Anda di halaman 1dari 5

PEMBAHASAN SUSU

1. TABEL 1. Hasil pengamatan kriteria mutu susu


a. Hasil pengamatan organoleptic susu ( dak usah ditulis)
b. Menjelaskan factor-faktor yang mempengaruhi sifat organoleptic
susu (aroma, rasa, kekentalan, kelengketan, keasaman) dan
bandingkan hasil praktikum dengan teori (dak usah ditulis)
c. Jenis jenis kerusakan susu akibat penyimpanan dan cara
penyimpanan susu yang baik dan benar (dak usah ditulis)
d. Zat gizi yang dominan pada susu dan manfaatnya
Susu merupakan produk peternakan yang mengandung protein hewani dan
digemari oleh masyarakat bahkan sudah menjadi kebutuhan pokok (SIAHAAN,
2022) berdasarkan hasil pengamatan pada organoleptic susu yaitu dapat dilihat
pada table pengamatan bahwa susu kambing segar memiliki warna yang agak
putih dengan aroma yang tidak menyengat, rasa yang sangat gurih, serta lengket
dan kental, dan mimiliki pH 6. Susu UHT berwarna putih yang ber-aroma tidak
menyengat dengan rasa sangat gurih, tekstur yang tidak lengket dan tidak
kental, dan memiliki pH 6. Susu pasteurisasi memiliki warna yang sangat putih
dan ber-aroma tidak menyengat rasa yang sangat gurih, tidak lengket dan tidak
kental dan memiliki pH 6. Susu steril berwarna tidak putih dan memiliki aroma
sangat menyengat, dan rasa yang gurih, dan juga tidak lengket dan tidak kental,
dan memiliki pH 6. Susu skim bubuk berwarna tidak putih dan memiliki aroma
yang sangat menyengat, rasa yang manis, dan juga tidak lengket dan tidak
kental, dan memiliki pH 6. Susu full cream memiliki warna putih, memiliki
aroma yang tidak menyengat, rasa yang sangat gurih, serta tidak lengket dan
tidak kental, dan memiliki pH 6. Susu kental manis memiliki warna yang tidak
putih dengan aroma yang agak menyengat dengan rasa yang sangat manis, serta
sangat lengket dan sangat kental, dan memiliki pH 6. Yang terakhir yaitu susu
evaporasi dengan warna agak putih dengan aroma yang tidak menyengat, dan
rasa yang manis, serta agak lengket dan agak kental, dan memiliki pH 7, yang
dimana susu evaporasi memiliki pH yang berbeda diantara susu lainnya.
Factor factor yang dapat mempengaruhi sifat organoleptic itu ada beberapa
seperti, jenis pakan pada ternak yang dapat mempengaruhi aroma dan kadar
lemak dan protein pada susu, waktu pemerahan susu yang dapat mempengaruhi
pH, warna, aroma, lalu lingkungan pada tempat dilakukannya pemerahan serta
alat alat yang digunakan pada saat pemerahan, dan kesehata kebersihan pada
penjamah yang dapat mempengaruhi kualitas susu (Bambang Kholiq Mutaqin,
2020) sama hal nya dengan hasil pengamatan, dapat diketahui bahwa factor
factor yang mempengaruhi sifat organoleptic pada sifat organoleptic pada susu
pun ada beberapa yang mempengaruhi pada saat praktikum seperti suhu ruang
saat dilakukannya pengamatan, proses pengolahan susu, kandungan pH, lemak,
dan protein, serta cara penyimpanan susu yang dapat mempengaruhi sifat
organoleptic pada susu saat dilakukannya pengamatan, hal ini juga dapat
dipengaruhi karena pada dasarnya setiap susu memiliki kualitas yang berbeda
beda.
Untuk jenis jenis kerusakan pada susu yang diakibatkan oleh penyimpanan itu
dapat terjadi karena adanya pertumbuhan bakteri atau mikroba yang dapat
membentuk lendir, gas, perubahan warna, rasa asam yang dimana hal ini dapat
disebabkan oleh suhu ruangan, kadar air, udara, sinar matahari, dan jangka
waktu penyimpanan. (WIBISONO, 2016) tentunya untuk menghindari
kerusakan susu maka diperlukan cara penyimpanan dengan baik dan benar yaitu
dapat dilakukan dengan disimpan dalam keadaan tertutup, menghindari
penyimpanan dibawah sinar matahari, dan simpan pada lemari es untuk
menghindari adanya kerusakan pada susu (Novita Teme, 2020) kandungan gizi
yang dominan pada susu yatu meliputi protein yang bermanfaat untuk
membantu perkembangan tubuh, lemak yang bermanfaat untuk mencegah
kanker karena lemak pada susu mengandung komponen bioaktif yang dapat
mencegah kanker , karbohidrat yang bermanfaat sebagai sumber energi,
penghemat protein, dan pengatur metabolisme (Rifa Harti Astuti, 2020),
kalsium yang memiliki manfaat yaitu dapat membentuk tulang dan gigi, dapat
mengurangi resiko kanker usus besar, dan sebagai pembekuan darah (Moh.
Taufik, 2018) ,fosfor yang bermanfaat untuk pemberi energi dan kekuatan untuk
metabolisme lemak serta mengembangkan fungsi otot (Paramitha, 2018),
vitamin A yang bermanfaat sebagai , vitamin D, vitamin B yang dapat
meningkatkan system imun, dan klorida yang dapat pembentukan sel dan
mengentalkan susu, yang dimana manfaat susu itu sendiri tentunya bermanfaat
untuk Kesehatan seperti mencegah penyakit jantung, dagangguan pada
pembuluh darah, penyakit gondok, meringankan kerja cerebrum, baik untuk
penderita anemia, dan membantu pertumbuhan gigi dan tulang serta mencegah
osteoporosis. Selain itu, susu juga merupakan sumber nutrisi yang baik bagi
mikroogansme yang menyebabkan susu akan cepat basi (Budi Hariono, 2021)

TABEL 2. Hasil Pengamatan Produk Olahan Susu


a. Penjelasan sifat organoleptic produk olahan
b. Ciri ciri produk susu yang baik dan kurang baik
Jika dilihat dari hasil data pengamatan dapat dilihat sifat organoleptic pada
produk olahan yang diamati, yoghurt memiliki warna putih dengan aroma yang
tidak menyengat dan memiliki rasa yang asam dan sedikit tawar,dan memiliki
tekstur yang kental, serta mengandung pH 5. Keju berwarna tidak putih dan
memiliki aroma yang sangat menyengat, dan memiliki rasa asin dan gurih, keju
juga mempunyai tekstur yang padat dan memiliki pH 6. Yakult memiliki warna
yang tidak putih dan ber aroma agak menyengat, dengan rasa yang asam dan
agak manis, serta memiliki tekstur yang cair dan memiliki pH 3. Es krim
memiliki warna tidak putih dan ber aroma agak menyengat dengan rasa yang
manis khas vanilla, serta memiliki tekstur yang semi padat dan memiliki pH 6.
Berdasarkan hasil pengamatan pada produk olahan susu dapat diketahui bahwa
sifat organoleptic pada setiap produk olahan berbeda beda dari segi warna,
aroma, rasa dan tekstur.
Kemudian ciri ciri produk susu yang baik yaitu memiliki rasa yang gurih dan
creamy, aroma yang tidak asam atau busuk melainkan ber-aroma susu yang
gurih, dan tekstur susu yang cair sedikit kental. Sedangkan produk susu yang
buruk adalah memiliki rasa susu yang asam, warna yang berubah, adanya buih
atau busa pada permukaan susu, munculnya aroma busuk, dan terdapat
gumpalan dan berlendir. Memeriksa susu sangat penting agar baik atau buruk
nya kualisat susu dapat diketahui, hal ini merupakan istila pemeriksaan secara
fisik. Pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan dengan memeriksa warna, rasa,
dan aroma. (N. S. Anindita, 2017)

TABEL 3. Hasil Pengamatan Kandungan Gizi Produk Olahan


dibandingkan Bahan Dasar Per 100 gram
a. Menjelaskan bagaimana perbedaan kandungan gizi pada produk
olahan dengan produk dasarnya
b. Factor atau penyebab terjadinya perubahan kandungan gizi setiap
produk olahan
Perbedaan kandungan gizi pada produk olahan berdasarkan hasil pengamatan
produk olahan dengan bahan dasarnya tentunya memiliki perbedaan kandungan
gizi yang berbeda, seperti produk olahan pada 100gr keju memiliki energi
sebesar 326 kkal, karbohidrat 13,1 gr, protein 22,8 gr, lemak 20,3 gr, natrium
1,41 gr, dan kalsium sebesar 0,777 gr. Lalu pada produk olahan Yakult per
100gr memiliki energi sebesar 50 kkal, karbohidrat 11 gr, protein 1 gr, kalsium
0,04 gr, serta Yakult tidak memiliki lemak dan natrium. Kemudian pada produk
olahan yoghurt per 100gr mengandung energi sebesar 52 kkal, karbohidrat 4,0
gr, protein 3,3 gr, lemak 2,5 gr, natrium 0,04 gr, dan kalsium 0,12 gr. Dan juga
produk olahan es krim per 100gr yang mengandung energi sebesar 210 kkal,
karbohidrat 20,6 gr, protein 4 gr, lemak 12,5 gr, natrium, 0,078 gr, dan kalsium
0,123 gr. Yang dimana dengan keempat produk olahan tersebut tentunya
memiliki perbedaan kandungan gizi pada bahan dasarnya yaitu susu sapi, yang
dimana susu sapi per 100gr memiliki energi sebesar 61 kkal, karbohidrat 4,3 gr,
protein 3,2 gr, lemak 3,5 gr, natrium 0,036 gr, dan kalsium 0,143 gr. Dapat
dilihat dari table pengamatan juga bahwa produk olahan yang memiliki energi
paling tinggi yaitu adalah keju diikuti dengan es krim, yoghurt, dan Yakult yang
merupakan produk olahan yang mengandung energi ter rendah, lalu untuk
produk olahan yang mengandung karbohidrat tertinggi 20,6 yaitu merupakan es
krim dan yang ter rendah merupakan yoghurt dengan kandungan 4,0gr,
selanjutnya yaitu protein yabg dimana produk olahan yang mengandung protein
tertinggi yaitu adalah keju dengan protein sebesar 22,8 gr dan protein terendah
yaitu Yakult dengan protein sebesar 1gr. Produk olahan yang mengandung
lemak tertinggi yaitu keju 20,3gr dan yang terendah adalah Yakult karena Yakult
tidak mengandung lemak. Produk olahan yang mengandung natrium paling
tinggi adalah keju 1,41gr dan terendahmerupakan Yakult yang tidak
mengandung natrium, dan produk olahan yang mengandung kalsium tertinggi
merupakan keju 0,777gr dan terendah adalah Yakult yaitu 0,4gr.
Kandungan gizi pada produk olahan tentunya lebih besar dibandingkan
kandungan gizi pada bahan dasar, dikarenakan pada produk olahan tentunya ada
banyak bahan tambahan seperti air, gula, dll yang ditambahkan selama proses
produksi/ pengolahan.

Dan tentunya adanya factor yang mempengaruhi kandungan gizi pada setiap
produk olahan seperti adanya kerusakan pada kemasan atau botol seperti bocor
atau penyok, adanya penambahan bahan selain bahan dasar pada produk olahan,
proses produksi yang kurang terkendali, perbedaan pada kandungan garam
mineral, perbedaan kualitas bahan baku yang digunakan, serta proses
pengolahan yang dimana hal ini tentunya dapat menjadi penyebab
adanya perbedaan pada kandungan gizi pada produk olahan (Apriantini, 2020)

KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai