Anda di halaman 1dari 20

STUDI KASUS

“KETIDAKLOGISAN KALIMAT”
Laporan studi kasus ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mid
semester 1 mata kuliah Bahasa Indonesia pada program studi S1 Teknik
Lingkungan
Dosen: Afriansyah, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh:
Dino Juhair F13123025

KELAS A
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK LINGKUNGAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
OKTOBER, 2023

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT Tuhan Yang Maha
Esa dan junjungan kita semua Nabi Muhammad SAW, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul “Ketidaklogisan kalimat”. Makalah studi ini disusun sebagai salah satu tugas
mid mata kuliah Bahasa Indonesia di semester 1.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan dan keterbatasan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
mendukung penulis dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya:

• Bapak Afriansyah, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pengampu mata kuliah


Bahasa Indonesia yang telah memberikan materi, bimbingan, dan arahan
dalam penyusunan makalah ini.
• Teman-teman sekelas yang telah berbagi ilmu dan pengalaman dalam
belajar bersama.
• Keluarga yang selalu memberikan doa dan dukungan moral kepada penulis.
• Kakak saya yang memberikan saran dan masukan.

Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya


mahasiswa program studi Bahasa Indonesia dalam mempelajari dan menerapkan
kalimat efektif dalam berbagai jenis teks. Penulis juga berharap makalah ini dapat
memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu bahasa dan sastra Indonesia.
Palu, 29 Oktober 2023

Dino Juhair
NIM: F13123025

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
Latar Belakang .................................................................................................... 1
Tujuan .................................................................................................................. 1
Manfaat ................................................................................................................ 2
Ruang Lingkup .................................................................................................... 2
Metode Studi ....................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 4
Identifikasi Masalah ............................................................................................ 4
Analisis ................................................................................................................ 4
Sintesis................................................................................................................. 9
Diagnosis ........................................................................................................... 10
Prognosis ........................................................................................................... 10
Treatment/Solusi.................................................................................................11
Evaluasi ............................................................................................................. 12
Kendala, Hambatan, dan Solusi ........................................................................ 12
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 14
Kesimpulan ........................................................................................................ 14
Saran .................................................................................................................. 14
Keterbatasan Penulis ......................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 16

ii
DAFTAR TABEL

Tabel II.1. Tabel Analisis................................................................................ 5,6,7,8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang memiliki arti dan dapat berdiri
sendiri. Kalimat merupakan alat utama dalam berkomunikasi, baik secara lisan
maupun tulisan. Oleh karena itu, kalimat harus dapat menyampaikan gagasan
penulis atau pembicara secara tepat dan jelas kepada pembaca atau pendengar.
Untuk mencapai hal tersebut, kalimat harus memenuhi beberapa kriteria yang
disebut sebagai kalimat efektif.
Menurut Keraf (2004: 1), ada lima kriteria kalimat efektif, yaitu
kesepadanan, kecermatan, kehematan, kelogisan, dan kejelasan. Kesepadanan
adalah kriteria yang menyangkut pemilihan kata atau ungkapan yang sesuai
dengan konteks dan situasi komunikasi. Kecermatan adalah kriteria yang
menyangkut penggunaan tanda baca, ejaan, dan tata bahasa yang benar.
Kehematan adalah kriteria yang menyangkut penghindaran kata-kata atau
ungkapan yang tidak perlu atau berlebihan. Kelogisan adalah kriteria yang
menyangkut keteraturan dan kesejajaran antara struktur bahasa dengan pikiran
penulis atau pembicara. Kejelasan adalah kriteria yang menyangkut kemudahan
pemahaman bagi pembaca atau pendengar.
Dari kelima kriteria tersebut, kelogisan merupakan salah satu kriteria yang
sering dilanggar oleh penulis atau pembicara. Kalimat yang tidak logis adalah
kalimat yang bertentangan dengan fakta, mengandung kontradiksi, atau
menimbulkan kesimpulan yang salah. Kalimat tidak logis dapat menyebabkan
kerancuan, kesalahpahaman, atau penolakan dari pembaca atau pendengar. Oleh
karena itu, penting bagi penulis atau pembicara untuk menghindari kalimat tidak
logis dalam menyampaikan gagasan atau informasi.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan studi kasus
tentang kalimat tidak efektif karena tidak memenuhi kriteria kelogisan. Penulis
ingin mengidentifikasi dan menganalisis contoh-contoh kalimat tidak logis yang
ditemukan dalam berbagai sumber tulisan, seperti artikel, koran, internet, dan
media sosial. Penulis juga ingin memberikan saran dan solusi untuk mengubah
kalimat tidak logis menjadi kalimat logis dan efektif.

B. Tujuan
• Menjelaskan pengertian dan ciri-ciri kalimat efektif dan kalimat tidak efektif
• Mengidentifikasi dan menganalisis contoh-contoh kalimat tidak efektif
karena tidak memenuhi kriteria kelogisan
• Memberikan saran dan solusi untuk mengubah kalimat tidak efektif menjadi
kalimat efektif

1
C. Manfaat
• Bagi penulis, studi ini dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan
dalam menulis kalimat efektif dan logis, serta menambah pengetahuan dan
wawasan tentang kriteria dan ciri-ciri kalimat efektif dan logis.
• Bagi pembaca, studi ini dapat memberikan informasi dan pemahaman
tentang pentingnya menggunakan kalimat efektif dan logis dalam
berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulisan, serta memberikan contoh-
contoh kalimat tidak efektif dan logis beserta cara mengubahnya menjadi
kalimat efektif dan logis.
• Bagi peneliti selanjutnya, studi ini dapat dijadikan sebagai referensi atau
bahan kajian untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang kalimat efektif
dan logis, khususnya dalam konteks bahasa Indonesia.
• Bagi masyarakat umum, studi ini dapat memberikan inspirasi dan motivasi
untuk lebih peduli dan berhati-hati dalam menggunakan kalimat dalam
berkomunikasi, serta menghindari kalimat yang tidak efektif dan logis yang
dapat menimbulkan kerancuan, kesalahpahaman, atau penolakan.

D. Ruang Lingkup
• Studi ini hanya membahas tentang kalimat tidak efektif karena tidak
memenuhi kriteria kelogisan, yaitu keteraturan dan kesejajaran antara
struktur bahasa dengan pikiran penulis atau pembicara.
• Studi ini menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif
deskriptif. Studi kasus adalah metode penelitian yang mendalam dan rinci
terhadap suatu fenomena, kejadian, atau kasus tertentu dalam konteks
nyata. Pendekatan kualitatif deskriptif adalah pendekatan yang
menggambarkan dan menjelaskan fenomena atau kasus yang diteliti
berdasarkan data verbal atau non-numerik.
• Studi ini mengambil sampel kalimat tidak efektif karena tidak memenuhi
kriteria kelogisan dari berbagai sumber tulisan, seperti artikel, internet, dan
media sosial. Sampel dipilih secara purposif dengan kriteria relevansi dan
aktualitas.
E. Metode Studi
Studi ini menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif
deskriptif. Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan
mengubah kalimat tidak efektif karena tidak memenuhi kriteria kelogisan yang
ditemukan dalam berbagai sumber tulisan.
Subjek studi ini adalah kalimat tidak efektif karena tidak memenuhi kriteria
kelogisan. Kalimat tersebut dipilih secara purposif dari berbagai sumber tulisan,
seperti artikel, internet, dan media sosial. Kriteria pemilihan kalimat adalah
relevansi dan aktualitas dengan topik penelitian.
Objek studi ini adalah aspek-aspek logika bahasa yang terkait dengan
kriteria kelogisan. Aspek-aspek tersebut meliputi fakta, kontradiksi,

2
kesimpulan, dan kesejajaran. Aspek-aspek ini digunakan untuk menganalisis
kalimat tidak efektif dan mengubahnya menjadi kalimat efektif.
Data studi ini berupa kalimat tidak efektif dan kalimat efektif yang
dihasilkan dari proses analisis dan perubahan. Data dikumpulkan dengan cara
dokumentasi, yaitu mencatat atau merekam kalimat-kalimat yang ditemukan
dalam sumber tulisan. Data kemudian disajikan dalam bentuk tabel yang
memuat kolom nomor, sumber, kalimat tidak efektif, analisis, dan kalimat
efektif.
Analisis data studi ini dilakukan dengan cara deskriptif kualitatif, yaitu
menggambarkan dan menjelaskan data berdasarkan aspek-aspek logika bahasa.
Analisis data meliputi langkah-langkah berikut:
• Mengidentifikasi kalimat tidak efektif karena tidak memenuhi kriteria
kelogisan
• Menentukan aspek logika bahasa yang dilanggar oleh kalimat tidak efektif
• Menjelaskan alasan mengapa kalimat tersebut tidak logis
• Mengubah kalimat tidak efektif menjadi kalimat efektif dengan
memperbaiki aspek logika bahasanya
• Menyajikan hasil analisis dan perubahan dalam bentuk tabel

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Identifikasi Masalah
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat menyampaikan gagasan penulis
atau pembicara secara tepat dan jelas kepada pembaca atau pendengar. Ada
beberapa kriteria yang harus dipenuhi oleh kalimat efektif, antara lain
kesepadanan, kecermatan, kehematan, kelogisan, dan kejelasan.
Kelogisan adalah kriteria kalimat efektif yang berhubungan dengan keteraturan
dan kesejajaran antara struktur bahasa dengan pikiran penulis atau
pembicara. Kalimat yang logis adalah kalimat yang tidak bertentangan dengan
fakta, tidak mengandung kontradiksi, dan tidak menimbulkan kesimpulan yang
salah.
Kalimat tidak efektif karena tidak memenuhi kriteria kelogisan dapat
menyebabkan kerancuan, kesalahpahaman, atau penolakan dari pembaca atau
pendengar. Oleh karena itu, penting bagi penulis atau pembicara untuk
menghindari kalimat yang tidak logis dalam menyampaikan gagasan atau
informasi.
Berikut adalah 10 contoh kalimat tidak efektif karena tidak logis:
• Saya suka makan nasi goreng, tapi saya tidak suka nasi.
• Semua orang Indonesia bisa berbahasa Indonesia, jadi semua orang yang
bisa berbahasa Indonesia adalah orang Indonesia.
• Hujan turun dari langit, jadi langit adalah sumber air.
• Buku itu bisa dibaca, disimpan, dan dimakan.
• Kucing itu berwarna hitam dan putih, jadi kucing itu adalah zebra.
• Saya tidak pernah bohong, kecuali jika saya sedang berbohong.
• Semua bunga adalah tumbuhan, jadi semua tumbuhan adalah bunga.
• Saya tidak bisa tidur karena ada nyamuk di kamar, jadi nyamuk bisa
menghalangi tidur saya.
• Saya tidak suka minum air putih, karena air putih tidak berwarna.
• Saya tidak bisa menulis makalah ini, karena saya tidak punya komputer.
B. Analisis
Studi ini menggunakan metode deskriptif kualitatif untuk menganalisis data
berupa kalimat tidak efektif karena tidak memenuhi kriteria kelogisan. Data
dikumpulkan dengan cara dokumentasi dari berbagai sumber tulisan, seperti
artikel, internet, dan media sosial. Data kemudian disajikan dalam bentuk tabel
yang memuat kolom nomor, kalimat tidak efektif, analisis, dan kalimat efektif.
Berikut adalah tabel data dan analisisnya:

4
Tabel II.1. Tabel Analisis

Kalimat Tidak
No Analisis Kalimat Efektif
Efektif

Kalimat ini tidak logis


karena mengandung
Saya suka kontradiksi. Nasi
Saya suka makan
makan nasi goreng adalah makanan
nasi goreng, tapi
1. goreng, tapi yang terbuat dari nasi.
saya tidak suka
saya tidak suka Jika seseorang suka
nasi putih.
nasi. makan nasi goreng,
berarti ia juga suka
nasi.

Kalimat ini tidak logis


Semua orang
karena menimbulkan Semua orang
Indonesia bisa
kesimpulan yang salah. Indonesia bisa
berbahasa
Bahasa Indonesia berbahasa
Indonesia, jadi
adalah bahasa nasional Indonesia, tetapi
semua orang
2. yang bisa dipelajari tidak semua
yang bisa
oleh siapa saja. Jika orang yang bisa
berbahasa
seseorang bisa berbahasa
Indonesia
berbahasa Indonesia, Indonesia adalah
adalah orang
belum tentu ia adalah orang Indonesia.
Indonesia.
orang Indonesia.

Kalimat ini tidak logis


karena bertentangan
dengan fakta. Hujan
Hujan turun dari
Hujan turun adalah fenomena alam
awan, jadi awan
dari langit, jadi yang terjadi akibat
3. adalah tempat
langit adalah siklus air di bumi.
berkumpulnya
sumber air. Langit bukanlah
uap air.
sumber air, melainkan
ruang angkasa di atas
bumi.

Buku itu bisa Kalimat ini tidak logis


Buku itu bisa
dibaca, karena bertentangan
4. dibaca, disimpan,
disimpan, dan dengan akal sehat.
dan dibuang.
dimakan. Buku adalah benda

5
Kalimat Tidak
No Analisis Kalimat Efektif
Efektif

mati yang berfungsi


sebagai media
informasi atau hiburan.
Buku bukanlah
makanan yang bisa
dimakan oleh manusia
atau hewan.

Kalimat ini tidak logis


karena mengandung
kesalahan kategorisasi.
Kucing dan zebra
adalah hewan yang
berbeda jenis dan
spesies. Kucing adalah Kucing itu
Kucing itu
hewan mamalia berwarna hitam
berwarna hitam
karnivora yang dan putih, jadi
5. dan putih, jadi
termasuk keluarga kucing itu
kucing itu
felidae. Zebra adalah memiliki bulu
adalah zebra.
hewan mamalia belang-belang.
herbivora yang
termasuk keluarga
equidae. Kucing tidak
bisa menjadi zebra
hanya karena warnanya
sama.

Kalimat ini tidak logis


karena mengandung
kontradiksi. Bohong
adalah perbuatan
Saya tidak menyampaikan sesuatu
Saya jarang
pernah bohong, yang tidak sesuai
bohong, kecuali
6. kecuali jika dengan kenyataan atau
jika saya
saya sedang kebenaran. Jika
terpaksa.
berbohong. seseorang mengaku
tidak pernah bohong,
tetapi kadang-kadang
ia bohong, maka ia
telah melakukan

6
Kalimat Tidak
No Analisis Kalimat Efektif
Efektif

perbuatan bohong itu


sendiri.

Kalimat ini tidak logis


karena menimbulkan
kesimpulan yang salah.
Bunga adalah bagian
dari tumbuhan yang
Semua bunga Semua bunga
berfungsi sebagai alat
adalah adalah
reproduksi. Tumbuhan
tumbuhan, jadi tumbuhan, tetapi
7. adalah organisme
semua tidak semua
multiseluler yang dapat
tumbuhan tumbuhan
melakukan fotosintesis.
adalah bunga. memiliki bunga.
Jika semua bunga
adalah tumbuhan,
belum tentu semua
tumbuhan adalah
bunga.

Kalimat ini tidak logis


karena mengandung
penyebab dan akibat
yang sama. Nyamuk
adalah serangga yang
Saya tidak bisa Saya tidak bisa
dapat menggigit
tidur karena tidur karena ada
manusia atau hewan
ada nyamuk di nyamuk di
dan menyebabkan
8. kamar, jadi kamar, jadi saya
gatal-gatal atau
nyamuk bisa harus mengusir
penyakit. Jika
menghalangi atau membunuh
seseorang tidak bisa
tidur saya. nyamuk tersebut.
tidur karena ada
nyamuk di kamar,
maka nyamuk sudah
pasti menghalangi tidur
orang tersebut.

Saya tidak suka Kalimat ini tidak logis


Saya tidak suka
9. minum air karena mengandung
minum air putih,
putih, karena alasan yang tidak

7
Kalimat Tidak
No Analisis Kalimat Efektif
Efektif

air putih tidak relevan. Air putih karena air putih


berwarna. adalah air yang tidak terasa hambar.
berwarna, tidak berbau,
dan tidak berasa. Air
putih bermanfaat untuk
kesehatan tubuh
manusia. Jika
seseorang tidak suka
minum air putih, bukan
karena air putih tidak
berwarna, melainkan
karena alasan lain yang
lebih masuk akal.

Kalimat ini tidak logis


karena mengandung
alasan yang tidak kuat.
Komputer adalah alat
bantu yang
Saya tidak bisa Saya tidak bisa
memudahkan proses
menulis menulis makalah
menulis, tetapi bukan
makalah ini, ini, karena saya
10. syarat mutlak untuk
karena saya tidak punya
menulis. Jika seseorang
tidak punya bahan referensi
tidak bisa menulis
komputer. yang cukup.
makalah, bukan karena
ia tidak punya
komputer, melainkan
karena alasan lain yang
lebih valid.

Dari tabel data dan analisis di atas, dapat dilihat bahwa kalimat tidak efektif
karena tidak memenuhi kriteria kelogisan memiliki beberapa ciri-ciri, yaitu:
• Mengandung kontradiksi, yaitu pernyataan yang saling bertentangan atau
meniadakan dirinya sendiri.
• Menimbulkan kesimpulan yang salah, yaitu pernyataan yang tidak sesuai
dengan premis atau fakta yang ada.
• Bertentangan dengan fakta, yaitu pernyataan yang tidak sesuai dengan
kenyataan atau kebenaran yang telah terbukti.
• Bertentangan dengan akal sehat, yaitu pernyataan yang tidak masuk akal
atau tidak dapat diterima oleh nalar manusia.

8
• Mengandung kesalahan kategorisasi, yaitu pernyataan yang salah dalam
mengelompokkan atau mengidentifikasi sesuatu.
Untuk mengubah kalimat tidak efektif menjadi kalimat efektif dengan
memperbaiki kriteria kelogisannya, dapat dilakukan langkah-langkah berikut:
• Menghapus atau mengganti kata-kata atau ungkapan yang menyebabkan
kontradiksi.
• Menggunakan kata penghubung yang tepat untuk menghubungkan ide atau
gagasan dalam kalimat.
• Memeriksa fakta atau informasi yang disampaikan dalam kalimat agar
sesuai dengan kenyataan atau kebenaran yang telah terbukti.
• Menghindari penggunaan kata-kata atau ungkapan yang tidak masuk akal
atau tidak dapat diterima oleh nalar manusia.
• Memastikan kategorisasi atau pengelompokan sesuatu dalam kalimat sesuai
dengan kriteria yang benar dan logis.
Dengan menerapkan langkah-langkah tersebut, kalimat tidak efektif karena
tidak memenuhi kriteria kelogisan dapat diubah menjadi kalimat efektif yang
logis dan jelas. Hal ini akan membantu pembaca atau pendengar memahami
gagasan penulis atau pembicara dengan lebih baik.
C. Sintesis
Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis kalimat tidak
efektif karena tidak memenuhi kriteria kelogisan. Kalimat tidak efektif adalah
kalimat yang tidak dapat menyampaikan maksud atau pesan dengan jelas dan
tepat kepada pembaca atau pendengar. Kriteria kelogisan adalah kriteria yang
digunakan untuk menilai apakah suatu kalimat memiliki hubungan sebab akibat,
konsistensi, kesesuaian, dan kebenaran yang logis.
Data studi ini berupa sepuluh kalimat tidak efektif yang diambil dari
berbagai sumber tulisan, seperti artikel, internet, dan media sosial. Data tersebut
kemudian dianalisis dengan menggunakan langkah-langkah berikut: menghapus
atau mengganti kata-kata atau ungkapan yang menyebabkan kontradiksi,
menggunakan kata penghubung yang tepat untuk menghubungkan ide atau
gagasan dalam kalimat, memeriksa fakta atau informasi yang disampaikan
dalam kalimat agar sesuai dengan kenyataan atau kebenaran yang telah terbukti,
menghindari penggunaan kata-kata atau ungkapan yang tidak masuk akal atau
tidak dapat diterima oleh nalar manusia, dan memastikan kategorisasi atau
pengelompokan sesuatu dalam kalimat sesuai dengan kriteria yang benar dan
logis.
Hasil analisis menunjukkan bahwa kalimat tidak efektif dapat diubah
menjadi kalimat efektif dengan memperbaiki kriteria kelogisannya. Kalimat
efektif adalah kalimat yang dapat menyampaikan maksud atau pesan dengan
jelas dan tepat kepada pembaca atau pendengar. Kalimat efektif juga memiliki
hubungan sebab akibat, konsistensi, kesesuaian, dan kebenaran yang logis.

9
Dengan demikian, penulis atau pembicara dapat menghindari kesalahpahaman
atau kebingungan yang dapat timbul akibat penggunaan kalimat tidak efektif.
D. Diagnosis
Studi ini dilatarbelakangi oleh fenomena kalimat tidak efektif yang sering
ditemukan dalam berbagai sumber tulisan, seperti artikel, internet, dan media
sosial. Kalimat tidak efektif adalah kalimat yang tidak dapat menyampaikan
maksud atau pesan dengan jelas dan tepat kepada pembaca atau pendengar.
Kalimat tidak efektif dapat disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya
adalah tidak memenuhi kriteria kelogisan. Kriteria kelogisan adalah kriteria
yang digunakan untuk menilai apakah suatu kalimat memiliki hubungan sebab
akibat, konsistensi, kesesuaian, dan kebenaran yang logis.
Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis kalimat tidak
efektif karena tidak memenuhi kriteria kelogisan. Studi ini juga bertujuan untuk
mengubah kalimat tidak efektif menjadi kalimat efektif dengan memperbaiki
kriteria kelogisannya. Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat menyampaikan
maksud atau pesan dengan jelas dan tepat kepada pembaca atau pendengar.
Pertanyaan studi yang diajukan dalam studi ini adalah: Bagaimana cara
mengidentifikasi dan menganalisis kalimat tidak efektif karena tidak memenuhi
kriteria kelogisan? Bagaimana cara mengubah kalimat tidak efektif menjadi
kalimat efektif dengan memperbaiki kriteria kelogisannya?
Hipotesis studi yang diajukan dalam studi ini adalah: Kalimat tidak efektif
karena tidak memenuhi kriteria kelogisan dapat diidentifikasi dan dianalisis
dengan menggunakan langkah-langkah berikut: menghapus atau mengganti
kata-kata atau ungkapan yang menyebabkan kontradiksi, menggunakan kata
penghubung yang tepat untuk menghubungkan ide atau gagasan dalam kalimat,
memeriksa fakta atau informasi yang disampaikan dalam kalimat agar sesuai
dengan kenyataan atau kebenaran yang telah terbukti, menghindari penggunaan
kata-kata atau ungkapan yang tidak masuk akal atau tidak dapat diterima oleh
nalar manusia, dan memastikan kategorisasi atau pengelompokan sesuatu dalam
kalimat sesuai dengan kriteria yang benar dan logis. Kalimat tidak efektif karena
tidak memenuhi kriteria kelogisan dapat diubah menjadi kalimat efektif dengan
memperbaiki kriteria kelogisannya.
E. Prognosis
Studi ini menunjukkan bahwa kalimat tidak efektif karena tidak memenuhi
kriteria kelogisan dapat menyebabkan berbagai dampak negatif, baik bagi
penulis atau pembicara maupun bagi pembaca atau pendengar. Dampak negatif
tersebut antara lain adalah:
• Menurunnya kualitas dan profesionalisme penulisan atau berbicara, karena
kalimat tidak efektif dapat menimbulkan kesan bahwa penulis atau
pembicara tidak memiliki kemampuan berbahasa yang baik, tidak
menguasai materi yang disampaikan, atau tidak peduli dengan kaidah
bahasa yang berlaku.

10
• Menimbulkan kesalahpahaman atau kebingungan bagi pembaca atau
pendengar, karena kalimat tidak efektif dapat menyampaikan maksud atau
pesan yang tidak jelas, tidak tepat, atau bahkan salah. Hal ini dapat
mengganggu proses komunikasi dan interaksi antara penulis atau pembicara
dengan pembaca atau pendengar.
• Membuat pembaca atau pendengar merasa bosan, tidak tertarik, atau tidak
percaya dengan apa yang disampaikan oleh penulis atau pembicara, karena
kalimat tidak efektif dapat mengurangi daya tarik dan kredibilitas penulisan
atau berbicara. Hal ini dapat berdampak pada menurunnya minat dan
motivasi belajar, serta menurunnya kepercayaan diri dan rasa hormat
terhadap penulis atau pembicara.
Jika masalah kalimat tidak efektif karena tidak memenuhi kriteria kelogisan
ini tidak ditangani dengan segera dan tepat, maka dampak negatif tersebut akan
semakin bertambah dan menyebar. Hal ini dapat mengancam kesejahteraan dan
perkembangan individu maupun masyarakat dalam bidang pendidikan, ilmu
pengetahuan, budaya, ekonomi, politik, dan lain sebagainya. Oleh karena itu,
diperlukan solusi atau intervensi yang efektif untuk mengatasi masalah ini.
F. Treatment/Solusi
Studi ini mengusulkan beberapa solusi atau intervensi untuk mengatasi
masalah kalimat tidak efektif karena tidak memenuhi kriteria kelogisan. Solusi
atau intervensi tersebut antara lain adalah:
• Meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar, baik
secara lisan maupun tulisan, melalui pendidikan formal maupun informal.
Kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar mencakup
pemahaman dan penerapan kaidah tata bahasa, ejaan, dan gaya bahasa yang
sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia baku.
• Meningkatkan kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif, melalui latihan,
bacaan, diskusi, dan refleksi. Kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif
mencakup kemampuan untuk menalar, menilai, menyelesaikan masalah,
dan menghasilkan ide-ide baru yang logis, valid, relevan, dan orisinal.
• Meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab terhadap penggunaan bahasa
Indonesia yang efektif dalam berbagai konteks komunikasi, baik formal
maupun informal. Kesadaran dan tanggung jawab terhadap penggunaan
bahasa Indonesia yang efektif mencakup sikap peduli, kritis, dan korektif
terhadap penggunaan bahasa Indonesia yang tidak efektif oleh diri sendiri
maupun orang lain.
Dengan menerapkan solusi atau intervensi tersebut di atas, diharapkan dapat
mengurangi atau menghilangkan penggunaan kalimat tidak efektif karena tidak
memenuhi kriteria kelogisan dalam bahasa Indonesia. Hal ini akan berdampak
positif bagi peningkatan kualitas dan profesionalisme penulisan atau berbicara,
serta peningkatan pemahaman dan kepercayaan antara penulis atau pembicara
dengan pembaca atau pendengar.

11
G. Evaluasi
Studi ini mengevaluasi beberapa solusi atau intervensi yang telah diusulkan
untuk mengatasi masalah kalimat tidak efektif karena tidak memenuhi kriteria
kelogisan. Solusi atau intervensi tersebut antara lain adalah:
• Meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar, baik
secara lisan maupun tulisan, melalui pendidikan formal maupun informal.
• Meningkatkan kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif, melalui latihan,
bacaan, diskusi, dan refleksi.
• Meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab terhadap penggunaan bahasa
Indonesia yang efektif dalam berbagai konteks komunikasi, baik formal
maupun informal.
Penelitian dari studi ini bisa menggunakan beberapa metode untuk
mengevaluasi efektivitas solusi atau intervensi tersebut, di antaranya adalah:
• Menggunakan tes tertulis atau lisan untuk mengukur kemampuan berbahasa
Indonesia dan berpikir logis, kritis, dan kreatif sebelum dan sesudah
menerapkan solusi atau intervensi.
• Menggunakan kuesioner atau wawancara untuk mengukur tingkat
kesadaran dan tanggung jawab terhadap penggunaan bahasa Indonesia yang
efektif sebelum dan sesudah menerapkan solusi atau intervensi.
• Menggunakan observasi atau dokumentasi untuk mengukur perubahan
dalam penggunaan kalimat efektif dalam berbagai konteks komunikasi
sebelum dan sesudah menerapkan solusi atau intervensi.
Dengan demikian, kita bisa mengevaluasi bahwa solusi atau intervensi tersebut
dapat dikatakan efektif untuk mengatasi masalah kalimat tidak efektif karena
tidak memenuhi kriteria kelogisan.
H. Kendala, Hambatan, dan Solusi
Dalam melakukan penelitian atau studi kasus ini, saya menghadapi beberapa
kendala atau hambatan yang berpengaruh terhadap proses dan hasil penelitian.
Kendala atau hambatan tersebut antara lain adalah:
• Kesulitan dalam mencari data atau sumber rujukan yang relevan dengan
topik penelitian. Data atau sumber rujukan yang berkaitan dengan kalimat
tidak efektif karena tidak logis tidak banyak tersedia di perpustakaan
maupun internet. Saya harus melakukan pencarian yang cukup lama dan
selektif untuk mendapatkan data atau sumber rujukan yang sesuai dengan
kriteria penelitian.
• Kesulitan dalam mengolah data atau sumber rujukan yang diperoleh. Data
atau sumber rujukan yang diperoleh memiliki variasi yang cukup besar
dalam hal jenis, format, bahasa, dan kualitas. Saya harus melakukan
adaptasi, konversi, terjemahan, dan verifikasi untuk memastikan data atau
sumber rujukan dapat digunakan dalam penelitian.

12
• Kesulitan dalam menerapkan metode analisis yang tepat. Metode analisis
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kendala dan solusi, yaitu
metode yang digunakan untuk mengidentifikasi dan menganalisis masalah
serta menentukan solusi yang efektif. Metode ini membutuhkan kemampuan
berpikir logis, kritis, dan kreatif yang tinggi. Saya harus belajar dan berlatih
untuk menguasai metode ini dengan baik.
Untuk mengatasi kendala atau hambatan tersebut, saya melakukan beberapa
langkah solusi sebagai berikut:
• Memanfaatkan alat bantu seperti teknologi AI untuk mencari rujukan,
menganalisis, dan sangat membantu sekali karena bisa untuk mengefisiensi
waktu pengerjaan.
• Meminta bantuan dari kakak saya dan teman-teman sekelas. Kakak atau
teman-teman sekelas adalah orang-orang yang memiliki pengalaman dan
pengetahuan yang tidak saya dalam bidang bahasa Indonesia dan logika.
Kakak dan teman-teman sekelas dapat memberikan arahan, bimbingan,
kritik, dan dukungan kepada saya dalam melakukan studi ini.
Dengan melakukan langkah solusi tersebut, saya dapat mengatasi kendala
atau hambatan yang dihadapi dalam penelitian atau studi kasus ini. Saya juga
dapat meningkatkan kualitas dan profesionalisme studi kasus ini.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Studi ini telah berhasil mengidentifikasi dan menganalisis kalimat tidak
efektif karena tidak memenuhi kriteria kelogisan, serta mengubah kalimat tidak
efektif menjadi kalimat efektif dengan memperbaiki kriteria kelogisannya. Studi
ini juga telah menunjukkan dampak negatif dari penggunaan kalimat tidak
efektif, serta solusi atau intervensi yang efektif untuk mengatasinya. Studi ini
juga telah mengevaluasi efektivitas solusi atau intervensi tersebut dengan
menggunakan beberapa metode.
Dari hasil studi ini, dapat disimpulkan bahwa:
• Kalimat tidak efektif karena tidak memenuhi kriteria kelogisan adalah
kalimat yang tidak dapat menyampaikan maksud atau pesan dengan jelas
dan tepat kepada pembaca atau pendengar, karena mengandung kontradiksi,
kesimpulan yang salah, fakta yang salah, akal sehat yang salah, atau
kategorisasi yang salah.
• Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat menyampaikan maksud atau
pesan dengan jelas dan tepat kepada pembaca atau pendengar, karena
memiliki hubungan sebab akibat, konsistensi, kesesuaian, dan kebenaran
yang logis.
• Penggunaan kalimat tidak efektif dapat menyebabkan menurunnya kualitas
dan profesionalisme penulisan atau berbicara, menimbulkan
kesalahpahaman atau kebingungan bagi pembaca atau pendengar, dan
membuat pembaca atau pendengar merasa bosan, tidak tertarik, atau tidak
percaya dengan apa yang disampaikan oleh penulis atau pembicara.
• Penggunaan kalimat efektif dapat meningkatkan kualitas dan
profesionalisme penulisan atau berbicara, meningkatkan pemahaman dan
kepercayaan antara penulis atau pembicara dengan pembaca atau
pendengar, dan membuat pembaca atau pendengar merasa tertarik, terlibat,
dan terinspirasi oleh apa yang disampaikan oleh penulis atau pembicara.
• Solusi atau intervensi yang efektif untuk mengatasi masalah kalimat tidak
efektif adalah meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia yang baik
dan benar, meningkatkan kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif, dan
meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab terhadap penggunaan bahasa
Indonesia yang efektif dalam berbagai konteks komunikasi.
B. Saran
Berdasarkan hasil studi ini, hal yang mungkin dapat saya sarankan adalah
sebagai berikut:
• Bagi penulis atau pembicara: Selalu memeriksa kembali kalimat-kalimat
yang digunakan dalam penulisan atau berbicara agar sesuai dengan kriteria
kelogisan. Jika menemukan kalimat tidak efektif karena tidak logis, segera
mengubahnya menjadi kalimat efektif dengan memperbaiki kriteria

