Anda di halaman 1dari 14

RESUME

CHAPTER 1
INTRODUCTION TO CORPORATE FINANCE

I.1 Tugas dan Fungsi Manager Keuangan


Tiga pertanyaan yang dapat merangkum manajemen keuangan:
1. Investasi jangka panjang apa yang harus dipilih? Hal ini terkait dengan
pembelian mesin Gedung, dan asset tetap lainnya
2. Darimana mendapatkan pembiayaan untuk membeli investasi? Memilih
antara utang dan penerbitan saham.
3. Bagaimana mengatur aktivitas financial sehari-hari seperti mengumpulkan
pembayaran dari customer dan membayar supplier.
Manager Keuangan bertugas menjawab ketiga tantangan diatas.
Manager keuangan sendiri terdiri atas CFO yang mengepalai treasurer dan
controller. Treasurer bertanggung jawab atas manager kas, manager kredit,
pengeluaran modal dan perencanaan finansial. Controller bertanggung jawab
atas manager pajak, manager akuntansi biaya, manager akuntansi finansial
dan manajer pemrosesan data.
Secara lebih detail, manager keuangan memiliki fungsi:
1. Capital Budgeting. Mengidentifikasi peluang investasi yang mampu
memberikan cash flow lebih besar dibandingkan harga perolehannya.
Menentukan bukan hanya seberapa besar cash flow yang diperoleh, tapi
juga kapan diperoleh, dan bagaimana cara diperolehnya.
2. Capital Structure. Bagaimana Perusahaan memperolah dan
memanajemen pembiayaan jangka panjang untuk membiayai investasi
jangka panjang. Dalam hal ini memilih pembiayaan dari utang jangka
panjang atau ekuitas (penerbitan saham).
3. Working Capital Management. Berkaitan dengan inventory, kredit kepada
customer, dan utang kepada supplier. Pertanyan terkait 1) Berapa kas dan
inventory yang disimpan? 2) Apakah penjualan dengan kredit?
3)Bagaimana term kredit dan pada siapa kita menawarkannya? 4) Apakah
membeli inventory secara kredit atau mengambil pinjaman jangka pendek
lalu membeli dengan cash?
I.2 Bentuk Bisnis dan Implikasi Keuangannya
Fitur Sole Partnership Korporasi
Proprietorship
Kepemilika 1 Orang Pemilik 2 atau lebih pemilik Terdiri dari modal
n yang terpisah dari
pemilik dan memiliki
privilege seperti orang
Kontrol Pemilik mengontor General partner: Pemilik berbeda
pemilik bisnis secara penuh mengontrol dengan Manager
sepenuhnya bisnis perusahaan
Limited partner: tidak
aktif mengontrol bisnis
Tanggung Tak terbatas, kreditor General partner: tak Terbatas pada jumlah
jawab dapat mengambil terbatas modal disetor
pemilik asset pemilik untuk Limited partner:
terhadap pelunasan terbatas pada jumlah
utang modal disetor
Likuiditas Kepemilikan sulit Kepemilikan sulit
Modal (dalam bentuk
ditransfer ditransfer saham) mudah
diperjual belikan
Sumber Sulit untuk Relatif sulit untuk Relatif mudah dalam
Finansial meningkatkan modal meningkatkan modal meningkatkan modal
karena hanya karena bersumber (dengan menerbitkan
bersumber dari harta dari dana pemilik saham)
pemilik
Umur Terbatas pada umur Partnership berahir Tak terbatas
Perusahaan pemilik jika salah satu partner
meninggal atau
mundur

I.3 Tujuan Pengelolaan Keuangan


Tujuan pengelolaan keuangan adalah:
1. Profitabilitas. Terkait dengan penjualan, harga saham, kontrol biaya, dan
berbagai sumber pendapatan potensial untuk meningkatkan keuntungan.
2. Risk Control. Terkait dengan menghindari kebangkrutan, stabilitas, dan
keamanan.

Dari sudut pandang manager yang berorientasi pada kepentingan pemilik,


tujuan pengelolaan keuangan adalah untuk memaksimalkan nilai per lembar
saham yang beredar.
Pemegang saham mendapat keuntungan dari residu aktifitas bisnis
perusahaan. Pemegang saham tidak akan mendapat dividen sampai
Perusahaan membayar pegawai, supplier dan kreditor. Manajer Kueangan
perlu mengidentifikasi investasi mana yang memberikan keuntungan lebih
untuk pemilik.
Tujuan umum dari pengelolaan keuangan adalah memaksimalkan nilai
equitas pemilik.

I.4 Benturan Kepentingan Pemilik dan Pengelola


Hubungan antara pemilik modan dan management disebut dengan hubungan
agensi.
Masalah muncul ketika pemilik modal (prinscipal) mempekerjakan management
(agent) untuk mewakili kepentingannya. Akan ada konflik kepentingan antara
principal dan agent yang disebut dengan masalah agensi.
Contohnya ketika Perusahaan mempertimbangkan pembelian investasi.
Pemilik modal ingin membeli investasi karena dapat meningkatkan nilai saham.
Sementara manager tidak iningin membeli karena ada petonsi risiko.
Agency Cost adalah biaya yang timbul karena adanya konflik antara agen dan
principal.
Indirrect Agency Cost berupa opportunity lost karena gagalnya Upaya
meningkatkan nilai saham.
Dirrect Agency Cost berupa pengeluaran yang menguntungkan manajemen
namun merugikan pemegang saham dan biaya yang timbul untuk mengawasi
manahjemen.
Solusi dari masalah agensi adalah dengan memberi insentif pada manager
agar bertindak sesuai keinginan pemegang saham yang dapat berupa
pemberian opsi pembelian saham perusahaan (akan turut meningkatkan
kinerja keuangan Perusahaan) dan promosi jabatan yang secara tidak
langsung meningkatkan gaji.

I.5 Peran Pasar Uang dan Pasar Modal dalam Pengelolaan Keuangan
Perusahaan
Financial Market mengumpulkan penjual dan pembeli, namun yang
diperdagangkan adalah instrument utang dan saham.
Financial Market terdiri dari Primary Market dan Secondary Market.

Primary Market adalah tempat Perusahaan menjual sahamnya secara


langsung pada pembeli. Perusahaan mendapat cashflow dari transaksi ini.
Secondary Market adalah tempat dimana pemilik saham atau kreditor
memperdagankan saham atau surat utangnya kepada yang lain.
Primary market dapat berupa public offering (penjualan sekuritas kepada
public, Perusahaan harus listing di bursa) dan private placement (penawaran
sekuritas kepada pihak tertentu, perusahaan tidak perlu listing)

Dalam Secondary market hanya terjadi transfer kepemilikan tanpa


menambah cashflow bagi Perusahaan.
CHAPTER 2
FINANCIAL STATEMENTS, TAXES AND CASH FLOW

I.6 Balance Sheet


Balance Sheet Equation
Asset = Liabilities + Equities
Selisih antara current asset dan current liabilities disebut dengan Net Working
Capital. Pada Perusahaan yang sehat, Net Working Capital bernilai positif.
Likuiditas adalah kecepatan dan kemudahan sebuah aset untuk diuangkan.
Semakin liquid keuangan Perusahaan, semakin kecil kemungkinan
mengalami masalah keuangan. Sayangnya, asset liquid pada umumnya
kurang menguntungkan.
Dalam pembiayaan dengan ekuitas, pemegang saham mendapat porsi
residual Perusahaan.
Penggunaan utang dalam srtuktur modal Perusahaan memmiliki financial
leverage. Dengan berutang, Perusahaan memungkinkan menggunakan
ekuitasnya untuk membeli investasi yang lain agar dapat memaksimalkan
keuntungan. Financial Leverage dapat menimbulkan potensi keuntungan
untuk pemegang saham namun juga dapat menyebabkan masalah
keuangan jika gagal membayarnya.
I.7 Market Value vs Book Value
Pembukuan perusahaan menggunakan histroical cost untuk mencatat nilai
asset. Untuk current asset, perbedaan ini tidak terlalu signifikan karena akan
direalisasikan menjadi cash dalam waktu dekat. Akan tetapi, dalam asset
tetap jarang ditemiui nilai pasarnya sama dengan nilai buku.
Perbedaan antara nilai buku dan nilai pasar dibutuhkan untuk memahami
dampaknya dalam laporan laba-rugi. Market Value perusahaaan
menggambarkan risiko dan cash flow , yang mana lebih baik dibaangding
historical cost pada akuntansi Perusahaan.
Manajer dan investor sanagt tertarik untuk mengetahui nilai sesungguhnya
dari perusahaan. Fakta bahwa balance sheet menggunakan historical cost
berarti tidak ada hubungan antara nilai total asset pada Perusahaan dengan
nilai sesungguhnya perusahaan. Bagi Manajer Keuangan, nilai pasar
saham lebih penting dari nilai buku ekuitas.
I.8 Laba Bersih vs Net Cash Flow
Laporan laba-rugi mengukur performa Perusahaan pada periode tertentu
seperti triwulanan, semester atau tahunan.
Persamaan pada laporan laba-rugi:
Revenue - Expense = Income
Hal Pertama yang ada pada Laporan Laba rugi adalah Revenue dan biaya
operesasional Perusahaan. Kemudian di bawahnya ada biaya dari
pembiayaan Perusahaan, seperti pembayaran bunga. Kemudian, sebagai
bottom line, terdapat laba bersih yang dapat di tuliskan dalam bentuk laba
bersih per lembar saham (EPS).
EPS = Net Income/Total Share Outstanding
DPS = Net Dividen/Total Share Outstansing
Dalam laporan keuangan, Pendapatan diakui ketika terjadi penjualan, bukan
ketika terjadi pembayaran. Sementara biaya diakui dengang ”matching
principle”, dimana ongkos-ongkos produksi diakui saat terjadi penjualan
(COGS). Artinya arus kas masuk dan keluar bisa saja terjadi pada waktu yang
berbeda dengan pengakuan pendapatan dan biaya.
Laporan laba-rugi berbeda dengan Laporan arus Kas karena terdapat
noncash item seperti depresiasi. Noncash item adalah biaya yang timbul
namun tidak berpengaruh pada arus kas Perusahaan. Akuntan mencocokkan
biaya pembelian asset dengan manfaat kepemilikannya.
Bagi manajer keuangan, waktu aktual dari arus kas masuk dan keluar menjadi
poin penting dalam menentukan market value, jadi kita harus memisahkan
arus kas dari item-item noncash pada pembukuan akuntansi
I.9 Tarif Pajak Rata-Rata vs Tarif Pajak Marjinal
Pada saat membuat keputusan keuangan, penting bagi manajer keuangan
untuk membedakan tarif pajak rata-rata dan tarif pajak marjinal.
Average Tax rate adalah pajak yang dibayarkan dibagi dengan penghasilan
kenapajak, dapat dikatakan merupakan persentasi pengasilan untuk
membayar pajak.
Marginal tax rate adalah tarif pajak tambahan yang dibayarkan ketika
mendapat penghasilan tambahan.
Dalam membuat keputusan keuangan, marginal tax rate sangat berpengaruh
karena setap arus kas masuk baru akan dikenakan pajak dengan marginal tax
rate.
I.10 Menyusun Arus Kas Perusahaan dengan Sumber Informasi Laporan
Keuangan
Arus Kas adalah selisih antara arus kas masuk dan keluar.
Cash Flow Identity:
Cash Flow From Asset =
Cash Flow to Creditors – Cash Flow to Stockholder
atau
Cash Flow From Asset =
Operating Cash Flow – Net Capital Spending – Change in Net Working
Capital
Arus kas masuk perusahaan ditimbulkan dari berbagai aktivitas, dan
digunakan untuk membayar kreditor dan pemilik saham.
Operating cash flow (OFC)
Berasal dari aktivitas Perusahaan seperti produksi dan penjualan. Singkatnya,
revenue dikurangi biaya-biaya. Biaya yang timbul dari pembiyaan seperti
pembayaran bunga tidak termasuk operating cash flow. Depresiasi harus
dikeluarkan dari arus kas karena bukan merupakan arus kas. Pembayaran
pajak dimasukkan karena dibayar dengan kas dan merupakan bagian tak
terpisahkan dari aktivitas operasi perusahaan.
OFC = Earning Before Interest and Taxes (EBIT) + Depresiasi - Taxes

Capital Spending
Berasal dari penjualan dan pembelian asset tetap Perusahaan. Sering disebut
Capital Expenditures (CAPEX)
Net Capital Spending =
Ending Fixed Asset – Beginning Fixed Asset + Depresiasi
Change in Net Working Capital (NWC)
Merupakan Perubahaan bersih pada current asset dikurangi current liabilities.
Cara paling mudah menghitung Net Changes in NWC adalah dengan NWC
Ending dikurang dengan NWC beginning.
Change in Net Working Capital =
(Current Asset -Current Liability)Ending – (Current Asset -Current Liability)Beginning

Free Cash Flow


Kas yang dapat didistribusikan kepada kreditur dan pemegang saham karena
tidak digunakan untuk membeli working capital atau investasi pada asset
tetap.
Arus kas kepada kreditor =
Interest Paid – Net New Borrowing (Long-term Debt)

Arus Kas pada Pemegang Saham =


Dividen yang dibayarkan – Net New Equity Raised
CHAPTER 3
WORKING WITH FINANCIAL STATEMENT

I.11 Sumber dan Penggunaan Kas vs Laporan Arus Kas


Aktivitas yang menimbulkan arus kas masuk disebut sumber kas. Aktivitas
yang melibatkan pengeluaran kas disebut dengan penggunaan kas.
Peningkatan aseta tau penuirunan liabilitas dan ekuitas adalah penggunan
kas. Sementara penurunan nilai aset atau peningkatan nilai liabilitas dan
equitas adalah sumber kas .
Terdapat fleksibilitas bagi perusahaan dalam merangkum sumber dan
penggunaan kas dalam bentuk laporan keuangan.Meskipun susunan Laporan
arus kas dapat berbeda, namun informasi yang disajikan tetap sama.
Walaupun manarik untuk mengekspresikan cashflow per share, namun praktik
akuntansi stansdar melarang melaporkan informasi ini. Alasannya, karena
kakuntan merasa arus kas (atau beebrapa komponen arus kas) bukan
merupakan alternatif akuntansi pendapatan, karena itu hanya EPS yang
dilaporkan.
I.12 Menyeragamkan Laporan Keuangan Agar Dapat Dibandingkan dengan
Satu Sama Lain
Ketika membandingkan laporan keuangan satu perusahaan dengan lainnya,
terdapat beberapa permasalahan yang muncul seperti ukuran seperti
Perusahaan dan mata uang yang digunakan. Salah satu cara
menyeragamkan laporan keuangan adalah dengan menggunakan
persentase.
Common-Size Balance Sheet
Cara untuk menyeragamkan balance sheet adalah mengekspresikan setiap
item dalam balance sheet dalam bentuk persentase dari total asset.
Common Size Income Statement
Cara terbaik menyeragamkan income statement aalh dengan
mengekspresikaan setiap item pada income statement dalam bentuk
persentase dari total sales.
Common Size Statement of Cashflow
Pembuatan common size statement of cashflow tetap mungkin dilakukan.
Sayangnya, dalam laporan laba-rugi tidak terdapat denominator seperti total
asset atau total sales. Setiap item dapat diekspresikan sebagai persentase
atas total sources (sumber) atau total use (penggunaan)
Common-base Year Financial Statement: Trend Analysis
Cara membandingkan laporan keuangan perusahaan setiap tahunnya adalah
dengan menetapkan satu laporan keuangan tahun tertentu sebagai tahun
dasar kemudian mengekspresikan setiap item relative terhadap tahun dasar.
Ex: pada tahun 2011 ke 2012 inventory naik dari $393 ke $422. Jika kita
mengambil 2011 sebagai tahun dasar, maka inventory tahun tersebut adalah
1.00, dan inventory tahun 2012 adalah $422/292 = 1.07.
Combined Common-Size and Base Year Analysis
Trend Analysis dapat juga digabungkan dengan common sive analysis.
Alasannya, total asset berkembang, item-item lainnya juga berkembang.
Tahap pertama dalam malakukan Analisa ini adalah dengan menjadikan
laporan keuangan dalm bentuk common size, baru kemudian dianalisis
dengan trend analysis.
I.13 Menghitung dan Menginterpretasikan Rasio-Rasio Keuangan
Cara lain untuk menghindari permasalahan dalam membandingkan
perusahaan dalah dengan menghitung dan membandingkan rasio keuangan.
Penggunaan rasio secara otomatis menegasikan permasalahan ukuran pada
perusahaan.
Rasio Keuangan biasanya terbagi dalam kategiori:
1. Rasio short-term solvency, atau liquidity.
2. Rasio long-term solvency, atau financial leverage
3. Rasio Manajemen Aset atau turnover.
4. Profitability ratios.
5. Market value ratios.

1.1.1. Mengukur Short-Term Solvency or Liquidity


Mengukur kemampuan Perusahaan dalam membayar biaya-biaya usahanya
pada periode singkat.Rasio -rasio ini berfokus pada current asset dan current
liability dan menarik bagi kreditor jangka pendek.
 Current Ratio
Current Ratio = Current Asset / Current Liabilities
Bagi Kreditor, Semakin tinggi current ratio, semakin baik. Current ratio yang
kurang dari 1 artinya current ratio bernilai negative dan bukan merupakan
indicator Perusahaan yang sehat. Current rasio yang rendah bukanlah hal
yang buruk bagi Perusahaan dengan cadangan pinjaman belum
dimanfaatkan.
 The Quick (Acid-Test) Ratio
Inventory adalah current asset yang paling tidak likuid. Dan merupakan asset
dengan book value yang kurang reliable. Inventory yang terlalu besar
merupakan masalah besar. Perusahaan mungkin overestimasi sales atau
over peroduksi atau over membeli inventory.
Current Asset−Inventory
Quick ratio =
Current Liabilities
 Other Liquidity Ratio
Cash
Cash Ratio ;
Current Liabilities

Net Working Capital


NWC to Total Asset =
Total Asset

Current Asset
Interval Measure =
Average daily Operation Cost
Interval measures mengukur berapa lama sebuah bisnis bertahan Ketika arus
kas masuk mulai menipis. Interval measures juga berguna untuk mengukur
startup. Interval measures mengukur berapa lama Perusahaan berjalan
hingga membutuhkan pembiayaan lagi. Dalam startup Interval measrel
disebut burn rate, mengindikasikan rate uang yang dibakar sampai berhasil
menghasilkan profit.
1.1.2. Mengukur Long-Term Solvency
 Total Debt Ratio
Mengambil total utang dari semua akun utang pada seluruh maturity dari
semua kreditor.
Total Asset−Total equity
Total Debt Ratio =
Total Asset
Dari rumus ini, dapat kita tururnkan menjadi 2 variasi, debt-equity ratio dan equity
multiplier.
Debt-equity ratio = Total Debt / Total Equity
Equity Multiplier Ratio = Total Asset / Total Equity

Equity Multiplier = 1 + Debt-Equity ratio


 Total Capitalization vs Total Asset
Analis Keuangan lebih corncern dengan utang jangka Panjang Perusahaan
karena utang jangka pendek akan selalu berubah. Account Receivable
Perusahaan juga lebih merefleksikanpraktik penjualan daripada manajemen
utang Perusahaan.
Long−Term Debt
Long-term Debt Ratio =
Long−term Debt +Total Equity
Long-term Det + Total Equity = Total Capitalization.

 Times Interest Earned


EBIT
Times Interest Earned =
Interest
Rasio ini mengukur seberapa baik sebuah Perusahaan mampu memenuhi
pembayaran bunganya, kadang disebut interest coverage ratio.

 Cash Coverage
Masalah dari Rasio TIE adalah karena dihitung berdasarkan pada EBIT, yang
tidak menggambarkan kondisi kas untuk dapat membayar bunga. Depresiasi
adalah item noncash, oleh karena itu harus dikeluarkan agar dapat dianalisa
kemampuan mebayar bunganya.
EBIT + Depresiasi
Cash Coverage Ratio =
Interest
EBIT + Depresiasi = EBITD, EBITD merupakapakan indicator untuk menentukan
cashflow yang tersedia untuk membayar kewajiban finansial.
EBIT + Depresiasi + Amortisasi = EBITDA, Amortisasi juga merupakan noncach
item seperti depresiasi yang berlaku untuk intangible asset.
1.1.3. Mengukur Managemen Aset, atau Turnover
Mengukur efisiensi Perusahaan dalam menggunakan asset, disebut juga Asset
Utilization Ratio.

 Inventory Turnover dan Day’s Sales in Inventory

Cost of Goods Sold


Inventory Turnover =
Inventory
Semakin tinggi Inventory turnover, semakin efisien Perusahaan dalam
memanajemen inventory
365 days
Day’s Inventory Turnover =
Inventory Turnover
Day’s Inventoroy turnover menggambarkan berapa hari inventory akan habis.

 Receivable Turnover dan Day’s Sales in Receivable


Pengukuran Inventory memberikan gambaran seberapa cepat dalam menjual
produk.
Sales
Receivable Turnover =
Account Receivable
365 days
Day’s Sales in receivable =
Receivables Turnover
Days’Sales in Receivable disebut juga average collection period (ACP)

 Assets Turnover Ratio

Sales
NWC Turnover =
NWC
Menggambarkan seberapa banyak kita memperoleh hasil dari working capital kita,
semakin tinggi nilainya semakin baik.
Sales
Fixed Asset Turnover = Asset ¿
Net ¿
Menggambarkan berapa sales yang dihasilkan dari tiap dollar asset Perusahaan.
Sales
Total Asset Turnover =
Total Asset
1.1.4. Mengukur Profitabilitas
 Profit Margin

net Income
Profit Margin =
Sales
Profit Margin yang besar lebih disukai. Hal ini berhubungan dengan rendahnya rasio
biaya terhadap sales. Mengurangi harga penjualan untuk menaikkan volume
nomalnya akan mengakibatkan profit margin mengecil.

 Return on Assets dan Return on Equity

Net Income
Return on Asset =
Total Aset
Net Income
Return on Equity =
Total Equity
ROA dan ROE adalah accounting rate return, karena net income masih terdapat
indicator noncash. Ketika ROE lebih besar dari ROA, artinya Perusahaan
memantfaatkan financial levarage.

I.14 Menggunakan Market Ratio (PEG, P/E dan Tobin’s Q) Sebagagi Indikator
Profitabilitas Perusahaan
EPS = Net Income / Share Outstanding
Price Earning Ratio
PE Ratio = Price Per Share / Earning Per Share
Menggambarkan seberapa besar harga jual saham di pasar dibandingkan earning
yang didapat per lembarnya.
Karena rasio PE menggambarkan seberapa besar investor mau membayar untuk
setiap dollar earning yang didapat, PE yang tinggi berarti Perusahaan memiliki
prospek signifikan untuk berkembang di amsa depan. Namun bisa saja Perusahaan
tanpa earning memiliki PE beasr.
Price Earning Growth Ratio
PEG = PE Ratio / Expected Annual Growth
Mengukur apakah PE ratio lebih tinggi atau lebih rendah dari expected future growth.
PEG yang tinggi berarti PE terlalu tinggi relative disbanding pertumbuhan
Perusahaan.
Tobin’s Q Ratio
Tobin’s Q Ratio = Market Value of Firm assets / Replacement Cost of Firm’s Asset
Market value of Firms debt∧equity
=
Replacement cost of Firm’ s Asset
Tobin’s Q ratio lebih baik daripada market-to-book ratio karena berfokus pada berapa
nilai Perusahaan saat ini relative terhadap biaya yang dibutuhkan untuk
menggantinya hari ini. Perusahaan dengan rasio Tobin’Q besar lebih menarik untuk
peluang berinvestasi atau kelbihan kompetitif.
Pada praktiknya Rasio Q sulit untuk dikalkulasi secara akurat karena mengestimasi
biaya penggantian aset perusahaan tidak mudah didapatkan. Selain itu nilai pasar
dari utang tidak dapat diobservasi.

I.15 Menggunakan Dupont Chart untuk Mengetahui Faktor-Faktro Penentu


Profitabilitas
Net Income Asset
ROE = X
Total Equity Asset

Net Income Asset


= X
Asset Total Equity

ROE = ROA x Equity Multiplier


= ROA x ( 1+ Debt-Equity Ratio)

Kitajuga dapat memodifikasi ROE


Sales Net Income Asset
ROE = x X
Sales Asset Total Equity

Net Income Sales Asset


= x X
Sales Asset Total Equity

DuPont IDENTITY
ROE = Profit Margin x Total Asset Turnover x Equity Multiplier

DuPont memberikan informasi:


1. Opperating Efficiency (diukur dengan profit margin)
2. Asset Use Efficincy (diukur dengan total Asset Turnover)
3. Financial Leverage (diukur dengan equity multiplier)
Kita dapat meningkatkan leverage ROEdengan menambah utang. Namun berutang
juga akan menambah beban utang, yang akan menurunkan profit margin. Melakukan
dekompisisi DuPont merupakan cara sistematis dalam menganalisa laporan
keuangan. Jika ROE tidak memuaskan, DuPont dapat menggambarkan mana yang
menjadi penyebabnya. Kita dapat mengoptimalkan penggunaan DuPont dengan
membuat DuPont chart

I.16 Kekurangan dan Kelemahan Informasi dari laporan Keuangan


1. Tidak ada teori pasti untuk membantu kita menentukan kuantitas mana yang kita lihat
dan membantu kita melakukan benchmark.
2. Kebanyakan Perusahaan adalah konglomerasi yang memiliki lebih dari satu unrelated line
of business. Laporan konsolidasi tidak sesuai kategori industi manapun.
3. Penggunaan standar akuntansi yang berbeda. (US GAAP vs IFRS and others)
4. Setiap Perusahaan menggunakan approach akuntansi yang berbeda
5. Setiap perusahaan memiliki akhir tahun fiscal berbeda

Anda mungkin juga menyukai