Anda di halaman 1dari 9

BAB 6 : ADAKAH PERUBAHAN

KONSENTRASI SPASIAL INDUSTRI


MANUFAKTUR DI INDONESIA SEJAK 1976

Muhammad Fauzan Salman T202310238


Muh Reza T202310240
2

A.MUNCULNYA DAERAH (REGION)


SEBAGAI UNIT ANALISIS

Ohmae dengan lantang berpendapat bahwa dalam dunia tanpa batas,region state akan
menggantikan negara bangsa (nation states) sebagai pintu gerbang memasuki perekonomian
global (ohmae,1995). Digunakannya daerah,dan bukan negara, sebagai unit analisis di banyak studi
empiris disarikan dengan baik oleh (Rodriguez-Pose,1998:54-5).-Pertama,pendekatan flexible
specialisation.-Kedua, pendekatan Italian industrial districts.-Ketiga, pendekatan Mazab french
regulation schoolKeempat, pendekatan Jerman.Data ini merupakan data mentah,data mentah ini
menawarkan menawarkan informasi yang lengkap pada tingkat perusahaan/pabrik skala besar dan
menengah, dengan tenaga kerja minimal 20 orang.
• Pertama,data survei IBM BPS ini tidak memasukkan usaha kecil dan rumah tangga yang
menyerap jumlah tenaga kerja yang substansial.
• Kedua,data survei BPS juga tidak memasukkan Beberapa aktivitas industri kunci, terutama
minyak,gas,batu bata dana beberapa BUMN yang termasuk kategori "industri strategis" di
bawah departemen riset dan teknologi
B.INDEKS ENTROPI THEIL UNTUK
MENGHITUNG KETIMPANGAN INDUSTRI

Konsep Entropi dari suatu distribusi pada dasarnya merupakan aplikasi konsep teori informasi dalam
mengukur kesenjangan ekonomi dan konsentrasi industri. Henri Theil yang memperkenalkan Entropi
dalam menganalisis perilaku produksi mobil berpenumpang dan dekomposisi pendaftaran mobil baru di
AS. Selama 1936-1964 dan 1959-1964 (Theil,1967:bab 8)Tidak seperti indeks indeks lain, indeks Entropi
memungkinkan kita untuk membuat perbandingan selama waktu tertentu dan menyediakan secara rinci
dalam subunit geografis yang lebih kecil. Keunggulan utama indeks ini adalah pada suatu titik waktu,
indeks ini menyediakan ukuran derajat konsentrasi (ataupun dispersi) distribusi spesial pada sejumlah
daerah dan subdaerah dalam suatu negara. Nilai indeks Entropi yang lebih rendah berarti menunjukkan
adanya kesenjangan yang rendah,dan sebaliknya.
4

C.INDEKS ENTROPI INDUSTRI MANUFAKTUR


INDONESIA
Dilihat dari jenis industrinya, sebagian besar industri di Jawa merupakan industri modern dan tergolong footlose
industry, sementara kebanyakan industri diluar Jawa adalah industri berbasis sumber daya alam (resource-based-
industry), seperti kayu dan migas.Industri manufaktur Indonesia memang cenderung terkonsentrasi Secara spesial
di Jawa sejak tahun 1970-an (Aziz,1994,Hill,1989). Terdapat perubahan pola pada tenaga kerja Jawa pada 2 dekade
terakhir. Pertama, penurunan pangsa tenaga kerja Jakarta terhadap nasional. Kedua, pola terpenting adalah
hampir semua provinsi di pulau Jawa menunjukkan penurunan pangsa kerja sektor manufaktur nasional.
Munculnya Jawa barat dalam penurunan DKI Jakarta dalam hal tenaga kerja harus diinterpretasikan dengan hati
ketika kita mengombinasikan Jawa Barat dan DKI Jakarta, wilayah ini mendominasikan nilai tambah sektor
manufaktur nasional.Untuk mengetahui seberapa jauh perkembangan kesenjangan distribusi geografis aktivitas
industri manufaktur dapat dianalisis dengan menerapkan indeks Entropi Theil.
5

D.KESENJANGAN ANTAR PULAU

Kesenjangan spesial di indonesia disebabkan terutama oleh perbedaan pangsa tenaga kerja
industri manufaktur yang signifikan antarpulau selama periode 1976-2001. Pola kesenjangan
antarpulau juga menunjukkan kurva "U" indeks ini mulai naik secara bertahap sejak 1988,yang
menunjukkan adanya tren meningkatnya konsentrasi spesial di beberapa pulau terutama di
pulau sumatera dan Sulawesi.
E.KESENJANGAN DALAM SATU PULAU

Tendensi konsentrasi geografis secara gamblang ditunjukkan


oleh tren kenaikan kesenjangan dalam satu pulau. Entropi
dalam satu pulau cenderung meningkat.

Gambar 6.7 menunjukkan adanya kenaikan indeks entropi


dalam satu pulau secara substansial selama periode 1985-
2001.Ini dapat diartikan bahwa derajat perbedaan
antarprovinsi pada setiap pulau, dilihat dari pangsa tenaga
kerja industri, cenderung meningkat selama periode tersebut.
Gambar 6.8 memberikan konfirmasi adanya konsentrasi
geografis yang cenderung meningkat selama periode 1976-
2001 di kedua pulau di Kabarin tersebut.

1. indeks entropi terus meningkat dengan tajam di Jawa sejak


1985.

2. konsentrasi geografis di Jawa pada tahun 2001 menunjukkan


adanya penurunan yang drastis.
8

F. PERUBAHAN STRUKTURAL
DAN KONSENTRASI SPASIAL
hasil uji Chow untuk entropi dalam Hasil-hasil pengujian ini menyiratkan
pulau dan antarpulau menunjukkan bahwa deregulasi perdagangan terbukti
statistik F yang tidak signifikan tidak membantu meningkatkan
untuk ketiga periode yang diamati. dispersi industri manufaktur secara
Artinya indeks entropi dalam pulau geografis di Indonesia.
dan antarpulau di Indonesia tidak 1. Pergerakan menuju strategi
banyak mengalami perubahan kebijakan yang lebih outward-
struktural yang berarti. Dengan kata looking tidak begitu saja
lain, meski secara nasional terjadi mengubah sentralisasi regulasi,
perubahan struktural selama periode prosedur perizinan, dan sistem
sebelum dan setelah deregulasi perbankan.
maupun krisis ekonomi,namun 2. Upaya deregulasi diterapkan
tidak terdapat bukti yang dengan beberapa pengecualian ini
meyakinkan terjadinya perubahan tercermin dari penurunan tarif bea
kesenjangan spasial antarpulau masuk.
dandalam pulau di Indonesia.
9

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai