Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mikroskop pertama kali dikembangkan pada abad ke 16 menggunakan


lensa sederhana untuk mengatur cahaya biasa. Pertama kali perbesaran
terbatas kira-kira 10 kali dari ukuran objek sebenarnya. Setelah mengalami
perbaikan akhirnya perbesaran bisa mencapai 270 sampai 400 kali. Penemu
sel dalam susunan organisme adalah bersamaan dengan munculnya
pemakaian mikroskop, yaitu Mikroskop Cahaya ( mikroskop yang sering
digunakan dalam biologi ), okuler baik yang berlensa tunggal atau dikenal
dengan nama Mikroskop Monokuler maupun yang berlensa ganda atau yang
dikenal dengan nama Mikroskop Binokuler. Sesungguhnya untuk meneliti
sejarah pemakaian mikroskop dengan perbaikan-perbaikan yang sangat
sulit.

Dapat dianggap bahwa penemuan alat-alat optik yang pertama adalah


sudah merupakan pangkal penemuan dari mikroskop. Penggunaan sifat-sifat
optik suatu permukaan yang melengkung sudah dilakukan oleh Euclid
( 3000SM ), Ptolemy ( 127-151 ), dan oleh Alhazan pada awal abad ke-11,
tetapi pemakaian praktis alat pembesaran optik belum dilakukan. Baru pada
abad ke-16, Leonardo da Vinci dan Maurolyco mempergunakan lensa untuk
melihat benda-benda yang kecil.

Hal yang melatarbelakangi praktikum ini dikarenakan sebagian


mahasiswa belum mengetahui macam-macam mikroskop beserta fungsinya

1.2 Tujuan

1. Memperkenalkan komponen-komponen mikroskop dan cara


menggunakannya

2. Mempelajari cara menyiapkan bahan-bahan yang akan diamati dibawah


mikroskop
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 TINJAUAN PUSTAKA

Mikroskop (bahasa Yunani: micros = kecil dan scopein = melihat)


adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat
dengan mata kasar. Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan
menggunakan alat ini disebut mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti
sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata.( Anonim, 2012).

Mikroskop yang pertama kali digunakan oleh ilmuwan (saintis) zaman


Renaissans, dan mikroskop yang mungkin kita gunakan adalah mikroskop
cahaya. Dalam mikroskop cahaya (light microscope, LM), cahaya tampak
diteruskan melalui spesimen dan kemudian melalui lensa kaca. (Campbell,
2010).

Jenis paling umum dari mikroskop, dan yang pertama diciptakan,


adalah mikroskop optis. Mikroskop ini merupakan alat optik yang terdiri
dari satu atau lebih lensa yang memproduksi gambar yang diperbesar dari
sebuah benda yang ditaruh di bidang fokal dari lensa tersebut. Berdasarkan
sumber cahayanya, mikroskop dibagi menjadi dua, yaitu, mikroskop cahaya
dan mikroskop elektron. Mikroskop cahaya sendiri dibagi lagi menjadi dua
kelompok besar, yaitu berdasarkan kegiatan pengamatan dan kerumitan
kegiatan pengamatan yang dilakukan. Berdasarkan kegiatan
pengamatannya, mikroskop cahaya dibedakan menjadi mikroskop diseksi
untuk mengamati bagian permukaan dan mikroskop monokuler dan
binokuler untuk mengamati bagian dalam sel (anonim, 2011).

Mikroskop adalah alat utama dalam mempelajari struktur benda-


benda kecil. Mikrokskop optik dapat dibagi atas 2, yaitu mikroskop Biologi
(monokuler) dan mikroskop stereo (Binokuler) (Suripto. 1994). Mikroskop
biologi adalah mikroskop yang digunakan pengamatan benda tipis
transparan. Penyinaran dilakukan dari bawah dengan sinar alam atau lampu
(M. Amin. 1994). Mikroskop binokuler adalah mikroskop yang digunakan
untuk pengamatan benda-benda yang tidak terlalu besar, transparan atau
tidak. Penyinaran dapat diatur dari atas maupun dari bawah dengan sinar
alam atau lampu (Tim Pengajar Jurusan Biologi 2011).

Mikroskop merupakan alat utama dalam melakukan pengamatan


dalam bidang biologi, karena dapat digunakan untuk mempelajari struktur
dari benda-benda kecil. Ada 2 prinsip dasar yang berbeda untuk mikroskop,
yaitu mikroskop optik dan mikroskop elektron. Mikroskop optik dapat
dibedakan menjadi mikroskop biologi dan mikroskop stereo.(Tim Pengajar
Biologi Dasar UNDIP,2004)

Mikroskop biologi umumnya memiliki lensa okuler dan lensa objektif


dengan kekuatan pembesaran sebagai berikut.

