Anda di halaman 1dari 9

STUDI PRESEDEN

“HIGHRISE BUILDING MATERIAL, STRUKTUR, UTILITAS


DAN TEKNOLOGI BANGUNAN”

Mata Kuliah
Studio Perancangan Arsitektur V
Kelas B

Kelompok 2 :
Dhea Ferina Islami /F22118033
Musfirah Atifah I /F22118106
Ferlyne Feronica /F22118202

PRODI S1-TEKNIK ARSITEKTUR


JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TADULAKO
STUDI PRESEDEN HIGHRISE BUILDING

Bangunan tinggi adalah istilah untuk menyebut suatu bangunan yang memiliki struktur
tinggi. Berdasarkan beberapa standard, suatu bangunan biasa disebut sebagai bangunan
tinggi jika memiliki ketinggian antara 75 kaki dan 491 kaki (23 m hingga 150 m). Tinggi rata-
rata satu tingkat adalah 13 kaki (4 meter), sehingga jika suatu bangunan memiliki tinggi 79
kaki (24 m) maka idealnya memiliki 6 tingkat.

Menara Pinisi, UNM

Menara ini merupakan hasil sayembara pada tahun 2008 dan dirancang oleh Yu Sing
dkk. Menara Pinisi ini selesai dibangun dan mulai digunakan pada tahun 2013. Tellu Cappa
(tiga Puncak) adalah nama lain gedung ini. Kearifan lokal adalah sumber inspirasi utama
pembangunan gedung ini. Kearifan lokal itu berupa logo UNM, Perahu Phinisi, falsafah hidup
orang Sul-Sel dan Rumah Tradisional Makassar. Menara Phinisi ini terletak di Kampus
Universitas Negeri (UNM) Gunung Sari, Makassar, Jl. Andi Pangerang Pettarani.
Nama : Menara Phinisi Universitas Negeri Makasar
Lokasi : Makasar, Sulawesi Selatan, Indonesia
Fungsi : Gedung Pusat Pelayanan Akademik (GPPA)
Tahun : 2014
Principal Architect : Yu Sing (Pemenang Sayembara GPPA UNM)
Project Architect : Genesis
Tim Desain : Benyamin Narkan, Eguh Murthi Pramono, Iwan Gunawan
Jumlah Lantai :17 lantai
A. Material Bangunan
Konsep menara phinisi didesain dengan mempertahankan nilai-nilai dan budaya
setempat, yaitu ciri khas budaya orang Sulawesi Selatan dengan layar kapal phinisinya. Selain
itu penerapan konsep bangunan adat Sulawesi Selatan yang terdiri atas panggung/kolong
rumah yang terbangun. Hal ini dapat kita lihat pada desain bentuk menara phinisi yang
menyerupai model kapal phinisi dan juga penggunan panggung/kolong sebagai wujud nilai
adat Sulawesi Selatan. Gedung pusat pelayanan akademik menara phinisi merupakan wujud
eksplorasi dari model futurisktik yaitu pengembangan dari ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dengan model futuristic yang digunakan maka material-material yang digunakan merupakan
perpaduan antara bahan lokal dan juga bahan nonlokal.
1. Kolom Beton dan Material Kaca

Dapat dilihat penggunaan material kolom beton dan kaca digunakan di bagian- bagian
tertentu yang disesuaikan dengan pemanfaatan iklim itu sendiri.
2. Material Penutup Bangunan

Pada penutup tengah bangunan menggunakan pasangan dinding bata, untuk material
penutup dinding, pada bagian luar menggunakan bahan Alumunium Composite Panel
( ACP ) sedangkan bagian dalamnya menggunakan marmer.
3. Lantai Bangunan

Pada bagian lantai bangunan Menara Pinisi ini menggunakan material keramik.
4. Atap Bangunan

Menggunakan atap dengan struktur material atap baja. Sedangkan penutup atapnya
menggunakan seng yang dilapisi alumunium.

B. Sistem Struktur
Gedung pusat pelayanan akademik menara phinisi merupakan wujud eksplorasi dari
model futurisktik yaitu pengembangan dari ilmu pengetahuan dan teknologi dengan model
fasadenya yang menggunakan sistem hyperbolic paraboloid, merupakan ekspresi futuristik
dari aplikasi kecanggihan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Sistem struktur utama yang digunakan pada Menara Pinisi ini ialah Sistem Struktur
Bangunan Tinggi yang menggunakan Tower dan Podium, serta Sitem Struktur Inti (Core).
Hal tersebut terlihat dari peletakkan ruang-ruang utilitas dalam bangunan yang diletakkan
dalam satu zona khusus berupa inti bangunan. Pada bagian podiumnya berfungsi sebagai
fasilitas perkantoran, retail, RTH, dan Parkir. Kemudian Tower bangunan berfungsi sebagai
perkantoran seetinggi 17 lantai.
1. Pondasi
Pondasi yang digunakan adalah pondasi tiang pancang dengan kedalaman yang
bervariasi antara 12 – 15 meter, dengan diameter 50 cm.
2. Lantai
GPPA UNM terdiri 17 lantai yang setiap lantainya dibuat dari material beton dengan
finishing keramik dan tegel. Keramik digunakan pada bagian – bagian sirkulasi yang
mudah terkena air agar tidak licin, sedangkan tegel digunakan pada bagian yang tidak
mudah terkena air. Tebal plat pada setiap lantai yaitu 12 cm.
3. Dinding
Salah satu struktur GPPA UNM yang paling menarik adalah dindingnya. Secara
konvensional, struktur dinding dibuat dari pasangan bata, atau batako. Namun pada
bagian – bagian tertentu, terutama pada finishingnya, menggunakan struktur dinding
baja ringan. Selain itu, bangunan ini tidak menggunakan shear wall tetapi
menggunakan Core Wall atau Sistem Struktur Inti. Selain itu, kaca dengan ketebalan ±
5 mm digunakan sebagai material pelengkap dinding dan jendela bangunan GPPA
UNM.
4. Kolom
GPPA UNM menggunakan system grid 4 x 4 dalam penentuan kolom bangunan.
Diameter kolom bangunan berbeda – beda, dari lantai 1 ke lantai 11 diameter
kolomnya 100 cm, dari lantai 11 ke 13 diameter kolomnya 80 cm dan dari lantai 13
ke 17 diameternya 50 cm.
5. Balok
Balok lantai pada bangunan berfungsi manahan beban lantai. Ada dua jenis balok
lantai yaitu balok induk dan balok anak.
6. Atap
Struktur atap adalah bagian bangunan yang menahan /mengalirkan beban-beban
dari atap. Struktur atap terbagi menjadi rangka atap dan penopang rangka atap.
Rangka atap berfungsi menahan beban dari bahan penutup. Penopang rangka atap
adalah balok kayu / baja yang disusun membentuk segitiga,disebut dengan istilah
kuda-kuda. Rangka atap dan penopang rangka atap yang digunakan pada GPPA UNM
adalah baja.

C. Sistem Utilitas Bangunan


Utilitas merupakan suatu sistem pelengkap pada bangunan yang tujuannya untuk
mendukung aktifitas penghuni dalam bangunan sehingga penghuni merasa aman dan
nyaman. Utilitas juga dapat berarti sebuah pengaturan ruang yang baik yang didasarkan pada
fungsi, hubungan antar ruang, dan teknologi bangunan. Sebelumnya sudah dijelaskan dalam
Menara Pinisi ini menggunakan Sistem Struktur Core.
Dalam hubungannya dengan utilitas, core berfungsi sebagai tempat dimana saluran
utilitas atau shaft ditempatkan. Pada bangunan ini saluran shaft dibedakan menjadi dua yakni
shaft ME dan shaft untuk plumbing. Kemudian dari shaft ini saluran utilitas akan disalurkan di
atas plafond menuju masing-masing komponen utilitas. Selain saluran shaft core difungsikan
juga sebagai ruang untuk menempatkan sirkulasi vertical berupa lift. Pada bangunan Menara
Pinisi ini menggunakan Sistem Core dimana core bangunan di fungsikan sebagai ruang akses
sirkulasi vertical berupa lift, trash room, ruang panel dan juga difungsikan sebagai shaft .
1. Instalasi Pumbling

Sistem plumbing adalah suatu pekerjaan meliputi sistem pembuangan limbah / air
buangan (air kotor dan air bekas), sistem venting, air hujan dan sistem penyediaan
Air bersih. Gedung Menara Pinisi mempunyai konsep hemat energi dimana terdapat
danau buatan berfungsi sebgai sistemair kotor dan air hujan untuk di gunakan
kembali.
2. Sistem Tata Udara

Secara umum sistem tata udara berfungsi mempertahankan kondisi udara ruanga
baik suhu maupun kelembaban agar udara terasa lebih nyaman. Kenyamanan dalam
suatu ruangan diperkantoran/fungsi gedung lainnya merupakan kebutuhan
psikologis. Menara pinisi menggunakan Sirip-sirip secondary skin dan kaca reflektor
matahari serta kanopi-kanopi photovoltaic pada fasad bagian samping menara untuk
mengurangi radiasi panas matahari langsung. Pada bangunan menara pinisi
menggunakan sistem kincir angin vertikal (pada taman atap podium ) sebagai
sumber energi listrik berkelanjutan. Saat ini sudah ada teknologi photovoltaic yang
dapat langsung di gunakan sebagai energi pendingin ruangan/ AC tanpa melalui
konversimenjadi energi listrik.dengan demikian tidak ada lagi energi terbuang di
dalam proses konversi energi.
3. Sistem Elektrikal
Dalam gedung terdapat sistem elektrikal untuk memenuhi kebutuhan pengguna ba
ngunan,dalam gedung sistem elektrikal mengandalkan sumber daya listrik dari gardu
yang di distribusikan dari PLN lalu dengan sumber daya pembangkit sendiri berupa
generator set.
4. Transportasi Vertikal

Lift Sebagai
Inti Core

Sudah menjadi suatu kebutuhan pada bangunan-bangunan tingkat tinggi diperlukan


suatu alat transfortasi vertical, untuk memudahkan transfortasi pengguna dan
efisiensi bangunan itu sendiri. Sistem transportasi vertikal didalam bangunan gedung
adalah suatu sistem peralatan yang digunakan untuk memindahkan orang / barang
dari lantai bawah ke atas atau sebaliknya, yang disebut lift atau elevator. Terlihat dari
denah bahwa di dalam bangunan menara pinisi ini memliki transportasi didalam
bangunan berupa lift dan tangga.

5. Sistem Pengaman Bangunan


- Pada gedung bangunan tinggi umumnya menggunakan grouding atau penangkal
petir. Grouding digunakan untuk mengalihkan aliran listrik dari petir menuju
tanah. Splitze merupakan batang tiang yang akan menerima aliran listrik dari
petir,konduktor akan mengalirkan aliran listrik menuju ke dalam tanah dan
terminal merupakan sistem bawah tanah yang menghantarkan listrik kedalam
tanah dengan menggunakan pipa tembaga sepanjang 3/4 meter.
- Adapun terdapat sistem untuk menanggulangi kebakaran dengan menggunakan
sprinkle untuk memacarkan airdi dalam gedung,sprinkle dapat mengalirkan air
40-200 liter/menit perkepala sprinkle.
- Tangga Darurat Pada bangunan tinggi terdapat skematik penyelamatan melalui
tangga darurat. Pada menara pinisi terdapat skema penggunaan tangga darurat.
6. Pemeliharaan Gedung Tinggi
Pemeliharaan didefinisikan sebagai pekerjaan yang dilakukan secara teratur untuk
menjaga bangunan agar selalu memiliki kondisi kerja yang baik. Seperti pada
pemeliharaan dinding, dinding harus dilindungi dari kondisi lembab. Jika ada tanda-
tanda lembab maka bisa mempengaruhi bagian interior. Kondisi lembab ini bisa
disebabkan oleh penetrasi air melalui dinding luar, tempat-tempat umum dibangunan
dimana lembab paling mungkin terjadi adalah dinding lantai dasar.
D. Teknologi Bangunan
Merupakan ilmu yang mempelajari bangaimana caranya meng-konstruksikan sesuatu
hingga menjadi suatu bentuk (bangunan) yang dapat dipertanggung jawabkan dalam hal :
kekuatan, keamanannya, kegunaannya (fungsi) dan lainnya sesuai maksud dan tujuannya.

Pada bangunan Menara Pinisi ini menggunakan Teknologi Bangunan berupa Sistem
Struktur Inti (Core) beserta Struktur Kolom dan Balok. Sistem inti ini memuat sistem-
sistem mekanis dan transportasi vertikal. Sistem ini terdiri dari gabungan rangka kaku (atau
bersendi) dengan rangka geser vertikal yang mampu memberikan peningkatan kekuatan dan
kekakuan struktur. Struktur inti (core) yang merupakan modifikasi dari dinding geser.

Core wall adalah komponen utama untuk menahan gaya beban horisontal dan beban
gravitasi gedung. Core wall biasanya terdiri dari sebuah perakitan dinding geser yang
terhubung sehingga membentuk bagian kotak dengan bukaan yang mungkin sebagian ditutup
oleh balok atau pelat lantai. Momen inersia dari core wall sangat besar sehingga core wall
dapat menahan hampir seluruh beban lateral.
Daftar Pustaka

http://rumah-yusing.blogspot.com/2009/01/menara-pinisi.html
file:///C:/Users/os/Downloads/25424-75676579590-1-PB.pdf
http://adnyjulian.blogspot.com/2016/
https://www.kompasiana.com/nie_chayankzul/550e9880813311892cbc6788/bahan-dan-
jenis-struktur-gedung-akademik-universitas-negeri-makasar

Anda mungkin juga menyukai