Anda di halaman 1dari 24

BAB III

KEGIATAN PELAKSANAAN

1.1. TAHAP PERANCANGAN


Kegiatan pelaksanaan Tugas Akhir ini meliputi tahap perancangan, tahap
pengerjaan, perakitan serta tahap pengujian yang akan diuraikan sebagai berikut:
1.1.1. Desain Instalasi Turbin Crossflowyang Sudah Ada di Laboratorium
Teknik Konversi Energi
Desain instalasi turbin crossflow yang sudah ada di Laboratorium Teknik
Konversi Energi terdiri dari :
 Reservoir, berfungsi sebagai penampung dan pemasok air.
 Filter, berfungsi untuk menyaring kotoran pada air sebelum masuk saluran air.
 Pipa isap, berfungsi sebagai saluran masuk air dalam instalasi.
 Pompa, berfungsimemberikan head pada turbin dengan cara memindahkan air
dari reservoir ke saluran masukan (intake) turbin crossflow melalui instalasi
perpipaan yang tersedia.
 Pressure gauge, berfungsi untuk mengukur tekanan air dalam instalasi.
 Katup gerbang, berfungsi untuk membuka penuh dan menutup penuh aliran
air.
 Rumah turbin, berfungsi untuk menahan pancaran air yang telah melewati
sudu pengarah dan mengenai sudu jalan agar air tidak memancar keluar.
 Sudu pengarah, berfungsi untuk mengatur debit air dari saluran masukan
(intake) dan mengarahkannya saat menumbuk sudu jalan sesuai bukaan sudut
yang dikehendaki untuk mempertahankan head konstan.
 Turbin, berfungsi untuk mengubah energi potensial/energi tekan air menjadi
energi kinetik.
 Pipa buang, berfungsi sebagai saluran buang agar air dapat kembali
kereservoir setelah melewati turbin.
 Pipa bypass, berfungsi sama dengan pipa buang yang alirannya diatur oleh
katup untuk mengatur debit yang keluar dari pompa.
 Katup bypass, berfungsi untuk mengontrol atau membatasi tekanan dengan
cara mengarahkan sebagian aliran kedalam jalur tambahan yang jauh dari
saluran input turbin.
 Rangka berfungsi sebagai penahan, penopang dan dudukan dari semua
komponen turbin crossflow terutama rumah turbin dan generator.

Gambar 3.1 Desain Instalasi Turbin Crossflowyang Sudah Ada di Lab. Teknik
Konversi Energi
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

1.1.2. Desain Rumah Turbin Crossflow

Tahap perancangan rumah turbin diawali dengan melakukan identifikasi


kondisi rumah turbin yang ada di Laboratorium Teknik Konversi Energi. Identifikasi
terfokus pada rumah sudu pengarah dan dudukan bantalan (bearing) pada rumah
turbin kemudian menentukan desain yang baru dengan mengacu pada hasil
identifikasi tersebut. Pembuatan desain menggunakan software solidworks. Desain
rumah turbin crossflow sebelum dan setelah dimodifikasi dapat dilihat sebagai berikut

A. Dudukan Bantalan Pada Rumah Turbin Crossflow Sebelum Dimodifikasi


Dudukan Bantalan pada Rumah Turbin Crossflow sebelum dimodifikasi
terbuat dari plat stainless steel tebal 4 mm. Plat stainless steel dengan tebal 4
mm belum cukup kuat untuk menopang bearing ketika poros turbin berputar
pada rpm tinggi sehingga timbul getaran. Timbulnya getaran yang tinggi dapat
menyebabkan kerusakan pada bearing dan komponen lainnya.
Gambar 3.4 Dudukan Bantalan pada Rumah Turbin Crossflow Sebelum
Dimodifikasi
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

B. Desain Dudukan Bantalan Pada Rumah Turbin Crossflow Setelah


Dimodifikasi
Berikut ini merupakan desain dudukan bantalan pada rumah turbin crossflow
yang baru, dalam rancangan ini dibuat dudukan bantalan yang lebih kuat
untuk menopang bearing saat poros berputar pada rpm tinggi. Dudukan
diganti dengan besi ukuran 40 mm x 40 mm sehingga mampu menopang
bearing dengan kuat dan meminimalisir getaran yang terjadi.

