Anda di halaman 1dari 4

2.

3 Penelitian relevan

Dalam satu dekade terakhir wacana tentang pengalaman guru mengajar anak disabilitas telah
banyak diteliti oleh peneliti di Indoensia. Namun penelitian yang mengkaji secara khusus
pengalaman guru mengajar anak disabilitas dalam konteks salah satu daerah di Sulawesi
Tenggara masih terbatas dilakukan. Penelitian yang ada menggunakan beberapa kecenderungan.
Kecenderungan pertama adalah penelitian yang mengkaji peran guru pada siswa disabilitas di
sekolah luar biasa (wati, 2018), hasil yang diperoleh yaitu tidak semua guru menggunakan
kurikulum 13 untuk siswa disabilitas. Kurikulum 13 disesuaikan dengan kondisi siswa
disabilitas. Kurikulum ini sebagai wujud sistem budaya yang digunakan sebagai pedoman
dalam pembelajaran dan disesuaikan dengan variasi jenis disabilitas (tunagrahita,
downsyndrome, tunarungu, tunawicara, autis) dan kemampuan siswa. Peran guru besar dalam
mengajar pada siswa disabilitas. Guru tidak membedakan praktik belajar untuk siswa disabilitas
karena kemauan dan kemampuan belajar siswa tersebut ternyata relatif sama meskipun mereka
berbeda tingkat kelas dan jenis disabilitas. Praktik belajar ini untuk mata pelajaran berhitung
(pengenalan angka dan menjumlahkan angka), membaca (pengenalan huruf dan membaca
kalimat), menulis (menyalinkalimatsampai satu halaman), mencuci motor, mengecat bangku,
sholat berjamaah, olahraga, menyulam taplak meja, mewarnai dan menari. kecenderungan
kedua meneliti tentang pengasuhan (good parenting) bagi anak dengan
disabilitas(Vani,Raharjo,Hidayat), Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa anak dengan
disabilitas memerlukan penanganan khusus, tetapi tidak semua orangtua yang tulus menerima
anak dengan disabilitas dan memberikan kasih sayang secara penuh hal ini dapat terlihat dari
penerimaan orangtua yang sedih, malu, dan terkejut. Dengan penerimaan tersebut, akan
mengakibatkan orangtua tidak memperdulikan anak dengan disabilitas dan kurangnya perhatian
atau kasih sayang orangtua kepada anak dengan disabilitas. Belum banyak orangtua yang
menerima anak dengan disabilitas dengan hati yang tulus, yang mengakibatkan kurang
terpenuhinya hak dan kebutuhan anak dengan disabilitas. Dalam hal ini, perlu adanya
pengasuhan baik dari keluarga terutama kedua orangtua anak. Pengasuhan yang baik akan
menghasilkan anak dengan disabilitas dapat memenuhi kebutuhan dan mendapatkan hak mereka
sehingga dapat berfungsi secara sosial. Perlunya edukasi akan fungsi keluarga yang memang
harus dipenuhi yaitu afeksi, keamanan, identitas,afiliasi, sosialisasi, kontrol harus diberikan
orangtua kepada anak penyandang disabilitas. Pelayanan sosial bagi keluarga juga dapat
diterapkan diadakan misalnya dengan pelayanan konseling keluarga, family life education
(pendidikan kehidupan keluarga), dan parent support group dapat dilakukan oleh pekerja sosial
dalam memberdayakan orangtua serta anak dengan disabilitas.
2.4 Kerangka pikir

Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaiman teori berhubungan

dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah penting (sugiyono, 2009).

Kerangka berpikir pada dasarnya mengungkapkan alur pikir peristiwa (fenomena) sosial yang

diteliti secara logis dan rasioanl, sehingga jelas proses terjadinya fenomena sosial yang diteliti

dalam menjawab atau menggambarkan masalah penelitian (Manzilati, 2017). Kerangka pikir

pengalaman guru mengajar anak disabilitas di SLBN O1 Konawe Selatan. Adapun, kerangka

pikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut

Kerangka Pikir

Pengalaman Guru Mengajar Anak Disabilitas

Disabilitas
Observasi
E.B. Taylor (1871)

Fisik Mental Tunanetra Tunarungu

Jenis-Jenis Anak Disabilitas


Wawancara

Hasil Penelitian :
Pengalaman Guru Mengajar Anak
Disabilitas Fisik, Mental, Tunanetra dan
Tunarungu

Anda mungkin juga menyukai