Anda di halaman 1dari 18

ANALISIS POTENSI DESA DAN KORELASINYA PADA

DAYA SAING DAERAH (STUDI KECAMATAN


SABBANG SELATAN)
Hajrah Islamia
Institut Agama Islam Negeri Palopo
islamiahajrah@gmail.com

ABSTRAK

Skripsi ini membahas tentang analisi potensi desa dan korelasinya terhadap daya
saing daerah (studi pada Kecamatan Sabbang Selatan). Dengan tujuan penelitian
yaitu untuk menganalisis potensi yang dimiliki desa-desa di Kecamatan Sabbang
Selatan dan untuk menganalisis hubungan potensi desa berdasarkan data IDM
2021 dengan daya saing daerah tingkat desa. Metode penelitian yang digunakan
dalam skripsi ini adalah metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Sampel
yang digunakan sebanyak 10 desa yang berada di Kecamatan Sabbang Selatan.
Data diperoleh melalui observasi dan dokumentasi. Dokumen berasal dari
operator IDM 2021 tiap desa di Kecamatan Sabbang Selatan. Selanjutnya
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diuji menggunakan metode

Spearman Rank dengan persamaan ( )
dengan taraf signifikansi 1%
menggunakan microsoft office excel. Berdasarkan hasil analisi data yang
dilakukan menunjukan hasil bahwa potensi desa berdasarkan data IDM 2021
Kecamatan Sabbang Selatan dengan daya saing daerah tingkat desa memiliki
hubungan yang positif, dengan perolehan rho hitung 0.9273> rho tabel 0.794.
Dengan kata lain potensi desa memiliki korelasi dengan daya saing daerah.
Pengembangan potensi desa ke arah yang baik juga berpengaruh terhadap
peningkatkan daya saing daerah.

Kata Kunci : Daya Saing Daerah, IDM, Potensi Desa.

ABSTRACT

This thesis discusses the analysis of village potential and its correlation to
regional competitiveness (studies in South Sabbang District). With the aim of the
research, namely to analyze the potential of the villages in South Sabbang District
and to analyze the relationship between village potential based on IDM 2021 data
and regional competitiveness at the village level. The research method used in
this thesis is a quantitative method with a descriptive approach. The sample used
was 10 villages in South Sabbang District. Data obtained through observation
and documentation. Documents come from IDM 2021 operators for each village
in South Sabbang District. Furthermore, the hypothesis proposed in this study

was tested using the Spearman Rank method with the equation ( )
with a significance level of 1% using prog. Excel. Based on the results of the data
analysis carried out, it shows that village potential based on IDM 2021 data,
Sabbang Selatan District, has a positive relationship with regional
competitiveness at the village level, with the acquisition of rho count 0.9273> rho
table 0.794. In other words, village potential has a correlation with regional
competitiveness. The development of village potential in a good direction also has
an effect on increasing regional competitiveness.

Keywords: Regional Competitiveness, IDM, Village Potential.

PENDAHULUAN

Sejak diberlakukannya sistem otonomi daerah, pemerintah Indonesia

memberikan kewenangan kepada setiap daerah untuk mengatur daerahnya sendiri

sesuai potensi dan kemampuan daerahnya masing-masing. Penyelenggaraan

otonomi merupakan upaya untuk mencari sumber-sumber pendapatan yang

memungkinkan, walaupun memiliki perbedaan di tiap wilayah yang disebabkan

oleh infrastruktur yang dimiliki, faktor geografis seperti kesuburan tanah dan

kondisi lain diperkirakan tidak menyebabkan perbedaan pada kesejahteraan

masyarakatnya.1

Kesejahteraan masyarakat dapat diraih dengan mengembangkan wilayah

dengan menggunakan metode yang berkelanjutan. Konsep pembangunan yang

berkelanjutan telah menjadi tujuan dalam pembangunan dan pengembangan di

tiap daerah di Indonesia. Salah satu ukuran pembangunan daerah berkelanjutan

1
Azqy Saputra, “Strategi Pemerintah Daerah dalam Meningkatkan Pendapatan Asli
Daerah pada Era Pandemi Covid-19 di Provinsi NTB” 2022, http://eprints.ipdn.ac.id/9145/1/
STRATEGI%20PEMERINTAH%20DAERAH%20DALAM%20MENINGKATKAN%20PEND
APATAN%20ASLI%20DAERAH%20PADA%20ERA%20PANDEMI%20COVID-19%20DI
%20PROVINSI%20NUSA%20TENGGARA%20BARAT.pdf, 13 September 2022
ialah tingkat daya saingnya (competitiveness). Semakin tinggi daya saing

daerahnya maka semakin tinggi pula kesejahteraan masyarakatnya. 2

Sebagai unit terkecil yang membangun Indonesia, keberadaan desa dapat

menjadi penyokong yang potensial dalam meningkatan daya saing daerah.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik 2019, Indonesia memiliki 83.820 desa

yang tersebar di 34 provinsi. Dimana 3.051 diantaranya berada di Sulawesi

Selatan.3

Dalam UUD RI No. 6 tahun 2014 mengenai Desa. menyebutkan desa

merupakan ujung tombak pembangunan serta peningkatan kesejahteraan

masyarakat. Pemberian kewenangan dan sumber keuangan yang cukup untuk

mengelola potensinya guna meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat

diberikan kepada desa. Pemerintah saat ini dengan program Nawacita

berkomitmen untuk membangun Indonesia mulai dari pinggiran, termasuk

peningkatan pembangunan tingkat desa. Sebagai tongkat utama perubahan

ekonomi, daya saing desa merupakan akar dari daya saing daerah dan jika di

tingkatkan lebih tinggi menjadi daya saing regional dan nasional.4

Salah satu program untuk mengukur kemampuan desa adalah dengan

dilakukannya pengukuran IDM (Indeks Desa Membangun) tiap tahunnya untuk

penentuan status desa ke lima kategori yakni Sangat Tertinggal, Tertinggal,

Berkembang, Maju, dan Mandiri. Pengklasifikasian ini berdasarkan nilai rata-rata

2
M Teja, “Pembangunan untuk Kesejahteraan Masyarakat di Kawasan Pesisir ”, 2015,
https://jurnal.dpr.go.id/index.php/aspirasi/article/view/463/360, 13 Desember 2021.
3
Badan Pusat Statistik Luwu Utara, “Jumlah Desa di Indonesia”, 2019.
https://www.bps.go.id/indikator/indikator/view_data_pub/0000/api_pub/bEVXU252SU9hTjBxW
EU3Z2NpS1ZPQT09/da_02/1, 11 Desember 2021.
4
Undang-undang RI, Nomor 6 Tahun 2014, Tentang Desa.
dari dimensi sosial (IKS), dimensi lingkungan/ekologi (IKL), dan dimensi

ekonomi (IKE).

Sabbang Selatan secara yuridiks terbentuk pada tahun 2018 berdasarkan

PERDA Kabupaten Luwu Utara No. 3 Tahun 2018 yang diresmikan pada tanggal

13 Maret 2018, dimana sebelumnya telah disepakati pembentukan kecamatan baru

dalam Musyawara Desa Kecamatan Sabbang sebagai induk. 5

Sebagai salah satu kecamatan baru di Luwu Utara, Sabbang Selatan menjadi

salah satu pusat pembangunan. Pengadaan infrastruktur, pelatihan peningkatan

SDM, hingga bantuan ekonomi dilakukan oleh pemerintah setempat. Kecamatan

Sabbang Selatan terdiri dari 10 desa yaitu Kalotok, Pompaniki, Mari-mari, Bone

Subur,Tete Uri, Batu Alang, Kampung Baru, Dandang, Buangin, dan Torpedo

Jaya.6

Dengan luas wilayah sekitar 100,97 km² dan total penduduk 20.898 jiwa,

tingkat kepadatan penduduk di Kecamatan Sabbang Selatan 207 jiwa/km².

walaupun jumlah dan sebaran penduduk terbatas tapi sarana pendidikan telah

tersedia dengan lengkap dari tingkat TK hingga SMA sederajat. Dibidang

kesehatan pun, fasilitas dan sarana hampir memadai dengan tersedianya

puskesmas, pustu, poskedes, dan posyandu.7

Potensi terbesar Kecamatan Sabbang Selatan ada pada bidang pertanian, hal

ini ditunjang oleh kondisi alam yang subur dan kondisi geografis yang

5
Kecamatan Sabbang Selatan, Sejarah Singkat, 2019, https://sabbangselatan.
luwuutarakab.go.id/, 11 Desember 2021.
6
Sumail B, Program Pemberdayaan, Kantor Kecamatan Sabbang Selatan 2022
7
Badan Pusat Statistik Luwu Utara, “Kecamatan Sabbang Selatan dalam Angka 2021”, 1,
https://luwuutarakab.bps.go.id/publication/2021/09/24/2f989bafe1789ec064d85035/kecamatan-
sabbang-selatan-dalam-angka-2021.html, 11 Desember 2021.
mendukung. Dengan luas lahan pertanian seluas 5.580,5 Ha, pengelolaan sektor

pertanian secara optimal diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan

penduduk.8 Hal ini sejalan dengan pendapat Andi Hendrawan dalam jurnalnya

yang menyebutkan bahwa tujuan dari daya saing ekonomi daerah adalah

memberikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan antara lain dengan

mengembangkan sektor unggulan sesuai dengan potensi dan kebutuhan daerah

dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat.9

Tarigan berpendapat bahwa perencana wilayah harus mampu menganalisis

potensi ekonomi daerahnya. 10 Hal ini merujuk pada kemampuan pemerintah desa

untuk menilai sektor mana di wilayahnya yang memiliki keunggulan dan

kelemahan. Sektor yang unggul akan memiliki prospek pengembangan yang lebih

baik dan dapat dirancang untuk merangsang sektor lain untuk berkembang

sehingga dapat meningkatkan indeks daya saing desa yang mana akan

mempengaruhi nilai daya saing daerah. Sebagaimana di sebutkan dalam jurnal

Sutikno bahwa salah satu strategi pembangunan adalah mendorong sektor

unggulan menjadi leading sector sehingga bisa mendorong pertumbuhan sektor-

sektor lain.11

8
Badan Pusat Statistik Luwu Utara, “Sabbang Selatan Subdistrict in Figures 2020”, 2,
https://luwuutarakab.bps.go.id/publication/2020/09/30/61a26a4369b077bee02efaa8/kecamatan-
sabbang-selatan-dalam-angka-2020.html, 12 Desember 2021.
9
Andi Henrawan,“Potensi Daerah dan Daya Saing Daerah Berdasarkan Analisis
Tipologi Klassen”, Jurnal Litbang Sukowati. Vol. 4 No. November 2020,
http://journal.sragenkab.go.id. permalink /DOI:10.32630/sukowati.v4i1.154, 23 Desember 2021.
10
Tarigan, S. Perencanaan Pembangunan Wilayah, (Bumi Aksara,2005), 75
11
Sutikno dan Maryunani, “Analisis Potensi dan Daya Saing Kecamatan sebagai Pusat
Pertumbuhan Satuan Wilayah Pengembangan (SWP) Kabupaten Malang”, Journal of Indonesian
Applied Economics, Vol.1 No.1 Oktober 2007, https://media.neliti.com/media/publications/37942-
ID-analisis-potensi-dan-daya-saing-kecamatan-sebagai-pusat-pertumbuhan-satuan-wilay.pdf, 23
Februari 2023
Dalam prosesnya perancanaan harus melalui suatu proses analisis sehingga

dapat menguraikan potensi suatu wilayah dan menjadi daya saing daerah dalam

pelaksanaan pembangunan. Namun pada kenyataanya masih banyak daerah belum

mampu menggunakan potensi wilayah sebagai sebagai upaya pengembangan dan

merangsang potensi lainnya baik dari segi sumber daya manusianya yang kurang

kompetensi, maupun dari sektor sumber daya alam yang belum di manfaatkan

secara maksimal. Hal ini tidak akan terjadi apabila pemerintah benar-benar

memahami arti penting dari analisis potensi wilayah dan daya saing daerah itu

sendiri.12

Berdasarkan uraian di atas, peneliti terdorong untuk menganalisis potensi

desa dan mendiskripsikannya berdasarkan data IDM 2021 dan korelasinya dengan

daya saing daerah sehingga arah pengembangan desa dapat lebih

dioptimalisasikan. Adapun judul penelitian yang di ajukan yaitu “Analisis Potensi

Desa dan Korelasinya pada Daya Saing Daerah (Studi Kecamatan Sabbang

Selatan)”.

METODE

Untuk penelitian ini, peneliti menggunakan metode kuantitatif. Penelitian

kuantitatif dapat digambarkan sebagai metode penelitian berbasis pengetahuan

positivis yang mempelajari populasi dan sampel tertentu.13 Penelitian kuantitatif

dominan memakai angka-angka, mulai dari pengumpulan data, interprestasi data,

12
Siti Arianti, “Analisis Potensi dan Daya Saing Kecamatan sebagai Pusat Pertumbuhan
Satuan Wilayah Pengembangan (SWP) dalam Perspektif Ekonomi Islam Kabupaten Pesawaran”,
UIN Raden Intan Lampung, 2019
13
Sugiyono, Cara Mudah Menyusun Skripsi, Tesis, dan Disertasi, Cetakan 2,
(Yogyakarta: Alfabeta, 2014), 23-24
hingga penampilan hasil. Begitu juga di tahap akhir penelitian, sebaiknya

dilampirkan gambar, diagram, tabel atau presentasi lainnya.14 Pendekatan yang

dipakai peneliti adalah pendekatan deskriptif dengan memakai data sekunder.

Metode deskriptif digunakan pada tahap pemecahan permasalahan yang sedang

diteliti dengan menggambarkan kondisi subjek ataupun objek. Agar tercapai

tujuan dan menjawab permasalahan yang sudah ditetapkan.

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sabbang Selatan Kabupaten Luwu

Utara dengan rencana penelitian dimulai dari bulan Februari-April 2022 dengan

tujuan mengumpulkan data IDM (Indeks Desa Membangun) 2021 dan Indeks

Daya Saing Daerah Tingkat Desa 2021. Dengan menggunakan populasi yaitu

seluruh desa di Kecamatan Sabbang Selatan Kabupaten Luwu Utara yang

berjumlah 10 desa dengan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu Observasi, dan Dokumentasi.

Dalam penelitian ini data yang dicari dan dikumpulkan oleh peneliti

adalah dokumen terkait potensi desa di Kecamatan Sabbang Selatan yang

ditampilkan dalam bentuk data IDM 2021 yang diperoleh dari 10 Responden

(penanggung jawab pengolah data IDM) masing-masing desa di Kecamatan

Sabbang Selatan yang menjadi objek penelitian. Serta dokumen lain yang terkait

dengan penelitian ini.

14
Sandu Siyato dan Ali Sodik. Dasar Metodologi Penelitian, Edisi 1 (Yogyakarta:
Literasi Media Publishing, 2015), 17.
Tabel 1 Daftar Penanggung Jawab Data IDM tiap Desa
Desa Nama Petugas Jabatan
Buangin Arfan Asmarah Operator
Torpedo Jaya Andi Hatimah Sekretaris Desa
Dandang Annas Sekretaris Desa
Kampung Baru Jeni, S.Pd. Operator
Teteuri Rahmayani Sukardi Perangkat Desa
Kalotok Nada Sofyan Operator
Batualang Syamsuddin Syarif Sekretaris Desa
Bone Subur Baso Wahyuddin Perangkat desa
Pompaniki Astriani Syahrir Operator
Mari-mari Maridan. M Operator
Sumber: Laporan IDM SABSEL 2021

Merujuk pada jenis data yang digunakan yaitu data sekunder non-

parametris. Maka metode untuk menguji hipotesis yang diajukan adalah metode

Spearman Rank. Metode Spearman Rank digunakan untuk menemukan hubungan

atau menguji signifikansi hipotesis asosiasi ketika masing-masing variabel yang

terkait adalah ordinal, dan sumber data antar variabel tidak identik. Adapun syarat

diterimanya hipotesis yaitu apabila rho hitung < rho tabel maka H1 ditolak,

begitupun sebaliknya jika rho hitung > rho tabel maka H1 diterima.

Spearman Rank adalah perhitungan pengujian hipotesis yang dapat

dilakukan secara manual dengan rumus:15


( )

Keterangan:

: korelasi Spearman Rank

n : Banyaknya sampel

B1 : Selisih rangking x dan y

15
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi
dan R&D.( Bandung: Alfabeta 2017), 386-388
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Potensi desa di Kecamatan Sabbang Selatan berdasarkan data Indeks Desa

Membangun (IDM) 2021

Tabel 2 Rekap Nilai IDM SABSEL Per Desa 2021


Nama Desa IKS IKE IKL Nilai IDM Status
Buangin 0.8171 0.6167 0.9333 0.789 Maju
Torpedo Jaya 0.7771 0.45 0.6667 0.6313 Berkembang
Dandang 0.7771 0.5167 0.8667 0.7202 Maju
Kampung baru 0.7829 0.5333 0.6 0.6387 Berkembang
Teteuri 0.72 0.5833 0.6 0.6344 Berkembang
Kalotok 0.8286 0.6667 0.6667 0.7206 Maju
Batualang 0.8057 0.5 0.8667 0.7241 Maju
Bone Subur 0.7086 0.5167 0.8667 0.6973 Berkembang
Pompaniki 0.7943 0.5333 0.6667 0.6648 Berkembang
Mari-mari 0.6686 0.6667 0.8 0.7117 Maju
IDM SABSEL 0.768 0.5583 0.7534 0.6932 Berkembang
Sumber: data diolah dari IDM 2021 desa-desa di Kec. Sabbang Selatan

Berdasarkan nilai tabel 2 di atas, rata-rata nilai IDM di Kecamatan

Sabbang Selatan tahun 2021 adalah 0.6932 dengan status desa di tetapkan sebagai

“Desa Berkembang” dengan distribusi nilai IKS 0.768, nilai IKE 0.5583, dan nilai

IKL 0.7534.

Penetapan sebagai Desa Berkembang, menunjukan bahwa desa-desa di

Kecamatan Sabbang Selatan memiliki potensi sumber daya sosial, ekonomi dan

ekologi yang memadai tetapi pengelolaannya belum terlaksana secara optimal.

Pengelolaan sumber daya sosial, ekonomi, dan ekologi secara optimal akan

meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa, kualitas hidup dan menanggulangi

kemiskinan.

Berdasarkan tabel tersebut, potensi terbesar di bidang sosial dimiliki oleh

Desa Kalotok hal ini tercermin dari nilai IKS Desa Kalotok yaitu 0.8286, Dengan

rata-rata IKS di Sabbang Selatan 0.768, Desa Mari-mari menduduki posisi desa
terendah dalam hal sosial dengan nilai IKS 0.6686. Dengan nilai IKS yang tinggi,

kondisi sosial di Desa Kalotok dapat dikategorikan sangat baik. Masyarakat dan

pemerintah Desa Kalotok tergambarkan memiliki kemampuan dalam

memprediksi, mengantisipasi, dan mengatasi perubahan sosial yang terjadi,

sehingga masyarakat tetap dapat koeksistensi dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara.

Nilai IKS mencerminkan ketersediaan, situasi dan kemampuan desa dalam

bidang kesehatan, pemukiman, pendidikan dan modal sosial. Semakin tinggi nilai

IKS menggambarkan semakin baik kondisi masyarakat setempat.

Berdasarkan tabel 2, Nilai IKE (Indeks Ketahanan Ekonomi) tertinggi

dimiliki oleh Desa Kalotok dan Desa Mari-mari dengan nilai IKE 0.6667, posisi

terendah di Sabbang Selatan yaitu Desa Torpedo Jaya dengan nilai IKE 0.45 dan

nilai IKE rata-rata di Sabbang Selatan ialah 0.5583. IKE meliputi indikator

keragaman produksi masyarakat desa tersedia pusat pelayanan perdagangan, akses

distribusi/ logistik, akses ke lembaga keuangan dan pengkreditan, lembaga

ekonomi, dan keterbukaan wilayah.

Berdasarkan nilai IKE yang dimiliki Desa Kalotok dan Desa Mari-mari,

kemampuan masyarakat dan pemerintah desa setempat dalam memeliharah

stabilitas ekonomi sangatlah baik dibandingkan desa-desa lainnya di Sabbang

Selatan. Desa Mari-mari memiliki aktivitas ekonomi yang cukup menonjol, hal ini

di dukung dengan adanya pasar di salah satu dusun Desa Mari-mari yang

memiliki aktivitas perdagangan cukup intens. Sedangkan Desa Kalotok, walaupun

memiliki Pasar tetapi aktivitas perdagangan di pasar tersebut sangatlah rendah.


Nilai IKE yang tinggi di Desa Kalotok di sumbang oleh aktivitas UMKM. Jalan

Trans-Sulawesi yang melewati Desa Kalotok di manfaatkan dengan baik oleh

masyarakat desa Kalotok dengan di bukanya berbagai Usaha baik usaha kuliner,

pertokoan, sembako, hiburan dan lainnya.

Berdasarkan Nilai IKL (Indeks Ketahanan Lingkungan/Ekologi) pada tabel

di atas, Desa Buangin dengan nilai IKL 0.9333 menduduki posisi tertinggi,

sedangkan Desa Teteuri dan Desa Kampung Baru berada pada posisi terendah di

Sabbang Selatan dengan nilai IKL 0.6. Adapun rata-rata IKL di SABSEL adalah

0.7534.

Nilai IKL menunjukan kualitas lingkungan dan potensi rawan bencana dan

tanggap bencana. Tingginya nilai IKL di Desa Buangin menunjukan bahwa

kemampuan masyarakat dan aparat desa dalam menghadapi keterbatasan

lingkungan agar dapat pulih apabila terjadi gangguan sangatlah baik. Begitupun

pada pengenalan potensi rawan bencana serta penanggulangannya. Ketahanan

lingkungan/ekologi sangatlah penting agar kehidupan dan kesejahteraan

masyarakat tetap terjamin.

2. Korelasi Potensi Desa dan Daya Saing Daerah

Berdasarkan studi yang dilakukan aparat pemerintah Kecamatan Sabbang

Selatan untuk mempersiapkan Rapat Musyawara Pembangunan Desa, desa-desa

di Kecamatan Sabbang Selatan diberi peringkat berdasarkan indeks daya saing

yang dimiliki masing-masing desa sebagai acuan untuk reformasi kebijakan di


periode berikutnya.16 Adapaun indeks daya saing desa-desa di Kecamatan

Sabbang Selatan sebagai berikut:

Tabel 3 Indeks Daya Saing Desa Kecamatan Sabbang Selatan 2021


No. Nama Desa Indeks Daya Saing Desa
1. Buangin 0.93
2. Torpedo Jaya 0.63
3. Dandang 0.75
4. Kampung Baru 0.67
5. Teteuri 0.65
6. Kalotok 0.87
7. Batualang 0.83
8. Bone Subur 0.71
9. Pompaniki 0.78
10. Mari-mari 0.80
Sumber: Kasi Pembangunan & PMD Kecamatan Sabbang Selatan

3. Uji Hipotesis

Berdasarkan sumber data dan sampel yang digunakan peneliti,

maka untuk uji hipotesis yang telah di ajukan di lakukan sebagai berikut:

Tabel 4 Variabel x (IDM 2021)


N Nama Desa Skor IDM Rank x
1. Buangin 0.789 1
2. Torpedo Jaya 0.6313 10
3. Dandang 0.7202 4
4. Kampung Baru 0.6387 8
5. Teteuri 0.6344 9
6. Kalotok 0.7206 3
7. Batualang 0.7241 2
8. Bone Subur 0.6973 6
9. Pompaniki 0.6648 7
10. Mari-mari 0.7117 5

Tabel 5 Variabel y (Daya saing Desa)


N Nama Desa Skor Indeks Daya Saing Desa Rank y
1. Buangin 0.93 1
2. Torpedo Jaya 0.63 10
3. Dandang 0.75 6

16
Sumail B, Indeks daya saing desa Kecamatan Sabbang Selatan 2021, Kantor
Kecamatan Sabbang Selatan 2022
4. Kampung Baru 0.67 8
5. Teteuri 0.65 9
6. Kalotok 0.87 2
7. Batualang 0.83 3
8. Bone Subur 0.71 7
9. Pompaniki 0.78 5
10. Mari-mari 0.80 4

Uji Korelasi Spearman Rank

H1 : potensi desa memiliki korelasi dengan daya saing daerah

Tabel 6 Uji Korelasi Spearman Rank


N Rank x Rank y B1 B1²
1. 1 1 0 0
2. 10 10 0 0
3. 4 6 -2 4
4. 8 8 0 0
5. 9 9 0 0
6. 3 2 1 1
7. 2 3 -1 1
8. 6 7 -1 1
9. 7 5 2 4
10. 5 4 1 1
∑ - - 0 12
Sumber: data di olah manual

Subtitusi nilai tabel pada Rumus Spearman Rank:


( ) ( )

Berdasarkan rumus Spearman Rank, nilai yang diperoleh yaitu 0.9273,

dengan jumlah total sampel dalam penelitian ini adalah sepuluh desa maka baik

dalam penetapan taraf kesalahan 5% dengan nilai rho tabel 0.648 maupun taraf

kesalahan 1% dengan nilai rho tabel 0.794. sehingga disimpulkan bahwa rho

hitung > rho tabel untuk taraf kesalahan 5% maupun 1% sehingga H1 diterima.

Hasil uji tersebut membuktikan bahwa potensi desa yang dinilai

berdasarkan data IDM 2021 memiliki korelasi dengan daya saing daerah tingkat
desa di Kecamatan Sabbang Selatan. Hal ini juga menggambarkan bahwa potensi

desa memiliki hubungan timbal-balik atau hubugan sebab-akibat dengan daya

saing daerah. Dengan kata lain potensi desa dan daya saing daerah saling

mempengaruhi satu sama lain.

Dengan melalui proses perencanaan berdasarkan hasil analisis potensi desa

dapat digunakan sebagai upaya pengembangan dan merangsang potensi lainnya

baik dari segi sumber daya manusianya yang kurang kompetensi, maupun dari

sektor sumber daya alam yang belum di manfaatkan secara maksimal.

Pelaksanaan program setelah melalui proses penguraian potensi suatu wilayah

akan menjadi dukungan untuk daya saing daerah wilayah tersebut.17

Pengembangan sektor potensi atau unggulan desa-desa di kecamatan

Sabbang Selatan yang dinilai berdasarkan data IDM dapat digunakan sebagai

leading sector untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan sektor-sektor

lainnya dengan harapan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini

sejalan dengan strategi pembangunan yang dikemukakan Sutikno dan Maryunani,

dimana strategi yang dikemukakan yaitu mendorong sektor unggulan menjadi

leading sector sehingga bisa mendorong pertumbuhan sektor-sektor lain.18

Adapun keberhasilan program ini dapat dinilai berdasarkan perolehan skor IDM

maupun Skor Daya Saing Daerah.

17
Siti Arianti, “Analisis Potensi dan Daya Saing Kecamatan sebagai Pusat Pertumbuhan
Satuan Wilayah Pengembangan (SWP) dalam Perspektif Ekonomi Islam Kabupaten Pesawaran”,
UIN Raden Intan Lampung, 2019
18
Sutikno dan Maryunani, “Analisis Potensi dan Daya Saing Kecamatan sebagai Pusat
Pertumbuhan Satuan Wilayah Pengembangan (SWP) Kabupaten Malang”, Journal of Indonesian
Applied Economics, Vol.1 No.1 Oktober 2007, https://media.neliti.com/media/publications/37942-
ID-analisis-potensi-dan-daya-saing-kecamatan-sebagai-pusat-pertumbuhan-satuan-wilay.pdf, 23
Februari 2023
KESIMPULAN

Berdasarkan penilian indikator IDM 2021, Desa Kalotok memiliki potensi

yang sangat baik di bidang ketahanan sosial hal ini ditunjang oleh budaya

masyarakat yang masih manjunjung adat. Ketersediaan sarana pendidikan,

kesehatan, modal sosial dan pemukiman merupakan modal terbaik dalam

pengembangan potensi desa. Adapun di bidang ketahanan ekonomi, desa yang

memiliki potensi terbaik adalah Desa Mari-mari dan Desa Kalotok, namun tidak

menutup kemungkinan untuk desa-desa lainnya untuk melakukan pengembangan

di bidang ini terutama desa yang juga memiliki pasar tradisional. Hal ini karena

potensi dalam ketahanan ekonomi meliputi keragaman produksi masyarakat,

akses pusat perdaganangan dan pasar, akses logistik, akses perbankan dan kredit,

serta keterbukaan wilayah. Dalam ketahanan ekologi/lingkungan, Desa Buangin

menjadi desa dengan potensi ketahanan ekologi/lingkungan terbaik di Kecamatan

Sabbang Selatan. hal ini di dukung oleh kualitas lingkungan dan tanggapan

bencana yang baik oleh pemerintah dan masyarakat.

Dengan perolehan nilai 0.9273, maka rho hitung > rho tabel untuk taraf

kesalahan 5% maupun 1% sehingga H1 diterima. Dengan kesimpulan bahwa

potensi desa yang dinilai berdasarkan data IDM 2021 memiliki korelasi dengan

daya saing daerah tingkat desa di Kecamatan Sabbang Selatan. Hal ini juga

menggambarkan bahwa potensi desa memiliki hubungan timbal-balik atau

hubugan sebab-akibat dengan daya saing daerah. Dengan kata lain potensi desa

dan daya saing daerah saling mempengaruhi satu sama lain. Jadi tidak salah
apabila banyak penelitian menghubungkan maupun menyatukan kedua topik

tersebut dalam satu kajian pembahasan.

DAFTAR PUSTAKA

Henrawan. Andi. “Potensi Daerah dan Daya Saing Daerah Berdasarkan Analisis
Tipologi Klassen”, Jurnal Litbang Sukowati. Vol. 4 No 1. November 2020,

Saputra. Azqy .“Strategi Pemerintah Daerah dalam Meningkatkan Pendapatan


Asli Daerah pada Era Pandemi Covid-19 di Provinsi NTB” 2022.

Badan Pusat Statistik, “Jumlah Desa di Indonesia”, 2019.

Badan Riset dan Inovasi Nasional Republik Indonesia, “Indeks Daya Saing
Daerah”, 2021.

Badrudin, Rudy. Pengembangan Ekonomi Lokal Kabupaten/Kota Provinsi


Daerah Istimewa Yogyakarta Menggunakan Tippologi Klasen dan
Location Quotient. Jurnal Riset Manajemen dan Bisnis. Vol. 7, No. 1
(2019).

Bawono,Iccuk Rangga dan Erwin Setyadi. Optimalisasi Potensi Desa di


Indonesia, Jakarta: Grasindo,2019

Dian.“Profil Desa Pompaniki”. Hasil Wawancara Pribadi. 29 November 2021,


Kantor Desa Pompaniki, 2021

Fardatul Firdaus, Ainur. Transformasi Ekonomi: Analisis Potensi, Pemanfaatan


Dan Prospek Ekonomi Lokal Di Desa Bendungan Kecamatan Duduk
sampeyan Kabupaten Gresik., Surabaya: Skripsi Universitas Islam
Negeri Sunan Ampel Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Program Studi
Ilmu Ekonomi. 2019.

Hastin, Mira. Analisis Pengembangan Potensi Ekonomi Lokal Untuk


Menguatkan Daya Saing Daerah Di Kabupaten Kerinci. Jurnal akrab
juara Vol. 6 No. 1. 2021.

Hayuni Putri, Osi. Analisis Pengembangan Ekonomi Lokal untuk Menguatkan


Daya Saing Daerah. Jurnal AKRAB JUARA. Vol. 6, No. 2 (2021)

https://luwuutarakab.bps.go.id/news/2022/01/03/7/rilis-berita-resmi-statistik-
kemiskinan-indeks-pembangunan-manusia-dan-ipm-kabupaten-luwu-
utara.html

Husna, Nailatul. Irwan Noor. Mochammad Rozikin. Analisis Pengembangan


Potensi Ekonomi Lokal Untuk Menguatkan Daya Saing Daerah Di
Kabupaten Gresik. Jurnal Administrasi Publik (JAP). Vol. 1, No. 1
(2018).

Joko Subagyo, P. Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek, Cet. 3 Jakarta: PT
Rineka Cipta, 1999

Juma’in, Panduan Indeks Daya Saing Daerah, Jakarta, 2020.

M Teja, “Pembangunan untuk Kesejahteraan Masyarakat di Kawasan Pesisir ”,


2015, https://jurnal.dpr.go.id/index.php/aspirasi/article/view/463/360, 13
Desember 2021.

Moloeng, lexy J. “Metode Penelitian Kualitatif”. Bandung:PT Remaja


Rosdakarya, 2013

Muhammad Fitrah, Lutfiyah, Metode Penelitian: penelitian Kualitatif, Tindakan


Kelas & Studi Kasus, Bandung: CV Jejak, 2017

Murdiyatmoko, Janu. Sosiologi Memahami dan Mengkaji Masyarkat, Bandung:


Grafindo Media Pratama, 2007

Nazir, Moh. Metode Penelitian, Bogor: Ghalia Indonesia, 2005

Nur Milla, Anita. (2019). Analisis Daya Saing Daerah Di Jawa Tengah.
Semarang: Skripsi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas
Diponegoro.

Nurdody Zakki, Isdiantoni, dan Isnani Yuli Andini ,“Analisis Potensi dan Tingkat
Perkembangan Desa di Kabupaten Sumenep”, Jurnal “PERFORMANCE”
Bisnis & Akuntansi, Vol VII NO. 1 Maret 2017

Pekik Nur Sasongko dan Retno Hastuti, “Membangun Desa Masa Depan”,
Klaten:Penerbit Cempaka Putih,2019.

Porter Michael E, Competive Advantage (Menciptakan dan Mempertahankan


Kinerja Unggulan), Kharisma Publik Group, 2008.

Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan (PPSK) Bank Indonesia dan


Laboratorium Penelitian, Pengabdian pada Masyarakat dan Pengkajian
Ekonomi (LP3E) Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran. (2008).
Profil dan Pemetaan Daya Saing Ekonomi Daerah Kabupaten Kota di
Indonesia. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada

Ridwan, “Profil Daya Saing Desa di Daerah Istimewa Yogyakarta”, EFEKTIF


Jurnal Bisnis dan Ekonomi. Vol. 12 No. 1 Juni 2021

S. Tarigan, Perencanaan Pembangunan Wilayah, Bumi Aksara, 2005


Saifudin Aswar, Metode Penelitian, Edisi 1 Yokyakarta:PUSTAKA PELAJAR
1999

Siti Arianti, “Analisis Potensi dan Daya Saing Kecamatan sebagai Pusat
Pertumbuhan Satuan Wilayah Pengembangan (SWP) dalam Perspektif
Ekonomi Islam Kabupaten Pesawaran”, UIN Raden Intan Lampung, 2019

Sofyah, Heppy. “Pengembangan Potensi Ekonomi dalam Penguatan Daya Saing


Kota Sungai Penuh”, Jurnal Akuntansi & Ekonomika, Vol. 7 No. 2. Desember
2017

Soleh, Ahmad Strategi Pengembangan Potensi Desa, Bandung:2017

Sudarto, Metedologi Penelitian Filsafat, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997

Sugiyono. (2017). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabetat

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Bisnis Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,


dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.


Bandung: CV. Alfabeta.

Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian. Yokyakarta: PT. Rineka Cipta, 1998

Susanto, Adi, Lina Krisnawati, dan Sutarman. “Membangun Kemandirian


Ekonomi Desa melalui Peningkatan Daya Saing Potensi Kekayaan Alam
Pedesaan”, Jurnal Maksipreneur, Vol. 8 No 1. Juni 2019

Sutikno dan Maryunani, “Analisis Potensi dan Daya Saing Kecamatan sebagai
Pusat Pertumbuhan Satuan Wilayah Pengembangan (SWP) Kabupaten
Malang”, Journal of Indonesian Applied Economics, Vol.1 No.1 Oktober
2007.

Undang-undang RI, Nomor 22 Tahun 1999, Tentang Desa

Undang-undang RI, Nomor 6 Tahun 2014, Tentang Desa

Website Resmi Desa Banjar Sari, “Artikel Desa: Pengertian, Fungsi, dan Ciri-
cirinya”, 2019.

Wibowo,Arif Andri dan Muhammad Farid Alfarisy, “Analisis Potensi Ekonomi


Desa dan Prospek Pengembangannya”, Jurnal Ekonomi, Bisnis dan
Akuntansi (JEBA), Vol. 22 No. 2, 2020

Anda mungkin juga menyukai