Anda di halaman 1dari 5

Kontribusiku untuk Pencapaian Net Zero Emission: Memanfaatkan Sumber Daya

Lokal dan Teknologi Rendah

Pencapaian target Net Zero Emission merupakan tantangan besar yang dihadapi
oleh dunia saat ini dalam mengatasi perubahan iklim. Sebagai individu yang peduli
terhadap masa depan bumi, setiap individu wajib memiliki rasa tanggung jawab untuk
turut berkontribusi dalam upaya mencapai tujuan ini.
Salah satu kontribusi yang diyakini dapat memberikan dampak signifikan adalah
dengan memanfaatkan sumber daya lokal dan teknologi rendah. Pendekatan ini tidak
hanya membantu mengurangi emisi karbon, tetapi juga memberdayakan komunitas lokal
dan memperkuat kedaulatan energi. Satu langkah awal kontribusi yang dapat dijalankan
untuk mencapai tujuan ini adalah dengan memanfaatkan sumber daya lokal dan
teknologi rendah. Pendekatan ini tidak hanya mengurangi emisi karbon, tetapi juga
menggerakkan ekonomi lokal dan memperkuat kedaulatan energi.
Pertama-tama, pemanfaatan sumber daya lokal seperti energi terbarukan menjadi
kunci dalam mengurangi emisi. Sebagai contoh, memanfaatkan potensi energi surya dan
angin yang melimpah di wilayah tropis Indonesia. Dengan mengembangkan instalasi
panel surya dan turbin angin di desa-desa terpencil, kita dapat memenuhi kebutuhan
energi lokal secara berkelanjutan tanpa menghasilkan emisi karbon yang berlebihan.
Selain itu, penggunaan teknologi rendah atau teknologi ramah lingkungan menjadi solusi
yang tepat. Teknologi sederhana seperti pembangkit listrik tenaga mikrohidro atau
kompor biomassa dapat digunakan untuk menggantikan sumber energi fosil yang masih
dominan di banyak daerah. Selain mengurangi emisi, teknologi ini juga memberdayakan
masyarakat lokal dengan menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan akses
terhadap energi yang terjangkau.
Dalam mewujudkan kontribusi ini, kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta,
dan masyarakat sangat penting. Pemerintah dapat memberikan insentif dan regulasi yang
mendukung pengembangan energi terbarukan dan teknologi rendah. Sementara itu,
perusahaan dan lembaga swadaya masyarakat dapat memberikan investasi dan
pendampingan teknis bagi proyek-proyek di tingkat lokal.
Dalam pendekatan ini, tidak hanya bergerak menuju pencapaian target Net Zero
Emission, tetapi juga mendorong pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif.
Keterlibatan aktif masyarakat lokal dalam pengelolaan sumber daya dan pembangunan
teknologi akan memastikan keberlanjutan dari upaya ini dalam jangka panjang
(Surmaini et al., 2023). Di Indonesia, upaya ini sejalan dengan semangat untuk
membangun ketahanan energi nasional dan mengurangi ketergantungan pada impor
energi fosil. Dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam dan kearifan lokal, kita
dapat mencapai tujuan Net Zero Emission sambil meningkatkan kesejahteraan
masyarakat secara keseluruhan.
Melalui kontribusi positif ini, tidak hanya berupaya untuk mengurangi emisi
karbon, tetapi juga untuk menjaga keberlanjutan lingkungan secara menyeluruh.
Tindakan-tindakan seperti pengurangan limbah, pelestarian ekosistem, dan penghijauan
wilayah memiliki dampak signifikan dalam mengurangi jejak karbon dan meningkatkan
kesehatan lingkungan. Pengurangan limbah plastik dapat membantu mengurangi polusi
laut yang merusak lingkungan dan kesehatan manusia. Dengan memilih bahan-bahan
ramah lingkungan dan mempraktikkan daur ulang, kita dapat mengurangi jumlah limbah
plastik yang mencemari lautan dan mengancam keberlangsungan ekosistem laut.
Sementara itu, penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal yang ditulis oleh
Rogelj menunjukkan bahwa pelestarian hutan tropis, termasuk hutan hujan Amazon dan
hutan tropis di Asia Tenggara, memiliki peran penting dalam menyerap karbon dioksida
dari atmosfer (Rogelj et al., 2021). Dengan mendukung upaya pelestarian dan restorasi
hutan, kita dapat meningkatkan kapasitas alam untuk menyerap karbon dan mengurangi
tingkat emisi yang masuk ke atmosfer.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Science yang ditulis oleh Davis
menyoroti manfaat penghijauan perkotaan dalam mengurangi polusi udara dan suhu
permukaan kota. Dengan meningkatkan jumlah vegetasi di perkotaan, kita dapat
mengurangi pencemaran udara dan efek urban heat island, yang pada gilirannya dapat
meningkatkan kualitas udara dan kesehatan masyarakat (Davis et al., 2018). Dalam hal
ini, kita tidak hanya bergerak menuju pencapaian target Net Zero Emission, tetapi juga
menjaga keberlanjutan lingkungan untuk generasi mendatang. Dengan kesadaran akan
pentingnya berkontribusi positif terhadap lingkungan dalam setiap tindakan kita, kita
dapat membentuk masa depan yang lebih hijau, sehat, dan berkelanjutan bagi seluruh
makhluk hidup di planet ini.

2
Selain berfokus pada upaya mengurangi emisi karbon dan berkontribusi positif
terhadap lingkungan, harus disertai tindakan yang memiliki dampak langsung dalam
meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Pertama-tama, memberikan akses terhadap
energi bersih merupakan langkah penting dalam meningkatkan kualitas hidup
masyarakat, terutama di daerah pedesaan dan terpencil. Dengan memanfaatkan sumber
daya terbarukan seperti energi surya dan mikrohidro, kami dapat menyediakan listrik
yang terjangkau dan berkelanjutan bagi komunitas yang belum memiliki akses listrik.
Penelitian oleh Mawardi dalam jurnalnya dituliskan bahwa akses terhadap energi bersih
dapat meningkatkan kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan ekonomi masyarakat
(Mawardi et al., 2022). Tak hanya itu, memperkuat sistem pangan lokal juga merupakan
aspek penting dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dengan mendukung
pertanian organik dan berkelanjutan, serta mempromosikan pola makan yang lebih sehat
dan berkelanjutan, kita dapat meningkatkan kesehatan masyarakat, mengurangi
kerentanan pangan, dan mendukung ekonomi lokal.
Penelitian dalam jurnal ilmu sosial menunjukkan bahwa pertanian berkelanjutan
dapat meningkatkan hasil produksi dan kesejahteraan petani, sambil menjaga
keberlanjutan lingkungan (Zahira & Fadillah, 2022). Hasil akhirnya adalah dapat
menciptakan pekerjaan yang berkelanjutan dan layak sehingga hal ini dapat
meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dengan mengembangkan sektor-sektor
ekonomi hijau seperti energi terbarukan, transportasi publik, dan manajemen limbah,
kami dapat menciptakan lapangan kerja yang berkelanjutan dan memberikan akses
terhadap pekerjaan yang layak bagi semua lapisan masyarakat. Selanjutnya, penelitian
dari Martinuzzi juga menunjukkan bahwa investasi dalam sektor ekonomi hijau seperti
Green Shaking Banking dapat menciptakan jutaan lapangan kerja baru dan
meningkatkan kesejahteraan ekonomi secara keseluruhan. Sektor Perbankan Indonesia
sendiri telah menerapkan Green Banking untuk mengurangi dampak lingkungan
termasuk mencapai Net Zero Emission atau emisi bebas karbon ini (Martinuzzi et al.,
2017).
Melalui upaya-upaya ini, setiap individu tidak hanya berkontribusi pada
pencapaian target Net Zero Emission, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup
masyarakat secara keseluruhan. Dengan memprioritaskan akses terhadap energi bersih,

3
pangan berkualitas, dan pekerjaan yang berkelanjutan, maka usaha menciptakan
masyarakat yang lebih sehat, lebih sejahtera, dan lebih berkelanjutan untuk generasi
mendatang bukanlah suatu angan-angan. Tentunya, untuk mencapai visi ini, diperlukan
komitmen dan kerjasama dari semua pihak. Pemerintah perlu mengimplementasikan
kebijakan yang mendukung transisi menuju energi bersih dan pertanian berkelanjutan,
sambil memastikan akses terhadap layanan dasar seperti pendidikan dan kesehatan.
Sektor swasta dapat berperan dalam menginvestasikan sumber daya dan teknologi untuk
pengembangan infrastruktur hijau dan lembaga masyarakat perlu terlibat aktif dalam
pendidikan dan advokasi kesadaran lingkungan. Dengan sinergi antara semua pihak, kita
dapat mewujudkan visi masyarakat yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan
untuk masa depan yang lebih baik.

Daftar Pustaka
Davis, S. J., Lewis, N. S., Shaner, M., Aggarwal, S., Arent, D., Azevedo, I. L., Benson,
S. M., Bradley, T., Brouwer, J., Chiang, Y. M., Clack, C. T. M., Cohen, A., Doig,
S., Edmonds, J., Fennell, P., Field, C. B., Hannegan, B., Hodge, B. M., Hoffert, M.
I., … Caldeira, K. (2018). Net-zero emissions energy systems. Science, 360(6396).
https://doi.org/10.1126/science.aas9793
Mawardi, I., Winanti, S., W., Sudinda, W., T., Alimin, A. (2022). Analysis Of
Achievements Of Net Zero Carbon Emissions As Indonesia's Reference In
Fulfillment Of Climate Change Mitigation Commitments. Jurnal Sains dan
Teknologi Mitigasi Bencana, 16(2), 7823–7830.
Martinuzzi, A., Huchler, E., & Obermayr, B. (2017). EcoProfit. Greener Management
International, 2000(30), 83–96. https://doi.org/10.9774/gleaf.3062.2000.su.00009
Surmaini , E., Supriatin, S., L., Sarvina, Y. (2023). Teknologi dan Kearifan Lokal Untuk
Adaptasi Perubahan Iklim. Jakarta: BRIN, Anggota Ikapi,
Rogelj, J., Geden, O., Cowie, A., & Reisinger, A. (2021). Net-zero emissions targets are
vague: three ways to fix. Nature, 591(7850), 365–368.
https://doi.org/10.1038/d41586-021-00662-3
Zahira, N. P., & Fadillah, D. P. (2022). Pemerintah Indonesia Menuju Target Net Zero
Emission (Nze) Tahun 2060 Dengan Variable Renewable Energy (Vre) Di

4
Indonesia. JIS: Jurnal Ilmu Sosial, 2(2), 2548–4893.

Anda mungkin juga menyukai