Gambar 3.5 Desain Dudukan Bantalan Pada Rumah Turbin Crossflow Setelah
Dimodifikasi

C. Rumah sudu pengarah Turbin Crossflow Sebelum Dimodifikasi

Rumah sudu pengarah turbin crossflow sebelum dimodifikasi memiliki lebar


70mm sama dengan lebar turbin crossflow. Masih adanya sebagian air yang
keluar melalui celah antara turbin dengan rumah sudu pengarah membuat
turbin tidak dapat berputar dengan maksimal.

Gambar 3.6 Desain Rumah sudu pengarah Turbin Crossflow Sebelum Dimodifikasi

D. Desain Rumah Sudu Pengarah Turbin Crossflow Setelah Dimodifikasi


Berikut ini merupakan desain rumah sudu pengarah turbin crossflow yang
baru, lebar rumah sudu pengarah turbin crossflow dipersempit menjadi 55 mm
untuk meminimalisir sebagian air yang keluar melalui celah antara rumah
sudu pengarah dengan turbin. Ditambahkan juga plat miring di sisi kiri rumah
sudu pengarah agar air yang keluar melalui rumah sudu pengarah tepat jatuh
pada sudu turbin.

Gambar 3.7 Desain Rumah sudu pengarah Turbin Crossflow Setelah Dimodifikasi

1.1.3. Desain Sudu Pengarah


Sudu pengarah berfungsi mengatur debit air dari nosel dan mengarahkannya
saat menumbuk sudu jalan agar air dari nosel dapat seluruhnya menumbuk
runner sehingga diperoleh head yang konstan. Pembuatan desain
menggunakan software solid work. Bahan pembuatan sudu pengarah adalah
stainless steel dengan ketebalan 5 mm yang kuat menahan energi tekan air.

Gambar 3.8 Desain Sudu Pengarah

1.1.4. Desain Rangka Dudukan Turbin Crossflow


A. Rangka Dudukan Turbin Crossflow Sebelum Dimodifikasi
Sebelum Dimodifikasi, kaki pada rangka dudukan turbin crossflow
berjumlah 3 dan posisi kaki yang sebelah kiri agak ketengah (di sebelah
kanan pipa buangan). Sementara kaki yang terpasang pada baut dibagian
bawah rangka hanya 2, hal ini menyebabkan kaki yang sebelah kanan
menggantung sehingga kurang kuat dalam menopang generator saat
berputar. Kemudian karena menggunakan generator type , maka perlu
dibuatkan dudukan untuk generator type tersebut.
Gambar 3.9 Rangka Dudukan Turbin Crossflow Sebelum
Dimodifikasi

B. Rangka Dudukan Turbin Crossflow Setelah Dimodifikasi


Berikut ini merupakan desain rangka dudukan turbin crossflow
yang baru, kaki sebelah kiri pada rangka dudukan yang sebelumnya
berposisi di sebelah kanan pipa buangan dipindah ke sebelah kiri pipa
buangan atau ke ujung sebelah kiri rangka. Jumlah kaki pada rangka
dudukan turbin crossflow juga dikurangi menjadi 2 yaitu hanya pada
ujung kanan dan ujung kiri rangka dudukan. Hal ini bertujuan agar rangka
cukup kuat dalam menopang turbin crossflow saat berputar dengan rpm
yang tinggi. Kemudian dibuatkan juga dudukan generator type agar posisi
poros generator satu sumbu dengan poros turbin crossflow.
Gambar 3.10 Desain Rangka Dudukan Turbin Crossflow Setelah
Dimodifikasi

1.2. TAHAP PENGERJAAN


Pada tahap pengerjaan menjelaskan alat, bahan, dan langkah yang dilakukan
untuk memodifikasi komponen turbin crossflow. Adapun pada tahap ini meliputi
pembuatan sudu pengarah, pengerjaan rangka, dan pengerjaan rumah turbin
khususnya pada rumah sudu pengarah.
1.2.1 Sudu Pengarah
Pembuatan sudu pengarah menggunakan bahan stainless steel melalui proses
pengelasan untuk penyambungan dengan poros.
 Tahap Pengerjaan :
1. Membuat desain sudu pengarah sesuai kebutuhan.
2. Membuat model sudu pengarah sesuai desain.
3. Memotong plat dengan bentuk dan ukuran sesuai desain.
4. Melakukan penggerindaan sesuai dengan desain.
5. Menyatukan plat dengan poros sudu pengarah melalui proses pengelasan.
6. Melakukan pengamplasan untuk membersihkan sisa las agar tidak
menempel pada permukaan sudu pengarah.
7. Melakukan assembling untuk sudu pengarah.
 Bahan yang digunakan adalah plat stainless steel dengan tebal 4 mm
 Alat yang digunakan dalam tahap pengerjaan sudu pengarah adalah sebagai
berikut :
1. Penggores
2. Pemotong plat stainless steel
3. Gerinda
4. Mesin las
5. Elektroda las
6. Mesin bor
7. Amplas

