Anda di halaman 1dari 9

AL-MAKKY DAN AL-MADANY

Bahwa ayat-ayat makiyah mengandung karakteristik yang berbeda dan tidak ada dalam ayat-
ayat madaniah, baik dalam irama, maupun maknanya. Pada zaman jahiliah masyarakat dalam keadaan
buta dan tuli, menyembah berhala, mempersekutukan Allah, mengingkari wahyu, dan mendustakan
hari akhir dan mereka mengatakan:
َ ٰ ‫أَ ِءذَا ِﻣ ۡﺘﻨَﺎ َو ُﻛﻨﱠﺎ ﺗ ُ َﺮاﺑٗ ﺎ َو ِﻋ‬
َ‫ﻈ ًﻤﺎ أ َ ِءﻧﱠﺎ ﻟَ َﻤ ۡﺒﻌُﻮﺛُﻮن‬
“Apakah apabila kami telah mati dan telah menjadi tanah serta menjadi tulang belulang, apakah benar-
benar kami akan dibangkitkan (kembali)?” (QS. As-Shofat:16)
Mereka ahli bertengkar yang sengit sekali, tukang berdebat dengan kata-kata pedas dan
retorika luar biasa, sehingga wahyu yang diturunkan di Makkah (makiyah) juga berupa goncangan
yang mencekam, menyala-nyala seperti api yang memberi tanda bahaya disertai argumentasi yang
tegas dan kuat. Semua ini dapat menghancurkan keyakinan mereka tentang berhala, kemudian
mengajak mereka kepada agama tauhid, begitu juga segala impian mereka dapat dilenyapkan dengan
memberikan contoh kehidupan akhirat, surga dan neraka yang terdapat di dalamnya. Seperti dalam
surat Al-Qoriah, Ghasyiyah, waqiah semua ini menjadi ciri-ciri surat makiyah.
Setelah terbentuk masyarakat yang beriman kepada Allah dan Rasulnya, kepada hari akhir
dan qodar dan mereka berhijrah karena lebih mengutamakan apa yang ada di sisi Allah daripada
kesenangan hidup di dunia. Maka barulah dating ayat Madaniah yang Panjang-Panjang membicarakan
hukum-hukum Islam serta ketentuan2nya, mengajak berjihad, berkurban di jalan Allah, kemudian
menjelaskan dasar2 perundang-undangan, meletakkan dasar2 kemasyarakatan dsb.
Para ulama sangat memperhatikan Al-Qur’an dengan cermat. Mereka menertibkan surat-surat sesuai
dengan tempat turunnya. Bahkan mereka memebedakan antara ayat yang diturunkan di malam hari dan siang
hari, antara yang turun pada musim panas dan musim dingin, antara yang turun pada waktu di rumah maupun
pada saat bepergian.
Yang terpenting dipelajari para ulama dalam pembahsan ini adalah:
1). Yang diturunkan di Makkah.
2). Yang diturunkan di Madinah.
3). Yang dipersilisihkan.
4). Ayat-ayat makiyah dalam surat madaniah.
5). Ayat-ayat madaniah dalam surat makiyah.
6). Yang diturunkan di Makkah sedang hukumnya madani.
7). Yang diturunkan di Madinah sedang hukumnya makiyah.
8). Yang serupa dg yang diturunkan di Makkah dalam kelompok madani.
9). Yang serupa dengan yang diturunkan di Madinah dalam kelompok makki.
10). Yang dibawa dr Makkah ke Madinah.
11). Yang di bawa dr Madinah ke Makkah.
12). Yang turun di waktu malam dan di waktu siang.
13). Syang turun pada musim panas dan musim dingin.
14). Yang turun di waktu menetap dan pada saat perjalanan.
Inilah ilmu al-Qur’an yang pokok, berkisar di sekitar Makkah dan Madinah, Namanya “ilmu Makki dan
Madani”
• Ayat-ayat makiyah dalam surat madaniah. Bahwa surat itu dinamakan makiyah
atau madaniah, bukan berarti seluruhnya surat tersebut makiyah atau madaniah.
Sebab di dalam surat makiyah terkadang terdapat ayat-ayat madaniah, dan di
dalam surat madaniah pun juga terkadang terdapat ayat makiyah. Dengan begitu
penamaan surat makiyah atau madaniah berdasarkan Sebagian besar ayat-ayat
yang terkandung di dalamnya. Contoh:
َ‫ٱ�ُ ﺧ َۡﯿ ُﺮ ۡٱﻟ ٰ َﻤ ِﻜ ِﺮﯾﻦ‬ ۖ ‫ﻮك َوﯾَ ۡﻤ ُﻜ ُﺮونَ َوﯾَ ۡﻤ ُﻜ ُﺮ ﱠ‬
‫ٱ�ُ َو ﱠ‬ َ ۚ ‫ﻮك أ َ ۡو ﯾُ ۡﺨ ِﺮ ُﺟ‬ َ ُ ‫َو ِإ ۡذ ﯾَ ۡﻤ ُﻜ ُﺮ ِﺑ َﻚ ٱﻟﱠﺬِﯾﻦَ َﻛﻔَ ُﺮواْ ِﻟﯿُ ۡﺜ ِﺒﺘ‬
َ ُ‫ﻮك أَ ۡو ﯾَ ۡﻘﺘُﻠ‬
“Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya
terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau
mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu.
Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya.” (QS. Al-Anfal:30)
Ayat ini diturnkan di Makkah, dan memang demikan, sebab mengandung
apa yang dilakukan oleh orang musyrik merencanakan tipu daya terhadap Rasul
sebelum hijrah. Ayat ini makiyah tetapi berada dalam surah madaniah.
• Ayat madinah dalam surat makiyah. Misalkan surat Al-An’am di namakan surat
makiyah, kecuali tiga ayat diturunkan di madinah yaitau: surat al-An;amayat 151-
152, surat al-hajj ayat adalah makiyah kecuali tiga ayat diturunkan di madinah
ayat 19-21.
• Ayat yang diturunkan di mekkah sedang hukumnya madani. Contoh:
ِ ‫ﺎرﻓُ ٓو ۚاْ ِإ ﱠن أ َ ۡﻛ َر َﻣ ُﻛ ۡم ِﻋﻧ َد ٱ ﱠ‬
َ ‫� أ َ ۡﺗﻘَ ٰﯩ ُﻛ ۡۚم ِإ ﱠن ﱠ‬
‫ﯾر‬ٞ ‫ٱ� َﻋ ِﻠﯾ ٌم َﺧ ِﺑ‬ َ َ‫ﺷﻌُوﺑٗ ﺎ َوﻗَﺑَﺎٓﺋِ َل ِﻟﺗَﻌ‬ ُ ‫ٰﯾَٓﺄَﯾﱡ َﮭﺎ ٱﻟﻧﱠ‬
ُ ‫ﺎس ِإﻧﱠﺎ َﺧﻠَ ۡﻘ ٰﻧَ ُﻛم ِ ّﻣن َذ َﻛ ٖر َوأُﻧﺛ َ ٰﻰ َو َﺟﻌَ ۡﻠ ٰﻧَ ُﻛ ۡم‬
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah
orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal. (QS. Al-Hujurat:13)
Ayat ini diturunkan di makkah tetapi sebenarnya maddaniah karena diturunkan sesudah
hijrah. Disamping seruannya bersifat umum. Namanya “ayat yang diturunkan makah
sedang hukumnya madani.”
• Ayat yang diturunkan di madinah sedang hukumnya makiyah. Seperti surat al-
Mumtahanah di turunkan di madinah tetapi seruannya ditujukan kepada orang musyrik
makkah.
• Ayat yang serupa dengan yang diturunkan di makkah dalam madani. Maksudnya adalah
ayat-ayat dalam surat madaniah tetapi mempunyai gaya bahasa dan ciri-ciri umum surat
makiyah. Contoh:
‫ب أ َ ِﻟﯿ ٖﻢ‬ٍ ‫ﺴ َﻤﺎ ٓ ِء أ َ ِو ٱ ۡﺋﺘِﻨَﺎ ِﺑﻌَﺬَا‬ ‫ﺎر ٗة ِ ّﻣﻦَ ٱﻟ ﱠ‬ َ ‫َو ِإ ۡذ ﻗَﺎﻟُﻮاْ ٱﻟﻠﱠ ُﮭ ﱠﻢ ِإن َﻛﺎنَ ٰ َھﺬَا ُھ َﻮ ۡٱﻟ َﺤ ﱠﻖ ِﻣ ۡﻦ ِﻋﻨﺪ‬
َ ‫ِك ﻓَﺄ َ ۡﻣ ِﻄ ۡﺮ َﻋﻠَ ۡﯿﻨَﺎ ِﺣ َﺠ‬
“Dan (ingatlah), ketika mereka (orang-orang musyrik) berkata: "Ya Allah, jika betul (Al
Quran) ini, dialah yang benar dari sisi Engkau, maka hujanilah kami dengan batu dari
langit, atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih".(QS. AL-Anfal: 32)
• Yang serupa dengan yang diturunkan di madinah, maksudnya ayat-
ayat dalam surat makiyah tetapi memmpunyai ciri-ciri umum surat
madinah. Contoh:
َ ‫ﺶ ِإ ﱠﻻ ٱﻟﻠﱠ َﻤ ۚ َﻢ ِإ ﱠن َرﺑ َﱠﻚ ٰ َو ِﺳ ُﻊ ۡٱﻟ َﻤ ۡﻐ ِﻔ َﺮ ۚةِ ُھ َﻮ أ َ ۡﻋﻠَ ُﻢ ِﺑ ُﻜ ۡﻢ ِإ ۡذ أَﻧ‬
‫ﺸﺄ َ ُﻛﻢ ِ ّﻣ َﻦ‬ ِ ۡ ‫ﻮن َﻛ ٰﺒَٓﺌِ َﺮ‬
َ ‫ٱﻹ ۡﺛ ِﻢ َو ۡٱﻟﻔَ ٰ َﻮ ِﺣ‬ َ ‫ﻟﱠ ِﺬ‬
َ ُ‫ﯾﻦ َﯾ ۡﺠﺘَﻨِﺒ‬
َ ُ‫ﻮن أ ُ ﱠﻣ ٰ َﮭﺘِ ُﻜ ۡۖﻢ ﻓَ َﻼ ﺗُﺰَ ﱡﻛ ٓﻮاْ أَﻧﻔ‬
‫ﺴ ُﻜ ۡۖﻢ ُھ َﻮ أ َ ۡﻋﻠَ ُﻢ ِﺑ َﻤ ِﻦ ٱﺗﱠﻘَ ٰ ٓﻰ‬ ِ ‫ﻄ‬ ُ ُ‫ﺔ ﻓِﻲ ﺑ‬ٞ ‫ض َو ِإ ۡذ أَﻧﺘ ُ ۡﻢ أ َ ِﺟﻨﱠ‬ِ ‫ۡٱﻷ َ ۡر‬
“(Yaitu) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji
yang selain dari kesalahan-kesalahan kecil. Sesungguhnya Tuhanmu
maha luas ampunan-Nya. Dan Dia lebih mengetahui (tentang
keadaan)mu ketika Dia menjadikan kamu dari tanah dan ketika kamu
masih janin dalam perut ibumu; maka janganlah kamu mengatakan
dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang
bertakwa.” (QS. An-Najm: 32)
• Ayat yang dibawa dari makah ke madinah. Contoh: surat Al-’A’la.
• Yang dibawa dari madinah ke makah. Misalnya awal surat bara’ah.
Perbedaan Makki dan madani
1. Dari segi waktu turunnya, makki yang diturunkan sebelum hijrah sekalipun bukan di Madinah. Madani
adalah yang diturunkan sesudah hijrah sekalipun di Makkah atau arafah. Seperti;
‫ﺼ ٗﯿﺮا‬ِ ‫ﺳ ِﻤﯿ ۢ َﻌﺎ َﺑ‬َ َ‫ٱ�َ َﻛﺎن‬ ‫ﻈ ُﻜﻢ ِﺑ ۗ ِ ٓۦﮫ ِإ ﱠن ﱠ‬ ‫ﺎس أَن ﺗ َ ۡﺤ ُﻜ ُﻤﻮاْ ِﺑ ۡﭑﻟ َﻌ ۡﺪ ۚ ِل ِإ ﱠن ﱠ‬
ُ ‫ٱ�َ ﻧِ ِﻌ ﱠﻤﺎ َﯾ ِﻌ‬ ِ ‫ﺖ ِإﻟَ ٰ ٓﻰ أ َ ۡھ ِﻠ َﮭﺎ َو ِإذَا َﺣ َﻜ ۡﻤﺘُﻢ َﺑ ۡﯿﻦَ ٱﻟﻨﱠ‬ ِ َ‫ٱ�َ َﯾ ۡﺄ ُﻣ ُﺮ ُﻛ ۡﻢ أَن ﺗ ُ َﺆدﱡواْ ۡٱﻷ َ ٰ َﻣ ٰﻨ‬
‫ِإ ﱠن ﱠ‬
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan
(menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.
Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha
Mendengar lagi Maha Melihat”. (QS. An-Nisa’: 58)
2. Dari segi tempat turunnya, makki adalah yang diturunkan di Makkah dan sekitarnya, seperti mina, arafah dll.
Sedang madani adalah yang diturunkan di Madinah dan sekitarnya seperti uhud, Quba, dsb.
3. Dari segi sasarannya. Makki adalah yang seruannya ditujukan kepada pendduk makah. Sedang adalah
seruannya ditujukan kepada penduduk Madinah. Makki menggunakan seruan ‫ ﯾﺎأﯾﮭﺎ اﻟﻨﺎس‬sedang madani
mengandung seruan ‫ﯾﺎأﯾﮭﺎ اﻟﺬﯾﻦ أﻣﻨﻮا‬.
Tetapi tidak selalu yang di awali dengan seruan di atas itu maki atau madani, seperti surat al-Baqarah itu
madani, tetapi terdapat ayat:
َ‫ٱﻋﺒُﺪُواْ َرﺑﱠ ُﻜ ُﻢ ٱﻟﱠﺬِي َﺧﻠَﻘَ ُﻜ ۡﻢ َوٱﻟﱠﺬِﯾﻦَ ِﻣﻦ ﻗَ ۡﺒ ِﻠ ُﻜ ۡﻢ ﻟَ َﻌﻠﱠ ُﻜ ۡﻢ ﺗَﺘ ﱠﻘُﻮن‬ ُ ‫ﯾﺎأَﯾﱡ َﮭﺎ ٱﻟﻨﱠ‬
ۡ ‫ﺎس‬
Dan surat an-Nisa’ itu madani, tetapi di awali dengan ‫ﯾﺎأﯾﮭﺎ اﻟﻨﺎس‬
‫ﺎم إِ ﱠن ﱠ‬
َ‫ٱ�َ َﻛﺎن‬ َ ۚ ‫ﺴﺎ ٓ َءﻟُﻮنَ ﺑِِۦﮫ َو ۡٱﻷ َ ۡر َﺣ‬ َ َ ‫ٱ�َ ٱﻟﱠﺬِي ﺗ‬ ‫ﺴﺎ ٓ ٗۚء َوٱﺗﱠﻘُﻮاْ ﱠ‬ ‫ﺎس ٱﺗﱠﻘُﻮاْ َرﺑﱠ ُﻜ ُﻢ ٱﻟﱠﺬِي َﺧﻠَﻘَ ُﻜﻢ ِ ّﻣﻦ ﻧﱠ ۡﻔ ٖﺲ ٰ َو ِﺣﺪَ ٖة َو َﺧﻠَﻖَ ِﻣ ۡﻨ َﮭﺎ زَ ۡو َﺟ َﮭﺎ َوﺑَ ﱠ‬
َ ِ‫ﺚ ِﻣ ۡﻨ ُﮭ َﻤﺎ ِر َﺟ ٗﺎﻻ َﻛﺜِ ٗﯿﺮا َوﻧ‬ ُ ‫ٰ ٓﯾَﺄَﯾﱡ َﮭﺎ ٱﻟﻨﱠ‬
‫َﻋﻠَ ۡﯿ ُﻜ ۡﻢ َر ِﻗﯿﺒٗ ﺎ‬
Ciri-ciri Makki dan madani
Ciri khas makki:
1. Setiap surat yang mengandung sajdah.
2. Setiap surat yang mengandung lafadz“kalla”.
3. Setiap surat yang mengandung “‫“ ﯾﺎأﯾﮭﺎ اﻟﻨﺎس‬.
4. Setiap surat yang mengandung kisah para Nabi dan umat terdahulu. Kecuali al-
baqarah.
5. Surat yang mengandung kisah Adam, iblis kecuali al-baqarah.
6. Surat yang dibuka dengan huruf singkatan seperti ‫اﻟﻢ‬.
Dari segi tema dan gaya bahasa:
1. Beriskan tema ajaran tauhid.
2. Peletakan dasar-dasar umum perundang-undangan dan akhlak mulia.
3. Menyebutkan kisah para Nabi dan umat terdahulu.
4. Suku katanya pendek, gaya bahasa terkesan keras, menggetarkan hati, unsur
sumpah.
Ciri khas madani:
1. Surat yang berisikan kewajiban, had.
2. Surat yang berisikan orang munafik.
3. Surat yang mengandung dialog dengan ahli kitab.
4. Di awali dengan ‫ﯾﺎأﯾﮭﺎ اﻟﺬﯾﻦ أﻣﻨﻮا‬
Dari segi ketentuan:
1. Menjelaskan ibadah, muamalah, had, kekeluargaan, warisan, jihad,
hubungan sosial, hubungan internasional, kaidah hukum dan
perundang-undangan.
2. Seruan terhadap ahli kitab (yahudi, nasrani).
3. Menyingkap prilaku orang munafik.
4. Suku kata atau ayatnya panjang-panjang. Gaya bahasa memantapkan
syariat serta menjelaskan tujuan dan Sasarannya.
Faedah mengetahui Makki dan Madani:

1. Sebagai alat bantu dalam Menafsirkan al-Qur’an dengan benar.


2. Meresapi gaya bahasa al-Qur’an dan memanfaatkan dalam metode
berdakwah menuju jalan Allah.
3. Mengetahui sejarah hidup Nabi melalui ayat-ayat Al-Qur’an.
sebab turunnya wahyu kepada rasul sejalan dengan sejarah dakwah
dengan segala peristiwa.

Anda mungkin juga menyukai