http://journal.umg.ac.id/index.php/jre
doi:10.30587/jre.v4i1.2161
JRE 4 (1) 2021, 25-32
ABSTRACT
Progress mundur dan masih banyaknya indikator MDGs Kabupaten Gresik yang belum mencapai
target salah satu sebabnya adalah minimnya layanan dan fasilitas yang tersedia khususnya di daerah
pedesaan yang yang berada di pesisir. Salah satu upaya pertama yang bisa dilakukan adalah
mengenal potensi dan permasalahan masyarakat desa setempat, sehingga mengetahui layanan
minimum yang dibutuhkan. Kajian ini mencoba menggali permasalahan dan potensi yang ada di Desa
di daerah Pesisir dengan menggunakan metode penghitungan Indeks Pembangunan Desa (IPD),
dimana apparat desa sebagai informannya dan kuesioner sebagai teknik pengumpulan datanya. Jenis
kajian yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif. Dan Berdasar hasil kajian IPD di daerah pesisir
Kabupaten Gresik tepatnya di Kecamatan Ujungpangkah dan Kecamatan Panceng diketahui bahwa
yang termasuk Kategori Desa berkembang di Kecamatan Ujung Pangkah adalah Desa Pangkah Kulon,
Desa Banyu urip, Desa Bolo, Desa Pangkah Wetan, Desa Gosari, Desa Cangaan, Desa Karangrejo,
Desa Tanjang awan, Desa Glatik, Desa Ketapang Lor dan Desa Ngemboh. Sedangkan Desa Sekapuk
menjadi satu-satunya Desa yang Mandiri di Kecamatan Ujungpangkah. Sementara Desa Kebonagung
menjadi satu-satunya Desa Tertinggal di Kecamatan Ujungpangkah. Seluruh Desa yang menjadi lokasi
kajian di Kecamatan Panceng yakni Desa Panceng, Desa Sorowuti, Desa Sumurber, Desa Siwalan,
Desa Petung, Desa Banyutengah, dan Desa Campurejo masuk kategori Desa Berkembang. Rata-rata
variable yang kondisinya tertinggal di hampir seluruh desa di Kecamatan Ujung Pangkah adalah
variable Sarana Olah Raga dan Sarana Transportasi. Variable yang sangat baik rata rata di seluruh
desa di Kecamatan Ujung Pangkah adalah infrastruktur energy, Kesehatan masyarakat dan kualitas
SDM nya. Di Kecamatan Panceng Variabel Olah raga dan Kemandirian rata-rata kondisinya di tujuh
desa kajian masih kurang baik (tertinggal), sedangkan variable pelayanan Pendidikan, pelayanan
Kesehatan, infrastruktur energy, kualitas SDM, Kesehatan masyarakat dan infrastruktur air bersih dan
sanitasi sudah cukup baik, khususnya kualitas SDM semua desa sudah mandiri.
Corresponding author:
Email Address : roziana@umg.ac.id (Gresik, Jawa Timur)
Received 5 Januari 2021, Accepted 10 Pebruari 2021, Published 22 Pebruari 2021
PENDAHULUAN
Kabupaten Gresik sendiri jika dilihat Kabupaten Gresik masih cukup tinggi (Gambar
berdasar capaian MDGs-nya tahun 2014, masih 3).
ada 53,13% indicator yang belum tercapai, Khusus daerah Pesisir di Kabupaten Gresik
artinya masih jauh dari harapan. Meskipun jika tepatnya di Kecamatan Ujung Pangkah dan
dibandingkan dengan tahun 2013 ada penurunan Kecamatan Panceng, tingkat kemiskinannya
1,87%, tetapi indicator yang jauh dari target naik berdasarkan hasil olah data capaian MDGs masih
3,02%. (Gambar 2). cukup tinggi yakni untuk Kecamatan Ujung
Sementara Berdasar data dari BPS jawa Pangkah 22,52 % dan Kecamatan Panceng 15.59
Timur, Tingkat Kemiskinan Kabupaten Gresik % (hidayati,2016). Berdasar hasil kajian yang
Tahun 2017 mencapai 12,8%. Angka tersebut dilakukan oleh Hidayati dan Sholichah (2010),
menduduki urutan ke 14 dari 38 Kabupaten/Kota penyebab kemiskinan nelayan yang tinggal di
di Jawa Timur, artinya angka kemiskinan di daerah pesisir Kabupaten Gresik adalah
Rendahnya Law Inforcement dan Overfishing.
JRE: Jurnal Riset Entrepreneurship – Volume 4 Nomor 1, Pebruari 2021; 25-32
Selama ini program-program yang di sasaran. Di samping itu banyak sekali kegiatan
lakukan dalam rangka untuk menekan angka yang hanya bersifat duplikasi dari kegiatan tahun
kemiskinan lebih banyak berupa charity, sebelumnya atau duplikasi daerah lain dengan
pembangunan fisik yang dirasa kurang tepat maksud agar anggaran yang sudah dipagukan
2
Roziana Ainul Hidayati / Analisis Klasifikasi Tipologi Desa...…….
27
JRE: Jurnal Riset Entrepreneurship – Volume 4 Nomor 1, Pebruari 2021; 25-32
dan penanganan gizi buruk; serta yang diperoleh peneliti dari responden berupa
ketersediaan fasilitas olah raga data Indikator Potensi Desa yang berjumlah 42
5. Penyelenggaraan Pemerintahan mewakili indikator. Sedangkan Teknik Pengumpulan data
indikasi kinerja pemerintahan desa merupakan primer ini adalah kuesioner.
bentuk pelayanan administratif yang Kuesioner di gunakan untuk mendapatkan
diselenggarakan penyelenggara pelayanan data indicator potensi desa yang nantinya akan
bagi warga yang dalam hal ini adalah diolah untuk mendapatkan nilai indeks
Pemerintah. Oleh karena itu variabel ini pembangunan desa berdasar indicator, variable
perlu diukur dan berdiri sendiri sebagai dan dimensi sehingga akan dapat menghasilkan
sebuah indikator pembangunan desa, karena kategori (typology) desa. Populasi kajian ini
sifatnya sebagai perangkat terlaksananya Desa-desa yang ada di Kecamatan Ujung
tujuan pembangunan desa tersebut. Pangkah dan Kecamatan Panceng sebagai bagian
Variabel-variabel penyusunnya meliputi dari daerah pesisir di Kabupaten Gresik.
kemandirian dan asset/kekayaan desa serta Sedangkan respondennya adalah aparat desa
kualitas sumber daya manusia sebagai pengisi kuesioner yang diambil dengan
IPD disusun untuk menunjukkan tingkat system purposive sampling.
perkembangan pembangunan di suatu desa. Adapun karakteristik apparat desa yang
Nilai indeks mempunyai rentang 0 s/d 100. diambil sebagai responden adalah yang
Untuk memudahkan interpretasi, dilakukan mengetahui dan memahami potensi desa dengan
pengelompokan desa menjadi 3 kategori baik. Dalam menganalisis data pada kajian ini
yaitu desa mandiri, desa berkembang, dan desa digunakan teknik analisis sebagai berikut :
tertinggal. a. Teknik Penghitungan IPD
a. Desa Mandiri adalah desa yang mempunyai Penghitungan nilai Indeks
ketersediaan dan akses terhadap pelayanan Pembangunan Desa akan dilakukan dengan
dasar yang mencukupi, infrastruktur yang system manual excel dan akan dihitung nilai
memadai, aksesibilitas/transportasi yang IPD setiap indicator, setiap variable, setiap
tidak sulit, pelayanan umum yang bagus, Dimensi dan IPD setiap desa.
serta penyelenggaraan pemerintahan yang b. IPD Scorecard untuk menganalisis pencapaian
sudah sangat baik. Secara teknis, desa IPD tingkat desa. Kartu ini disimbolkan dalam
mandiri merupakan desa dengan nilai IPD tiga warna, yaitu:
lebih dari 75. • Warna merah menunjukkan indikasi
b. Desa Berkembang yaitu desa mempunyai indicator/variable/dimensi/desa tertinggal.
ketersediaan dan akses terhadap • Warna kuning menunjukkan indikasi
pelayanan dasar, infrastruktur, aksesibilitas/ indicator/variable/dimensi/desa sedang
transportasi, pelayanan umum, dan berkembang.
penyelenggaraan pemerintahan yang cukup • Warna hijau menunjukkan indikasi
memadai. Secara teknis, desa berkembang indicator/variable/dimensi/desa mandiri
merupakan desa yang memiliki nilai IPD atau maju.
lebih dari 50 namun kurang dari atau sama
dengan 75. HASIL DAN PEMBAHASAN
c. Desa Tertinggal yaitu desa mempunyai Responden yang melakukan pengisian
ketersediaan dan akses terhadap kuesioner data potensi desa adalah apparat desa
pelayanan dasar, infrastruktur, di Kecamatan Ujung Pangkah dan Kecamatan
aksesibilitas/transp ortasi, pelayanan umum , Panceng. Desa di Kecamatan Ujung Pangkah
dan penyelenggaraan pemerintahan yang terdiri dari 13 desa dan yang mengisi kuesioner
masih minim. Secara teknis, desa tertinggal Data Potensi Desa ada 13 aparat desa. Adapun 13
merupakan desa yang memiliki nilai IPD desa tersebut yaitu Pangkah Kulon, Pangkah
kurang dari atau sama dengan 50. Wetan, Sekapuk, Bolo, Banyuurip, Gosari,
Cangaan, Karang rejo, Tanjangawan, Glatik,
METODE PENELITIAN Ketapanglor, Ngemboh, Kebon Agung.
Jenis kajian yang akan digunakan dalam Sedangkan Responden di Kecamatan Panceng
kajian ini adalah deskriptif dengan pendekatan dari 14 desa hanya 7 desa yang mengisi
kuatitatif. Adapun jenis data yang digunakan kuesioner.
dalam kajian ini adalah data primer, yaitu data
28
Roziana Ainul Hidayati / Analisis Klasifikasi Tipologi Desa...…….
Capaian Variabel IPD Kecamatan Ujung dan Desa Banyu Urip. Sedangkan desa yang
Pangkah variabelnya masih cukup banyak merahnya
Berdasar Tabel 1 menunjukkan bahwa (tertinggal) adalah Desa Glatik dan Desa
tidak ada satupun desa di Kecamatan Ujung Ngemboh. Dimana Kedua Desa tersebut sama
Pangkah yang seluruh variable potensi desanya sama memiliki variable tertinggal pada variable
tidak ada warna merahnya (tertinggal), Pelayanan Kesehatan, Sarana Transportasi, olah
sedangkan desa yang sedikit variabelnya merah raga dan kemandirian.
kurang dari 3 adalah Desa Sekapuk, Desa Gosari
Rata-rata kondisi jalan dan lalu lintas di Meskipun Kecamatan ini berada di Ujung barat
desa tersebut memang sudah cukup baik akan Kabupaten Gresik kondisi infrastruktur energi
tetapi ukuran jalan tidak lebar. Sedangkan seperti penerangan jalan dan bahan bakar
angkutan umum juga masih terbatas di waktu memasak cukup bagus ketersediaannya.
tertentu. Fasilitas olah raga juga hampir bisa Penanganan kejadian luar biasa (KLB),
dikatakan terbatas, hanya sebatas memanfaatkan Penanganan gizi buruk di Kecamatan Ujung
lahan kosong yang ada. Pangkah cukup bagus selama ini. Kesigapan
Selain beberapa ketertinggalan variable layanan di bidang Kesehatan masyarakat di
potensi desa seperti tersebut di atas, desa-desa di seluruh desa di Kecamatan UJungpangkah
Kecamatan Panceng memiliki potensi desa yang berwarna hijau semua yang artinya sangat baik.
sangat potensial yaitu kualitas sumber daya Capaian Dimensi Indeks Pembangunan
manusianya, penanganan Kesehatan pada Desa Kecamatan Ujung Pangkah.
masyarakatnya, serta infrastruktur energinya.
29
Roziana Ainul Hidayati / Analisis Klasifikasi Tipologi Desa...…….
Berdsarkan nilai Indeks Pembangunan Desa yang dicapai maka klasifikasi desa di Kecamatan
UjungPangkah rata-rata masuk kategori Desa Berkembang yaitu diantanya Desa Pangkah Kulon, Desa
Banyu urip, Desa Bolo, Desa Pangkah Wetan, Desa Gosari, Desa Cangaan, Desa Karangrejo, Desa
Tanjang awan, Desa Glatik, Desa Ketapang Lor dan Desa Ngemboh. Sedangkan Desa Sekapuk
menjadi satu-satunya Desa yang Mandiri di Kecamatan Ujungpangkah. Sementara Desa Kebonagung
menjadi satu-satunya Desa Tertinggal di Kecamatan Ujungpangkah.