1. Objektif 4x dengan okuler 10x, pembesaran 40x


2. Objektif 10 dengan okuler 10x, pembesaran 100x
3. Objektif 40x dengan okuler 10x, Pembesaran 400x
4. Objektif 100x dengan okuler 10x, pembesaran 1000x
Objektif yang paling kuat pada mikroskop optik 1000x disebut objektif
emersi, karena penggunaannya harus dengan minyak emersi dan cara
memakainya khusus pula. Baik lensa objektif maupun lensa okuler
keduanya merupakan lensa cembung. Secara garis besar lensa objektif
menghasilkan suatu bayangan sementara yang mempunyai sifat semu,
terbalik, dan diperbesar terhadap posisi benda mula-mula, lalu yang
menentukan sifat bayangan akhir selanjutnya adalah lensa okuler. Pada
mikroskop cahaya, bayangan akhir mempunyai sifat yang sama seperti
bayangan, semu, terbalik, dan lebih lagi diperbesar (Saras Dian Pramudita,
2012, 02).

Sejarah Mikroskop

Menurut sejarah orang yang pertama kali berpikir untuk membuat alat
yang bernama mikroskop ini adalah Zacharias Janssen. Janssen sendiri
sehari-harinya adalah seorang yang kerjanya membuat kacamata. Dibantu
oleh Hans Janssen mereka mambuat mikroskop pertama kali pada tahun
1590. Mikroskop pertama yang dibuat pada saat itu mampu melihat
perbesaran objek hingga dari 150 kali dari ukuran asli.

Temuan mikroskop saat itu mendorong ilmuan lain, seperti Galileo


Galilei (Italia), untuk membuat alat yang sama. Bahkan Galileo mengklaim
dririnya sebagai pencipta pertamanya yang telah membuat alat ini pada
tahun 1610. Galileo menyelesaikan pembuatan mikroskop pada tahun 1609
dan mikroskop yang dibuatnya diberi nama yang sama dengan penemunya,
yaitu mikroskop Galileo. Mikroskop jenis ini menggunakan lensa optik,
sehingga disebut mikroskop optik. Mikroskop yang dirakit dari lensa optik
memiliki kemampuan terbatas dalam memperbesar ukuran obyek. Hal ini
disebabkan oleh limit difraksi cahaya yang ditentukan oleh panjang
gelombang cahaya. Secara teoritis, panjang gelombang cahaya ini hanya
sampai sekitar 200 nanometer. Untuk itu, mikroskop berbasis lensa optik ini
tidak bisa mengamati ukuran di bawah 200 nanometer. Setelah itu seorang
berkebangsaan belanda bernama Antony Van Leeuwenhoek (1632-1723)
terus mengembangkan pembesaran mikroskopis. Antony Van Leeuwenhoek
sebenarnya bukan peneliti atau ilmuwan yang profesional. Profesi
sebenarnya adalah sebagai ‘wine terster’ di kota Delf, Belanda. Ia biasa
menggunakan kaca pembesar untuk mengamati serat-seratpada kain. Tetapi
rasa ingin tahunya yang besar terhadap alam semesta menjadikannya salah
seorang penemu mikrobiologi. Leewenhoek mwnggunakan mikroskopnya
yang sangat sederhana untuk mengamati air sungai, air hujan, ludah, feses
dan lain sebagainya. Ia tertarik dengan banyaknya benda-benda kecil yang
dapat bergerak yang tidak terlihat dengan mata biasa. Ia menyebut benda-
benda bergerak tadi dengan ‘animalcule’ yang menurutnya merupakan
hewan-hewan yang sangat kecil. Penemuan ini membuatnya lebih antusias
dalam mengamati benda-benda tadi dengan lebih meningkatkan
mikroskopnya. Hal ini dilakukan dengan menumpuk lebih banyak lensa dan
memasangnya di lempengan perak. Akhirnya Leewenhoek membuat 250
mikroskop yang mampu memperbesar 200-300 kali. Leewenhoek mencatat
dengan teliti hasil pengamatannya tersebut danmengirimkannya ke British
Royal Society. Salah satu isi suratnya yang pertama pada tanggal 7
September 1674 ia menggambarkan adanya hewan yang sangat kecil yang
sekarang dikenal dengan protozoa. Antara tahun 1963-1723 ia menulis lebih
dari 300 surat yang melaporkan berbagai hasil pengamatannya. Salah satu
diantaranya adalah bentuk batang, coccus maupun spiral yang sekarang
dikenal dengan bakteri. Penemuan-penemuan tersebut membuat dunia sadar
akan adanya bentuk kehidupan yang sangat kecil yang akhirnya melahirkan
ilmu mikrobiologi. Bila Di Eropa, mikroskop sudah dikenal sejak abad ke-
17 dan digunakan untuk melihat binatang-binatang sejenis mikroba.
Menariknya, orang Jepang senang menggunakannya untuk mengamati
serangga berukuran kecil, dan hasilnya berupa buku-buku berisi pemerian
tentang serangga secara mendetail. Mikroskop Cahaya Keterbatasan pada
mikroskop Leeuwenhoek adalah pada kekuatan lensa cembung yang
digunakan. Untuk mengatasinya digunakan lensa tambahan yang diletakkan
persis didepan mata pengamat yang disebut eyepiece, sehingga obyek dari
lensa pertama (kemudian disebut lensa obyektif) dapat diperbesar lagi
dengan menggunakan lensa ke dua ini. Pada perkembangan selanjutnya
ditambahkan pengatur jarak antara kedua lensa untuk mempertajam fokus,
cermin atau sumber pencahayaan lain, penadah obyek yang dapat
digerakkan dan lain-lain, yang semua ini merupakan dasar dari
pengembangan mikroskop modern yang kemudian disebut mikroskop
cahaya Light Microscope (LM). LM modern mampu memberikan
pembesaran (magnifikasi) sampai 1.000 kali dan memungkinkan mata
manusia dapat membedakan dua buah obyek yang berjarak satu sama lain
sekitar 0,0002 mm (disebut daya resolusi 0,0002 mm). Seperti diketahui
mata manusia yang sehat disebut-sebut mempunyai daya resolusi 0,2 mm.
Pada pengembangan selanjutnya diketahui bahwa kemampuan lensa
cembung untuk memberikan resolusi tinggi sudah sampai pada batasnya,
meskipun kualitas dan jumlah lensanya telah ditingkatkan. Belakangan
diketahui bahwa ternyata panjang gelombang dari sumber cahaya yang
digunakan untuk pencahayaan berpengaruh pada daya resolusi yang lebih
tinggi. Diketahui bahwa daya resolusi tidak dapat lebih pendek dari panjang
gelombang cahaya yang digunakan untuk pengamatan. Penggunaan cahaya
dengan panjang gelombang pendek seperti sinar biru atau ultra violet dapat
memberikan sedikit perbaikan, kemudian ditambah dengan pemanfaatan
zat-zat yang mempunyai indeks bias tinggi (seperti minyak), resolusi dapat
ditingkatkan hingga di atas 100 nanometer (nm). Hal ini belum memuaskan
peneliti pada masa itu, sehingga pencarian akan mode baru akan mikroskop
terus dilakukan. Ditemukannya Mikroskop Elektron Pada tahun 1920
ditemukan suatu fenomena di mana elektron yang dipercepat dalam suatu
kolom elektromagnet, dalam suasana hampa udara (vakum) berkarakter
seperti cahaya, dengan panjang gelombang yang 100.000 kali lebih kecil
dari cahaya. Selanjutnya ditemukan juga bahwa medan listrik dan medan
magnet dapat berperan sebagai lensa dan cermin terdapat elektron seperti
pada lensa gelas dalam mikroskop cahaya. Untuk melihat benda berukuran
di bawah 200 nanometer, diperlukan mikroskop dengan panjang gelombang
pendek. Dari ide inilah, di tahun 1932 mikroskop elektron semakian
berkembang lagi. Sebagaimana namanya, mikroskop elektron menggunakan
sinar elektron yang panjang gelombangnya lebih pendek dari cahaya.
Karena itu, mikroskop elektron mempunyai kemampuan pembesaran obyek
(resolusi) yang lebih tinggi dibanding mikroskop optik. Mikroskop electron
mampu pembesaran objek sampai 2 juta kali, yang menggunakan elektro
statik dan elektro magnetik untuk mengontrol pencahayaan dan tampilan
gambar serta memiliki kemampuan pembesaran objek serta resolusi yang
jauh lebih bagus daripada mikroskop cahaya. Mikroskop elektron ini
menggunakan jauh lebih banyak energi dan radiasi elektromagnetik yang
lebih pendek dibandingkan mikroskop cahaya. Sebenarnya, dalam fungsi
pembesaran obyek, mikroskop elektron juga menggunakan lensa, namun
bukan berasal dari jenis gelas sebagaimana pada mikroskop optik, tetapi dari
jenis magnet. Sifat medan magnet ini bisa mengontrol dan mempengaruhi
elektron yang melaluinya, sehingga bisa berfungsi menggantikan sifat lensa
pada mikroskop optik. Kekhususan lain dari mikroskop elektron ini adalah
pengamatan obyek dalam kondisi hampa udara (vacuum). Hal ini dilakukan
karena sinar elektron akan terhambat alirannya bila menumbuk molekul-
molekul yang ada di udara normal. Dengan membuat ruang pengamatan
obyek berkondisi vacuum, tumbukan elektron-molekul bisa terhindarkan.
Dengan mikroskop elektron yang mempunyai perbesaran lebih dari
10.000x, kita dapat melihat objek mikroskop dengan lebih detail.
Perkembangan mikroskop ini mendorong berbagai penemuan di bidang
biologi, seperti penemuan sel, bakteri, dan partikel mikroskopis yang akan
dipelajari berikut yaitu virus. Penemuan virus melalui perjalanan panjang
dan melibatkan penelitian dari banyak ilmuwan.

Fungsi Mikroskop

Telah disebutkan bahwa kehadiran mikroskop ini sangat membantu


para peneliti dan ilmuan sebab fungsi mikroskop yang memang sangat
besar. Fungsi mikroskop sendiri utamanya adalah untuk melihat serta
mengamati objek -objek yang memiliki ukuran sangat kecil yang tidak dapat
dilihat hanya dengan menggunakan mata telanjang.

Beberapa jenis mikroskop juga dibuat agar dapat mengamati objek


dengan menghasilkan bayangan yang lebih detail. Namun, pada dasarnya
fungsi mikroskop tetap menginduk pada fungsi utamanya untuk mengamati
benda -benda kecil.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan tempat

Waktu pelaksanaan praktikum biologi tentang “Pengenalan dan


Penggunaan Mikroskop” dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 24
September 2019, yang dimulai dari pukul 13.00 WITA s/d 15.00 WITA
yang bertempat di Laboratorium Biosistematika Tumbuhan, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Tadulako, Palu.

3.2 Alat dan bahan

Alat merupakan sesuatu yang digunakan untuk membuat sesuatu,


berupa benda. Sedangkan bahan adalah sesuatu yang diperlukan dan
merupakan bagian dari sesuatu yang akan dibuat

3.2.1 Alat

a) Mikroskop

b) Gelas obyek dan gelas penutup

c) Pipet dan silet

d) Alat tulis menulis

e) Cutter atau silet

f) Kamera hp
3.2.2 Bahan

a) Potongan kertas yang bertulis huruf “d”

b) Butir-butir pati kentang

3.2.3 Medium

a) Air

b) Yodium

3.3 Prosedur Kerja

1. Menyiapkan mikroskop
2. Meletakkan mikroskop di atas meja kerja.
3. Membersihkan badan mikroskop dengan tissue.
4. Membersihkan kaca preparat dan cover glass dengan tissue.
5. Menyiapkan potongan kertas huruf d
6. Mengambil kaca preparat yang sudah dibersihkan
7. Memasang potongan kertas huruf d ditengah-tengah kaca preparat
8. Menetesi objek dengan air
9. Menutup preparat dengan kaca penutup
10. Memasang preparat pada meja mikroskop
11. Mengamati bentuk objek yang diamati dan membandingkan bentuk
objek
12. Memfoto objek yang diamati
13. Menggeser preparat dari kiri ke kanan dan dan dari atas ke bawah
14. Mengamati dan mencatat hasil percobaan
15. Membersihkan cover glass dan kaca preparat dengan tissu
16. Menyiapkan butir pati kentang dengan mengerik sekerat kentang
dengan jarum dan ujung silet
17. Meletakan butir pati kentang di kaca preparat dan ditutup dengan cover
glass
18. Mengamati struktur-struktur yang ada didalamnya
19. Memfoto objek
20. Melepas kaca preparat dan meneteskan yodium
21. Mengamati dan mencatat perubahan yang terjadi
22. Mengambil hasil pengamatan menggunakan kamera hp
23. Membersihkan kaca preparat dan cover glass
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengamatan

No Gambar Keterangann
1. Mikroskop

2. Huruf d

.3.
4.

Anda mungkin juga menyukai