Anda di halaman 1dari 30

BIRO ORGANISASI DAN

2023 TATA LAKSANA


Sekretariat Jenderal Kementerian Agama RI

Evaluasi Budaya Organisasi


Tahun Anggaran 2023

LAPORAN KEGIATAN
TAHUN ANGGARAN 2023

EVALUASI BUDAYA ORGANISASI PADA


KEMENTERIAN AGAMA

▪ Instansi Vertikal
BIRO ORGANISASI DAN TATA LAKSANA
▪ Perguruan Tinggi Keagamaan
Sekretariat NegeriAgama RI
Jenderal Kementerian
RINGKASAN

Kementerian : Kementerian Agama


/Lembaga

Satuan/Unit Kerja : Biro Organisasi dan Tata Laksana Sekretariat Jenderal

Program : Layanan Manajemen Organisasi (Baseline), Pengelolaan


Kelembagaan.

Judul Kegiatan : Evaluasi Budaya Organisasi pada Kementerian Agama

Deskripsi : 1. Program Layanan Manajemen Organisasi (Baseline) dalam bentuk


Pengelolaan Kelembagaan ini merupakan implementasi Tugas
dan Fungsi Biro Organisasi dan Tata Laksana, Sekretariat Jenderal
Kementerian Agama Republik Indonesia sebagaimana tertuang
dalam Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama pada Pasal 66-67,
69-70, dan 72
2. Sub-ProgramEvaluasi Budaya Organisasi merupakan
pelaksanaan amanat beberapa regulasi sebagai berikut:
a. Pasal 87 dalam Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2019
tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8)
a. Pasal 66-67, 69-70, dan 72 dalam Peraturan Menteri Agama
Nomor 72 Tahun 2022 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Agama
b. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 39 Tahun 2012 tentang Pedoman
Pengembangan Budaya Kerja (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 412)
3. Sub-ProgramEvaluasi Budaya Organisasi dilaksanakan dalam
beberapa bentuk kegiatan yaitu sebagai berikut:
a. Rapat Biasa Dalam Kantor pada Jam Kerja
b. Rapat Diluar Kantor/Dalam Kota (Fullday Meeting)
c. Perjalanan Dinas

~ iii ~
Maksud : 1. Memahami kebijakan umum dan teknis dalam Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
39 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengembangan Budaya Kerja;
2. Melaksanakan kegiatanEvaluasi Budaya Organisasi berdasarkan
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 39 Tahun 2012 tentang Pedoman
Pengembangan Budaya Kerja;
3. Merumuskan bahan kebijakan dan rekomendasi tindak lanjut
untuk penataan organisasi unit eselon I pusat, Instansi Vertikal,
dan Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri berdasarkan analisis
atas hasilEvaluasi Budaya Organisasi

Tujuan : 1. Tercapainya pemahaman yang utuh dan komprehensif tentang


kebijakan umum dan teknis dalam Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
39 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengembangan Budaya Kerja;
2. Terlaksananya kegiatanEvaluasi Budaya Organisasi berdasarkan
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 39 Tahun 2012 tentang Pedoman
Pengembangan Budaya Kerja;
3. Tersusunnya rumusan bahan kebijakan dan rekomendasi tindak
lanjut untuk penataan organisasi unit eselon I pusat berdasarkan
analisis atas hasilEvaluasi Budaya Organisasi
Keluaran (Output) : 1. Templates dokumen Evaluasi Budaya Organisasi berdasarkan
lampiran Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 39 Tahun 2012 tentang Pedoman
Pengembangan Budaya Kerja;
2. Dokumen hasil surveyEvaluasi Budaya Organisasi berdasarkan
templates standar Evaluasi Budaya Organisasi Instansi
Pemerintah;
3. Narasi akademik atas hasil surveyEvaluasi Budaya Organisasi,
Instansi Vertikal, dan Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri
berdasarkan templates standar Evaluasi Budaya Organisasi
Instansi Pemerintah;

Partisipan : Pihak yang terlibat dalam prosesEvaluasi Budaya Organisasi adalah:


1. Biro Organisasi dan Tata Laksana Sekretariat Jenderal
Kementerian Agama RI
2. Unit Eselon I Pusat, Instansi Vertikal, dan Perguruan Tinggi
Keagamaan Negeri Kementerian Agama RI
Sumber Pendanaan : DIPA Sekretariat Jenderal Kementerian Agama RI Tahun Anggaran
2023

Pelaksana : Bagian Organisasi pada Biro Organisasi dan Tata Laksana Sekretariat
Jenderal Kementerian Agama RI
Jadwal : No Kegiatan Waktu Tempat
1. Rapat Biasa 1 April. 2023 Jakarta
2. Rapat Biasa 10-13Julit. 2023 Jakarta

~ iv ~
3. Rapat Fullday 3-5Agustus. 2023 Jakarta
4. Perjalanan Dinas 17-20 Okt. 2023 Jogjakarta (jawa tengah)
5. Perjalanan Dinas 29Nov.-1 Dest. 2023 Jawa Barat
6. Perjalanan Dinas 6-8Des. 2023 Kab. Tegal Jawa Tengah

Jakarta, 18 Desember2023
Analis SDM Aparatur Ahli Madya/
Koordinator Substansi Fungsi Organisasi

Luqman Hakim

~v~
KATA PENGANTAR

Laporan ini berupa penjelasan naratif-deskriptif mengenai penyiapan, pelaksanaan, dan


capaian output dari kegiatanEvaluasi Budaya Organisasi pada tahun anggaran 2023 yang
diselenggarakan oleh Biro Organisasi dan Tata Laksana Sekretariat Jenderal Kementerian
Agama RI

Kegiatan ini diarahkan untuk melaksanakan Evaluasi Budaya Organisasi yang menjadi
pemutakhiran data dukung penataan organisasi. Pola pemutakhiran data dukung
penataan organisasi dimaksud sepenuhnya mendasarkan diri pada tugas fungsi Biro
Organisasi dan Tata Laksana sebagaimana diatur dalam PMA Nomor 72 Tahun 2022 dan
berpedomankan pada regulasi dan kebijakan tentang Evaluasi Budaya Organisasi yang
terbaru, yaitu Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 39 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengembangan Budaya Kerja.

Akhirnya, dengan terselenggaranya kegiatan Evaluasi Budaya Organisasi, atas nama Biro
Organisasi dan Tata Laksana, kami ucapkan apresiasi dan terima kasih kepada seluruh
tim yang telah menyiapkan bahan dari Bagian Organisasi. Kerja keras saudara
mendapatkan penghormatan tulus dari kami.

Penghormatan pun sampaikan kepada Bapak Sekretaris Jenderal yang tak henti
memberikan arahan kepada kami untuk memperteguh komitmen penataan organisasi
berbasiskan analisis kebutuhan serta evaluasi organisasi dan kelembagaan. Selanjutnya,
kami berharap semoga kegiatan ini dapat menghasilkan output yang bermanfaat bagi
Kementerian Agama.

Jakarta, 18 Desember2023
Kepala Biro Organisasi dan Tata
Laksana,

Nurudin

~ vi ~
DAFTAR ISI

CHECKLIST KELENGKAPAN ADMINISTRASI................................. Error! Bookmark not defined.

RINGKASAN ........................................................................................................................................ iii

KATA PENGANTAR .............................................................................................................................vi

DAFTAR ISI ........................................................................................................................................ vii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 1

1.1. Nama Kegiatan ....................................................................................................................... 1


1.2. Dasar Hukum ......................................................................................................................... 1
1.3. Latar Belakang ....................................................................................................................... 1
1.4. Keterkaitan Program dengan Kegiatan ............................................................................... 3
1.5. Maksud Kegiatan ................................................................................................................... 4
1.6. Tujuan Kegiatan..................................................................................................................... 4
1.7. Cakupan dan Batasan Kegiatan ............................................................................................ 4
1.8. Bentuk Kegiatan .................................................................................................................... 5
BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN .................................................................................................... 6

2.1. Rapat Biasa ke-I ..................................................................................................................... 6


2.2. Rapat Biasa ke-II .................................................................................................................... 6
2.3. Fullday Meeting ke-I.............................................................................................................. 7
2.4. Fullday Meeting ke-II ............................................................................................................ 7
2.5. Fullday Meeting ke-III ........................................................................................................... 8
2.6. Fullday Meeting ke-IV ........................................................................................................... 9
2.7. Perjalanan Dinas .................................................................................................................. 10
BAB III EVALUASI KEGIATAN .......................................................................................................... 11

3.1. Evaluasi ................................................................................................................................ 11


3.2. Rekomendasi ....................................................................................................................... 11
BAB IV PENUTUP ............................................................................................................................... 24

~ vii ~
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Nama Kegiatan

Kegiatan ini diberi nama “Evaluasi Budaya Organisasi”. Penamaan kegiatan ini
dipilih seperti itu guna memastikan bahwa istilah yang digunakan untuk kebijakan
ini sesuai dengan nomenklatur resminya agar maksud, tujuan, dan target output
kegiatan terfokus pada nama kegiatan tersebut dengan batasan yang sepenuhnya
mendasarkan diri pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 39 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengembangan
Budaya Kerja (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 751).

1.2. Dasar Hukum

a. Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2019 tentang Organisasi Kementerian


Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8)
b. Peraturan Menteri Agama Nomor 72 Tahun 2022 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Agama
c. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 39 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengembangan Budaya Kerja (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 412)

1.3. Latar Belakang

Dalam organisasi pemerintahan/publik di Indonesia, kinerja organisasi


pemerintahan merupakan hal yang sangat penting guna mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang baik (good governance) dan pemerintahan yang bersih (clean
governance), serta mendukung tugas- tugas pemerintahan untuk memberikan
pelayanan yang terbaik kepada masyarakat sesuai dengan ciri khasnya sebagai
organisasi pemerintahan yaitu berorientasi pada pelayanan publik (service public
oriented), bukan untuk mecari laba (profit oriented) (Azizy, 2007). Selain itu, untuk
mencapai keberhasilan tujuan suatu organisasi, tentunya diperlukan sumber daya
manusia yang kompeten dan memiliki tingkat kinerja yang tinggi dalam
melaksanakan tugas- tugas yang diberikan oleh organisasi. Sumber daya manusia
yang cakap dan terampil penting bagi perusahaan karena bakat, tenaga, dan
kreativitasnya sangat diperlukan oleh perusahaan untuk mencapai keberhasilan
tujuannya. Dalam rangka mendapatkan hasil kerja sesuai dengan tujuan organisasi,
maka dibutuhkan penilaian terhadap hasil kerja karyawan dan kinerja organisasi.
Penilaian ini dimaksudkan supaya setiap komponen organisasi menjalankan
tugasnya sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan yang nantinya juga akan
meningkatkan kinerja karyawan.
Selain dibutuhkan penilaian terhadap hasil kerja karyawan dan kinerja organisasi,
perilaku individu yang berkepentingan juga memberikan pengaruh terhadap
keberhasilan tujuan organisasi. Hal ini disebut juga sebagai budaya organisasi.
Budaya itu sendiri merupakan hal yang esensial bagi suatu organisasi atau
perusahaan, karena akan selalu berhubungan dengan kehidupan yang ada dalam
perusahaan. Budaya organisasi merupakan falsafah, ideologi, nilai-nilai, anggapan,
keyakinan, harapan, sikap dan norma-norma yang dimiliki secara bersama serta
mengikat dalam suatu komunitas tertentu. Budaya organisasi yang kuat akan
memberikan pengaruh positif terhadap perilaku anggota-anggotanya sebab
tingginya tingkat kebersamaan dan intensitas menciptakan suatu iklim internal dari
kendali perilaku yang tinggi (Robbins dan Judge, 2002:284). Salah satu peran
penting nilai dalam budaya organisasi terhadap kinerja karyawan adalah melalui
peningkatan motivasi. Menurut Tika (2006:141), budaya organisasi membantu
kinerja karena dapat menciptakan suatu tingkat motivasi yang luar biasa bagi
karyawan.
Tika (2006:10) juga mengatakan bahwa budaya organisasi memiliki karakteristik
seperti inisiatif individual, toleransi terhadap tindakan resiko, pengarahan,
integrasi, dukungan manajemen, kontrol, identitas, sistem imbalan, toleransi, dan
pola komunikasi. Karakteristik yang disebutkan diatas menbuat organisasi menjadi
lebih fokus kepada hasilnya. Selain itu, karakteristik-karakteristik tersebut juga
membuat organisasi dapat melihat sejauh mana keputusan manajemen
memperhitungkan efek hasil pada individu di dalam organisasi terkait. Sebagai
salah satu organisasi pemerintahan, Direktorat Jenderal Pajak juga tidak ingin
ketinggalan dalam membangun budaya organisasi yang efektif guna menciptakan
hasil kerja, disiplin kerja dan kualitas kerja pegawai yang lebih baik. Oleh karena
itu, dibuatlah nilai-nilai budaya organisasi untuk mewujudkan hal tersebut.
1.4. Pengertian Budaya Organisasi
Menurut Robbins (2003 : 305) Budaya Organisasi merupakan sistem makna
bersama yang dianut oleh anggota-anggota yang membedakan suatu organisasi
dari organisasi lain. Sistem makna bersama yang dimaksud dapat diartikan sebagai
karakterisitik utama yang dihargai oleh suatu organisasi. Budaya Organisasi
mengacu pada sekumpulan keyakinan bersama, sikap dan tata hubungan serta
asumsi-asumsi yang secara eksplisit atau implisit diterima dan digunakan oleh
keseluruhan anggota organisasi untuk menghadapi lingkungan luar dalam
mencapai tujuan-tujuan organisasi. Dalam hal ini, budaya organisasi mempunyai
pengaruh penting terhadap motivasi.
Pengertian lain menyebutkan bahwa Budaya Organisasi dapat didefenisikan
sebagai perangkat sistem nilai-nilai (values), keyakinan- keyakinan (beliefs),
asumsi-asumsi (assumptions), atau norma-norma yang telah lama berlaku,
disepakati dan diikuti oleh para anggota suatu organisasi sebagai pedoman perilaku
dan pemecahan masalah-masalah organisasinya. Dalam budaya organisasi, terjadi
sosialisasi nilai-nilai dan menginternalisasi dalam diri para anggota, menjiwai
orang per orang dalam organisasi. Dengan demikian, maka budaya organisasi
merupakan jiwa organisasi dan jiwa para anggota organisasi (Killman dkk., 1988).
Budaya Organisasi sering juga disebut sebagai Budaya Perusahaan dimana prinsip-
prinsip maupun kode etik dan juga etos kerja dijadikan sebagai perangkat untuk
disepakati oleh para karyawan untuk mencapai efisiensi, efektivitas, produktivitas
karyawan dalam bekerja serta dalam memenuhi tujuan maupun target perusahaan.
Atas berbagai pengertian yang telah disampaikan sebelumnya dapat disimpulkan
bahwa Budaya Organisasi merupakan sistem atau perangkat yang membedakan
suatu organisasi dengan organisasi lain dimana didalamnya terdapat sekumpulan

~2~
nilai-nilai maupun pedoman yang digunakan untuk membatasi perilaku anggota
organisasi agar tujuan organisasi dapat tercapai.

1.5. Dampak dari Budaya Organisasi


Budaya yang kuat dan positif sangat berpengaruh terhadap perilaku dan efektivitas
kinerja perusahaan sebagaimana dinyatakan oleh Deal & Kennedy (1982), Miner
(1990), Robbins (1990), karena dapat menimbulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Nilai-nilai kunci yang menjalin, menginternalisasi, serta menjiwai para anggota,
menjadi wujud atas kekuatan yang tidak tampak;
2. Perilaku-perilaku karyawan secara tak disadari terkendali dan terkoordinasi
oleh kekuatan yang informal atau tidak tampak;
3. Para anggota merasa komit dan loyal pada organisasi;
4. Adanya musyawarah dan kebersamaan atau kesertaan dalam hal-hal yang
berarti sebagai bentuk partisipasi, pengakuan, dan penghormatan terhadap
karyawan;
5. Semua kegiatan berorientasi atau diarahkan kepada misi atau tujuan organisasi;
6. Para karyawan merasa senang, karena diakui dan dihargai martabat dan
kontribusinya, yang sangat rewarding;
7. Adanya koordinasi, integrasi, dan konsistensi yang menstabilkan kegitan-
kegiatan perusahaan;
8. Berpengaruh kuat terhadap organisasi dalam tiga aspek: pengarahan perilaku
dan kinerja organisasi, penyebarannya pada anggota organisasi, dan
kekuatannya, yaitu menekan para anggota untuk melaksanakan nilai-nilai
budaya;

1.6. Pengertian Kinerja


Karyawan maupun pekerja yang merupakan bagian dari organisasi menjadi fokus
utama yang dapat ditinjau atas pengaruh dari sebuah budaya organisasi. Bagaimana
tingkat kinerja maupun profesionalitas merupakan salah satu aspek yang dapat
diukur terhadap pengaruh dari sebuah budaya organisasi. Menurut Moeheriono
(2012:95) “Kinerja atau performance merupakan gambaran mengenai tingkat
pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam
mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi yang dituangkan melalui
perencanaan strategis suatu organisasi. Dengan demikian budaya organisasi yang
ditujukan untuk mencapai efisiensi, efektivitas maupun produktivitas dari aktivitas
organisasi ikut serta memengaruhi kinerja dari karyawan maupun pekerja sebagai
bagian dari organisasi.

1.7. Keterkaitan Program dengan Kegiatan

Pelaksanaan kegiatanEvaluasi Budaya Organisasi berkaitan erat dengan program


dukungan manajemen dalam beberapa aspek sebagai berikut:
a. Kegiatan ini bagian dari upaya mengimplementasikan berbagai regulasi
tentang penataan kelembagaan yang merupakan pengejawantahan dari
reformasi birokrasi pada aspek kelembagaan, juga menjadi pelaksanaan pada
amanat Undang-Undang ASN;

~3~
b. Kegiatan ini berkontribusi langsung pada efektivitas organisasi dalam konteks
percepatan capaian kinerja dengan menyediakan pijakan analitis dan sistemik
melalui program Evaluasi Budaya Organisasi yang pada gilirannya kemudian
dapat menjadi bahan penting untuk penataan organisasi secara keseluruhan.

1.8. Maksud Kegiatan

Kegiatan Evaluasi Budaya Organisasi bermaksud untuk:


a. Memahami kebijakan umum dan teknis dalam Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 39 Tahun
2012 tentang Pedoman Pengembangan Budaya Kerja;
b. Melaksanakan kegiatan Evaluasi Budaya Organisasi berdasarkan Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 39
Tahun 2012 tentang Pedoman Pengembangan Budaya Kerja; dan
c. Merumuskan bahan kebijakan dan rekomendasi tindak lanjut untuk penataan
organisasi unit eselon I pusat, instansi vertikal, dan perguruan tinggi
keagamaan negeri berdasarkan analisis atas hasil Evaluasi Budaya Organisasi,
instansi vertikal, dan perguruan tinggi keagamaan negeri.

1.9. Tujuan Kegiatan


Evaluasi Budaya Organisasi ditujukan untuk beberapa hal, yaitu:
a. Tercapainya pemahaman yang utuh dan komprehensif tentang kebijakan
umum dan teknis dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 39 Tahun 2012 tentang Pedoman
Pengembangan Budaya Kerja;
b. Terlaksananya kegiatan Evaluasi Budaya Organisasi berdasarkan Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 39
Tahun 2012 tentang Pedoman Pengembangan Budaya Kerja;
c. Tersusunnya rumusan bahan kebijakan dan rekomendasi tindak lanjut untuk
penataan organisasi unit eselon I, instansi vertikal, dan perguruan tinggi
keagamaan negeri berdasarkan analisis atas hasil Evaluasi Budaya Organisasi,
instansi vertikal, dan perguruan tinggi keagamaan negeri.

1.10. Cakupan dan Batasan Kegiatan

Kegiatan Evaluasi Budaya Organisasi dilaksanakan dalam cakupan dan batasan


kegiatan sebagai berikut:
a. Melakukan kajian mendalam dan sosialisasi berbagai kebijakan dan regulasi
terkait Evaluasi Budaya Organisasi, tanpa menyusun regulasi dan/atau
ketentuan khusus untuk melaksanakan proses Evaluasi Budaya Organisasi
khusus Kementerian Agama;
b. Melakukan pembahasan khusus di internal pengelola kegiatan dan
pembahasan umum bersama dengan unit eselon I, instansi vertikal, dan
pergunruan tinggi keagamaan negeri;
c. Menyampaikan pola implementasi Evaluasi Budaya Organisasi kepada seluruh
satuan kerja unit eselon I Pusat unit instansi vertikal dan pergunruan tinggi

~4~
keagamaan negeri yang ditetapkan sebagai sasaran pelaksanaan Evaluasi
Budaya Organisasi
d. Melakukan validasi dan verifikasi atas hasil Evaluasi Budaya Organisasi dari
unit eselon I Pusat, unit instansi vertikal, dan pergunruan tinggi keagamaan
negeri.

1.11. Bentuk Kegiatan

Evaluasi Budaya Organisasi dilaksanakan dalam 2 (dua) bentuk kegiatan sebagai


berikut:
a. Kegiatan Rapat Biasa sebanyak 2 kali
Materinya terfokus pada 4 domain, yaitu:
1) Persiapan, distribusi tugas, dan penyusunan timeline
2) Sosialisasi substansi program untuk satuan kerja unit eselon I Pusat,
instansi vertikal, dan pergunruan tinggi keagamaan negeri
3) Penyusunan dokumen templates standar Evaluasi Budaya Organisasi
4) Penyusunan soft file pengolah data hasil Evaluasi Budaya Organisasi
b. Fullday Meeting sebanyak 4 kegiatan
Materinya terfokus pada 3 domain dengan varian obyek, yaitu:
1) Pelaksanaan survey dan data gathering Evaluasi Budaya Organisasi pada
Sekretariat Jenderal, Ditjen Pendidikan Islam, Ditjen Penyelenggaraan Haji
dan Umrah, Badan Litbang dan Diklat, dan Badan Penyelenggara Jaminan
Produk Halal
2) Pelaksanaan survey dan data gathering Evaluasi Budaya Organisasi pada
Kanwil, IAIN dan UIN serta STAIN.
3) Penggabungan data hasil survey Evaluasi Budaya Organisasi pada satu soft
file pengolah data untuk menjadi bahan analisis dan penyusunan
dokumen naratif hasil Evaluasi Budaya Organisasi.
4) Penyusunan dokumen naratif hasil Evaluasi Budaya Organisasi.

c. Perjalanan dinas dilaksanakan sebanyak 1 kali untuk pelaksanaan survey data


pada instansi vertikal yaitu kanwil dan kankemenag kabupaten/ kota.

~5~
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN

2.1. Rapat Biasa ke-I


(Kamis, 21 April 2023)

a. Pimpinan Rapat
Kepala Biro Organisasi dan Tata Laksana
d. Unsur Peserta
Jumlah Peserta 25 Orang, unsurnya terdiri dari
1. Pejabat/Pelaksana pada Biro Organisasi dan Tata Laksana
2. Pejabat/Pelaksana pada Unit Eselon I Pusat
c. Materi
Persiapan, distribusi tugas, dan penyusunan timeline serta Sosialisasi substansi
program untuk satuan kerja unit eselon I Pusat.
d. Rekomendasi
1. Biro Organisasi dan Tata Laksana harus segera mempersiapkan
berbagai Langkah awal untuk penyiapan kegiatan ini diantaranya
distribusi tugas dan penyusunan timeline
2. Biro Organisasi dan Tata Laksana dimohon agar segera melakukan
sosialisasi substansi program Evaluasi Budaya Organisasi pada satuan
kerja unit eselon I Pusat secara maraton.
Surat undangan rapat, daftar hadir peserta, notulensi, dan dokumentasi rapat,
terlampir.

2.2. Rapat Biasa ke-II


(Jum’at, 22 April 2023)

a. Pimpinan Rapat
Kepala Biro Organisasi dan Tata Laksana
c. Unsur Peserta
Jumlah Peserta 25 Orang, unsurnya terdiri dari
1. Pejabat/Pelaksana pada Biro Organisasi dan Tata Laksana
2. Pejabat/Pelaksana pada Unit Eselon I Pusat
c. Materi
Penyusunan dokumen templates standar dan penyusunan soft file pengolah
data hasil Evaluasi Budaya Organisasi
d. Rekomendasi
1. Biro Organisasi dan Tata Laksana perlu segera menyusun dokumen
templates standar Evaluasi Budaya Organisasi agar dapat dipedomani
dan digunakan secara serempak.
2. Biro Organisasi dan Tata Laksana perlu segera menyusun soft file
pengolah data hasil Evaluasi Budaya Organisasi untuk mempermudah
teknis pengolahan data hasil dari survey Evaluasi Budaya Organisasi
dari responden yang dalam jumlah besar berasal dari unit eselon I pusat.

~6~
Surat undangan rapat, daftar hadir peserta, notulensi, dan dokumentasi rapat,
terlampir.

2.3. Fullday Meeting ke-I

a. Pengisi Acara
1. Kepala Biro Organisasi dan Tata Laksana
2. Koordinator Fungsi Organisasi
b. Unsur Peserta
Jumlah Peserta 18 Orang, unsurnya terdiri dari:
1. Pejabat/Pelaksana pada Biro Organisasi dan Tata Laksana, Sekretariat
Jenderal, Kementerian Agama RI
2. Pejabat/Pelaksana pada Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi
c. Tempat dan Waktu
Tempat : Hotel Urban 101 Jakarta
Hari, Tanggal : Selasa, 19 April 2023
d. Materi
Pelaksanaan survey dan data gathering Evaluasi Budaya Organisasi pada
Sekretariat Jenderal, Ditjen Pendidikan Islam, Ditjen Penyelenggaraan Haji dan
Umrah, Badan Litbang dan Diklat, dan Badan Penyelenggara Jaminan Produk
Halal
e. Notulensi
1. Kegiatan dibuka oleh Kepala Biro Organisasi dan Tata Laksana didampingi
Koordinator Substansi Fungsi Organisasi
2. Peserta kegiatan yang hadir secara luring bertugas sebagai pengendali
teknis survey kepada responden serta mengkompilasi hasil survey
3. Responden yang mengikuti survey Evaluasi Budaya Organisasi secara
daring terdiri dari pejabat dan pegawai pada Sekretariat Jenderal, Ditjen
Pendidikan Islam, Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Badan Litbang
dan Diklat, dan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal
4. Sebelum melaksanakan proses survey, tim Biro Organisasi dan Tata
Laksana menyampaikan sosialisasi perihal konsep dan kebijakan serta dan
teknis survey Evaluasi Budaya Organisasi melalui fasilitas virtual.
Surat undangan rapat, daftar hadir peserta, notulensi, dan dokumentasi rapat,
terlampir.

2.4. Fullday Meeting ke-II

a. Pengisi Acara
1. Kepala Biro Organisasi dan Tata Laksana
2. Koordinator Fungsi Organisasi
b. Unsur Peserta
Jumlah Peserta 18 Orang, unsurnya terdiri dari:
1. Pejabat/Pelaksana pada Biro Organisasi dan Tata Laksana, Sekretariat
Jenderal, Kementerian Agama RI

~7~
2. Pejabat/Pelaksana pada Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi
c. Tempat dan Waktu
Tempat : Hotel Urban 101 Jakarta
Hari, Tanggal : Rabu, 20 April 2023
d. Materi
Pelaksanaan survey dan data gathering Evaluasi Budaya Organisasi pada Ditjen
Bimas Islam, Ditjen Bimas Kristen, Ditjen Bimas Katolik, Ditjen Bimas Hindu,
Ditjen Bimas Buddha, dan Inspektorat Jenderal.
e. Notulensi
1. Kegiatan dibuka oleh Kepala Biro Organisasi dan Tata Laksana
didampingi Koordinator Substansi Fungsi Organisasi
2. Peserta kegiatan yang hadir secara luring bertugas sebagai pengendali
teknis survey kepada responden serta mengkompilasi hasil survey
3. Responden yang mengikuti survey Evaluasi Budaya Organisasi secara
daring terdiri dari pejabat dan pegawai pada Ditjen Bimas Islam, Ditjen
Bimas Kristen, Ditjen Bimas Katolik, Ditjen Bimas Hindu, Ditjen Bimas
Buddha, dan Inspektorat Jenderal.
4. Sebelum melaksanakan proses survey, tim Biro Organisasi dan Tata
Laksana menyampaikan sosialisasi perihal konsep dan kebijakan serta
dan teknis survey Evaluasi Budaya Organisasi melalui fasilitas virtual.
Surat undangan rapat, daftar hadir peserta, notulensi, dan dokumentasi rapat,
terlampir.

2.5. Fullday Meeting ke-III

a. Pengisi Acara
1. Kepala Biro Organisasi dan Tata Laksana
2. Koordinator Fungsi Organisasi
b. Unsur Peserta
Jumlah Peserta 18 Orang, unsurnya terdiri dari:
1. Pejabat/Pelaksana pada Biro Organisasi dan Tata Laksana, Sekretariat
Jenderal, Kementerian Agama RI
2. Pejabat/Pelaksana pada Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi
c. Tempat dan Waktu
Tempat : Hotel Mercure Kemayoran Jakarta
Hari, Tanggal : Senin, 25 April 2023
d. Materi
Penggabungan data hasil survey Evaluasi Budaya Organisasi pada satu soft file
pengolah data untuk menjadi bahan analisis.
e. Notulensi
1. Kegiatan dibuka oleh Kepala Biro Organisasi dan Tata Laksana didampingi
Koordinator Substansi Fungsi Organisasi
2. Kepala Biro Organisasi dan Tata Laksana didampingi Koordinator
Substansi Fungsi Organisasi menjelaskan teknis dan tujuan serta maksud

~8~
dari Penggabungan data hasil survey Evaluasi Budaya Organisasi pada satu
soft file pengolah data untuk menjadi bahan analisis.
3. Responden yang mengikuti survey Evaluasi Budaya Organisasi secara
daring terdiri dari pejabat dan pegawai pada Kanwil dan PTKN yang sudah
ditentukan sesuai pada lampiran.
4. Peserta kegiatan yang sebelumnya sudah bertugas mengkompilasi hasil
survey, lalu menginput hasil survey tersebut pada soft file pengolah data
5. Input data hasil survey dilakukan secara terdistribusi per unit instansi
vertikal dan Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri yang dipilih sebagai
sampling.
6. Penggabungan keseluruhan hasil survey diserahkan kepada tim yang
bertugas Menyusun dokumen naratif hasil Evaluasi Budaya Organisasi
Surat undangan rapat, daftar hadir peserta, notulensi, dan dokumentasi rapat,
terlampir.

2.6. Fullday Meeting ke-IV

a. Pengisi Acara
1. Kepala Biro Organisasi dan Tata Laksana
2. Koordinator Fungsi Organisasi
b. Unsur Peserta
Jumlah Peserta 18 Orang, unsurnya terdiri dari:
1. Pejabat/Pelaksana pada Biro Organisasi dan Tata Laksana, Sekretariat
Jenderal, Kementerian Agama RI
2. Pejabat/Pelaksana pada Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi
c. Tempat dan Waktu
Tempat : Hotel Mercure Cikini Jakarta
Hari, Tanggal : Selasa, 26 April 2023
d. Materi
Penyusunan dokumen naratif hasil Evaluasi Budaya Organisasi, Verikal, dan
PTKN.
e. Notulensi
1. Kegiatan dibuka oleh Kepala Biro Organisasi dan Tata Laksana
didampingi Koordinator Substansi Fungsi Organisasi
2. Kepala Biro Organisasi dan Tata Laksana didampingi Koordinator
Substansi Fungsi Organisasi menjelaskan teknis dan tujuan serta
maksud dari Penyusunan dokumen hasil Evaluasi Budaya Organisasi.
3. Peserta kegiatan yang ditugaskan Menyusun dokumen naratif hasil
Evaluasi Budaya Organisasi, mulai melakukan penyusunan dengan
mendistribusikan proses penulisannya berdasarkan unit eselon I pusat,
Verikal, dan PTKN.
4. Penulisan dokumen naratif hasil Evaluasi Budaya Organisasi dibantu
dengan rekonfirmasi pembacaan data kepada petugas yang sebelumnya
bekerja untuk mengkompilasi data hasil survey

~9~
5. Dokumen naratif hasil Evaluasi Budaya Organisasi yang selesai disusun
kemudian diserahkan kepada Kepala Biro untuk dikoreksi dan
ditetapkan.
Surat undangan rapat, daftar hadir peserta, notulensi, dan dokumentasi rapat,
terlampir.

2.7. Perjalanan Dinas

a. Pengisi Acara
- Koordinator Fungsi Organisasi
c. Tempat dan Waktu
Tempat : Kankemenag Kota Padang dan Kankemenag Kab. Pesisir
Selatan
Hari, Tanggal : Senin s.d. Kamis, 10 s.d. 13 Oktober 2023
d. Materi
Penyusunan dokumen naratif hasil Evaluasi Budaya Organisasi.
e. Notulensi
1. Kegiatan dilaksanakan oleh tiga tim, masing-masing tim melaksanakan
kegiatan sesuai dengan penugasan.
2. Koordinator Fungsi Organisasi menjelaskan teknis dan tujuan serta
maksud dari Penyusunan dokumen hasil Evaluasi Budaya Organisasi.
3. Penyampaian paparan mengenai Evaluasi Budaya Organisasi dan teknis
pengisian form survey.
4. Penulisan dokumen (Laporan) hasil Evaluasi Budaya Organisasi
5. Dokumen hasil Evaluasi Budaya Organisasi yang selesai disusun dan
digabung dengan hasil yang lain untuk disampaikan kepada Kepala Biro
untuk dikoreksi dan ditetapkan.
Surat Pemberitahuan,Surat Tugas, Surat Pejalanan Dinas, notulensi, dan
dokumentasi , terlampir.

~ 10 ~
BAB III
EVALUASI KEGIATAN

3.1. Evaluasi

Catatan evaluative untuk kegiatanEvaluasi Budaya Organisasi ini adalah:


a. Cakupan kegiatan yang bersifat mandatori semisal Evaluasi Budaya Organisasi
ini harus segera dirancang sejak awal agar pengelola program dapat bergerak
dengan pasti, terukur, dan timetable;
b. Format data gathering yang menjadi tolak ukur program Evaluasi Budaya
Organisasi harus difasilitasi dalam bentuk sistem aplikasi sederhana yang lebih
“mengunci” bagi penggunanya (data input) agar tidak menuliskan secara
manual sehingga besar potensi human error-nya.; dan
c. Pembiasaan pola koordinasi daring harus semakin diperkuat dan
diinternalisasikan agar memudahkan program di masa depan

3.2. Rekomendasi

Memperhatikan catatan evaluatif tersebut diatas, rekomendasi yang dipandang


perlu yang dihasilkan oleh kegiatan ini adalah sebagai berikut:
a. Pengelola program harus mengajukan executive summary program sejak awal
untuk memudahkan decission making;
b. Segera dibangun sistem aplikasi sementara (temporary) hanya untuk menata
ulang pola penulisan nomenklatur jabatan; dan
c. Sekretariat Jenderal agar segera melengkapi berbagai ketentuan teknis pola
kerja dengan mekanisme daring.

~ 11 ~
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Objek Penelitian
Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Satuan Kerja pada

Kementerian Agama. Sejarah terbentuknya Kementerian Agama secara resmi didirikan pada

tanggal 3 Januari 1946, berdasarkan ketetapan pemerintah NO.1/S.D yang memutuskan

adanya yang mengurusi masalah umat beragama yaitu Departemen Agama. Hal inilah

konsekuensi dari dicoretnya tujuh kata pada sila kesatu pancasila yang diabadikan dalam

Piagam Jakarta.

Berdirinya Kementerian Agama disiarkan oleh pemerintah melalui siaran Radio

Republik Indonesia (RRI) yang saat itu peran RRI sangat sentral. Haji Mohammad

Rasjidi diangkat oleh Presiden Soekarno sebagai Menteri Agama RI Pertama. H.M.

Rasjidi adalah seorang ulama berlatar belakang pendidikan Islam modern dan di

kemudian hari dikenal sebagai pemimpin Islam terkemuka dan tokoh Muhammadiyah.

Rasjidi saat itu adalah menteri tanpa portfolio dalam Kabinet Sjahrir. Dalam jabatan

selaku menteri negara (menggantikan K.H. Abdul Wahid Hasyim), Rasjidi sudah

bertugas mengurus permasalahan yang berkaitan dengan kepentingan umat Islam.

Kementerian Agama mengambil alih tugas-tugas keagamaan yang semula berada

pada beberapa kementerian, yaitu Kementerian Dalam Negeri yang berkenaan dengan

masalah perkawinan, peradilan agama, kemasjidan, dan urusan haji, Kementerian

Kehakiman yang berkenaan dengan tugas dan wewenang Mahkamah Islam Tinggi, dan

~ 12 ~
Kementerian Pengajaran, Pendidikan dan Kebudayaan, yang berkenaan dengan

masalah pengajaran agama di sekolah-sekolah.

Keputusan dan penetapan pemerintah ini dikumandangkan di udara oleh Radio

Republik Indonesia (RRI) ke seluruh dunia dan disiarkan oleh pers dalam dan luar

negeri dengan H.M. Rasjidi sebagai Menteri Agama yang pertama. Pembentukan

Kementerian Agama segera menimbulkan kontroversi di antara berbagai pihak. Kaum

Muslimin umumnya memandang bahwa keberadaan Kementerian Agama merupakan

suatu keharusan sejarah dan merupakan kelanjutan dari instansi yang bernama

Shumubu (Kantor Urusan Agama) pada masa pendudukan Jepang, yang mengambil

preseden dari Het Kantoor voor Inlandsche Zaken (Kantor untuk Urusan Pribumi Islam

pada masa kolonial Belanda. Bahkan sebagian Muslim melacak eksistensi Kementerian

Agama ini lebih jauh lagi, ke masa kerajaan-kerajaan Islam atau kesultanan, yang

sebagiannya memang memiliki struktur dan fungsionaris yang menangani urusan-

urusan keagamaan.

a. Tugas dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2015 tentang Kementerian

Agama Pasal 2 dan Pasal 3 menjelaskan bahwa Kementerian Agama mempunyai

tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama untuk membantu

Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. Dalam melaksanakan

tugas, Kementerian Agama menyelenggarakan fungsi:

1) perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang keagamaan;

2) pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab

Kementerian Agama;

3) pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Agama;

~ 13 ~
4) pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan

Kementerian Agama di daerah;

5) pelaksanaan kegiatan teknis yang berskala nasional; dan

6) pelaksanaan kegiatan teknis dari pusat sampai ke daerah.

b. Susunan Organisasi

Susunan organisasi Kementerian Agama berdasarkan

2. Analisis Deskriptif
Pada bagian ini, peneliti akan mendeskripsikan data-data yang diperoleh dari

responden. Data deskriptif memberikan gambaran mengenai keadaan atau kondisi

responden yang perlu diperhatikan.

a. Karakteristik Deskriptif responden

Responden dalam penelitian ini adalah pegawai aparatur sipil negara

Kementerian Agama sesuai dengan pengambilan metode Simple Random Sampling

yang dinyatakan simple (sederhana) karena pengambilan sampel anggota populasi

dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu

sehingga responden yang dipakai dalam penelitian ini, yaitu 757 responden.

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada 757 responden dalam penelitian

ini, maka diperoleh data responden mengenai Budaya Organisasi pada Kementerian

Agama. Adapun hasil yang diperoleh sebagai berikut:

1) Karakteristik Responden Berdasarkan Unit Kerja

Gambaran umum responden berdasarkan Unit Kerja dapat dilihat sebagai

berikut:

Tabel 1
Karakterisik Responden Berdasarkan Unit Kerja Responden

~ 14 ~
Jenis Persentase
No Jenis kelamin
responden (%)
1 Kantor Wilayah Kemenag 624 82.4%
2 PTKN 71 9.4%
3 UPT 60 7.9%
4 Eselon I 2 0.3%
Total 757 100 %
Sumber: Data Primer, 2023

b. Analisis Deskriptif Variabel Penelitian


Analisis deskripsi ini bertujuan untuk mengetahui jawaban dari responden

terhadap Budaya Organisasi maka dianalisis deskripsi presentase terhadap hasil

tanggapan responden. Pernyataan indikator variabel berdasarkan distribusi

frekuensi, presentase dan rata-rata (mean) jawaban responden, interpretasi skor

jawaban responden menggunakan skala likert dengan rentang skala 1 = sangat tidak

setuju, 2 = tidak setuju, 3 = setuju, 4 = sangat setuju. Oleh sebab itu penilaian

menggunakan rentang interval skor seperti tabel dibawah ini:

Tabel 2
Rentang Interval Skor
Jawaban Bobot Rentang Interval Kategori
Skor
Sangat Baik 4 3,25 ≥ 4,00 SB
Baik 3 2.50 ≥ 3,25 B
Tidak Baik 2 1.75 ≥ 2,50 TB
Sangat Tidak Baik 1 1,00 ≥ 1,75 STB
Sumber: Sugiyono (2016:133)

~ 15 ~
Berdasarkan kategori pada tabel 2 tersebut di atas, selanjutnya dapat

digunakan untuk menentukan jumlah responden yang memiliki kategori-kategori

tersebut.

SS (4) S (3) TS (2) STS (1) Index


NO PERTANYAAN Jumlah Predikat
f % f % f % f % Presentase

1 Pimpinan 364 48% 375 50% 13 2% 5 1% 2612 3.5 SB


meminta saya
untuk memiliki
inisiatif dalam
mengerjakan
tugas

2 Pimpinan 455 60% 292 39% 8 1% 2 0% 2714 3.6 SB


mendorong saya
untuk bekerja
dengan kreatif
dan inovatif
dalam pekerjaan
agar pekerjaan
dapat
diselesaikan
dengan cepat,
tepat, dan aman

3 Pimpinan 275 36% 406 54% 65 9% 11 1% 2459 3.2 B


memberi
kepercayaan
kepada saya
secara penuh
dalam
menyelesaikan
dan mengambil
keputusan dalam
pekerjaan

4 Dalam 118 16% 545 72% 84 11% 10 1% 2285 3.0 B


menjalankan
aktivitas kerja,
saya terkadang
mendapat
masalah dalam

~ 16 ~
melaksanakan
pekerjaan

5 Saya siap 261 34% 465 61% 27 4% 4 1% 2497 3.3 SB


mengambil
resiko dalam
melaksanakan
pekerjaan yang
menjadi
tanggung jawab
saya

6 Pimpinan selalu 264 35% 442 58% 47 6% 4 1% 2480 3.3 SB


menuntut saya
untuk
menyelesaikan
pekerjaan dengan
tepat, cermat,
dan akurat

7 Pimpinan 265 35% 453 60% 30 4% 9 1% 2488 3.3 SB


memberitahukan
saya untuk lebih
memperhatikan
terhadap hal
detail dan ukuran
keberhasilan
dalam pekerjaan

8 Pimpinan 306 40% 416 55% 31 4% 4 1% 2538 3.4 SB


memberikan
arahan dan
komunikasi yang
jelas dan rinci
mengenai tujuan
organisasi secara
detail kepada
para karyawan

9 Saya senantiasa 369 49% 378 50% 6 1% 4 1% 2626 3.5 SB


bekerja dan
mengembangkan
diri untuk
mendapatkan
hasil yang
optimal dalam

~ 17 ~
menyelesaikan
pekerjaan

10 Saya berusaha 379 50% 368 49% 6 1% 4 1% 2636 3.5 SB


meningkatkan
efektivitas cara
bekerja guna
memperoleh
hasil yang cepat
dan optimal

11 Organisasi 261 34% 433 57% 51 7% 12 2% 2457 3.2 B


memberikan
fasilitas dalam
menunjang
penyelesaian
pekerjaan secara
optimal

12 Saya senantiasa 424 56% 325 43% 4 1% 4 1% 2683 3.5 SB


mengerjakan
pekerjaan dengan
sungguh-
sungguh

13 Saya selalu 341 45% 398 53% 14 2% 4 1% 2590 3.4 SB


mengisi jam
kerja untuk
menyelesaikan
pekerjaan yang
menjadi
pekerjaan

14 Saya merasa 390 52% 353 47% 7 1% 7 1% 2640 3.5 SB


senang dengan
pekerjaan yang
saya jalani saat
ini karena dapat
memberikan
manfaat bagi
organisasi

15 Saya selalu 238 31% 449 59% 61 8% 9 1% 2430 3.2 B


dituntut untuk
mandiri dalam
menyelesaikan
tugas pekerjaan

~ 18 ~
16 Dalam 320 42% 417 55% 15 2% 5 1% 2566 3.4 SB
menyelesaikan
pekerjaan, saya
selalu melakukan
sesuai dengan
prosedur dan
terget yang
ditetapkan
organisasi

17 Saya menjalin 377 50% 364 48% 13 2% 3 0% 2629 3.5 SB


kerjasama
dengan anggota
satuan kerja lain
untuk
meningkatkan
hasil yang
terbaik bagi
organisasi sesuai
penugasan dari
atasan

18 Pimpinan 355 47% 379 50% 20 3% 3 0% 2600 3.4 SB


menuntut saya
agar menjadi
anggota satuan
kerja yang
kompak dan
handal dalam
menjalankan
pekerjaan untuk
mendapatkan
hasil yang
optimal

19 Loyalitas saya 348 46% 392 52% 14 2% 3 0% 2599 3.4 SB


terhadap tim
sangat tinggi
untuk mencapai
target yang telah
ditetapkan
pimpinan

20 Pimpinan 313 41% 417 55% 21 3% 6 1% 2551 3.4 SB


memberi solusi
dan bantuan jika
saya menemukan

~ 19 ~
kendala dalam
melaksanakan
pekerjaan atau
terjadi
perselisihan

21 Dalam 398 53% 347 46% 8 1% 4 1% 2653 3.5 SB


melaksanakan
pekerjaan, saya
melakukan
koordinasi
dengan rekan
kerja dan
pimpinan

22 Saya harus 417 55% 331 44% 6 1% 3 0% 2676 3.5 SB


bekerja giat
dalam
melaksanakan
tugas yang
menjadi
tanggung jawab
saya

23 Saya senantiasa 372 49% 371 49% 10 1% 4 1% 2625 3.5 SB


datang tepat
waktu dan
disiplin waktu
agar pekerjaan
terselesaikan
dengan sempurna

24 Organisasi 330 44% 405 54% 19 3% 3 0% 2576 3.4 SB


memiliki
kesepakatan
yang jelas
mengenai
pedoman
pelaksanaan
tugas dan
peraturan
berdasarkan
nilai-nilai /
budaya
organisasi

~ 20 ~
25 Dalam bekerja 420 55% 322 43% 11 1% 4 1% 2672 3.5 SB
saya harus
mematuhi
peraturan yang
ada walaupun
tidak ada
pengawasan

26 Saya tidak puas 134 18% 475 63% 137 18% 11 1% 2246 3.0 B
dengan satu
tugas, sehingga
saya tertantang
dengan tugas
berikutnya

27 Saya merasa 280 37% 432 57% 35 5% 10 1% 2496 3.3 SB


nyaman dan
dihargai dengan
kondisi
organisasi yang
ada saat ini
sehingga
terwujudnya
lingkungan kerja
yang baik

28 Saya mampu 338 45% 399 53% 13 2% 7 1% 2582 3.4 SB


mengedepankan
visi dan misi
organisasi dari
pada kepentingan
pribadi

29 Organisasi ini 311 41% 392 52% 43 6% 11 1% 2517 3.3 SB


memiliki strategi
yang jelas untuk
masa depan karir
pegawai

Sumber: Data Primer, 2022

Berdasarkan Tabel diatas persepsi responden pada variabel budaya

organisasi memiliki nilai rata-rata indikator sebesar 3,4 dan masuk ke dalam

interval dengan kategori sangat baik. Indeks maksimum sebesar 3,6 dan indeks

~ 21 ~
minimum sebesar 3,0. Indikator inovasi dan resiko memberikan penilaian yang

cukup tinggi dimana pegawai dapat membangun suasana organisasi yang dapat

mendukung kinerjanya apabila mereka mau memaksimalkan inovasi dan

mengelola risiko dengan baik. Sedangkan Agresivitas memiliki nilai terendah

dengan indikasi sifat kompetitif pegawai membawa suasana organisasi

cenderung tidak kondusif.

A. PEMBAHASAN

Stephen P. Robbins adalah seorang pakar manajemen yang dikenal lewat bukunya yang

berjudul "Organizational Behavior" (Perilaku Organisasi). Dalam bukunya, Robbins

membahas berbagai aspek perilaku organisasi, termasuk konsep budaya organisasi. Budaya

organisasi merujuk pada nilai-nilai, norma, keyakinan, dan perilaku bersama yang

diterapkan oleh anggota organisasi. Robbins menyajikan beberapa definisi dan

karakteristik budaya organisasi:

1. Definisi Budaya Organisasi:

Robbins mendefinisikan budaya organisasi sebagai kumpulan norma-nilai bersama,

sikap, dan perilaku yang dipegang oleh anggota organisasi. Budaya ini menciptakan

suatu identitas bersama dan memberikan arah serta makna bagi anggota organisasi.

2. Indikator Budaya Organisasi:

• Inovasi dan Risiko: Sejauh mana organisasi mendorong inovasi dan mengelola

risiko.

• Perhatian terhadap Detail: Tingkat perhatian terhadap detail dan akurasi dalam

pekerjaan.

~ 22 ~
• Orientasi terhadap Orang: Sejauh mana organisasi memperhatikan kebutuhan dan

kepentingan individu.

• Orientasi terhadap Tim: Sejauh mana organisasi mendorong kerjasama dan

pembentukan tim.

• Orientasi terhadap Hasil: Sejauh mana organisasi lebih fokus pada pencapaian hasil

daripada proses.

• Orientasi terhadap Orientasi: Sejauh mana organisasi memperhatikan keberlanjutan

dan adaptasi terhadap perubahan lingkungan.

• Aggressiveness (Agresivitas): sampai sejauh mana karyawan itu agresif dan

kompetitif dalam melakukan pekerjaan, bukannya santai-santai dan menganggap

remeh suatu pekerjaan.

3. Klasifikasi Budaya Organisasi:

Robbins mengelompokkan budaya organisasi menjadi empat tipe utama:

• Budaya Kuat dan Formalis: Penuh dengan aturan dan prosedur, dengan fokus pada

keamanan dan prediktabilitas.

• Budaya Kuat dan Tidak Formalis: Lebih fleksibel, tetapi memiliki norma dan nilai

yang jelas.

• Budaya Lemah dan Formalis: Tidak memiliki norma yang kuat, tetapi sangat

terstruktur.

• Budaya Lemah dan Tidak Formalis: Kurang terstruktur dan kurang memiliki norma

yang jelas.

Dengan memahami budaya organisasi, Robbins berpendapat bahwa manajer dapat lebih

efektif dalam mengelola perilaku individu dan kelompok di dalam organisasi. Kesesuaian

~ 23 ~
budaya organisasi dengan individu dan tim dapat memengaruhi motivasi, kinerja, dan

kepuasan kerja.

BAB IV
PENUTUP

Demikian laporan kegiatan Evaluasi Budaya Organisasi Tahun Anggaran 2023 ini
disusun. Semoga tahapan proses dan output yang dihasilkannya dapat bermanfaat bagi
seluruh stakeholders Kementerian Agama umumnya, dan bagi para pengelola program
penataan organisasi pada Kementerian Agama, khususnya.
Laporan ini pun merupakan salah satu bentuk transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan program. Kami berharap semoga kegiatan ini dapat memberikan kontribusi
positif bagi upaya peningkatan akuntabilitas pelaksanaan program pada Biro Organisasi
dan Tata Laksana Sekretariat Jenderal Kementerian Agama RI.

Jakarta, Desember 2023


Plt.Kepala Biro Organisasi dan Tata Laksana,

Nurudin

~ 24 ~

Anda mungkin juga menyukai