Anda di halaman 1dari 7

KONSEP DASAR MODEL EVALUASI DISKREPANSI

MAKALAH
Disusun Sebagai Pemenuhan Tugas Evaluasi dan Supervisi Bimbingan dan Konseling
Yang Dibina Oleh Prof. Dr. Nur Hidayah, M.Pd

Disusun Oleh
Andre Yoga Setiawan 180111600106
Annisa Iffa Rohida 180111600015
Laili Indah Sari Rohmawati 180111600090
Ryana Anggie Putri 180111600030
Wandini Ajeng Nur F. 180111600029

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
SEPTEMBER 2020

0
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI...............................................................................................i
BAB I PEMBAHASAN.......................................................................1
2.1. Hakikat Evaluasi Model Deskrepansi................................1
2.2.Tujuan Evaluasi Model Deskrepansi..................................2
2.3. Prosedur Evaluasi Model Deskrepansi................................3
DAFTAR RUJUKAN................................................................................5

i
BAB I
PEMBAHASAN

1.1. Hakikat Evaluasi Model Deskrepansi

Evaluasi dapat didefinisikan sebagai identifikasi, klarifikasi, dan penerapan


kriteria yang dapat dipertahankan untuk menentukan nilai objek evaluasi (layak
atau pantas) dalam kaitannya dengan kriteria tersebut. Evaluasi bertujuan untuk
memberikan pengambilan keputusan dan perbaikan program. Salah satu model
evaluasi yaitu Model Evaluasi Diskrepansi, pendekatan ini dikembangkan oleh
Malcolm Provus. Ia menyebut pendekatannya dengan Descrepancy Evaluation
Model (DEM). Kata discrepancy adalah istilah bahasa Inggris, yang
diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia yang berarti menjadi “kesenjangan”,
evaluasi ini untuk mengetahui kelayakan suatu program, evaluator dapat
membandingkan antara apa yang seharusnya diharapkan terjadi (standard)
dengan apa yang sebenarnya terjadi (performance).
Evaluasi model diskrepansi ini merupakan model yang menekankan pada
pandangan adanya kesenjangan di dalam pelaksanaan evaluasi. Evaluasi program
yang dilakukan oleh evaluator mengukur besarnya kesenjangan yang ada disetiap
komponen. Membandingkan kedua hal tersebut, maka dapat diketahui ada
tidaknya kesenjangan (discrepancy), yaitu standar yang ditetapkan dengan kinerja
yang sesungguhnya. Provus memandang evaluasi sebagai proses manajemen
informasi berkelanjutan yang dirancang dengan fungsi sebagai "pengawas
manajemen program" dan "pelayan administrasi dalam pengelolaan
pengembangan program melalui pengambilan keputusan yang baik".
Provus memandang evaluasi sebagai proses-proses berikut :
1) Menyetujui standard yaitu kriteria yang telah dikembangkan dan ditetapkan
dengan hasil yang efektif.
2) Menentukan apakah ada perbedaan antara kinerja beberapa aspek program dan
standar yang ditetapkan untuk kinerja,
Fokus utamanya adalah mengidentifikasi ketidaksesuaian, untuk membantu
menentukan sejauh mana pengembangan program berjalan menuju pencapaian
tujuan yang dinyatakan.

1
2

Macam-macam kesenjangan yang dapat dievaluasi dalam program pendidikan


antara lain meliputi :
1) Kesenjangan antara rencana dengan pelaksanaan program.
2) Kesenjangan antara yang diduga atau diramalkan akan diperoleh dengan yang
benar-benar direalisasikan.
3) Kesenjangan antara status kemampuan dengan standard kemampuan yang
ditentukan.
4) Kesenjangan tujuan.
5) Kesenjangan mengenai bagian program yang dapat diubah
6) Kesenjangan dalam sistem yang tidak konsisten.

Jadi, model evaluasi diskrepansi yaitu untuk mengukur adanya perbedaan


antara yang seharusnya dicapai dengan apa yang nyata dicapai.

1.2. Tujuan Evaluasi Model Deskrepansi

Berangkat dari asumsi bahwa untuk mengetahui kelayakan suatu program,


evaluator dapat membandingkan antara apa yang seharusnya diharapkan terjadi
(standard) dengan apa yang sebenarnya terjadi (performance). Membandingkan
kedua hal tersebut, maka dapat diketahui ada tidaknya kesenjangan (discrepancy),
yaitu standar yang ditetapkan dengan kinerja yang sesungguhnya. Model ini
dikembangkan oleh Malcolm Provus, bertujuan untuk hal hal berikut:
1. Evaluasi kesenjangan dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kesesuaian
antara standard yang sudah ditentukan dalam program dengan penampilan
aktual dari program tersebut. Standar adalah kriteria yang telah
dikembangkan dan ditetapkan dengan hasil yang efektif. Penampilan adalah
sumber, prosedur, manajemen dan hasil nyata yang tampak ketika program
dilaksanakan..
2. Untuk mengetahui tingkat kesesuaian antara baku (standard) yang sudah
ditentukan dalam program dengan kerja (performance) sesungguhnya dari
program tersebut. Baku adalah kriteria yang ditetapkan, sedangkan kinerja
adalah hasil pelaksanaan program.
3

3. Menganalisis suatu program apakah program tersebut layak diteruskan,


ditingkatkan, atau dihentikan.

1.3. Prosedur Evaluasi Model Deskrepansi

Provus menetapkan bahwa, saat sebuah program sedang dikembangkan, ia


melewati empat tahap atau prosedur perkembangan, yang mana ia menambahkan
tahap opsional pada tahap kelima:
Tahap-Tahap Tersebut adalah Sebagai Berikut:
1. Definisi
Pada tahap definisi, atau desain, fokus pekerjaan adalah menentukan tujuan
dan proses atau kegiatan dan menggambarkan sumber daya dan peserta yang
diperlukan untuk melaksanakan kegiatan dan mencapai tujuan. Provus
menganggap program sebagai sistem dinamis yang melibatkan input (anteseden),
proses, dan output (hasil). Provus menganggap program sebagai sistem dinamis
yang melibatkan masukan (anteseden), proses, dan keluaran (hasil). Standar atau
ekspektasi ditetapkan untuk setiap tahap. Standar ini adalah tujuan yang
mendasari semua pekerjaan evaluasi lebih lanjut. Tugas evaluator pada tahap
desain atau definisi adalah memastikan bahwa serangkaian spesifikasi desain yang
lengkap dihasilkan dan memenuhi kriteria tertentu seperti kelayakan teoretis dan
ctual ral.

2. Penginstalan
Pada tahap instalasi, desain atau definisi program digunakan sebagai standar
untuk menilai operasi program. Evaluator melakukan serangkaian uji kesesuaian
untuk mengidentifikasi setiap perbedaan antara implementasi yang diharapkan
dan aktual dari program atau aktivitas. Tujuannya adalah untuk memastikan
bahwa program telah diinstal seperti yang telah dirancang.

3. Proses (produk sementara)

Tahap proses, evaluasi berfokus pada pengumpulan data tentang kemajuan


peserta untuk menentukan apakah perilaku mereka berubah seperti yang
diharapkan. Jika tujuan pendukung tertentu tidak tercapai, aktivitas yang
4

mengarah ke tujuan tersebut direvisi atau didefinisikan ulang. Validitas data


evaluasi juga akan dipertanyakan. Jika evaluator menemukan bahwa tujuan
pengaktifan tidak tercapai, opsi lain adalah menghentikan program jika
tampaknya ketidaksesuaian tidak dapat dihilangkan.

4. Produk

Pada tahap produk, tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui apakah tujuan
akhir program telah tercapai. Provus membedakan antara hasil langsung atau
tujuan akhir, dan hasil jangka panjang atau tujuan akhir. Dia mendorong
pengevaluasi untuk melampaui penekanan tradisional pada kinerja akhir program
dan untuk membuat studi tindak lanjut, berdasarkan tujuan akhir, sebagai bagian
dari semua evaluasi program.

5. Analisis biaya-manfaat (opsional)

Provus juga menyarankan tahap kelima opsional yang menyerukan analisis


biaya-manfaat dan perbandingan hasil dengan analisis biaya serupa dari program-
program yang sebanding.

Setiap kali ditemukan ketidaksesuaian, Provus menyarankan proses


pemecahan masalah secara kooperatif untuk staf program dan evaluator. Proses
tersebut meminta untuk menanyakan pertanyaan-pertanyaan berikut:
1) Mengapa ada perbedaan?
2) Tindakan korektif apa yang mungkin dilakukan?
3) Tindakan korektif mana yang terbaik?

Proses ini biasanya mengharuskan informasi tambahan dikumpulkan dan


kriteria dikembangkan untuk memungkinkan keputusan yang rasional dan dapat
dibenarkan tentang tindakan korektif (atau penghentian). Kegiatan pemecahan
masalah khusus ini merupakan tambahan baru untuk pendekatan evaluasi
berorientasi tujuan tradisional.
DAFTAR RUJUKAN

Fitria, Fauzia Wida & Dinny Devi Triana. 2017. Evaluasi Implementasi Standar Penilaian
Pada Sekolah Alam Bogor Berdasarkan Model Evaluasi Provus. Jurnal Evaluasi
Pendidikan. 8 (1)
Eprints UNY. Tanpa Tahun. Bab II Kajian Pustaka. (online).
(http://eprints.uny.ac.id/62668/2/08.%20BAB%20II.pdf). Diakses pada 12
September 2020.
Fitzpatrick, Jody L., Sanders, James R., and Worthen Blaine R. (2011). Program
Evaluation Alternative Approaches and Practical Guideline 4th edition. Boston.
Pearson Education, Inc.

Anda mungkin juga menyukai