus I penelitian berjalan


peningkatan walaupun jumlah persentase dengan maksimal. Sebagai anak sudah
anak yang memiliki kriteria tuntas tidak mengetahui cara berkebun dan beberapa
terlau banyak. Tetapi diperjelas kembali, anak antuasias dan senang menanam
pada awal pra tindakan memiliki tanaman melalui kegiatan berkebun ini.
ketuntasan 0%, dilakukan kembali ke Pada masa tahap pra tindakan
siklus I memperoleh ketuntasan 17% (3 tersebut dimaksudkan bahwa di tahap ini
anak), dan dilanjutkan kembali ke siklus II kita bisa melihat ketercapaian anak yang
memperoleh ketuntasan 77% (13 anak). sudah bisa terlihat tetapi belum semuanya.
Hasil penelitian dari karakter peduli Ada yang belum memasuki fase
lingkungan ini sudah memenuhi kriteria pencapaian beberapa siklus yang
indikator keberhasilan 70%. Anak sudah dilakukan, baru melihat di aspek penilaian
dapat memperlihatkan karakter peduli awal anak saja. Setelah fase ini sudah
lingkungan melalui kegiatan berkebun. terlihat, baru memasuki tahap siklus I.
Pada siklus I ada beberapa anak saja yang
B. Pembahasan kurang antuasi menanam tanaman dengan
Penelitian yang telah dilakukan kegiatan berkebun. Anak hanya sebagai
adalah jenis Penelitian Tindakan Kelas yang melakukan kegiatan berkebun dan
(PTK). Penelitian ini terdiri dari dua mengganggu temannya yang sedang
siklus, siklus I dan siklus II masing-masing melakukan kegiatan berkebun di halaman
terdiri dari perencanaan, tindakan dan sekolah. Dan ada anak yang sibuk dengan
observasi, serta refleksi. Sebelum kegiatannya sendiri. Oleh karena itu,
memasuki siklus I dan II, ada tahap pra setelah penelitian siklus I selesai dilakukan
tindakan. Dimana masa pra tindakan ini peneliti melakukan refleksi terhadap hasil
sudah dapat melihat tingkat kecapaian yang telah diperoleh. Refleksi ini
anak, tetapi masa ini dilakukan satu kali berfungsi untuk melihat hasil dan
saja pada saat observasi. Setelah itu kita pelaksanaan pada siklus pertama dengan
masuk ke siklus I. Siklus I adalah suatu lebih menentukan strategi dalam
penelitian yang dilihat dari tahap awal melakukan kegiatan berkebun.
sebelum memasuki siklus II. Siklus II Refleksi yang akan dilakukan
adalah perubahan dari siklus I secara adalah melakukan kegiatan menyiapkan
keseluruhan karakter peduli lingkungan dan memperkenalkan jenis tanaman untuk
anak mengalami peningkatan. Pada berkebun. Pada siklus ini telah terjadi

