Anda di halaman 1dari 2

KESIMPULAN

Melihat dari pembahasan diatas bisa kami simpulkan bahwa eksistensi Daerah
Istimewa Surakarta harus diakui keberadaanya dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
karena merujuk dari alasan berdasarkan pendekatan historis, filosofis, serta yuridis Daerah
Istimewa Surakarta dirasa sudah memenuhi sebagai daerah yang diakui dalam NKRI. Karena
melihat dari sisi historis nya Daerah Istimewa Surakarta Setelah Indonesia merdeka-pun,
Kerajaan Surakarta tetap bagian dari NKRI yang mana memperoleh status keistimewaannya
secara langsung dari Pemerintah Pusat. Hal demikian dapat dibuktikan dengan piagam yang
ditandatangani oleh Presiden Soekarno tertanggal 19 Agustus 1945, yang menyatakan bahwa
“Kerajaan Surakarta tetap pada kedudukannya, yaitu sebagai Daerah Istimewa yang memiliki
serta menjalankan pemerintahan sendiri” Harus diakui Daerah Istimewa Surakarta ada dalam
satu negara kesatuan Republik Indonesia. Pertimbangan tersebut didasarkan pada pendekatan
historis, filosofis, dan hukum.
Intinya:
a) Secara historis, Kerajaan Surakarta yang merupakan bagian dari Kerajaan Mataram sudah
ada sebelum Republik Indonesia memproklamirkan kemerdekaan pada tahun 1945.Bahkan
setelah Indonesia merdeka, Kerajaan Surakarta tetap menjadi bagian dari Kerajaan Mataram.
Negara Kesatuan Republik Indonesia diberikan status khusus langsung oleh pemerintah
pusat. Hal ini dibuktikan dengan Piagam tanggal 19 Agustus 1945 yang ditandatangani oleh
Presiden Soekarno yang menyatakan: ``Kerajaan Surakarta harus tetap mempertahankan
statusnya sebagai daerah istimewa yang mempunyai dan menjalankan pemerintahannya
sendiri. '' mempertahankan kedudukannya. '' Ada pula surat tertanggal 27 September 1945
dari Mo Hatta, Wakil Presiden Republik Indonesia, kepada Presiden Republik Indonesia dan
Menteri Pertahanan di Yogyakarta, yang menyatakan: -Daerah yang dikuasai Lanshappen
Surakarta dan Mangkunugaran berstatus “daerah istimewa” menurut Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia.

b) Secara filosofis, keberadaan dan pengakuan daerah istimewa merupakan ideologi dasar
negara Indonesia, serta sila Pancasila yang merupakan pedoman dalam pemersatu kehidupan
bernegara, berbangsa, dan bermasyarakat, serta sebagai pedoman sumber.Dimasukkan
Peraturan di bidang hukum dan politik, dsb Pengakuan ini terdapat pada sila keempat
Pancasila, yaitu “Masyarakat yang berpedoman pada kebijaksanaan dalam pertimbangan
perwakilan”, dan juga pada sila kelima Pancasila, yaitu agar seluruh rakyat Indonesia maju.
pengakuan juga dapat ditemukan dalam keadilan sosial bagi masyarakat.

c) Secara hukum, keberadaan Pasal 18B UUD 1945 memberikan kewenangan hukum untuk
membenarkan keberadaan daerah istimewa. Sederhananya, pasal ini memberikan pemahaman
bahwa negara harus tetap mengakui dan menghormati satuan negara yang khusus atau
terspesialisasi serta kesatuan hukum adat dan hak tradisional selama masih ada. Lihat bagian
“Kewaspadaan” Undang-undang Nomor 10 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa
Tengah. Mengatur dan mengendalikan anggaran sendiri sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang Nomor 22 Tahun 1948 tentang Pemerintahan Daerah. Pasal 1 ayat 1 undang-undang
tersebut menyatakan: “Wilayah yang meliputi daerah pemukiman Semarang, Pati,
Pekalongan, Banjumas, Kedu, dan Surakarta disebut Provinsi Jawa Tengah.
” Menurut ketentuan Pasal 1 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1950, keistimewaan
Kerajaan Surakarta dengan sendirinya tidak sah karena wilayah Surakarta merupakan bagian
dari Jawa Tengah. Dengan kata lain undang-undang ini justru menghapuskan status
keistimewaan Surakarta dan menjadi landasan hukum bagi pemerintah untuk menghapuskan
status keistimewaan Surakarta. Keberadaan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1950 yang
melarang produk khas Surakarta dan dimasukkan ke dalam provinsi Jawa Tengah, adalah
cacat hukum. UU Nomor 22 Tahun 1948 menganggap UU Nomor 1 lebih diutamakan. Pada
bulan Oktober 1950 diputuskan untuk menempatkan wilayah Surakarta di provinsi Jawa
Tengah, namun tidak ditemukan artikel atau pernyataan yang dapat menafsirkan atau
menjelaskan hal tersebut secara jelas. Selain itu, kita juga melihat adanya kontradiksi yang
sangat nyata antara Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1950 dengan Pasal
18B UUD 1945. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1950 menggugat poin-poin penting UUD
1945 yang mendukung dan mengakui keberadaan badan pemerintah khusus dan badan
pemerintah khusus.Oleh karena itu dengan mengembalikan kekhasan daerah Surakarta
melalui mekanisme hukum (projusticia) yang ada.Langkah tersebut bisa dilakukan Partai
Sunanan Surakarta bersama Partai Mangkunugaran dengan mengajukan pendapat hukum ke
Mahkamah Konstitusi RI. Selain tindakan hukum, tindakan non-hukum juga dapat dilakukan,
seperti mencari dukungan politik maksimal dari daerah (kerajaan) lain, terlepas dari apakah
keistimewaannya sudah ditentukan oleh pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai