Anda di halaman 1dari 19

POROS ENGKOL

Disusun Oleh :
Rahmat Hidayat
203030005
DEFINISI POROS ENGKOL

Poros engkol adalah sebutan dari komponen mesin yang berhubungan


langsung dengan roda kendaraan. Melalui poros engkol kendaraan roda
empat bisa melaju dengan sinkron menyusuri jalanan dari yang rata
sampai bebatuan.

Dalam kendaraan beroda empat, poros engkol memegang peranan penting


dalam mesin, khususnya di bagian pembakaran. Poros engkol merupakan
poros utama yang menjadi pusat dari seluruh gerakan piston kendaraan.
Hal inilah yang menjadikan poros engkol atau kruk as ini disebut sebagai
alat pengubah gerakan atau laju piston.  Melihat dari kondisi dan bahan
baku yang dipakai, kruk as ini harus kokoh karena bersinggungan
langsung dengan fungsi yang ekstrim pada kendaraan.
FUNGSI POROS ENGKOL
Poros engkol (crankshaft) merupakan komponen mesin yang bertugas mengubah gerak lurus
torak menjadi gerak putar. Poros engkol dibuat sedemikian rupa sehingga gerakan torak tidak
bersamaan posisi di dalam silinder. Bagian poros engkol yang berhubungan dengan batang torak
disebut crank pin, sedangkan yang duduk pada blok silinder disebut crank journal, crank journal
ditopang oleh bantalan poros engkol.

Poros engkol berputar pada journal, poros engkol dan bak oli termasuk dalam crank case.
Masing-masing crank journal mempunyai crank arm. Untuk menjaga keseimbangan putaran
pada saat mesin beroperasi, poros engkol dilengkapi dengan balance weight. Poros engkol
dilengkapi juga dengan lubang oli untuk menyalurkan minyak pelumas pada crank journal,
bantalan-bantalan pena torak dan

lain-lain.
SIFAT YANG DIBUTUHKAN POROS ENGKOL
Poros Engkol Crank shaft ini akan menerima tenaga atau beban yang sangat besar , selain itu
juga poros
engkol berputar dengan kecepatan yang sangat tinggi , maka dari itulah poros engkol harus
terbuat dari bahan yang berkualitas.

Persyaratan bahan pembuat poros engkol antara lain :


 Kuat
 Tahan terhadap pembebanan yang berubah - ubah
 Tahan gesekan
 Tahan korosi
 Tahan getaran
 Memiliki ketahanan aus
 Mampu menopang beban pada poros engkol
 Tahan terhadap temperatur yang tinggi dalam proses kerja poros engkol
 Mampu menahan beban puntir maupun beban lentur
BAGIAN BAGIAN POROS ENGKOL

Keterangan :
 Oil hole : Untuk saluran
pelumasan
 Crank pin : untuk tempat
tumpuan big end connecting rod
 Main journal sebagai titik tumpu
pada blok motor
 Counter balance weight : sebagai
bobot penyeimbang putaran
Beban Yang Bekerja Pada Poros Engkol

Poros engkol menerima beban yang besar dari batang torak dan berputar pada kecepatan
yang tinggi.
Oleh karena itu, harus dibuat dari bahan yang mampu menerima beban
tersebut.Umumnya terbuat dari
baja karbon tinggi.

Beban yang bekerja pada poros engkol ialah :


 Beban puntir (torsi)
 Beban lengkung (bengkok)
 Beban sentrifugal
KERUSAKAN YANG BIASANYA TERJADI PADA
POROS ENGKOL
 Poros engkol aus
 Seal krug as aus/rusak
- Akibatnya : Suara mesin berisik dari
- Akibatnya :bocor kompresi ckarter
arah krug as,mesin cepat panas - Perbaikannya:ganti seal krug as
- Perbaikannya: Ganti krug as  Lubang spi generator aus
 Pen krug as aus - Akibatnya :generator berputar tidak
- Akibatnya : Suara motor berisik, normal
mesin bisa macet. - Perbaikannya:lubang spi di las &di bubut.
 Drat ulir rotor rusak
- Perbaikannya: ganti pen krug as
- Akibatnya : generator kendor,motor hidup
 Lahger krug as aus tidak normal
- Akibatnya :suara mesin - Perbaikannya: perbaiki drat di tukang las
berisik,mesin
macet
- Perbaikannya: ganti lahger krug as
MATERIAL YANG DIGUNAKAN
Poros engkol menerima beban yang berat selama beroperasi , dengan alasan ini maka poros
engkol dibuat dari bahan baja carbon khusus sehingga memiliki daya tahan tinggi .
Bahan yang dipilih untuk pembuatan poros engkol setelah membandingkan adalah besi cor
nodular dan baja karbon sedang dengan mempertimbangankan kekuatan dan harga .

• Besi cor nodular


Besi cor nodular adalah besi cor yang memiliki kadar C sebanyak 3-4 % , Si 1,8-2 , 8 % , Mn
0,21 1,0, P 0,01 0,1 % , S 0 ,01-0,003 % . Dibuat dengan jalan mencampurkan magnesium,
kalsium, atau serium ke dalam cairan logam sehingga grafit bulat akan mengendap. Mempunyai
kekuatan, keuletan, ketahanan aus, dan ketahanan panas yang baik.
Tabel Komposisi Kandungan
• Baja Karbon Sedang ( BCS )
Komposisi campuran besi dan karbon, dengan kadar karbon 0.3 % sampai 0,45 %. Sifat
lebih kenyal dari yang keras dan digunakan untuk membuat benda kerja tempa berat,
poros, dan rel baja.