60
PERNIK Jurnal PAUD, VOL 2 NO.1 September 2019

penignkatan dibandingkan dengan kondisi kebun, selanjutnya peneliti memberikan


pra tindakan. Kondisi pra tindakan perlengkapan untuk berkebun, lalu peneliti
karakter peduli lingkungan anak yang mencontohkan kepada anak didik cara
tuntas 0% (tidak ada anak), yang tidak menanam dengan baik. Kegiatan yang
tuntas 100% (17 anak). Pada siklus I dilakukan pada siklus II ini tidak jauh
karakter peduli lingkungan anak yang berbeda dengan siklus I, namun pada
tuntas 17% (3 anak), dan yang tidak tuntas siklus II cara menanamnya saja dan jenis
83% (14 anak). Dari hasil penelitian dapat tanaman juga yang berbeda. Pada siklus II
dilihat siklus I belum memenuhi indikator karakter peduli lingkungan anak yang
keberhasilan yaitu 75%, maka dari peneliti tuntas 77% (13 anak), dan yang tidak
harus melakukan penelitian selanjutnya ke tuntas 24% (4 anak). Karakter peduli
siklus II. Permasalahan ini biasanya lingkungan melalui kegiatan berkebun
disebabkan oleh anak ketika berada di area telah mengalami peningkatan sesuai
berkebun itu anak merasa jijik, takut serta dengan indikator keberhasilan.
menangis ketika melihat hal-hal yang Berdasarkan penelitian siklus I
dianggap anak itu aneh apalagi anak kota dapat dijelaskan keberhasilan peningkatan
biasanya jarang sekali bermain langsung karakter peduli lingkungan anak melalui
ke daerah kebun atau daerah yang sering kegiatan berkebun ditinjau dari indikator
ditanami tanaman. Selanjutnya, kita pembelajaran, pembelajaran pada siklus I
melakukan ke siklus II. Bahwa pada siklus sudah berjalan dengan baik dan berhasil
II ini memperbaiki pembelajaran pada dari setiap aspek dan setiap kali
siklus I untuk melihat peningkatan pertemuannya, untuk kondisi awal (pra
karakter peduli lingkungan yang terjadi tindakan) memiliki kriteria tuntas 0%
pada anak didik, jika di siklus I belum (tidak ada anak) dan tidak tuntas 100% (17
mengalami peningkatan. Ketika di siklus II anak). Ketika dilakukan untuk siklus I,
sudah dapat dilihat perkembangan serta Pertemuan 1. hasil tindakan sama seperti
peningkatan karakter peduli lingkungan kondisi awal, belum ada peningkatan sama
anak didik kelompok B. sekali. Pertemuan 2 sudah ada peningkatan
Pada tindakan siklus II, kegiatan sedikit mempunyai kriteria tuntas 6% (1
berkebun masih seperti siklus I hanya yang anak) dan tidak tuntas 94% (16 anak).
membedakan kalau di siklus I menanam Pertemuan 3, menaik sedikit kembali
sayur bayam di polibek, sedangkan di kriteria tuntas 11% (2 anak) dan tidak
siklus II menanam sayur katu langsung ke tuntas 89% (15 anak). Pertemuan ke 4

61
PERNIK Jurnal PAUD, VOL 2 NO.1 September 2019

meningkat kembali kriteria tuntas 17% (3 II memperoleh persentase tuntas 77% (13
anak) dan kriteria tidak tuntas 83% (14 anak) dan tidak tuntas 23% (4 anak).
anak). setelah semua di perhitungkan Berdasarkan hasil dari penelitian
jumlah nilai akhir dan presentasenya yang dilakukan dari siklus I sampai ke 2,
bahwa penelitian yang dilakukan di siklus pertemuan 1 sampai 4 selalu adanya
I belum mendekat kriteria keberhasilan peningkatan walaupun jumlah persentase
70%, maka perlu diadakan siklus II. anak yang memiliki kriteria tuntas tidak
Pada siklus II, dapat dijelaskan terlau banyak. Tetapi diperjelas kembali,
kriteria tuntas dan tidak tuntas dari pada awal pra tindakan memiliki
masing-masing pertemuan dari siklus ketuntasan 0%, dilakukan kembali ke
tersebut. Pertemuan 1, setelah dilakukan siklus I memperoleh ketuntasan 17% (3
siklus I bahwa di siklus II memiliki anak), dan dilanjutkan kembali ke siklus II
persentase tuntas 23% (4 anak), dan tidak memperoleh ketuntasan 77% (13 anak).
tuntas 77% (13 anak). Pertemuan 2, Hasil penelitian dari karakter peduli
setelah dilakukan siklus I bahwa di siklus lingkungan ini sudah memenuhi kriteria
II memperoleh persentase tuntas 35% (6 indikator keberhasilan 70%. Anak sudah
anak). Pertemuan 3, setelah dilakukan dapat memperlihatkan karakter peduli
siklus I bahwa di siklus II memperoleh lingkungan melalui kegiatan berkebun.
persentase tuntas 41% (7 anak) dan tidak
tuntas 59% (10 anak). Pertemuan 4,
setelah dilakukan siklus I bahwa di siklus

Aspek Kond
N Pertemu Sikl Sikl
o
yang isi Tabel 4.12. Rekapitulasi Keseluruhan Karakter
an us I us II
dinilai Awal
Menunjukk 23%
Peduli Lingkungan Pada Pra Tindakan, Siklus I
1 an Pert 1 0% 4 dan Siklus II
kepedulian anak
6% 35%
Menunjukk
2 Pert 2 1 6
an sikap
Tunta anak anak
s 0% 11% 41%
Pert 3 2 7
Menunjukk
anak anak
3 an tindakan
17% 77%
(perbuatan)
Pert 4 3 13
anak anak

62
PERNIK Jurnal PAUD, VOL 2 NO.1 September 2019

100
80
60 Pertemuan 1
40
Pertemuan 2
20
Pertemuan 3
0
Pertemuan 4

Diagram 4.12. Rekapitulasi Keseluruhan Karakter Peduli Lingkungan Pada Pra Tindakan,
Siklus I dan Siklus II

63
PERNIK Jurnal PAUD, VOL 2 NO.1 September 2019

KESIMPULAN DAN SARAN dilakukan dua siklus saja, karena kriteria


keberhasilan anak didik dalam
A. Kesimpulan
meningkatkan karakter peduli lingkungan
Dari hasil penelitian dan
melalui kegiatan berkebun sudah mencapai
pembahasan yang telah peneliti jelaskan
target yang ditentukan.
pada bab sebelumnya kesimpulan secara
B. Saran
umum dalam penelitian ini adalah : bahwa
Berdasarkan pelaksanaan
kegiatan berkebun dapat meningkatkan
Penelitian Tindakan Kelas untuk
karakter peduli lingkungan anak kelompok
meningkatkan karakter peduli lingkungan,
B3 RA Perwanida 4 Jakabaring
terdapat beberapa saran yang perlu
Palembang. Adapun hasil kesimpulan
disimpulkan, yaitu:
secara khusus dalam penelitian ini adalah
dari ketiga aspek mencapai nilai rata-rata
karakter peduli lingkungan anak mencapai
1) Anak didik
70% dengan kriteria sangat baik, ini
Memberi pembelajaran dan
terbukti dengan diadakan siklus I dan II
motivasi agar anak lebih menanamkan
dengan rincian sebagai berikut:
sikap peduli dengan ciptaan allah baik
Dari kondisi awal, siklus I dan
itu tanaman sekitar sekolahnya, dan
siklus II. Bahwa hasil penelitian yang telah
membantu dalam mengimbangi
di dapat dari siklus I pertemuan 1-4, dan
pertumbuhan otak dan saraf yang
siklus II pertemuan 1-4, jumlah persentase
merupakan pusat terpenting dari
kriteria keberhasilannya semakin
apapun.
meningkat walaupun tidak banyak, kondisi
2) Guru
awal, karakter peduli lingkungan masih
Dapat memberikan tindakan-
terlihat 0%, setelah dilakukan tindakan
tindakan dalam proses pembelajaran
siklus I, meningkat 17%, berlangsung dari
dan menanamkan hal yang memusatkan
pertemuan 1 sampai 4, dan dilakukan
kepada sikap dan kepedulian anak
siklus II, berlangsung dari pertemuan 1
terhadap lingkungannya.
sampai 4 meningkat menjadi 77%. Siklus I
3) Peneliti
dengan melakukan kegiatan berkebun
Mengetahui pemecahan masalah
dengan menanam sayur bayam di polibek
tentang bagaimana cara meningkatkan
dan siklus I menanam sayur katu langsung
karakter peduli lingkungan Anak Usia
ke tanah. Maka penelitian ini cukup

64
PERNIK Jurnal PAUD, VOL 2 NO.1 September 2019

Dini melalui kegiatan berkebun pada Wardhani, Igak, dkk. (2013). Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta:
anak usia PAUD.
Universitas Terbuka.
DAFTAR PUSTAKA
Wahyudin, Uyu, dan Mubiar Agustin.
Asmawati, luluk, dkk. (2014).
2011. Penilaian Perkembangan
Pengelolaan Kegiatan
Anak Usia Dini. Bandung: PT.
Pengembangan Anak Usia Dini.
Refika Aditam
Jakarta: Universitas Terbuka.

Aqib, Zainal, dkk. (2017). PTK.


Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan.


(2013). Pedoman Pendidikan
Karakter Pendidikan Anak Usia
Dini. Jakarta: Direktorat
Pembinaan pendidikan anak usia
dini dan direktorat jenderal
pendidikan anak usia dini,
nonformal dan informal
Mertler, Craig A. (2014). PENELITIAN
TINDAKAN KELAS (Meningkatkan
Sekolah Dan Memberdayakan
Pendidik). Jakarta Barat: Hak Cipta
Bahasa Indonesia.

Musfiroh, Tadkiroatun. (2010).


Pengembangan Kecerdasan
Majemuk. Jakarta: Universitas
Terbuka.

Nur, Hadi. (2014). Proceedings,


Intregrating Knowledge with
Science and Religius. Malaysia:
Universitas Teknologi Malaysia.

Sanjaya, Wina. (2009). Penelitian


Tindakan Kelas. Jakarta:
PRENADAMEDIA GROUP
(Divisi Kencana).

Setiyani, Nina. Pendidikan Karakter Peduli


Lingkungan Melalui Program
“Green Environment” di SMP
Alam Ar Ridho Kota Semarang.
Diss. Universitas Negeri Semarang,
2013.

65

Anda mungkin juga menyukai