Anda di halaman 1dari 25

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Keputusan Pembelian

Keputusan konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk merupakan

suatu tindakan yang lazim dijalani oleh setiap individu konsumen ketika

mengambil keputusan membeli. Keputusan membeli atau tidak membeli

merupakan bagian dari unsur yang melekat pada diri individu konsumen yang

disebut behavior, dimana ia merujuk kepada tindakan fisik yang nyata.

Berikut ini peneliti paparkan pendapat-pendapat mengenai keputusan

pembelian yang dikemukakan beberapa ahli : Menurut Buchari Alma (2011:96),

mengemukakan bahwa keputusan pembelian adalah :“Suatu keputusan konsumen

yang dipengaruhi oleh ekonomi keuangan, teknologi, politik, budaya, produk,

harga, lokasi, promosi, physical evidence, people dan process, sehingga

membentuk suatu sikap pada konsumen untuk mengolah segala informasi dan

mengambil kesimpulan berupa response yang muncul produk apa yang akan

dibeli”.

Sedangkan Menurut Philip Kotler yang diterjemahkan oleh A.B Susanto

(2012 : 202) mengemukakan bahwa keputusan pembelian dapat diartikan sebagai

suatu keputusan yang diambil oleh seorang calon pembeli menyangkut kepastian

akan membeli atau tidak.

13
14

Berdasarkan definisi tersebut, peneliti sampai pada pemahaman bahwa

keputusan pembelian merupakan suatu keputusan yang dipengaruhi oleh beberapa

faktor yang akan membuat konsumen secara aktual mempertimbangkan segala

sesuatu dan pada akhirnya konsumen membeli produk yang paling mereka sukai.

Sementara itu keputusan konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk

meliputi enam sub keputusan (pilihan produk, pilihan merek, pilihan penyalur,

waktu pembelian, jumlah pembelian, metode pembayaran), Kotler dan Keller

yang dialih bahasakan A.B Susanto (2012:184) menjelaskannya sebagai berikut :

a. Pilihan produk

Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli sebuah produk

atau menggunakan uangnya untuk tujuan lain. Dalam hal ini perusahaan

harus memusatkan perhatiannya kepada orang-orang yang berminat

membeli sebuah produk serta alternatif yang mereka pertimbangkan.

b. Pilihan merek

Pembeli harus mengambil keputusan tentang merek mana yang akan

dibeli. Setiap merek memiliki perbedaan-perbedaan tersendiri. Dalam hal ini

perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merek

c. Pilihan penyalur

Pembeli harus mengambil keputusan penyalur mana yang akan

dikunjungi. Setiap pembeli mempunyai pertimbangan yang berbeda-beda

dalam hal menentukan penyalur bisa dikarenakan faktor lokasi yang dekat,

harga yang murah, persediaan barang yang lengkap dan lain-lain.


15

d. Waktu pembelian.

Keputusan konsumen dalam pemilihan waktu pembelian bisa berbeda-

beda, misalnya : ada yang membeli setiap hari, satu minggu sekali, dua

minggu sekali, tiga minggu sekali atau sebulan sekali.

e. Jumlah pembelian

Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk

yang akan dibelinya pada suatu saat. Pembelian yang dilakukan mungkin

lebih dari satu. Dalam hal ini perusahaan harul mempersiapkan banyaknya

produk sesuai dengan keinginan yang berbeda-beda dari para pembeli.

f. Metode pembayaran

Pembeli dapat mengambil keputusan tentang metode pembayaran yang

akan dilakukan dalam pengmbilan keputusan konsumen menggunakan

barang dan jasa, dalam hal ini juga keputusan pembelian juga dipengaruhi

oleh teknologi yang digunakan dalam transaksi pembelian.

Menurut Peter dan Olson (2013:163),keputusan pembelian adalah proses

integrasi yang digunakan untuk mengkombinasikan pengetahuan untuk

mengevaluasi dua ataulebih perilaku alternatif dan memilih satu diantaranya.

Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung

terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan.

Perusahaan di tuntut untuk dapat memenuhi kebutuhan pelanggan dan

menyesuaikan keinginan pelanggan sehingga perusahaan harus mampu


16

mendeteksi apa yang menjadi kebutuhan pasar atau keinginan konsumen serta

membaca dan menterjemahkan setiap perubahan situasi sebagai peluang.

Perusahaan tidak akan berkembang tanpa adanya pelanggan. Semakin banyak

pelanggan, maka perusahaan akan mampu bersaing dengan perusahan-perusahaan

lain di era globalisasi ini. (Ahmad Dwi Nurdiyanto, 2019)

2.1.1.1 Tipe-tipe Keputusan Pembelian

Pengambilan keputusan konsumen pada umumnya berbeda-beda tergantung

pada jenis keputusan pembeliannya. Tipe-tipe keputusan pembelian tersebut dapat

dikelompokan kedalam empat tipe, Kotler dan Amstrong (2012:208) menyatakan

bahwa terdapat empat tipe perilaku pembeli dalam keputusan pembelian, yaitu:

Tabel 2.1
Tipe-tipe Keputusan Pembelian

High Involvement Low Involvement

Significant Differences Complex Buying Variety-Seeking Buying

Between Brands Behavior behavior

Few Differences Dissonance Reducing Habitual Buying

Between Brands Buying Behavior Behavior

Sumber : Kotler & Amstrong (2012:208)

Penjelasan dari ke empat tipe pembelian yaitu sebagai berikut:

1. Perilaku pembelian yang kompleks (Complex Buying Behavior) Dimana

konsumen terlibat dalam perilaku pembelian yang rumit disaat mereka


17

sangat terlibat dalam sebuah pembelian dan menyadari adanya yang

signifikan diantara berbagai merek.

2. Perilaku pembelian yang mengurangi ketidakefesiensian (Dissonance-

Reducing Buying Behavior) Konsumen mengalami keterlibatan tinggi akan

tetapi melihat sedikit perbedaan, diantara merek-merek. Keterlibatan yang

tinggi didasari oleh fakta bahwa pembelian tersebut mahal, jarang dibeli dan

beresiko

3. Perilaku pembelian yang mencari keragaman (Dissonance-Reducing Buying

Behavior) Beberapa situasi pembeli ditandai oleh keterlibatan konsumen

yang rendah namun perbedaan merek yang signifikan. Dalam situasi ini,

konsumen sering melakukan perpindahan merek.

4. Perilaku pembelian yang karena kebiasaan (Habitual Buying Behavior)

Keterlibatan konsumen rendah sekali dalam proses pembelian karena tidak

ada perbedaan nyata diantara berbagai merek. Harga barang relati murah.

Keputusan Pembelian adalah inisiatif responden dalam pengambilan

keputusan untuk membeli sebuah produk. Menurut Crow and Crow (2018)

keputusan adalah pendorong yang menyebabkan seseorang memberi perhatian

terhadap orang, sesuatu, aktivitas-aktivitas tertentu. keputusan pembelian juga

merupakan kecenderungan dalam diri individu untuk tertarik pada sesuatu objek

atau menyenangi sesuatu objek. Keputusan merupakan ketertarikan konsumen

terhadap suatu prduk dengan mencari informasi tambahan. Keputusan yang timbul

dalam diri pembeli sering kali berlawanan dengan kondisi keuangan yang dimiliki
18

keputusan pembelian konsumen merupakan keinginan tersembunyi dalam benak

konsumen. (Sahalam, 2017)

Pengertian Keputusan Keputusan adalah suatu perbuatan (sikap) pemilihan

dari sejumlahalternatif dan sejumlah altenatif tersebut tidak harus dipilih semua,

tetapi dipilih beberapa saja atau dipilih satu saja. Keputusan ini dinyatakan dalam

suatu bentukkata-kata yang dirumuskan dalam suatu peraturan : perintah, intruksi,

kebijaksanaan, dan dalam bentuk apa saja yang dikehendaki.

Keputusan adalah sesuatu pilihan yang di ambil diantara satu atau lebih

pilihan yang tersedia. Setiap manajer atau pimpinan sebaiknya harus cekatan

dalam mengambil keputusan mengenai sesuatu masalah atau hal tertentu.

Pengambilan keputusan (Desicion Making) adalah melakukan penilaian dan

menjatuhkan pilihan. Keputusan ini di ambil setelah melalui beberapa perhitungan

dan pertimbangan alternatif. Sebelum pilihan di jatuhkan, ada beberapa tahap

yang mungkin akan di lalui oleh pembuat identifikasi masalah utama, menyusun

alternatif yang akan di pilih dan sampai pada pengambilan keputusan yang

terbaik. pembelian konsumen merupakan suatu proses pemilihan salah satu dari

beberapa alternatif penyelesaian masalah dengan tindak lanjut yang nyata.

2.1.1.2 Indikator Keputusan Pembelian

Terdapat indikator dari keputusan pembelian, yaitu :

a) Keputusan transaksional, yaitu kecenderungan seseorang dalam membeli

produk.
19

b) Keputusan referensial, yaitu kecenderungan seseorang mereferensikan

produk kepada orang lain.

c) Keputusan preferensial, yaitu menunjukkan perilaku seseorang yang

memiliki preferensial utama pada produk tersebut. Preferensi ini dapat

diganti jika terjadi sesuatu dengan produk preferensinya.

d) Keputusan eksploratif, yaitu menunjukkan perilaku seseorang yang selalu

mencari informasi mengenai produk yang diminati.

2.1.1.3 Faktor Keputusan Pembelian

Berbagai faktor yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan

pembelian suatu produk atau jasa, biasanya konsumen selalu mempertimbangkan

kualitas, harga dan produk yang sudah dikenal oleh masyarakat sebelum

konsumen memutuskan untuk membeli,berdasarkan defenisi diatas disimpulkan

bahwa keputusan pembelian adalah tindakan yang dilakukan konsumen untuk

melakukan pembelian sebuah produk. Oleh kerena itu pengambilan keputusan.

keputusan pembelian konsumen selalu terselubung dalam tiap diri individu yang

mana tak seorang pun bisa tahu apa yang diingkan dan diharapkan konsumen.

keputusan pembelian konsumen juga merupakan sesuatu yang timbul setelah

menerima rangsangan dari produk yang dilihatnya, dari sana timbul ketertarikan

untuk mencoba produk tersebut sampai pada akhirnya timbul keinginan untuk

membeli agar dapat memilikinya.

Menurut Mc. Carthy keputusan pembelian juga merupakan dorongan yang

timbul dalam diri seseorang untuk membeli barang atau jasa dalam rangka
20

pemenuhan dari komponen perilaku konsumen dalam sikap mengkonsumsi,

kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar-

benar dilaksanakan. Jadi dapat disimpulkan keputusan pembelian konsumen

adalah niatan yang timbul dari dalam diri seseorang untuk melakukan pembelian

suatu produk atau jasa dengan pertimbangan sebelum proses pembelian

berlangsung. Karakteristik keputusan pembelian menurut Bimo Walgito:

a) Menimbulkan sikap positif terhadap terhadap sesuatu objek.

b) Adanya sesuatu yang menyenangkan yang timbul dari sesuatu objek.

c) Mengandung sesuatu pengharapan yang menimbulkan keinginan atau gairah

untuk mendapatkan sesuatu yang menjadi minatnya.

Keputusan pembelian dipengaruhi oleh beberapa factor. Adapun faktor-

faktor keputusan pembelian menurut Cow and Crow dalam Abdul Rahman dan

Muhbib berpendapat ada tiga faktor yang menjadi timbulnya keputusan

pembelian, yaitu:

a) Dorongan dari dalam diri individu, misal dorongan untuk makan. Dorongan

untuk makan akan membangkitkan minat untuk bekerja atau mencari

penghasilan, minat terhadap produksi makanan dan lain-lain. Dorongan

ingin tahu atau rasa ingin tahu akan membangkitkan minat untuk membaca,

belajar, menuntut ilmu, melakukan penelitian dan lain-lain.

b) Motif sosial, dapat menjadi faktor yang membangkitkan minat untuk

melakukan suatu aktivitas tertentu. Misalnya minat terhadap pakaian timbul

karena ingin mendapatkan persetujuan atau penerimaan dan perhatian orang

lain. Minat untuk belajar atau menuntut ilmu pengetahuan timbul karena
21

ingin mendapat penghargaan dari masyarakat, karena biasanya yang

memiliki ilmu pengetahuan cukup luas (orang pandai) mendapat kedudukan

yang tinggi dan terpandang dalam masyarakat.

c) Faktor emosional, minat mempunyai hubungan yang erat dengan emosi.

Bila seseorang mendapatkan kesuksesan pada aktivitas akan menimbulkan

perasaan senang, dan hal tersebut akan memperkuat minat terhadap aktivitas

tersebut, sebaliknya suatu kegagalan akan menghilangkan minat terhadap

hal tersebut.

2.1.2 Promosi

2.1.2.1 Pengertian Promosi

Promosi adalah komunikasi oleh pemasar yang menginformasikan dan

mengingatkan calon pembeli mengenai sebuah produk untuk mempengaruhi suatu

pendapatan atau memperoleh suatu respon. Fungsi utama dari suatu strategi

promosi para pemasar adalah untuk meyakinkan target pelanggan bahwa barang

dan jasa yang ditawarkan tersebut memiliki keunggulan yang berbeda

dibandingkan pesaing. Keunggulan diferensiasi merupakan suatu kumpulan dari

fitur yang unik dari suatu perusahaanan produknya yang diterima oleh target pasar

sebagai sesuatu yang penting dan unggul dibandingkan dengan pesaing. Fitur

tersebut dapat meliputi produk yang berkualitas tinggi, pengiriman yang cepat,

harga yang murah, pelayanan yang baik, atau fitur lain yang tidak ditawarkan oleh

pesaing. Dengan demikian promosi merupakan bagian penting dari bauran

pemasaran, menginformasikan para konsumen atas manfaat produk dan kemudian

mempromosikan produk dalam pasar. (Mawasari, 2018).


22

Promosi merupakan fungsi komunikasi dari perusahaan yang bertanggung

jawab menginformasikan dan membujuk/mengajak pembeli. Promosi merupakan

salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Promosi

merupakan cara khusus dari iklan pribadi, promosi penjualan dan hubungan

masyarakat yang dipergunakan perusahaan untuk tujuan iklan dan pemasarannya.

Hakikatnya promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran yang dimaksud

dengan komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha

menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk dan mengingatkan pasar

sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan

loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. (Andri

Irawan dkk, 2022)

Promosi ini merupakan salah satu variabel di dalam marketing mix yang

sangat penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam pemasaran produk dan

jasanya. Perusahaan tidak hanya mengembangkan produk yang berkualitas, dan

juga ditawarkan dengan harga yang menarik.

promotional mix (bauran promosi) adalah kombinasi strategi yang paling

baik dari variabel-variabel periklanan, personal selling, dan alat-alat promosi lain,

yang semuanya untuk mencapai program penjualan. Pada pokoknya variabel-

variabel yang ada dalam promotional mix itu ada empat ( ada juga yang

berpendapat lebih dari empat variabel) yaitu :

a. Perikalanan adalah bentuk presentasi dan promosi non pribadi tentang

ide, barang, dan jasa yang dibayar oleh sponsor tertentu.


23

b. Personal selling adalah persentasi lisan dalam suatu percakapan dengan

satu calon pembeli atau lebih yang ditujukan untuk menciptakan

penjualan.

c. Publisitas adalah dorongan permintaan secara non pribadi untuk suatu

produk, jasa, atau ide dengan menggunakan berita komersial didalam

media masa dan sponsor.

d. Promosi penjualan adalah kegiatan pemasaran selain personal selling,

periklanan, dan publisitas yang mendorong pembelian konsumen dan

efektivitas dan publisitas-yang mendorong pembelian konsumen dan

efektifitas pengencer. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain: peragaan,

pertunjukan dan pameran, demontrasi, dan sebagainya. (Sahalam, 2017)

Swastha & irawan (2005:353) menyatakan bahwa tujuan dari promosi yaitu:

a. Memodifikasi tingkahlaku

Penjual (sebagai sumber) selalu berusaha menciptakan kesan baik tentang

dirinya (promosi kelembagaan) atau mendorong pembelian barang dan jasa

perusahaan.

b. Memberitahu

Kegiatan promosi itu dapat ditunjukan untuk memberitahu pasar yang dituju

tentang penawaran perusahaan. Promosi yang bersifat informasi umumnya

lebih sesuai dilakukukan pada tahap-tahap awal di dalam siklus kehidupan

produk.
24

c. Membujuk (Persuasif)

Promosi yang bersifat persuasif ini akan menjadi dominan jika produk yang

besangkutan mulai memasuki tahap pertumbuhan di dalam siklus

kehidupannya.

d. Meningkatkan

Promosi yang bersifat meningkatkan dilakukan terutama untuk

mempertahankan merk produk di hati masyarakat dan perlu dilakukan

selama tahap kedewasaan di dalam siklus kehidupan produk.Tujuan akhir

segala promosi adalah meningkatkan penjualan. Selain itu, para tenaga

pemasaran dapat menggukan promosi untuk menyampaikan informasi,

memposisikan produk, menambah nilai tambah, mengendalikan volume

penjualan.

Menurut Boyd, et al (2000:65) promosi adalah sebuah program terkendali

dan terpadu dari metode komunikasi dan material yang dirancang untuk

menghadirkan perurasahan dan produk-produknya kepada calon konsumen, yang

memuaskan kebutuhan untuk mendorong penjualan yang pada akhirnya memberi

kontribusi pada kinerja laba jangka panjang.

Promosi merupakan bahan inti dalam kampanye pemasaran, terdiri koleksi

alat insentif, sebagian besar jangka pendek, yang dirancang untuk menstimulasi

pembeli yang lebih besar atas produk atau jasa tertentu oleh konsumen atau

pedagang (Kotler, 2008, h.219). sedangkan Gronroos (1988) mendefinisikan

kualitas pelayanan sebagai hasil persepsi dari perbanding- an antara harapan

pelanggan dengan kinerja aktual pelayanan. Dengan kata lain ada dua faktor
25

utama yang memengaruhi kualitas jasa, yaitu ex-pected service (pengalaman yang

diharapkan) dan perceived service (pelayanan yang diterima). Sementara itu

kualitas total suatu jasa terdiri dari 3 komponen utama, yaitu: technical quality

(terdiri dari: search quality, experience quality, credence quality), functional

quality, dan coorporate image, (Kharisma Nawang Sigit, 2020).

Suatu perusahaan banyak melakukan aktivitas tidak hanya menghasilkan

produk atau jasa, menetapkan harga, dan menjual produk atau jasa, banyak

aktvitas lainnya yang saling berkaitan satu dengan lainnya. Salah satunya adalah

promosi, kegiatan promosi adalah salah satu bagian dari bauran pemasaran

perusahaan, yang isinya memberikan imformasi kepada masyarakat atau

konsumen tentang produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan. Tidak hanya itu,

kegiatan promosi merupakan kegiatan komunikasi antara perusahaan dengan

pelanggan atau konsumen.

2.1.2.2 Indikator Promosi

Menurut Kotler indikator dalam promosi adalah :

a) Jangkauan promosi harus sesuai dengan keadaan.

b) Kuantitas penayangan promosi di media iklan.

c) Kualitas penyampaian pesan dalam penayangan iklan di media promosi

2.1.3 Kualitas Produk

Salah satu nilai utama yang akan diharapkan oleh konsumen dari produsen

adalah kualitas produk dan jasa yang tertinggi. Kualitas produk merupakan

bagaimana menggambarkan produk tersevut dapat memberikan sesuatu yang

dapat memuaskan konsumen. Definisi menurut Lupiyoadi kualitas produk adalah


26

sejauh mana produk memenuhi spesifikasi – spesifikasinya. Pendapat ini sejalan

dengan define yang dikemukakan oleh Kotler dan Amstrong, yang menyatakan

bahwa kualitas produk adalah sebagai berikut : Product quality is the ability of a

product to perform it’s functions. Kemudian dipertegas oleh Sofjan Assauri yang

mendefinisikan kualitas produk adalah pernyataan tingkat kemampuan dari suatu

merek atau produk tertentu dalam melaksanakan fungsi yang diharapkan.

Bedasarkan beberapa definisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli, maka

penulis sampai pada pemahaman bahwa kualitas produk merupakan kemampuan

sebuah produk untuk menghasilkan kinerja yang dapat memenuhi kebutuhan dan

keinginan konsumen.

Pada dasarnya kualitas mengandung banyak definisi karena setiap individu

pasti memiliki cara pandang yang berbeda-beda. Perspektif kualitas produk

merupakan persepsi seorang konsumen terhadap keseluruhan kualitas atau

keunggulan suatu produk atau jasa dengan maksud yang diharapkan atau

diinginkan oleh konsumen. Menurut David Garvin yang dikutip dalam buku

Fandy Tjiptono, perspektif kualitas dapat diklasifikasikan dalam lima kelompok.

a) Transcendental approach

Kualitas dalam pendekatan ini dapat dirasakan atau diketahui tetapi sulit

didefinisikan dan dioperasionalkan. Sudut pandang ini biasanya diterapkan

dalam seni musik, drama, seni tari, dan seni rupa. Selain perusahaan dapat

mempromosikan produknya dengan pertanyaan-pertanyaan seperti tempat

berbelanja yang menyenangkan (supermarket), elegan (mobil), kecantikan

wajah (kosmetik) kelembutan dan kehalusan kulit (sabun mandi), dan lain-
27

lain. Dengan demikian fungsi perencanaan, produksi, dan pelayanan suatu

perusahaan sulit sekali menggunakan definisi ini sebagai dasar manajemen

kualitas.

b) Product-based approach

Pendekatan ini menganggap bahwa kualitas sebagai karakterisktik atau

atribut yang dapat di kuantifikasikan dan dapat diukur. Perbedaan dalam

kualitas mencerminkan perbedaan dalam jumlah beberapa unsur atau atribut

yang dimiliki produk. Karena pandangan ini sangat objektif, maka tidak

dapat menjelaskan perbedaan dalam selera, kebutuhan, dan preferensi

individual.

c) User-based approach

Pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa kualits tergantung pada

orang yang memandangnya, dan produk yang paling memuaskan referensi

seseorang (misalnya perceived quality) merupakan produk yang berkualitas

yang paling tinggi. Perspektif yang subyektif dan demand-oriented juga

menyatakan bahwa konsumen yang berbeda memiliki kebutuhan dan

keinginan yang berbeda pula, sehingga kualitas bagi seseorang adalah sama

dengan kepuasan maksimum yang dirasakan. Kepuasan seseorang tentu

akan berbeda-beda pula, begitu juga dengan pandangan seseorag terhadap

kualitas suatu produk pasti akan berbeda-beda pula pandangannya. Suatu

produk yang dapat memenuhi keinginan dan kepuasan seseorang, belum

tentu dapat memenuhi kepuasan orang lain.


28

d) Manufacturing-based approach

Perspektif ini bersifat supply-based dan terutama memperhatikan praktik-

praktik perekayasaan dan pemanufakturan, serta mendefinisikan kualitas

sebagai sama dengan persyaratannya. Dalam sektor jasa, dapat dikatakan

kualitas bersifat operation-driven. Pendekatan ini berfokus pada

penyesuaian spesifikasi yang dikembangkan secara internal, yang sering kali

di dorong oleh tujuan peningkatan produktivitas dan penekanan biaya. Jadi

yang menentukan kualitas adalah standar-standar yang ditetapkan

perusahaan, bukan konsumen yang menggunakannya.

e) Value-based approach

Pendekatan ini memandang kualitas dari segi nilai dan harga dengan

mempertimbangkan trade-off antara kinerja dan harga, kualitas

didefinisikan sebagai “affordable excellence”. Kualitas dalam perspektif ini

bernilai relatif, sehingga produk yang memiliki kualitas paling tinggi belum

tentu produk yang paling bernilai. Akan tetapi yang paling bernilai adalah

produk atau jasa yang paling tepat dibeli.

Konsumen selalu mengaharapkan akan mendapat kualitas produk yang

terbaik dari barang atau produk yang dibelinya. Kualitas produk menjadi salah

satu faktor dalam mebentuk sebuah citra merek dan kepuasaan konsumen.

Kualitas produk juga dapat mempengaruhi minat konsumen untuk menjadikan

produk tersebut menjadi alternatif saat melakukan proses pembelian. Mayoritas

konsumen sangat memperhatikan kualitas produk untuk sesuatu yang akan


29

dinelinya. Lupiyoadi mengemukakan bahwa kualitas suatu produk memiliki

delapan dimensi pengukuran yang terjadi dari aspek-aspek berikut :

a) Kinerja (performance)

Kinerja disini merujuk pada karakter produk inti yang meliputi merek,

atribut-atribut yang dapat diukur, dan aspek-aspek kinerja individu. Kinerja

beberapa produk biasanya didasari oleh preferensi subjektif konsumen yang

pada dasarnya bersifat umum (universal). Misalnya dalam kecepatan sebuah

produk untuk memberikan kinerjanya atau kemampuan sebuah produk

untuk memproses kinerjanya serta kemudahan untuk digunakan.

b) Keragaman produk (features)

Dapat berbentuk produk tambahan dari suatu produk inti yang dapat

menambah nilai suatu produk. Fitur suatu produk biasanya diukur secara

subjektif oleh masing-masing individu (dalam hal ini konsumen) yang

menunjukkan adanya perbedaan kualitas suatu produk. dengan demikian

perkembangan kualitas suatu produk menurut karakter fleksibilitas agar

dapat menyesuaikan diri dengan permintaan pasar. Konsumen akan lebih

memilih produk yang memiliki keragaman dan keunikan fitur.

c) Kehandalan (Reliability)

Dimensi ini berkaitan dengan timbulnya kemungkinan suatu produk

mengalami keadaan tidak berfungsi (malfunction) pada suatu periode.

Kehandalan suatu produk yang menandakan tingkat kualitas sangat berarti


30

bagi konsumen dalam memilih produk. Hal ini menjadi penting mengingat

besarnya biaya penggantian dan pemeliharaan yang harus dikeluarkan

apabila produk yang dianggap tidak reliable mengalami kerusakan.

d) Kesesuaian (Conformance)

Dimensi lain yang berhubungan dengan kualitas suatu barang adalah

kesesuaian produk dengan standar dalam industrinya. Kesesuaian suatu

produk dalam industri jasa diukur dari tingkat akurasi dan waktu

penyelesaian termasuk juga perhitungan kesalahan yang terjadi,

keterlambatan yang tidak dapat diantisipasi dan beberapa kesalahan lain.

Sehingga biasanya ada penetapan standar di setiap negara dan juga standar

industri.

e) Daya tahan/ketahanan (Durability)

Ukuran ketahanan suatu produk meliputi segi ekonomis maupun teknis.

Secara teknis, ketahanan suatu produk didefinisikan sebagai sejumlah

kegunaan yang diperoleh oleh seseorang sebelum mengalami penurunan

kualitas. Secara ekonomis, ketahanan diartikan sebagai usia ekonomis suatu

produk dilihat melalui jumlah kegunaan yang diperoleh sebelum terjadinya

kerusakan dan keputusan untuk mengganti produk.

f) Kemampuan pelayanan (Serviceability)

Kemampuan pelayanan bisa juga disebut dengan kecepatan, kompetensi,

kegunaan dan kemudahan produk untuk diperbaiki. Dimensi ini

menunjukkan bahwa konsumen tidak hanya memperhatikan adanya


31

penurunan kualitas produk tetapi juga waktu sebelum produk disimpan,

penjadwalan pelayanan, proses komunikasi dengan staff, frekuensi

pelayanan perbaikan akan kerusakan produk dan pelayanan lainnya.

Variabel-variabel tersebut dapat merefleksikan adanya perbedaan standar

perorangan mengenai pelayanan yang diterima. Dimana kemampuan

pelayanan suatu produk tersebut menghasilkan kesimpulan akan kualitas

produk yang dinilai secara subjektif oleh konsumen.

g) Estetika (Aesthetics)

Merupakan dimensi pengukuran yang paling subjektif. Estetika suatu

produk dilihat melalui bagaimana suatu produk terdengar oleh konsumen,

bagaimana tampak luar suatu produk, rasa, maupun bau. Jadi estetika jelas

merupakan penilaian dan refleksi yang dirasakan oleh konsumen.

h) Kualitas yang dipersepsikan (Perceive quality)

Konsumen tidak selalu memiliki informasi yang lengkap mengenai atribut-

atribut produk dan jasa. Namun demikian, biasanya konsumen memiliki

informasi tentang produk secara tidak langsung, misalnya melalui merek,

nama dan negara produsen. Ketahanan produk misalnya, dapat menjadi

sangat kritis dalam pengukuran kualitas produk. Selain itu, negara produsen

juga biasanya menjadi faktor penunjang untuk menciptakan persepsi

konsumen. Hal ini akan membentuk sebuah persepsi mengenai kualitas

suatu produk oleh konsumen.