1
JRE: Jurnal Riset Entrepreneurship – Volume 4 Nomor 1, Pebruari 2021; 25-32
Secara umum tujuh desa di Kecamatan dan Desa Campurejo masuk kategori Desa
Panceng yang diteliti termasuk type Desa Berkembang.
Berkembang. Artinya bahwa ketujuh desa 3. Rata-rata variable yang kondisinya tertinggal
tersebut sudah mulai menggeliat menuju kea rah di hampir seluruh desa di Kecamatan Ujung
desa maju (on track). Beberapa pembangunan Pangkah adalah variable Sarana Olah Raga
desa dan peningkatan layanan mulai dibenahi dan dan Sarana Transportasi. Sedaangkan variable
ditingkatkan untuk menuju desa mandiri. yang sangat baik rata rata di seluruh desa di
Kecamatan Ujung Pangkah adalah
KESIMPULAN infrastruktur energy, Kesehatan masyarakat
1. Kategori Desa Berkembang di Kecamatan dan kualitas SDM nya.
Ujung Pangkah adalah Desa Pangkah Kulon, 4. Di Kecamatan Panceng Variabel Olah raga
Desa Banyu urip, Desa Bolo, Desa Pangkah dan Kemandirian rata-rata kondisinya di tujuh
Wetan, Desa Gosari, Desa Cangaan, Desa desa kajian masih kurang baik (tertinggal),
Karangrejo, Desa Tanjang awan, Desa Glatik, sedangkan variable pelayanan Pendidikan,
Desa Ketapang Lor dan Desa Ngemboh. pelayanan Kesehatan, infrastruktur energy,
Sedangkan Desa Sekapuk menjadi satu- kualitas SDM, Kesehatan masyarakat dan
satunya Desa yang Mandiri di Kecamatan infrastruktur air bersih dan sanitasi sudah
Ujungpangkah. Sementara Desa Kebonagung cukup baik, khususnya kualitas SDM semua
menjadi satu-satunya Desa Tertinggal di desa sudah mandiri.
Kecamatan Ujungpangkah.
2. Seluruh Desa yang menjadi lokasi kajian di SARAN
Kecamatan Panceng yakni Desa Panceng, 1. Perlu ada strategi yang tepat untuk
Desa Sorowuti, Desa Sumurber, Desa meningkatkan pembangunan di desa
Siwalan, Desa Petung, Desa Banyutengah, Kebonagung dengan menggali potensi desa
2
JRE: Jurnal Riset Entrepreneurship – Volume 4 Nomor 1, Pebruari 2021; 25-32
DAFTAR PUSTAKA
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
(Bappenas). (2001). Indeks Pembangunan
Daerah (Regional Development Index).
Draft/Rancangan dalam Bentuk Ringkasan.
Jakarta: Bappenas
Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tuban
(2015) Kecamatan Dalam Angka di
Kabupaten Tuban 2014
Hidayati, Roziana Ainul, Sholichah (2010),
Model Pengentasan Kemiskinan Nelayan
di Pesisir pantai Utara jawa Timur I
Hidayati, Roziana Ainul, (2013), Pola
Kemiskinan Nelayan di Kabupaten Gresik
(2013)
Hidayati, Roziana Ainul, (2014), Analisis
Strategi Program Pengentasan Kemiskinan
berdasar Millenium Development Goals di
Kabupaten Gresik.
Hidayati, Roziana Ainul, (2015) Analisis
Pengukuran Pencapaian Penanggulangan
Kemiskinan dan Kelaparan di Kabupaten
Tuban Menggunakan Poverty and Hunger
Index
Hidayati, Roziana Ainul, (2016) Analisis
Progress Pencapaian MDGs di Provinsi
Jawa Timur
http://103.142.210.111:83/files/122143Laporan%
20Survei%20Kepuasan%20Masyarakat%2
0Tahun%202017.pdf
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2014 tetang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesai
Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesai
Nomor 5539).
Permendagri No. 66 Tahun 2007 Tentang
Perencanaan Pembangunan Desa.
Satria, Ase. 2015, Inilah Beberapa Definisi
Pembangunan Desa Menurut Para Ahli,
32