Pendahuluan
Evaluasi program merupakan langkah penting dalam memastikan efektivitas dan efisiensi program yang di-
jalankan. Salah satu alat yang dapat digunakan dalam evaluasi program adalah model logic. Model logic
membantu memvisualisasikan dan menganalisis hubungan antara berbagai komponen program, seperti input,
aktivitas, output, dan outcome.
Pengertian Model Logic
Model logic, yang dikenal juga sebagai peta logika atau teori perubahan, merupakan representasi visual dari
alur program. Model ini menunjukkan bagaimana program dirancang untuk mencapai tujuannya. Model logic
terdiri dari beberapa komponen utama:
Input: Sumber daya yang digunakan untuk menjalankan program, seperti dana, staf, dan waktu.
Aktivitas: Kegiatan yang dilakukan dalam program.
Output: Produk atau layanan yang dihasilkan oleh program.
Outcome: Hasil atau dampak yang ingin dicapai oleh program.
Manfaat Model Logic
Model logic memiliki beberapa manfaat dalam evaluasi program, di antaranya:
Meningkatkan kejelasan dan pemahaman tentang program: Model logic membantu memvisualisasikan pro-
gram secara keseluruhan dan menjelaskan bagaimana program dirancang untuk mencapai tujuannya.
Membantu dalam identifikasi area yang perlu dievaluasi: Model logic dapat membantu evaluator untuk
mengidentifikasi area program yang perlu dievaluasi lebih lanjut.
Membantu dalam pengembangan instrumen evaluasi: Model logic dapat membantu evaluator untuk
mengembangkan instrumen evaluasi yang sesuai dengan tujuan dan sasaran program.
Membantu dalam komunikasi hasil evaluasi: Model logic dapat membantu evaluator untuk mengkomu-
nikasikan hasil evaluasi kepada pemangku kepentingan dengan cara yang mudah dipahami.
Langkah-langkah dalam Mengembangkan Model Logic
Berikut adalah langkah-langkah dalam mengembangkan model logic:
1. Menentukan tujuan dan sasaran program: Apa yang ingin dicapai oleh program?
2. Mengidentifikasi input program: Apa saja sumber daya yang dibutuhkan untuk menjalankan program?
3. Mengidentifikasi aktivitas program: Kegiatan apa saja yang akan dilakukan dalam program?
4. Mengidentifikasi output program: Apa saja produk atau layanan yang akan dihasilkan oleh program?
5. Mengidentifikasi outcome program: Apa saja hasil atau dampak yang ingin dicapai oleh program?
6. Menghubungkan komponen-komponen model logic: Bagaimana input, aktivitas, output, dan outcome pro-
gram saling terkait?
Contoh Penggunaan Model Logic
Model logic dapat digunakan dalam berbagai jenis program, seperti program pendidikan, program kesehatan,
dan program pemberdayaan masyarakat. Berikut adalah contoh penggunaan model logic dalam program pen-
didikan:
Tujuan program: Meningkatkan prestasi belajar siswa Input program: Guru, kurikulum, buku teks, dan dana
Aktivitas program: Pembelajaran di kelas, pemberian tugas, dan ujian Output program: Nilai siswa Outcome
program: Peningkatan prestasi belajar siswa
Kesimpulan
Model logic merupakan alat yang bermanfaat dalam evaluasi program. Model ini membantu memvisualisas-
ikan dan menganalisis hubungan antara berbagai komponen program, sehingga evaluator dapat lebih mudah
untuk mengevaluasi efektivitas dan efisiensi program.
Model IOO adalah model logic yang paling sederhana. Model ini hanya menunjukkan
hubungan antara input, output, dan outcome program. Model IOO cocok untuk program
yang memiliki tujuan dan sasaran yang jelas dan mudah diukur.
2. Model Linear
Model linear menunjukkan hubungan sebab akibat yang linear antara input, aktivitas, out-
put, dan outcome program. Model ini cocok untuk program yang memiliki alur yang jelas
dan terstruktur.
3. Model Non-Linear
Model non-linear menunjukkan hubungan sebab akibat yang kompleks antara input, aktivi-
tas, output, dan outcome program. Model ini cocok untuk program yang memiliki alur yang
kompleks dan melibatkan banyak faktor.
Model ToC adalah model logic yang berfokus pada bagaimana program dirancang untuk
menghasilkan perubahan. Model ini menunjukkan asumsi dan keyakinan tentang
bagaimana program akan mencapai tujuannya. Model ToC cocok untuk program yang
kompleks dan memiliki tujuan jangka panjang.
5. Model CIPP
Model CIPP adalah model logic yang digunakan untuk mengevaluasi empat aspek pro-
gram: context (konteks), input (masukan), process (proses), dan product (produk). Model
CIPP cocok untuk program yang ingin dievaluasi secara komprehensif.
6. Model Kirkpatrick
Model Kirkpatrick adalah model logic yang digunakan untuk mengevaluasi empat tingkat
hasil belajar: reaction (reaksi), learning (pembelajaran), behavior (perilaku), dan results
(hasil). Model Kirkpatrick cocok untuk program pelatihan dan pengembangan.
Model LFA adalah model logic yang digunakan untuk menyusun dan mengevaluasi pro-
gram yang kompleks. Model LFA terdiri dari matriks yang menunjukkan hubungan antara
tujuan, sasaran, indikator, dan asumsi program.
Jenis model logic yang digunakan dalam evaluasi program tergantung pada beberapa fak-
tor, seperti:
Tujuan dan sasaran program: Jenis model logic yang digunakan harus sesuai dengan tujuan
pleks.
Ketersediaan data: Model logic yang kompleks membutuhkan data yang lebih banyak.
Model logic merupakan alat yang bermanfaat dalam evaluasi program. Ada berbagai jenis
model logic yang dapat digunakan, dan pemilihan jenis model logic tergantung pada be-
berapa faktor.
Sumber referensi:
Chen, H. T. (2005). Practical program evaluation: Assessing and improving planning, implementation, and
effectiveness. Sage publications.
Fetterman, D. M., & Wandersman, A. (2005). Evaluating program effectiveness: A comprehensive ap-
proach. Sage publications.
W.K. Kellogg Foundation. (2004). Logic model development guide. W.K. Kellogg Foundation.
Referensi Pertanyaan dan Jawaban tentang Model Logic dalam Evaluasi Program