32

2.2 Penelitian Terdahulu

Dalam melakukan penelitian ini, penulis mengacu kepada penelitian

terdahulu yang dijadikan sebagai bahan acuan untuk melihat seberapa besar

pengaruh hubungan antara satu variabel penelitian dengan variabel penelitian

yang lainnya. Selain itu, penelitian terdahulu dapat dipakai sebagai sumber

pembanding dengan penelitian yang sedang penulis lakukan.

Sehingga peneliti dapat memperoleh referensi dari beberapa penelitian yang

telah dilakukan oleh para peneliti terdahulu. Judul penelitian yang diambil sebagai

pembanding adalah yang penelitian memiliki variabel independen tentang harga,

kualitas produk dan desain produk yang dikaitkan dengan variabel dependen

tentang kepuasan konsumen. Penelitian yang dijadikan sebagai referensi memiliki

persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang sedang dilakukan peneliti saat

ini. Penelitian yang diambil juga merupakan penelitian yang membahas industri

sejenis yaitu smartphone, namun memiliki perbedaan dalam hal lokasi dan waktu

penelitian serta ada beberapa penelitian yang membahas smartphone dengan

merek yang berbeda. Berikut ini merupakan beberapa penelitian terdahulu yang

telah diperoleh dari berbagai jurnal dan internet sebagai perbandingan agar

diketahui persamaan dan perbedaannya :


33

Tabel 2.2
Penelitian Terdahulu

Nama, Tahun dan Tujuan Metode


No Hasil Penelitian
Judul Penelitian Penelitian
Ahmad Dwi Hasil penelitian
Nurdiyanto,(2019) Penelitian ini menunjukkan
melakukan Untuk merupakan bahwa atribut
penelitian tentang mengetahui kuantitatif toko ritel
Pengaruh atribut masing-masing dengan berpengaruh
1 toko ritel alfamart pengaruh menggunakan positif dan
jalan Pantura kendal variebel atribut teknik signifikan secara
pasca operasional toko,keputusan pengumpulan parsial dan
jalan tol baru batang pembelian data accidental simultan terhadap
semarang terhadap sampling keputusan
keputusan pembelian pembelian

Melanesia (2018)
tentang melakukan Untuk Hasil penelitian
penelitian tentang mengetahui menunjukkan
“Pengaruh Kualitas pengaruh Penelitian ini bahwa kualitas
Pelayanan terhadap kualitas mengguanakan pelayanan
2 Kepuasan Nasabah pelayaanan teknik data berpengaruh
Bank pada Nasabah terhadap analisis regresi terhadap
PD BPR Bank kepuasan linear berganda kepuasan nasabah
Sleman di pelanggan di PD BPR Bank
Kabupaten nasabah Sleman.
Sleman)”.

Tujuan dari
penelitian ini
adalah untuk Penelitian ini Hasil penelitian
Muthoharoh.(2019) mengetahui menggunakan ini menunjukan
Pengaruh kualitas kualitas produk, instrumen berupa bahwa variable
produk dan harga harga dan kuesioner yang (X1,X2,X3,X4)
3 terhadap keputusan keputusan kemudian terhadap variable
pembelian kerajinan pembelian hasilnya (Y) mempunyai
batik tulis Tuban konsumen Batik dianalisis melalui hubungan erat
Tulis Tuban di analisis regresi dengan analisis
Galery Batik berganda regresi berganda
Tulis Emmy
Tuban
34

Hasil penelitian
Pengambilan
Sudarwanto, (2016) menunjukkan
Untuk m sampel
Pengaruh Kualitas bahwa kualitas
Pengaruh menggunakan
Prduk, Promosi, dan produk, dan
Kualitas Prduk, teknik accidental
Harga Terhadap harga
Promosi, dan sampling.
4 Keputusan berpengaruh
Harga Terhadap Penelitian ini
Pembelian Produk signifikan
Keputusan menggunakan
Rinso di Rt 07 terhadap
Pembelian metode analisis
Pacarkembang keputusan
Produk Rinso regresi linear
Surabaya pembelian secara
berganda.
parsial.
Moh Martono dan
Untuk Hasil penelitian
Sri Setyo iriani,
menganalisis Penelitian ini ini variable
(2018) Analisis
pengaruh adalah penelitian kualitas produk,
Pengaruh Kualitas
kualitas produk, kuantitatif. harga dan
Produk, Harga dan
harga dan Metode yang promosi
Promosi Terhadap
5 promosi digunakan dalam berpengaruh
Minat Beli
terhadap minat penelitian ini signifikan
Konsumen Produk
beli konsumen adalah teknik terhadap minat
Batik Sendang
produk batik probability beli produk batik
Duwur
sendang duwur sampling. Sendang Duwur
Lamongan.Universit
lamongan Lamongan
as Negeri Surabaya .
Zamroni,(2019)
Untuk Pengambilan Terdapat
Pengaruh Kualitas
mengetahui sampel pengaruh variabel
Produk, Desain
masing- masing menggunakan kualitas produk,
Produk, dan Promosi
pengaruh teknik accidental desain
Terhadap
variebel harga, sampling. produk dan
6 Keputusan
kualitas produk Penelitian ini promosi secara
Pembelian produk
dan promosi menggunakan bersama-sama
elektronik merek
terhadap metode analisis terhadap
polytron di
keputusan regresi linear keputusan
Kabupaten Kudus.
pembelian berganda. pembelian.
Retna (2018)
Pengambilan menyatakan
melakukan Untuk
sampel bahwa kualitas
penelitian tentang mengetahui
menggunakan produk
“Pengaruh Kualitas Pengaruh
teknik accidental berpengaruh
Produk dan Kualitas Kualitas Produk
sampling. terhadap
7 Pelayanan terhadap dan Kualitas
Penelitian ini kepuasan
Kepuasan konsumen Pelayanan
menggunakan konsumen
pada PDAM Tirta terhadap
metode analisis PDAM Tirta
Pakuan Kota Bogor” Kepuasan
regresi linear Pakuan Kota
konsumen
berganda. Bogor.
35

Untuk
Aldona Etriningsih mengetahui
Penelitian ini
(2017) Analisis masing- masing
merupakan
Pengaruh Harga, pengaruh Hasil penelitian
kuantitatif
Kualitas Produk dan variebel harga, ini menunjukan
dengan
Kualitas Pelayan kualitas produk bahwa variable
menggunakan
Terhadap Keputusan dan kualitas (X1,X2,X3)
8 teknik
Pembelian Batik Di pelayanan terhadap variable
pengumpulan
Pasar Sore terhadap (Y) mempunyai
data dengan
MalioboroYogyakart keputusan hubungan yang
metode
Universitas PGRI pembelian batik sangat kuat
accidental
Yogykarta (Artikel) di Pasar Sore
sampling
Malioboro
Yogyakarta
Promosi
Teknik berpengaruh
pengambilan positif dan
sampel yang signifikan
Untuk
digunakan dalam terhadap
menganalisis
Kharisma Nawang penelitian ini kepuasan
pengaruh
Sigit, (2020), adalah purposive nasabah, hal ini
promosi dan
Promosi dan kualitas sampling, yaitu menunjukkan
9 kualitas layanan
layanan terhadap peneliti bahwa semakin
terhadap
kepuasan dan menentukan bagus promosi
kepuasan dan
loyalitas nasabah kriteria – kriteria yang
loyalitas
tertentu terhadap diberikan bank
nasabah.
sampel yang akan maka kepuasan
dijadikan obyek nasabah akan
penelitian. semakin
meningkat.

Hasil penelitian
Jenis penelitian
Kepercayaan
yang digunakan
Kurniawan, (2020) Untuk berpengaruh
adalah kuantitatif.
Pengaruh membahas positif terhadap
Alat analisis yang
Kepercayaan, faktor-faktor keputusan
bersifat
Kualitas Produk, dan yang pembelian.
kuantitatif adalah
10 Kualitas Pelayanan memengaruhi Kualitas
menggunakan
Terhadap Keputusan keputusan pelayanan
model-model,
Pembelian Secara pembelian berpengaruh
seperti model
Online Berbasis e- secara online di positif terhadap
matematika atau
commerce lazada.co.id. keputusan
model statistik
pembelian.
dan ekonometrik

Sumber : Dikutip dari berbagai sumber, 2022


36

2.3 Kerangka Pemikiran

Pada kerangka pemikiran ini penulis akan menjelaskan mengenai

kedudukan variabel-variabel dalam penelitian ini. Kerangka pemikiran akan

mempermudah pemahaman dalam mencermati arah-arah pembahasan dalam

penelitian ini yang disertai dengan paradigma penelitian untuk memberikan

gambaran yang lebih rinci dan jelas antara keterkaitan variabel penelitian yang

dilakukan. Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini digambarkan sebagai

berikut :

Promosi
(X1)
H1
Keputusan
Pembelian
(Y)
H2

Kualitas Produk
(X2)

H3
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pemikiran dan paradigma penelitian pada halaman

sebelumnya, maka peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut :

Perumusan hipotesis merupakan bagian dari langkah dalam suatu


37

penelitian. Tetapi perlu diketahui bahwa tidak setiap penelitian harus merumuskan

hipotesis. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

pernyataan seperti dibawah ini :

Hipotesis 1 :

Ho : Tidak ada pengaruh promosi terhadap keputusan pembelian

Ha : Adanya pengaruh promosi terhadap keputusan pembelian

Hipotesis 2 :

Ho : Tidak ada pengaruh kualitas terhadap keputusan pembelian

Ha : Adanya pengaruh kualitas terhadap keputusan pembelian

Hipotesis 3 :

Ho : Tidak ada pengaruh promosi dan kualitas produk terhadap keputusan

pembelian

Ha : Ada pengaruh promosi dan kualitas produk terhadap keputusan

pembelian

Anda mungkin juga menyukai