EBP Febris - Athaya
EBP Febris - Athaya
Disusun Oleh
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gangguan tidur adalah masalah yang umum dialami hampir 56% pasien
hospitalisasi (Wahyuningsih, 2014). Gangguan tidur yang dialami seserorang akan
berdampak buruk terhadap kualitas hidup, aktivitas sehari-hari, pada perasaaan
tingkat kewaspadaan dan kelelahan serta dapat menurunkan sistem imun tubuh
(Kaku et al, 2015). Berbagai gangguan tidur yang sering dialami pasien
hospitalisasi antara lain kesulitan memulai tidur, bangun lebih awal, insomnia dan
sering terbangun (Lestari, 2015). Insomnia adalah suatu keluhan mengenai
kurangnya kualitas tidur seperti sulitnya masuk tidur, sering terbangun pada malam
hari, kesulitan untuk tidur kembali, bangun terlalu pagi dan tidur yang tidak
nyenyak (Sarsour et al, 2015). Penelitian menunjukkan bahwa kualitas tidur pasien
hospitalisasi menurun disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya lingkungan
seperti cahaya, suara alarm, suara dari alat medis, efek dari obat-obatan yang
menyebabkan tidak bisa tidur
(Rahmani, 2016).
Terapi relaksasi seperti rendam kaki dengan air hangat dapat dilakukan serta
tidak memiliki efek samping. Rasa hangat yang langsung menyentuh kulit yang
terdapat banyak pembuluh darah memberikan efek relaksasi sehingga endofrin
dilepaskan yang dapat menimbulkan rasa rileks (Marwani, 2018). Air hangat
memberikan efek sedasi yang dapat merangsang tidur. Merendam kaki dalam air
hangat bertemperatur 37-390C akan menimbulkan efek sopartifik (efek ingin tidur)
dan dapat mengatasi gangguan tidur (Wijayanti, 2017).
Rendam air hangat pada kaki dapat meningkatkan kualitas tidur dengan
mekanisme syaraf pada daerah kaki terutama kulit yaitu plexus venosus dari
rangkaian saraf ini stimulasi diteruskan ke cormu posterior kemudian dilanjutkan
ke medulla spinalis, setelah itu diteruskan ke lamina I,II,III, radix dorsalis,
kemudian dilanjutkan ke ventrobasal thalamus dan masuk ke batang otak tepatnya
di daerah rafe bagian bawah pons medula, sehingga akan menimbulkan efek
soparifik (efek ingin tidur) (Guyton, 2015).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Laporan ini bertujuan untuk mengetahui efek terapi rendam kaki air hangat untuk
mengatasi gangguan pola tidur pasien di ruang Yudistira RSUD KRMT
Wongsonegoro.
2. TujuanKhusus
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hasil
1. Data Umum Responden
Nama Pasien : An.
B
Umur : 15 tahun
Agama : Islam
Status : Anak
Alamat : Banyumanik
Pekerjaan : Pelajar Tanggal
Masuk : 4 Desember 2022
Tanggal Pengkajian : 6 Desember 2022
Diagnosa Medis : Febris
Nomor Register : 578xxxx
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan serta diuraikan pada
pembahasan yang terpapar di bab 4, maka peneliti dapatmemberikan kesimpulan
bahwa terapi rendam kaki air hangat dapat meningkatkan kualitas tidur serta
meningkatkan lama jam istrirahat dan dapat membuat pasien merasa rileks serta
tidur lebih nyenyak.
B. Saran
1. Bagi Perawat / Rumah Sakit
Perawat diharapkan dapat meningkatkan asuhan keperawatan pada pasien
dengan gangguan pola tidur dengan cara membuat inovasi baru dalam
pemenuhan kebutuhan tidur.
2. Bagi Institusi
Diharapkan penelitian ini dijadikan referensi dan digunakan bagi mahasiswa
untuk menambah pengetahuan dibidang kesehatan yaitu dengan memberikan
terapi rendam kaki air hangat terhadap gangguan tidur pasien.
BAB III
METODE PENULISAN
DAFTAR PUSTAKA
Kim, H.J., Lee, Y., & Sohng, K.Y., (2016). The effects of Footbath on sleep among
the older adults in nursing home, (online), p.40-46,
(https://www.ncbi.nlm.nih.gov, diakses tanggal 16 Agustus 2019).
Kurnia, (2016). Lavender improve quality of sleep in elderly people, (online), (jurnal
kedokteran Brawijaya, diaksed tanggal 14 Agustus 2019).
Lestari, M., (2015). Pengaruh pengguanaan earplugs terhadap kualitas tidur penderita
gangguan tidur di IRNA-1 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, (online),
(http://etd.repository.ugm.ac.id/, diakses tanggal 8 Agustus 2019).
Marwani, R.D.P., (2018). Perbedaan efektivitas rendam kaki air hangat
menggunakan garam dan rendam kaki air hangat tidak menggunakan garam
terhadap insomnia di Magetan, (online), (https://ejournal.unsrat.ac.id, diakses
tanggal 16 Agustus 2019).
Rahmani et al, (2016). Comparing effect of foot reflexology massage, footbath and
their combination on quality of sleep in patients with acute coronary
syndrome, (online), Vol.5, No. 04, (https://search.proquest.com, diakses
tanggal 16 Agustus 2019).
Sarsour et al, (2015). Associations of Nonrestorative sleep with insomnia, depresion,
and daytime function, (online), Vol.11, (https://serach.proquest.com, diakses
tanggal 16 Agustus 2019).
Suneesh et al, (2016). A study to asses the effectiveness of warm foot bath on sleep
onset time among cancer patients with insomnia in Nath Lal Parekh Cancer
Hospital at Rajkot, (online), Vol.07, No.02,
(https://search.proquest.com, diakses tanggal 16 Agustus 2019).
Syarif, M., (2016). Pengaruh terapi air hangat terhadap kualitas tidur lansia di Dusun
Cambahan Gamping Sleman Yogyakarta, (online),
(www.universitas.aisiyah.ac.id, diakses tanggal 13 Agustus 2019).
Tokinobu et al, (2016). Effects of Ayurvedic oil dripping treatment with sesame oil
vs with warm water on sleep a randomized single blinded crossover pilot
study, (online), Vol. 22, No. 01, (https://www.ncbi.nlm.nih.gov, diakses
tanggal 13
Agustus2019).
Wahyuningsih, I.S., & Iksan, K.N., (2014). Nyeri pada pasien kanker yang menjalani
kemoterapi, (online), Vol.9, No.1, (http://jurnal.ners.ac.id, diakses tanggal 7
Agustus 2019).