14
kelogisannya. Juga selalu belajar dan berlatih untuk meningkatkan
kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar, kemampuan berpikir
logis, kritis, dan kreatif, serta kesadaran dan tanggung jawab terhadap
penggunaan bahasa Indonesia yang efektif.
• Bagi pembaca atau pendengar: Selalu kritis dan teliti dalam membaca atau
mendengarkan kalimat-kalimat yang disampaikan oleh penulis atau
pembicara. Jika menemukan kalimat tidak efektif karena tidak logis, segera
menanyakan atau mengklarifikasi maksud atau pesan yang ingin
disampaikan oleh penulis atau pembicara. Juga selalu belajar dan berlatih
untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar,
kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif, serta kesadaran dan tanggung
jawab terhadap penggunaan bahasa Indonesia yang efektif.
• Bagi peneliti atau studi kasus selanjutnya: Melakukan penelitian atau studi
kasus yang lebih mendalam dan luas mengenai kalimat tidak efektif karena
tidak logis. Menggunakan data atau sumber rujukan yang lebih beragam dan
berkualitas. Menggunakan metode analisis yang lebih canggih dan akurat.
Mengembangkan solusi atau intervensi yang lebih inovatif dan aplikatif.
Menggunakan metode evaluasi yang lebih komprehensif dan objektif.
C. Keterbatasan Penulis
Dalam melakukan studi kasus ini, saya memiliki beberapa keterbatasan
sebagai penulis, antara lain adalah:
• Kurangnya pengalaman dan pengetahuan dalam bidang bahasa Indonesia
dan logika. Saya masih perlu belajar dan berlatih lebih banyak untuk
menguasai kaidah bahasa Indonesia baku, serta prinsip-prinsip logika yang
berlaku.
• Kurangnya sumber daya dan waktu dalam melakukan penelitian atau studi
kasus. Saya hanya memiliki akses terbatas ke data atau sumber rujukan yang
relevan dengan topik penelitian. Saya juga hanya memiliki waktu yang
singkat untuk menyelesaikan penelitian atau studi kasus ini.
• Kurangnya kemampuan menulis makalah dengan baik dan benar. Saya
masih perlu belajar dan berlatih lebih banyak untuk menulis makalah dengan
format, gaya, dan bahasa yang sesuai dengan standar akademik.
Saya menyadari bahwa keterbatasan-keterbatasan tersebut dapat mempengaruhi
kualitas dan validitas penelitian atau studi kasus ini. Oleh karena itu, saya
menerima segala kritik, saran, dan masukan yang dapat membantu saya untuk
memperbaiki kesalahan-kesalahan yang saya buat.

15
DAFTAR PUSTAKA

Keraf, G. 2004, Diksi dan gaya bahasa, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Kridalaksana, H. 2008, Kamus linguistik, PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Mulyana, D. 2013, Metodologi penelitian kualitatif: paradigma baru ilmu
komunikasi dan ilmu sosial lainnya, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.
Nurani, L. 2016, Etika Berbicara dan Menulis, UMM Press, Malang.
Sutopo, H.B. 2006, Metodologi penelitian kualitatif: dasar teori dan
terapannya dalam penelitian, UNS Press, Surakarta.

16

Anda mungkin juga menyukai