Gambar 3.9 Proses Pengerjaan Sudu Pengarah


(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

1.2.2 Rangka
Pembuatan rangka menggunakan bahan besi siku dan besi kanal melalui
proses pengelasan.
 Tahap Pengerjaan :
1. Membuat desain rangka turbin crossflow sesuai kebutuhan.
2. Memastikan tinggi dudukan generator dengan cara meluruskan
poros turbin dengan poros generator. Untuk meluruskan poros,
generator diderek menggunakan chain block.
3. Memotong besi siku dan besi kanal dengan ukuran sesuai
kebutuhan.
4. Menyambung tiap potongan besi siku dan besi kanal sesuai dengan
desain melalui proses pengelasan.
5. Membersihkan sisa pengelasan dengan gerinda dan amplas.
 Alat yang digunakan dalam pembuatan rangka turbin crossflow antara
lain :
1. Gerinda
2. Mesin Las
3. Elektroda Las
4. Mesin Bor
5. Amplas
6. Penggores
7. Chain block

1.2.3 Rumah Turbin Crossflow


Modifikasi rumah turbin crossflow khususnya rumah sudu pengarahnya
menggunakan bahan stainless steel melalui proses pemotongan dan pengelasan.
 Tahap Pengerjaan :
1. Membuat desain rumah turbin crossflow sesuai kebutuhan.
2. Membuat model tiap bagian rumah turbin crossflow sesuai desain.
3. Memotong plat untuk tiap bagian rumah turbin dengan ukuran yang
sesuai pada desain.
4. Membuat potongan plat bantu untuk membantu proses pengelasan.
5. Menyambung tiap bagian dengan metode las listrik.
6. Setelah semua bagian telah di las titik, kemudian melepas plat bantu yang
digunakan.
7. Melakukan pengelasan sambungan tiap bagian secara menyeluruh.
8. Melakukan pengecekan sambungan, apabila terdapat bagian pengelasan
yang masih berlubang, maka dilakukan pengelasan kembali.
9. Setelah memastikan semua bagian pengelasan tidak terdapat lubang yang
mengakibatkan kebocoran, kemudian melakukan pengamplasan untuk
membersihkan bagian rumah turbin dan sambungan agar sisa las tidak
menempel.
10. Melakukan assembling untuk rumah turbin.
 Bahan yang digunakan adalah plat stainless steel dengan tebal 4 mm
 Alat yang digunakan dalam tahap pengerjaan rumah turbin adalah sebagai
berikut :
1. Model tiap bagian rumah turbin
2. Penggores
3. Pemotong plat stainless steel
4. Pemotong akrilik
5. Gerinda
6. Mesin las
7. Elektroda las
8. Mesin bor
9. Amplas
Gambar 3.7 Proses Pengerjaan Rumah Turbin Crossflow
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Gambar 3.8 Rumah Turbin Setelah Assembling


(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
a. TAHAP PERAKITAN
Tahap perakitan merupakan proses penggabungan komponen-komponen
menjadi satu kesatuan dengan memperhatikan urutan yang telah ditentukan, sehingga
menjadi sebuah mesin yang siap digunakan sesuai dengan tujuan yang direncanakan.
Langkah awal untuk melakukan perakitan yaitu melakukan pengecekan komponen-
komponen yang akan dipasang, menyiapkan alat bantu serta melakukan langkah
perakitan.
i. Peralatan Bantu Perakitan
Peralatan bantu dalam tahap perakitan adalah sebagai berikut :
1. Kunci pas 1 set
2. Kunci shok 1 set
3. Kunci L
4. Kunci pipa
5. Obeng plus (+) dan minus (-)
6. Mistar
7. Tang
8. Palu besi
9. Palu plastik
10. Mesin bor
11. Amplas
12. Jangka sorong
13. Mesin las
ii. Langkah Perakitan
Langkah-langkah yang dilakukan pada proses perakitan adalah sebagai berikut
:
1. Mempersiapkan peralatan bantu.
2. Memasang sudu pengarah pada rumah turbin melalui proses pengelasan.
Gambar 3.10Sudu Pengarah Setelah Dipasang
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

3. Memasang seal karet dan akrilik untuk rumah sudu pengarah.


4. Memasang runner pada posisi poros yang telah ditentukan.
5. Memberikan sealer sebagai perapat pada bagian depan rumah turbin
crossflow dengan akrilik.
6. Memasang seperangkat rumah turbin crossflow pada dudukan kerangka dan
instalasi turbin crossflow.
7. Memasang seal karet untuk sambungan pipa intake dan flens.
8. Memastikan saluran masukan (intake) dan keluaran (outlet) terpasang
sempurna sambil melakukan pengecekan tiap sambungan instalasi dari intake
sampaioutlet benar – benar tidak terjadi kebocoran.
9. Menyambungkan poros turbin ke generator.
10. Memeriksa instalasi perpipaan dan mengoperasikannya dengan tujuan
mengetahui kinerja sistem PLTA turbin crossflow.

b. TEMPAT DAN WAKTU PENGUJIAN


i. Tempat Pengujian
Pengujian turbin crossflow dilaksanakan di Laboratorium Mesin Fluida
Teknik Konversi Energi Politeknik Negeri Semarang, Jl. Prof. H. Soedarto, S.H.
Tembalang, Semarang, Jawa Tengah 50275.
ii. Waktu Pengujian
Pengujian kinerja turbin crossflow dilaksanakan pada 5 Agustus 2019.

c. TAHAP PENGUJIAN
Tahap pengujian merupakan proses evaluasi dari alat yang telah dirancang
untuk mengetahui berhasil atau tidaknya alat tersebut berdasarkan tujuan dan
fungsinya.
i. Peralatan Bantu Pengujian
Peralatan bantu yang digunakan dalam tahap pengujian adalah sebagai berikut
:
A. Pressure gauge
Pressure gauge digunakan untuk mengukur tekanan masuk nosel, sehingga
pemasangannya diletakkan pada saluran masuk sebelum nosel. Jenis manometer yang
digunakan memiliki skala 6 kgf/cm2. Nilai tekanan ini dikonversikan menjadi head
dan digunakan untuk menghitung daya hidrolik.

Gambar 3.11Pressure Gauge


(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
B. Generator
Generator merupakan suatu alat yang berfungsi mengubah energi mekanik
yang dihasilkan oleh putaranturbin menjadi energi listrik.Generator yang digunakan
yaitu motor AC servo yang diubah menjadi generator dengan cara membalik arah
konversi energi yang terjadi. Motor listrik dapat diubah menjadi generator dengan
cara memutus sumber tegangan input motor dan memberikan putaran terbalik kepada
poros motor tersebut. Jika arah putaran poros tidak dibalik, maka arah arus listrik
yang terbangkitkan akan berlawanan dengan arah arus listrik asli motor listrik (kutub
positif dan negatif kabel motor akan terbalik).

Gambar 3.12 Generator


(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Gambar 3.13 Spesifikasi Generator
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

C. Pompa Sentrifugal
Merupakan alat yang berfungsimemberikan head pada turbin dengan cara
memindahkan air dari reservoir ke saluran masukan (intake) turbin crossflow melalui
instalasi perpipaan yang tersedia. Pompa yang digunakan adalah jenis centrifugal
pump merk TORISHIMA.

Gambar 3.14 Pompa


(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Gambar 3.15 Spesifikasi Pompa
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

D. Amperemeter
Amperemeter adalah alat untuk mengukur besar arus listrik dalam suatu
rangkaian listrik dalam suatu rangkaian listrik. Amperemeter disusun secara seri
terhadap letak komponen yang diukur dalam rangkaian. Pada pengujian, amperemeter
digunakan untuk mengukur parameter arus. Nilai arus listrik digunakan untuk
menghitung daya generator.
Gambar 3.16 Amperemeter
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

E. Voltmeter
Voltmeter adalah alat untuk mengukur besar tegangan listrik dalam suatu
rangkaian listrik. Voltmeter disusun secara paralel terhadap letak komponen yang
diukur dalam rangkaian. Pada pengujian ini voltmeter digunakan untuk mengukur
parameter tegangan. Nilai tegangan digunakan untuk menghitung daya generator.

Gambar 3.17 Voltmeter


(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
F. Kabel
Kabel digunakan untuk menghubungkan beban, generator, alat ukur
(amperemeter dan voltmeter).
Gambar 3.18 Kabel
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

G. Multimeter
Multimeter adalah alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur tegangan,
arus dan tahanan. Pada pengujian ini multimeter digunakan apabila alat ukur seperti
amperemeter dan voltmeter mengalami kendala. Multimeter yang digunakan adalah
multimeter analog.

Gambar 3.19 Multimeter


(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

H. Tachometer
Tachometer adalah alat ukur kecepatan pada bidang yang berputar.
Tachometer pada pengujian ini digunakan untuk mengukur kecepatan putaran poros,
dimana putaran dari poros merupakan terusan dari putaran
runner turbin.
Gambar 3.20 Tachometer
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

I. Termometer
Termometer digunakan untuk mengukur suhu air yang digunakan selama proses
pengujian. Data suhu air ini kemudian digunakan untuk mencari nilai massa jenis air.

Gambar 3.21 Termometer


(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
J. Beban Lampu DC
Lampuyang digunakan berupa lampu DC yang dihubungkan secara paralel.
Gambar 3.22 Beban Lampu
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
K. Orifice
Orifice digunakan untuk mengukur laju aliran fluida berdasarkan prinsip
perbedaantekanan.

Gambar 3.23Orifice
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

ii. Langkah Pengujian


Adapun langkah-langkah dalam pengujian kinerja turbin crossflow adalah
sebagai berikut :
A. Persiapan Pengujian
1. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Memeriksa kedudukan alat ukur, memastikan sudah tepat posisinya.
3. Memeriksa angka nol pada setiap alat ukur.
4. Menutup penuh katup input.
5. Membuka penuh katup output.
6. Merangkai beban lampu dengan amperemeter dan voltmeter juga
dihubungkan dengan keluaran dari generator.
7. Memeriksa rangkaian yang telah dibuat.

Adapun rangkaian instalasi pengujian turbin crossflow adalah sebagai berikut:

Gambar 3.24Rangkaian Instalasi Pengujian Turbin Crossflow


(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
B. Prosedur Pengujian
1. Menekan tombol hijau pada panel kontrol yang bertuliskan pompa timur
dan pompa barat.
2. Membuka katup input dan menutup katup bypass secara perlahan.
3. Menentukan tekanan maksimum dengan posisi katup input terbuka penuh
dan posisi sudu pengarah terbuka penuh dengan kondisi beban penuh
(posisi beban ON).
4. Setelah mengetahui tekanan maksimum, maka dilakukan setting tekanan
nosel 1,4 kgf/cm2 dengan menjaga tekanan dan tegangan konstan 12 Volt
dengan cara mengatur bukaan sudu pengarah dan katup bypass dengan
variasi debit.
5. Mengamati dan mencatat hasil pengujian berupa tegangan (V), arus (I),
perbedaan tekanan pada orifice (Δx), tekanan (p), dan putaran (n).
6. Mengulangi langkah 4 untuk tekanan 1,2 kgf/cm2 , 1 kgf/cm2, 0,8 kgf/cm2
dan 0,6 kgf/cm2 dengan tetap menjaga tegangan dan head konstan pada
tiap variasi debit.
7. Apabila pengujian telah selesai, kemudian menutup katup input dan
membuka katup bypass, kemudian mematikan pompa dengan menekan
tombol merah pada panel kontrol.
8. Merapikan dan mengembalikan seluruh peralatan pengujian ke tempat
semula.

iii. Parameter yang Diukur Dalam Pengujian


Parameter-parameter yang diukur dalam pengujian turbin crossflow dengan
variasi bukaan sudu pengarah adalah sebagai berikut :
1. Tegangan listrik yang dihasilkan generator
2. Arus listrik yang dihasilkan generator
3. Tekanan air sebelum keluar nosel
4. Putaran poros
5. Beda tinggi tekanan air pada orifice

Parameter tersebut digunakan untuk menghitung debit, head dan daya hidrolik
yang selanjutnya untuk menghitung efesiensi sistem.Semua data tersebut dibuat
dalam bentuk tabel yang selanjutnya dibuat grafik karakteristik sehingga dapat
dijadikan sebagai bahan pembahasan sertaanalisa.

Anda mungkin juga menyukai