Tabel Klasifikasi Baja Karbon


PROSES PEMBUATAN POROS ENGKOL
PROSES 1 (PENGERJAAN)
• Apabila menggunakan material besi cor nodular yaitu dengan Proses
1. Proses Pengecoran Poros Engkol

Gambar Pengecoran Poros Engkol


Material yang digunakan adalah Besi cor nodular yang memiliki sifat mekanis yang baik
dan mendekati sifat mekanis dan sifat fisik baja, seperti kekuatan tarik, regangan,
kemampuan terhadap proses perlakuan panas, mampu meredam suara. Proses ini
dilakukan untuk membuat poros engkol, kemudian dilakukan proses pemesinan untuk
penyempurnaan komponen seperti grinding (menghaluskan permukaan ) serta
membentuk fillet dibagian tertentu.
• Apabila Material yang Digunaka baja karbon maka proses pembuatan dapat
menggunakan 2 cara
yaitu:
1. Proses Pemesinan (CNC)
2. Proses Forging (Hot Working)

 Materialawal untuk Proses Pemesinan & Proses Forging (Hot Working)

Gambar Material Awal


1. Proses Pemesinan (CNC) menggunakan baja karbon sedang

Gambar Proses Proses Pemesinan (CNC) pada Poros Engkol

Pembuatan chrankshaft pada umumnya dibentuk melalui proses pengolahan panas dan
difinishing untuk mendapatkan ukurannya dengan proses pendinginan atau turning, miling,
drilling, roll forging, proses tempa, tritining, grinding. Poros yang di roll ketika dingin lebih
kuat dari pada poros yang diroll ketika panas dengan tegangan sisa lebih tinggi. Pembuatan
crankshaft tidak diawali dengan bahan baku pertama, melainkan dimulai dari proses
permesinan (pemotongan) seperti turning, miling, dan drilling.
• Chrankshaft yang telah melalui proses pembentukan dilletakkan pada bagian
tengah (dicekam )
• Dilakukan proses turning pada sisi depan dan belakang untuk mendapatkan
permukaan yang datar.
• Proses miling pada pena engkol yang berhubungan dengan batang piston
• Proses pengeboran dilakukan pada bagian depan dan belakang chrankshaft serta
pada sisi kanan dan kiri yang telah ditentukan.
• Pengecekan & deep rolling chrankshaft oleh operator yang mengoperasikan
alat.
• Grinding thrutface dilakukan untuk mendapatkan hasil yang halus & mengkilap
sesuai dengan desain yang telah dibuat sebelumnya.

Dari beberapa proses tersebut (miling, drilling, dan turning) dapat menghasilkan
suatu produk yaitu poros engkol (crankshaft).

2. Proses forging menggunakan material Baja Karbon Sedang Material awalnya


sama dengan Proses pemesinan berbentuk silindris tetapi pada saat forging ini
material yang akan dibentuk harus dipanaskan terlebih dahulu , karena
pembentukan dilakukan diatas tempratur rekristalisasi (Hot Working).
PROSES 2 (FINSHING)
1. Penghalus Permukaan
Komponen hasil dari proses 1 akan dihaluskan dengan menggunkan gerinda dan kikir
untuk menggurangigesekan kondisi kerja

Gambar Proses Penghalusan Permukaan Menggunkan Gerinda dan Kikir Mekanik


2. Proses Balancing
Proses Balancing dilakukan untuk menguji keseimbangan poros engkol, apakah
kompo nen itu berfungsi dengan baik untuk mengurangi getaran akibat gagal
komponen. Proses ini menggunakan Dynamic Balancing Machine, setelah itu
pengecekan kerataan permukaan menggunakan Dial Indicator.

Gambar Proses Pengujian Balancing dan Pengujian Kerataan Permukaan


3. Proses Heat Treatment
Proses Heat Treatment bertujuan untuk mengembalikan struktur material setelah
mendapatkan proses pemesinan ke struktur awal material tersebut guna meningkatkan
kemampuan material tersebut. Disini dipilih Proses Hardening, tujuannya adalah untuk
mengeraskan material. Material dipanaskan hingga diatas tempratur transformasi ( 723 °
C ) kemudian didinginkan secara cepat, melalui media pendingin
seperti air, oli atau media pendingin lainnya .

Gambar Proses Heat Treatment


KESIMPULAN

Dalam proses pembuatan poros engkol harus di perhatikan sifat-sifat yang dibutuhkan diantaranya kuat, tahan
terhadap pembebanan yang berubah-ubah, tahan gesekan, tahan korosi. tahan getaran, memiliki ketahanan aus,
mampun menopang beban pada poros engkol. tahan terhadap temperatur yang tinggi dalam proses kerja poros
engkol, mampu menahan beban puntir maupun beban lentur. Sifat-sifat tersebut dapat mempengaruhi

kemampuan poros engkol dalam melakukan proses kerjanya. Selain itu harus memperhatikan material yang
digunakan karena setiap material tersebut mempunyai proses kerja yang berbeda.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai