HW Petrologi 1&2
HW Petrologi 1&2
com
PETROLOGI h.wikiutama@unja.ac.id
• INTERIOR BUMI
• KERANGKA TEKTONIKA
• MAGMATISME
• LINGKUNGAN MAGMATISME
• BATUAN BEKU
h.wikiutama@gmail.com
h.wikiutama@unja.ac.id
INTERIOR BUMI
INTERIOR BUMI h.wikiutama@gmail.com
h.wikiutama@unja.ac.id
• Kerak (Crust)
• Mantel (Mantle)
• Inti (Core)
Berdasarkan
• Fisika
• Kimia
Komposisi
• Kimia (Inti)
Mantel:
• Peridotit (ultramafik)
• Kimia (Mantel/Selubung)
Bidang
Ketidakselanjaran
Mohorovicic
Mohorovicic Wetenberg
KERANGKA TEKTONIKA
h.wikiutama@gmail.com
h.wikiutama@unja.ac.id
TEKTONIKA LEMPENG
Interaksi lempeng
• Divergen
• Konvergen
• Transform
Interaksi lempeng
• Kontruktif
(Divergen) ---
Punggungan dan
Cekungan
• Destruktif
(Konvergen)
Gambar 2.3. Dinamika interaksi lempeng samudera dan benua, Mussett (1981) dalam Wilson (1989)
h.wikiutama@gmail.com
h.wikiutama@unja.ac.id
MAGMATISME
h.wikiutama@gmail.com
h.wikiutama@unja.ac.id
TEKTONIKA DAN MAGMATISME
Magmatisme
IA
MOR
HS
MA
TF
Mantle plume
Gambar 2.3. Penyederhanaan proses terbentuknya magma ---- mantle plume yang berasosiasi kerak samudera.
Sumber dari Ray, dkk (2011)
h.wikiutama@gmail.com
MAGMATISME , h.wikiutama@unja.ac.id
Magma adalah larutan silikat pijar yang terbentuk secara alamiah di kerak bumi
bagian bawah atau mantel bumi bagian atas, bersifat aktif/mudah bergerak,
bersuhu antara 900 ° - 1200 °C atau lebih (F.F. Grouts, 1947; Tumer dan verhogen
1960, H. Williams, 1962 , dan Gill, 2010)
Magma dapat berubah karena dipengaruhi oleh proses evolusi magma, Wilson
(1989)
• Hibridasi
• Sinteksis
• Anateksis
Magma primer adalah bersifat basa dan selanjutnya akan mengalami proses
diferensiasi menjadi magma yang bersifat lain/heterogen (Dally 1933, Winkler 1957,
Vide W. T. Huang 1962, Gill 2010) .
Magma primer yaitu bersifat basaltis dan granitis dan batuan beku merupakan hasil
campuran dari dua magma ini yang kemudian mempunyai komposisi lain (Bunsen
1951, W. T. Huang, 1962 ) .
h.wikiutama@gmail.com
h.wikiutama@unja.ac.id
KOMPOSISI KIMIA MAGMA
Senyawa volatil yang banyak pengaruhnya terhadap magma, terdiri dari fraksi-fraksi
gas CH4, SO4 , CO2, HCl, H2S, SO2 dsb.
Unsur jejak (trace element) dan merupakan element yang kehadirannya sedikit seperti
Rb, Ba, Sr, Ni, Li, Cr, S dan Pb.
Sumber mengacu pada Huang (1982), Gill (2010), dan Winter (2014)
h.wikiutama@gmail.com
h.wikiutama@unja.ac.id
PELEBURAN BATUAN
Peleburan batuan
Umumnya terjadi pada interaksi
lempeng konvergen ataupun zona
subduksi, (Wyllie (1983) dan Wilson
(1989)
Gambar 2.6. Penampang dengan bagian mantel hingga kerak samudera dan benua dan asosiasinya terhadap
zona subduksi, Mussett (1981) dalam Wilson (2007)
h.wikiutama@gmail.com
h.wikiutama@unja.ac.id
EVOLUSI MAGMA
Evolusi magma
Pada interaksi lempeng kovergen
Zona subduksi----litosfer
• Sinteksis
• Hibridasi
• Anateksis
DAN VULKANISME
LINGKUNGAN MAGMATISME
h.wikiutama@gmail.com
h.wikiutama@unja.ac.id
MAGMATISME
Gambar 3.2. Petrologi, seismik, dan ketebalan data dari tipe sikuen ofiolit
pada kerak samudera, Brown dan Mussett (1981) dalam Wilson (2007)
h.wikiutama@gmail.com
h.wikiutama@unja.ac.id
TRANSFORM (TF)
Zona Transform
Gambar 3.3. Pola anomali magnetik dengan pergerakan lateral mengiri, polaritas normal batuan (hitam) dan
polaritas naik (putih). Modifikasi dari Press dan Siever (1982) dalam Wilson (2007)
Pemekaran -- Hotspot
Gambar 3.5. Formasi dari litosfer samudera---subduksi. Terbentuknya litosfer samudera yang baru
berhubungan dengan pembentukan Punggungan Tengah Samudera dan pada kedalaman palung yang
dibentuk oleh lempeng litosfer yang mengalami penurunan ke dalam mantel. Aurs konveksi selanjutnya yang
terjadi di astenosfer disebabkan oleh pemekaran pada pusat yang relatif kecil, tepian cekungan hingga
perkembangan belakang busur, Wilson (2007).
MA
Busur Magmatik ataupun
Tepian Benua Aktif
Gambar 3.6. Penampangan skematik pada tepian benua aktif yang berhungan dengan pembentukan busur
magmatik. Pada zona ini umum terjadinya differensiasi magma sehingga terbentukanya batuan beku dengan
karakteristik yang heterogen, Wilson (2007).
BATUAN BEKU
h.wikiutama@gmail.com
h.wikiutama@unja.ac.id
BATUAN BEKU
Batuan beku merupakan hasil dari pembekuan atau pengkristalan magma, Gill
(2010) dan Hughes (1982).
Gambar 4.1. Penampangan keterdapatan batuan beku yang berhubungan dengan proses dan lingkungan
terbentuknya, modifikasi gambar dengan mengacu pada Winter (2014), Wilson (1989), Ray dkk (2007).
Dengan gambar sebelah kanan model pembentukan batuan beku yang berhubungan dengan proses dan
lingkungan pembentukannya, modifikasi dari Best (2003)
Lava Aa pembentukan kubah lava di tubuh Gunung Api Kelud Pra-erupsi 2015
Lava Pahoe hoe seperti aliran lava di Hawai Gunung Api Kilauwea
h.wikiutama@gmail.com
Kristalinitas
Holokristalin (Pl)
Hipokristalin (Sv – Vl)
Holohialin (Vl)
Granularitas
Fanerik
Fanerik sangat kasar – sedang (Pl)
Fanerik sedang – halus (SV)
Afanitik (Vl)
Gambar 4.2. Klasifikasi batuan beku berdasarkan derajat kristalinitas dan derajat granularitas mengacu pada
Winter (2014), Wilson (1989).
Gambar 4.3. b) Klasifikasi berdasarkan kelompok mineral felsik dan mafik, c) Klasifikasi berdasarkan kimia
batuan atau unsur silika, Winter (2014).