A. Pendahuluan
a. Latar Belakang
Di Indonesia produk pangan hasil fermentasi semakin meningkat
seiring berkembangnya bioteknologi. Hasil olahan fermentasi yang
sudah banyak diketahuioleh masyarakat Indonesia diantaranya adalah
tempe, keju, nata, yoghurt dan lain-lain. Produk fermentasi dapat
berbahan dari produk hewani maupun non hewani, salah satunya yang
paling banyak dimanfaatkan adalah produk fermentasi berbasis susu.
Sejalan dengan kemajuan bioteknologi di Indonesia, produk susu
fermentasi selanjutnya mengalami banyak variasi.
Salah satu produk fermentasi berbasis susu yang populer saat ini
adalah yoghurt. Yoghurt merupakan salah satu hasil olahan pangan
yang terbuat dari susumelalui proses fermentasi dengan menggunakan
campuran biakan Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus
thermophilus (Askar, 2005). Yoghurt mengandung protein, lemak,
mineral, riboflavin, vitamin B6, dan vitamin B12 (Rusmiati dkk,
2008). Yoghurt juga mempunyai nilai gizi yang lebih tinggi
dibandingkansusu segar sebagai bahan dasarnya, karena total padatan
didalam yoghurt meningkat sehingga kandungan zat-zat gizi lainnya
juga meningkat. Selain itu, yoghurt sesuai bagi penderita Lactose
intolerance(tidak mampu mencerna laktosa).Yoghurt merupakan
minuman yang baik untuk kesehatan pencernaan dan dapat bermanfaat
meningkatkan bioavailabilitas nutrisi serta dapat meningkatkan
kekebalan tubuh(Wahyudi, 2006).
Bakteri yang digunakan dalam pembuatan yoghurt biasa disebut
sebagai biakan (starter), jumlah starter dapat dimanipulasi sesuai
dengan jumlah bahan yang digunakan. Starter yang digunakan dalam
pembuatan yoghurt berfungsi sebagai bahan pengawet
("preservative"). Terbentuknya asam laktat dari hasil fermentasi
laktose, menyebabkan pertumbuhan beberapa spesies bakteri
tercegah(Sirait, 1984). Pada produk pangan fermentasi, kultur starter
sangat penting diperhatikan karena perannya dalam proses fermentasi.
Kultur starter berperan dalam proses biokimia untuk menghasilkan
produk fermentasi yang diharapkan. Kultur starter yang baik adalah
kultur yang diisolasi langsung dari produk fermentasi dengan proses
alami (Kusmajadi et al, 1988)
b. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tekstur, rasa dan bau pada pembuatan yogurt dari
biokul dengan susu full cream?
2. Bagaimana tekstur, rasa dan bau pada pembuatan yogurt dari
yakult dengan susu full cream?
3. Bagaimana tekstur, rasa dan bau pada pembuatan yogurt dari
cimory dengan susu full cream?
c. Hipotesis
H0: Tidak ada pengaruh starter yoghurt yang digunakan terhadap kualitas
yoghurt yang dihasilkan
H1; Ada pengaruh starter yoghurt yang digunakan terhadap kualitas
yoghurt yang dihasilkan.
Hal ini dikarenakan perbedaan stater yogurtnya, semakin kental starternya
maka teksturnya menjadi padat
d. Metode Pengujian Hipotesis
Pada pembuatan yogurt ini terdapat perbedaan dari rasa, tekstur,dan bau
dari stater yogurt.
B. Teori
c. Hasil Pengamatan
Biokul Cimory Yakult
Tekstur Kental kental Cair
Rasa Asam,sedikit Asam,sedikit Sedikit asam
hambar manis dan manis
Bau Agak kecut Agak kecut Seperti bau
yakult dan
tidak kecut
E. Kesimpulan
Yoghurt yang menggunakan yakult menghasilkan yoghurt yang memiliki
rasa asam dan manis yang pas dibandingkan dengan yoghurt yang
menggunakan cimory dan biokul.
F. Saran
Pilihlah yoghurt yang kental. Pilihlah yoghurt yang disimpan di suhu
dingin, jangan yang diluar karena biasanya sudah disterilkan lagi sehingga
mikroorganismenya sudah tidak ada. Dicermati labelnya yang plain
yoghurt atau yang drink yoghurt disesuaikan dengan kebutuhan. Dicermati
tanggal kadaluarsanya.
G. Daftar Pustaka
Nengsih, Juanengsih. dkk. 2012. Bioteknologi. Jakarta: UIN Press.
http://ysuryadi.blogspot.com/2012/06/laporan-praktikum-
bioteknologi.html diunduh pada 13 Februari 2021 pukul 19.00
http://amiasolla10.blogspot.com/2013/03/laporan-pembuatan-yoghurt.html
diunduh pada 13 Februari 2021 pukul 19.30
https://academia.co.id/laporan-praktikum-pembuatan-yoghurt/ diunduh
pada 14 Februari 2021