Anda di halaman 1dari 2

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN PERMATA


Jalan Ramung-Buntul, Wih Tenang Uken
Email : kuapermata@gmail.com
Redelong (24582)

NASKAH MATERI
YANG DISAMPAIKAN PADA PESERTA PENYULUHAN
9

Makna Sakinah Mawaddah dan Rahmah Menurut Syekh Mutawalli Al-Sya’rawi

Setiap individu yang akan menaiki jenjang pernikahan pasti memiliki tujuan-tujuan
tertentu yang ingin ia capai. Tujuan ini begitu penting agar ikatan yang akan dilalui penuh
dengan makna dan tidak hampa. Tujuan ini harus terpelihara dan tidak boleh pupus serta
memudar. Sebab kondisi tersebut riskan membuat biduk rumah tangga menjadi berantakan dan
landas di tengah jalan. Kehidupan rumah tangga yang ideal hanya akan menjadi fatamorgana di
tengah padang sahara, malah hanya menjadi tempat kekerasan, depresi, serta stress. Oleh karena
itu, tujuan yang jelas akan menjadi kompas arah dalam mengarungi bahtera rumah tangga agar
tercipta keluarga sakinah mawaddah dan rahmah. Apa makna sakinah mawaddah dan rahmah?

Salah satu ayat al-Qur’an yang membicarakan tentang tujuan dari pernikahan adalah sebagai
berikut:

ٍ ‫مِن أ َ ْنفُ ِسكُ ْم أ َ ْز َوا ًجا ِلت َ ْسكُنُوا ِإلَ ْي َها َو َج َعلَ َب ْينَكُ ْم َم َودَّة ً َو َر ْح َمةً ِإ َّن فِي ذَلِكَ ََل َيا‬
َ‫ت ِلقَ ْو ٍم َيتَفَ َّك ُرون‬ ْ ‫مِن آ َياتِ ِه أ َ ْن َخلَقَ لَكُ ْم‬
ْ ‫َو‬

Artinya: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya lah Dia menciptakan untukmu istri-istri
dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-
Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (Al-Qur’an, ar-Rum (30): 21)

Merujuk pada ayat di atas, maka tujuan sebenarnya dalam membangun rumah tangga
ialah ketenangan (sakinah), rasa cinta (mawaddah), dan kasih sayang (rahmah). Barangkali
berangkat dari ayat ini muncullah ungkapan “sakinah, mawaddah, wa rahmah” yang acapkali
didengungkan sebagai ucapan doa untuk kedua mempelai pengantin yang sedang berbahagia.

Syekh Mutawalli Al-Sya’rawi dalam buku tafsirnya (Tafsir Al-Sya’rawi, 18/11359)


mengejawantahkan makna sakinah mawaddah dan rahmah. Sebelumnya beliau menegaskan
bahwa ayat ini memiliki semangat keadilan gender, dalam arti baik pihak laki-laki maupun pihak
perempuan memiliki perbedaan. Dan dengan perbedaan tersebut masing-masing harus saling
melengkapi satu sama lain, bukan saling mengunggulkan diri apalagi mendiskriminasi. Masing-
masing pihak memiliki tugasnya masing-masing dan bila tugas tersebut dilakukan secara baik,
maka suatu pasangan akan memiliki kehidupan pernikahan yang ideal paripurna.

Selanjutnya, beliau menjelaskan bahwa pondasi pertama, yaitu sakinah (ketenangan),


merupakan alasan pokok dalam pernikahan.Setiap individu dalam suatu ikatan, baik laki-laki
maupun perempuan, harus menjadi tempat menemukan ketenangan bagi pasangannya. Suami
yang lelah bekerja akan mendapatkan moodnya kembali saat pulang ke rumah, begitupun
sebaliknya. Ketenangan ini bisa dicapai apabila setiap pasangan saling memahami dan saling
melengkapi tugasnya masing-masing.

Tak cukup dengan ketenangan saja, diperlukan juga rasa cinta (mawaddah) dan kasih
sayang (rahmah). Syekh Asy-Sya’rawi mengartikan mawaddah sebagai rasa saling mencintai
(al-hubb al-mutabādil) sepanjang menjalani hidup.Setiap pasangan menjalani tugasnya masing-
masing dalam bingkai kesalingan dalam cinta dan kasih sayang.

Sebagai penutup, sifat kasih sayang (rahmah) menjadi benteng terakhir yang berdiri
kokoh dalam menjaga pertahanan rumah tangga. Sebab, bagaimanapun sikap dan kondisi
manusia adakalanya mengalami perubahan; yang asalnya kuat menjadi lemah, kaya menjadi
miskin dan penampilan fisik pun tak luput dari perubahan. Oleh karena itu, Al-Qur’an menyebut
sifat rahmah di bagian paling akhir sebagai perekat terakhir bagi suatu ikatan saat kedua sifat
sebelumnya (sakinah & mawaddah) menjadi retak diakibatkan oleh riuhnya warna-warni
kehidupan.

Walhasil, sebagaimana yang dikatakan oleh Faqihuddin Abdul Kodir dalam


bukunya qirā’ah mubādalah, kedua pihak–baik suami maupun istri–dituntut aktif untuk saling
membahagiakan pasangannya dengan dorongan rahmah, sekaligus memperoleh kebahagiaan
dari pasangannya dengan modal mawaddah, sehingga sakinah sebagai salah satu tujuan
pernikahan juga bisa dirasakan oleh kedua pihak.

Penyuluh Agama Islam Non PNS

Muslim

Sumber : https://bincangsyariah.com/kalam/makna-sakinah-mawaddah-dan-rahmah-menurut-syekh-mutawalli-al-
syarawi/

Anda mungkin juga menyukai