Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

HAKIKAT TES PENGUKURAN DAN EVALUASI


A. PENGERTIAN
tes adalah proses penggunaan instrumen tes yang valid dan reliabel untuk mengukur
kemampuan, keterampilan, pengetahuan atau karakteristik lain dari seseorang atau sekelompok
orang. Tes pengukuran bertujuan untuk memberikan informasi yang objektif dan akurat tentang
kemampuan atau karakteristik yang diukur. Evaluasi adalah proses mengevaluasi dan membuat
keputusan tentang suatu program, kebijakan, produk atau layanan terhadap kriteria yang telah
ditetapkan. Evaluasi dapat digunakan untuk menilai efektivitas, efisiensi, kelayakan atau dampak
dari beberapa program atau kebijakan. Evaluasi dapat menggunakan berbagai metode evaluasi,
seperti pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif, analisis statistik dan metode evaluasi lainnya.
Tujuan evaluasi adalah untuk meningkatkan kinerja dan meningkatkan hasil program atau
kebijakan.

Tampilkan Perubahan
Periksa Plagiarisme
PdfWord

A. PERMASALAHAN PADA EVALUASI

Evaluasi tidak selalu berjalan dengan mulus dan dapat menghadapi beberapa
permasalahan. Berikut ini beberapa permasalahan yang sering terjadi pada evaluasi:
Masalah Validitas dan Reliabilitas: Evaluasi yang tidak valid atau tidak reliabel tidak
memberikan hasil yang akurat dan dapat mengarah pada kesalahan dalam
pengambilan keputusan. Masalah Keterbatasan Data: Evaluasi sering mengalami
keterbatasan data seperti keterbatasan waktu dan anggaran, serta kurangnya data yang
relevan dan representatif. Masalah Kesulitan Menentukan Kriteria Evaluasi: Kriteria
evaluasi harus jelas dan dapat diukur dengan mudah, namun kadang kriteria ini sulit
untuk ditentukan.
Masalah Kesulitan Menemukan Sumber Daya yang Cukup: Evaluasi sering
memerlukan sumber daya yang cukup untuk diimplementasikan dan melaporkan
hasilnya, namun tidak selalu mudah untuk mendapatkan sumber daya yang cukup.
Masalah Keterbatasan Keterampilan dan Pengalaman Evaluasi: Evaluasi memerlukan
keterampilan dan pengalaman yang cukup untuk dilakukan dengan benar, namun
tidak semua orang yang melakukan evaluasi memiliki keterampilan dan pengalaman
yang cukup. Masalah Tidak Adanya Perubahan atau Tindakan Berdasarkan Hasil
Evaluasi: Evaluasi yang tidak diikuti dengan tindakan atau perubahan yang sesuai
tidak memiliki nilai dan hanya menjadi penghambat waktu dan sumber daya.

Masalah Politik dan Kebijakan: Evaluasi sering terpengaruh oleh kepentingan


politik dan kebijakan yang mengarah pada hasil evaluasi yang tidak obyektif dan
sesuai dengan kenyataan.

B. PRINSIP-PRINSIP EVALUASI
Berikut adalah beberapa prinsip-prinsip evaluasi yang umum diakui:
A. Responsif: Evaluasi harus merespons kebutuhan pemangku kepentingan, dan
dapat memberikan informasi yang relevan dan berguna bagi pemangku
kepentingan.
B. Berkelanjutan: Evaluasi harus dilakukan secara berkelanjutan, baik sebelum,
selama, maupun setelah suatu program atau kebijakan berlangsung, untuk
memantau perubahan dan kemajuan yang terjadi.
C. Obyektif: Evaluasi harus dilakukan secara obyektif dan tidak terpengaruh oleh
kepentingan atau opini subjektif.
D. Komprehensif: Evaluasi harus mencakup semua aspek yang relevan dari
program atau kebijakan, dan tidak hanya memperhatikan satu atau beberapa
aspek saja.
E. Kontekstual: Evaluasi harus dilakukan dalam konteks yang sesuai, dengan
mempertimbangkan kondisi lingkungan dan sosial, budaya, dan politik yang
mempengaruhi program atau kebijakan.
F. Partisipatif: Evaluasi harus melibatkan pemangku kepentingan dan mereka
harus diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses evaluasi.
G. Transparan: Evaluasi harus dilakukan secara transparan, dengan hasil evaluasi
dan metode yang digunakan dapat diakses oleh pemangku kepentingan dan
masyarakat umum.
H. Kolaboratif: Evaluasi harus dilakukan secara kolaboratif dengan melibatkan
para ahli dan sumber daya lainnya yang relevan dan diperlukan.

C. FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN DALAM EVALUASI

Dalam melakukan evaluasi, terdapat beberapa faktor yang perlu


dipertimbangkan, di antaranya:

A. Tujuan Evaluasi: Evaluasi harus dilakukan dengan tujuan yang jelas dan
spesifik. Tujuan evaluasi harus sejalan dengan tujuan program atau kebijakan
yang sedang dievaluasi.
B. Konteks: Evaluasi harus dilakukan dengan mempertimbangkan konteks
program atau kebijakan, termasuk situasi sosial, politik, ekonomi, budaya, dan
lingkungan yang mempengaruhi program atau kebijakan tersebut.
C. Indikator Kinerja: Evaluasi harus dilakukan dengan mempertimbangkan
indikator kinerja yang sesuai untuk mengukur keberhasilan program atau
kebijakan.
D. Sumber Daya: Evaluasi harus dilakukan dengan mempertimbangkan sumber
daya yang tersedia, seperti waktu, tenaga kerja, anggaran, dan teknologi.
E. Keterlibatan Pemangku Kepentingan: Evaluasi harus melibatkan pemangku
kepentingan dan mereka harus diberikan kesempatan untuk berpartisipasi
dalam proses evaluasi.
F. Metode Evaluasi: Evaluasi harus dilakukan dengan
menggunakan metode yang tepat, seperti observasi, wawancara,
kuesioner, studi kasus, atau analisis dokumen.
G. Objektivitas: Evaluasi harus dilakukan dengan objektif, tanpa
adanya bias atau kepentingan pribadi yang mempengaruhi hasil
evaluasi.
H. Komunikasi Hasil Evaluasi: Hasil evaluasi harus disampaikan
dengan jelas dan mudah dipahami oleh semua pemangku
kepentingan, termasuk rekomendasi tindakan yang diperlukan.
I. Keberlanjutan: Evaluasi harus dilakukan secara berkelanjutan,
untuk memantau perubahan dan kemajuan yang terjadi, serta
memperbaiki program atau kebijakan yang tidak efektif.
J. Dalam melakukan evaluasi, faktor-faktor ini harus diperhatikan
dan dipertimbangkan secara hati-hati untuk memastikan evaluasi
yang efektif dan bermanfaat bagi pengambil keputusan dan
pemangku kepentingan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai